Anda di halaman 1dari 8

PEMBERDAYAAN dan KESEjAHTERAAN KELUARGA

(PKK)
TIM PENGGERAK PKK DESA MALINTUT

MATERI PENYULUHAN
PEMBINAAN KESADARAN BELA NEGARA (PKBN)
DI SUSUN OLEH :
POKJA I
TAHUN 2017

KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat dan
rahmatnya yang telah dilimpahkan sehingga penyusunan materi penyuluhan dengan judul “
Pembinaan Kesadaran Bela Negara (PKBN) “, dapat diselesaikan meskipun dalam susunan yang
sederhana.

Materi ini kami susun untuk sebagai salah satu syarat dalam mengikuti lomba yang akan
dilaksanakan Tim Penggerak PKK Desa Malintut.

Kami menyadari bahwa materi ini masih banyak kekurangan, untuk itu kami
mengharapkan dan menghargai segala kritik dan saran dari berbagai pihak guna kesempurnaan
yang lebih baik.

Akhirnya kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu
kami dalam penyusuan materi ini, Kami berharap materi ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Malintut, 2017

Penulis

PENDAHULUAN
A) Latar Belakang

Bangsa Indonesia telah memproklamasikan kemerdekaann Negara pada tanggal 17


Agustus 1945. Bangsa Indonesia bertekat bulat untuk membela, mempertahankan dan
menegakkan kedaulatan Negara berdasarkan pancasila dan UUD Negara Republik
Indonesia Tahun 1945 (selanjutnya disebut UUD NRI Tahun 1945). Sebagai warga
Negara maka kita perlu memiliki kemampuan partisipasi dalam usaha pembelaan Negara.
Kemampuan ini sangat penting agar Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI)
tercinta dapat menjalankan fungsinya yakni mewujudkan tuuan Negara sebagaimana yang
terdapat dalam pembukaan UUD NRI 1945 alenia keempat yaitu :
a. Melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah darah bangsa
b. Memajukan kesejahteraan umum
c. Mencerdaskan kehidupan bangsa
d. Melaksanakan ketertiban dunia

Usaha bela Negara merupakan hak dan sekaligus kewajiban warga Negara. Kesadaran
bela Negara merupakan salah satu elemen yang mendasar dalam menentukan eksentesi
Negara dan bangsa Indonesia secara historis, baik dimasa lalu, sekarang maupun di masa
yang akan dating.

Dalam kehidupan berbangsa dan bernegara kesadran bela Negara sudah mulai luntur. Hal
ini dapat dilihat di masyarakat seperti kurangnya kesadaran bergotong royong, tawuran
antar pelajar, sikap tidak peduli dengan lingkungan, lebih menyuki budaya barat, tidak
menghormati symbol-simbol Negara (bendera, lambing Negara ), bahkan tidak hafal
dengan sila-sila pancasila yang merupakan dasar Negara Indonesia. Adanya arus
globalisasi di segala bidang merupakan salah satu dampak negatif yang dapat meunturkan
kesadaran bela Negara sehingga masyarakat perlu diberikan pemahaman secara terus-
terus melalui pembinaan kesadaran bela Negara. Apabila nilai-nilai bela Negara telah
menjadi kesadaran setiap warga Negara Indonesia, maka keselamatan bangsa dan Negara
terjaga, kemandirian dan kesejahteraan bangsa dapat terbangun, sehingga bangsa
Indonesia mampu mewujudkan kehidupan sejajar dengan angsa lain. Untuk memberikan
pemahaman epada masyarakat maka perlu dilakukan sosialisasi melalui penyuluhan.

B) Rumusan Masalah
1. Apakah pengertian Bela Negara?
2. Apa yang menjadi landasan hokum pelaksanaan bela Negara?
3. Apakah fungsi pembinaan bela negra?
4. Apa saja unsur-unsur pembinaan kesadaran bela Negara?
5. Siapakah yang bertanggung jawab dalam usaha bela Negara?
6. Apa saja bentuk-bentuk usaha bela Negara?
C) Tujuan
1. Untuk mengetui engertian bela Negara
2. Untuk mengetahui landasan hokum pelaksanaan bela Negara
3. Untuk mengetahui fungsi pembinaan bela Negara
4. Untuk mengetahui unsur-unsur pembinaan bela Negara
5. Untuk menetahui siapa saja yang brtanggung jawab dalam usaha bela Negara
6. Untuk menetahui bentuk-bentuk usaha bela negara

PEMBAHASAN
A. Pengertian Bela Negara
Dalam UUDNRI 1945 tidak dijelaskan pengertian bela Negara. Untuk mengetahui hal
tersebut, dapat dilhat dalam Undang-undang Nomor 3 Tahun 2002 Tentang pertahanaan
Negara. Bela Negara mnurut UU No 3 Tahun 2002 adalah sikap dan perilaku warga
Negara yang dijiwai oleh keintaannya kepada Negara Kesatuan RI yang berdasarkan
Pancasila dan UUN 1945 dalam menjamin kelangsungan hidup bangsa dan Negara.

B. Dasar Hukum Pelaksanan Bela Negara


1. Pembukaan UUD 1945 alenia IV
2. UUD 1945 pasal 27 ayat (3) yang menyatakan “ Setiap warga Negara berhak dan
wajib ikut serta dalam upaya pembelaan Negara “
3. Pasal 30 ayat (1) yang menyatakan “tiap-tiap Negara berhak dan wajib ikutserta dalam
usaha pertahanan dan keamanan Negara”
4. TAP MPR No.VI Tahun 2000 tentang Pemisahan TNI dengan POLRI
5. UU No 3 Tahun 2002 tentang pertahanan Negara.

C. Fungsi Pembinaann Bela Negara


Dengan dilaksanakan pembinaan kesadaran bela Negara maka rakyar Indonesia di
harapkan dapat
1. Memperthankan Negara dan menangkal setiap ancaman dari luar serta mencegah
disetrigasi bangsa
2. Menjaga keutuhan wilayah Negara
3. Menumbuhkan rasa cinta terhadap tanah air
4. Menumbuhkan sikap rela berkorban demi bangsa dan Negara
5. Menyadari bahwa bela Negara merupakn hak dan sekaligus kewajiban

D. Unsur-unsur Pembinaan Kesadaran Bela Negara


1. Cinta tanah air
2. Kesadaran berangsa dan Negara
3. Yakin akan kebenaran Pancasila sebagai ideolagi Negara karena Pancasila
mempunyai kelebihan dari ideology lainya yaitu mengakui adanya Tuhan, mengakui
persamaan derajat, mengedepankan persatuan dan kesatuan, lebih mengutamakan
musyawarah mmufakat jika ada masalah dan berikap adil.
4. Rela berkorban untuk bangsa dan Negara
5. Memiliki kemampuan awal bela Negara

E. Siapa saja yang bertanggung jawab dalama usaha bela Negara


Menurut UUD NRI Tahun 1945 pasal 27 ayat (3) Yang menyatakan “ Setiap warga
Negara berhak dan wajib ikut serta dalam upaya pembelaan Negara “

Pasal 30 ayat (1) yang menyatakan “tiap-tiap Negara berhak dan wajib ikutserta dalam
usaha pertahanan dan keamanan Negara”

Pasal 30 ayat (2) menyatakan bahwa usaha pertahanan dan keamanan Negara
dilaksanakan melalui system pertahanan dan keamanan rakyat semesta oleh Tentara
Nasional Republik Indonesia sebagai kekuatan utama dan rakyat sebagai kekuatan
pendukung”.

Dari pasal diatas terdapat kata “wajib”. Hal ini berarti seluruh rakyat Indonesia tanpa
terkecuali wajib ikut serta dalam bela Negara. Dalam pertahanan Negara yang
menggunakan system HANKAMRATA, TNI dan POLRI memang sebagai komponen
utama tetapi kita sebagai rakyat tetap harus menjadi komponen pendukung, sehingga
NKRI tetap dapat dipertahankan.

F. Bentuk-bentuk usaha bela Negara


Pelaksanaan bela Negara apakah hanya sebatas memanggul senjata saat perang saja?
Tentu tidak demikian. Segala sikap dan tindakan untuk meningkatkan kesejahteraan
warga Negara merupakan bagian dari bela Negara. Misalnya usaha utuk mewujudkan
keamanan lingkungan, keamanan pangan, mencerdaskan bangsa. Jadi setiap rakyat dapat
berperan aktif dalam bela Negara.

Menurut oasal 9 ayat (2) UU Nomor 3 Tahun 2002 usaha pembelaan Negara
diselenggaraka melalui :
1. Pendidikan kewarganegaraan sehingga siswa bisa memiliki rasa kebanggan dan cinta
tanah air. Dalam prakteknya dapat diwujudkan melalui :
a) Mengikuti upacara dengan khidmat
b) Mengikuti kegiatan Ekstrakulikuler seperti Paskibraka, PMR dan Pramuka,
c) Mematuhi peraturan sekolah
d) Belajar dengan sungguh-sungguh sehingga kelak bisa berperanaktif dalam
pembangunan
2. Pelatihan dasar Kemiliteran, misalnya Resimen Mahasiswa (Menwa) Sehingga
memiliki kemampua awal bela Negara,
3. Pengabdian sebagai prajurit TNI untuk pertahanan Negara dalam menghadapi
ancaman dan POLRI menjaga keamanan Negara,
4. Pengabdian sesuai profesi
Pengabdian sesuai profesi adalah pengabdian warga Negara yang mempunyai profesi
tertentu untuk kepentingan pertahanan Negara termasuk dalam menanggulangi dan
atau memperkecil akibat yang ditimbulkan oleh perang atau bencana alam. Seperti
petugas PMI, para Medis, tim SAR, petugas bantuan social.
Jadi dari mulai siswa, mahasiswa, TNI, POLRI, termasuk warga sipil mempunyai
kewajiban dalam bela Negara sesuai kedudukan dan perannya masing-masing.
Begitu pula dengan ibu-ibu anggota TIM Penggerak PKK dapat berperan aktif dalam bela
Negara. Ketika ibu-ibu melaksanakan tugas yang ada di Pokja I, Pokja II, Pokja III, Pokja
IV sudah turut serta dalam bela Negara. Hal ini merupakan wujud cinta tanah air, wujud
kerelaan berkorban untuk bangsa dan Negara karena sudah rela meluangkan waktu untuk
melaksanakan tugasnya.
Sebagai ibu rumah tangga peran kita dalam bela Negara dapat diwujudkan dalam tindakan
yaitu
a. Melaksanakan program Pokja I seperti menumbuhkan kesadaran berbangsa dan bernegara
dengan menciptakan kerukunan di lingkungan keluarga, dengan tetangga dan toleransi
antar umat yang berbeda agama sehingga dapat tercipta persatuan dan kesatuan bangsa,
ikut kegiatan gotong royong di lingkungan, mendidik anak dengan pola asuh yang
demokratis karena anak merupakan generasi penerus cita-cita perjuangan bangsa.
b. Melaksanakan program Pokja II, Seperti memberikan fasilitas dan bimbingan anak kita
dalam belajar. Peran anak dalam bela adalah belajar dengan sungguh-sungguh maka tugas
ibu memberikan fasilitas dan bimbingan.
c. Melaksanakan program Pokja III, Seperti :
1. Memberikan keluarga kita makanan yang beragam, bergizi dan berimbang dengan kita
menerapkan HATINYA PKK di lingkuangan rumah dan lingkungan sekitar sehinga anak
bisa sehat dan pintar. Hal ini juga merupakan peran serta sebagai wujud peduli dan cita
lingkungan.
2. Membudayakan keluarga kita untuk selalu cinta makanan Indonesia. Jadi biasakan
keluarga untuk mengkonsumsi kue tradisional dan lauk pauk khas Indonesia.
3. Bangga ketika kita menggunakan produk dalam negeri.
d. Melaksanakan program Pokja IV Seperti menerapkan pola hidup bersih dan sehat (PHBS)
di keluarga, ikut program KB agar tercapai generasi yang sehat, cerdas dan tangguh.
KESIMPULAN

Bela Negara merupakan hak sekaligus kewajiban warga Negara. Pembinaan kesadaran bela
Negara, sangat di butuhkan untuk mempertahankan Negara dan menangkal setiap ancaman dari
luar serta mencegah disitegrasi bangsa. Dengan adanya kesadaran bela Negara maka aan tumbuh
sikap inta tanah air. Kesadaran berbangsa dan bernegara, rela berkorban, memiliki kemampuan
awal bela Negara, kesadaran akan kebenaran pancasila dengan menerapkan niai-nilai pancasila
dalam kehidupan sehari-hari.

Setiap warga Negara dapat berpartisipasi dal usaha bela Negara sesuai dengan profesinya. Bela
Negara bukan hanya tugas TNI atau POLRI saja. Tetapi merupakan tugas seluruh rakyat
Indonesia seperti siswa, mahasiswa, orang yang mengabdi kepada bangsa dan Negara sesuai
profesinya temasuk anggota TimPenggerak PKK.

Sebagai ibu rumah tangga, dengan melaksanakan tugas-tugas yang ada di Pokja I sampai Pokja
IV maka kita sudah ikut aktif dalam bela Negara dan sudah menjadi kewajiban kita bersama
untuk mengajak masyarakat agar berperan aktif dalam usaha bela Negara. Jadi marilah kita jaga
Negara kesatuan Republik Indonesia karna NKRI ADALAH HARGA MATI.
Tindakan diatas merupakanwujud dari penerapan 5 nilai dasar pancasila.

Anda mungkin juga menyukai