Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

KONSTITUSI NEGARA

Mata kuliah : Kewarganegaraan

Dosen pengampu : Inayatul Laili, M.Pd

OLEH :

1. Sinta Bethari A.P. NIM (22157201046)


2. Wisnu Cahyo Utomo NIM (22157201052)

UNIVERSITAS PGRI WIRANEGARA

FAKULTAS TEKNOLOGI DAN SAINS

PROGRAM STUDI ILMU KOMPUTER

Tahun 2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmatnya, sehingga kami
dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul “KONSTITUSI NEGARA” dalam
bentuk maupun isinya yang sangat sederhana. Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas
Kewarganegaraan.

Kami sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi pembaca. Bahkan kami berharap lebih jauh lagi agar makalah ini bisa
pembaca praktikkan dalam kehidupan sehari-hari.

Bagi kami sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam
penyusunan makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman Kami. Untuk itu
kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca.

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................................................ii
DAFTAR ISI.............................................................................................................................iii
PENDAHULUAN......................................................................................................................4
1.1 LATAR BELAKANG..................................................................................................4
1.2 RUMUSAN MASALAH..............................................................................................5
1.3 TUJUAN MAKALAH..................................................................................................5
PEMBAHASAN.........................................................................................................................6
2.1 PENGERTIAN NEGARA...........................................................................................6
2.2 PENGERTIAN KONSTITUSI....................................................................................8
2.3 SEJARAH KONSTITUSI INDONESIA.....................................................................9
2.4 KONSTITUSI YANG BERLAKU DI INDONESIA................................................11
2.5 PERKEMBANGAN KONSTITUSI INDONESIA...................................................13
2.6 URGENSI KONSTITUSI SEBUAH NEGARA.......................................................14
2.7 MACAM-MACAM PELANGGARAN KONSTITUSI DI INDONESIA................16
PENUTUP.................................................................................................................................17
3.1 KESIMPULAN..........................................................................................................17
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................................18

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Secara umum Negara dan konstitusi merupakan dua institusi yang tidak dapat
dipisahkan satu sama lain. Bahkan, setelah abad pertengahan yang ditandai dengan ide
demokrasi dapat dikatakan bahwa tanpa konstitusi Negara itu tidak terbentuk. Konstitusi
merupakan hukum dasar suatu Negara. Dasar-dasar penyelenggaraaan negara didasarkan
pada konstitusi sebagai hukum dasar Negara yang berlandaskan kepada suatu konstitusi
dinamakan Negara konstitusional. Akan tetapi, untuk dapat dikatakan secara ideal
sebagai Negara konstitusional, maka konstitusi Negara tersebut harus memenuhi sifat-
sifat dan ciri-ciri dari konstitusionalisme. Jadi Negara tersebut harus menganut gagasan
tentang konstitusionalisme. Konstitusionalisme merupakan suatu ide atau gagasan.

Manusia hidup bersama dalam kelompok yang beragam. Mula-mula manusia


hidup dalam sebuah keluarga. Lalu berdasarkan wilayah tempat tinggalnya, ia hidup
dalam kesatuan sosial yang disebut masyarakat dan pada akhirnya menjadi bangsa.
Bangsa adalah kumpulan masyarakat yang membentuk suatu negara. Berkaitan dengan
bangsa, terdapat berbagai teori besar dari para ahli untuk mewujudkan suatu bangsa yang
memiliki sifat dan karakter sendiri.

4
1.2 RUMUSAN MASALAH

1. Apakah pengertian Negara


2. Apakah pengertian konstitusi negara
3. Bagaimana sejarah konstitusi Indonesia
4. Konstitusi apa saja yang berlaku di Indonesia
5. Bagaimana perkembangan konstitusi Indonesia
6. Apa urgentsi konstitusi sebuah negara
7. Apa saja macam-macam pelanggaran konstitusi di Indonesia

1.3 TUJUAN MAKALAH

1. Untuk mengetahui pengertian negara


2. Untuk mengetahui pengertian konstitusi negara
3. Untuk mengetahui sejarah konstitusi Indonesia
4. Untuk mengetahui konstitusi yang berlaku di Indonesia
5. Untuk mengetahui perkembangan konstitusi Indonesia
6. Untuk mengetahui urgentsi konstitusi sebuah negara
7. Untuk mengetahui macam-macam pelanggaran konstitusi di Indonesia

5
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 PENGERTIAN NEGARA

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia atau KBBI, Negara dapat diartikan
dalam dua hal, yaitu pertama adalah organisasi dalam suatu wilayah yang mempunyai
kekuasaan tertinggi yang sah dan ditaati oleh rakyat.

Yang kedua adalah kelompok sosial yang menduduki sebuah wilayah


maupun daerah tertentu yang berorganisasi di bawah lembaga politik dan pemerintah
yang efektif, memiliki kesatuan politik, berdaulat sehingga berhak menentukan tujuan
nasionalnya.

Pengertian Negara Menurut Para Ahli


 Menurut Prof. Miriam Budihardjo, Negara merupakan organisasi yang berada
dalam suatu wilayah yang dapat memaksakan kekuasaannya yang sah terhadap
semua golongan kekuasaan yang berada di dalamnya dan dapat menetapkan
berbagai tujuan dari kehidupan tersebut.
 Menurut Prof. Nasroen, Negara adalah sebuah bentuk pergaulan hidup. Oleh
karena itu, sebuah negara harus ditinjau secara sosiologis agar dapat dijelaskan
serta dipahami.
 Menurut Prof. Dr. Djokosoetono, SH. Negara sebagai organisasi manusia maupun
kumpulan individu yang berada di bawah sebuah pemerintahan yang sama.
 Menurut Prof. Farid S., Negara adalah sebuah wilayah merdeka yang sudah
mendapatkan pengakuan dari negara lain serta memiliki sebuah kedaulatan.
 Menurut G. Pringgodigdo, SH. yang Negara sebagai sebuah organisasi kekuasaan
maupun organisasi kewibawaan yang harus persyaratan berupa berbagai unsur
tertentu.
 Menurut Dr. Wirjono Prodjodikoro, SH., Negara adalah sebuah organisasi yang
berada di atas kelompok maupun beberapa kelompok individu yang mendiami
suatu wilayah atau teritori tertentu bersama dan mengakui adanya sebuah

6
pemerintahan yang bertugas untuk mengurus tata tertib serta keselamatan sebuah
kelompok maupun beberapa kelompok individu yang ada.
 Nenurut Gettel, negara adalah sebuah komunitas berbagai oknum yang secara
permanen mendiami suatu wilayah tertentu, menuntut secara sah akan
kemerdekaan diri dari pihak luar serta memiliki sebuah organisasi pemerintah serta
hukum yang berjalan secara menyeluruh di dalam sebuah lingkungan.

Unsur-unsur Negara
1. Rakyat atau jumlah penduduk
Unsur dari sebuah negara yang pertama adalah adanya rakyat ataupun jumlah
penduduk. Hal ini dikarenakan tanpa adanya masyarakat di dalam sebuah Negara
maka akan mustahil Negara dapat terbentuk. Seperti yang Leacock katakan, dimana
sebuah negara tidak dapat berdiri tanpa adanya sekelompok individu yang tinggal di
dalamnya.
Tanpa adanya masyarakat di dalam sebuah Negara maka sistem pemerintahan pada
Negara tersebut tidak dapat berjalan. Masyarakat yang ada pada sebuah Negara juga
berfungsi sebagai Sumber Daya Manusia yang berguna bagi sebuah Negara dalam
menjalankan kegiatan atau aktivitasnya di kehidupan sehari-hari.

2. Wilayah
Unsur dari sebuah negara yang kedua adalah adanya wilayah, dimana jika pada
sebuah negara tidak ada wilayah yang dapat ditempati atau tinggali oleh manusia di
dalamnya, maka negara tersebut tidak akan terbentuk. Selain itu, individu yang ada
di dalamnya juga harus tinggal secara permanen, agar sebuah negara dapat
terbentuk.
Dengan adanya wilayah itu sendiri, para masyarakat di sebuah negara dapat
menjalankan kegiatan serta kehidupan sehari-harinya sebagai warga negara dan
sistem pemerintahan yang ada dapat berjalan dan beroperasi sesuai dengan
fungsinya.

3. Pemerintahan

7
Unsur dari sebuah negara yang ketiga adalah adanya pemerintahan, selain memiliki
penduduk dan wilayah, sebuah negara juga penting untuk memiliki pemerintahan di
dalamnya.
Pemerintah dapat diartikan sebagai sekumpulan orang yang bertugas untuk
mengelola kewenangan serta kebijakan yang ada dalam mengambil sebuah
keputusan dan melaksanakan kepemimpinan serta koordinasi pemerintahan dan
pembangunan masyarakat serta wilayahnya. Hal ini dapat dilakukan dengan
membentuk sebuah lembaga pada wilayah yang mereka tempati.

2.2 PENGERTIAN KONSTITUSI

Konstitusi adalah prinsip, norma, aturan, dan nilai-nilai dasar yang mengatur
pemerintahan suatu negara. Konstitusi bertindak sebagai hukum tertinggi dalam suatu
negara dan menentukan kerangka kerja bagi sistem politik, kekuasaan pemerintah, hak-
hak warga negara, serta hubungan antara pemerintah dan rakyat.
Konstitusi pada dasarnya memiliki pengertian luas, yaitu keseluruhan
peraturan baik tertulis maupun tidak tertulis yang mengatur secara mengikat mengenai
cara penyelenggaraan suatu pemerintahan. Istilah konstitusi pada umumnya
menggambarkan keseluruhan sistem ketatanegaraan suatu negara. Sistem itu berupa
kumpulanm peraturan yang membentuk, mengatur atau memenuhi negara. Peraturan
perundang-undangan tersebut ada yang tretulis sebagai keputusan badan yang
berwenang dan ada yang tidak tertulis yang berupa kebiasaan dalam praktik
penyelenggaraan negara. Dengan demikian, pengertian konstitusi menunjuk pada
peraturan ketatanegaraan baik yang tertulis maupun tidak tertulis.

Pengertian Konstitusi menurut para ahli.

1. Pengertian Konstitusi Menurut Miriam Budiarjo

8
Konstitusi adalah piagam yang menyatakan tentang cita-cita suatu bangsa dan dasar
organisasi suatu bangsa.
2. Pengertian Konstitusi Menurut KC. Wheare
Konstitusi adalah keseluruhan sistem ketatanegaraan suatu pelosok yang berupa
kumpulan gaya yang membentuk serta mengelola pemerintahan negara.
3. Pengertian Konstitusi Menurut Herman Heller
Herman Heller membangi konstitusi dalam tiga pengertian, yakni sebagai berikut:
 Konstitusi politik sosiologis, yakni konstitusi yang mencerminkan kehidupan politik
penduduk.
 Konstitusi yuridis, yakni konstitusi yang merupakan kesatuan kaidah yang hidup di
dalam masyarakat.
 Konstitusi politis, yakni suatu konstitusi yang ditulis dalam salah satu naskah
sebagai Undang-Undang

2.3 SEJARAH KONSTITUSI INDONESIA

Sejarah konstitusi Indonesia mencakup perkembangan dan evolusi konstitusi


negara sejak zaman kolonial hingga kemerdekaan, serta dalam masa-masa sesudahnya.
Berikut adalah sejarah konstitusi di Indonesia:
 Zaman Kolonial: Pada masa kolonial, Indonesia diperintah oleh Belanda melalui
Hindia Belanda.

 Sumpah Pemuda : Pada tanggal 28 Oktober 1928, pemuda-pemuda Indonesia


mengucapkan Sumpah Pemuda yang menegaskan persatuan dan kesatuan bangsa
Indonesia.

 BPUPKI dan PPKI (1945 ): Setelah kekalahan Jepang di Asia pada tahun 1945,
Jepang mulai mencari simpati dan dukungan bangsa Indonesia untuk melawan
tentara sekutu. Salah satu strategi Jepang adalah dengan membentuk Badan

9
Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) dan Panitia
Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI). Pada tanggal 18 Agustus 1945, PPKI
menetapkan konstitusi Indonesia sebagai "revolusi grondwet".

 UUD 1945: UUD 1945 dirancang sejak 29 Mei 1945 hingga 16 Juli 1945 oleh
BPUPKI dan PPKI. Setelah mendengar kekalahan Jepang pada tanggal 15 Agustus
1945, dua hari setelahnya tepatnya tanggal 17 Agustus 1945, Proklamasi
Kemerdekaan Indonesia di ikrarkan oleh Soekarno dan Mohammad Hatta atas nama
bangsa Indonesia di Jalan Pegangsaan Timur 56 Jakarta. UUD 1945 kemudian
menjadi konstitusi Negara yang berlaku hingga saat ini.

 Konstitusi RIS (1949): Pada tahun 1949, Indonesia mengalami perubahan menjadi
Republik Indonesia Serikat (RIS) dengan konstitusi baru. Namun, RIS hanya
berlangsung sebentar karena Republik Indonesia menetapkan UUD 1945 kembali
sebagai konstitusi Negara pada tahun 1950.

 Pembentukan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) : Setelah beberapa tahun


konflik dengan Belanda, Indonesia berhasil mempertahankan kemerdekaannya dan
membentuk NKRI. UUD 1945 tetap berlaku sebagai konstitusi Negara.

 Konstitusi Saat Ini : Konstitusi Indonesia yang berlaku saat ini adalah UUD 1945
yang telah mengalami beberapa amendemen. Ini adalah konstitusi yang mengatur
prinsip-prinsip dasar negara, sistem pemerintahan, hak-hak warga negara, serta tugas
dan tanggung jawab lembaga-lembaga negara. Sejarah konstitusi di Indonesia
mencerminkan perjalanan panjang menuju pembentukan dan pemantapan negara
Republik Indonesia, yang berjuang untuk kemerdekaan, stabilitas, dan demokrasi.

10
2.4 KONSTITUSI YANG BERLAKU DI INDONESIA

Konstitusi Negara Indonesia adalah UUD 1945 yang pertama kali disahkan
oleh Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) pada tanggal 18 Agustus 1945.
Dalam tata susunan peraturan perundang-undangan Negara, UUD 1945 menempati
tempat tertinggi. Menurut jenjang norma hukum, UUD 1945 adalah kelompok aturan
dasar atau pokok Negara yang berada dibawah Pancasila sebagai Norma Dasar.

Konstitusi yang Pernah Berlaku di Indonesia

Dalam sejarahnya sejak proklamasi 17 Agustus 1945 hingga sekarang,


Indonesia telah berlaku tiga macam undang-undang dasar dalam empat priode. yaitu
sebagai berikut:

 Periode 18 Agustus 1945-27 Desember 1949 : berlaku UUD 1945. UUD 1945 terdiri
dari bagian pembukaan, batang tubuh (16 bab), 37 pasal, 4 pasal aturan paralihan, 2
ayat aturan tambahan, dan bagian penjelasan.
 Periode 27 Desember 1949-17 Agustus 1950 : berlakunya UUD RIS. UUD RIS
terdiri atas o bab, 197 pasal, dan beberapa bagian.
 Periode 17 Agustus 1959-5 Juli 1959 : berlaku UUDS 1950 terdiri atas 6 bab, 146
pasal, dan beberapa bagian.
 Periode 5 Juni 1959-sekarang : kembali berlaku UUD 1945.

Undang-undang dasar Negara Republik Indonesia pertama kali ditetapkan


oleh PPKI pada tanggal 18 Agustus 1945. UUD yang ditetapkan oleh PPKI tersebut
sebenamya merupakan hasil karya BPUPK melalui siding-sidangnya dari tanggal 29 Mei
1945 sampai 1 Juni 1945 dan tanggal 10 Juli sampai 16 juli 1945. Hasil karya BPUPKI

11
berupa rancangan pembukaan hukum dasar dari BPUPKI itulah yang selanjutnya
ditetapkan menjadi UUD Negara Indonesia setelah mengalami perubahan seperlunya
oleh PPKI. Sidang PPKI pertama berlangsung tanggal 18 Agustus 1945 yang
menghasilkan 3 keputusan penting, yaitu sebagai berikut.

 Mengesahkan Rancangan Pembukaan Hukum Dasar Negara dan Hukum Dasar


Sebagai UUD Negara Kesatuan Republik Indonesia.
 Memilih Ir. Seokarno dan Drs. Mohammad Hatta sebagai Presiden dan wakil
presiden.
 Membentuk sebuah Komite Nasional Indonesia Pusat (KNIP) untuk membentuk
presiden.

Sidang PPKI mengenai pengesahan undang-undang dasar ini belangsung


sangat singkat yaitu kurang lebih dua jam. Namun dengan semangat persatuan dan
keinginan untuk segera membentuk konstitusi Negara maka penetepan UUD 1945
berjalan dengan lancar.

Perubahan yang dilakukan hanyalah hal-hal yang kecil saja, bukan masalah
yang mendasar. Hal ini karena PPKI sudah mendapatkan naskah rancangan hokum dasar
yang dihasilkan oleh BPUPKI. Beberapa perubahan tersebut antara lain:

 Istilah "hukum dasar" diganti menjadi" undang-undang dasar",


 Kata “mukadimah" diganti menjadi “pembukaan"
 "dalam suatu hukum dasar” diubah menjadi “dalam suatu undang-undang dasar"
 Diadakannya ketentuan tentang perubahan UUD yang sebelumnya tidak ada.
 Rumusan “Ketuhanan Dengan Kewajiban Menjalankan Syariat Islam Bagi Pemeluk-
Pemluknya” diganti menjadi “Ketuhanan Yang Maha Esa".

Penetapan UUD 1945 sebagai konstitusi Negara Republik Indonesia oleh


PPKI dilakukan dalam dua tahap, yaitu sebagai berikut :

1. Pengesahan Pembukaan UUD Negara Republik Indonesia Yang Terdiri Dari 4


Alinea.
2. Pengesahan Batang Tubuh Undang-Undang Dasar Negara Republok Indonesia
terdiri atas 16 Bab, 37 pasal, 4 pasal aturan peralihan, dan dua ayat aturan tambahan.

12
2.5 PERKEMBANGAN KONSTITUSI INDONESIA

Perkembangan konstitusi Indonesia melibatkan beberapa periode penting


yang mencerminkan evolusi politik dan hukum negara. Berikut adalah uraian
perkembangan konstitusi Indonesia:

 Periode 18 Agustus 1945 - 27 Desember 1949 : Pada tanggal 18 Agustus 1945,


Indonesia menyatakan kemerdekaannya dan mengadopsi Undang-Undang Dasar
Negara Republik Indonesia (UUD NRI) tahun 1945. Konstitusi ini menetapkan
bentuk negara sebagai negara kesatuan, bentuk pemerintahan sebagai republik, dan
bentuk kabinet sebagai kabinet parlementer. UUD 1945 mengalami beberapa
perubahan hingga saat ini.

 Periode 27 Desember 1949 - 17 Agustus 1950 : Setelah Agresi Militer Belanda II,
Indonesia menghadapi pembentukan negara-negara federal atau bagian dari Belanda.
Pada periode ini, Konstitusi Republik Indonesia Serikat (RIS) berlaku. Konstitusi
RIS disahkan melalui Keputusan Presiden pada 13 Januari 1950 dan diundangkan
pada 6 Februari 1950. Namun, kurang dari satu tahun, negara-negara bagian
bergabung kembali dengan Republik Indonesia, dan UUD 1945 dipulihkan.

 Periode 17 Agustus 1950 - 5 Juli 1959 : Pada tanggal 17 Agustus 1950, Indonesia
mengadopsi Undang-Undang Dasar Sementara (UUDS) 1950. UUDS 1950
menetapkan bentuk negara sebagai negara kesatuan, bentuk pemerintahan sebagai
republik, dan bentuk kabinet sebagai kabinet parlementer. Namun, pada tanggal 5

13
Juli 1959, MPRS mengesahkan Dekrit Presiden yang mengubah UUDS 1950
menjadi UUD 1945.

 Periode 5 Juli 1959 - 9 Maret 1963 : Pada tanggal 5 Juli 1959, UUD 1945 mengalami
perubahan melalui Dekrit Presiden. Perubahan ini mengubah bentuk pemerintahan
menjadi presidensial dan bentuk kabinet menjadi kabinet presidensial.

 Periode 9 Maret 1963 - 27 Desember 1965 : Pada tanggal 9 Maret 1963, UUD 1945
mengalami perubahan melalui Dekrit Presiden. Perubahan ini mengembalikan
bentuk pemerintahan menjadi parlementer dan bentuk kabinet menjadi kabinet
parlementer.

 Periode 27 Desember 1965 - 17 Agustus 1999 : Pada tanggal 27 Desember 1965,


UUD 1945 mengalami perubahan melalui Dekrit Presiden. Perubahan ini
mengembalikan bentuk pemerintahan menjadi presidensial dan bentuk kabinet
menjadi kabinet presidensial.

 Periode 17 Agustus 1999 – Sekarang : Pada tanggal 17 Agustus 1999, MPR


mengesahkan Amandemen Ketiga UUD 1945. Amandemen ini mengubah beberapa
pasal dalam UUD 1945, termasuk mengenai hak asasi manusia, kebebasan
beragama, dan kebebasan berserikat. Selanjutnya, pada tanggal 10 Agustus 2001,
MPR mengesahkan Amandemen Keempat UUD 1945, yang mengubah sistem
ketatanegaraan menjadi presidensial dengan sistem presidensiil. Amandemen Kelima
UUD 1945 disahkan pada tanggal 18 Agustus 2002, yang mengubah sistem
ketatanegaraan menjadi presidensial dengan sistem presidensiil yang lebih kuat.

14
2.6 URGENSI KONSTITUSI SEBUAH NEGARA

Konstitusi sebuah negara memiliki urgensi yang sangat penting dalam


mengatur kehidupan bernegara dan berbangsa. Berikut adalah beberapa urgensi
konstitusi sebuah negara:

1. Mengatur Pembagian Kekuasaan : Konstitusi mengatur pembagian kekuasaan antara


lembaga pemerintahan, seperti eksekutif, legislatif, dan yudikatif. Hal ini penting
untuk mencegah terjadinya penyalahgunaan kekuasaan dan menjaga keseimbangan
antara lembaga pemerintahan.
2. Menjamin Hak Asasi Manusia : Konstitusi menjamin hak asasi manusia, seperti hak
atas kebebasan, kesetaraan, dan keadilan. Hal ini penting untuk melindungi warga
negara dari penyalahgunaan kekuasaan dan memastikan bahwa setiap orang
memiliki hak yang sama di depan hukum.
3. Mengatur Sistem Pemerintahan : Konstitusi mengatur sistem pemerintahan, seperti
bentuk negara, bentuk pemerintahan, dan bentuk kabinet. Hal ini penting untuk
menjaga stabilitas dan keberlanjutan negara dalam jangka panjang.
4. Mengatur Hubungan Antara Pemerintah dan Masyarakat : Konstitusi mengatur
hubungan antara pemerintah dan masyarakat, seperti hak untuk memberikan
pendapat dan hak untuk memilih. Hal ini penting untuk memastikan bahwa
pemerintah melayani kepentingan masyarakat dan menjaga kepercayaan publik.
5. Mengatur Hubungan Antara Negara dan Negara Lain : Konstitusi mengatur
hubungan antara negara dan negara lain, seperti hubungan diplomatik dan
perdagangan. Hal ini penting untuk menjaga perdamaian dan kerjasama antara
negara-negara di dunia.
6. Mengatur Pembentukan Hukum : Konstitusi mengatur pembentukan hukum dan
peraturan, serta proses pengadilan dan penegakan hukum. Hal ini penting untuk
menjaga keadilan dan kepastian hukum di negara tersebut.

Secara keseluruhan, urgensi konstitusi sebuah negara sangat penting dalam


mengatur kehidupan bernegara dan berbangsa. Konstitusi menjadi pedoman yang
mengatur jalannya pemerintahan, pembatasan kekuasaan, dan menjamin hak asasi
manusia agar pemerintah tidak bertindak sewenang-wenang. Konstitusi juga menjadi
patokan kehidupan berbangsa dan bernegara.

15
2.7 MACAM-MACAM PELANGGARAN KONSTITUSI DI INDONESIA
Pelanggaran konstitusi ialah tindakan yang melanggar prinsip-prinsip dan
ketentuan yang tercantum dalam konstitusi suatu negara. Berikut adalah beberapa contoh
pelanggaran konstitusi yang terjadi di Indonesia:
 Putusan penundaan Pemilu : Putusan Hakim Pengadilan Negeri Jakarta Pusat (PN
Jakpus) atas gugatan Partai Prima dengan nomor register 757/Pdt.G/2022/PN Jkt.Pst
dianggap sebagai bentuk pengingkaran dan pelanggaran konstitusi. Pasal 22E ayat
(1) UUD 1945 menyatakan bahwa Pemilihan umum dilaksanakan secara langsung,
umum, bebas, rahasia, jujur, dan adil setiap lima tahun sekali. Penundaan Pemilu
hingga tahun 2025 dianggap sebagai pelanggaran konstitusional yang nyata.

 Perppu Ciptaker : Penerbitan Perppu Ciptaker (Peraturan Pemerintah Pengganti


Undang-Undang Cipta Kerja) juga dianggap sebagai pelanggaran konstitusi. Mantan
Wakil Menteri Hukum dan HAM, Prof. Denny Indrayana, menyatakan bahwa
Perppu Ciptaker tidak memenuhi tiga syarat konstitusional, yaitu syarat kepentingan
yang memaksa, syarat waktu harus disetujui DPR pada masa sidang berikutnya, dan
syarat harus dicabut jika tidak mendapatkan persetujuan DPR.

 Pengampuan : Pengampuan secara keseluruhan dianggap sebagai pelanggaran berat


terhadap konstitusi. Pengampuan membuat orang-orang ditanggalkan hak sipil dan
politiknya serta hak untuk berpartisipasi dalam pemilu yang bebas. Pelanggaran ini
juga sudah dilihat dan didengarkan di berbagai Mahkamah Agung dan Mahkamah
Konstitusi seluruh dunia.

 Ancaman Pemilu 2024 : Pelanggaran konstitusi juga terkait dengan ancaman


terhadap Pemilu 2024. Beberapa pihak mengkhawatirkan bahwa pelanggaran

16
konstitusi yang terjadi, seperti penundaan Pemilu dan penerbitan Perppu Ciptaker,
dapat mengancam pelaksanaan Pemilu pada tahun 2024

BAB III

PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

Dalam kesimpulannya, konstitusi merupakan hukum dasar yang mengatur


struktur dan fungsi lembaga-lembaga negara serta hak-hak warga negara.
Di Indonesia, terdapat beberapa konstitusi yang pernah berlaku, mengalami perubahan
seiring waktu, seperti UUD 1945, Konstitusi RIS 1949, UUDS 1950, UUD 1950, dan
UUD 1945 hasil Amandemen.
Pelanggaran konstitusi melibatkan hak asasi manusia, prinsip demokrasi, kewenangan
lembaga negara, serta ketentuan ekonomi. Sejarah konstitusi Indonesia mencerminkan
perubahan politik, sosial, dan ekonomi di negara ini.
Urgensi konstitusi terletak pada perannya dalam menjaga stabilitas, keadilan, dan
keberlanjutan suatu negara. Tanpa konstitusi yang kuat dan dihormati, negara bisa
mengalami konflik, ketidakadilan, dan ketidakstabilan. Oleh karena itu, penting bagi
setiap negara memiliki konstitusi yang baik dan ditegakkan dengan baik pula.

17
DAFTAR PUSTAKA

- Candra, A. (2019). Konstitusi Negara. Retrieved September 19, 2023, from


http://repository.lppm.unila.ac.id/24796/1/penulisan%20buku%20ajar%20candra.pdf
- Ghoffar, A. B. (n.d.). Konstitusi dan konstitusionalisme di Indonesia. Retrieved
September 21, 2023 from
https://pusdik.mkri.id/materi/materi_186_Materi%204%20-%20Ghoffar%20-
%20Konstitusi%20&%20Konstitusionalisme.pdf
- Suryadi, A. (2019). KONSTITUSI NEGARA - Journal UNY. Retrieved September
21, 2023, from https://journal.uny.ac.id/index.php/humanika/article/download/
21011/11045
- Yuliandri, P. (n.d.). Konstitusi dan konstitusionalisme. Retrieved September 19, 2023,
from https://pusdik.mkri.id/materi/materi_39_Prof.%20Yuliandri_Konstitusi%20dan
%20Konstitusionalisme_Makalah.pdf

18

Anda mungkin juga menyukai