Anda di halaman 1dari 17

CITIZENSHIP

BELA NEGARA

Disusun Dalam Rangka Memenuhi Tugas Kuliah Citizenship


Dosen : Mr. Tepi Kurnia, M.Pd

Disusun oleh :

1. Deni Candra Hendrian


2. Dinda Eka Denisa
3. Fitris Febriani
4. Hardiati Ana Yulia Pratiwi
5. Tasya Viera Ferischa
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

17 Agustus 1945 merupakan hari yang sangat bersejarah bagi bangsa Indonesia, dimana

bangsa ini memproklamasikan kemerdekaannya setelah terjajah 3,5 abad oleh belanda disusul

jepang 3,5 tahun. Kemerdekaan bangsa Indonesia bukanlah hadiah semata dari penjajah

melainkan atas kegigihan bangsa indonesia berjuang melawan penjajah dengan mengorbankan

jiwa dan raganya.

Sudah 69 tahun bangsa ini merdeka namun kenyataannya bangsa ini masih banyak

permasalahan seperti kemiskinan, pendidikan yang belum merata, pemerataan kesejahteraan,

kesehatan dsb. Bahkan sekarang negeri ini mulai hilang jati dirinya, era globalisasi telah

merubah cara pandang bangsa ini sehingga banyak yang terjerumus dan melupakan para

pejuang dahulu yang telah mengorbankan jiwa dan raganya untuk kemerdekaan bangsa ini.

Seakan-akan tugas yang mempertahankan bangsa ini hanyalah TNI (Tentara Nasional

Indonesia) saja. Pasal 30 ayat 1 UUD 1945 menyatakan bahwa tiap-tiap warga negara berhak

dan wajib ikut serta dalam usaha pertahanan dan keamanan negara. Pemahaman masyarakat

tentang bela negara masih sangat beragam, meskipun bela negara merupakan bagian yang tak

terpisahkan dalam implementasi sistem pertahanan negara yang bertumpu pada kekuatan TNI

dan rakyat.
1.2 RUMUSAN MASALAH

1. Apa itu bela negara ?

2. Bagaimana pentingnya bela negara dalam kehidupan berbangsa dan bernegara ?

3. Bagaimana hubungan antara pentingnya bela negara dengan fungsi negara ?

4. Bagaimana hubungan antara pentingnya bela negara dengan unsur-unsur negara ?

5. Bagaimana hubungan antara bela negara dengan Aspek Sejarah Perjuangan Bangsa?

6. Bagaimana hubungan antara bela negara dengan Peraturan Perundang-undangan Tentang


Kewajiban Membela Negara?

7. Apa saja bentuk-bentuk bela negara ?


1.3 TUJUAN
1. Mengetahui apa itu bela negara.
2. Mengetahui pentingnya bela negara dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
3. Mengetahui hubungan antara pentingnya bela negara dengan fungsi negara.
4. Mengetahui hubungan antara pentingnya bela negara dengan unsur-unsur negara.
5. Mengetahui hubungan antara bela negara dengan Aspek Sejarah Perjuangan Bangsa.
6. Mengetahui hubungan antara bela negara dengan Peraturan Perundang-undangan
Tentang Kewajiban Membela Negara.
7. Mengetahui apa saja bentuk-bentuk bela negara

MANFAAT

1. Bagi pembaca, makalah ini diharapkan dapat memberikan reverensi tambahan tentang
bela negara. Serta menambah pengetahuan tentang bela negara yang ada di indonesia,
sehingga diharapkan pembaca mampu menempatkan diri dalam kehidupan berbangsa
dan bernegara sesuai dengan hak dan kewajibannya.
2. Bagi penulis, pembuatan makalah ini dapat menjadi acuan dalam pembuatan makalah
selanjutnya juaga menambah pengetahuan penulis tentang bela negara.
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Bela Negara

Bela Negara adalah sebuah konsep yang disusun oleh perangkat perundangan dan
petinggi suatu negara tentang patriotisme seseorang, suatu kelompok atau seluruh
komponen dari suatu negara dalam kepentingan mempertahankan eksistensi negara
tersebut.Secara fisik, hal ini dapat diartikan sebagai usaha pertahanan menghadapi
serangan fisik atau agresi dari pihak yang mengancam keberadaan negara tersebut,
sedangkan secara non-fisik konsep ini diartikan sebagai upaya untuk serta berperan aktif
dalam memajukan bangsa dan negara, baik melalui pendidikan, moral, sosial maupun
peningkatan kesejahteraan orang-orang yang menyusun bangsa tersebut.Landasan
konsep bela negara adalah adanya wajib militer. Subyek dari konsep ini
adalah tentara atau perangkat pertahanan negara lainnya, baik sebagai pekerjaan yang
dipilih atau sebagai akibat dari rancangan tanpa sadar (wajib militer). Beberapa negara
(misalnya Israel,Iran) dan Singapura memberlakukan wajib militer bagi warga yang
memenuhi syarat (kecuali dengan dispensasi untuk alasan tertentu seperti gangguan fisik,
mental atau keyakinan keagamaan). Sebuah bangsa dengan relawan sepenuhnya militer,
biasanya tidak memerlukan layanan dari wajib militer warganya, kecuali dihadapkan
dengan krisis perekrutan selama masa perang
Memperkuat Pertahanan Bela Negara adalah sikap dan perilaku warga negara yang
dijiwai oleh kecintaannya kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan
Pancasila dan UUD 1945 dalam menjalin hidup bangsa dan negara yang seutuhnya.Tiap-
tiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam usaha pembelaan negara dan Syarat-
syarat tentang pembelaan diatur dengan undang-undangKesadaran Bela Negara itu
hakikatnya kesediaan berbakti pada negara dan kesediaan berkorban membela negara.
Spektrum bela negara itu sangat luas, dari yang paling halus, hingga yang paling keras.
Mulai dari hubungan baik sesama warga negara sampai bersama-sama menangkal
ancaman nyata musuh bersenjata. Tercakup di dalamnya adalah bersikap dan berbuat
yang terbaik bagi bangsa dan negara.
Kata ”bela negara” dalam konteks kekinian bukan berarti harus angkat senjata dan
dilakukan oleh militer sebagai alat dan pilar negara dalam mempertahankan NKRI dari
serangan negara lain.

Bela negara adalah tekad, sikap dan perilaku warga negara yang dijiwai oleh kecintaan
kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia pancasila dan UUD 1945 dalam menjamin
kelangsungan hidup bangsa dan negara.

• Wujud pembelaan Negara yang dilakukan berdasarkan pada Pancasila dan UUD 1945.

• Bela Negara bukan hanya sebagai kewajiban dasar manusia, melainkan juga merupakan
kehormatan bagi setiap warga Negara.

Negara akan tegak berdiri jika dipertahankan oleh setiap warga negaranya. Oleh karena itu,
membela negara sangat penting dilakukan oleh setiap warga negaranya. Ada beberapa alasan
mengapa usaha pembelaan negara penting dilakukan oleh setiap warganegara Indonesia,
diantaranya yaitu:

• Untuk mempertahankan negara dari berbagai ancaman

• Untuk menjaga keutuhan wilayah negara

• Merupakan panggilan sejarah

• Merupakan kewajiban setiap warga negara.


2.2 HUBUNGAN BELA NEGARA DENGAN UNSUR–UNSUR NEGARA

Setiap unsur-unsur Negara memiliki peranan penting dalam upaya pembelaan Negara,
peranan tersebut dapat diuraikan seperti berikut:

1. Unsur penduduk (dalam arti warga negara),


Warga negara merupakan unsur pendukung dalam penyelenggaraan pertahanan
dan keamanan negara. Warga negara (dalam posisinya masing-masing) memiliki peranan
penting dalam menjaga dan mempertahankan kedaulatan negara serta keutuhan wilayah
negara dari berbagai ancaman.

2. Unsur pemerintah yang berdaulat,

Pemerintah yang berdaulat memiliki posisi sangat penting baik sebagai penentu
kebijakan maupun sebagai pelaksana kebijakan.

3. Unsur wilayah,

Wilayah merupakan wadah, alat, dan kondisi juang bagi berlangsungnya


penyelenggaraan upaya pembelaan negara.

4. Pengakuan oleh negara lain (deklaratif),

Realisasi dari adanya pengakuan dari negara lain diantaranya diwujudkan dalam bentuk
kerjasama dalam berbagai aspek / bidang kehidupan termasuk bidang pertahanan dan
keamanan Negara.

2.3 HUBUNGAN BELA NEGARA DENGAN ASPEK SEJARAH PERJUANGAN BANGSA

• PROKLAMASI KEMERDEKAAN BUKANLAH AKHIR PERJUANGAN


PROKLAMASI TERSEBUT MENJADI TITIK AWAL PERJUANGAN BANGSA
INDONESIA UNTUK TERUS MEMPERTAHANKAN KELANGSUNGAN HIDUP
NEGARA DAN MENGISINYA DENGAN PEMBANGUNAN. DI SINILAH
PENTINGNYA BELA NEGARA.
• BELA NEGARA MERUPAKAN SYARAT UTAMA BAGI KELANGSUNGAN
HIDUP BANGSA DAN NEGARA. TANPA KEMAMPUAN UNTUK
MEMPERTAHANKAN DIRI DARI ANCAMAN YANG DATANG DARI DALAM
DAN LUAR NEGERI, TIDAK MUNGKIN INDONESIA AKAN DAPAT TETAP
BERDIRI. UPAYA BELA NEGARA BUKAN HANYA TUGAS PEMERINTAH,
MELAINKAN JIGA TUGAS SELURUH WARGA NEGARA INDONESIA.
DENGAN KEIKUTSERTAAN SELURUH KOMPONEN BANGSA,
KELANGSUNGAN HIDUP DAN PEMBANGUNAN BANGSA AKAN TERWUJUD.
CITA-CITA PROKLAMASI YAKNI KESEJAHTERAAN BAGI SELURUH
RAKYAT INDONESIA DAPAT TERWUJUD SEHINGGA PENGORBANAN PARA
PAHLAWAN KITA TIDAK MENJADI SIA-SIA

2.4 HUBUNGAN BELA NEGARA DENGAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN

1. Landasan idiil, mengenai upaya pembelaan negara merupakan Pancasila

Artinya semua kegiatan yang berlangsung harus sesuai dengan pancasila sebagai dasar
dan ideologi nasional. Landasan hukum bela negara terdapat dalam lima sila Pancasila

a. Sila Pertama, Ketuhanan yang Maha Esa, Bangsa Indonesia meyakini bahwa
kemerdekaan dan kedaulatan setiap individu dan setiap bangsa adalah hak asasi
manusia. Di mana kemerdekaan dan kedaulatan ini diberikan oleh Tuhan Yang Maha
Esa. Bahkan dalam pokok pikiran pembukaan UUD 1945 alinea ketiga disebutkan
bahwa kemerdekaan Indonesia adalah atas berkat rahmat Allah Yang Maha Kuasa
b. Sila Kedua, kemanusiaan yang adil dan beradab, menunjukkan bahwa bela negara
wajib hukumnya bagi setiap warga negara terkait dengan kemanusiaan dan keadilan.
c. Sila ketiga, persatuan Indonesia, dapat dijadikan sebuah landasan idiil yang sangat
mendasar karena bela negara terkait langsung hubungannya dengan rasa cinta tanah
air dan kewajiban membelany
d. Sila keempat, kerakyatan yang dipimpin oleh hikmah kebijaksanaan dalam
permusyawaratan dan perwakilan, menunjukkan landasan bela negara yang
menyeluruh dan terorganisir diatur oleh negara.
e. Sila kelima, keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia, sebagai landasan idiil. Di
dalam sila ini terkandung makna kerja keras, giat belajar, ikut serta dalam kegiatan
pembangunan, yang merupakan perwujudan bela negara dalam kehidupan sehari-hari.

2. Landasan konstitusional, UUD 1945

Landasan konsitusional pelaksanaan bela negara adalah UUD 1945, karena UUD 1945
merupakan konstitusi Negara Indonesia, dan sumber hukum tertinggi di Indonesia. Dalam
tiap batang tubuh UUD 1945 ini, tercantum hak dan kewajiban bela negara bagi setiap
warga negara Indonesia.

a. . Pasal 27 ayat 3 UUD 1945


Hasil amandemen yang menyatakan bahwa : “Setiap warga negara berhak dan wajib
ikut serta dalam upaya pembelaan negara”. Berdasarkan pasal ini setiap warga negara
berhak dalam upaya membela negara, artinya tidak selalu dalam bela negara secara
fisik. Namun dapat berarti setiap warga negara berhak mendapatkan pendidikan dan
melakukan semua upaya memajukan dirinya, yang nantinya dapat ikut memajukan
negara Indonesia. Selain hak, bela negara adalah kewajiban, terutama bila keadaan
darurat perang di indonesia. Untuk saat ini bisa dilakukan dengan cara ikut
memelihara lingkungan, melaksanakan aturan dan tata tertib di Indonesia, dan lain-
lain.
b. Pasal 30 ayat 1 UUD 1945
Tentang hak dan kewajiban bela negara dalam kondisi yang berbeda. Bunyi pasal
tersebut adalah,”Tiap-tiap warga negara berhak dan ikut serta dalam pertahanan dan
keamanan negara”. Sekilas dapat berarti kewajiban dan hak membela negara dalam
bentuk fisik, ketika Indonesia dalam keadaan perang. Namun dapat juga diartikan
sebagai kewajiban menjaga ketertiban dan pertahanan negara sebagai makna sila
pancasila dalam kehidupan sehari-hari, dengan tidak melakukan tindakan yang
melanggar persatuan dan kesatuan Indonesia
c. Pasal 30 ayat 2
Menjelaskan tentang pertahanan dan keamanan negara yang dilakukan oleh TNI dan
Polri, sesuai dengan isinya,”Usaha pertahanan dan keamanan negara dilaksanakan
melalui sistem pertahanan dan keamanan rakyat semesta oleh TNI dan Polri sebagai
kekuatan utama, dan rakyat sebagai kekuatan pendukung”. Dengan demikian menurut
pasal ini, kemanan dan perlindungan negara, termasuk di dalamnya perlindungan
terhadap segenap rakyat Indonesia dilakukan oleh TNI dan Polri dengan dukungan
rakyat. TNi dan Polri dalam tugasnya mengatasi semua ancaman terhadap NKRI baik
dari luar maupun dari dalam, ikut membantu korban bencana alam, mengatasi
keriminalitas, dan sebagainya. Rakyat sebagai pendukung diharapkan ikut
berpartisipasi dalam menjaga pertahanan dan keamanan, dengan berlaku sesuai
aturan, tidak melakukan tindakan kriminal, dan tetap mejaga keutuhan negara
Indonesia yang Bhinnneka tunggal Ika.
d. Pasal 30 ayat 3 UUD 1945
Berisikan tentang tugas Tentara Nasional Indonesia. Pasal ini berisi pemisahan TNI
dan Polri yang menyatakan bahwa.”Tentara Nasional Indonesia terdiri atas Angkatan
Darat, Angkatan Laut, dan Angkatan Udara sebagai alat negara bertugas
mempertahankan, memelihara keutuhan, dan kedaulatan negara”. Secara garis besar
tugas TNI dalam hal ini adalah upaya menjaga keutuhan, kemerdekaan, dan
kedaulatan negara Republik Indonesia. Semua tugas tersebut selanjutnya diatur oleh
undang-undang.
e. Pasal 30 ayat 4 UUD 1945
Yang juga hasil amandemen merupakan pasal yang menjelaskan tugas kepolisian dan
wewenangnya. Pasal ini hanya terdapat dalam UUD 1945 hasil amandemen dan
berbunyi,”Kepolisian Negara Republik Indonesia sebagai alat negara yang menjaga
keamanan dan ketertiban masyarakat bertugas melindungi, mengayomi, melayani
masyarakat, serta menegakkan hukum”. Dalam hal ini kepolisian yang berhubungan
langsung dengan masyarakat dan bertugas melindunginya dari berbagai tindakan
kejahatan. Pelaksanaan tugas dan fungsi Polri juga diatur selanjutnya oleh undang-
undang.
f. Pasal 30 ayat 5 UUD 1945
Berisikan tentang kedudukan Tentara Nasional Indonesia dan Kepolisian Negara
Republik Indonesia dan hubungan keduanya. pasal ini juga merupakan hasil
amandemen UUD 1945 masa reformasi, yang berbunyi, “Susunan dan kedudukan
Tentara Nasional Indonesia dan Kepolisian Negara Republik Indonesia di dalam
menjalankan tugasnya, syarat-syarat keikutsertaan warga negara dalam usaha
pertahanan dan keamanan negara diatur oleh undang-undang”.

3. Landasan structural/operasional,

Landasan operasional adalah dasar hukum penyelenggaraan suatu kegiatan dalam


negara yang memuat aturannya secara lebih terperinci. Ini dilakukan agar semua kegiatan
penyelenggaraan negara lebih kuat secara hukum, termasuk dalam hal bela negara.
Beberapa landasan operasional bela negara, yaitu:

a. Tap MPR Nomor VI Tahun 1973

Ketatapan MPR ini berisikan tentang konsep wawasan nusantara, yang


mejelaskan di mana pun warga negara Indonesia berada, ia adalah sebagai satu kesatuan
Negara Indonesia.

b. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia

Hak asasi manusia adalah hak dasar yang dimiki manusia. Dan dalam UU ini
dijelaskan bahwa setiap warga negara mempunyai hak dan kewajiban dalam mebela
negara sesuai ketentuan yang berlaku.

c. Tap MPR No VI dan VII Tahun 2000 tentang TNI dan Polri

Ketetapan MPR Nomopr VI tahun 2000 menjelaskan tentang pemisahan TNI dan
Polri yang semula menjadi satu lembaga. Kemudian UU Nomor VII menjelaskan
peranannya masing-masing, yang kemudian diatur lebih lanjut dalam undang-undang.

d. Undang-Undang Nomor 2 dan 4 tahun 2002 tentang Kepolisian Negara


Republik Indonesia
Menurut UU Nomor 2 tahun 2002 ini, Kepolisian Negara Ri berfungsi memelihara
keamanan dan ketertiban masyarakat, penegakkan hukum, perlindungan dan
pengayoman, serta pelayanan terhadap masyarakat. Sedangkan UU Nomor 4 tahun 2002
menunjukkan tujuan kepolisian negara RI, yaitu mewujudkan keamanan dalam negeri
yang termasuk di dalamnya terpeliharanya keamanan dan ketertiban masyarakat, dan
jaminan tegaknya hukum. terselenggaranya hal tersebut adalah dengan menjunjung tinggi
hak asasi manusia.

e. Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2002 Tentang Pertahanan Negara


Dalam UU ini dijelaskan secara terperinci tentang pengertian pertahanan negara
dan pelaksanaanya yang menganut sistem pertahanan rakyat semesta, yaitu pertahanan
yang melibatkan seluruh rakyat Indonesia sesuai kemampuan dan profesinya masing-
masing. Dalam pasal 5 UU No.3 juga disebutkan fungsi pertahanan negara untuk
mewujudkan dan mempertahankan seluruh wilayah NKRI sebagai satu kesatuan.

f. Undang-Undang Nopmor 34 TAhun 2004 Tentang Tentara Nasional Indonesia


Dalam undang-undang ini menjelaskan tentang define Tentara Nasional
Indonesia, yaitu tentara yang berjuang mengakkan RI, dan fungsi secara terperinci dalam
pertahanan dan keamanan negara yangs esuai dengan hak asasi manusia.

Landasan Idiil bela negara tidak akan berubah sesuai pedoman Bangsa Indonesia
yang juga tidak berubah, yaitu Pancasila. Sedangkan landasan konstistusional dapat
berubah sesuai kesepakatan, apabila ada amandemen terhadap UUD 1945. Landasan
operasional dapat berubah sesuai kebijakan pemerintah tentang bela negara yang akan
dilaksanakan, karena landasan ini rincian aturan yang akan dilaksanakan terkait bela
negara. Hanya sedikit yang dapat diuraikan dalam artikel landasan hukum bela negara ini.
Semoga tetap bermanfaat.
2.5 BENTUK- BENTUK BELA NEGARA

1. Bela negara secara fisik.

Bela Negara secara fisik, yaitu dengan cara “memanggul bedil” menghadapi
serangan atau agresi musuh. Bela Negara secara fisik dilakukan untuk menghadapi
ancaman dari luar. Keterlibatan warga Negara sipil dalam upaya pertahanan Negara
merupakan hak dan kewajiban konstitusional setiap warga Negara Indonesia.
Bela Negara seperti itu diatur dalam UU No. 3 Tahun 2002 dan sesuai doktrin sistem
pertahanan keamanan rakyat (Sishankamrata) semesta, dimana pelaksanaannya dilakukan
oleh rakyat terlatih, yang terdiri dari beberapa unsur, seperti resimen mahasiswa
(menwa), perlawanan rakyat (wanra), pertahanan sipil (hansip), mitra babinsa, dan
organisasi kemasyrakatan lainnya
Rakyat terlatih memiliki empat fungsi, yaitu ketertiban umum, pelindung masyarakat,
keamanan rakyat, dan perlawanan rakyat. Tiga fungsi yang disebut pertama dilakukan
pada masa damai atau pada saat terjadinya bencana alam atau darurat sipil, dimana unsur-
unsur rakyat terlatih membantu pemerintah daerah dalam menangani keamanan dan
ketertiban masyarakat.
Sementara itu, fungsi perlawanan rakyat dilakukan dalam keadaan darurat perang,
dimana rakyat terlatih merupakan unsur bantuan tempur bagi TNI yang terlibat langsung
di medan perang. Contoh: Pelatihan dasar militer Adalah usaha untuk membantu TNI
dan Polri dalam menjaga keamanan dan ketertiban Negara, Mengabdikan diri sebagai
Prajurit TNI dan Polri Sesuai dengan UUD 1945 pasal 30 ayat 1 -5 bahwa TNI dan Polri
adalah komponen utama sistem pertahanan Negara dan keamanan rakyat.

2. Bela negara secara non fisik,

Pada masa transisi menuju masyarakat madani sesuai tuntutan reformasi saat ini,
justru kesadaran bela Negara ini perlu ditanamkan guna menangkal berbagai potensi
ancaman, gangguan, hambatan, dan tantangan baik dari luar maupun dari dalam. Bela
Negara tidak selalu harus berarti “memanggul bedil menghadapi musuh”.
Ketertiban warga Negara sipil dalam bela Negara secara nonfisik dapat dilakukan
dengan berbagai bentuk, sepanjang masa dan dalam segala situasi, misalnya dengan cara
berikut:

1. Meningkatkan kesadaran berbangsa dan bernegara, termasuk menghayati arti demokrasi


dengan menghargai pendapat orang lain dan tidak memaksakan kehendak;
2. Menanamkan kecintaan terhadap tanah air, melalui pengabdian yang tulus kepada
masyarakat;
3. Berperan aktif dalam memajukan bangsa dan negara dengan berkarya nyata (bukan
retorika);
4. Meningkatkan kesadaran dan kepatuhan terhadap hukum/undang-undang dan
menjunjung tinggi hak asasi manusia;
5. Pembekalan mental spritual di kalangan masyarakat agar dapat menangkal pengaruh-
pengaruh budaya asing yang tidak sesuai dengan norma-norma kehidupan bangsa
Indonesia dengan lebih bertakwa kepada Tuhan melalui ibadah sesuai agama atau
kepercayaan masing-masing.

Apabila seluruh komponen bangsa berpartisipasi aktif dalam melakukan bela Negara
secara nonfisik ini maka berbagai potensi konflik yang merupakan ancaman, gangguan,
hambatan, dan tantangan bagi keamanan Negara dan bangsa akan dapat dikurangi atau
bahkan dihilangkan sama sekali.

Kegiatan bela Negara secara nonfisik sebagai upaya peningkatan Ketahanan Nasional
juga sangat penting untuk menangkal pengaruh budaya asing di era globalisasi abad ke-21, di
mana arus informasi (atau disinformasi) dan propaganda dari luar akan sulit dibendung akibat
semakin canggihnya teknologi komunikasi.

Contoh lain Bela Negara Non Fisik sesuai UU No. 3 tahun 2002 pasal 9 ayat 2, yaitu :

 Melalui pendidikan kewarganegaraan.


 Pengabdian sesuai dengan profesinya masing- masing.
 Meningkatkan kesadaran berbangsa dan bernegara dengan cara menghargai
perbedaan pendapat dan tidak memaksakan kehendak kepada orang lain.
 Berperan serta dalam memajukan bangsa dan negara dengan karya nyata.
 Meningkatkan kepatuhan dan kesadaran terhadap peraturan yang
 berlaku.
 Menjunjung tinggi hak asasi manusia.
 Lebih bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa sebagai wujud pengamalan Pancasila
sebagai dasar negara.
KESIMPULAN

Bela Negara adalah sikap dan perilaku warga negara yang dijiwai oleh kecintaannya kepada
NKRI yang berdasarkan Pancasila dan UUD1945 dalam menjalin kelangsungan hidup bangsa
dan negara yang seutuhnya. Kemerdekaan yang telah kita miliki harus dijaga dan
dipertahankan. Tugas generasi muda pada saat ini adalah mengisi kemerdekaan ini dengan
memberikan kontribusinya dalam bentuk apapun. Sebab, meskipun bangsa Indonesia telah
merdeka, bukan berarti terlepas dari segala bentuk ancaman, tantangan, hambatan dan
gangguan. Oleh karena itu, kita sebagai warganegara harus menjaga keutuhan bangsa dan
membela negara dari masalah apapun

SARAN

Sebagai warga Negara tentunya kita wajib ikut serta dalam pembelaan Negara. Untuk itu kita
seharusnya dapat menunjukkan kerja nyata untuk memajukan bangsa Negara ini sebagai wujud
dari keikutsertaan kita dalam upaya bela Negara dalam berbagai bentuk maupun bidang sesuai
dengan kemampuan yang dimiliki setiap individu.
DAFTAR PUSTAKA

http://by-blogwincibunar.blogspot.com/2016/08/normal-0-false-false-false-en-us-x-none.html

https://seputarilmu.com/2019/08/bela-negara.html

http://yunitapasanti.blogspot.com/2016/06/landasan-operasional-dan-arti-penting.html

https://guruppkn.com/landasan-hukum-bela-negara

https://id.wikipedia.org/wiki/Bela_negara

Anda mungkin juga menyukai