Anda di halaman 1dari 14

TEORI PEMBENTUKAN KELOMPOK

SOSIAL

ANDRE JONATHAN

XII MIPA 6

SMAN 4 BEKASI

2021
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur senantiasa kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
atas rahmat dan karunia-Nya saya dapat menyelesaikan portofolio Sosiologi ini. Makalah ini
merupakan salah satu usaha saya dalam memberikan pemahaman dan penjelasan tentang
“Teori Pembentukan Kelompok Sosial” serta untuk memenuhi penugasan mata pelajaran
Sosiologi.

Tak lupa saya juga mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada Bapak
Drs. Royani selaku guru Sosiologi di kelas saya serta banyak sekali kontribusi dari berbagai
pihak, baik berupa materi ataupun pikiran. Tanpa kontribusi mereka, saya tidak akan dapat
menyusun makalah ini secara lengkap dan menyeluruh.

Saya menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih cukup sederhana karena
keterbatasan wawasan dan pengetahuan, baik dalam penyusunan maupun dalam pemilihan
kata serta kelengkapan materi dalam tugas portofolio ini. Oleh karena itu untuk kesempurnaan
portofolio ini, kritik dan saran akan sangat berharga guna untuk memperbaiki portofolio ini.
Harapan saya kiranya makalah ini dapat menambah pengetahuan dan wawasan bagi pembaca
terutama untuk diri kita sendiri.

Bekasi, 3 Maret 2021

Penyusun

2|Page
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................................4
A. Latar Belakang Masalah..................................................................................................4
B. Rumusan Masalah............................................................................................................4
C. Tujuan Masalah................................................................................................................4
BAB II PEMBAHASAN...........................................................................................................5
A. Alasan Individu Menjadi Anggota Kelompok............................................................5
B. Teori Pembentukan Kelompok Sosial.............................................................................7
1. Teori Aktivitas – Interaksi – Sentimen............................................................................7
2. Teori Alasan Praktis (Practicalities of Group Formation)..............................................8
3. Teori Hubungan Pribadi (Fundamental Intrapersonal Relations Orientation
Behavior).................................................................................................................................8
4. Teori Identitas Sosial.......................................................................................................9
5. Teori Identitas Kelompok................................................................................................9
6. Teori Kedekatan (Propinquity).......................................................................................9
7. Teori Keseimbangan......................................................................................................10
8. Teori Pembentukan Beralasan.....................................................................................10
9. Teori Perkembangan Kelompok...................................................................................10
BAB III PENUTUP.................................................................................................................12
 Kesimpulan...................................................................................................................12
Saran....................................................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................14

3|Page
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Dalam kehidupan bermasyarakat, seorang individu sselalu diharapkan dan dianggap


dapat menjadi atau mengikuti kelompoknya. Manusia sebagai makhluk sosial pasti
membutuhkan interaksi sosial dengan orang lain. Dalam interaksi tersebut akan terbentuk
kelompok kelompok sosial yang terjadi dalam kehidupan masyarakat dengan fungsi dan
manfaatnya masing masing. Semua hal tersebut terjadi sebagai akibat dari keinginan alami
dan naluri manusia untuk berinteraksi dan bersama dengaan orang lain sebagai cara untuk
bertahan hidup.
Oleh karena itu, portofolio ini dibuat bukan hanya semata mata untuk menyelesaikan
tugas Sosiologi. Portofolio ini dibuat agar kita semua mengetahui betapa pentingnya peran
kelompok sosial dalam kehidupan bermasyarakat dan perkembangan manusia dalam
memahami konsep sosiologi kelompok. Portofolio ini juga sebagai peluas wawasan dan
informasi untuk memperluas wawasan dan pengetahuan agar kita dapat mengetahui
perkembangan pemahaman para ilmuwan sosiologi tentang pembentukan kelompok sosial
yang ada dalam kehidupan bermasyarakat.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang menjadi alasan pembentukan kelompok sosial?
2. Apa saja yang mendorong individu menjadi anggota kelompok?
3. Apa saja teori pembentukan kelompok sosial?
4. Oleh siapa saja teori tersebut dikemukakan?
C. Tujuan Masalah
1. Mengetahui alasan terbentuknya kelompok sosial.
2. Mengetahui faktor pendorong menjadi anggota kelompok.
3. Mengetahui teori pembentukan kelompok sosial.

4|Page
BAB II
PEMBAHASAN
A. Alasan Individu Menjadi Anggota Kelompok

 Ada beberapa alasan mengapa seorang individu dapat terdorong untuk menjadi
anggota suatu kelompok. Faktor pendorong tersebut dapat berupa hal hal yang
merupakan konsekuensial dari keadaan lingkungan suatu individu, faktor yang
berasal dari diri sendiri seorang individu, maupun daya tarik dari manfaat
kelompok tersebut.
 Mengutip dari pendapat ahli sosiologi Vaughan dan Hogg (dalam Sarwono, 2012),
terdapat enam alasan individu dapat menjadi anggota suatu kelompok, antara lain
sebagai berikut:

 Proksimitas / Kedekatan

 Individu akan cenderung bergabung dengan individu lain karena adanya


kedekatan. Hal tersebut dapat berarti kedekatan fisik, seperti tempat tinggal,
sekolah, atau pekerjaan, maupun
kedekatan emosional, seperti
pertalian emosi karena kekerabatan,
pertemanan atau persahabatan.

 Apapun bentuknya, kedekatan akan


meningkatkan peluang interaksi
antar individu dan jumlah kegiatan
bersama yang memungkinkan
terbentuknya kelompok sosial

 Contohnya seperti pelajar yang rumahnya berdekatan dengan sekolah akan lebih
sering berkelompok saat berangkat maupun pulang ke sekolah.

 Contoh lainnya adalah individu akan lebih mudah membuat pertemanan dan
berkelompok sosial dengan orang lain yang tinggal berdekatan dengannya.
 Kesamaan

5|Page
 Kesamaan akan mendorong seorang individu untuk berhubungan dengan orang
lain. Hal ini dikarenakan seorang individu pasti lebih terdorong dan menyukai
berinteraksi dengan orang lain yang memiliki kesamaan dengannya.
 Kesamaan dapat berupa minat, sikap, pendapat, keyakinan, nilai, usia, tingkat
kecerdasan, maupun karakter personal lainnya. Semakin banyak kesamaan
maka akan lebih besar kemungkinan terbentuknya kelompok sosial.
 Sebgai contoh, individu akan masuk eskul yang sesuai atau memiliki kesamaan
dengan minat dan bakatnya
 Contoh lain seperti mahasiswa rantau yang cenderung berkelompok dengan anak
rantau dengan daerah yang sama dengannya

 Kesalingtergantungan untuk mencapai tujuan tertentu

 Adanya tujuan bersama yang hendak


dicapai akan mendorong individu untuk
membentuk maupun bergabung ke dalam
suatu kelompok
 Contohnya untuk memperlancar perencanaan
dan jalannya acara, akan dibentuk kelompok
panitia.

 Dukungan Timbal Balik Positif (mutual


positive support)

 Individu bergabung dalam suatu kelompok demi memperoleh dukungan positif yang
membuatnya merasa memiliki afiliasi atau ikatan emosional. Hal ini menjadi daya
tarik bagi kelompok sosial untuk seorang individu. Dukungan timbal balik positif ini
juga menghindarkan individu dari kesendirian dan menciptakan rasa kebersamaan.
 Contohnya, siswa yang tidak masuk sekolah akibat sakit akan memperoleh informasi
tugas maupun bantuan dari siswa lain maupun teman sekelompoknya.
 Dukungan emosional

 Individu bergabung dalam kelompok untuk mendapatkan dukungan emosional yang


dibutuhkannya. Hal ini juga salah satu daya tarik dari kelompok sosial.

6|Page
 Contohnya, remaja yang sedang sedih atau memiliki masalah pasti akan pergi menuju
teman sekelompoknya dimana ia dapat menceritakan masalahnya, mendapat
penghiburan, melupakan sejenak masalahnya dengan menghabiskan waktu bersama
dan lain lain.
 Identitas Sosial
 Individu cenderung masuk dalam suatu kelompok untuk memperoleh rasa identitas
diri dalam kelompok tersebut. Identitas
tersebut dapat menjadi kebanggaan atau
membuktikan eksistensi sosial individu
tersebut, serta membuat individu merasa
dianggap bagian dari satu kesatuan yang
lebih besar.
 Contohnya, ketika kita menjadi anggota
suatu organisasi seperti OSIS, OSIS akan
menjadi identitas diri dan sosial yang kita miliki.

B.Teori Pembentukan Kelompok Sosial


1. Teori Aktivitas – Interaksi – Sentimen
 Teori ini dikemukakan oleh George C. Homans dan menjelaskan bahwa
kelompok terbentuk karena individu individu
melakukan aktivitas bersama secara intensif
sehingga memperluas wujud dan cakupan
interaksi di antara mereka. Pada akhirnya, akan
muncul sentiment (emosi, perasaan atau
kedekatan) keterikatan satu sama lain sebagai
faktor pembentuk kelompok sosial.
 Contohnya: Siswa yang tergabung dalam suatu
organisasi atau eskul akan lebih sering beraktivitas
bersama secara intensif. Hal ini akan memperbanyak interaksi antar
anggota. Lambat laun, beberapa di antara mereka akan sangat sering

7|Page
berinteraksi hingga hubungan mereka tak lagi terbatas kepentingan
organisasi, melainkan hal pribadi seperti menceritakan masalah,
mendukung pencapaian maupun belajar bersama suatu topik pelajaran yang
sulit. Lama kelamaan akan muncul kedekatan batin yang akan membentuk
kelompok persahabatan.
2. Teori Alasan Praktis (Practicalities of Group Formation)
 Teori ini dikembangkan oleh H. Joseph Reitz, dimana ia berasumsi bahwa individu
bergabung dalam suatu kelompok untuk memenuhi beragam kebutuhan
praktisnya.
 Ilmuwan lain bernama Abraham H. Maslow mengidentifikasikan beberapa
kebutuhan praktis manusia dalam bentuk segitiga, yaitu (dari atas hingga
bawah):
a) Self-actualization (aktualisasi diri, menggali potensi diri)
b) Esteem needs (harga
diri, penghargaan, dan
pencapaian)
c) Belongingness and love
needs (rasa kepemilikan
dan kasih sayang)
d) Safety needs (keamanan
dan keselamatan)
e) Physiological needs
(makan, tidur, minum dll)
 Dalam hal ini, kelompok sosial dapat
memenuhi 3 dari kebutuhan praktis
manusia dalam Segitiga Maslow, yaitu aktualisasi diri, rasa penghargaan dan
harga diri, serta kebutuhan kasih saying dan kepemilikan.
3. Teori Hubungan Pribadi (Fundamental Intrapersonal Relations
Orientation Behavior)
 Teori ini dikemukakan oleh W. C. Schutz dan menyatakan bahwa manusia
berkelompok untuk memenuhi kebutuhan dasar dalam hubungan antar
pribadi.

8|Page
 Kebutuhan dasar dalam hubungan antarpribadi adalah:
a) Kebutuhan inklusi (kebutuhan untuk terlibat dan tergabung dalam
kelompok)
b) Kebutuhan kontrol (kebutuhan arahan, petunjuk, dan pedoman berperilaku
dalam kelompok)
c) Kebutuhan afeksi (kebutuhan akan kasih saying dan perhatian dalam
kelompok)
 Selain itu, W. C. Schutz juga membagi anggota kelompok atas 2 tipe, yaitu:
a) Tipe membutuhkan (wanted), yaitu membutuhkan inklusi (ingin diajak
dan dilibatkan), membutuhkan kontrol (memerlukan arahan dan bimbingan),
serta membutuhkan afeksi (ingin diperhatikan dan disayang)
b) Tipe memberi (expressed), yaitu memberi inklusi (mengajak dan
melibatkan orang lain), memberi kontrol (mengarahkan, memimpin, dan
membimbing), serta memberi afeksi (memerhatikan dan menyayangi)
4. Teori Identitas Sosial
 Dikemukakan oleh M. Billig dan menegaskan bahwa kelompok terbentuk karena
adanya sekumpulan orang yang menyadari atau mengetahui adanya satu
identitas sosial bersama.
 Identitas sosial sendiri dapat diartikan sebagai proses yang mengikatkan individu
pada kelompoknya dan menyebabkan individu menyadari diri sosial atau
status yang melekat padanya.
5. Teori Identitas Kelompok
 Teori ini dikemukakan oleh D.L. Horowitz dan menjelaskan bahwa individu
dapat mengelompok karena memiliki kessamaan identitas etnis atau suku
bangsa.
 Identitas etnis tersebut dapat berupa ciri fisik, kebiasaan hidup, bahasa atau
ekspresi budaya.
6. Teori Kedekatan (Propinquity)
 Teori ini dikemukakan oleh Fred Luthans dan berdasarkan asumsi bahwa
seseorang berkelompok dengan orang lain disebabkan karena adanya
kedekatan ruang dan daerah (spatial and geographical proximity).

9|Page
 Contohnya, pegawai kerja yang berada dalam satu ruangan akan lebih mudah
berkelompok dibanding pegawai yang berbeda ruangan.

7. Teori Keseimbangan
 Teori keseimbangan (a balance theory of group formation) dikemukakan oleh
Theodore M. Newcomb berdasarkan bahwa seseorang tertarik untuk
berkelompok dengan orang lain atas dasar adanya kesamaan tertentu, seperti
sikap, tujuan, agama, ideologi, gaya hidup, pekerjaan, status sosial, dan
sebagainya.
 Contohnya seseorang akan lebih mudah dan tertarik berkelompok dengan orang
yang memiliki agama sama karena akan memiliki lebih banyak kesamaan dan
kecocokan satu sama lain.
8. Teori Pembentukan Beralasan
 Teori ini dikembangkan oleh Dorwin Cartwright dan Alvin Zander dan
memiliki inti bahwa terdapat sejumlah alasan mengapa kelompok dapat
terbentuk, sebagai berikut:
a) Deliberate formation (kelompok yang dibentuk secara sengaja dan
berdasarkan pertimbangan tertentu untuk
mendukung pencapaian tujuan.
Contohnya untuk meningkatkan hasil
tani, dibentuk kelompok tani)
b) Spontaneous formation (kelompok
yang dibentuk secara spontan tanpa ada
perencanaan terlebih dahulu. Contohnya
adalah kelompok belajar suatu mata pelajaran yang dibentuk secara
spontan secara sukarela)
c) External designation (Pembentukan kelompok berdasarkan hal tertentu
sebagai patokan. Yaitu kelompok yang dibentuk atas dasar kesamaan
anggota. Contohnya, dikelompokkan berdasakan warna kulit, jenis
kelamin, usia dsb.)
9. Teori Perkembangan Kelompok

10 | P a g e
 Teori ini dikembangkan oleh W.G. Bennis dan H.A. Sheppard. Inti dari
teorinya adalah bahwa individu bergabung dalam suatu kelompok untuk
dipimpin atau mencari figur otoritas.
 Seseorang masuk suatu kelompok akan memiliki sedikit sekali gambaran
tentang pemimpinnya. Oleh karena itu, individu tersebut dapat memilih
untuk bertahan atau meninggalkan kelompok setelah ia lebih mengetahui
karakter pemimpinnya.
 Tahap perkembangan tersebut dibagi menjadi beberapa tahap,yaitu:
a) Tahap Otoritas (masih ada figur otoritas sentral)
1. Ketergantungan pada otoritas (tahap awal terbentuknya
kelompok, anggota masih mengharapkan arahan dari figur
otoritasuntuk membantunya menyesuaikan diri,memulai
partisipasi dll.)
2. Pemberontakan (ketika orang yang dianggap otoritas dipandang
tidak lagi mampu atau tidak sesuai dengan harapan anggota, ia
akan mulai diabaikan atau disingkirkan. Kemudian akan dipilih
otoritas baru sementara atau kelompok dibiarkan informal. Pada
masa ini konflik antar anggota kerap terjadi.)
3. Pencairan (ada dua kemungkinan, pertama yaitu terpilih otoritas
baru sehingga kelompok berlanjut atau kedua, tidak terpilih
otoritas baru dan kelompok peca atau bubar)
b) Tahap Pribadi (pemantapan ketergantungan antar anggota)
1. Tahap Harmoni (semua pihak merasa puas dan bahagia karena
ada rasa saling percaya dan mampu memenuhi harapan.
Produktivitas kelompok sangat tinggi)
2. Tahap Identitas Pribadi (pribadi mulai merasa tertekan oleh
kelompok,mengingkan untuk mengembangkan identitas
pribadinya. Kelompok terbagi dua dengan satu ingin
mempertahankan status quo (kondisi seperti biasa) dan yang
berniat mencari aktivitas individu walau masih tetap dalam
kelompok. Anggota yang memilih pilihan kedua ini cenderung
tidak aktif dalam kegiatan kelompok.

11 | P a g e
3. Tahan Pencairan Masa Pribadi (setiap anggota telah
mengetahui posisi masing masing dan dapat menerima dan
berkomunikasi dengan baik. Tiap anggota diberi peran sesuai
kemampuan dan sifat serta tidak kehilangan identitas pribadinya
walau masih terikat keanggotaan kelompok.

BAB III

PENUTUP
 Kesimpulan

 Faktor pendorong individu menjadi anggota kelompok bisa merupakan hal konsekuensial
dari keadaan lingkungan suatu individu, faktor yang berasal dari diri sendiri seorang
individu, maupun daya tarik dari manfaat kelompok tersebut.
 Menurut Vaughann dan Hogg, terdapat 6 alasan, yaitu:
 Proksimitas (Kedekatan)
 Kesamaan
 Tujuan Bersama
 Dukungan Timbal Balik Positif
 Dukungan Emosional
 Identitas Sosial
 Terdapat 9 teori yang dikemukakan ahli sosiologi tentang pembentukan kelompok.
 Teori Aktivitas-Interaksi-Sentimen dikemukakan oleh George C. Homans dan
menjelaskan bahwa kelompok terbentuk karena individu individu melakukan aktivitas
bersama secara intensif sehingga memperluas wujud dan cakupan interaksi di antara
mereka.
 Teori Alasan Praktis dikembangkan oleh H. Joseph Reitz, dimana ia berasumsi bahwa
individu bergabung dalam suatu kelompok untuk memenuhi beragam kebutuhan
praktisnya.
 Salah satu komponen teori alasan praktis adalah Segitiga Maslow yang mengurutkan
kebutuhan manusia dari paling rendah hingga paling tinggi (fisiologis, keamanan,
kepemilikan, harga diri dan aktualisasi diri)

12 | P a g e
 Teori Hubungan Pribadi dikemukakan oleh W. C. Schutz dan menyatakan bahwa
manusia berkelompok untuk memenuhi kebutuhan dasar dalam hubungan antar pribadi.
 Kebutuhan dasar hubungan antar pribadi ada 3, yaitu kebutuhan inklusi, kontrol dan afeksi
 Anggota kelompok dibagi 2, yaitu yang membutuhkan dan yang dibutuhkan.
 Teori Identitas Sosial dikemukakan oleh M. Billig dan menegaskan bahwa kelompok
terbentuk karena adanya sekumpulan orang yang menyadari atau mengetahui adanya satu
identitas sosial bersama.
 Identitas sosial adalah proses yang mengikatkan individu pada kelompoknya dan
menyebabkan individu menyadari diri sosial atau status yang melekat padanya.
 Teori Identitas Kelompok dikemukakan oleh D.L. Horowitz dan menjelaskan bahwa
individu dapat mengelompok karena memiliki kessamaan identitas etnis atau suku
bangsa.
 Teori Kedekatan dikemukakan oleh Fred Luthans dan berdasarkan asumsi bahwa
seseorang berkelompok dengan orang lain disebabkan karena adanya kedekatan ruang dan
daerah (spatial and geographical proximity).
 Teori Keseimbangan dibuat oleh Theodore M. Newcomb berdasarkan bahwa seseorang
tertarik untuk berkelompok dengan orang lain atas dasar adanya kesamaan tertentu, seperti
sikap, tujuan, agama, ideologi, gaya hidup, pekerjaan, status sosial, dan sebagainya.
 Teori Pembentukan Beralasan dikembangkan oleh Dorwin Cartwright dan Alvin
Zander dan memiliki inti bahwa terdapat sejumlah alasan mengapa kelompok dapat
terbentuk, yaitu secara deliberate (sengaja), spontan, dan secara eksternal.
 Teori Perkembangan Berkelompok dikembangkan oleh W.G. Bennis dan H.A.
Sheppard. Inti dari teorinya adalah bahwa individu bergabung dalam suatu kelompok
untuk dipimpin atau mencari figur otoritas.
 Tahap perkembangan kelompok ada 2, yaitu tahap otoritas (terdiri dari bergantung pada
otoritas, pemberontakan, dan pencairan) dan tahap pribadi (terdiri dari harmoni, identitas
pribadi dan pencairan masalah pribadi)

 Saran
Dalam segala hal mungkin selalu ada kekeliruan setiap melaksanakan suatu perbuatan. Begitu
juga dalam penulisan makalah ini, kami juga menyadari bahwa masih banyak kekeliruan dan

13 | P a g e
mungkin juga kekurangannya. Baik dari segi penulisan maupun isi dari makalah ini. Untuk itu
kami sangat mengharapkan saran maupun kritik yang membangun.

DAFTAR PUSTAKA
 Damanik, Fritz H.S dan Badarudin. 2016. Buku Siswa Sosiologi SMA/MA Kelas
XI. Jakarta: PT. Bumi Aksara

14 | P a g e

Anda mungkin juga menyukai