Anda di halaman 1dari 14

SISTEM PEMBAGIAN KEKUASAAN NEGARA REPUBLIK

INDONESIA

Kelompok 1

Ketua : Andre Jonathan

Moderator :Fathinia Kamila

Notulen : Desi Hilmyyati Purba

Anggota :

1. Alvi Alia Lestari 7. Muhammad Ghazy Al Ghifari

2. Nidya Adinda Annisa 8. Julian Prasetya

3. Aisha Aura Hanin 9. Muhammad Noval Ramadhana

4. Vivian Carla Theresa 10. Joshua Sandro Syahputra Pangaribuan

5. Jihan Nurfadilah 11. Yohanes Doliman

6. Ghina Komala

Kelas : X MIPA 7

SMA NEGERI 4 KOTA BEKASI


2018

KATA PENGANTAR

Puji syukur senantiasa kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas rahmat
dan karunia-Nya kita semua dapat menyelesaikan makalah PPKn ini. Makalah ini, merupakan
salah satu upaya kami dalam memberikan pemahaman dan pembahasan tentang “Sistem
Pembagian Kekuasaan di Negara Republik Indonesia”

Tak lupa kami juga ucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada Bapak
Achmad Irfan, S.Pd selaku guru PPKn kelas kami dan kontribusi dari berbagai pihak, baik
berupa materi ataupun pikiran. Tanpa kontribusi mereka, kami tidak akan dapat menyusun
makalah ini secara lengkap dan menyeluruh.

Kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih cukup sederhana karena
keterbatasan wawasan dan pengetahuan kami. Oleh karena itu untuk kesempurnaan makalah
ini, kritik dan saran akan sangat berharga bagi kami guna untuk memperbaiki makalah ini.
Harapan kami kiranya makalah ini dapat menambah pengetahuan dan wawasan bagi pembaca
terutama untuk diri kita sendiri.
DAFTAR ISI HAL

PENDAHULUAN..................................................................................................................................1
A. Latar Belakang............................................................................................................................1
B. Rumusan Masalah.......................................................................................................................1
C. Tujuan Penulisan.........................................................................................................................1
PEMBAHASAN....................................................................................................................................2
1. Macam-Macam Kekuasaan Negara.........................................................................................2
1) Teori John Locke..................................................................................................................2
2) Teori Montesquieu................................................................................................................2
3) Teori Van Vollenhoven........................................................................................................3
2. Konsep Pembagian Kekuasaan di Indonesia...........................................................................3
a) Pembagian kekuasaan secara horizontal.............................................................................4
b) Pembagian Kekuasaan Secara Vertikal...............................................................................5
PENUTUP..............................................................................................................................................8
a. Kesimpulan................................................................................................................................8
b. Saran...........................................................................................................................................8
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................................9
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Sistem pembagian kekuasaan pemerintahan di Indonesia sangat penting. Dari mulai


struktur, cara pembagian kekuasaan dan lain-lain. Pembagian kekuasaan pemerintahan
dilakukan untuk membuat unit-unit tertenu dengan tugas yang berbeda tetapi memiliki tujuan
yang sama yakni mensejaterahkan rakyat Indonesia.

Oleh karena itu, kami membuat makalah ini bukan sekedar untuk menuntaskan tugas
Ppkn kami, melainkan sebagai informasi yang diharapkan mampu membangun kembali rasa
nasionalis sebagai warga negara Republik Indonesia. Makalah ini dibuat agar kita semua
mengetahui sistem pembagian kekuasaan di Indonesia secar rinci.

B. Rumusan Masalah

Dari latar belakang di atas, disimpulkan beberapa rumusan masalah yang tersusun
sebagai berikut, yaitu:

1. Apa saja macam-macam teori pembagian kekuasaan menurut para ahli?

2. Bagaimanakah Pembagian Kekuasaan Secara Horizontal dan Secara Vertikal?

3. Apakah yang dimaksud dengan Kekuasaan Legislatif?

4. Apakah yang dimaksud dengan Kekuasaan Eksekutif?

5. Apakah yang dimaksud dengan Kekuasaan Yudikatif?

C. Tujuan Penulisan
Dari rumusan masalah yang tertera diatas, bisa kita simpulkan bahwa tujuan dibuatnya
makalah ini adalah;
a. Unuk memberikan informasi tentang struktur kepemerintahan di Indnesia.
b. Untuk mengetahui hak dan kewajiban para wakil rakyat.

P a g e 1 | 15
c. Untuk mengetahui apa sistem yang dipakai Indonsia,untuk pembagian kekuasan
pemerintahnya.

BAB II

PEMBAHASAN

1. Macam-Macam Kekuasaan Negara

 Menurut Harold D.laswel. Kekuasaan adalah suatu hubungan dimana sesorang atau
sekelompok orang dapat menentukan tindakan seseorang atau kelompok lain kearah
pihak pertama

 Secara sederhana kekuasaan adalah kemampuan seseorang untuk memengaruhi orang


lain supaya melakukan tindakan-tindakan yang dikehendaki atau diperintahkannya.

 Ada berbagai macam teori kekuasaan negara antara lain:

1) Teori John Locke.

Dalam bukunya ”Two Treaties on Civil Government” dan praktek


ketatanegaraan Inggris. Locke membedakan antara tiga macam
kekuasaan yaitu:

a. Kekuasaan legislatif, yaitu kekuasaan membuat undang-undang.

b. Kekuasaan eksekutif, yaitu kekuasaan melaksanakan


undangundang, termasuk kekuasaan untuk mengadili setiap
pelanggaran terhadap undang- undang.

c. Kekuasaan federatif, yaitu kekuasaan melaksanakan hubungan luar


negeri.

2) Teori Montesquieu.

Teori ini disebut Trias Politica, teori ini adalah penyempurnaan


dari teori John Locke. Dalam bukunya ”The Spirit of Laws”

P a g e 2 | 15
(1974) Montesquieu memberi potret pemerintahan Inggris. Montesquieu membagi
kekuasaan negara dalam tiga cabang, yaitu:

a. Kekuasaan legislatif, yaitu kekuasaan untuk membentuk undang-undang.

b. Kekuasaan eksekutif, yaitu kekuasaan untuk melaksanakan undang-undang.

c. Kekuasaan yudikatif, yaitu kekuasaan untuk mempertahankan undang undang,


termasuk kekuasaan untuk mengadili setiap pelanggaran terhadap undang undang.

3) Teori Van Vollenhoven.

Teori ini disebut teori catur praja. Menurut Van Vollenhoven fungsi-fungsi kekuasaan
negara itu terdiri atas empat cabang yaitu :
1. Fungsi regeling (pengaturan);
2. Fungsi bestuur (penyelenggaraan pemerintahan);
3. Fungsi rechtsspraak atau peradilan; dan

4. Fungsi politie yaitu berkaitan dengan fungsi ketertiban dan keamanan

 Sistem ketatanegaraan Republik Indonesia tidak terlepas dari ajaran Trias Politika
yang dikemukakan oleh Montesquieu.

 Undang-Undang Dasar 1945 sangat menganut pada ajaran Trias Politika.

 Negara Indonesia berdasarkan UUD 1945 amandemen menganut teori pemisahan


kekuasaan (Seperation of power) untuk menjamin prinsip checks and balances,
dengan kedudukan legislatif, eksekutif, dan yudikatif sejajar dan saling mengontrol.

 Berikut adalah penerapan Trias Politica di dalam sistem Pemerintahan Indonesia:

Kekuasaan Eksekutif dalam


bentuk Istana Negara RI
sebagai tempat kekuasaan
Eksekutif Indonesia yaitu
Presiden dan Wakil RI

Kekuasaan Yudikatif dalam


Kekuasaan Legislatif dalam bentuk gedung MA sebagai
P a g e 3 | 15
bentuk gedung DPR sebagai salah satu tempat kekuasaan
tempat kekuasaan legislasi Yudikatif Indonesia yaitu
Indonesia yaitu DPR. Mahkamah Agung
2. Konsep Pembagian Kekuasaan di Indonesia

 Perlu adanya pemisahan ataupun pembagian kekuasaan agar tidak terjadi pemusatan
kekuasaan di satu orang saja yang dilakukan secara absolut atau otoriter.

 Pemisahan kekuasaan (separation of powers) dan pembagian kekuasaan (divisions of


power) ialah dua istilah yang memiliki pengertian berbeda satu sama lainnya.

1) Pemisahan kekuasaan berarti kekuasaan negara itu terpisah-pisah dalam beberapa bagian,
baik mengenai organnya ataupun fungsinya.Pembagian ini berarti bahwa tiap bagian
berdiri sendiri dan tidak memerlukan kerjasama. Contoh negara yang menganut
mekanisme pemisahan kekuasaan ialah Amerika Serikat.

2) Pembagian kekuasaan adalah membagi kekuasaan agar tidak terjadi penyelewengan ,


namun tetap ada ruang untuk bekerja sama dan berkoordinasi antar bagian negara.
Indonesia adalah salah satu contoh negara yang menganut sistem ini. Di Indonesia,
pembagian kekuasaan terdiri dari dua bagian, yakni:

a) Pembagian kekuasaan secara horizontal

 Pembagian kekuasaan secara horizontal yakni pembagian kekuasaan menurut


fungsi lembaga-lembaga tertentu (legislatif, eksekutif dan yudikatif).

 Pembagian kekuasaan pada tingkat pemerintahan pusat mengalami pergeseran


setelah amandemen UUD 1945. Pergeseran yang dimaksud yaitu dari tiga
kekuasaan (legislatif, eksekutif, yudikatif) menjadi enam kekuasaan negara yaitu:

1. Kekuasaan konstitutif, ialah kekuasaan untuk mengubah dan menetapkan


Undang-Undang Dasar. Sebagaimana didalam Pasal 3 ayat (1) UUD NKRI
Tahun 1945. Kekuasaan ini dijalankan oleh Majelis Permusyawaratan Rakyat

2. Kekuasaan eksekutif, ialah kekuasaan berfungsi menjalankan undang-undang


dan penyelenggaraan pemerintahan Negara. sebagaimana didalam Pasal 4 ayat
(1) UUD NKRI Tahun 1945. Kekuasaan ini dipegang oleh Presiden.
P a g e 4 | 15
3. Kekuasaan legislatif, yaitu kekuasaan untuk membentuk undang-undang.
Sebagaimana didalam Pasal 20 ayat (1) UUD NKRI Tahun 1945. Kekuasaan ini
dipegang oleh Dewan Perwakilan Rakyat.

4. Kekuasaan yudikatif, atau yang sering disebut kekuasaan kehakiman ialah


kekuasaan untuk menyelenggarakan peradilan guna menegakkan hukum dan
keadilan. sebagaimana didalam Pasal 24 ayat (2) UUD NKRI Tahun 1945.
Kekuasaan ini dipegang oleh Mahkamah Agung dan Mahkamah Konstitusi.

5. Kekuasaan Eksaminatif / Kekuasaan Inspektif ialah kekuasaan yang


berhubungan dengan keuangan negara. Ditegaskan dalam pasal 23 E ayat (1)
UUD NKRI Tahun 1945. Kekuasaan ini dijalankan oleh Badan Pemeriksa
Keuangan.

6. Kekuasaan Moneter ialah kekuasaan untuk menetapkan dan melaksanakan


kebijakan moneter, mengatur dan menjaga kelancaran sistem pembayaran, serta
memelihara kestabilan nilai rupiah. Ditegaskan dalam pasal 23 D UUD NKRI
Tahun 1945. Kekuasaan ini dijalankan oleh Bank Indonesia selaku bank sentral
di Indonesia.

b) Pembagian Kekuasaan Secara Vertikal


 Pembagian kekuasaan secara vertikal merupakan pembagian kekuasaan menurut
tingkatnya.
 Pembagian kekuasaan secara vertikal ini didasarkan pada pasal 18 ayat (1) UUD
Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Yang berbunyi "Negara Kesatuan
Republik Indonesia dibagi atas daerah-daerah provinsi dan daerah provinsi itu
dibagi atas kabupaten dan kota, yang tiap-tiap provinsi, kabupaten, dan kota itu
mempunyai pemerintahan daerah, yang diatur dengan undang-undang"
 Pembagian kekuasaan secara vertikal di negara Indonesia berlangsung antara
pemerintahan pusat dan pemerintahan daerah.

P a g e 5 | 15
a. Pemerintah Pusat
Berdasarkan Undang-Undang No. 32 Tahun 2004 urusan pemerintahan yang
menjadi urusan pemerintahan pusat dalam arti tidak diserahkan kepada daerah
meliputi:
 Politik luar negeri, misalnya, pengangkatan pejabat diplomatik;
 Pertahanan, misalnya, membentuk angkatan bersenjata;
 Keamanan, misalnya, membentuk kepolisian negara;
 Yustisi, misalnya, kehakiman, peradilan;
 Moneter, misalnya, berhubungan dengan uang atau keuangan; dan fiskal,
misalnya, berkenaan dengan urusan pajak atau pendapatan negara;
 Agama, misalnya, menetapkan hari libur keagamaan secara nasional.
Sedangkan kewenangan pemerintah daerah adalah sebagai berikut
 Kewenangan politik
 Kewenangan administrasi

b. Pemerintah Daerah
Dalam menyelenggarakan kewenangan daerah, pemerintahan daerah
menjalankan otonomi seluas-luasnya untuk mengatur dan mengurus sendiri
urusan pemerintahan, kecuali urusan pemerintahan yang oleh undang-undang
ditentukan menjadi urusan Pemerintah Pusat.

 Perencanaan dan pengendalian pembangunan.


 Perencanaan, pemanfaatan, dan pengawasan tata ruang.
 Penyelenggaraan ketertiban umum dan ketenteraman masyarakat.
 Penyediaan sarana dan prasarana umum.
 Penanganan bidang kesehatan.
 Penyelenggaraan bidang pendidikan.
 Penanggulangan masalah sosial.
 Pelayanan bidang ketenagakerjaan.
 Fasilitas pengembangan koperasi, usaha kecil, dan menengah.
 Pengendalian lingkungan hidup.
 Pelayanan pertanahan.
P a g e 6 | 15
 Pelayanan kependudukan dan catatan sipil.
 Pelayanan administrasi umum dan pemerintahan.
 Pelayanan administrasi penanaman modal.
 Penyelenggaraan pelayanan dasar lainnya.
 Urusan wajib lainnya yang diamanatkan oleh peraturan perundang-
undangan.

Berikut adalah Gedung Sate yang merupakan salah satu ikon pariwisata yang tersohor
dari Bandung dan Jawa Barat. Selain itu, gedung ini juga berfungsi sebagai Kantor
Gubernur Jawa Barat, salah satu contoh dari pembagian kekuasaan secara vertikal
yaitu membagi kekuasaan dalam bentuk pemekaran daerah dan provinsi. Kantor ini
tempat dimana Gubernur Jawa Barat melaksanakan tugas tugas dan pekerjaan yang
tidak diurus oleh Pemerintahan Pusat dan berkoordinasi dengan pegawai dan lapisan
lapisan pemerintahan di bawahnya, seperti bupati atau walikota, camat , lurah, kepala
desa, RT, RW dan lain lain.

P a g e 7 | 15
BAB III

PENUTUP
a. Kesimpulan
Sistem pembagian kekuasaan di negara Republik Indonesia dipengaruhi oleh ajaran
Trias Politica yang bertujuan untuk memberantas tindakan sewenang-wenang penguasa
dan untuk menjamin kebebasan rakyat. Di dalam UUD 1945 kekuasaan negara dipisahkan
yang terdiri dari legislatif (membentuk undang-undang), eksekutif (melaksanakan undang-
undang), dan yudikatif (mengawasi jalannya undang-undang).
Dalam UUD 1945, pelaksanaan penyelenggaraan negara diserahkan kepada lembaga
perlengkapan negara seperti presiden dan wakil presiden, Majelis Permusyawaratan
Rakyat (MPR), Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), Dewan Perwakilan Daerah (DPD),
Badan Pemeriksa Keuangan (BPK), Mahkamah Agung (MA), dan Mahkamah Konstitusi
(MK).
Lembaga-lembaga negara di Indonesia merupakan lembaga kenegaraan yang berdiri
sendiri (tidak merupakan bagian dari yang lain). Tetapi, dalam menjalankan kekuasaan dan
wewenangnya, lembaga Negara tidak terlepas atau terpisah secara mutlak dengan lembaga
negara lain, hal itu menunjukkan bahwa UUD 1945 menganut asas pembagian kekuasaan
dengan menunjuk pada lembaga-lembaga kenegaraan yang diatur di dalamnya serta
hubungan kekuasaan di antara lembaga-lembaga kenegaraan yang ada.
Sistem pembagian kekuasaan yang digunkan oleh Indonesia saat ini bisa saja berubah
sesuai dengan kebutuhan masyarakat Indonesia, dengan di amandemen UUD 1945 tahun
1999-2004 menunjukkan adanya perubahan dalam penyelenggaraan negara, namun dari
semua itu, kedaulatan rakyat di atas segalanya.
b. Saran

P a g e 8 | 15
DAFTAR PUSTAKA

 Aris. “3 Sistem pembagian kekuasaan negara republik Indonesia.”. 3 Agustus 2018.


https://www.artikelbelajar.com/3-sistem-pembagian-kekuasaan-negara.
 Setiawan, Agnas. “Konsep Pembagian Kekuasaan Horizontal dan Vertikal di
Indonesia”. 2 Agustus 2018. https://www.gurugeografi.id/2017/08/konsep-pembagian-
kekuasaan-horizontal.html
 Wikipedia. “Pemisahan Kekuasaan”. 5 Agustus 2018.
https://id.m.wikipedia.org/wiki/Pemisahan_kekuasaan
 Wikipedia.“Konsep Kekuasaan”. 5 Agustus 2018.
https://id.wikipedia.org/wiki/Konsep_kekuasaan
 Zakky, Mokhammad. “Pembagian Kekuasaan Secara Vertikal dan Horizontal di
Indonesia”. 2 Agustus 2018 https://www.infoakurat.com/2017/11/pembagian-
kekuasaan-secara-vertikal-dan-horizontal.html

P a g e 9 | 15
P a g e 1 | 15

Anda mungkin juga menyukai