Anda di halaman 1dari 14

ABSTRAK

Ari Setyawan Wibowo, NIM. 1210247944. Penyimpagan Sosial Remaja (Studi


Khasus Tindak Kriminalitas Oleh Remaja di Wilayah Hukum Polsek Tampan Kota
Pekanbaru) dibimbing oleh Swistantoro dan Dr. Yoserizal, M.S

Penelitian ini dilatarbelakangi penyimpangan sosial berupa tindak kriminal


oleh remaja di Kecamatan Tampan Kota Pekanbaru. Polsek Tampan mencatat
terdapat 162 tindak kriminal, mayoritas adalah pencurian kendaraan bermotor
sejumlah 45 hasus, pencurian disertai kekerasan sejumlah 14 kasus dan pencurian
disertai pemberatan sejumlah 16 kasus. Penelitian ini menggunakan teori
penyimpangan sosial untuk menganalisa fenomena yang terjadi. Tujuan penelitian
ini adalah untuk mengetahui latarbelakang pelaku kriminalitas, faktor-faktor yang
menyebabkan remaja di Kota Pekanbaru melakukanan tindak kriminal, dan strategi
polsek tampan dalam penyelesaian tindak kriminal oleh remaja. Metodologi
kualitatif sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa
kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati.
Teknik pengumpulan data yang akan peneliti gunakan adalah menggunakan metode
wawancara yang merupakan bentuk komunikasi verbal atau percakapan dengan
maksud memperoleh informasi dari objek, dan metode observasi. Analisis data
mengunakan deskriptif kualitatif. Hasil dari penelitian ini, penulis menemukan
bahwa tindak kriminal oleh remaja terjadi disebabkan oleh faktor ekonomi,
mengenalnya budaya baru, dan pengaruh teman sebaya. Penulis juga menemukan
bahwa Polsek Tampan melakukan strategi pre-Emtif berupa pembinaan, Preventif
berupa patroli dan bekerja sama dengan pihak-pihak lain, dan represif berupa
penegakan hukum.

Kata kunci: Penyimpangan sosial, Tindak Kriminal, Remaja

1
Latar Belakang Masalah penganiayaan. Sedangkan berdasarkan
Kriminalitas di indonesia fakta dan data yang dihimpun oleh
Selama periode Tahun 2013–2015, Pusat Data Anak Berhadapan Dengan
jumlah kejadian kejahatan atau tindak Hukum Komnas, secara keseluruhan
kriminalitas di Indonesia berfluktuasi. ada sekitar 2.879 anak melakukan
Data di Biro Pembinaan dan tindak kekerasan dan harus
Operasional, Mabes Polri berhadapan dengan hukum. Mulai dari
memperlihatkan jumlah kejadian rentang usia 6-12 tahun sebanyak 268
kejahatan (crime total) pada tahun anak (9 persen), serta anak berusia 13-
2013 sebanyak 342.084 kasus, 18 tahun sebanyak 829 anak (91
menurun menjadi sebanyak 325.317 persen) (Profil Anak Indonesia: 2015)
kasus pada tahun 2014 dan meningkat Di wilayah Provinsi Riau sendiri
pada tahun 2015 menjadi 352.936 terdapat 10.685 tindakan kriminalitas
kasus. Sementara itu, jumlah orang yang terlapor di Polda Riau, untuk
yang berisiko terkena tindak kejahatan wilayah pekanbaru sendiri terdapat
(crime rate) setiap 100.000 penduduk 702 khasus yang dilaporkan (Provinsi
diperkirakan sebanyak 140 orang pada Riau dalam Angka: 2016). Sementara
tahun 2013, 131 orang pada tahun data yang dirilis pada akhir tahun 2017
2014, dan 140 orang pada tahun 2015 oleh Polres Kota Pekanbaru mencatat
(Statistik Kriminal: 2016). Jika dilihat Selama tahun 2017 ini tercatat,
dari data tersebut memang tingkat setidaknya ada sekitar 1.846 kasus
kriminalitas berkurang, akan tetapi tindak pidana yang terjadi.
tingkat kesadisan yang dilakukan oleh Khasus terbanyak yakni
pelaku tindakan kriminal lebih tingi pencurian dengan pemberatan (curat)
dari pada tahun sebelumnya. dengan 192 tersangka, curanmor 164
Kriminalitas yang terjadi bahkan tersangka, curas 68 tersangka, judi 44
dilakukan oleh anak1 (umur 18 tahun tersangka, kasus pencabulan dan
kebawah). Dari segi hukum anak dapat kekerasan terhadap anak 36 tersangka,
dikenakan hukuman pidana jika telah dan pembunuhan dengan 15 tersangka.
mencapai usia 12 tahunyang dalam Kapolres Kota Pekanbaru
istilah psikologi telah memasuki usia menyebutkan terdapat empat wilayah
remaja (Wigianti Soetedjo, 2006). Kecamatan di Kota Pekanbaru yang
Komisi Nasional Perlindungan Anak dinilai rawan dan tinggi angka
mencatat sepanjang tahun 2013-2014, kriminalitas dan gangguan kamtibmas
terjadi peningkatan jumlah kejahatan pada tahun ini. Yaitu Kecamatan Bukit
terhadap anak. Jumlah kejahatan Raya sebagai yang tertinggi dengan
dengan pelaku anak mengalami jumlah kasus kejahatan sebanyak 211.
peningkatan dari 1.121 pengaduan di Kemudian disusul dengan Kecamatan
tahun 2013 menjadi 1.851 pengaduan Tenayan Raya dengan jumlah kasus
di tahun 2014 atau meningkat 163 kasus dan terakhir Kecamatan
sejumlah 730 kasus. Hampir 52 persen Lima Puluh dengan jumlah kasus 159,
dari angka itu adalah kasus pencurian yang terakhir yaitu Kecamatan
yang diikuti dengan kasus kekerasan, Tampan tercatat ada 162 kasus.
perkosaan, narkoba, judi, serta

1
Menurut UU No. 39 Tahun 1999 tentaang termasuk anak yang masih dalam kandungan
Hak asasi manusia. Anak dalam pandangan apabila hal tersebut adalah demi
hukum adalah setiap orang yang berusia kepentingannya.
dibawah 18 tahun dan belum menikah

2
Tabel 1
Tindak Pidana yang terjadi di
Wilkum Polsk Tampan 2017 Tabel 2
Data Ungkap Kasus Polsek
Jenis Tindak Jumlah Tindak tampan 2016 dan 2017
NO
Pidana Pidana
1 Curat 16 2017
2 Curas 14
3 CURANMOR 42 N JENIS Pengu
RD 2 O GK Jumlah ngkap
4 CURANMOR 3 Tindak an
RD 4 Pidna Tindak
5 Jambret 5 Pidana
6 Curbis 27 1 Curas 14 7
7 Penganiayaan 6
2 Curat 16 7
8 Penggelapan 11
9 Narkotika 11 3 Curan 45 24
mor
10 Tindak Pidana 27
(r2,r4,)
Lainnya
TOTAL 162 Jumla 75 38
Sumber : Polsek Tampan 2017 h
Data diatas dapat diketahui bahwa Sumber: Polsek Tampan 2017
tren tindak pidana yang terjadi di Dari 38 kasus yang terjadi
wilayah hukum polsek tampan yaitu sebanyak 14 kasus telah ada putusan
pencurian dengan kekerasan (curas) pengadilan sementara 24 kasus dalam
pencurian dengan pemberatan (curat) proses hukum. Dari 24 kasus yang
dan pencurian kendaraan bermotor tersebut 34 tersangka yang mayoritas
(curanmor) dengan jumlah 75 kasus. dilakukan oleh penduduk usia
Sedangkan data ungkap kasus tahun produktif (antara 15 sampai 64
2017 dapat dilihat pada tabel dibawah tahun) bahkan yang lebih
ini: mencengngkan tindak kriminal
tersebut dilakukan oleh remaja (11-24
tahun2).
Dari perspektif sosiologis
kriminalitas merupakan
penyimpangan sosial Penyimpangan
adalah segala bentuk perilaku yang
tidak menyesuaikan diri dengan
norma-norma kehendak masyarakat.
Dengan kata lain, penyimpangan
adalah tindakan atau perilaku yang
tidak sesuai dengan norma dan nilai
yang di anut dalam lingkungan baik

2
De Sarlianto, Seorang tokoh psikologi sedang mengalami perkembangan fisik dan
indonesia mendefinisikan remaja sebagai mental (Malahayati:2010)
individu dalam batas usia 11-24 tahun dan

3
lingkungan keluarga maupun sebagai bentuk kenakalan remaja?.
masyarakat. Penyimpangan terjadi Mengingat khasus kriminlitas yang
apabila seseorang atau kelompok tidak dilakukan merupakan suatu tindakan
mematuhi norma dan nilai yang kejahatan. Keterlibatan remaja dalam
berlaku dalam masyarakat. kejahatan sadis ini perlu menjadi
Penyimpangan terhadap nilai dan perhatian, karena menunjukkan
norma dalam masyarakat disebut perilaku menyimpang sejak dini.
dengan deviasi (deviation), sedangkan Berdasarkan latar belakang yang
pelaku atau individu yang melakukan telah dipaparkan, maka di rumuskan
penyimpangan disebut divian judul “Penyimpagan Sosial Remaja
(deviant). (Studi Khasus Tindak Kriminalitas
Penyimpangan sosial oleh Oleh Remaja di Wilayah Hukum
pemuda tidak terjadi begitu saja akan Polsek Tampan Kota Pekanbaru )”
tetapi wujud dari proses interaksi dan
pemodifikasian “nilai hidup” yang Rumusan Masalah
diperoleh dari berbagai pengalaman Adapun masalah yang dapat
hidup mereka di lingkungan keluarga, dirumuskan berdasarkan batasan
teman sebaya dan masyarakat masalah di atas adalah sebagai berikut.
sekitarnya, rendahnya frekuensi 1. Bagaimanakah latarbelakang
pertemuan anak dengan orang tua dan pelaku tindak kriminalitas oleh
keluarga mereka di rumah, remaja di Kecamatan Tampan?
mengakibatkan proses interaksi anak 2. Apa faktor-faktor yang
dengan orang tua dan keluarganya pun menyebabkan remaja di
tidak berlangsung secara mulus, lebih Kecamatan Tampan
jauh dari ini ialah proses intenalisasi melakukanan tindak kriminal?
dan penanaman nilainilai arif dalam 3. Bagaimana strategi Polsek
keluarga pada anak tidak dapat Tampan dalam penyelesaian
berlangsung secara baik, sementara itu tindak kriminal oleh remaja?
banyaknya waktu luang anak yang
dimanfaatkan untuk berkumpul Tujuan Penelitian
dengan teman-teman sebaya di luar Sesuai dengan rumusan masalah di
rumah, memberikan kesempatan para atas, maka tujuan yang ingin dicapai
anak untuk lebih banyak berinteraksi oleh peneliti dalam melakukan
dengan teman-teman sebaya penelitian ini adalah.
dibandingkan dengan keluarganya 1. Untuk mengetahui latarbelakang
sendiri (Hadisuprapto P. 2004). pelaku kriminalitas anak di Kota
Tindak kriminal atau dalam hal ini Pekanbaru.
penyimpangan sosial oleh remaja/anak 2. faktor-faktor yang menyebabkan
memang menjadi fenomena yang remaja di Kota Pekanbaru
hangat mengingat anak/remaja melakukanan tindak kriminal.
merupakan penerus bangsa yang 3. Bagaimana strategi polsek
diharapkan dapat menjadi estafet tampan dalam penyelesaian
pembangunan, akan tetapi yang terjadi tindak kriminaloleh remaja.
justru mereka melakukan tindakan
kriminal yang dapan menyebakan
berhadapan dengan hukum.
Dari pemaparan diatas dapatkah
kita memperlakukan tindak kriminal

4
LANDASAN TEORITIS zaman dahulu dengan cara dipukul
Penyimpangan Sosial dan menggunakan bilah bambu, tujuan
Kriminalitas dari hukuma ini adalah untuk
Kriminalits (tindak kejahatan) membuat efek jera, secara norma
jika ditarik dalam perspektif sosial cara didik seperti ini tidak
kriminologi adalah suatu tindakan dipermasalahkan, bahkan orang tua
melawan hukum. Sementara dari jaman dahulu mempersilahkan
kacaamata sosiologis tindakan anaknya diberikan hukuman. Akan
bertentangan dengan norma apapun, tetapi saat ini metode pengajaran
baik norma sosial, norma kesopanan, seperti itu dianggap melanggar hukum
norma agama dan terlebih norma atau tindakan kriminal.
hukum merupakan tindakan Kriminalitas atau kejahatan
menyimpang. Tak terkecuali tindak dalam kehidupan bermasyarakat ada
kriminalitas berupa pencurian berbagai macam jenisnya tergantung
kendaraan bermotor (Curanmor). pada sasaran kejahatannya.
Memang ada kemungkinan Sebagaimana dikemukakan oleh
suatu tindakan sesuai dengan tuntutan Mustofa bahwa jenis kejahatan
masyarakat tetapi pada suatu waktu menurut sasaran kejahatannya, yaitu
tindakan tersebut mungkin tidak sesuai kejahatan terhadap badan
lagi dengan tuntutan masyarakat (pembunuhan, perkosaan,
karena perubahan masyarakat tadi, penganiayaan), kejahatan terhadap
demikian pula sebaliknya. harta benda (perampokan, pencurian,
Ketidaksesuaian ini dipengaruhi faktor penipuan), kejahatan terhadap
waktu dan tempat. Dengan kata lain ketertiban umum (pemabukan,
pengertian kejahatan dapat berubah perjudian), kejahatan terhadap
sesuai dengan faktor waktu dan keamanan negara. Sebagian kecil dari
tempat. Pada suatu waktu sesuatu bertambahnya kejahatan dalam
tindakan disebut jahat, sedangkan masyarakat disebabkan karena
pada waktu yang lain tidak lagi beberapa faktor luar, sebagian besar
merupakan kejahatan, dan sebaliknya. disebabkan karena ketidakmampuan
Juga bisa terjadi di suatu tempat dan tidak adanya keinginan dari orang-
sesuatu tindakan disebut jahat, sedang orang dalam masyarakat untuk
di tempat lain bukan merupakan menyesuaikan diri dengan norma-
kejahatan. Dengan kata lain norma yang berlaku dalam masyarakat
masyarakat menilai dari segi hukum (Muhammad Mustofa, 2005: 47)
bahwa sesuatu tindakan merupakan Kejahatan bukan merupakan
kejahatan sedang dari segi sosiologi peristiwa hereditas (bawaan sejak
(pergaulan) bukan kejahatan. Inilah lahir, warisan), juga bukan merupakan
kejahatan dalam makna yuridis. warisan biologis. Tindak kejahatan
Sebaliknya bisa terjadi sesuatu bisa dilakukan siapapun, baik wanita
tindakan dilihat dari segi sosiologis maupun pria, dengan tingkat
merupakan kejahatan sedang dari segi pendidikan yang berbeda. Tindak
juridis bukan kejahatan. Menurut kejahatan bisa dilakukan secara sadar
Simandjuntak (1980:10) ini disebut yaitu difikirkan, direncanakan dan
kejahatan sosiologis (kejahatan diarahkan pada maksud tertentu secara
kriminologis). Sebagai satu contoh sadar benar. Kejahatan merupakan
kita dapat menemui dengan mudah suatu konsepsi yang bersifat abstrak,
cara mendidik siswa oleh guru pada dimana kejahatan tidak dapat diraba

5
dan dilihat kecuali akibatnya saja masyarakat pada umumnya, dan
(Kartini Kartono,2005: 125) tidak sesuai norma sosial yang ada.
Definisi kejahatan menurut (Kartini kartono, 2013:14)
Kartono bahwa secara yuridis formal,
kejahatan adalah bentuk tingkah laku
yang bertentangan dengan moral
Remaja
kemanusiaan (immoril), merupakan
Remaja adalah waktu manusia
masyarakat, asosial sifatnya dan
berumur belasan tahun. Pada masa
melanggar hukum serta undang-
remaja manusia tidak dapat disebut
undang pidana. Kejahatan secara
sudah dewasa tetapi tidak dapat pula
sosiologis menurut adalah semua
disebut anak-anak. Masa remaja
ucapan, perbuatan dan tingkah laku
adalah masa peralihan manusia dari
yang secara ekonomis, politis dan
anakanak menuju dewasa.Remaja
sosialpsikologis sangat merugikan
merupakan masa peralihan antara
masyarakat, melanggar norma-norma
masa anak dan masa dewasa,seperti
susila, dan menyerang keselamatan
yang dikemukan Monks (2002)
warga masyarakat (baik yang telah
perkembangan kognisi remaja
tercakup dalam undang-undang,
berimplikasi pada perkembangan
maupun yang belum tercantum dalam
sosialnya. Dalam sosial remaja dapat
undang-undang pidana) (Kartini
dilihat adanya dua macam gerak yaitu
Kartono,2005: 125).
gerak meninggalkan diri dari keluarga
Secara sosiologis kriminalitas
dan gerak menuju teman sebaya.
adalah bentuk penyimpangan sosial.
Gerak tersebut merupakan reaksi dari
Pada abad ke-19 dan awal abad ke 20,
status interim yang dialami remaja
para sosiolog mendefinisikan paologi
yang mengisyaratkan usaha remaja
sosial sebagai:
untuk masuk kedalam lingkup sosial
“semua tingkah laku yang
yang lebih luas.
bertentangan dengan norma
Hal senada diungkapkan oleh
kebaikan, stabilitas lokal, pola
Santrock (2003) bahwa remaja
kesederhanaan, moral, hak milik,
(adolescence) diartikan sebagai masa
solidaritas, kekeluargaan, hidup
perkembangan transisi antara masa
rukun bertetengga, disiplin,
anak dan masa dewasa yang mencakup
kebaikan, dan hukum formal”
perubahan biologis, kognitif, dan
(Kartini kartono, 2013:1).
sosial-emosional. Batasan usia remaja
Deviasi atau penyimpangan yang umum digunakan oleh para ahli
diartikan sebagai istilah tingkahlaku adalah antara 12 hingga 21 tahun.
yang menyimpang dari tendensi Rentang waktu usia remaja ini
sentral atau ciri-ciri karakteristik rata- biasanya dibedakan atas tiga, yaitu: 1)
rata dari rakyat kebanyakan/populasi. 12- 15 tahun, Masa remaja awal; 2) 15-
Banyak sosiolog mempersamakan 18 tahun, Masa remaja pertengahan; 3)
tiingkahlaku “menyimpang” dengan 18-21 tahun, Masa remaja akhir.
tingkah laku abnormal atau maljusted Menurut para pakar psikologi, remaja
(tidak mampu menyesuaikan diri). adalah suatu periode transisi dari masa
awal anak anak hingga masa awal
Tingkah laku dewasa, yang dimasuki pada usia kira
abnormal/menyimpang ialah: kira 10 hingga 12 tahun dan berakhir
yingkahlaku yang tidak adekuat, pada usia 18 tahun hingga 22 tahun.
tidak bisa diterima oleh Masa remaja bermula pada perubahan

6
fisik yang cepat, pertambahan berat essentially a violation of certain types
dan tinggi badan yang dramatis, of groupnorms; a deviant set is
perubahan bentuk tubuh, dan behavior which is procribed in certain
perkembangan karakteristik seksual way ..... only there deviations in which
seperti pembesaran buah dada, behavior is in a disaproved direction
perkembangan pinggang dan kumis, and of sufficient degree to exceed the
dan dalamnya suara. tolerance limit of the community,
constitute deviant behavior as it will
be used here.(3) Matza mengatakan,
Deviasi Sosial according to any standard dictionary
Pada penelitian ini penulis still the last source of clearly stated
menggunakan grand theory atau teori nominal definitions to deviate is to
penyimpangan sosial (Deviasi Sosial). stray as from apart or standard (Ibnu
Penyimpangan sosial atau perilaku Syamsi, 2010:7-8).
menyimpang adalah suatu perilaku Maksud dari definisi-definisi di
seseorang atau kelompok yang atas adalah (1) Deviasi pada
melaggar nilai dan norma yang hakekatnya adalah penyimpangan dari
disepakati oleh masyarakat. Sadar atau jenis-jenis tingkah laku yang sesuai
tidak sadar pernah kita alami atau kita dengan norma yang terdapat dalam
lakukan. Penyimpangan sosial dapat masyarakat tertentu dan pada waktu
terjadi dimanapun dan dilakukan oleh tertentu. (2) Tingkah laku devian pada
siapapun. Sejauh mana penyimpangan hakekatnya adalah penyimpangan
itu terjadi, besar atau kecil, dalam norma pada kelompok. Tingkah laku
skala luas atau sempit tentu akan deviasi ini dikarenakan dalam
berakibat terganggunya keseimbangan penyimpangan tingkah laku tertentu
kehidupan dalam masyarakat. Suatu yang tidak disetujui masyarakat dan
perilaku dianggap menyimpang melampaui batas-batas toleransi
apabila tidak sesuai dengan nilai-nilai masyarakat tertentu. (3) Tingkah laku
dan norma-norma sosial yang berlaku deviasi adalah penyimpangan terhadap
dalam masyarakat atau dengan kata standard. Ketiga definisi ini
lain penyimpangan (deviation) adalah berpandangan sama terhadap
segala macam pola perilaku yang tidak penyimpangan norma, definisi ini
berhasil menyesuaikan diri menilai tingkah laku dari standarisasi
(conformity) terhadap kehendak norma (Ibnu Syamsi, 2010:7-8).
masyarakat. Inti pengertian dari deviasi adalah
Menurut para ahli, deviasi sosial penyimpangan terhadap norma atau
dapat dipahami dengan dua perspektif, norm violation. Intinya adalah setiap
yaitu perspektif sosiologi yang perilaku individu yang melampaui
tradisional dan modern. Menurut batas- batas toleransi adalah devian,
mereka deviasi sosial, yaitu (1) Dinitz, misalnya penjudi, pemabuk, kedua
Dynes and Clark (1964 an) unsur ini di masyarakat kita dianggap
mengatakan, regardless of the specific menyimpang juga bunuh diri,
content of behavior, the essential membunuh, merampok atau jenis-
nature of deviance lies in the jenis perilaku menyimpang yang
departure of certain society at a lainnya sebagaimana disebutkan
particular time. (2) Clinard (dalam kelompok awam. Pakar-pakar di atas
buku sociolgy of deviant behavior) termasuk penganut aliran tradisional
mengatakan, deviant behavior is

7
atau kaum normatif. (Ibnu Syamsi, teorinya dengan Asosiasi Diferensial.
2010:8-9). Penyimpangan adalah konsekuensi
Secara garis besar, deviasi sosial dari kemahiran dan penguasaan atas
dapat diartikan sebagai (1) norm suatu sikap atau tindakan yang
violation atau pelanggaran terhadap dipelajari dari norma-norma yang
norma, seperti norma keluarga, menyimpang, terutama dari subkultur
ekonomi, politik, agama dan atau atau di antara teman-teman sebaya
pendidikan, dan ke (2) sebagai social yang menyimpang. Teori Asosiasi
definition atau sebutan sosial, label diferensial dapat diterapkan untuk
sosial. Pemaknaan deviasi dengan dua menganalisis organisasi sosial atau
cara tersebut memiliki konsekuensi subkultur (baik yang menyimpang
pandangan yang berbeda dalam teori- atau tidak), penyimpangan perilaku di
teorinya. Berikut ini adalah bagan tingkat individual, perbedaan norma-
kedua pandangan dengan teori-teori norma yang menyimpang ataupun
yang memperkuat makna deviasi baik tidak, terutama pada kelompok atau
sebagai norm violation maupun social asosiasi yang berbeda.
definition. (Ibnu Syamsi, 2010:10).
Jika dilihat penyebab orang Teori Kontrol
melakukan penyimpangan dari norma Ide utama di belakang teori
norma yang telah ada dapat dibedakan kontrol adalah bahwa penyimpangan
dalam pandangan kaum tradisional merupakan hasil dari kekosongan
dan kaum modernis Sebagai berikut: kontrol atau pengendalian sosial. Teori
ini dibangun atas dasar pandangan
Pandangan Tradisional bahwa setiap manusia cenderung
Teori Anatomi untuk tidak patuh pada hukum atau
Teori anomi berasumsi bahwa memiliki dorongan untuk melakukan
penyimpangan adalah akibat dari pelanggaran hukum. Oleh sebab itu,
adanya berbagai ketegangan dalam para ahli teori kontrol menilai perilaku
struktur sosial sehingga ada individu menyimpang adalah konsekwensi
yang mengalami tekanan dan akhirnya logis dari kegagalan seseorang untuk
menjadi menyimpang. Pandangan menaati hukum unomique (Elli M
tersebut dikemukakan oleh Robert K stiadi & Usman Kolip, 2011: 242).
Merton pada sekitar tahun 1930-an,
dimana konsep anomi itu sendiri Pandangan Modernis
pernah digunakan oleh Emile Teori Labeling
Durhkeim dalam analisanya tentang Teori labeling menjelaskan
suicade unomique (Elli M stiadi & penyimpangan terutama ketika
Usman Kolip, 2011: 237). perilaku itu sesudah sampai pada tahap
penyimpangan sekunder (secondery
Teori Asosiasi Deferential deviance). Deviasi menyimpaang dari
Teori ini bermula dari studi kaum reaktivis didasarkan pula dari
disorganisasi sosial dengan pikiran teori labeling ini. Dalam
pokonya adalah disorganisasi sosial penjelasannya teori labeling juga
menyebabkan kriminalitas atau menggunakan pendekatan
deviasi. Edwin H. Sutherland seorang interaksionis yang tertarik pada
ahli teori belajar menyebutkan bahwa konsekuensi dari interaksi antara si
penyimpangan perilaku adalah hasil penyimpang dengan masyarakat biasa
dari proses belajar. Ia menamakan

8
(konvensional) (Elli M stiadi & Usman “Barang siapa mengambil barang
Kolip, 2011: 242). sesuatu yang seluruhnya atau
sebagian milik orang lain, dengan
Teori Konflik maksud untuk dimiliki secara
Teori konflik lebih menitiberatkan melawan hukum diancam karena
analisanya pada asal usul terciptanya pencurian, dengan pidana penjara
aturan atau tertib sosial. Teori ini tidak paling lama lima tahun atau pidana
bertujuan untuk menganalisis asal usul denda paling banyak enam puluh
terjadinya pelanggaran peraturan atau rupiah”.
latar belakang seseorang berperilaku Jadi perbuatan pencurian harus
menyimpang. Perspektif konflik lebih dianggap telah selesai dilakukan oleh
menitiberatkan sifat pluralistik dari pelakunya yakni segera setelah pelaku
masyarakat dan keseimbangan tersebut melakukan perbuatan
distribusi kekuasaan yang terjadi mengambil seperti yang dilarang
diantara berbagai kelompoknya. dalam untuk dilakukan orang di dalam
Karana kekuasaan yang dimiliki oleh Pasal 362 KUHP.
kelompok-kelompok elit elite, maka Sementara definisi kendaraan
kelompok-kelompok itu juga memiliki bemotor menurut Pasal 1 ayat 8
kekuasaan untuk menciptakan Undang-Undang No.22 Tahun 2009
peraturan khususny hukum yang dapat tentang Lalu Lintas dan Angkutan
melayani mereka (Elli M stiadi & Jalan (UULLAJ) adalah: “Kendaraan
Usman Kolip, 2011: 243). bermotor adalah setiap kendaraan
yang digerakkan oleh peralatan
Pencurian Kendaraan Bermotor mekanik berupa mesin selain
(Curanmor) kendaraan yang berjalan di atas rel”.
Definisi pencurian secara
hukum adalah diatur dalam BAB XXII METODE PENELITIAN
Kitab Undang-Undang Hukum Pidana Lokasi Penelitian
(KUHP).” ”yang dirumuskan sebagai Lokasi Penelitian dalam
tindakan mengambil barang penelitian ini adalah polsek Tampan
seluruhnya atau sebagian milik orang Kota pekanbaru.
lain, dengan tujuan memilikinya
secara melanggar hukum” (Wirjono Jenis Penelitian
Prodjodikoro, 2008:10). Pendekatan penelitian yang
Dari segi bahasa (etimologi) digunakan dalam penelitian ini adalah
pencurian berasal dari kata “curi” yang pendekatan kualitatif (qualitative
mendapat awalan “pe”, dan akhiran research). Bogdan dan Taylor
“an”. Arti kata curi adalah sembunyi- mendefinisikan metodologi kualitatif
sembunyi atau diam-diam atau tidak sebagai prosedur penelitian yang
dengan jalan yang sah atau melakukan menghasilkan data deskriptif berupa
pencurian secara sembunyi-sembunyi kata-kata tertulis atau lisan dari orang-
atau tidak dengan diketahui orang lain orang dan perilaku yang dapat diamati.
perbuatan yang dilakukannya. Dalam Pendekatan ini diarahkan pada latar
hal ini pencurian sengaja dilakukan dari individu tersebut secara utuh
untuk menguasai benda ataupun (holistik) (Imam gunawan,2013:79).
barang milik orang lain. Menurut Jadi dalam hal ini tidak boleh
Pasal362 KUHPidana pencurian mengisolasikan individu atau
adalah: organisasi ke dalam variabel atau

9
hipotesis, tapi perlu memandangnya terdapat unsur Pengawas dan
sebagai bagian dari suatu keutuhan. pembantu
Pimpinan, unsur pelayanan dan
Subyek Penelitian pembantu pimpinan yang terdiri dari
Penelitian ini menggunakan metode kanit provos, Sikum, Sium, Sihumas.
snowball sampling untuk Selanjutnya terdapat unsur pelayanan
mengumpulkan data primer dari tugas yaitu; kanit intelkam, kanit
informan. Data primer adalah data reskrim, kanit binmas, kanit sabara,
yang diperoleh secara langsung dari dan kanit lantas. Berikut adalah bagan
informan melalui wawancara. struktur organisasi polsek tampan.
Informan di peroleh dengan
menggunakan teknik snowball
sampling. Snowball sampling adalah KASUS PENCURIAN OLEH
teknik pengambilan sampel dengan REMAJA DAN PENANGANNYA
bantuan key-informan, dan dari key OLEH POLSEK TAMPAN, KOTA
informan inilah akan berkembang PEKANBARU
sesuai petunjuknya. Berikut adalah
key inforam pada penelitian ini; Diskripsi Singkat Kasus AS dan JA
Kompol Rezi Dharmawan,S.Ik., M.Ik, Kasus AS dan JA terjadi di sekertariat
Eru Alsepa S.I.K., M.H, dan 6 orang Badan Eksekutif Mahasiswa
remaja pelaku kriminalitas. Universitas Islam Negri Sutan Syarif
Khasim (UIN Suska) pada hari kamis
Tehnik Pengumpulan Data 05, Januari 2017 sekitar pukul 17:00
Teknik pengumpulan data yang akan WIB. Mereka mengambil sepeda
peneliti gunakan dalam penelitian ini motor Beat dengan nomor polisi BM
adalah sebagai berikut. 6439 VS milik Sri Rahayu mahasiswa
1. Observasi UIN Suska.
2. Wawancara mendalam Khasus ini dilaporkan ke Polsek
Tampan dengan nomor laporan:
GAMBARAN UMUM POLSEK LP/19/I/2017 dan LP/5/I/2017.
TAMPAN Kejadian bermula saat salah satu dari
Polsek Tampan berdiri pada tahun tersangka tertangkap tangan sedang
1998 bertepatan di Jl. HR. Subrantas mencoba membobol kunci sepeda
Kota Pekanbaru, dibawah Polresta motor milik Sri Rahayu menggunakan
Pekanbaru.yang Diresmikan oleh obeng yang telah dipipihkan.
Kapolri Jenderal Polisi Drs. Selanjutnya pelaku dibawa ke Polsek
Roesmanhadi, SH pada tanggal 02 Tampan untuk diamankan. Barang
November 1998, Pada tanggal 03 bukti yang dibawa ke polsek tampan
Desember 2003 sesuai dengan berupa satu buah motor honda beat,
keputusan Kapolri No. Pol: obeng kotak yang telah dipipihkan
KEP/90/XII/2003. Surat Tanda Nomor Kendaraan
Kepolisian Sektor (polsek), (STNK).
merupakan struktur kepolisian di Faktor Melakukan Pencurian
tingkat kecamatan. Pada unsur Kendaraan Bermotor
pimpinan Polsek Tampan dipimpin 1. Melakukan Pencurian Karena
oleh seorang kapolsek, dan Kecanduan Game Online dan
dibawahnya terdapat wakil kapolsek Pengaruh Teman
(wakapolsek). Dibawah jajaranya

10
2. Melakukan Pencurian Karena beberapa barang dari dalam ruko
Pengaruh Teman Sebaya dan selanjutnya para pelaku kabur.
norma baru Faktor melakukan pencurian
kendaraan bermotor
Deskripsi Singkat Kasus FP dan AK 1. Faktor Ekonomi
Tempat Kejadian Perkara (TKP) kasus Dari hasil penelitian yang
FP rumah Robi Syabani Jl Sukakarya dilakukan pencurian dilakukan
gang Limbat Kelurahan Tuah Karya karena factor ekonomi.
Kec. Tampan. FP sendiri melakukan 2. Faktor Pergaulan dan mengenal
pencurian pada hari kamis tanggal 12
Januari 2017 sekitar pukul 16:30 WIB. Lingkungan Baru
Pelaku mengambil sepeda motor Dari hasil penelitian yang
Yamaha Mio tahun 2010 dengan dilakukan RAK dan MD
nomor polisi (BM 3284 JZ) di melakukan pencurian disebabkan
parkiran rumah. pengaruh dari teman-teman
Faktor Melakukan Pencurian mereka.
Kendaraan Bermotor
1. Kecanduan game Online KESIMPULAN DAN SARAN
Pada kasus kriinalitas (curanmor) Kesimpulan
yang dilakukan oleh FP dan AK Dari hasil penelitian yang telah
keduanya melakukan pencurian dilakukan penulis dapat mengambil
kendaraan bermotor dan hasilnya beberapa kesimpulan sebagai berikut:
untuk bermain game online. 1. Penyimpangan sosial yang
2. Tidak ada Kontrol dari orang tua. dilakukan oleh remaja dalam
Selain karena kecanduan game
bentuk tindak pencurian sebagian
online tindak criminal juga terjadi
karena tidak adanya control dari besar dilakukan oleh remaja,
orang tua. bahkan beberapa kasus dilakukan
oleh anak dibawah umur.
Diskripsi Singkat Kasus RAK dan 2. Tindak kriminal berupa pencurian
MD yang dilakukan oleh remaja pada
Kasus RAK dan MD terjadi pada penelitian ini, dilatar belakangi
sebuah warnet (reipana) di jl.
oleh; pertama faktor ekonomi,
swakarya no. 01 b rt.26 /rw.01 kel.
tuah karya kec. Tampan terjadi pada dimana hampir semua responden
hari selasa tanggal 10 januari 2017. berasal dari masyarakat tingkat
Kejadian itu dilaporkan ke polsek ekonomi menengah kebawah,
ampan dengan no. LP/45/I.2017 kedua pengaruh teman , dari hasil
dengan pelapor yaitu Daniel penelitian yang dilakukan oleh
Tambunan yang berlamanat di jl. tiga
penulis awal mula para pelaku
dara rt.002/ rw. 001 kel. sp. baru kec.
Tampan. melakukan pencurian dipengaruhi
kejadian ini berawal saat Daniel tiba di atau diajak oleh teman. Ketiga
warnet dan hendak membuka warnet Kecanduan game Online, hasil
tiba-tiba datang empat orang laki-laki dari pencurian yang mereka
yang tidak dikenal dan langsung lakukan untuk bermain game
menodong pisau kearah leher lalu tiga online yang membutuhkan biaya,
orang terman pelaku mengambil
keempat kurangnya kontrol dari

11
orang tua menyebabkan mereka barang bukti hasil tindak pidana
tidak terawasi dalam semua pencurian, dan kurang
tingkah laku dan pergaulan tanggapnya masyarakat pada
didalam masyarakat sampai tindak kriminal yang terjadi
melakukan pencurian. dilingkungannya.
3. Polsek Tampan Sendiri
mempunyai beberapa strategi Saran
Dari kesimpulan yang telah penulis
untuk menangulangi tindak simpulkan diatas maka dapat diambil
pencurian yang dilakukan oleh beberapa saran sebagai berikut:
remaja yaitu; Pertama tindakan 1. Tingkat perekonomian para
pre-Emtif dalam bentuk pelaku tindak kriminal menjadi
(sosislisasi, Pemasangan spanduk, faktor dominan yang
Penyiaran lewat radio/iklan menyebabkan mereka pelakukan
pencurian. Sehingga penulis
layanan masyarakat, kerja sama
menyarankan pada pemerinta
denga pihak terkait), Kedua dilingkungan Kecamatan Tampan
tindakan Preventif dalam bentuk pada khususnya dan Pemerintah
(Melakukan patroli, pengawalan, kota pekanbaru pada umumnya
penjagaan dan bekerjasama untuk dapat membuat satu
dengan pihak terkait), Ketiga program pengentasan kemiskinan
tindakan Represif (penegakan serta pelatihan kewirausahaan
agar dapat mengurangi tingkat
Hukum, melakukan penyelidikan
kemiskinan warga Kota
dan penyidikan, Optimalisasi pekanbaru.
penuntasan kasus, melakukan 2. Tindak kriminal pencurian oleh
diversi hukum pada pelaku tindak remaja terjadi karena Faktor
pidana dibawah umur) ekonomi, kontrol orang tua,
4. Dalam melakukan penanganan lingkungan dan kecanduan game
onine. Dari kasus tersebut penuis
tindak pidana pencurian oleh
dapat memberikan saran yang
remaja Polsek tampan pertama untuk orang tua pelaku
mempunyai beberapa kendala pada khususnya agar dapat
yaitu; Pertama, kendala Internal memaksimalkan fungsi keluarga
(kurangnya personil pada Polsek khususnya fungsi edukasi dan
Tampan dibandingkan luas fungsi afeksi agar mereka dapat
wilayah dan jumlah penduduk di terkontrol selain itu orang tua juga
harus dapat mengawasi dan
wilayah kecamatan Tanpan,
mengontrol pergaulan anaknya
Terlambatnya pengungkapan satu mengingat pergaulan sangat
kasus yang berpengaruh terhadap mempengaruhi sikap dan
penyelesaian berkas perkara). kepribadian anak, kedua kepada
Kedua kendala Eksternal pemerintah kecamatan tampan
(masyarakat enggan melapor pada kususnya dan pemerintah
tindak kriminal yang terjadi di kota pekanbaru pada umumnya
agar dapat melakukan penindakan
lingkungannya dan enggan
terhadap jam operasional warnet
menjadi saksi, Sulit mencari yang digunakan dalam bermain

12
game online karena banyak siswa Bungin, B. 2007.Penelitian
yang bermain game online saat Kualitatif.Jakarta : Prenada
jam belajar maupun dini hari. Media Group
3. Kepada polsek tampan agar lebih Bungin, B. 2003. Analisis Data
rutin melakukan sosialisasi pada Penelitian Kualitatif. Jakarta :
warga, RT,RW, dan Lurah serta PT Rajagrafindo Persada.
pemuda diwilayah hukum polsek Dimiyati. S, A. 1980. Kenakalan
tampan mengingat di wilayah Remaja. Rineka Cipta, Jakarta.
Tampan populasi mahasiswa Dian, A. Elli & Safitri, Ranni Merli.
cukup padat. Selain itu penulis 2011. Hubungan Antara
memberikan saran untuk polsek Kohesivitas Kelompok dengan
Tampan agar dapat melakukan Motivasi Kerja Pegawai
sosialisasi melalui media sosial Kelurahan di Kecamatan
seperti facebook, line atapun Kasihan Kabupaten Bantul.
instagram mengingat media sosial Jurnal Insight, (Online), 9 (1):
banyak digunakan oleh remaja. 12-20, (http://fpsi.mercubua
4. Kepada polsek tampan agar dapat nayogya.ac.id/jurnalilmiah/),
memaksimalkan babinkamtibmas diakses 19 Juni 2015.
disetiap wilayah hukum, sehingga Dwi Narwoko. Sosiologi: Teks
upaya pencegahan pada tindak Pengantar dan Terapan. (Jakarta.
kriminal dapat lebih efektif, selain Kencana. 2007)
itu Polsek Tampan untuk dapat Ertanto, Kirik. 1999. Anak jalanan dan
lebih berkoordinasi dan Subkultur: Sebuah Pemikiran
meyakinkan warga masyarakat Awal, Yogyakarta, Lembaga
Tampan, mengingat rendahnya Indonesia Perancis.
kesadaran warga untuk Goode, William J, Sosiologi Keluarga,
melaporkan/ menjadi saksi tindak Jakarta: Bumi Aksara, Cet IV,
kriminal yang terjadi 1995.
diwilayahnya. Hadisuprapto, P. (2004). Studi
Tentang Makna Penyimpangan
DAFTAR PUSTAKA Perilaku di Kalangan Remaja.
Ahmadi Abu, 2007. Komunitas Jurnal Kriminologi Indonesia,
Teman Sebaya. Rineka Cipta. 3(3), 9-18. Diunduh dari
Jakarta. journal.ui.ac.id.
Arief, Armai, “ Upaya Pemberdayaan Hall,Calvin S dan Lindzey,Gardner.
Anak Jalanan Dalam Rangka 1993. Psikologi Kepribadian I
Mewujudkan Kesejahteraan Teori-teori Psikodinamik
Sosial dan Stabilitas Nasional”, (klinis). Kanisius. Yogyakarta
Dalam Jurnal Fajar, LPM UIN Hartono, Rizki Dwi.et al.,2013.
Jakarta, Edisi 4, No.1, Faktor-Faktor Yang
November 2002. Menyebabkan Remaja
Badan Pusat Statistik Republik Berperilaku Menyimpang.
Indonesia. Statistik Kriminal. Jurusan Ilmu Kesejahteraan
Badan Pusat Statistik, Jakarta- Sosial, Fakultas Ilmu Sosial dan
Indonesia Ilmu Politik, Universitas Jember
Bruce J. Coehan. Sosiologi: Suatu Hurlock, B., E. (1999). Psikologi
pengantar.(Jakarta: Rineka Perkembangan: Suatu
Cipta. 1992).

13
Pendekatan Sepanjamg Rentang Miles, Matthew B. & A. Michael
Kehidupan. Jakarta: Erlangga Huberman. 1992. Analisis Data
James M. Henslin. Sosiologi dengan Kualitatif. Diterjemahkan oleh
Pendekatan Membumi (Jakarta: Tjetjep Rohendi Rohidi. Jakarta:
Erlangga. 2007). Universitas Indonesia Press.
Johnson, Doyle Paul. 1988. Teori Moleong, Lexy J. 2010. Metodologi
Sosiologi Klasik dan Modern, Penelitian Kualitatif: Bandung:
terjemahan Robert M.Z Lawang Rosdakarya
dari buku Sociological Theory MS Siahaan M.Si, Drs. Jokie. 2009.
Classical Founders and Perilaku Menyimpang :
Contemporary Prespective, Pendekatan Sosiologi. Jakarta :
Jakarta : Gramedia. PT Indeks.
Johnson, Sociological Theory, II Monks, F.J. (2002) Psikologi
(1986). terj. Robert M.Z. Perkembangan: Pengantar
Lawang, Teori Sosiologi Klasik Dalam Berbagai Bagiannya.
dan Modern, Jilid II, Jakarta: Cet. 14.: Yogyakarta: Gajah
Gramedia. Mada University Press
Junaidi. 2013. Analisis Sosiologis Munib, 2005. Lingkunan Sekolah dan
Terhadap Perilaku Menyimpang Proses Belajar. Rineka Cipta.
Siswa Pada Sma Pembangunan Jakarta.
Kabupaten Malinau. E-jurnal Mustofa, Muhammad. 2005.
sosiatri-sosiologi. Fakultas Ilmu Kriminologi: Kajian Sosiologi
sosial dan Ilmu Politik. Terhadap Kriminalitas, Prilaku
Universitas Mulawarman. Menyimpang, dan Pelanggaran
Kementerian Pemberdayaan Hukum. Jakarta: Fisip UI Press
Perempuan dan Perlindungan Mutia, Meiana Wahyu Retno. 2017.
Anak. 2015. Profil anak Tinjauan Kriminologis
Indonesia. Jakarta Terhadap Tindak Pidana
Kartini Kartono, (2007). Perjudian Sabung Ayam Dalam
Perkembangan Psikologi Anak. Masyarakat Di Wilayah Hukum
Jakarta: Erlangga. Kabupaten Magetan. Skripsi.
Kartono, 2005. Kenakalan Remaja. Program Studi Ilmu Hukum
PT. RajaGrafida, Jakarta Fakultas Hukum. Universitas
Mahalayati. 2010. Super Teens, Jadi Muhammadiyah Surakarta
Remaja Luar Biasa Dengan Satu Pemerintah Republik Indonesia.
Kebiasaan Efektif. Undang-Undang No.22 Tahun
Yogyakarta:Jogja Bangkit 2009 tentang Lalu Lintas dan
Publiser Angkutan Jalan.
Masdudi.2012.Akulturasi Deviasi Prodjodikoro, Wirjono. 2008. Asas-
Perilaku Sosial Remaja Dan Asas Hukum Pidana di
Implikasi Bimbingannya. Jurnal Indonesia, Refika Aditama,
Edueksos Vol I No 2. Jakarta
Manning, Chris dan Noer Effendi, Robins, Stephen. 2002. Prinsip-prinsip
Tadjuddin: Urbanisasi, Perilaku Organisasi. Jakarta :
Pengangguran, dan Sektor Erlanga
Informal di kota, Yayasan Obor
Indonesia, Jakarta:1996.

14

Anda mungkin juga menyukai