Anda di halaman 1dari 14

HAKIKAT NEGARA DAN PENYIMPANGANNYA

DISUSUN OLEH:

1. I GUSTI KADE AGUNG ARKA YOGA NIM. 1914101007


2. I MADE YOGI DARMAWAN NIM. 1914101010
3. GEDE ADI SUANDANA NIM. 1914101028
4. KADEK PUTRA YASA NIM. 1914101029

UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA

SINGARAJA

2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena telah
melimpahkan rahmat-Nya berupa kesempatan dan pengetahuan sehingga dapat
menyelesaikan makalah yang berjudul “Hakikat Negara dan Penyimpangannya”
tepat pada waktunya.

Dalam penyusunan makalah ini, penulis banyak mendapat tantangan dan


hambatan akan tetapi dengan bantuan dari berbagai pihak tantangan itu bisa teratasi.
Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada
bapak Muhamad Jodi Setianto, S.H.,M.H. selaku dosen Ilmu Negara atas
bimbingan, pengarahan, dan kemudahan yang telah diberikan kepada penulis dalam
pengerjaan makalah ini. Terima kasih juga kami ucapkan kepada teman-teman yang
telah berkontribusi dengan memberikan ide-idenya sehingga makalah ini bisa
disusun dengan baik dan rapi.

Kami berharap semoga makalah ini bisa menambah pengetahuan para


pembaca. Namun terlepas dari itu, kami memahami bahwa makalah ini masih jauh
dari kata sempurna, sehingga kami sangat mengharapkan kritik serta saran yang
bersifat membangun demi terciptanya makalah selanjutnya yang lebih baik lagi.

Singaraja, 19 September 2019

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................... i

DAFTAR ISI ................................................................................................... ii

BAB I. PENDAHULUAN .............................................................................. 1

1.1 Latar Belakang ........................................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah ...................................................................................... 2

1.3 Tujuan ........................................................................................................ 2

BAB II. PEMBAHASAN ............................................................................... 3

2.1 Pengertian Negara ...................................................................................... 3

2.2 Keberlakuan Fungsi Negara ....................................................................... 4

2.3 Hakikat Lahirnya Negara ........................................................................... 6

2.4 Penyimpangan Hakikat Negara .................................................................. 8

BAB III. PENUTUP ....................................................................................... 10

3.1 Kesimpulan ................................................................................................ 10

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 11

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Hakikat negara adalah penjelasan mengenai pengetian negara, istilah negara, sifat
negara, fungsi negara dan unsur negara. Negara adalah sekumpulan orang yang
menempati wilayah tertentu dan diorganisasi oleh pemerintahan negara yang sah dan
memiliki kedaulatan. Negara terbentuk dari empat unsur yakni rakyat, wilayah,
pemerintahan yang berdaulat, dan pengakuan dari negara lain. Terbentuknya suatu
negara antara lain memiliki fungsi untuk mewujudkan harapan serta cita-cita yang
diinginkan dimana tertuang dalam tujuan negara tersebut.
Secara umum, sifat negara terbagi menjadi tiga. Yang pertama, negara memiliki
sifat memaksa, yaitu negara mempunyai kewenangan untuk mewajibkan semua warga
masyarakatnya untuk patuh terhadap peraturan-peraturan yang berlaku yang telah
diatur dalam perundang-undangan. Yang kedua yaitu sifat monopoli, suatu negara juga
memiliki kekuasaan/kewenangan yang seutuhnya untuk mengatur dan menentukan
tujuan yang akan dicapai oleh negara yang bersangkutan. Yang ketiga, sifat mencakup
semua. Dimana semua perturan perundang-undangan di negara tersebut berlaku untuk
semua warganya tanpa terkecuali.
Keberlangsungan suatu negara ditentukan oleh sebuah subjek kekuasaan yang
menjalankan sistem bernegara kekuasaan yang dimaksud memiliki beberapa ciri dan
arti sesuai dengan fungsinya. Dalam hal ini kekuasaan yang dimaksud memiliki arti
yang mirip seperti memaksakan kehendak dengan orang lain. Kekuasaan pun sering
disebut sebagai penggerak dinamika masyarakat yang mana hal itu sering dikejar-kejar
oleh orang-orang untuk mencapai tujuan asli mereka. Berdasarkan hal tersebut
seringkali penyimpangan sebuah hakikat negara terjadi karena penggunaan kekuasaan
yang perposional.
Maka dalam makalah ini kami mencoba untuk mensajikan pembahasan tentang
hakikat negara dan penyimpangannya, serta hal-hal yang berkaitan dan berpotensi
mempengaruhi dua hal tersebut.

1
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa pengertian negara?
2. Bagaimana keberlakuan fungsi negara?
3. Bagaimana hakikat lahirnya suatu negara?
4. Apa saja penyimpangan dari hakikat negara?

1.3 Tujuan
Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penulisan makalah ini ini adalah
1. Untuk mengetahui pengertian suatu negara.
2. Untuk mengetahui fungsi negara berdasarkan keberlakuannya.
3. Untuk memahami hakikat lahirnya suatu negara.
4. Untuk mengetahui apa saja penyimpangan dari hakikat negara.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Negara

Negara merupakan sekelompok orang yang menempati wilayah tertentu dan


dikordinasi oleh pemerintahan negara yang sah dan memiliki sebuah kedaulatan. Selain
itu banyak ahli yang berargumen tentang apa itu negara. Diantaranya Wirjono dan
Aristoteles. Menurut Wijono yang mendefinisikan negara dalam tiga cara yang saling
mengikat dan baginya juga menjadi tujuan dan keberadaan negara. Ia menyatakan,
“Negara adalah sebuah masyarakat besar tertentu, negara adalah sebuah wilayah
tertentu dan negara adalah sebuah pemerintahan”. Wirjono menandaskan tentang tiga
tujuan keberadaan suatu negara. Dalam hal ini, ia tidak mengatakan bahwa negara itu
secara jelas memiliki seperangkat tujuan yang melandasi keberadaannya. Namun,
bahwa dalam berdirinya suatu negara, selalu ada tujuan tertentu yang dikejar atau coba
untuk dicapai oleh negara tersebut (Mansyur Semma, 2008;15).
Sedangkan menurut Aristoteles mengatakan bahwa negara itu merupakan suatu
persekutuan yang mempunyai tujuan tertentu. Cara berpikir yang bersifat analitis
dalam bukunya Ethica dilanjutkan dalam bukunya Politica untuk dapat menerangkan
asal mula dan perkembangan negara. Menurut Aristoteles negara terjadi karena
penggabungan keluarga-keluarga menjadi suatu kelompok yang lebih besar, kelompok
itu bergabung lagi hingga menjadi desa. Dan desa bergabung lagi, demikian seterusnya
hingga timbul negara, yang sifatnya masih merupakan suatu kota atau polis. Desa yang
sesuai dengan kodratnya adalah desa yang bersifat genealogis, yaitu desa yang
berdasarkan keturunan. Dengan demikian menurut Aristoteles adanya negara itu sudah
menurut atau berdasarkan kodrat. Manusia sebagai anggota keluarga menurut
kodratnya tidak dapat dipisahkan dan negara. Sebab manusia itu adalah suatu makhluk
sosial atau Zoonpoliticon, maka dan itu tidak dapat dipisahkan dan masyarakat atau
negara. Pada dasarnya manusia itu sendiri merupakan binatang atau dewa, ia menjadi
baik karena pergaulannya di dalam masyarakat, atau di dalam negara, sebab dasar

3
negara adalah keadilan. Kemudian dan padanya timbul kebutuhan yang bersifat
kebendaan untuk dapat mencapai kebahagiaan. Bahwasannya Aristoteles memandang
kesusilaan itu sebagai bagian daripada kehidupan negara, adalah karena ia beranggapan
bahwa negara itu hanya dapat mencapai kebahagiaan yang sempurna di dalam dan
karena persekutuan negara. Yang dimaksudkan disini adalah hanya kebahagiaan
keduniawian saja, kebahagiaan akhirat tidak disinggungsinggung. Sedangkan
kebahagiaan seseorang sangat tergantung pada kebahagiaan Negara (Soehino,
1996;24-25).

2.2 Keberlakuan Fungsi Negara

Secara umum Negara memiliki empat fungsi yakni untuk melaksanakan ketertiban
dan keamanan (Law and Order), fungsi kemakmuran dan kesejahteraan, fungsi
pertahanan dan keamanan serta fungsi menegakkan keadilan.
Keberlakuan fungsi dalam negara dapat dilihat dari 2 (dua) aspek kekuasaan.
Klasifikasi negara sesuai dengan fungsi kekuasaan yang diberlakukan tersebut sebagai
berikut:
1. Negara di mana semua fungsi atau kekuasaan negara itu dipusatkan pada satu
organ. Negara yang demikian ini adalah negara yang melaksanakan sistem absolut.
Kemudian organnya itu sendiri bagaimanakah sifatnya, maksudnya organ negara
itu, yaitu organ negara yang tertinggi, dipegang atau dilaksanakan oleh beberapa
orang. Hal ini terdapat tiga kemungkinan, yaitu:
a. Organ itu dapat bersifat tunggal, artinya organ yang tertinggi, serta
kekuasaan negara yang tertinggi di dalam negara itu, hanya dipegang atau
dilaksanakan oleh satu orang tunggal. Negara ini disebut monarki.
b. Organ itu dapat bersifat beberapa orang, artinya organ yang tertinggi, serta
kekuasaan negara yang tertinggi di dalam negara itu, dipegang dan atau
dilaksanakan oleh beberapa orang. Negara itu disebut aristokrasi atau
oligarki. Organ itu dapat bersifat jamak, artinya organ itu pada prinsipnya
dipegang atau dilaksanakan oleh seluruh rakyat. Negara ini disebut
demokrasi. Dengan demikian, maka kalau sistemnya itu, yaitu system

4
absolutisme digabungkan atau dikombinasikan dengan sifat daripada
organnya, akan kita dapatkan:
1) Monarki absolut. Yaitu negara di mana fungsi-fungsi atau kekuasaan
negara itu dipusatkan pada satu organ, sedangkan organnya itu sendiri
hanya dipegang oleh satu orang tunggal saja.
2) Aristokrasi atau oligarki absolut. Yaitu negara di mana fungsi-fungsi
atau kekuasaan negara itu dipusatkan pada satu organ, sedangkan
organnya itu sendiri dipegang oleh beberapa orang.
3) Demokrasi absolut. Yaitu negara di mana fungsi-fungsi atau
kekuasaan negara itu dipusatkan pada satu organ, sedangkan organnya
itu sendiri pada prinsipnya dipegang oleh seluruh rakyat. Negara ini
juga disebut demokrasi murni
2. Negara di mana fungsi-fungsi atau kekuasaan-kekuasaan negara itu dipisah-
pisahkan, pemisahan kekuasaan ini biasanya yang dianut adalah ajaran daripada
Montesquieu, kemudian masingmasing kekuasaan itu diserahkan atau
didistribusikan kepada beberapa organ. Sedangkan dalam hal ini yang penting atau
yang menentukan adalah bagaimanakah sifat hubungan organ-organ itu satu sama
lain. Khususnya sifat hubungan antara organ perundang-undangan dengan organ
pelaksanaan yaitu pemerintah. (sifat hubungan antara badan legislatif dengan badan
eksekutif) Oleh karena tergantung daripada inilah sifat atau sistem
pemerintahannya, sedangkan sistem dari pada pemerintahan inilah yang
selanjutnya akan menentukan bentuk daripada negaranya. Dimaksudkan dengan
sifat daripada hubungan antara organorgan tersebut ialah, apakah organ-organ
tersebut satu sama lain dapat saling memengaruhi ataukah tidak. Berdasarkan hal-
hal tersebut di atas negara yang melaksanakan sistem pemisahan kekuasaan ini
dapat diklasifikasikan menjadi:
a. Negara yang melaksanakan sistem pemisahan kekuasaan secara tegas, atau
secara sempurna. Artinya masing-masing organ tersebut tidak dapat saling
memengaruhi, khususnya antara badan legislatif dengan badan eksekutif.
Sebagai contoh misalnya Amerika Serikat, disini kekuasaan perundang-

5
undangan ada pada kongres, sedangkan kekuasaan pelaksanaan atau
pemerintahan ada pada Presiden, dan di dalam konstitusinya dinyatakan
dengan tegas pemisahan antara kedua kekuasaan tersebut, yang satu sama
lain tidak dapat memengaruhi. Negara ini disebut negara dengan sistem
pemerintahan Presidensil.
b. Negara yang melaksanakan sistem pemisahan kekuasaan, dan masing-
masing organ pemegang kekuasaan tersebut, khususnya antara badan
legislatif dengan badan eksekutif, dapat saling memengaruhi, atau saling
berhubungan. Sifat hubungan antara kedua badan atau organ ini adalah
bersifat politis, maksudnya kalau kebijaksanaan badan yang satu tidak
mendapatkan persetujuan dan badan yang lain, badan tersebut dapat
dibubarkan. Negara ini disebut negara dengan sistem Parlementer.
c. Negara yang melaksanakan sistem pemisahan kekuasaan, tetapi pada
prinsipnya badan eksekutif itu hanya bersifat sebagai badan pelaksanaan
atau badan pekerja saja dan pada apa yang telah diputuskan oleh badan
legislatif. Dan disertai dengan pengawasan atau kontrol secara langsung dan
rakyat, yaitu dengan sistem referendum. Negara ini disebut negara dengan
sistem referendum(Soehino, 1996;188-190).
Sebagaimana dijelaskan di atas, fungsi atau tujuan yang ada dalam sebuah negara
menjadi penentu dari terbentunya negara. Baik dalam bentuk Monarki absolut,
Aristokrasi atau oligarki absolut maupun Demokrasi absolut, negara dituntut untuk
memerankan fungsinya sebagaimana ideologi yang dianutnya dalam menjalankan
karakter yang dimiliki sejak pembawaannya.

2.3 Hakikat Lahirnya Suatu Negara

Dalam buku politeia plato menuliskan tentang corak Negara yang sebaiknya atau
bentuk Negara yang ideal. Perlu diterangkan bahwa Ilmu Negara pada zaman plato
merupakan cakupan dan seluruh kehidupan yang meliputi Polis (Negara kota). Dalam
uraiannya selanjutnya ia menyamakan Negara dengan manusia yang mempunyai tiga
kemampuan jiwa, yaitu:

6
1. Kehendak
2. Akal pikiran
3. Perasaan

Di dalam Negara juga terdapat tiga golongan masyarakat yang mempunyai


kemampuannya masing-masing. Golongan yang pertama disebut golongan yang
memerintah, yang merupakan otaknya di dalam Negara dengan mempergunakan akal
pikirannya. Golongan kedua adalah golongan ksatria/prajurit, yang bertugas menjaga
keamanan Negara. Golongan ketiga adalah golongan rakyat biasa (petani dan
pedagang), yang menghasilkan makanan untuk penduduk. Aristoteles pun beranggapan
bahwa Negara itu dimaksudkan untuk kepentingan warga negaranya, supaya mereka
dapat hidup dengan baik dan bahagia. Kranenburg juga memiliki pendapat, yang
mengatakan bahwa Negara itu pada hakikatnya adalah suatu organisasi kekuasaan yang
diciptakan oleh sekelompok manusia yang disebut bangsa. Kemudian gagasan inilah
yang banyak dianut oleh pemerintah sekarang dengan melahirkan konsep Negara
kesejahteraan yang pada intinya menginginkan arah yang jelas atas terbentuknya
Negara.
Rockman (1989) mengajukan tiga konsepsi tugas dan peranan dari Negara, yaitu:
1. Suatu system pembuatan kebijaksanaan yang otoritatif yang juga biasa disebut
decision making state.
2. Pemberi barang kolektif yang juga biasa disebut production state.
3. Penyimpanan, pencipta dan perantara kepentingan masyarakat yang juga biasa
disebut intermediary state.
Keberadaan Negara didirikan untuk memudahkan rakyatnya dalam mencapai
tujuan bersama atau cita-citanya. Pada hakikatnya tujuan Negara adalah untuk
menentukan bagaimana cara mengatur dan menyusun Negara yang bersangkutan,
termasuk menyusun program-program yang ditujukan kepada masyarakatnya.
Menyamakan pandangan masyarakat itu tidak mudah, karena masyarakat terdiri dari
banyak golongan agama, ras, etnis dan suku. Penyamaan persepsi setiap warga inilah
yang kemudian diatur dalam hukum sebuah Negara. Bentuk Negara yang maksimal

7
dapat dicapai yaitu disebut sebagai Negara hukum. Dalam Negara hukum, semua orang
tunduk terhadap hukum termasuk penguasanya sekalipun.
Sistem Negara yang diatur dengan hukum akan jelas mengilustrasikan tujuan yang
diharapkan Negara . tanda terwujudnya Negara yang memihak bagi terwujudnya
kesejahteraan individu yang didukung oleh sistem hukum adalah sebagai berikut:
1. Adanya kekuasaan yang hadir dan dijalankan berdasarkan perintah hokum
2. Adanya sistem ideology Negara yang diarahkan pada konsep Negara hukum,
bukan kekuasaan
3. Adanya kelahiran hukum yang didasarkan pada kehendak masyarakat.
Indikator di atas akan menjadi acuan akan hakikat hakikat Negara. Disini kemudian
dapat dinyatakan bahwa prinsip Negara hukum melahirkan idiom yang khas bahwa
bangsa yang beradab adalah bangsa yang menjalani fungsi hukumnya secara merdeka
dan bermatabat. Merdeka dan bermatabat berrati dalam penegakan hukumnya wajib
berpihak pada keadilan.

2.4 Penyimpangan Hakikat Negara

Dari pengertian yang dijelaskan pada matetri didapatkan bahwa Hakikat Negara
jika perkata ditejermahkan sesuai dengan KBBI. Hakikat negara memiliki makna dasar
negara dimana dalam materi kami, dasar negara Indonesia adalah Pancasila. Berikut
merupakan penyimpangan-penyimpangan dari hakikat negara dengan tujuan
mengubah dasar negara Indonesia.
1. G30S/PKI
PKI ( Partai Komunis Indonesia) adalah salah satu organisasi radikal di
Indonesia. Tujuan Partai Komunis Indonesia pada zaman kemerdekaan lebih
menitik beratkan pada tujuan menegakkan ideologi komunis sebagai dasar
negara.PKI juga beberapa kali melakukan pemberontakan di berbagai daerah,
Yang pertama terjadi pada tahun 1948 yang diprakarsai oleh Musso. Lalu
kejadian yang paling bersejarah yang dilakukan PKI adalah saat Gerakan 30
September 1965 atau sering dikenal dengan G30S/PKI.
2. HTI ( Hizbut Tahrir Indonesia)

8
Hizbut Tahrir Indonesia adalah organisasi politik Islam global yang didirikan
pada 1953 di bawah pimpinan pendirinya, Syaikh Taqiyyuddin An-Nabhani.
Beliau adalah seorang ulama, pemikir, politisi ulung, dan hakim Pengadilan
Banding di al-Quds.Organisasi ini. Hizbut Tahrir Indonesia bergerak di seluruh
tingkatan masyarakat di dunia Islam, dimana cara pergerakannya yakni dengan
mengajak kaum muslim untuk melanjutkan kehidupan Islam di bawah naungan
Negara Khilafah Islam serta untuk memperkuat komunitas muslim yang hidup
secara Islami, dengan terikat pada hukum-hukum Islam dan menciptakan
identitas Islam yang kuat. Berdirinya organisasi ini bertujuan untuk berdiri atas
dasar agama yang dianutnya sebagai sebuah idiologi yang diwujudkan secara
praksis di dunia.

9
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Dari materi dan permasalahan yang telah dipaparkan pada bab-bab sebelumnya
dapat kami tarik kesimpulan bahwa hakikat negara merupakan penjelasan terkait
pengertian, sifat, unsur serta fungsi suatu negara yang mana bersumber pada satu dasar.
Lalu fungsi negara berdasarkan keberlakuannya dibagi menjadi dua yakni, negara di
mana semua fungsi atau kekuasaan negara itu dipusatkan pada satu organ dan negara
di mana fungsi-fungsi atau kekuasaan-kekuasaan negara itu dipisah-pisahkan. Hakikat
lahirnya suatu negara adalah proses dimana adanya persekutuan-persekutuan
masyarakat yang diawali dari kelompok keluarga lalu dilanjutkan kelompok-kelompok
masyarakat hokum lalu terus berkembang menjadi komunitas yang besar hingga
lahirlah sebuah negara. Adapun pula penyimpangan dari hakikat negara yakni beberapa
kelompok dari sebuah komunitas yang memiliki paham berbeda dari dasar yang
membentuk negara yang bersangkutan dan mereka memiliki tujuan untuk mengubah
hal tersebut.

10
DAFTAR PUSTAKA
Junaidi, Muhammad. 2016. “Ilmu Negara Sebuah Kontruksi Ideal Negara Hukum.”
Dalam Ilmu Negara Sebuah Kontruksi Ideal Negara Hukum, oleh Muhammad
Junaidi, 11-22. Malang: Setara Press.
Liputan6. 2019. Fungsi Negara Secara Umum dan Penjelasan. Januari 22. Accessed
September 19, 2019. https://m.liputan6.com/citizen6/read/3876992/fungsi-
negara-secara-umum-dan-penjelasannya.
Sahroji, Ahmad. 2017. Ini Delapan Pemberontakan Paling Besar dalam Sejarah,
Nomor Satu Paling Populer. 29 September. Diakses September 22, 2019.
https//nasional.okzone.com/read/2017/09/28/337/1785031/ini-delapan-
pemberontakan-paling-besar-dalam-sejarah-indonesia-nomor-satu-paling-
populer.

11

Anda mungkin juga menyukai