Oleh:
KELOMPOK 5
Fahruddin Rivai(10100121097)
TAHUN 2022
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat dan
perlindungan-Nya makalah ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Ucapan terima
kasih juga kepada ibu Nurfaikah Ishak,S.H.,M.H.selaku dosen ilmu negara yang telah
memberikan tugas ini kepada kami, sehingga secara langsung menambah pengetahuan
kami. Tak lupa kepada semua pihak yang telah ikut membantu dalam terselesaikannya
makalah ini.
pembelajaran yang baik bagi kita semua dalam peningkatan pengetahuan terkait
dengan pembagian dan pemisahan kekuasaan. Harapan kami juga semoga apa yang
akademisi kita, untuk itu mari kita menambah dan meningkatkan pengetahuan kita
demi terwujudnya bangsa Indonesia yang edukatif. Kami juga menyadari bahwa
makalah ini masih jauh dari sempurna, untuk itu kami sangat mengharapkan adanya
kritik dan saran dari pembaca yang bersifat membangun untu lebih meningkatkan lagi
pemahaman kita semua, baik terkait dengan isi maupun sistematika dan cara
penulisannya.
GOWA,MEI 2022
Penulis
2
DAFTAR ISI
DAFTAR PENGNTAR…………………………………………………………….2
DAFTA ISI…………………………………………………………………………..3
BAB I (Pendahuluan)……………………………………………………………….4
A. Latar belakang…………………………………………………………………..4
B. Rumusan masalah………………………………………………………………..5
C. Tujuan…………………………………………………………………………….5
BAB II (Pembahasan)………………………………………………………………6
BAB II (PENUTUP)………………………………………………………………..12
Kesimpulan …………………………………………………………………………12
Saran…………………………………………………………………………………12
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………….13
3
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Dalam objek ilmu hukum tata negara, dikenal tentang sistem pemisahan dan
kewenangan masing masing pihak. Salah satu ciri negara hukum, yang dalam bahasa
inggris disebut legal state atau state based on the rule of law, dalam bahasa Belanda
dan Jerman disebut rechtsstaat, adalah adanya ciri pembatasan kekuasaan dalam
law itu memiliki latar belakang sejarah dan pengertian yang berbeda, tetapi sama
karena itu, konsep negara hukum juga disebut sebagainegara konstitusional atau
constitutional state, yaitu negara yang dibatasi oleh konstitusi.Dalam konteks yang
sama, gagasan negara demokrasi atau kedaulatan rakyat disebut puladengan istilah
doktrin pemisahan kekuasaan atau pembagian kekuasaan dianggap berasal dari Montesquieu
dengan trias politicanya. Namun dalam perkembangannya, banyak versi yang biasa diapakai
oleh para ahli berkaitan dengan peristilahan pemisahan dan pembagian kekuasaan
ini.Sebenarnya, konsep awal mengenai hal ini dapat ditelusuri kembali dalam tulisan John
menetapkan aturan hukum tidak boleh dipegang sendiri oleh mereka yang menerapkannya.
4
Istilah pemisahan kekuasaan dalam bahasa indonesia merupakan terjemahan perkataan
separation of power berdasarkan teori trias politica atau tiga fungsi kekuasaan,yang dalam
pandangan Montesquieu, harus dibedakan dan dipisahkan secara struktural dalam organ organ
B. Perumusan masalah
Penulis telah menyusun beberapa masalah yang akan dibahas dalam makalah
ini sebagai batasan dalam pembahasan bab isi. Beberapa masalah tersebut antara lain :
1. Pembagian kekuasaan?
3. Pemisahan kekuasaan?
C. Tujuan
Berdasarkan dari rumusan masalah tersebut diatas, maka tujuan dari makalah ini
adalah :
5
BAB II
PEMBAHASAN
A. PEMBAGIAN KEKUASAAN
beberapa bagian, baik mengenai organnya maupun fungsinya. Dengan kata lain,
lembaga pemegang kekuasaan negara yang meliputi lembaga legislatif, eksekutif dan
yudikatif merupakan lembaga yang terpisah satu sama lainnya, berdiri sendiri tanpa
Amerika Serikat.
bagian (legislatif, eksekutif dan yudikatif), tetapi tidak dipisahkan. Hal ini membawa
kerjasama. Mekanisme pembagian ini banyak sekali dilakukan oleh banyak negara di
Indonesia terdiri atas dua bagian, yaitu pembagian kekuasaan secara horizontal dan
6
B. PEMBAGIAN KEKUASAAN DI INDONESIA
klasifikasi kekuasaan negara yang umumnya terdiri atas tiga jenis kekuasaan
Kekuasaan konstitusi
ditegaskan dalam Pasal 3 ayat (1) UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang
Kekuasaan legislatif
7
Yaitu kekuasaan untuk membentuk undang-undang. Kekuasaan ini dipegang
oleh Dewan Perwakilan Rakyat sebagaimana ditegaskan dalam Pasal 20 ayat (1)
UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang menyatakan bahwa Dewan
Kekuasaan yudikatif
dalam Pasal 24 ayat (2) UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang
dan badan peradilan yang berada di bawahnya dalam lingkungan peradilan umum,
Kekuasaan eksaminatif/inspektif
pengelolaan dan tanggung jawab tentang keuangan negara. Kekuasaan ini dijalankan
oleh Badan Pemeriksa Keuangan sebagaimana ditegaskan dalam Pasal 23 E ayat (1)
UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang menyatakan bahwa untuk
memeriksa pengelolaan dan tanggung jawab tentang keuangan negara diadakan satu
Kekuasaan moneter
nilai rupiah. Kekuasaan ini dijalankan oleh Bank Indonesia selaku bank sentral di
8
Indonesia sebagaimana ditegaskan dalam Pasal 23 D UUD Negara Republik
Indonesia Tahun 1945 yang menyatakan bahwa negara memiliki suatu bank sentral
dalam undang-undang.
Daerah (Kepala Daerah/Wakil Kepala Daerah) dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah
kabupaten/kota.
ayat (1) UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945 menyatakan bahwa Negara Kesatuan
Republik Indonesia dibagi atas daerahdaerah provinsi dan daerah provinsi itu dibagi atas
kabupaten dan kota, yang tiap-tiap provinsi, kabupaten, dan kota itu mempunyai
pembagian kekuasaan secara vertikal yang ditentukan oleh pemerintahan pusat. Hubungan
pembinaan dan pengawasan oleh Pemerintahan Pusat dalam bidang administrasi dan
9
kewilayahan. Pembagian kekuasaan secara vertikal muncul sebagai konsekuensi dari
otonom (provinsi dan kabupaten/kota) untuk mengurus dan mengatur sendiri urusan
Pemerintah Pusat, yaitu kewenangan yang berkaitan dengan politik luar negeri, pertahanan,
keamanan, yustisi, agama, moneter dan fiskal. Hal tersebut ditegaskan dalam Pasal 18 ayat
(5) UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang menyatakan Pemerintah daerah
C. PEMISAHAN KEKUASAAN
pemisahan kekuasaan berdasarkan teori trias politica atau tiga fungsi kekuasaan, yang dalam
pandangan Montesquieu, harus dibedakan secara struktural dalam organ-organ yang tidak
lembaga kekuasaan kekuasaan eksekutif hanya dilakukan oleh lembaga eksekutif, dan
demikian pula kekuasaan yudikatif hanya dilakukan oleh kekuasaan yudisial. Sehingga pada,
satu organ hanya memiliki satu fungsi, sebaliknya satu fungsi hanya dilakukan oleh satu
organ.
Sebagai sandangan atas konsep pemisahan kekuasaan, para ahli biasa menggunakan
pula istilah pembagian kekuasaan atau distribusi kekuasaan . Ada pula sarjana yang
merupakan bentuk species -nya. Bahkan, Arthur Mass, misalnya, membedakan pengertian
pembagian kekuasaan tersebut kedalam dua pengertian, yaitu; pembagian kekuasaan kapital
dan pembagian kekuasaan teritorial . Pengertian pertama bersifat fungsional sedangkan yang
10
Separation of power diartikan oleh O. Hood Philips dan yang lainnya sebagai
distribusi kekuasaan pemerintahan di antara organ-organ yang berbeda . Dengan kata lain,
kata pemisahan kekuasaan diidentikkan dengan pembagian kekuasaan . Oleh karena itu,
pula istilah pemisahan kekuasaan dan pembagian kekuasan, menurut Jimly Asshiddiqie,
sebenarnya memiliki arti yang sama, tergantung konteks pengertian yang dianut. Jimly
Power dan division of powersama-sama digunakan. Hanya saja, istilah pembagian kekuasaan
itu digunakan dalam konteks pembagian kekuasaan antara federal dan negara bagian ,
federal, yaitu antara legislatif , eksekutif , dan yudikatif ( ibu kota ). pembagian kekuasaan ).
1. Diferensiasi .
11
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
dijelaskan di atas, masalah kekuasaan (pembatasan kekuasaan) berkaitan erat dengan teori
pemisahan kekuasaan dan teori kekuasaan kekuasaan (pembagian kekuasaan atau distribusi
kekuasaan).
diletakkan secara vertikal dan horizontal . Kekuasaan secara vertikal adalah pembagian
pemisahan kekuasaan berdasarkan teori trias politica atau tiga fungsi kekuasaan, yang dalam
pandangan Montesquieu, harus dibedakan secara struktural dalam organ-organ yang tidak
B. SARAN
Penulis dalam hal ini menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini banyak sekali
kesalahan, maka dari itu saya minta kritik dari dosen pembimbing mata kuliah ILMU
12
DAFTAR PUSTAKA
https://nantzuprogresif.wordpress.com/2016/12/04/pembagian-kekuasaan-negara/
https://www.detik.com/edu/detikpedia/d-5774275/konsep-pembagian-kekuasaan-menurut-
montesquieu
https://123dok.com/article/teori-pembagian-kekuasaan-negara-dan-
kekuasaan.y8go1ver#:~:text=Pembagian%20kekuasaan%20berarti%20bahwa%20orang
%20%E2%80%93%20orang%20dan,yang%20sama%20itu%2C%20mempunyai
%20kekuasaan%20%E2%80%93%20kekuaasaan%20tertentu.
https://gunawantauda.wordpress.com/2010/03/14/pembatasan-kekuasaan/
http://webhukum.com/pembatasan-kekuasaan-negara-pembagian-dan-pemisahan-kekuasaan/
#:~:text=Seperti%20diuraikan%20di%20atas%2C%20persoalan%20pembatasan
%20kekuasaan%20%28limitation,kekuasaan%20%28division%20of%20power%20atau
%20distribution%20of%20power%29.
13