Anda di halaman 1dari 35

UNDANG-UNDANG

DASAR REPUBLIK
INDONESIA TAHUN
1945
Konstitusi dan Undang-Undang Dasar
Herman Heller membagi pengertian konstitusi menjadi
tiga, yaitu:

1 Die politische verfassung als gesellschaftlich.


wirklichkeit, yang atinya hahwa konstitusi adalah
cerminan kehidupan politik di dalam masyarakat
sebagai suatu kenyataan (mengandung pengertian
2 politis
Die dan sosiologis)
verselbstandigte rechtsverfassung, yang artinya
bahwa konstitusi merupakan suatu kesatuan kaidah
yang hidup dalam masyarakat (mengandung
3 pengertian yuridis)
Die geshereiben verfassung, yang artinya bahwa
konstitusi yang ditulis dalam suatu naskah sebagai
Herman Heller undang-undang yang tertinggi yang berlaku dalam
suatu negara
Dalam bukunya Uber Verfassungswesen,
menggolongkan konstitusi ke dalam dua pengertian

1 Pertama, konstitusi dalam arti sosiologis yakni


sebagai hubungan antara kekuasaan yang ada
dalam masyarakat dengan golongan yang
mempunyai kedudukan dan kekuasaan
2 Kedua, konstitusi dalam arti yuridis yang dapat
diterjemahkan sebagai suatu naskah yang memuat
semua bangunan negara dan sendi-sendi
pemerintahan.

F. Lasalle
Pengertian, Kedudukan dan Fungsi Undang-Undang
Dasar 1945
Pengertian

Dalam Penjelasan Umum Undang-Undang Dasar 1945 angka I


dinyatakan bahwa: “ Undang-undang Dasar suatu negara ialah hanya
sebagian dari hukumnya dasar Negara itu. Undang-undang Dasar ialah
hukum dasar yang tertulis, sedang disampingnya Undang-undang dasar
itu berlaku juga hukum dasar yang tidak tertulis, ialah aturan-aturan
dasar yang timbul dan terpelihara dalam praktek penyelenggaraan
Negara meskipun tidak tertulis, ialah aturan-aturan dasar yang timbul
dan terpelihara dalam praktek penyelenggaraan Negara meskipun tidak
tertulis”.
Pengertian

Dengan demikian dapat ditarik


kesimpulan, pengertian kata Undang-
Undang Dasar menurut UUD 1945,
mempunyai pengertian yang lebih sempit
daripada pengertian hukum dasar, Karena
yang dimaksud Undang-undang Dasar
adalah hukum dasar yang tertulis,
sedangkan pengertiann hukum dasar
mencakup juga hukum dasar yang tidak
tertulis.
Kedudukan

Kedudukan UUD 1945, Sebagai


hukum dasar, UUD 1945 merupakan
sumber hukum tertinggi dari keseluruhan
produk hukum di Indonesia. Produk-
produk hukum seperti undang-undang,
peraturan pemerintah, atau peraturan
presiden, dan lain-lainnya, bahkan setiap
tindakan atau kebijakan pemerintah harus
dilandasi dan bersumber pada peraturan
yang lebih tinggi, yang pada akhirnya
harus dapat dipertanggungjawabkan
sesuai dengan ketentuan UUD 1945.
Fungsi

Fungsi UUD 1945, Setiap


sesuatu dibuat dengan memiliki
sejumlah fungsi. Demikian juga
halnya dengan UUD 1945. Telah
dijelaskan bahwa UUD 1945 adalah
hukum dasar tertulis yang mengikat
pemerintah, lembaga-lembaga
negara, lembaga masyarakat, dan
juga mengikat setiap warga negara
Indonesia dimanapun mereka
berada dan juga mengikat setiap
penduduk yang berada di wilayah
Negara Republik Indonesia.
Dinamika Konstitusi Indonesia
• Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945, atau disingkat UUD
1945 atau UUD ’45, adalah hukum dasar
tertulis (basic law), konstitusi
pemerintahan negara Republik Indonesia
saat ini.
• UUD 1945 disahkan sebagai undang-undang
dasar negara oleh PPKI pada tanggal 18
Agustus 1945. Sejak tanggal 27 Desember
1949, di Indonesia berlaku Konstitusi RIS,
dan sejak tanggal 17 Agustus 1950 di
Indonesia berlaku UUDS 1950. Dekrit
Presiden 5 Juli 1959 kembali
memberlakukan UUD 1945, dengan
dikukuhkan secara aklamasi oleh DPR pada
Dinamika Konstitusi Indonesia

• Pada kurun waktu tahun 1999-2002, UUD


1945 mengalami 4 kali perubahan
(amandemen), yang mengubah susunan
lembaga-lembaga dalam sistem
ketatanegaraan Republik Indonesia.
Dinamika Konstitusi Indonesia
Naskah Undang-Undang Dasar 1945

• Sebelum dilakukan Perubahan, UUD 1945 terdiri atas


Pembukaan, Batang Tubuh (16 bab, 37 pasal, 65 ayat (16
ayat berasal dari 16 pasal yang hanya terdiri dari 1 ayat
dan 49 ayat berasal dari 21 pasal yang terdiri dari 2 ayat
atau lebih), 4 pasal Aturan Peralihan, dan 2 ayat Aturan
Tambahan), serta Penjelasan.
• Setelah dilakukan 4 kali perubahan, UUD 1945 memiliki
20 bab, 37 pasal, 194 ayat, 3 pasal Aturan Peralihan, dan
2 pasal Aturan Tambahan.
• Dalam Risalah Sidang Tahunan MPR Tahun 2002,
diterbitkan Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945 Dalam Satu Naskah, Sebagai
Naskah Perbantuan dan Kompilasi Tanpa Ada Opini.
Perubahan (Amandemen) UUD 1945

Latar Belakang
Latar belakang perubahan UUD
1945 antara lain karena pada masa Orde
Baru, kekuasaan tertinggi di tangan MPR
(dan pada kenyataannya bukan di tangan
rakyat),dan kekuasaan yang sangat besar
pada Presiden, adanya pasal-pasal yang
terlalu "luwes" (sehingga dapat
menimbulkan multitafsir), serta
kenyataan rumusan UUD 1945 tentang
semangat penyelenggara negara yang
belum cukup didukung ketentuan
konstitusi.
Tujuan

Tujuan amandemen atau perubahan


terhadap UUD 1945 antara lain
sebagai berikut :
1. Menyempurnakan aturan dasar
bernegara dalam mencapai tujuan
nasional.
2. Menyempurnakan aturan dasar
mengenai jaminan dan
pelaksanaan kedaulatan rakyat.
3. Menyempurnakan aturan dasar
mengenai jaminan dan
perlindungan hak asasi manusia
(HAM).
Tujuan
4. Menyempurnakan aturan dasar
penyelenggaraan negara secara
demokratis dan modern, antara
lain melalui pembagian kekuasaan
yang lebih tegas diantara lembaga
- lembaga negara.
5. Menyempurnakan aturan dasar
mengenai jaminan konstitusional
dan kewajiban negara dalam
mewujudkan kesejahteraan sosial,
mencerdaskan kehidupan bangsa,
menegakkan etika, moral, dan
solidaritas dalam kehidupan
bermasyarakat, berbangsa, dan
bernegara.
Dasar Hukum

Dalam perubahan UUD. Di perlukan dasar hukum yang menjadi


dasar perubahannya, oleh karena itu dasar hukum yang digunakan adalah
Pancasila, karena Pancasila merupakan sumber nilai dan sumber norma
dalam setiap aspek penyelenggaraan negara, termasuk dalam sumber tertib
hukum di Indonesia, sehingga Pancasila merupakan sumber nilai, norma
dan kaidah baik moral maupun hukum di Indonesia. Oleh karenanya,
Pancasila merupakan sumber hukum negara baik yang tertulis maupun
yang tak tertulis atau convensi.
Kesepakatan Dasar

1. Tidak mengubah pembukaan UUD 1945 karena di dalam pembukaan


UUD 1945 terdapat staatsidee (dasar/ideologi) berdirinya NKRI, dasar
negara, dan cita-cita negara. Pembukaan UUD 1945 memuat dasar
filosofis dan dasar normatif yang mendasari seluruh pasal dalam UUD
1945.
2. Negara Kesatuan Republik Indonesia haruslah dipertahankan karena
negara kesatuan adalah bentuk yang ditetapkan sejak berdirinya negara
Indonesia dan dipandang paling tepat untuk sebuah bangsa majemuk.
Perubahaan UUD 1945 juga diharapkan tidak mengganggu eksistensi
negara.
Kesepakatan Dasar

3. Sistem pemerintahan presidensial dipertegas untuk memperkukuh sistem


pemerintahan yang stabil dan demokratis. Sistem pemerintahan presidensial
juga telah dipilih oleh para pendiri negara ini pada tahun 1945. Selain itu, salah
satu tujuan perubahan UUD 1945 adalah untuk memperbaiki dan
menyempurnakan penyelenggaraan negara agar lebih demokratis. Sistem
pemerintahan presidensial adalah sistem pemerintah negara republik dimana
kekuasaan eksekutif dipilih melalui pemilu dan terpisah dengan kekuasaan
legislatif.
4. Kesepakatan keempat dibuat untuk meniadakan penjelasan UUD 1945.
Peniadaan penjelasan UUD 1945 bertujuan untuk menghindari kesulitan saat
menentukan status “Penjelasan” dari sisi sumber hukum dan tata urutan
peraturan perundang-undangan.
Kesepakatan Dasar

5. Perubahan dengan cara adendum artinya tetap mempertahankan naskah


asli UUD 1945 dan naskah perubahan UUD 1945 diletakkan melekat pada
naskah asli. Sehingga sesungguhnya UUD 1945 dalam satu naskah memuat
UUD 1945 sebelum diamandemen, amandemen I, amandemen II,
amandemen III, dan amandemen IV. Kesalahan seringkali dilakukan dengan
menyatukan seluruh UUD 1945 beserta amandemennya seperti
kebanyakan buku UUD 1945 yang beredar saat ini di pasaran.
Perubahan (Amandemen) UUD 1945

Jenis-jenis Perubahan

UUD 1945 telah mengalami


empat kali perubahan, yaitu
Perubahan Pertama pada tahun 1999,
Perubahan Kedua Tahun 2000,
Perubahan Ketiga Tahun 2001, dan
Perubahan Keempat Tahun 2002.
Jenis-jenis Perubahan

1. Perubahan Pertama UUD 1945 disahkan


dalam Sidang Umum MPR RI yang
diselenggarakan antara tanggal 12 sampai
dengan tanggal 1 Oktober 1999. Perubahan
Pertama ini mencakup perubahan atas 9
pasal UUD 1945, yaitu:
• Pasal 5 ayat (1),
• Pasal 7, Pasal 9 ayat (1) dan ayat (2),
• Pasal 13 ayat (2) dan ayat (3),
• Pasal 14 ayat (1) dan ayat (2),
• Pasal 15,
• Pasal 17 ayat (2) dan ayat (3),
• Pasal 20 ayat (1) sampai dengan ayat
(4),
Jenis-jenis Perubahan

Kesembilan pasal yang mengalami


perubahan atau penambahan tersebut
seluruhnya berisi 16 ayat atau dapat disebut
ekuivalen dengan 16 butir ketentuan dasar
Jenis-jenis Perubahan

2. Perubahan Kedua yaitu pada tanggal 18 Agustus


2000. Cakupan materi yang diubah pada naskah
Perubahan Kedua ini lebih luas dan lebih banyak
lagi, yaitu mencakup 27 Pasal yang tersebar dalam
7 bab, yaitu:
• Bab VI tentang Pemerintah Daerah,
• Bab VIll tentang Dewan Perwakilan Rakyat,
• Bab IXA tentang Wilayah Negara,
• Bab X tentang Warga Negara dan Penduduk,
• Bab XA tentang Hak Asasi Manusia,
• Bab XII tentang Pertahanan dan Keamanan
Negara,
• Bab XV tentang Bendera, Bahasa, dan Lambang
Negara serta Lagu Kebangsaan
Jenis-jenis Perubahan

Jika ke-27 pasal tersebut dirinci jumlah ayat


atau butir ketentuan yang diatumya, maka
isinya mencakup 59 butir ketentuan yang
mengalami perubahan atau bertambah dengan
rumusan ketentuan baru sama sekali.
Jenis-jenis Perubahan

3. Perubahan Ketiga UUD 1945 pada tanggal 9


November 2001. Bab-bab UUD 1945 yang
mengalami perubahan dalam naskah Perubahan
Ketiga ini adalah:
• Bab I tentang Bentuk dan Kedaulatan,
• Bab II tentang Majelis Permusyawaratan
Rakyat,
• Bab IIII tentang kekuasaan Pemerintahan
Negara,
• Bab V tentang Kementerian Negara,
• Bab VIlIA tentang Dewan Perwakilan Daerah,
• Bab VB tentang Pemilihan Umum,
• Bab VIIIA tentang Badan Pemeriksa
Jenis-jenis Perubahan

Seluruhnya terdiri atas 7 bab, 23 pasal,


dan 68 butir ketentuan dau ayat. Dari segi
jumlahnya dapat dikatakan naskah Perubahan
Ketiga ini memang paling luas cakupan
materinya. Tapi di samping itu, substansi yang
diaturnya juga sebagian besar sangat mendasar.
Materi yang tergolong sukar mendapat
kesepakatan cenderung ditunda
pembahasannya dalam sidang-sidang
terdahulu, Karena itu, selain secara kuantitatif
materi Perubahan Ketiga ini lebih banyak
muatannya, juga dari segi isinya, secara
kualitatif materi Perubahan Ketiga ini dapat
dikatakan sangat mendasar pula.
4. Perubahan keempat dalam rangkaian
Jenis-jenis Perubahan gelombang reformas nasional tahun 1998
sampai tahun 2002, adalah perubahan yang
ditetapkan dalam Sidang Tahunan MPR-RI
tahun 2002. Pengesahan naskah Perubahan
Keempat ditetapkan pada tanggal 10 Agustus
2002. Dalam naskah Perubahan Keempat ini,
ditetapkan bahwa:
• Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945 sebagaimana telah
diubah dengan perubahan pertama, kedua,
ketiga, dan perubahan keempat adalah
Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945 van ditetapkan pada
tanggal 18 Agustus 1945 dan diberlakukan
kembali dengan Dekrit Presiden pada
tanggal 5 Juli 1959 serta dikukuhkan secara
Jenis-jenis Perubahan • Penambahan bagian akhir pada Perubahan
Kedua Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945 dengan
kalimat “Perubahan tersebut diputuskan
dalam Rapat Paripurna Majelis
Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia
keg tanggal 18 Agustus 2000 Sidang Tahunan
Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik
indonesia dan mulai berlaku pada tanggal
ditetapkan”

• Pengubahan penomoran Pasal 3 ayat (3) dan


ayat (4) Perubahan Ketiga Undang-Undang
Dasar Negara Republik Indonesia Tahun
1945 menjadi Pasal 3 ayat (2) dan (3); Pasal
25EPerubahan Kedua Undang-Undang Dasar
Jenis-jenis Perubahan • Penghapusan judul Bab IV tentang Dewan
Pertimbangan Agung dan pengubahan
substansi Pasal 16 serta penempatannya ke
dalam Bab II tentang Kekuasaan
Pemerintahan negara; pengubahan dan/atau
penambahan Pasal 2 ayat (1); Pasal 6A ayat
(4); Pasal 8 ayat 3), Pasal 11 ayat (1); Pasal
16; Pasal 23B; Pasal 23D; Pasal 24 ayat (3);
Bab XIl, Pasal 31 ayat (1), ayat (2), ayat (3),
ayat (4), dan ayat (5) Pasal 32 ayat(1) dan
ayat (2); Bab XIV, Pasal 33 ayat (4) dan ayat
(5); Pasal 34 ayat (1), ayat (2), ayat (3) dan
ayat (4); Pasal 37 ayat (1), ayat (2), ayat (3),
ayal (4), dan ayat (5); Aturan Peralihan pasal
1, II, dan III: Aturan Tambahan Pasal dan II
Undang-Undang Dasar Negara Republik
Jenis-jenis Perubahan

Dari segi kuantitatif saja sudah dapat


disimpulkan bahwa sesungguhnya UUD 1945
setelah mengalami empat kali perubahan,
sudah berubah sama sekali menjadi satu
konstitusi yang baru. Hanya nama saja yang
dipertahankan sebagai UUD Negara Republik
Indonesia Tahun 1945, sedangkan isinya sudah
berubah secara besar-besaran.
Ketentuan Umum

Dalam proses dan hasil Perubahan Undang-


Undang Dasar Negara Republik Indonesia
Tahun 1945 terdapat beberapa ketentuan-
ketentuan umum atau hal yang perlu dijelaskan
agar diperoleh kesamaan dan keseragaman
pendapat dalam memahami Undang-Undang
Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945,
termasuk menjadi acuan bagi para narasumber
dalam melakukan kegiatan sosialisasi Undang-
Undang Dasar Negara Republik Indonesia
Tahun 1945. Beberapa ketentuan tersebut,
antara lain, sebagai berikut :
Ketentuan Umum

• Secara resmi kata yang dipakai dalam


perubahan Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945 adalah kata
perubahan. Istilah amandemen yang berasal
dari bahasa Inggris tidak digunakan sebagai
istilah resmi. Istilah amandemen banyak
dipakai oleh kalangan akademis dan LSM
serta orang asing.
• Penyebutan Undang-Undang Dasar 1945
secara resmi adalah Undang-Undang Dasar
Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
Penyebutan resmi ini diputuskan dalam
Sidang Paripurna Majelis pada Sidang
Tahunan MPR tahun 2000
• Dalam melakukan perubahan Undang-
Ketentuan Umum undang Dasar 1945, MPR menyepakati cara
penulisan cara adendum yakni naskah asli
Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945 tetap dibiarkan utuh
sementara naskah perubahan diletakkan
setelah naskah asli. Dengan demikian naskah
resmi undang-undang Negara Republik
Indonesia Tahun 1945 adalah naskah yang
terdiri dari atas lima bagian :
 Undang-undang Negara Republik
Indonesia Tahun 1945
 Perubahan Pertama undang-undang
Negara Republik Indonesia Tahun 1945
 Perubahan Kedua undang-undang Negara
Republik Indonesia Tahun 1945
 Perubahan Ketiga undang-undang Negara
Hal-hal yang
berubah pasca
perubahan UUD

• Terjadinya penyimpangan dari hakekat


bersama pada Proklamasi kemerdekaan 17
Agustus 1945
• Adanya perubahan-perubahan yang
mengakibatkan sedikit lepas kontrol
terhadap aspek ketatanegaraan, maupun
ketentuan-ketentuan peraturan-peraturan
yang tercipta akibat penambahan/
pengurangan (perubahan) UUD 1945
tersebut.
Isu Kontroversial
Isu Kontroversial
Thank You

Anda mungkin juga menyukai