Anda di halaman 1dari 26

MAKALAH SISTEM ADMINISTRASI NEGARA

BENTUK NEGARA

Dosen pengampu :

Dr. Yuni Harmony, MSi

Disusun Oleh :

1. Tiwi Septia Putri (22113369)


2. Fransiska Melisa Wea Busa (22113350)
3. Maulina Silvia (22113352)
4. Modesta Mbio (22113364)
5. Rintia Rahma Qorina (22113361)
6. Andrian P Ratumara (22113375)

PRODI ADMINISTRASI PUBLIK

SEKOLAH TINGGI ILMU ADMINISTRASI (STIA) MALANG

MALANG

2021/2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat-
Nya sehingga makalah dengan judul “BENTUK NEGARA” ini dapat tersusun hingga
selesai. Tidak lupa juga kami mengucapkan banyak terima kasih khususnya kepada
Bapak Dosen Pengampu Dr. Yuni Hartono, MSi yang telah Membimbing kami
selama ini. Dan kerja sama yang baik dari pihak yang telah berkontribusi dengan
memberikan sumbangan baik materi maupun pikirannya.

Penyusunan makalah ini bertujuan untuk memenuhi nilai tugas dalam mata
kuliah Sistem Administrasi Negara. Selain itu, pembuatan makalah ini juga bertujuan
agar menambah pengetahuan dan wawasan bagi para pembaca.

Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman maka kami yakin


masih banyak kekurangan dalam makalah ini. Oleh karena itu, kami sangat
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi kesempuraan
makalah ini.

Akhir kata, semoga makalah ini dapat berguna bagi semua kalangan pembaca.

Malang, 01 Juni 2022


DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Negara

2.2 Bentuk Negara

2.3 Bentuk Pemerintahan

2.4 Susunan Negara

2.5 Variasi Dalam Pemerintahan

2.6 Lembaga-Lembaga Negara

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan

DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Secara umum bentuk negara adalah suatu susunan terkait struktur negara
secara keseluruhan. Hal ini meliputi berbagai unsur negara baik itu dasar negara,
tata tertib yang diberlakukan, serta bagaimana kedudukan semua hal tersebut
terhadap kekuasaan di dalam negara. Dari bentuk Pemerintahan Struktur
pemerintah meliputi cabang kekuasaan legislatif, eksekutif, dan yudikatif. Jadi,
istilah pemerintahan mencakup pengertian struktur dan mekanisme kekuasaan
dalam suatu negara serta wewenang masing-masing.
Pasal 1 ayat (1) UUD 1945 : “ Negara Indonesia ialah Negara Kesatuan yang
berbentuk Republik”. “ Dalam negara kesatuan, kekuasaan negara terbagi antara
pemerintah pusat dan pemerintah daerah Pemerintah Daerah disusun dalam
Pemerintah Tingkat Provinsi, Kabupaten dan Kota, Kekuasaan aslinya berada di
tingkat pusat, dan daerah mendapat kekuasaan oleh pusat dengan penyerahan
sebagian kekuasaan yang ditentukan dengan tegas”.

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana Pengertian Negara?
2. Bagaimana Bentuk Negara?
3. Bagaimana Bentuk Pemerintahan?
4. Bagaimana Susunan Negara?
5. Bagaimana Variasi Dalam Pemerintahan?
6. Bagaimana Lembaga-Lembaga Negara?
1.3 Tujuan
1. Mampu Menjelaskan Pengertian Negara
2. Mampu Menjelaskan Bentuk Negara
3. Mampu Menjelaskan Bentuk Pemerintahan
4. Mampu Menjelaskan Susunan Negara
5. Mampu Menjelaskan Variasi Dalam Pemerintahan
6. Mampu Menjelaskan Lembaga-Lembaga Negara

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Negara


Negara adalah suatu organisasi kerja sama dimana dalam negara ada pengurus yang
disebut pemerintah, dan ada yang diurus (diperintah) yang disebut warga negara. Ada
pula yang berpendapat bahwa negara adalah organisasi kekuasaan, yang membedakannya
dengan organisasi-organisasi lainnya. Kekuasaan adalah kemampuan untuk memaksakan
kehendak kepada pihak lain atau kemampuan untuk mempengaruhi atau mengendalikan
pihak lain. Selanjutnya akan dipaparkan definisi negara menurut para ahli sebagai
berikut:
● Plato, Negara adalah manusia dalam ukuran besar (manusia anggotanya
kerjasama).
● Aristoteles, Negara ialah keluarga rumah tangga yang menjadi dasar
pembinaan negara. (Keluarga-Kampung-Kota-Provinsi-Negara).
● Jean Bodin, Negara adalah jumlah keluarga dengan segala harta bendanya
yang dipimpin oleh akal dari suatu kekuasaan yang berdaulat.
● Hans Kelsen, Negara adalah suatu pergaulan hidup bersama, suatu tata paksa
(zwang ordnung).
● Harold J. Laski, Tiap pergaulan hidup memerlukan organisasi paksaan
(cohesive instrument). Organisasi paksaan ini adalah negara.
● Bluntschli, Negara adalah diri rakyat yang disusun dalam suatu organisasi
politik dalam suatu daerah tertentu (politisch organisierte volks person eines
bestimmten landes).
● Volkner, Negara adalah rakyat sebagai kekuasaan yang merdeka, hidup
dalam persatuan hukum yang berlaku lama di suatu daerah tertentu.
● Logemann, Negara adalah suatu organisasi kemasyarakatan yang bertujuan,
dengan kekuasaannya mengatur serta menyelenggarakan suatu masyarakat.
● Diponolo, Negara adalah organisasi kekuasaan dengan susunan tata tertib
suatu pemerintahan yang meliputi pergaulan hidup suatu bangsa di suatu
daerah tertentu.
● Soenarko, Negara adalah organisasi masyarakat yang mempunyai daerah
atau tertentu, dimana kekuasaan negara berlaku sepenuhnya sebagai
souverein.

2.2 Bagaimana Bentuk Negara?


● Pengertian Bentuk Negara
Secara umum bentuk negara adalah suatu susunan terkait struktur negara
secara keseluruhan. Hal ini meliputi berbagai unsur negara baik itu dasar negara,
tata tertib yang diberlakukan, serta bagaimana kedudukan semua hal tersebut
terhadap kekuasaan di dalam negara.
● Pengertian Bentuk Negara Menurut Para Ahli
Pengertian mengenai bentuk negara juga diungkapkan oleh para ahli.
Beberapa ahli yang mengutarakan pendapatnya mengenai bentuk negara adalah
sebagai berikut :
a. Aristoteles
Menurut Aristoteles bentuk negara adalah yang membentuk suatu
sistem pemerintahan dan terbagi menjadi bentuk negara baik dan
bentuk negara buruk. Adapun kriteria penentu bentuk negara dapat
dilihat dari segi kualitas terkait jumlah pemegang pemerintahan dan
kuantitasnya terkait tujuan pemerintahan itu sendiri
Aristoteles membagi negara menjadi enam bagian dengan tiga baik
dan tiga juga yang buruk. Bentuk negara baik adalah monarki,
aristokrasi, dan politeia, sedangkan bentuk negara buruk adalah
demokrasi, tirani, dan oligarki.
b. Jellinek
Jellinek dalam bukunya yang berjudul “Allgemeine Staatslehre”
menyatakan bahwa bentuk suatu negara ditetapkan berdasarkan pihak
yang mengambil keputusan. Ketika kemauan negara ditetapkan oleh
satu orang, maka negara tersebut berbentuk monarki, sedangkan jika
diputuskan oleh lebih dari satu orang, maka berbentuk republik.
c. Leon Duguit
Leon Duguit di dalam bukunya yang berjudul “Traite De Droit
Constitutionnel” menyatakan bahwa bentuk negara bergantung pada
cara pengangkatan kepala negara. Penunjukan ini terbagi dua yaitu
berdasarkan keturunan yang mengindikasikan bentuk monarki dan
pemilihan yang menunjukkan bentuk negara republik.

● Macam-Macam Bentuk Negara :


a. Negara Kesatuan
Negara kesatuan merupakan bentuk negara dengan pemerintahan tertinggi
berada di tangan pemerintah pusat yang didasarkan pada aturan dalam
perundang-undang republik yang diberlakukan. Tidak hanya itu saja,
pemerintah pusat juga mempunyai hak untuk melimpahkan kekuasaan
terhadap tingkat daerah yang lebih kecil seperti provinsi.
Ciri-Ciri Negara Kesatuan :
● Satu-satunya yang memegang seluruh kekuasaan pemerintah dalam
negara adalah pemerintah pusat.
● Konstitusi yang berlaku sebagai dasar negara hanya ada satu yaitu
Undang-Undang Dasar, begitupun dengan kepala negara, parlemen,
dan juga dewan menteri.
● Pajak yang ditetapkan hanya bisa ditarik oleh pemerintah pusat.
● Selain pemerintahan yang berdaulat, tidak ada lagi badan-badan lain.
● Terdapat supremasi parlemen pusat.
● Kurikulum pendidikan yang diterapkan hanya ada satu dan berlaku
secara menyeluruh.
● Kedaulatan negara baik kedaulatan ke luar ataupun kedaulatan ke
dalam, keduanya secara penuh ditandatangani oleh pihak dari
pemerintah pusat.
● Kebijakan yang dijalankan untuk mengatasi berbagai persoalan baik di
bidang ekonomi, politik, budaya, pertahanan, keamanan, dan sosial
mempunyai satu kebijakan saja.

Jenis-Jenis Negara Kesatuan :


Seiring perkembangannya, bentuk negara kesatuan juga terbagi ke dalam dua
jenis. Kedua jenis negara kesatuan tersebut yaitu:
● Sentralisasi
Jenis negara kesatuan sentralisasi yaitu ketika semua persoalan yang
dijalankan pada setiap daerah dalam negara telah diatur dan diurus
oleh pemerintah pusat secara langsung, sehingga pemerintah daerah
tinggal menjalankan ketentuan dan aturan saja.

● Desentralisasi
Jenis negara kesatuan desentralisasi yaitu ketika setiap daerah di dalam
negara mempunyai kekuasaan pribadi untuk mengatur urusan rumah
tangga atau persoalan dalam pemerintahan daerahnya sendiri. Setiap
daerah yang menerapkan bentuk negara jenis ini mempunyai
parlemen, tetapi kekuasaan tertinggi tetap berada di tangan pemerintah
pusat.

b. Negara Federasi
Negara federasi atau juga dikenal sebagai negara serikat merupakan bentuk
negara yang biasanya digunakan oleh negara dengan kawasan yang sangatlah
luas, sehingga perlu dilakukan pembagian seperti negara bagian, provinsi,
republik, wilayah, dan lain sebagainya. Kedaulatan bentuk negara ini pada
dasarnya tetap berada di tangan pemerintah pusat, tetapi negara bagian juga
mempunyai otoritas yang terbilang besar untuk menjalankan aturan terhadap
rakyat masing-masing. Dengan begitu negara federal cenderung lebih mudah
mengatur sistem pemerintahannya dibanding negara kesatuan.

Ciri-Ciri Negara Federal :


● Rakyat menyalurkan suaranya melalui pemilihan umum yang
dilakukan secara langsung untuk memutuskan kepala negara di pusat.
Kepala negara ini juga mempunyai tanggung jawab terhadap rakyat
yang sangat besar.
● Setiap negara bagian di dalam negara mempunyai kekuasan asli untuk
mengatur negaranya sendiri, akan tetapi negara bagian ini tidak
mempunyai kedaulatan, karena kedaulatan hanya ada di tangan kepala
negara.
● Setiap negara bagian memiliki wewenang untuk mengatur hubungan
antara pemerintah pusat dengan seluruh rakyat.
● Setiap negara bagian mempunyai hak untuk mengatur sendiri undang-
undang yang diberlakukan, dengan catatan harus menyesuaikan dan
tidak melenceng dari undang-undang yang diberlakukan oleh
pemerintah pusat.
● Setiap negara bagian berwenang untuk membuat sendiri undang-
undang yang diberlakukan. Begitupun dengan kabinet, parlemen, serta
konstitusi selama yang ditetapkan tidak bertentangan dengan konstitusi
di pusat.
● Pemerintah pusat mempunyai kedaulatan terhadap setiap negara
bagian terutama untuk persoalan yang menyangkut urusan luar negara
bagian, sedangkan kedaulatan pemerintah pusat untuk persoalan dalam
negara bagian hanya mempunyai sebagian saja.
● Kepala negara mempunyai hak veto dalam hal ini pembatalan
keputusan yang dapat diajukan oleh parlemen yaitu senat dan kongres.

c. Negara Konfederasi
Negara konfederasi adalah bentuk negara yang digunakan tidak secara
permanen. Hal ini dikarenakan adanya perjanjian yang telah disepakati oleh
negara yang berkonfederasi untuk mencapai tujuan bersama dalam
mempertahankan kedaulatan.
Meskipun begitu masing-masing negara mengatur urusan dalam negerinya
sendiri, kecuali jika menyangkut urusan bersama.

d. Negara Monarki
Negara monarki adalah salah satu bentuk negara yang pemerintahannya
dilakukan hanya oleh satu orang yang biasanya disebut raja, ratu, sultan dan
sejenisnya. Hak untuk urusan memerintah negara hanya dijalankan oleh satu
orang saja yang telah ditunjuk dan keputusannya tidak dapat diganggu gugat
oleh pihak manapun.
e. Negara Oligarki
Negara oligarki adalah bentuk negara dengan pemerintah yang biasanya
berasal dari suatu kelompok yang dikenal sebagai kelompok feodal. Selain
memegang pemerintahan, kelompok tersebut juga memegang kekusaan
politik.

f. Negara Demokrasi
Negara demokrasi adalah suatu negara yang kekuasaan pemerintahannya
secara penuh berada di tangan rakyat dengan kata lain rakyat bebas
melakukan pengendalian terhadap pemerintahan sesuai dengan suara yang
diinginkan oleh rakyat secara mayoritas.

2.3 Bagaimana Bentuk Pemerintahan?


Pemerintahan merupakan suatu pengertian campuran untuk pekerjaan yang
bermacam-macam. Pelaksanaan umum, pengusahaan kekayaan pemerintahan,
pelaksanaan pekerjaan umum, pengawasan kegiatan rakyat, pengaturan
kedudukan hukum rakyat. Struktur pemerintah meliputi cabang kekuasaan
legislatif, eksekutif, dan yudikatif. Jadi, istilah pemerintahan mencakup
pengertian struktur dan mekanisme kekuasaan dalam suatu negara serta
wewenang masing-masing.
Dalam dunia ini Negara memiliki macam-macam bentuk pemerintahan menurut
para ahli yaitu :

a. Otokrasi (Pemerintahan satu tangan) Menurut Aristoteles.


Aristoteles membedakan bentuk pemerintahan berdasarkan dua kriteria
pokok, yaitu jumlah orang yang memegang pucuk pemerintahan dan kualitas
pemerintahannya. Berdasarkan dua kriteria tersebut, perbedaan bentuk
pemerintahan adalah sebagai berikut :
● Diktatur
Diktatur adalah suatu bentuk pemerintahan otokratis yang dipimpin
oleh seorang diktator. Kata ini mempunyai dua kemungkinan arti:
Diktator Romawi yaitu suatu jabatan politis dari Republik Romawi.
Para diktator Romawi diberikan kekuasaan mutlak pada saat-saat
darurat.
● Plutokrasi
Plutokrasi (Plutocracy) merupakan suatu sistem pemerintahan yang
mendasarkan suatu kekuasaan atas dasar kekayaan yang mereka
miliki. Mengambil kata dari bahasa Yunani, Ploutos yang berarti
kekayaan dan Kratos yang berarti kekuasaan. Riwayat keterlibatan
kaum hartawan dalam politik kekuasaan memang berawal di kota
Yunani, untuk kemudian diikuti di kawasan Genova, Italia.
● Monarki
Monarki atau sering disebut kerajaan adalah sistem pemerintahan yang
dipimpin oleh seorang penguasa monarki atau raja. Kepala monarki
memegang kekuasaan sepanjang hayatnya. Di Zaman sekarang ada 2
macam sistem pemerintahan monarki yaitu :
Monarki konstitusional : penguasa dibatasi oleh konstitusi
Monarki demokrasi : tahta penguasa akan bergilir ke kalangan sultan.

● Oligarki
Oligarki adalah bentuk pemerintahan yang kekuasaan politiknya
secara efektif dipegang oleh kelompok elit kecil dari masyarakat, baik
dibedakan menurut kekayaan, keluarga, atau militer. Kata ini berasal
dari kata bahasa Yunani untuk "sedikit" dan "memerintah".
● Kleptokrasi
Bentuk sistem pemerintahan yang melakukan dengan bentuk
administrasi public yang menggunakan uang yang berasal dari publik
untuk memperkaya diri sendiri.
● Tirani
seseorang yang memegang suatu bentuk pemerintahan dengan
kepentingan pribadi yang disebut dengan sistem pemerintahan Tirani.

b. Ajaran plato (249 – 347 SM)


mengemukakan lima bentuk pemerintahan negara. Kelima bentuk itu
menurut Plato harus sesuai dengan sifat – sifat tertentu manusia. Adapun
kelima bentuk itu sebagai berikut :
● Aristokrasi, yaitu bentuk pemerintahan yang dipegang oleh kaum
cendekiawan yang dilaksanakan sesuai dengan pikiran keadilan,
● Timokrasi, yaitu bentuk pemerintahan yang dipegang oleh orang –
orang yang ingin mencapai kemasyhuran dan kehormatan,
● Oligarki, yaitu bentuk pemerintahan yang dipegang oleh golongan
hartawan,
● Demokrasi, yaitu bentuk pemerintahan yang dipegang oleh rakyat
jelata,
● Tirani, yaitu bentuk pemerintahan yang dipegang oleh seorang tirani
(sewenang – wenang) sehingga jauh dari cita – cita keadilan.

c. Ajaran polybios (204 – 122 M)


Ajaran polybios yang dikenal dengan teori Siklus, sebenarnya merupakan
pengembangan lebih lanjut dari Aristoteles dengan sedikit perubahan, yaitu
dengan mengganti bentuk pemerintahan ideal politea dan demokrasi.
Monarki adalah bentuk pemerintahan yang pada mulanya mendirikan
kekuasaan atas nama rakyat dengan baik dan dapat dipercaya. Namun pada
perkembangannya, para penguasa dalam hal ini adalah raja tidak lagi
menjalankan pemerintahan untuk kepentingan umum, bahkan cenderung
sewenang-wenang dan menindas rakyat. Bentuk pemerintahan monarki
bergeser menjadi tirani. Dalam situasi pemerintahan tirani yang sewenang-
wenang, munculah kaum bengsawan yang bersekongkol untuk melawan.
Mereka bersatu untuk mengadakan pemberontakan sehingga kekuasaan
beralih kepada mereka. Pemerintahan selanjutnya dipegang oleh beberapa
orang dan memperhatikan kepentingan umum. Pemerintahan pun berubah dari
tirani menjadi aristokrasi. Aristokrasi yang semula baik dan memperhatikan
kepentingan umum, pada perkembangan tidak lagi menjalankan keadilan dan
hanya mementingkan diri sendiri. Keadaan itu mengakibatkan pemerintahan
aristokrasi bergeser ke oligarki. Dalam pemerintahan oligarki yang tidak
memiliki keadilan rakyat mengambil alih kekuasaan untuk memperbaiki nasib
lewat pemberontakan. Rakyat menjalankan kekuasaan negara demi
kepentingan rakyat. Akibatnya, pemerintahan bergeser menjadi demokrasi.
Namun, pemerintahan demokrasi yang awalnya baik lama kelamaan banyak
diwarnai kekacauan, kebobrokan, dan korupsi sehingga hukum sulit
ditegakkan. Akibatnya pemerintahan berubah menjadi okhlokrasi. Dari
pemerintahan okhlokrasi ini kemudian muncul seorang yang kuat dan berani
yang dengan kekerasan dapat memegang pemerintahan. Dengan demikian,
pemerintahan dipegang oleh satu tangan lagi dalam bentuk monarki.
Perjalanan siklus pemerintahan diatas memperlihatkan kepada kita adanya
hubungan kausal (sebab-sebab) antara bentuk pemerintahan yang satu dengan
yang lain. Itulah sebabnya polybios beranggapan bahwa lahirnya
pemerintahan yang satu dengan yang lain merupakan akibat dari pemerintahan
yang sebelumnya telah ada.
d. Anarkisme
Anarkisme atau dieja anarkisme yaitu suatu paham yang mempercayai
bahwa segala bentuk negara, pemerintahan, dengan kekuasaannya adalah
lembaga-lembaga yang menumbuh suburkan penindasan terhadap kehidupan,
oleh karena itu negara, pemerintahan, beserta perangkatnya harus
dihilangkan/dihancurkan.

e. Sosialisme
Sosialisme atau sosialis adalah sistem sosial dan ekonomi yang ditandai
dengan kepemilikan sosial dari alat-alat produksi dan manajemen koperasi
ekonomi, serta teori politik dan gerakan yang mengarah pada pembentukan
sistem tersebut. "Kepemilikan sosial" bisa merujuk ke koperasi, kepemilikan
umum, kepemilikan negara, kepemilikan warga ekuitas, atau kombinasi dari
semuanya. Ada banyak jenis sosialisme dan tidak ada definisi tunggal secara
enskapitulasi dari mereka semua. Mereka berbeda dalam jenis kepemilikan
sosial yang mereka ajukan, sejauh mana mereka bergantung pada pasar atau
perencanaan, bagaimana manajemen harus diselenggarakan dalam lembaga-
lembaga yang produktif, dan peran negara dalam membangun sosialisme.

f. Demokrasi
Demokrasi adalah bentuk pemerintahan dimana warga memiliki wewenang
dan hak setara dalam hal pengambilan keptusan yang dapat mengubah hidup
mereka. Sistem demokrasi memberikan kesempatan warga Negara dalam
partisipasi baik langsung maupun perwakilan untuk menyampaikan aspirasi
dalam perumusan, pengembangan dan pembuatan hukum. Demokrasi
memungkinkan adanya kebebasan politik. Sistem pemerintahan demokrasi
memiliki 2 bentuk besar yaitu :
● Demokrasi langsung : yang mana seluruh warga Negara berpartisipasi
langsung dan aktif dalam pengambilan keputusan pemerintahan.
● Demokrasi perwakilan : yang mana kekuasaan politik dijalankan
langsung oleh perwakilan namun rakyat tetap menjadi satu kekuasaan
berdaulat.

g. Republik
Republik adalah sistem pemerintahan yang kepala negaranya adalah
seorang presiden. Namun republik berbeda dengan konsep demokrasi.
Terdapat kasus dimana negara republik diperintah secara totaliter. Republik
berbeda dengan monarki namun yang membuat beda adalah tergantung
kepada penguasa eksekutif negara itu sendiri. Republik dibagi menjadi 3
bentuk yaitu :
● Republik konstitusional
Dalam pemerintahan republik konstitusional kekuasaan kepala
negara dan kepala pemerintahan tidak diwariskan. Kedudukan politik
dapat diperebutkan melalui cara-cara yang sah, seperti yang ditetapkan
dalam undang-undang. Dalam undang-undang diatur mengenai
bagaiman kekuasaan dijalankan, hak, dan kewajiban warga negara,
serta aturan-aturan lain dalam kehidupan kenegaraan. Dlam
pemerintahan ini, presiden menjadi kepala negara sekaligus kepala
pemerintahan. Menteri diangkat dan diberhentikan oleh presiden dan
bertanggung jawab kepada presiden. Contoh Amerika Serikat, dan
Republik Indonesia.

● Republik parlementer
Dalam pemerintahan ini, presiden sebagai kepala negara yang
tidak aktif memimpin penyelenggaraan pemerintahan. Kepala
pemerintahan dipegang oleh perdana menteri yang memimpin kabinet.
Para menteri bertanggung jawab pada parlemen. Presiden tidak dapat
diganggu gugat. Presiden memiliki hak prerogatif, yakni hak yang
bersifat kehormatan sehingga hanya sebagai lambang. Contoh Jerman,
Italia, dan India.

● Republik federal
Federasi dari beberapa negara bagian dengan bentuk pemerintahan
republik. Federasi adalah pemerintah pusat. Negara-negara dalam
federasi juga menggunakan sistem federasi. Contoh Australia, Belgia,
Malaysian.

2.4 Susunan Negara


Pasal 1 ayat (1) UUD 1945 : “ Negara Indonesia ialah Negara Kesatuan yang
berbentuk Republik”. “ Dalam negara kesatuan, kekuasaan negara terbagi antara
pemerintah pusat dan pemerintah daerah Pemerintah Daerah disusun dalam Pemerintah
Tingkat Provinsi, Kabupaten dan Kota, Kekuasaan aslinya berada di tingkat pusat, dan
daerah mendapat kekuasaan oleh pusat dengan penyerahan sebagian kekuasaan yang
ditentukan dengan tegas”
Terdapat beberapa macam susunan organisasi negara :
a. Negara Kesatuan(Unitary state).
Dalam negara kesatuan, kekuasaan negara terbagi antara pemerintah pusat dan
pemerintah daerah. Pemerintah Daerah disusun dalam Pemerintah Tingkat Provinsi,
Kabupaten dan Kota. Kekuasaan aslinya berada di tingkat pusat, dan daerah
mendapat kekuasaan oleh pusat dengan penyerahan sebagian kekuasaan yang
ditentukan dengan tegas.
OTONOMI DAERAH
Pasal 1 .5 UU 32/2004 : “Otonomi daerah adalah hak, wewenang dan kewajiban
daerah otonom untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan dan
kepentingan masyarakat setempat sesuai dengan peraturan perundang-undangan”.
Pasal 1.6 UU 32/2004 : “Daerah otonom, selanjutnya disebut daerah, adalah kesatuan
masyarakat hokum yang mempunyai yang mempunyai batas-batas wilayah yang
berwenang mengatur dan mengurus urusan pemerintahan dan kepentingan
masyarakat setempat menurut prakarsa sendiri berdasarkan aspirasi masyarakat
dalam sistem Negara Kesatuan Republik Indonesia”.
URUSAN PEMERINTAHAN
Pasal 10 UU 32/2004 : Pemerintahan daerah menyelenggarakan urusan
pemerintahan yang menjadi kewenangannya kecuali urusan pemerintahan yang oleh
undang-undang ditentukan menjadi urusan pemerintah. Dalam menjalankan urusan
pemerintahan yang menjadi kewenangan daerah sebagaimana dimaksud pada ayat
(1), pemerintahan daerah menjalankan otonomi seluas-luasnya untuk mengatur dan
mengurus sendiri urusan pemerintahan berdasarkan asas otonomi dan tugas
pembantuan.
Urusan Pemerintahan yang menjadi urusan pemerintah sebagaimana dimaksud pada
ayat meliputi :
– Politik luar negeri
– Pertahanan;
– Keamanan;
– Yustisi;
– Moneter dan fiskal nasional; dan
– Afisk.

b. Negara Federal.
Dalam Negara Federal, kekuasaan negara terbagi antara Pemerintah Negara
Bagian dan Pemerintah Federal. Kekuasaan asli ada pada negara bagian, yang
tadinya merupakan negara merdeka yang berdiri sendiri, tetapi kemudian negara-
negara bagian tersebut bersepakat untuk bersatu dan membentuk federasi negara, dan
menyusun kesepakatan tentang batas-batas kekuasaan antara negara bagian dengan
negara federal.
Urusan pertahanan, keuangan dan hubungan luar negeri biasanya ditentukan sebagai
urusan pemerintah Federal, sehingga Pemerintah Federal sangat kuat.

c. Negara Konfederasi.
Konfederasi negara adalah persekutuan antara negara-negara yang berdaulat
dan merdeka, yg karena alasan kebutuhan tertentu mempersekutukan diri dalam
organisasi kerjasama yang longgar.
Contoh, setelah Uni Soviet bubar, maka negara-negara merdeka bekas Uni Soviet
membentuk konfederasi sebagai persekutuan kerja sama yang sangat longgar, dan
menyerupai organisasi kerja sama antar negara secara regional, seperti ASEAN.

d. Super-State/Supra-State.
Bentuk terakhir ini merupakan fenomena baru, yang merupakan keinginan
negara-negara berdaulat bersatu dalam kerja sama yang lebih ketat, dan bahkan
dalam hal tertentu menyerahkan kedaulatan negara kepada persekutuan, dalam
fungsi-fungsi legislasi, administrasi, dan fungsi peradilan, bahkan hubungan luar
negeri, imigrasi dan moneter,tp belum mencapai tingkat federasi:Contoh Uni Eropa.
Konstitusi Eropah saat ini sedang dalam proses ratifikasi negara-negara anggota, dan
kalau seluruhnya menyepakati, Uni Eropa akan menjadi Negara tersendiri, dengan
susunan kekuasaannya kemungkinan merupakan Federasi. Prinsip konstitusionalisme
modern sesungguhnya menyangkut pengaturan dan pembatasan kekuasaan negara,
sehingga dinamika kekuasaan dalam proses pemerintahan dapat dibatasi dan
dikendalikan sebagaimana mestinya Ada beberapa versi konstitutionalisme.
konstitusionalisme negatif yang erat dengan konsep atau gagasan liberal klasik
bahwa fungsi pemerintah terbatas hanya pada peran penjaga malam.
konstitusionalisme positif, yang berpendapat bahwa dalam dunia modern yang saling
berhubungan erat dan menghormati martabat manusia, menimbulkan kewajiban pada
Pemerintah untuk membantu warga negara mencapai kehidupan yang baik dan adil.
Dengan demikian Pemerintah memiliki kewajiban positif untuk memajukan
kesejahteraan warganya. Jika kesepakatan umum itu runtuh, maka runtuh pula
legitimasi kekuasaan negara yang bersangkutan. Konstitusionalisme mengatur dua
hubungan yang saling berkaitan satu sama lain, yaitu hubungan antara lembaga
pemerintahan dengan warga negara dan hubungan antara lembaga pemerintahan yang
satu dengan lembaga pemerintahan yang lain.
● Menurut Jimly, kata kuncinya adalah konsensus atau general agreement.
1. menentukan pembatasan kekuasaan organ organ negara,
2. mengatur hubungan antara lembaga-lembaga negara yang satu
dengan yang lain, dan
3. mengatur hubungan kekuasaan antara lembaga-lembaga negara
dengan warganegara.

2.5 Variasi Dalam Pemerintahan


Variasi Sistem Pemerintahan Presidensial Indonesia
Sistem pemerintahan merupakan satu kesatuan yang saling berkaitan. Ada dua sistem
pemerintahan yang selama ini digunakan oleh banyak negara yang ada di dunia,kedua sistem
pemerintahan itu adalah :
a. Sistem pemerintahan presidensial adalah sistem pemerintahan yang menitik beratkan
pada kekuasaan yang berpusat pada presiden sebagai pelaksana kekuasaan baik
legislatif, eksekutif dan yudikatif. pelaksanaan kekuasaan tersebut dibagi berdasarkan
pemisahan kekuasaan dan pembagian kekuasaan yang mengacu kepada trias politika
(legislatif, eksekutif dan yudikatif).
b. Sistem pemerintahan parlementer adalah sistem pemerintahan yang menitik beratkan
pada kekuasaan yang berpusat pada parlemen sebagai pelaksana kekuasaan baik
legislatif, eksekutif dan yudikatif. pelaksanaan kekuasaan tersebut dibagi berdasarkan
pemisahan kekuasaan dan pembagian kekuasaan yang mengacu kepada trias politika
(legislatif, eksekutif dan yudikatif).
kedua sistem pemerintahan tersebut mempunyai prinsip- prinsip yang berbeda satu sama lain,
namun prinsip tersebut tidak dapat diberlakukan secara penuh oleh semua negara, termasuk
negara Indonesia. Ada beberapa variasi yang terdapat dalam sistem pemerintahan di
Indonesia. Variasi tersebut diantaranya adalah :
● Presiden dapat diberhentikan sewaktu waktu oleh MPR atas usul dari DPR karena
melanggar peraturan perundang undangan, tentunya pemberhentian presiden ini ada
mekanisme yang harus dilakukan.
contoh : Presiden dalam hal terbukti melakukan tindakan korupsi dapat diberhentikan
oleh MPR atas usul dari DPR, pada saat jabatan Presiden masih berjalan.
● Presiden dalam hal mengangkat dan memberhentikan pejabat negara harus melalui
pertimbangan dan/ atau persetujuan dari DPR
contoh Presiden dalam hal mengangkat dan memberhentikan KAPOLRI harus
disetujui oleh DPR
● Presiden dalam hal membuat kebijakan harus melalui pertimbangan dan/ atau
persetujuan dari DPR
contoh Presiden dalam hal menaikkan atau menurunkan harga BBM harus melalui
pertimbangan dari DPR
● DPR mempunyai kekuasaan yang besar dalam hal legislasi dan anggaran daripada
Presiden .

2.6 Lembaga-Lembaga Negara


Menurut Hans Kelsen, organ negara itu setidaknya menjalankan salah satu dari 2 (dua)
fungsi, yakni fungsi menciptakan hukum (law-creating function) atau fungsi yang
menerapkan hukum (law-applying function). Dengan menggunakan analisis Kelsen tersebut,
Jimly Asshiddiqie menyimpulkan bahwa pasca perubahan UUD 1945, dapat dikatakan
terdapat 34 lembaga negara. Dari 34 lembaga negara tersebut, ada 28 lembaga yang
kewenangannya ditentukan baik secara umum maupun secara rinci dalam UUD Negara
Republik Indonesia Tahun 1945. Ke-28 lembaga negara inilah yang dapat disebut sebagai
lembaga negara yang memiliki kewenangan konstitusional atau yang kewenangannya
diberikan secara eksplisit oleh UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
Setelah masa reformasi sejak tahun 1998, banyak sekali lembaga-lembaga dan komisi-
komisi independen yang dibentuk. Menurut Jimly Assshiddiqie, beberapa di antara lembaga-
lembaga atau komisi-komisi independen dimaksud dapat diuraikan di bawah ini dan
dikelompokkan sebagai berikut :

1. Lembaga Tinggi Negara yang sederajat dan bersifat independen,


● Presiden dan Wakil Presiden;
● Dewan Perwakilan Rakyat (DPR);
● Dewan Perwakilan Daerah (DPD);
● Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR);
● Mahkamah Konstitusi (MK)
● Mahkamah Agung (MA);
● Badan Pemeriksa Keuangan (BPK).
2. Lembaga Negara dan Komisi-Komisi Negara yang bersifat independen berdasarkan
konstitusi atau yang memiliki constitutional importance lainnya, seperti :
● Komisi Yudisial (KY);
● Bank Indonesia (BI) sebagai Bank sentral;
● Tentara Nasional Indonesia (TNI);
● Kepolisian Negara Republik Indonesia (POLRI);
● Komisi Pemilihan Umum (KPU);
● Kejaksaan Agung yang meskipun belum ditentukan kewenangannya dalam
UUD 1945 melainkan hanya dalam UU, tetapi dalam menjalankan tugasnya
sebagai pejabat penegak hukum di bidang pro justisia, juga memiliki
constitutional importance yang sama dengan kepolisian;
● Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) juga dibentuk berdasarkan UU tetapi
memiliki sifat constitutional importance berdasarkan Pasal 24 ayat (3) UUD
1945;
● Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (KOMNAS- HAM) yang dibentuk
berdasarkan undang-undang tetapi juga memiliki sifat constitutional
importance.
3. Lembaga-Lembaga Independen lain yang dibentuk berdasarkan undang-undang,
seperti :
● Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK);
● Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU);
● Komisi Penyiaran Indonesia (KPI).
4. Lembaga-lembaga dan komisi-komisi di lingkungan eksekutif (pemerintah) lainnya,
seperti Lembaga, Badan, Pusat, Komisi, atau Dewan yang bersifat khusus di dalam
lingkungan pemerintahan, seperti :
● Konsil Kedokteran Indonesia (KKI);
● Komisi Pendidikan Nasional;
● Dewan Pertahanan Nasional;
● Lembaga Pertahanan Nasional (Lemhannas);
● Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI);
● Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT);
● Badan Pertanahan Nasional (BPN);
● Badan Kepegawaian Nasional (BKN);
● Lembaga Administrasi Negara (LAN);
● Lembaga Informasi Nasional (LIN).
5. Lembaga-lembaga dan komisi-komisi di lingkungan eksekutif (pemerintah) lainnya,
seperti:
● Menteri dan Kementerian Negara;
● Dewan Pertimbangan Presiden;
● Komisi Hukum Nasional (KHN);
● Komisi Ombudsman Nasional (KON);
● Komisi Kepolisian;
● Komisi Kejaksaan.

6. Lembaga, Korporasi, dan Badan Hukum Milik Negara atau Badan Hukum yang
dibentuk untuk kepentingan negara atau kepentingan umum lainnya, seperti :

● Lembaga Kantor Berita Nasional ANTARA;


● Kamar Dagang dan Industri (KADIN);
● Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI);
● BHMN Perguruan Tinggi;
● BHMN Rumah Sakit;
● Korps Pegawai Negeri Republik Indonesia (KORPRI);
● Ikatan Notaris Indonesia (INI);
● Persatuan Advokat Indonesia (Peradi).

Pada dasarnya, pembentukan lembaga-lembaga negara mandiri –atau apa pun namanya– di
Indonesia dibentuk karena lembaga-lembaga negara yang ada belum dapat memberikan jalan
keluar dan menyelesaikan persoalan yang ada ketika tuntutan perubahan dan perbaikan
semakin mengemuka seiring dengan munculnya era demokrasi. Selain itu, kelahiran
lembaga-lembaga negara mandiri itu merupakan sebentuk ketidakpercayaan publik terhadap
lembaga-lembaga yang ada dalam menyelesaikan persoalan ketatanegaraan yang dihadapi.
Secara lebih lengkap, pembentukan lembaga-lembaga negara mandiri di Indonesia dilandasi
oleh lima hal penting. Pertama, tidak adanya kredibilitas lembaga-lembaga yang telah ada
sebelumnya akibat adanya asumsi (dan bukti) mengenai korupsi yang sistemik, mengakar,
dan sulit untuk diberantas. Kedua, tidak independennya lembaga-lembaga negara yang
karena alasan tertentu tunduk di bawah pengaruh suatu kekuasaan tertentu. Ketiga,
ketidakmampuan lembaga-lembaga negara yang telah ada untuk melakukan tugas-tugas yang
harus dilakukan dalam masa transisi menuju demokrasi baik karena persoalan internal
maupun eksternal. Keempat, adanya pengaruh global yang menunjukkan adanya
kecenderungan beberapa negara untuk membentuk lembaga-lembaga negara ekstra yang
disebut lembaga negara mandiri (state auxiliary agency) atau lembaga pengawas (institutional
watchdog) yang dianggap sebagai suatu kebutuhan dan keharusan karena lembaga-lembaga
yang telah ada telah menjadi bagian dari sistem yang harus diperbaiki. Kelima, adanya
tekanan dari lembaga-lembaga internasional untuk membentuk lembaga-lembaga tersebut
sebagai prasyarat bagi era baru menuju demokratisasi.

BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Negara adalah suatu organisasi kerja sama dimana dalam negara ada pengurus
yang disebut pemerintah, dan ada yang diurus (diperintah) yang disebut warga
negara. Ada pula yang berpendapat bahwa negara adalah organisasi kekuasaan, yang
membedakannya dengan organisasi-organisasi lainnya. Kekuasaan adalah
kemampuan untuk memaksakan kehendak kepada pihak lain atau kemampuan untuk
mempengaruhi atau mengendalikan pihak lain.
Bentuk negara adalah suatu susunan terkait struktur negara secara keseluruhan.
Hal ini meliputi berbagai unsur negara baik itu dasar negara, tata tertib yang
diberlakukan, serta bagaimana kedudukan semua hal tersebut terhadap kekuasaan di
dalam negara. Dari bentuk Pemerintahan Struktur pemerintah meliputi cabang
kekuasaan legislatif, eksekutif, dan yudikatif. Jadi, istilah pemerintahan mencakup
pengertian struktur dan mekanisme kekuasaan dalam suatu negara serta wewenang
masing-masing.
Pasal 1 ayat (1) UUD 1945 : “ Negara Indonesia ialah Negara Kesatuan yang
berbentuk Republik”. “ Dalam negara kesatuan, kekuasaan negara terbagi antara
pemerintah pusat dan pemerintah daerah Pemerintah Daerah disusun dalam
Pemerintah Tingkat Provinsi, Kabupaten dan Kota, Kekuasaan aslinya berada di
tingkat pusat, dan daerah mendapat kekuasaan oleh pusat dengan penyerahan
sebagian kekuasaan yang ditentukan dengan tegas”.
DAFTAR PUSTAKA

El Brahimi, M. N. (2010). Bentuk Negara dan Pemerintahan RI. PT Balai Pustaka


(Persero).

https://www.jurnalponsel.com/bentuk-negara/

https://pusdik.mkri.id/materi/materi_132_SISTEM%20PEMERINTAHAN
%20NEGARA-Maruara.pdf
http://deskripsimakalah.blogspot.com/2017/01/bentuk-negara-dan-bentuk-
pemerintahan.html

http://khazanahhukum.blogspot.com/2015/11/variasi-sistem-pemerintahan.html

https://tirto.id/macam-macam-bentuk-pemerintahan-di-dunia-monarki-hingga-
demokrasi-f9u7

https://ditjenpp.kemenkumham.go.id/index.php?
option=com_content&view=article&id=658:dinamika-lembaga-lembaga-negara-
mandiri-di-indonesia-pasca-perubahan-undang-undang-dasar-
1945&catid=100&Itemid=180

Anda mungkin juga menyukai