KEKUASAAN PEMERINTAH
Dosen Pengajar :
DISUSUN OLEH
KELOMPOK II
2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada TUHAN, karena atas kasihNYA kami dapat
menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “KEKUASAAN PEMERINTAH’’ ini
sesuai dengan batas waktu yang ditentukan.tidak lupa kami juga mengucapkan banyak
terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu kami dalam penyusunan makalah
ini dari tenaga, materi, maupun pikirannya.
Dan harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman baru bagi para pembacanya. Untuk kedepannya kami dapat memperbaiki
bentuk maupun menambah isi makalah ini agar menjadi lebih baik lagi.
Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, maka dari itu masih
banyak kekurangan dalam makalah ini, oleh karena itu kami sangat mengharapkan saran
dan kritik yang membangun dari para pembaca demi kesempurnaan makalah ini.
Kelompok II
DAFTAR ISI
COVER
KATA PENGANTAR…………………………………………………………
DAFTAR ISI…………………………………………………………………..
BAB I PENDAHULUAN…………………………………………………….
BAB II PEMBAHASAN…………………………………………………….
KESIMPULAN……………………………………………………………
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………
BAB I
PENDAHULUAN
Ajaran Trias Politica diluar negeri pada hakikatnya mendahulukan dasar pembagian
kekuasaan, dan pembagian atas tiga cabang kekuasaan (Trias Politica) adalah hanya
akibat dari pemikiran ketatanegaraan untuk memberantas tindakan sewenang-wenang
pemerintah dan untuk menjamin kebebasan rakyat yang terperintah.
Ajaran Trias Politika dilahirkan oleh pemikir Inggris Jhon Locke dan oleh pemikir
Perancis de Montesquieu dijabarkan dalam bukunya L’Espris des Lois, yang
mengandung maksud bahwa kekuasaan masing-masing alat perlengkapan egisl atau
lembaga egisl yang menurut ajaran tersebut adalah :
Maka dari itu perubahan yang diinginkan oleh rakyat di amandemen sampai empat
kali dalam perubahan konstitusi agar dapat memberikan peluang pemisahan kekuasaan
agar tak sewenang-wenang. Tak heran apabila hal yang pertama kali di amandemen
adalah masa jabatan dari kekuasaan. Hingga dapat di jelaskan dalam konstitusi agar
dapat memberikan perubahan yang di inginkan rakyat dalam sistem ketatanegaraan
Republik Indonesia.
1.3 TUJUAN
Adapun tujuan dari penyusunan makalah ini adalah sabagai berikut:
1. Agar Para Pembaca Dapat Memahami Pembagian Kekuasaan Negara
2. Agar Dapat Memahami Asal Mula dan Konsep Trias Politica
3. Agar Dapat Menambah Bahan Bacaan Para Pembaca
BAB II
PEMBAHASAN
Dalam sebuah praktek ketatanegaraan tidak jarang terjadi pemusatan kekuasaan
pada satu tangan , sehingga terjadi pengelolaaan sistem pemerintahan yang dilakukan
secara absolut dan otoriter, sebut saja misalnya seperti dalam bentuk monarki dimana
kekuasaan berada ditangan seorang raja. Maka untuk menghindari hal tersebut perlu
adanya pembagian/pemisahan kekuasaan, sehingga terjadi kontrol dan keseimbangan
diantara lembaga pemgang kekuasaan.
John Locke, ketika masa pemerintahan parlementer dalam bukunya yang berjudul
“Two Treaties of Goverment” mengusulkan agar kekuasaan di dalam negara itu dibagi
dalam organ-organ negara yang mempunyai fungsi yang berbeda-beda. Menurutnya
agar pemerintah tidak sewenang-wenang, maka harus ada pembagian pemegang
kekuasaan-kekuasaan ke dalam tiga macam kekuasaan,yaitu :
Pendapat John Locke inilah yang mendasari munculnya teori pembagian kekuasaan
sebagai gagasan awal untuk menghindari adanya pemusatan kekuasaan (absolut) dalam
suatu negara.
Menurut Montesquieu dengan teorinya trias politica yang tercantum dalam bukunya
“L’esprit des Lois” selaras dengan pikiran John Locke, membagi kekuasaan dalam tiga
cabang :
Dari klasifikasi Montesquieu inilah dikenal pembagian kekuasaan Negara modern dalam
tiga fungsi, yaitu legislatif (the legislative function), eksekutif (the executive function),
dan yudisial (the judicial function).
Konsep yang dikemukakan oleh John Locke dengan konsep yang dikemukakan oleh
Montesquieu pada dasarnya memiliki perbedaan, yaitu :
1. Menurut John Locke kekuasaan eksekutif merupakan kekuasaan yang mencakup
kekuasaan yuikatif karena mengadili itu berarti melaksanakan undang-undang,
sedangkan kekuasaan federatif (hubungan luar negeri) merupakan kekuasaan
yang berdiri sendiri.
2. Menurut Montesquieu kekuasaan eksekutif mencakup kekuasaan ferderatif
karena melakukan hubungan luar negeri itu termasuk kekuasaan eksekutif,
sedangkan kekuasaan yudikatif harus merupakan kekuasaan yang berdiri sendiri
dan terpisah dari eksekutif.
3. Pada kenyataannya ternyata, sejarah menunjukkan bahwa cara pembagian
kekuasaan yang dikemukakan Montesquieu yang lebih diterima.
Menurut Rousseau filsuf kelahiran Geneva/jenewa abad 18, kekuasaan terbatas pada
eksekutif yang merupakan hak rakyat semata. Dan kekuasaan ini tidak di lakukan
kecuali hasil kesepakatan rakyat. Adapun legislatif menurutnya hanyalah penengah dan
perantara rakyat dengan kekuasaan eksekutif yang menetapkan undang-undang dan
tunduk sepenunya pada kekuasaan eksekutif yang merupakan representasi dari
keinginan umum rakyat. Dia juga setuju dengan adanya kekuasaan yudikatif.
Dan dari pemikirannya ini, sebagian ahli hukum berpendapat bahwa Rousseau
bukanlah pendukung gagasan pemisahan kekuasaan Negara, karena kekuasaan
menurutnya hanya pada rakyat yang sekaligus bertindak sebagai eksekutor. Dan
legislative hanyalah perantara belaka.
Ada 3 (tiga) system perwakilan yang di praktikkan di berbagai Negara demokrasi, ketiga
fungsi itu adalah :
Dalam kegiatan bernegara, kedudukan hakim pada pokoknya bersifat sangat khusus.
Jika Negara dirugikan oleh warga negara, karena warga Negara melanggar hukum
negara, maka hakim harus memutuskan hal itu dengan adil. Jika warga negara dirugikan
oleh keputusan-keputusan negara, baik melalui perkara tata usaha negara maupun
perkara pengujian peraturan, hakim juga harus memutusnya dengan adil. Jika
antarwarga negara sendiri atau pun dengan lembaga-lembaga negara terlibat sengketa
kepentingan perdata satu sama lain, maka hakim atas nama Negara juga harus
memutusnya dengan seadil-adilnya pula.
1. UUD 1945 tidak membatasi secara tajam, bahwa setiap kekuasaan itu harus
dilakukan oleh satu organ/badan tertentu yang tidak boleh saling campur tangan.
2. UUD 1945 tidak membatasi kekuasaan itu dibagi atas tiga bagian saja dan juga
tidak membatasi pembagian kekuasaan dilakukan oleh tiga organ/badan saja.
3. UUD 1945 tidak membagi habis kekuasaan rakyat yang dilakukan oleh MPR
(Pasal 1 ayat 2), kepada lembaga negara lainnya.
Susunan organisasi negara adalah alat-alat perlengkapan negara atau lembaga-lembaga
negara yang diatur dalam UUD 1945 baik baik sebelum maupun sesudah perubahan.
Susunan organisasi negara yang diatur dalam UUD 1945 sebelum dan setelah perubahan
yaitu :
Dengan perkataan lain, UUD 1945 menganut asas pembagian kekuasaan dengan
menunjuk pada jumlah badan-badan kenegaraan yang diatur didalamnya serta hubungan
kekuasaan diantara badan-badan kenegaraan yang ada. Atas dasar itu, UUD 1945
meletakan asas dan ketentuan-ketentuan yang mengatur hubungan-hubungan
(kekuasaan) diantara lembaga-lembaga negara tersebut. Hubungan –hubungan itu
adakalanya bersifat timbal balik dan ada kalanya tidak bersifat timbal balik hanya
sepihak atau searah saja.
Checks and Balances di Indonesia berawal dari konsep Trias Politika yang dianut
yakni pemisahan kekuasaan kepada 3 lembaga berbeda: Legislatif, Eksekutif, dan
Yudikatif. Legislatif adalah lembaga untuk membuat undang-undang; Eksekutif adalah
lembaga yang melaksanakan undang-undang; dan Yudikatif adalah lembaga yang
mengawasi jalannya pemerintahan dan negara secara keseluruhan, menginterpretasikan
undang-undang jika ada sengketa, serta menjatuhkan sanksi bagi lembaga ataupun
perseorangan manapun yang melanggar undang-undang.
KESIMPULAN
Undang-undang Dasar 1945 menganut ajaran Trias Politica karena memang dalam
UUD 1945 kekuasaan negara dipisah-pisahkan, dan masing-masing kekuasaan negara
terdiri dari Badan legislatif, yaitu badan yang bertugas membentuk Undang-undang,
Badan eksekutif yaitu badan yang bertugas melaksanakan undang-undang, Badan
judikatif, yaitu badan yang bertugas mengawasi pelaksanaan Undang-undang,
memeriksa dan megadilinya
1.https://sepuluhteratas.com/makalah-tentang-sistem-pembagian-kekuasaan-negara-
republik-indonesia- Diaskes pada tanggal 22 mei
2. https://media.neliti.com/media/publications/324414-pembagian-kekuasaan-dalam-
penyelenggaraa-97ef1646.pdf
3.https://dspace.uii.ac.id/bitstream/handle/123456789/4215/05.1%20bab%201.pdf?
sequence=5&isAllowed=y