Tindakan atau wewenang yang dilakukan oleh penyidik untuk melakukan pengekangan
sementara kemerdekaan dan/atau hak dari seorang tersangka untuk kepentingan penyidikan agar
membuat terang suatu peristiwa pidana yang diduga dilakukan oleh terdakwa, yang dapat
berupa: Penangkapan, Penahanan, Penggeledahan, Penyitaan, Pemeriksaan Surat.
1. Penangkapan
Penangkapan adalah suatu tindakan penyidik berupa pengekangan sementara waktu
kebebasan tersangka/ terdakwa apabila cukup bukti guna kepentingan penyidikan/penuntutan
dan atau peradilan dalam hal serta menurut cara yang diatur dalam UU ini. Dasar hukum
penangkapan Pasal 1 butir 20. KUHAP, pasal 3 KUHAP, dan Pasal 16-19 KUHAP.
Yang berhak melakukan penangkapan:
Pada intinya penyidik (pasal 7 KUHAP)
Dalam prakteknya dimungkinkan penyidik pembantu dapat melakukan
penangkapan dengan dasar pelimpahan (pasal II jo. Pasal 7 ayat (1))
Juga penyelidik (pasal 16 jo. Pasal 5)
Jadi tidak boleh hanya dengan dugaan saja orang dapat melakukan penangkapan, harus ada bukti
awal :
Bukti permulaan
Adalah bukti-bukti yang diperoleh dari TKP/ dari interogasi awal
Bukti awal yang cukup
Mengandung penafsiran yang subjektif dan objektif agar tidak terjadi penafsiran
yang berbeda seperti ini, maka dalam KUHAP menganut asas “UNUS TESTIS
NULLUS TESTIS” yaitu keterangan satu saksi tanpa didukung oleh alat bukti
yang lain sama artinya dengan kosong
Mengapa demikian? Karena sistem pembuktian kita dalam KUHAP harus ada 2
alat bukti. Dalam hal ini keterangan satu saksi bukannya tidak sah, tapi untuk
menunjang keterangan ini didukung oleh bukti yang lain
Kewenangan penangkapan hanya diberikan dalam waktu 1 x 24 jam tidak kurang/lebih (pasal 19
ayat 1)
Persoalan hukum adalah dalam kenyataanya ketentuan ini terkadang tidak dapat dipenuhi
karena terjadinya tindak pidana tidak hanya terjadi pada kota-kota besar, tapi dapat pula
terjadi pada daerah terpencil yang mana daerahnya cukup sulit untuk dijangkau, sehingga
waktu yang diperlukan melebihi dari ketentuan yang telah ditetapkan Dalam hal ini
bagaimana cara untuk menjembataninya agar ketentuan 1 x 24 jam ini dapat terpenuhi?
Menurut pembentuk UU, kelebihan masa penangkapan dianggap sebagai penahanan yang
nantinya kelebihan ini akan mengurangi pidananya.
2. Penahanan
Suatu tindakan penyidikan menempatkan tersangka / terdakwa ditempat-tempat tertentu,
apabila terdapat bukti-bukti permulaan yang cukup guna kepentingan penyidikan, penuntutan
dan pemeriksaan di depan sidang pengadilan menurut hal dan cara yang diatur oleh UU.
Hal-hal yang berkaitan dengan penahanan ini diatur dalam Pasal 20-30 KUHAP dan
Pasal 122-124 KUHAP, Pasal 1 butir 21 KUHAP.
Pejabat yang berwenang melakukan penahanan adalah :
Penyidik
Jaksa/Penuntut Umum
Hakim
Apakah berdasarkan kewenangan tersebut diatas, maka para pejabat tersebut dapat
dengan sewenang-wenang menahan seseorang? Tidak!!!
Dalam hal bagaimana dilakukan penahanan? Syarat umum keadaan seseorang dapat
ditahan :
a. Bilamana seseorang diduga keras melakukan tindak pidana dengan sebelumnya
ada bukti permulaan yang cukup.
b. Orang yang melakukan percobaan.
Percobaan dipidana karena niat pelaku untuk mengurungkan, melakukan tindak
pidana bukan kemauannya sendiri melainkan karena faktor-faktor diluar dirinya
( misalnya karena dilihat orang lain) ini disebut DELIK TIDAK SELESAI.
c. Orang yang memberikan bantuan untuk melakukan suatu tindak pidana
(penyertaan, pembantuan).
d. Karena tersangka melakukan tindak pidana, diancam pidana penjara 5 tahun/
melakukan tindak pidana tertentu sebagaimana disebut pada “ Pasal 21 ayat 4 sub.
B KUHAP”
Hakim tidak dapat dituntut apabila tersangka tidak dapat dibuktikan melakukan perbuatan
pidana, dia hanya boleh mengajukan ganti rugi/rehabilitasi.
Bentuk Penahanan
1. Penahanan Rutan ( Rumah Tahanan Negara )
Menempatkan tersangka/ terdakwa dirumah tahanan Negara yang pengawasan dan
kordinasinya diserahkan kepada instansi terkait.
2. Penahanan Rumah
Melakukan pengawasan terhadap rumah tinggal tersangka untuk menghindari segala
sesuatu yang dapat menyulitkan pemeriksaan selanjutnya.
3. Penahanan Kota.
Pada umumnya si tersangka wajib lapor setiap minggu, dia tidak boleh keluar kota.