INDONESIA
Kelompok 1
Anggota :
6. Ghina Komala
Kelas : X MIPA 7
KATA PENGANTAR
Puji syukur senantiasa kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas rahmat
dan karunia-Nya kita semua dapat menyelesaikan makalah PPKn ini. Makalah ini, merupakan
salah satu upaya kami dalam memberikan pemahaman dan pembahasan tentang “Sistem
Pembagian Kekuasaan di Negara Republik Indonesia”
Tak lupa kami juga ucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada Bapak
Achmad Irfan, S.Pd selaku guru PPKn kelas kami dan kontribusi dari berbagai pihak, baik
berupa materi ataupun pikiran. Tanpa kontribusi mereka, kami tidak akan dapat menyusun
makalah ini secara lengkap dan menyeluruh.
Kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih cukup sederhana karena
keterbatasan wawasan dan pengetahuan kami. Oleh karena itu untuk kesempurnaan makalah
ini, kritik dan saran akan sangat berharga bagi kami guna untuk memperbaiki makalah ini.
Harapan kami kiranya makalah ini dapat menambah pengetahuan dan wawasan bagi pembaca
terutama untuk diri kita sendiri.
DAFTAR ISI HAL
PENDAHULUAN..................................................................................................................................1
A. Latar Belakang............................................................................................................................1
B. Rumusan Masalah.......................................................................................................................1
C. Tujuan Penulisan.........................................................................................................................1
PEMBAHASAN....................................................................................................................................2
1. Macam-Macam Kekuasaan Negara.........................................................................................2
1) Teori John Locke..................................................................................................................2
2) Teori Montesquieu................................................................................................................2
3) Teori Van Vollenhoven........................................................................................................3
2. Konsep Pembagian Kekuasaan di Indonesia...........................................................................3
a) Pembagian kekuasaan secara horizontal.............................................................................4
b) Pembagian Kekuasaan Secara Vertikal...............................................................................5
PENUTUP..............................................................................................................................................8
a. Kesimpulan................................................................................................................................8
b. Saran...........................................................................................................................................8
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................................9
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Oleh karena itu, kami membuat makalah ini bukan sekedar untuk menuntaskan tugas
Ppkn kami, melainkan sebagai informasi yang diharapkan mampu membangun kembali rasa
nasionalis sebagai warga negara Republik Indonesia. Makalah ini dibuat agar kita semua
mengetahui sistem pembagian kekuasaan di Indonesia secar rinci.
B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang di atas, disimpulkan beberapa rumusan masalah yang tersusun
sebagai berikut, yaitu:
C. Tujuan Penulisan
Dari rumusan masalah yang tertera diatas, bisa kita simpulkan bahwa tujuan dibuatnya
makalah ini adalah;
a. Unuk memberikan informasi tentang struktur kepemerintahan di Indnesia.
b. Untuk mengetahui hak dan kewajiban para wakil rakyat.
P a g e 1 | 15
c. Untuk mengetahui apa sistem yang dipakai Indonsia,untuk pembagian kekuasan
pemerintahnya.
BAB II
PEMBAHASAN
Menurut Harold D.laswel. Kekuasaan adalah suatu hubungan dimana sesorang atau
sekelompok orang dapat menentukan tindakan seseorang atau kelompok lain kearah
pihak pertama
2) Teori Montesquieu.
P a g e 2 | 15
(1974) Montesquieu memberi potret pemerintahan Inggris. Montesquieu membagi
kekuasaan negara dalam tiga cabang, yaitu:
Teori ini disebut teori catur praja. Menurut Van Vollenhoven fungsi-fungsi kekuasaan
negara itu terdiri atas empat cabang yaitu :
1. Fungsi regeling (pengaturan);
2. Fungsi bestuur (penyelenggaraan pemerintahan);
3. Fungsi rechtsspraak atau peradilan; dan
Sistem ketatanegaraan Republik Indonesia tidak terlepas dari ajaran Trias Politika
yang dikemukakan oleh Montesquieu.
Perlu adanya pemisahan ataupun pembagian kekuasaan agar tidak terjadi pemusatan
kekuasaan di satu orang saja yang dilakukan secara absolut atau otoriter.
1) Pemisahan kekuasaan berarti kekuasaan negara itu terpisah-pisah dalam beberapa bagian,
baik mengenai organnya ataupun fungsinya.Pembagian ini berarti bahwa tiap bagian
berdiri sendiri dan tidak memerlukan kerjasama. Contoh negara yang menganut
mekanisme pemisahan kekuasaan ialah Amerika Serikat.
P a g e 5 | 15
a. Pemerintah Pusat
Berdasarkan Undang-Undang No. 32 Tahun 2004 urusan pemerintahan yang
menjadi urusan pemerintahan pusat dalam arti tidak diserahkan kepada daerah
meliputi:
Politik luar negeri, misalnya, pengangkatan pejabat diplomatik;
Pertahanan, misalnya, membentuk angkatan bersenjata;
Keamanan, misalnya, membentuk kepolisian negara;
Yustisi, misalnya, kehakiman, peradilan;
Moneter, misalnya, berhubungan dengan uang atau keuangan; dan fiskal,
misalnya, berkenaan dengan urusan pajak atau pendapatan negara;
Agama, misalnya, menetapkan hari libur keagamaan secara nasional.
Sedangkan kewenangan pemerintah daerah adalah sebagai berikut
Kewenangan politik
Kewenangan administrasi
b. Pemerintah Daerah
Dalam menyelenggarakan kewenangan daerah, pemerintahan daerah
menjalankan otonomi seluas-luasnya untuk mengatur dan mengurus sendiri
urusan pemerintahan, kecuali urusan pemerintahan yang oleh undang-undang
ditentukan menjadi urusan Pemerintah Pusat.
Berikut adalah Gedung Sate yang merupakan salah satu ikon pariwisata yang tersohor
dari Bandung dan Jawa Barat. Selain itu, gedung ini juga berfungsi sebagai Kantor
Gubernur Jawa Barat, salah satu contoh dari pembagian kekuasaan secara vertikal
yaitu membagi kekuasaan dalam bentuk pemekaran daerah dan provinsi. Kantor ini
tempat dimana Gubernur Jawa Barat melaksanakan tugas tugas dan pekerjaan yang
tidak diurus oleh Pemerintahan Pusat dan berkoordinasi dengan pegawai dan lapisan
lapisan pemerintahan di bawahnya, seperti bupati atau walikota, camat , lurah, kepala
desa, RT, RW dan lain lain.
P a g e 7 | 15
BAB III
PENUTUP
a. Kesimpulan
Sistem pembagian kekuasaan di negara Republik Indonesia dipengaruhi oleh ajaran
Trias Politica yang bertujuan untuk memberantas tindakan sewenang-wenang penguasa
dan untuk menjamin kebebasan rakyat. Di dalam UUD 1945 kekuasaan negara dipisahkan
yang terdiri dari legislatif (membentuk undang-undang), eksekutif (melaksanakan undang-
undang), dan yudikatif (mengawasi jalannya undang-undang).
Dalam UUD 1945, pelaksanaan penyelenggaraan negara diserahkan kepada lembaga
perlengkapan negara seperti presiden dan wakil presiden, Majelis Permusyawaratan
Rakyat (MPR), Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), Dewan Perwakilan Daerah (DPD),
Badan Pemeriksa Keuangan (BPK), Mahkamah Agung (MA), dan Mahkamah Konstitusi
(MK).
Lembaga-lembaga negara di Indonesia merupakan lembaga kenegaraan yang berdiri
sendiri (tidak merupakan bagian dari yang lain). Tetapi, dalam menjalankan kekuasaan dan
wewenangnya, lembaga Negara tidak terlepas atau terpisah secara mutlak dengan lembaga
negara lain, hal itu menunjukkan bahwa UUD 1945 menganut asas pembagian kekuasaan
dengan menunjuk pada lembaga-lembaga kenegaraan yang diatur di dalamnya serta
hubungan kekuasaan di antara lembaga-lembaga kenegaraan yang ada.
Sistem pembagian kekuasaan yang digunkan oleh Indonesia saat ini bisa saja berubah
sesuai dengan kebutuhan masyarakat Indonesia, dengan di amandemen UUD 1945 tahun
1999-2004 menunjukkan adanya perubahan dalam penyelenggaraan negara, namun dari
semua itu, kedaulatan rakyat di atas segalanya.
b. Saran
P a g e 8 | 15
DAFTAR PUSTAKA
P a g e 9 | 15
P a g e 1 | 15