Anda di halaman 1dari 23

PERAN SERTA WARGA NEGARA DALAM MENJAGA

PERSATUAN DAN KESATUAN BANGSA

Kelompok 5

Anggota:

1. Afifah Chairunnisa (01) 10. Aisha Aura Hanin (02)

2. Desi Hilmyyati Purba (08) 11. Andre Jonathan (04)

3. Gifary Rihhadatul A. (13) 12. Ghina Komala (12)

4. Kasnova Saputra (18) 13. Jesica Eunike (14)

5. Kinanti Istantia Chantika (19) 14. Joshua Sandro Syahputra P. (16)

6. Lusi Fauziyyah Azhari (21) 15. Nafra Aziza (27)

7. M. Ghazy Al Ghifari (23) 16. Nikita Seandy Wijaya (29)

8. Oktavianti Nur Islami (31) 17. Nurul Shifa Maulina (30)

9. Puti Khayla Shafina (33) 18. Tsabita Salwa Safa (38)

X MIPA 7
SMAN 4 KOTA BEKASI
2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur senantiasa kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas
rahmat dan karunia-Nya kami semua dapat menyelesaikan makalah PPKn ini. Makalah ini,
merupakan salah satu upaya kami dalam memberikan pemahaman dan pembahasan yang dalam
tentang “Peran Serta Warga Negara Dalam Menjaga Persatuan dan Kesatuan Bangsa”

Tak lupa kami juga ucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada Bapak Achmad
Irfan, S.Pd selaku guru PPKn kelas kami dan kontribusi dari berbagai pihak, baik berupa materi
ataupun pikiran. Tanpa kontribusi mereka, kami tidak akan dapat menyusun makalah ini secara
lengkap dan menyeluruh.

Kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih cukup sederhana karena
keterbatasan wawasan dan pengetahuan kami. Oleh karena itu untuk kesempurnaan makalah
ini, kritik dan saran akan sangat berharga bagi kami guna untuk memperbaiki makalah ini.
Harapan kami kiranya makalah ini dapat menambah pengetahuan dan wawasan bagi pembaca,
serta terutama untuk diri kita sendiri.
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kemerdekaan Indonesia pada 17 Agustus 1945 merupakaan hadiah utama atas ratusan
tahun perjuangan para pahlawan bangsa kita dalam merebut dan mempersatukan Indonesia dari
tangan para penjajah. Jutaan korban telah gugur dalam merebutnya dan mempertahankannya
saat para penjajah kembali mencoba untuk merebut kemerdekaan Indonesia kembali.

Hal itu mengingatkan kita terhadap fakta bahwa kemerdekaan dan persatuan merupakan
hal yang sangat penting dan haru dipertahankan agar tidak direbut kembali. Berulang kali
ancaman, tantangan, hambatan dan gangguan, baik internal maupun eksternal menghantui
Indonesia. Oleh karena itu, upaya bela Negara dalam menjaga keutuhan NKRI harus disadari
oleh warga Indonesia bahkan dalam berbagai bentuk, baik fisik ataupun nonfisik untuk
menghadapi ancaman militer maupun nonmiliter.

Oleh karena itu, kami membuat makalah ini bukan sekedar untuk menuntaskan tugas
PPKn kami, melainkan sebagai informasi yang diharapkan mampu membangun kembali rasa
nasionalisme dan kesadaran bela negara sebagai warga negara Republik Indonesia. Makalah ini
dibuat agar kita semua mengetahui peran warga negara dalam menjaga persatuan dan kesatuan
Indonesia secara rinci.

B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang di atas, disimpulkan beberapa rumusan masalah yang tersusun
sebagai berikut, yaitu:

1. Apa yang dimaksud dengan kesadaran warga negara?

2. Apa yang dimaksud dengan bela negara?

3. Apa yang dimaksud dengan ancaman?

4. Apa saja ancaman dan gangguan pertahan dan keamanan Indonesia dari dalam dan luar
negeri?

5. Apa yang dimaksud dengan tantangan?

6. Apa yang dimaksud dengan hambatan?


7. Apa yang dimaksud dengan gangguan?

8. Bagaimana kesediaan warga negara untuk melakukan bela negara?

9. Apa saja dasar hukum bela negara?

10. Apa saja bentuk usaha pembelaan negara?

11. Apa saja ciri ciri sistem pertahanan dan keamanan negara yang bersifat semesta?

12. Apa saja identitas dan ciri khas tiap provinsi Indonesia?

C. Tujuan Penulisan
Dari rumusan masalah yang tertera diatas, bisa kita simpulkan bahwa tujuan dibuatnya
makalah ini adalah;
a. Unuk memberikan informasi tentang bela negara dan kesadaran warga negara.
b. Untuk mengetahui pengertian dan berbagai ATHG (Ancaman, Tantangan, Hambatan
dan Gangguan) yang ada di Indonesia.
c. Untuk mengetahui dasar hukum bela negara.
d. Untuk mengetahui bentuk bentuk pembelaan negara
e. Untuk mengetahui ciri ciri sistem pertahanan dan keamanan yang bersifat semesta.
f. Untuk mengetahui identitas dan ciri khas dari masing masing provinsi Indonesia

BAB II
PEMBAHASAN

1. KESADARAN BELA NEGARA


Peran serta warga negara akan muncul jika mempunyai keasadaran dalam menjaga
persatuan dan kesatuan. Contoh kecilnya adalah ketika kita menjadi petugas upacara
bendera pada pengibaran bendera merah putih setiap hari senin.
Kesadaran adalah sikap mawas diri sehingga dapat membedakan baik, atau
buruk, benar atau salah, layak atau tidak layak, patut atau tidak patut dalam
berkata dan berperilaku. Kesadaran warga negara Indonesia saat ini masih perlu
pembenahan. Salah satunya kesadaran dalam
bela negara.
Kesadaran bela negara sendiri adalah kondisi
psikologis yang berwujud sikap dan
perilaku serta tindakan tanggap setiap
warga negara terhadap suatu hal yang
dijiwai oleh kecintaannya terhadap NKRI
dalam menjamin kelangsungan hidup
Kita harus meningkatkan kesadaran
bangsa dan negara.
bela negara supaya hal seperti
2. PENGERTIAN BELA NEGARA Insiden Sipadan dan Ligitan tidak
UUD NRI Tahun 1945 Pasal 27 Ayat 3 terjadi lagi

mengamanatkan bahwa “Setiap warga negara


berhak dan wajib ikut serta dalam upaya pembelaan Negara”. Namun, sebelum
membahas lebih jauh mengenai bela negara, sebaiknya kalian memahami terlebih
dahulu pengertian bela negara. Menurut penjelasan Undang-Undang Republik
Indonesia Nomor 3 Tahun 2002 Pasal 9 Ayat 1 tentang Pertahanan Negara, upaya bela
negara adalah sikap dan perilaku warga negara yang dijiwai oleh kecintaannya
kepada NKRI berdasarkan Pancasila dan Undang Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945, dalam menjamin kelangsungan hidup bangsa
dan negara. Bukan hanya sebagai kewajiban dasar manusia, tetapi juga
kehormatan warga negara sebagai pengabdian dan kerelaan berkorban kepada
bangsa dan negara.
Bela Negara yang dilakukan oleh warga negara merupakan hak dan kewajiban
membela serta mempertahankan kemerdekaan dan kedaulatan negara, keutuhan
wilayah, dan keselamatan segenap bangsa dari segala ancaman. Pembelaan yang
diwujudkan dengan keikutsertaan dalam upaya pertahanan negara merupakan tanggung
jawab dan kehormatan setiap warga negara. Oleh karena itu, warga negara
mempunyai kewajiban untuk ikut serta dalam pembelaan negara, kecuali
ditentukan lain dengan undang undang
Dengan demikian, terkandung pengertian bahwa upaya pertahanan negara harus
didasarkan pada kesadaran akan hak dan kewajiban warga negara, serta keyakinan pada
kekuatan sendiri. Hal ini juga tercantum dalam Undang-Undang Republik Indonesia
Nomor 3 tahun 2002 tentang Pertahanan Negara pada Pasal 1 Ayat 1, yaitu “Pertahanan
keamanan negara adalah segala usaha untuk mempertahankan negara, keutuhan
wilayah NKRI, dan keselamatan bangsa dari ancaman dan gangguan terhadap keutuhan
bangsa dan negara”.
Bangsa Indonesia mencintai perdamaian, tetapi lebih mencintai kemerdekaan dan
kedaulatan. Alinea pertama Pembukaan Undang Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945 menyatakan, “Bahwa sesungguhnya kemerdekaan itu ialah hak
segala bangsa dan oleh sebab itu,
maka penjajahan di atas dunia
harus dihapuskan. Karena tidak
sesuai dengan perikemanusiaan
dan perikeadilan”. Penyelesaian
pertikaian atau konflik
antarbangsa pun harus
diselesaikan melalui cara-cara damai.
Indonesia berdamai dengan GAM
Bagi bangsa Indonesia, perang harus setelah berbagai usaha diplomasi
dihindari. Perang merupakan jalan
terakhir dan dilakukan jika semua usaha dan penyelesaian secara damai tidak
berhasil. Indonesia menentang segala bentuk penjajahan dan menganut politik
bebas aktif. Prinsip ini merupakan pelaksanaan dari bunyi alinea pertama Pembukaan
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
Sebagai warga negara yang baik sudah sepantasnya bila kita turut serta dalam bela
negara dengan mewaspadai dan mengatasi berbagai macam ancaman, tantangan,
hambatan, dan gangguan (ATHG) terhadap Negara Kesatuan Republik Indonesia,
seperti para pahlawan yang rela berkorban demi kedaulatan dan kesatuan.
3. PENGERTIAN SEDERHANA DARI ANCAMAN
Ancaman adalah usaha yang bersifat mengubah atau merombak kebijaksanaan
yang dilakukan secara konsepsional melalui tindak kriminal dan politis. Ancaman
militer adalah ancaman yang menggunakan kekuatan bersenjata yang terorganisasi
yang dinilai mempunyai kemampuan yang membahayakan kedaulatan negara,
keutuhan wilayah negara, dan keselamatan segenap bangsa. Ancaman militer dapat
berasal dari luar negeri maupun dari
dalam negeri.
Adapun, ancaman nonmiliter adalah
ancaman yang tidak menggunakan
senjata, tetapi jika dibiarkan akan
membahayakan kedaulatan negara,
keutuhan wilayah negara, dan
Pengedaran narkotika dan obat
keselamatan segenap bangsa.
obatan terlarang adalah salah satu
4. MACAM ANCAMAN DAN contoh ancaman nonmiliter bagi
Indonesia, terutama bagi generasi
GANGGUAN PERTAHANAN DAN
muda
KEAMANAN DARI LUAR NEGERI
1) Agresi
Agresi adalah penyerangan suatu negara terhadap negara lain.
2) Pelanggaran wilayah oleh negara lain
Pelanggaran wilayah oleh negara lain adalah suatu tindakan memasuki wilayah tanpa
izin
3) Spionase (mata-mata)
Spionase adalah penyelidikan secara rahasia
terhadap data kemiliteran dan data ekonomi serta
data politik negara lain.
4) Sabotase
Sabotase adalah menghalangi prosedur dan
merusak kelancaran kerja.
5) Aksi terror dari jaringan internasional
Aksi terror dari jaringan internasional adalah aksi terror yang dilakukan oleh terrorisme
internasional (negara lain)
5. MACAM ANCAMAN DAN GANGGUAN PERTAHANAN DAN
KEAMANAN DARI DALAM NEGERI
1) Pemberontakan bersenjata
2) Konflik horisontal
Konflik horisontal dalah konflik anatara individu atau kelompok yang biasa terjadi
diantara individu atau kelompok yang memiliki status sosial yang sama.
3) Aksi teror
4) Sabotase
Sabotase adalah menghalangi prosedur dan
merusak kelancaran kerja.
6) Aksi kekerasan yang berbau SARA
7) Gerakan separatis (upaya pemisahan
diri untuk membuat negara baru)
Gerakan separatis adalah suatu gerakan yang
bertujuan untuk mendapatkan kedaulatan dan
memisahkan suatu wilayah atau kelompok
manusia (biasanya kelompok dengan kesadaran
nasional yang tajam dari satu sama lain )
8) Pengrusakan lingkungan

6. PENGERTIAN SEDERHANA DARI TANTANGAN


Tantangan adalah hal atau usaha yang bertujuan untuk menggugah kemampuan.
7. PENGERTIAN SEDERHANA DARI
HAMBATAN
Hambatan adalah usaha yang berasal dari diri
sendiri yang bersifat atau bertujuan untuk
melemahkan atau menghalangi secara tidak
konsepsional.
8. PENGERTIAN SEDERHANA DARI

Kurangnya infrastruktur Indonesia GANGGUAN


merupakan salah satu contoh Gangguan adalah hal atau usaha yang berasal dari luar
hambatan
yang bersifat atau bertujuan melemahkan atau
menghalangi secara tidak konsepsional (tidak terarah).
9. KESEDIAAN WARGA NEGARA UNTUK MELAKUKAN BELA
NEGARA
Segala usaha yang dilakukan untuk membela negara, mempertahankan kedaulatan
negara, keutuhan wilayah negara, dan keselamatan bangsa merupakan hak dan
kewajiban setiap warga negara. Semua usaha tersebut dapat dilakukan di segala bidang,
baik militer maupun nonmiliter.
10.DASAR HUKUM BELA NEGARA
Ada beberapa dasar hukum dan peraturan tentang wajib bela negara.
a. Tap MPR No.VI Tahun 1973 tentang konsep Wawasan Nusantara dan
Keamanan Nasional.
b. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 29 tahun 1954 tentang Pokok-
Pokok Perlawanan Rakyat.
c. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 tahun 1982 tentang
Ketentuan Pokok Hankam Negara RI, diubah oleh Undang-Undang Republik
Indonesia Nomor 1 Tahun 1988.
d. Tap MPR No.VI Tahun 2000 tentang Pemisahan TNI dengan POLRI.
e. Tap MPR No.VII Tahun 2000 tentang Peranan TNI dan POLRI.
f. Amandemen Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945
Pasal 30 Ayat (1) dan (2) menyatakan “bahwa tiap warga negara berhak dan wajib
ikut serta dalam usaha pertahanan dan keamanan negara yang dilaksanakan melalui
sistem pertahanan dan keamanan rakyat semesta oleh TNI dan kepolisian sebagai
komponen utama, dan rakyat sebagai kekuatan pendukung”.
g. UUD NRI 1945 Pasal 27 Ayat (3):“Setiap warga negara berhak dan wajib ikut
serta dalam upaya pembelaaan negara”.
h. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 2002 tentang
Pertahanan Negara, Ayat 1 dan 2: “Setiap warga negara berhak dan wajib ikut
serta dalam upaya bela negara yang diwujudkan dalam Penyelenggaraan
Pertahanan Negara”; “Keikutsertaan warga negara dalam upaya bela negara
dimaksud Ayat 1 diselenggarakan melalui kegiatan-kegiatan sebagai berikut.
1) Pendidikan Kewarganegaraan,
2) Pelatihan dasar kemiliteran,
3) Pengabdian sebagai prajurit TNI secara sukarela atau wajib, dan
4) Pengabdian sesuai dengan profesi.
11.BERBAGAI BENTUK USAHA PEMBELAAN NEGARA
Dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 3 tahun 2002 tentang Pertahanan
Negara Pasal 9 Ayat 2, ditegaskan berbagai bentuk usaha pembelaan negara.
a. Pendidikan Kewarganegaraan
Berdasarkan Pasal 37 Ayat 1 dan 2 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20
tahun 2003 tentang Sisdiknas, dijelaskan bahwa Pendidikan Kewarganegaraan
merupakan pelajaran wajib yang diajarkan di tingkat pendidikan dasar, menengah, dan
tingkat pendidikan tinggi. Pendidikan kewarganegaraan dapat memupuk jiwa patriotik,
rasa cinta tanah air, semangat kebangsaan, kesetiakawanan sosial, kesadaran akan
sejarah perjuangan bangsa Indonesia, dan sikap menghargai jasa para pahlawan.
Pendidikan kewarganegaraan dapat memberikan pemahaman, analisis, dan menjawab
masalah yang dihadapi oleh masyarakat, bangsa, dan negara secara berkesinambungan
dan konsisten dengan cita-cita dan sejarah nasional.
b. Pelatihan dasar kemiliteran
Selain TNI, salah satu komponen warga negara yang mendapat pelatihan dasar militer
adalah siswa sekolah menengah dan unsur mahasiswa. Unsur mahasiswa tersusun
dalam organisasi Resimen Mahasiswa (Menwa). Setelah memasuki resimen tersebut,
mahasiswa harus mengikuti latihan dasar kemiliteran. Adapun, siswa sekolah
menengah dapat mengikuti organisasi yang menerapkan dasar-dasar kemiliteran,
seperti Pramuka, Patroli Keamanan Sekolah (PKS), Pasukan Pengibar Bendera
(Paskibra), Palang Merah Remaja (PMR), dan organisasi sejenis lainnya.
c. Pengabdian sebagai Tentara Nasional Indonesia
Dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 Pasal 30 Ayat
2 disebutkan bahwa TNI dan Polri merupakan unsur utama dalam usaha pertahanan
dan keamanan rakyat. Prajurit TNI dan Polri merupakan pelaksanaan dan kekuatan
utama dalam usaha pertahanan dan keamanan negara. Setiap warga negara berhak
untuk mengabdi sebagai prajurit TNI dan Polri melalui syarat-syarat tertentu.
d. Pengabdian sesuai dengan keahlian atau profesi
Upaya bela negara tidak hanya melalui cara-cara militer saja tetapi banyak usaha bela
negara dapat dilakukan tanpa cara militer. Misalnya, sebagai atlet nasional dapat
mengharumkan nama bangsa dengan meraih medali emas dalam pertandingan
olahraga. Selain itu, siswa yang ikut Olimpiade Fisika, Matematika atau Kimia di luar
negeri dan mendapatkan penghargaan merupakan prestasi yang menunjukkan upaya
bela negara. Pengabdi an sesuai dengan profesi adalah pengabdian warga negara untuk
kepentingan pertahanan negara termasuk dalam menanggulangi dan memperkecil
akibat yang ditimbulkan oleh perang, bencana alam, atau bencana lainnya.

Selain cara cara di atas yang dijelaskan oleh Undang-Undang Republik Indonesia
Nomor 3 tahun 2002 tentang Pertahanan Negara Pasal 9 Ayat 2. Ada lagi cara cara
nonmiliter lain seperti mematuhi peraturan, peduli terhadap sesama, belajar dengan
tekun, menggunakan produk buatan dalam negeri, menjaga kerukunan berbangsa dan
lain lain.
Upaya bela negara merupakan sikap dan perilaku warga negara yang dijiwai oleh
kecintaan kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia berdasarkan Pancasila dan
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Bela negara bukan
lagi hanya sebagai kewajiban dasar tetapi merupakan kehormatan bagi setiap warga
negara yang harus dilaksanakan dengan penuh kesadaran, tanggung jawab, dan rela
berkorban.

13. Ciri Ciri Sistem Pertahanan dan Keamanan Negara Yang Bersifat
Semesta

UUD 1945 memberikan gambaran bahwa usaha pertahanan dan keamanan negara
Indonesia dilaksanakan dengan menggunakan sistem pertahanan dan keamanan rakyat
semesta (sistem Sishankamrata) yang hakikatnya merupakan segala upaya menjaga
pertahanan dan keamanan negara dengan seluruh rakyat dan segenap sumber daya nasional,
sarana dan prasarana nasional serta seluruh warga negara sebagai suatu kesatuan pertahanan
yang utuh dan menyeluruh serta mencakup segala pilar kekuatan negara.

Ciri ciri dari sistem pertahanan dan keamanan semesta tersebut adalah:

a. Kerakyatan, yaitu orientasi pertahanan dan keamanan negara diabadikan oleh dan
untuk kepentingan seluruh rakyat.
b. Kesemestaan, yaitu seluruh sumber daya nasional didayagunakan untuk upaya
pertahanan negara.
c. Kewilayahan, yaitu gelar kekuatan pertahanan dilaksanakan secara menyebar dan
mencakup seluruh wilayah NKRI sesuai dengan kondisi geografi Indonesia sebagai
negara kepulauan.
14. Identitas Provinsi
Nama Bahasa
No Rumah Adat Tarian
Provinsi Daerah
Tari Seudati

Krong Bade
Nangroe Aceh Gayo
Aceh Alas
1 Darussalam Aneuk
Tari Saman
(NAD) Jamee
atau Aceh Simelue

Rumah Bolon Tari Tor Tor


Batak
Sumatra Batak Toba
2
Utara Batak
Samosir

Tari Joget Lambak

Rumah Selaso Jatuh Kembar

Melayu
3 Riau
Anak Dalam Tari Zapin

Sumatra
4 Minang Rumah Gadang Tari Piring
Barat
Tari Lilin

Rumah Panjang Tari Sekapur Sirih


Kubu
Kerinci
5 Jambi
Melayu
Anak Dalam

Rumah Bubungan Lima Tari Andun


Melayu
6 Bengkulu Pasemah
Serawai

Rumah Limas Tari Tanggai

Sumatra Melayu
7
Selatan Palembang

Rumah Nuwou Sesat Tari Jangget

8 Lampung Lampung
Rumah Belah Bubung Tari Tandak

Kepulauan
9 Melayu
Riau

Rumah Rakit Tari Puteri Bekhusek

Bangka Melayu
10
Belitung Bangka

Rumah Badui
Tari Topeng
Sunda
11 Banten Sunda
Baduy

Daerah Tari Ronggeng


Rumah Kebaya
Khusus
Ibukota
12 Betawi
Jakarta
(DKI
Jakarta)
Imah Kasepuhan Tari Jaipong

Sunda
13 Jawa Barat
Cirebon

Jawa
14 Jawa Rumah Joglo Tari Gambyong
Tengah
Tari Remong

Rumah Joglo

Jawa
Jawa
15 Madura Tari Reog
Timur
Osing

Rumah Bangsal Kencono Tari Serimpi


Daerah
Istimewa
16 Jawa
Yogyakarta
(DIY)

Rumah Kesultanan Pontianak Tari Monong

Kalimantan Dayak
17
Barat Melayu

Tari Tambun dan Bungai

Kalimantan Dayak
18 Rumah Bentang
Tengah Melayu
Rumah Bubungan Tinggi Tari Baksa Kembang

Dayak
Kalimantan
19 Banjar
Selatan
Melayu

Rumah Lamin Tari Gong


Dayak
Kalimantan Kutai
20
Timur Melayu
Banjar

Rumah Baloy Tari Magunatip

Kalimantan Dayak
21
Utara Tidung

Rumah Gapura Candi Bentar


Tari Pendet

22 Bali Bali

Tari Kecak
Rumah Istana Sultan Sumbawa
Tari Mpaa Lenggo
Nusa
Sasak
Tenggara
23 Sumbawa
Barat
Bima
(NTB)

Alor Tari Caci


Rumah Musalaki
Belu
Nusa Ende
Tenggara Larantuka
24
Timur Ngada
(NTT) Sikka
Sumba
Rote
Tari Kipas
Rumah Tongkonan
Bugis
Sulawesi Makassar
25
Selatan Mandar
Toraja

Rumah Istana Buton Tari Balumpa

Bunku-
Sulawesi
26 Tolaki
Tenggara
Muna-Buton
Balantak Rumah Souraja Tari Peule Cinde
Banggai
Bungku
Sulawesi
27 Pamona
Tengah
Lore
Tomini
Toli toli
Rumah Mandar Tari Patuddu

Mandar
Sulawesi
28 Bugis
Barat
Toraja

Rumah Bolaang Mongondow Tari Polopalo

Minahasa
Sulawesi
29 Sangihe
Utara
Talaud

Rumah Doholupa Tari Padupa

Gorontalo
30 Gorontalo Mongondow
Suwawa

Rumah Baileo
Banda
Tari Lenso
Buru
Aru
31 Maluku
Kei
Seram
Moa
Rumah Baileo
Tari Cakalele
Bacan
Maluku Ternate
32
Utara Morotai
Obi

Biak Rumah Honai Tari Musyoh


Ma’ya
Papua Ambel
33
Barat Batanta
Moi
Misool
Asmat Tari Selamat Datang
Rumah Honai
Dani
Sentani
34 Papua
Tobati
Senggi
Yei

BAB III
PENUTUP

a. Kesimpulan
 Kesadaran adalah sikap mawas diri sehingga dapat membedakan baik, atau buruk, benar
atau salah, layak atau tidak layak, patut atau tidak patut dalam berkata dan berperilaku.
 Kesadaran bela negara sendiri adalah kondisi psikologis yang berwujud sikap dan perilaku
serta tindakan tanggap setiap warga negara terhadap suatu hal yang dijiwai oleh
kecintaannya terhadap NKRI dalam menjamin kelangsungan hidup bangsa dan negara.
 Upaya bela negara adalah sikap dan perilaku warga negara yang dijiwai oleh kecintaannya
kepada NKRI berdasarkan Pancasila dan Undang Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945, dalam menjamin kelangsungan hidup bangsa dan negara. Bukan
hanya sebagai kewajiban dasar manusia, tetapi juga kehormatan warga negara sebagai
pengabdian dan kerelaan berkorban kepada bangsa dan negara.
 Warga negara mempunyai kewajiban untuk ikut serta dalam pembelaan negara, kecuali
ditentukan lain dengan undang undang karena merupakan sebuah tanggung jawab dan
kehormatan warga negara.
 Perang merupakan jalan terakhir dan dilakukan jika semua usaha dan penyelesaian secara
damai tidak berhasil karena Indonesia menentang segala bentuk penjajahan dan menganut
sistem politik luar negeri bebas aktif.
 Ancaman adalah usaha yang bersifat mengubah atau merombak kebijaksanaan yang
dilakukan secara konsepsional melalui tindak kriminal dan politis.
 Ancaman dapat dibagi 2, yaitu ancaman militer dan nonmiliter.
 Macam macam ancaman dan gangguan pertahanan dan keamanan dari luar negeri adalah
 Agresi
 Pelanggaran wilayah oleh negara lain
 Spionase
 Sabotase
 Aksi terror jaringan internasional
 Macam macam ancaman dan gangguan pertahanan dan keamanan dari dalam negeri adalah
 Pemberontakan bersenjata
 Konflik horizontal
 Aksi terror
 Sabotase
 Aksi kekerasan berbau SARA
 Gerakan separatisme
 Pengrusakan lingkungan
 Tantangan adalah hal atau usaha yang bertujuan untuk menggugah kemampuan.
 Hambatan adalah usaha yang berasal dari diri sendiri yang bersifat atau bertujuan untuk
melemahkan atau menghalangi secara tidak konsepsional.
 Gangguan adalah hal atau usaha yang berasal dari luar yang bersifat atau bertujuan
melemahkan atau menghalangi secara tidak konsepsional (tidak terarah).
 Segala usaha yang dilakukan untuk membela negara, mempertahankan kedaulatan negara,
keutuhan wilayah negara, dan keselamatan bangsa merupakan hak dan kewajiban setiap
warga negara. Semua usaha tersebut dapat dilakukan di segala bidang, baik militer maupun
nonmiliter.
 Ada beberapa dasar hukum dan peraturan tentang wajib bela negara, yaitu:
 Tap MPR No.VI Tahun 1973 tentang konsep Wawasan Nusantara dan Keamanan
Nasional.
 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 29 tahun 1954 tentang Pokok-Pokok
Perlawanan Rakyat.
 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 tahun 1982 tentang Ketentuan Pokok
Hankam Negara RI, diubah oleh Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 1 Tahun
1988.
 Tap MPR No.VI Tahun 2000 tentang Pemisahan TNI dengan POLRI.
 Tap MPR No.VII Tahun 2000 tentang Peranan TNI dan POLRI.
 Amandemen Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 Pasal 30
Ayat (1) dan (2)
 UUD NRI 1945 Pasal 27 Ayat (3)
 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 2002 tentang Pertahanan Negara,
Ayat 1 dan 2
 Dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 3 tahun 2002 tentang Pertahanan
Negara Pasal 9 Ayat 2, ditegaskan berbagai bentuk usaha pembelaan negara, diantaranya:
 Pendidikan Kewarganegaraan
 Pelatihan dasar kemiliteran
 Pengabdian sebagai Tentara Nasional Indonesia
 Pengabdian sesuai dengan keahlian atau profesi
 Usaha pertahanan dan keamanan negara Indonesia dilaksanakan dengan menggunakan
sistem pertahanan dan keamanan rakyat semesta (sistem Sishankamrata)
 Ciri ciri dari sistem pertahanan dan keamanan semesta adalah:
 Kerakyatan
 Kesemestaan
 Kewilayahan

b. Saran

Anda mungkin juga menyukai