Kelompok 5
Anggota:
X MIPA 7
SMAN 4 KOTA BEKASI
2019
KATA PENGANTAR
Puji syukur senantiasa kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas
rahmat dan karunia-Nya kami semua dapat menyelesaikan makalah PPKn ini. Makalah ini,
merupakan salah satu upaya kami dalam memberikan pemahaman dan pembahasan yang dalam
tentang “Peran Serta Warga Negara Dalam Menjaga Persatuan dan Kesatuan Bangsa”
Tak lupa kami juga ucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada Bapak Achmad
Irfan, S.Pd selaku guru PPKn kelas kami dan kontribusi dari berbagai pihak, baik berupa materi
ataupun pikiran. Tanpa kontribusi mereka, kami tidak akan dapat menyusun makalah ini secara
lengkap dan menyeluruh.
Kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih cukup sederhana karena
keterbatasan wawasan dan pengetahuan kami. Oleh karena itu untuk kesempurnaan makalah
ini, kritik dan saran akan sangat berharga bagi kami guna untuk memperbaiki makalah ini.
Harapan kami kiranya makalah ini dapat menambah pengetahuan dan wawasan bagi pembaca,
serta terutama untuk diri kita sendiri.
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kemerdekaan Indonesia pada 17 Agustus 1945 merupakaan hadiah utama atas ratusan
tahun perjuangan para pahlawan bangsa kita dalam merebut dan mempersatukan Indonesia dari
tangan para penjajah. Jutaan korban telah gugur dalam merebutnya dan mempertahankannya
saat para penjajah kembali mencoba untuk merebut kemerdekaan Indonesia kembali.
Hal itu mengingatkan kita terhadap fakta bahwa kemerdekaan dan persatuan merupakan
hal yang sangat penting dan haru dipertahankan agar tidak direbut kembali. Berulang kali
ancaman, tantangan, hambatan dan gangguan, baik internal maupun eksternal menghantui
Indonesia. Oleh karena itu, upaya bela Negara dalam menjaga keutuhan NKRI harus disadari
oleh warga Indonesia bahkan dalam berbagai bentuk, baik fisik ataupun nonfisik untuk
menghadapi ancaman militer maupun nonmiliter.
Oleh karena itu, kami membuat makalah ini bukan sekedar untuk menuntaskan tugas
PPKn kami, melainkan sebagai informasi yang diharapkan mampu membangun kembali rasa
nasionalisme dan kesadaran bela negara sebagai warga negara Republik Indonesia. Makalah ini
dibuat agar kita semua mengetahui peran warga negara dalam menjaga persatuan dan kesatuan
Indonesia secara rinci.
B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang di atas, disimpulkan beberapa rumusan masalah yang tersusun
sebagai berikut, yaitu:
4. Apa saja ancaman dan gangguan pertahan dan keamanan Indonesia dari dalam dan luar
negeri?
11. Apa saja ciri ciri sistem pertahanan dan keamanan negara yang bersifat semesta?
12. Apa saja identitas dan ciri khas tiap provinsi Indonesia?
C. Tujuan Penulisan
Dari rumusan masalah yang tertera diatas, bisa kita simpulkan bahwa tujuan dibuatnya
makalah ini adalah;
a. Unuk memberikan informasi tentang bela negara dan kesadaran warga negara.
b. Untuk mengetahui pengertian dan berbagai ATHG (Ancaman, Tantangan, Hambatan
dan Gangguan) yang ada di Indonesia.
c. Untuk mengetahui dasar hukum bela negara.
d. Untuk mengetahui bentuk bentuk pembelaan negara
e. Untuk mengetahui ciri ciri sistem pertahanan dan keamanan yang bersifat semesta.
f. Untuk mengetahui identitas dan ciri khas dari masing masing provinsi Indonesia
BAB II
PEMBAHASAN
Selain cara cara di atas yang dijelaskan oleh Undang-Undang Republik Indonesia
Nomor 3 tahun 2002 tentang Pertahanan Negara Pasal 9 Ayat 2. Ada lagi cara cara
nonmiliter lain seperti mematuhi peraturan, peduli terhadap sesama, belajar dengan
tekun, menggunakan produk buatan dalam negeri, menjaga kerukunan berbangsa dan
lain lain.
Upaya bela negara merupakan sikap dan perilaku warga negara yang dijiwai oleh
kecintaan kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia berdasarkan Pancasila dan
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Bela negara bukan
lagi hanya sebagai kewajiban dasar tetapi merupakan kehormatan bagi setiap warga
negara yang harus dilaksanakan dengan penuh kesadaran, tanggung jawab, dan rela
berkorban.
13. Ciri Ciri Sistem Pertahanan dan Keamanan Negara Yang Bersifat
Semesta
UUD 1945 memberikan gambaran bahwa usaha pertahanan dan keamanan negara
Indonesia dilaksanakan dengan menggunakan sistem pertahanan dan keamanan rakyat
semesta (sistem Sishankamrata) yang hakikatnya merupakan segala upaya menjaga
pertahanan dan keamanan negara dengan seluruh rakyat dan segenap sumber daya nasional,
sarana dan prasarana nasional serta seluruh warga negara sebagai suatu kesatuan pertahanan
yang utuh dan menyeluruh serta mencakup segala pilar kekuatan negara.
Ciri ciri dari sistem pertahanan dan keamanan semesta tersebut adalah:
a. Kerakyatan, yaitu orientasi pertahanan dan keamanan negara diabadikan oleh dan
untuk kepentingan seluruh rakyat.
b. Kesemestaan, yaitu seluruh sumber daya nasional didayagunakan untuk upaya
pertahanan negara.
c. Kewilayahan, yaitu gelar kekuatan pertahanan dilaksanakan secara menyebar dan
mencakup seluruh wilayah NKRI sesuai dengan kondisi geografi Indonesia sebagai
negara kepulauan.
14. Identitas Provinsi
Nama Bahasa
No Rumah Adat Tarian
Provinsi Daerah
Tari Seudati
Krong Bade
Nangroe Aceh Gayo
Aceh Alas
1 Darussalam Aneuk
Tari Saman
(NAD) Jamee
atau Aceh Simelue
Melayu
3 Riau
Anak Dalam Tari Zapin
Sumatra
4 Minang Rumah Gadang Tari Piring
Barat
Tari Lilin
Sumatra Melayu
7
Selatan Palembang
8 Lampung Lampung
Rumah Belah Bubung Tari Tandak
Kepulauan
9 Melayu
Riau
Bangka Melayu
10
Belitung Bangka
Rumah Badui
Tari Topeng
Sunda
11 Banten Sunda
Baduy
Sunda
13 Jawa Barat
Cirebon
Jawa
14 Jawa Rumah Joglo Tari Gambyong
Tengah
Tari Remong
Rumah Joglo
Jawa
Jawa
15 Madura Tari Reog
Timur
Osing
Kalimantan Dayak
17
Barat Melayu
Kalimantan Dayak
18 Rumah Bentang
Tengah Melayu
Rumah Bubungan Tinggi Tari Baksa Kembang
Dayak
Kalimantan
19 Banjar
Selatan
Melayu
Kalimantan Dayak
21
Utara Tidung
22 Bali Bali
Tari Kecak
Rumah Istana Sultan Sumbawa
Tari Mpaa Lenggo
Nusa
Sasak
Tenggara
23 Sumbawa
Barat
Bima
(NTB)
Bunku-
Sulawesi
26 Tolaki
Tenggara
Muna-Buton
Balantak Rumah Souraja Tari Peule Cinde
Banggai
Bungku
Sulawesi
27 Pamona
Tengah
Lore
Tomini
Toli toli
Rumah Mandar Tari Patuddu
Mandar
Sulawesi
28 Bugis
Barat
Toraja
Minahasa
Sulawesi
29 Sangihe
Utara
Talaud
Gorontalo
30 Gorontalo Mongondow
Suwawa
Rumah Baileo
Banda
Tari Lenso
Buru
Aru
31 Maluku
Kei
Seram
Moa
Rumah Baileo
Tari Cakalele
Bacan
Maluku Ternate
32
Utara Morotai
Obi
BAB III
PENUTUP
a. Kesimpulan
Kesadaran adalah sikap mawas diri sehingga dapat membedakan baik, atau buruk, benar
atau salah, layak atau tidak layak, patut atau tidak patut dalam berkata dan berperilaku.
Kesadaran bela negara sendiri adalah kondisi psikologis yang berwujud sikap dan perilaku
serta tindakan tanggap setiap warga negara terhadap suatu hal yang dijiwai oleh
kecintaannya terhadap NKRI dalam menjamin kelangsungan hidup bangsa dan negara.
Upaya bela negara adalah sikap dan perilaku warga negara yang dijiwai oleh kecintaannya
kepada NKRI berdasarkan Pancasila dan Undang Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945, dalam menjamin kelangsungan hidup bangsa dan negara. Bukan
hanya sebagai kewajiban dasar manusia, tetapi juga kehormatan warga negara sebagai
pengabdian dan kerelaan berkorban kepada bangsa dan negara.
Warga negara mempunyai kewajiban untuk ikut serta dalam pembelaan negara, kecuali
ditentukan lain dengan undang undang karena merupakan sebuah tanggung jawab dan
kehormatan warga negara.
Perang merupakan jalan terakhir dan dilakukan jika semua usaha dan penyelesaian secara
damai tidak berhasil karena Indonesia menentang segala bentuk penjajahan dan menganut
sistem politik luar negeri bebas aktif.
Ancaman adalah usaha yang bersifat mengubah atau merombak kebijaksanaan yang
dilakukan secara konsepsional melalui tindak kriminal dan politis.
Ancaman dapat dibagi 2, yaitu ancaman militer dan nonmiliter.
Macam macam ancaman dan gangguan pertahanan dan keamanan dari luar negeri adalah
Agresi
Pelanggaran wilayah oleh negara lain
Spionase
Sabotase
Aksi terror jaringan internasional
Macam macam ancaman dan gangguan pertahanan dan keamanan dari dalam negeri adalah
Pemberontakan bersenjata
Konflik horizontal
Aksi terror
Sabotase
Aksi kekerasan berbau SARA
Gerakan separatisme
Pengrusakan lingkungan
Tantangan adalah hal atau usaha yang bertujuan untuk menggugah kemampuan.
Hambatan adalah usaha yang berasal dari diri sendiri yang bersifat atau bertujuan untuk
melemahkan atau menghalangi secara tidak konsepsional.
Gangguan adalah hal atau usaha yang berasal dari luar yang bersifat atau bertujuan
melemahkan atau menghalangi secara tidak konsepsional (tidak terarah).
Segala usaha yang dilakukan untuk membela negara, mempertahankan kedaulatan negara,
keutuhan wilayah negara, dan keselamatan bangsa merupakan hak dan kewajiban setiap
warga negara. Semua usaha tersebut dapat dilakukan di segala bidang, baik militer maupun
nonmiliter.
Ada beberapa dasar hukum dan peraturan tentang wajib bela negara, yaitu:
Tap MPR No.VI Tahun 1973 tentang konsep Wawasan Nusantara dan Keamanan
Nasional.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 29 tahun 1954 tentang Pokok-Pokok
Perlawanan Rakyat.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 tahun 1982 tentang Ketentuan Pokok
Hankam Negara RI, diubah oleh Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 1 Tahun
1988.
Tap MPR No.VI Tahun 2000 tentang Pemisahan TNI dengan POLRI.
Tap MPR No.VII Tahun 2000 tentang Peranan TNI dan POLRI.
Amandemen Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 Pasal 30
Ayat (1) dan (2)
UUD NRI 1945 Pasal 27 Ayat (3)
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 2002 tentang Pertahanan Negara,
Ayat 1 dan 2
Dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 3 tahun 2002 tentang Pertahanan
Negara Pasal 9 Ayat 2, ditegaskan berbagai bentuk usaha pembelaan negara, diantaranya:
Pendidikan Kewarganegaraan
Pelatihan dasar kemiliteran
Pengabdian sebagai Tentara Nasional Indonesia
Pengabdian sesuai dengan keahlian atau profesi
Usaha pertahanan dan keamanan negara Indonesia dilaksanakan dengan menggunakan
sistem pertahanan dan keamanan rakyat semesta (sistem Sishankamrata)
Ciri ciri dari sistem pertahanan dan keamanan semesta adalah:
Kerakyatan
Kesemestaan
Kewilayahan
b. Saran