DISUSUN OLEH:
SINGARAJA
2019
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena telah
melimpahkan rahmat-Nya berupa kesempatan dan pengetahuan sehingga dapat
menyelesaikan makalah yang berjudul “Hakikat Negara dan Penyimpangannya”
tepat pada waktunya.
Penulis
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa pengertian negara?
2. Bagaimana keberlakuan fungsi negara?
3. Bagaimana hakikat lahirnya suatu negara?
4. Apa saja penyimpangan dari hakikat negara?
1.3 Tujuan
Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penulisan makalah ini ini adalah
1. Untuk mengetahui pengertian suatu negara.
2. Untuk mengetahui fungsi negara berdasarkan keberlakuannya.
3. Untuk memahami hakikat lahirnya suatu negara.
4. Untuk mengetahui apa saja penyimpangan dari hakikat negara.
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
negara adalah keadilan. Kemudian dan padanya timbul kebutuhan yang bersifat
kebendaan untuk dapat mencapai kebahagiaan. Bahwasannya Aristoteles memandang
kesusilaan itu sebagai bagian daripada kehidupan negara, adalah karena ia beranggapan
bahwa negara itu hanya dapat mencapai kebahagiaan yang sempurna di dalam dan
karena persekutuan negara. Yang dimaksudkan disini adalah hanya kebahagiaan
keduniawian saja, kebahagiaan akhirat tidak disinggungsinggung. Sedangkan
kebahagiaan seseorang sangat tergantung pada kebahagiaan Negara (Soehino,
1996;24-25).
Secara umum Negara memiliki empat fungsi yakni untuk melaksanakan ketertiban
dan keamanan (Law and Order), fungsi kemakmuran dan kesejahteraan, fungsi
pertahanan dan keamanan serta fungsi menegakkan keadilan.
Keberlakuan fungsi dalam negara dapat dilihat dari 2 (dua) aspek kekuasaan.
Klasifikasi negara sesuai dengan fungsi kekuasaan yang diberlakukan tersebut sebagai
berikut:
1. Negara di mana semua fungsi atau kekuasaan negara itu dipusatkan pada satu
organ. Negara yang demikian ini adalah negara yang melaksanakan sistem absolut.
Kemudian organnya itu sendiri bagaimanakah sifatnya, maksudnya organ negara
itu, yaitu organ negara yang tertinggi, dipegang atau dilaksanakan oleh beberapa
orang. Hal ini terdapat tiga kemungkinan, yaitu:
a. Organ itu dapat bersifat tunggal, artinya organ yang tertinggi, serta
kekuasaan negara yang tertinggi di dalam negara itu, hanya dipegang atau
dilaksanakan oleh satu orang tunggal. Negara ini disebut monarki.
b. Organ itu dapat bersifat beberapa orang, artinya organ yang tertinggi, serta
kekuasaan negara yang tertinggi di dalam negara itu, dipegang dan atau
dilaksanakan oleh beberapa orang. Negara itu disebut aristokrasi atau
oligarki. Organ itu dapat bersifat jamak, artinya organ itu pada prinsipnya
dipegang atau dilaksanakan oleh seluruh rakyat. Negara ini disebut
demokrasi. Dengan demikian, maka kalau sistemnya itu, yaitu system
4
absolutisme digabungkan atau dikombinasikan dengan sifat daripada
organnya, akan kita dapatkan:
1) Monarki absolut. Yaitu negara di mana fungsi-fungsi atau kekuasaan
negara itu dipusatkan pada satu organ, sedangkan organnya itu sendiri
hanya dipegang oleh satu orang tunggal saja.
2) Aristokrasi atau oligarki absolut. Yaitu negara di mana fungsi-fungsi
atau kekuasaan negara itu dipusatkan pada satu organ, sedangkan
organnya itu sendiri dipegang oleh beberapa orang.
3) Demokrasi absolut. Yaitu negara di mana fungsi-fungsi atau
kekuasaan negara itu dipusatkan pada satu organ, sedangkan organnya
itu sendiri pada prinsipnya dipegang oleh seluruh rakyat. Negara ini
juga disebut demokrasi murni
2. Negara di mana fungsi-fungsi atau kekuasaan-kekuasaan negara itu dipisah-
pisahkan, pemisahan kekuasaan ini biasanya yang dianut adalah ajaran daripada
Montesquieu, kemudian masingmasing kekuasaan itu diserahkan atau
didistribusikan kepada beberapa organ. Sedangkan dalam hal ini yang penting atau
yang menentukan adalah bagaimanakah sifat hubungan organ-organ itu satu sama
lain. Khususnya sifat hubungan antara organ perundang-undangan dengan organ
pelaksanaan yaitu pemerintah. (sifat hubungan antara badan legislatif dengan badan
eksekutif) Oleh karena tergantung daripada inilah sifat atau sistem
pemerintahannya, sedangkan sistem dari pada pemerintahan inilah yang
selanjutnya akan menentukan bentuk daripada negaranya. Dimaksudkan dengan
sifat daripada hubungan antara organorgan tersebut ialah, apakah organ-organ
tersebut satu sama lain dapat saling memengaruhi ataukah tidak. Berdasarkan hal-
hal tersebut di atas negara yang melaksanakan sistem pemisahan kekuasaan ini
dapat diklasifikasikan menjadi:
a. Negara yang melaksanakan sistem pemisahan kekuasaan secara tegas, atau
secara sempurna. Artinya masing-masing organ tersebut tidak dapat saling
memengaruhi, khususnya antara badan legislatif dengan badan eksekutif.
Sebagai contoh misalnya Amerika Serikat, disini kekuasaan perundang-
5
undangan ada pada kongres, sedangkan kekuasaan pelaksanaan atau
pemerintahan ada pada Presiden, dan di dalam konstitusinya dinyatakan
dengan tegas pemisahan antara kedua kekuasaan tersebut, yang satu sama
lain tidak dapat memengaruhi. Negara ini disebut negara dengan sistem
pemerintahan Presidensil.
b. Negara yang melaksanakan sistem pemisahan kekuasaan, dan masing-
masing organ pemegang kekuasaan tersebut, khususnya antara badan
legislatif dengan badan eksekutif, dapat saling memengaruhi, atau saling
berhubungan. Sifat hubungan antara kedua badan atau organ ini adalah
bersifat politis, maksudnya kalau kebijaksanaan badan yang satu tidak
mendapatkan persetujuan dan badan yang lain, badan tersebut dapat
dibubarkan. Negara ini disebut negara dengan sistem Parlementer.
c. Negara yang melaksanakan sistem pemisahan kekuasaan, tetapi pada
prinsipnya badan eksekutif itu hanya bersifat sebagai badan pelaksanaan
atau badan pekerja saja dan pada apa yang telah diputuskan oleh badan
legislatif. Dan disertai dengan pengawasan atau kontrol secara langsung dan
rakyat, yaitu dengan sistem referendum. Negara ini disebut negara dengan
sistem referendum(Soehino, 1996;188-190).
Sebagaimana dijelaskan di atas, fungsi atau tujuan yang ada dalam sebuah negara
menjadi penentu dari terbentunya negara. Baik dalam bentuk Monarki absolut,
Aristokrasi atau oligarki absolut maupun Demokrasi absolut, negara dituntut untuk
memerankan fungsinya sebagaimana ideologi yang dianutnya dalam menjalankan
karakter yang dimiliki sejak pembawaannya.
Dalam buku politeia plato menuliskan tentang corak Negara yang sebaiknya atau
bentuk Negara yang ideal. Perlu diterangkan bahwa Ilmu Negara pada zaman plato
merupakan cakupan dan seluruh kehidupan yang meliputi Polis (Negara kota). Dalam
uraiannya selanjutnya ia menyamakan Negara dengan manusia yang mempunyai tiga
kemampuan jiwa, yaitu:
6
1. Kehendak
2. Akal pikiran
3. Perasaan
7
dapat dicapai yaitu disebut sebagai Negara hukum. Dalam Negara hukum, semua orang
tunduk terhadap hukum termasuk penguasanya sekalipun.
Sistem Negara yang diatur dengan hukum akan jelas mengilustrasikan tujuan yang
diharapkan Negara . tanda terwujudnya Negara yang memihak bagi terwujudnya
kesejahteraan individu yang didukung oleh sistem hukum adalah sebagai berikut:
1. Adanya kekuasaan yang hadir dan dijalankan berdasarkan perintah hokum
2. Adanya sistem ideology Negara yang diarahkan pada konsep Negara hukum,
bukan kekuasaan
3. Adanya kelahiran hukum yang didasarkan pada kehendak masyarakat.
Indikator di atas akan menjadi acuan akan hakikat hakikat Negara. Disini kemudian
dapat dinyatakan bahwa prinsip Negara hukum melahirkan idiom yang khas bahwa
bangsa yang beradab adalah bangsa yang menjalani fungsi hukumnya secara merdeka
dan bermatabat. Merdeka dan bermatabat berrati dalam penegakan hukumnya wajib
berpihak pada keadilan.
Dari pengertian yang dijelaskan pada matetri didapatkan bahwa Hakikat Negara
jika perkata ditejermahkan sesuai dengan KBBI. Hakikat negara memiliki makna dasar
negara dimana dalam materi kami, dasar negara Indonesia adalah Pancasila. Berikut
merupakan penyimpangan-penyimpangan dari hakikat negara dengan tujuan
mengubah dasar negara Indonesia.
1. G30S/PKI
PKI ( Partai Komunis Indonesia) adalah salah satu organisasi radikal di
Indonesia. Tujuan Partai Komunis Indonesia pada zaman kemerdekaan lebih
menitik beratkan pada tujuan menegakkan ideologi komunis sebagai dasar
negara.PKI juga beberapa kali melakukan pemberontakan di berbagai daerah,
Yang pertama terjadi pada tahun 1948 yang diprakarsai oleh Musso. Lalu
kejadian yang paling bersejarah yang dilakukan PKI adalah saat Gerakan 30
September 1965 atau sering dikenal dengan G30S/PKI.
2. HTI ( Hizbut Tahrir Indonesia)
8
Hizbut Tahrir Indonesia adalah organisasi politik Islam global yang didirikan
pada 1953 di bawah pimpinan pendirinya, Syaikh Taqiyyuddin An-Nabhani.
Beliau adalah seorang ulama, pemikir, politisi ulung, dan hakim Pengadilan
Banding di al-Quds.Organisasi ini. Hizbut Tahrir Indonesia bergerak di seluruh
tingkatan masyarakat di dunia Islam, dimana cara pergerakannya yakni dengan
mengajak kaum muslim untuk melanjutkan kehidupan Islam di bawah naungan
Negara Khilafah Islam serta untuk memperkuat komunitas muslim yang hidup
secara Islami, dengan terikat pada hukum-hukum Islam dan menciptakan
identitas Islam yang kuat. Berdirinya organisasi ini bertujuan untuk berdiri atas
dasar agama yang dianutnya sebagai sebuah idiologi yang diwujudkan secara
praksis di dunia.
9
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dari materi dan permasalahan yang telah dipaparkan pada bab-bab sebelumnya
dapat kami tarik kesimpulan bahwa hakikat negara merupakan penjelasan terkait
pengertian, sifat, unsur serta fungsi suatu negara yang mana bersumber pada satu dasar.
Lalu fungsi negara berdasarkan keberlakuannya dibagi menjadi dua yakni, negara di
mana semua fungsi atau kekuasaan negara itu dipusatkan pada satu organ dan negara
di mana fungsi-fungsi atau kekuasaan-kekuasaan negara itu dipisah-pisahkan. Hakikat
lahirnya suatu negara adalah proses dimana adanya persekutuan-persekutuan
masyarakat yang diawali dari kelompok keluarga lalu dilanjutkan kelompok-kelompok
masyarakat hokum lalu terus berkembang menjadi komunitas yang besar hingga
lahirlah sebuah negara. Adapun pula penyimpangan dari hakikat negara yakni beberapa
kelompok dari sebuah komunitas yang memiliki paham berbeda dari dasar yang
membentuk negara yang bersangkutan dan mereka memiliki tujuan untuk mengubah
hal tersebut.
10
DAFTAR PUSTAKA
Junaidi, Muhammad. 2016. “Ilmu Negara Sebuah Kontruksi Ideal Negara Hukum.”
Dalam Ilmu Negara Sebuah Kontruksi Ideal Negara Hukum, oleh Muhammad
Junaidi, 11-22. Malang: Setara Press.
Liputan6. 2019. Fungsi Negara Secara Umum dan Penjelasan. Januari 22. Accessed
September 19, 2019. https://m.liputan6.com/citizen6/read/3876992/fungsi-
negara-secara-umum-dan-penjelasannya.
Sahroji, Ahmad. 2017. Ini Delapan Pemberontakan Paling Besar dalam Sejarah,
Nomor Satu Paling Populer. 29 September. Diakses September 22, 2019.
https//nasional.okzone.com/read/2017/09/28/337/1785031/ini-delapan-
pemberontakan-paling-besar-dalam-sejarah-indonesia-nomor-satu-paling-
populer.
11