DI SUSUN OLEH :
HARDIANTO
210222196
2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur Alhamdulillah kita panjatkan kehadirat allah SWT. Yang telah memberi
kekuatan dan hidayah sehingga saya dapat menyelesaikan tugas makalah TEORI-TEORI
DAN BENTUK-BENTUK NEGARA. Saya sangat berharap makalah ini dapat berguna
dalam rangka menambah pengetahuan dan wawasan kita, saya sebagai penulis menyadari
bahwa makalah yang saya buat tidaklah sempurna dan masih banyak kekurangan. Namun
kami telah berusaha sebaik mungkin untuk menyelesaikan makalah ini, oleh karenanya kami
sebagai penulis makalah ini memohon agar kritik dan saran dapat membangun dari semua
pihak agar kekurangan yang ada dalam laporan ini dapat diperbaiki ke depannya.
Akhir kata, semoga makalh ini dapat bermanfaaat terkhusus penulis dan semua pihak-
pihak yang mau menjadikan bahan pembahasan dan tentunya kritik dan saranlah yang dapat
membuat makalh ini menjadi sempurna.
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman Judul.................................................................................................i
Kata Pengantar................................................................................................ii
Daftar Isi...........................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
A. LatarBelakang.............................................................................................1
B. RumusanMasalah.......................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN
B.Bentuk negara..............................................................................................3
A. Kesimpulan.................................................................................................5
B. Saran............................................................................................................5
C.Daftar Pustaka.............................................................................................6
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bentuk Negara Indonesia adalah negara kesatuan yang berbentuk Republik atau lebih dikenal
dengan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Pernyataan ini secara tegas tertuang di Pasal 1
Ayat (1) UUD 1945 yang menyatakan bahwa: “Negara Indonesia adalah negara kesatuan yang
berbentuk republik”. Menurut Fred Isjawara, Negara kesatuan adalah bentuk kenegaraan yang
paling kokoh, jika dibandingkan dengan federal atau konfenderasi. Dalam Negara kesatuan terdapat,
baik persatuan (union) maupun kesatuan (unity). (Fred Isjawara, 1974:188). Abu Daud Busroh
mengutarakan: “ Negara kesatuan adalah Negara yang tidak tersusun daripada beberapa negara,
seperti halnya dalam negara federasi, melainkan negara itu sifatnya tunggal, artinya hanya ada suatu
negara, tidak ada negara di dalam negara. Jadi dengan demikian, di dalam negara kesatuan itu juga
hanya ada suatu pemerintahan, yaitu pemerintahan pusat yang mempunyai kekuasaan atau
wewenang tertinggi dalam segala lapangan pemerintahan. Pemerintahan pusat inilah yang pada
tingkat terakhir dan tertinggi dapat memutuskan segala sesuatu dalam negara tersebut.(Abu Daud
Busroh, 1990:64-65). Negara kesatuan ialah suatu negara yang merdeka dan berdaulat di mana di
seluruh wilayah yang berkuasa hanyalah satu pemerintah (pusat) yang mengatur seluruh daerah.
Negara kesatuan dapat dibedakan dalam dua bentuk. Pertama, negara kesatuan dengan sistem
sentralisasi. Kedua, negara kesatuan dengan sistem desentralisasi. Dalam negara kesatuan dengan
sistem sentralisasi, segala sesuatu dalam negara langsung diatur dan diurus oleh pemerintah pusat
dan daerah-daerah hanya tinggal melaksanakan segala apa yang telah diintrusikan oleh pemerintah
pusat. Sedangkan, dalam negara kesatuan dengan sistem desentralisasi, daerahdaerah diberikan
kesempatan dan kekuasaan untuk mengatur dan mengurus rumah tangganya sendiri yang
dinamakan daerah otonom (Lukman Santoso Az, 2015:24).
B. Rumusan Masalah
BAB II
PEMBAHASAN
1. Teori Ketuhanan
Penganut teori ini adalah F.Y. Stahl, Kranenburg, Thomas Aquino, Haller, dan Agustinus. Lewat
teori ini, para ahli berpendapat bahwa segala sesuatu terjadi atas kehendak Tuhan. So, terbentuknya
suatu negara juga bisa terjadi atas kehendak Tuhan. Bukti nyata teori ini dapat dilihat dalam kalimat
'by the Greece of God' (dengan rahmat Tuhan) pada undang-undang dasar suatu negara, seperti
Pembukaan UUD 1945.
2. Teori Kekuasaan
yang ini beda dari teori pertama. Kalau menurut para ahli yang mendukung hal ini, negara bisa
terbentuk karena adanya kekuasaan. Kekuasaan berarti perjuangan hidup yang terkuat,
memaksakan kemauannya kepada yang lemah. Kekuasaan yang dimaksud ada 2, yaitu fisik dan
ekonomi.
3. Teori Perjanjian
Menurut teori ini, negara bisa ada karena perjanjian masyarakat. Semua warga mengadakan
perjanjian untuk mendirikan suatu organisasi yang melindungi dan menjamin kelangsungan hidup
bersama. So, nggak ada paksaan untuk bernegara dalam teori ini. Penganut teori ini adalah Thomas
Hobbes, John Locke, J.J. Rousseau, dan Montesquieu.
Pada teori ini, negara dianggap terjadi karena faktor alamiah, sama seperti waktu seseorang
lahir atau meninggal. Negara terjadi secara alamiah dengan bersumber dari manusia sebagai
makhluk sosial yang memiliki kecenderungan berkumpul dan saling berhubungan untuk mencapai
kebutuhan hidupnya. Penganut teori ini adalah Plato, Aristoteles, Agustinus, dan Thomas Aquino.
5. Teori Kedaulatan
a. Teori kedaulatan negara, yaitu negara memegang kekuasaantertinggi untuk menciptakan hukum
demi mengatur kepentingan rakyat. Penganut teori ini adalah Paul Laband dan Jellinek.
b. Teori kedaulatan hukum, yaitu hukum memegang peranan tertinggi dan kedudukannya lebih
tinggi dari negara. Penganut teori ini adalah Krabbe.
Pandangan hidup yang berbeda di setiap negara membawa pemahaman yang berbeda tentang
fungsi negara. Berikut adalah beberapa pandangan kenegaraan yang mendasari pembentukan
negara di dunia.
a. Individualisme
Menurut paham individualisme, negara memiliki fungsi untuk menjaga dan memelihara
keamanan dan ketertiban individu dan masyarakat. Negara dan aparatur negara hanya ditugaskan
untuk menjaga individu tidak keamanan terganggu dan ketertiban dalam kehidupan, kebebasan, dan
hak milik.
b. Anarkisme
Anarkisme dalam bahasa Yunani, anarchis, yang berarti “tanpa pemerintah”. Anarkisme adalah
penolakan negara dan pemerintahan. Menurut anarkisme, sifat manusia yang baik dan bijaksana.
Untuk menjamin keamanan, ketertiban, dan mempromosikan kesejahteraan masyarakat, orang
tidak perlu negara dan pemerintah. Semua hal bisa dicapai sendiri oleh individu dalam asosiasi yang
terbentuk secara sukarela.
c. Sosialisme
Sosialisme adalah bahwa semua gerakan sosial yang memerlukan intervensi negara dalam
ekonomi seluas mungkin. Fungsi negara harus diperpanjang sampai tidak ada lagi kegiatan sosial
yang tidak diselenggarakan oleh negara. Semua kegiatan negara yang bertujuan untuk mencapai
kepatuhan kesejahteraan bersama.
d. Komunisme
Komunisme adalah bentuk sosialisme. Kedua komunisme dan sosialisme bertujuan untuk
memperluas fungsi negara dalam upaya untuk mencapai kesejahteraan masyarakat. Perbedaannya
adalah, komunisme membenarkan pencapaian tujuan negara dengan cara revolusioner, sedangkan
sosialisme masih percaya pada cara-cara damai. Komunisme juga lebih ekstrim dalam pelaksanaan
programnya
B. Bentuk Negara
Bentuk negara adalah susunan atau organisasi secara keseluruhan mengenai struktur negara
yang meliputi segenap unsur negara (daerah atau penduduk pemerintahan), atau dengan kata lain
bahwa bentuk negara itu membicarakan tentang dasar negara, susunan dan tata tertib suatu negara
berhubung dengan organ tertinggi dalam suatu negara tersebut serta kedudukannya masing-masing
organ tersebut dalam kekuasaan negara. Bentuk Negara pada masa sekarang: Apabila ditinjau dari
susunannya, bentuk Negara dapat
dibedakan dalam tiga macam, yaitu:
a. Negara Kesatuan
Dilihat dari segi susunan Negara kesatuan, maka Negara kesatuan bukan Negara tersusun dari
beberapa Negara melainkan Negara tunggal. Abu Daud Busroh mengutarakan Negara kesatuan
adalah Negara yang tidak tersusun dari pada beberapa Negara, seperti halnya dalam Negara
federasi, melainkan Negara itu sifatnya tunggal, artinya hanya ada satu Negara, tidak ada Negara di
dalam Negara. Jadi dengan demikian, di dalam Negara kesatuan itu juga hanya ada satu
pemerintahan, yaitu pemerintahan pusat yang mempunyai kekuasaan atau wewenang tertinggi
dalam segala lapangan pemerintahan. Pemerintahan pusat inilah yang pada tingkat terakhir dan
tertinggi dapat memutuskan segala sesuatu dalam Negara tersebut. Otoritas di Negara kesatuan
dapat menjadi terlalu terpusat. Pemerintah lokal mungkin tidak dapat membangun lampu lalu lintas
atau halte bus tanpa izin dari pusat. Ini dapat berakibat pada ketidakpedulian rakyat terhadap
permasalahan lokal dan menghasilkan alienasi politik. Sentralisasi kekuasaan, disisi lain, menjadi
keuntungan dalam menghadapi persoalan modern. Garis batas otoritas yang jelas tanpa
menimbulkan perdebatan berlebihan diantar unit pemerintah akan sangat menguntungkan. Dalam
sistem kesatuan, pusat dapat mengatur sumber daya ekonomi dan mengoordinasi perencanaan dan
pembangunan. Pajak hampir sama diseluruh negeri, sehingga perusahaan dan individu tidak pindah
ke Negara bagian yang memiliki pajak lebih rendah, seperti yang terjadi di Amerika Serikat. Contoh
Negara yang berbentuk kesatuan antara lain Belanda, Jepang, Filipina, Indonesia, dan Italia.
b. Negara federasi
Yakni adanya satu Negara besar yang berfungsi sebagai Negara pusat dengan satu konstitusi
federal yang di dalamnya terdapat sejumlah Negara bagian yang masing-masing memiliki
konstitusinya sendiri-sendiri. Konstitusi federal adalah mengatur batas-batas kewenangan pusat
(federal), sedangkan sisanya dianggap sebagai milik daerah (Negara bagian). Negara federasi/serikat
(federal) adalah Negara yang tersusun dari dari beberapa Negara yang semula berdiri sendiri-sendiri
dan kemudian Negara-negara tersebut mengadakan ikatan kerjasama yang efektif. Akan tetapi
disamping itu, Negara-negara tersebut masih ingin mempunyai wewenang-wewenang yang dapat
diurus sendiri. Jadi disini tidak semua urusan diserahkan kepada pemerintah gabungannya
(pemerintah federal), tetapi masih ada beberapa urusan yang diserahkan oleh pemerintah Negara-
negara bagian kepada pemerintah federal, yaitu urusan-urusan yang menyangkut kepentingan
bersama misalnya urusan keuangan, pertahanan, angkatan bersenjata, hubungan luar negeri, dan
sebagainya.
c. Negara konfederasi
Konfederasi adalah bentuk perserikatan antara Negara merdeka berdasarkan perjanjian atau
Undang-Undang misalnya yang menyangkut berbagai kebijakan bersama. Bentuk konfederasi tidak
diakui sebagai Negara berdaulat tersendiri dalam hukum internasional, karena masing-masing
Negara yang membentuk konfederasi tetap memiliki
kedudukan internasional sebagai Negara berdaulat. Contoh dari konfederasi antara lain Perserikatan
Bangsa-bangsa dan ASEAN. Konfederasi dapat diartikan juga sebagai bentuk perkembangan
selanjutnya dari bentuk Negara federal. Negara ini dibentuk sebagai perserikatan antara Negara-
negara atau gabungan beberapa Negara untuk membuat sebuah sistem kehidupan bersama yang
lebih besar lagi. Unsur pembentuknya bukan lagi koloni atau kelompok-kelompok masyarakat akan
tetapi Negara dalam pengertian yang harfiah. Dapat dikatakan bahwa Negara konfederasi adalah
Negara yang berbentuk Negara. Dalam Hukum Internasional, Negara yang membentuknya telah
memiliki kedudukan internasional sebagai Negara berdaulat sebelumnya.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
3. Bentuk Negara ada dalam 2 zaman yaitu zaman kuno memiliki 3 bentuk antaranya monarki,
oligarki dan demokrasi serta zaman modern dengan 2 bentuk yaitu Negara kesatuan dan Negara
serikat.
4. Bentuk Pemerintahan terbagi menjadi 5 yaitu : otokrasi, anarkisme, sosialisme, demokrasi dan
republic.
B. SARAN
Masih banyak bentuk-bentuk Negara dan pemerintahan yang belum diulas secara rinci. Namun
dengan adanya tulisan ini diharapkan mampu menambah wawasan bagi warga Negara baik di
indonesia maupun dunia untuk memahami unsur kehidupannya berupa Negara dan pemerintahan.
DAFTAR PUSTAKA