penulis
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................................. ii
a. Kesimpulan .................................................................................................................... 21
b. Saran .............................................................................................................................. 21
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Warga negara memiliki peran yang penting bagi keberlangsungansebuah negara. Oleh
karena itu, hubungan antara warga negara dan negarasebagai institusi yang menaunginya
memiliki aturan atau hubungan yangdiatur dengan peraturan yang berlaku di negara
tersebut. Agar dapatmemiliki status yang jelas sebagai warga negara, pemahaman akan
pengertian, sistem kewarganegaraan serta hal-hal lain yang menyangkutwarga negara
hendaknya menjadi penting untuk diketahui. Dengan memilikistatus sebagai warga negara,
orang memiliki hubungan dengan negara.Hubungan ini nantinya tercermin dalam peran,
hak dan kewajiban secaratimbal balik antara warga negara dengan negaranya.
B. RUMUSAN MASALAH
1. bagaimana hukum negara dan pemerintah di Indonesia?
2. bagaimana konsep warga negara dan negara?
3. bagaiman system politik di Indonesia ?
1
C. TUJUAN
1. membantu untuk memahami bagaimana hukum negara dan pemerintah di Indonesia
berfungsi.
2. membantu dalam memahami konsep-konsep dasar yang mendasari negara dan warga
negara di Indonesia
3. membantu dalam memahami bagaimana sistem politik di Indonesia beroperasi. Ini
mencakup pembahasan tentang struktur pemerintahan, proses pemilihan umum, partai
politik, dan peran warga negara dalam proses politik.
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. HUKUM NEGARA DAN PEMERINTAH
1. Pengertian Hukun Negara Dan Pemerintah Menurut Para Ahli
Menurut Johan Nasution, negara hukum adalah sebuah negara yang
penyelenggaraan kekuasaan pemerintahannya didasarkan atas hukum.
Menurut Jimly Asshiddiqie, negara hukum adalah bentuk negara yang unik karena
seluruh kehendak didasarkan atas hukum.
Menurut F.R Bothlingk, negara hukum adalah “De taat waarin de wilsvrijheid van
gezagsdragers is beperkt door grenzen van recht” (negara, dimana kebebasan
kehendak pemegang kekuasaan dibatasi oleh suatu kehendak hukum). Pemegang
kekuasaan dibatasi dengan “Enerzijds in een binding van rechter administatie aan
de wet, anderjizds in een begrenzing van de bevoegdheden van de wetgever”,
(disatu sisi keterikatan hakim dan pemerintah terhadap undang-undang, dan disisi
lain pembatasan kewenangan oleh pembuat undang-undang).
Menurut F.R Bothing, negara hukum adalah kekuasaan pemegang kekuasaan yang
dibatasai oleh hukum dalam rangka merealisir pembatasan pemegang kekuasaan
tersebut, maka diwujudkan dengan cara pembuatan undang-undang.
Menurut Soepomo dalam bukunya berjudul “Undang-Undang Dasar sementara
Republik Indonesia” menjelaskan bahwa negara hukum adalah istilah untuk
menjamin adanya tertib hukum dalam masyarakat yang artinya memberi
perlindungan hukum pada masyarakat. Antara hukum dan kekuasaan ada hubungan
timbal balik.
3
pemerintahan berasal dari kata “perintah” yang setelah ditambah awalan “pe”
menjadi pemerintah, dan ketika ditambah akhiran “an” menjadi pemerintahan,
dalam hal ini beda antara “pemerintah” dengan “pemerintahan” adalah karena
pemerintah merupakan badan atau organisasi yang bersangkutan, sedangkan
pemerintahan berarti perihal ataupun hal ikhwal pemerintahan itu sendiri.
Kata perintah itu sendiri paling sedikit ada 4 (empat) unsur yang terkandung di
dalamnya, yaitu sebagai berikut:
1. Ada dua pihak yang terlibat,
2. Yang pertama pihak yang memerintah disebut penguasa atau pemerintah
3. Yang kedua adalah pihak yang diperintah yaitu rakyat,
4. Antara kedua pihak tersebut terdapat hubungan (Syafiie,2011: 61).
4
penguasa tertinggi, atau yang lebih dikenal dengan supremasi syari’ah. (Anas
Mahyuddin, 1995:63-64) Nomokrasi Islam adalah suatu negara hukum yang
memiliki prinsip-prinsip umum sebagai berikut: prinsip kekuasaan sebagai
amanah, prinsip musyawarah, prinsip keadilan, prinsip persamaan, prinsip
pengakuan dan perlindungan terhadap Hak-Hak Asasi Manusia, prinsip
peradilan bebas, prinsip perdamaian, prinsip kesejahteraan, prinsip ketaatan
rakyat. (Tahir Azhary, 1992:64)
Gagasan negara hukum para pemikir dari negara-negara Anglo Saxon (The
Rule of Law), lebih dikarenakan adanya reaksi dari keberadaan negara polis
(polizei staat), yang menitikberatkan dan bertumpu sepenuhnya pada faktor
keamanan semata (Sallus Publica Suprema lex dan Principe legibus solutus
est).(Azhary, 1995:34) Adapun unsur-unsur the rule of law yang dikemukakan
oleh Dicey sebagai berikut (Miriam Budiardjo, 1993:58):
5
a. Supremasi aturan-aturan hukum (supremacy of the law); tidak adanya
kekuasaan sewenang-wenang (absence of arbitrary power), dalam arti
bahwa seseorang hanya boleh dihukum kalau melanggar hukum.
b. Kedudukan yang sama dihadapan hukum (equality before the law). Dalil ini
berlaku baik untuk orang biasa maupun untuk pejabat.
c. Terjaminnya hak-hak manusia oleh undang-undang (di negara lain oleh
undang-undang dasar) serta keputusan-keputusan pengadilan.
6
i. Dan kebebasan memilih dan dipilih dalam politik.
j. Konsep Negara Hukum Pancasila
7
material berkaitan dengan apakah materi (isi) suatu peraturan perundang-
undangan yang kedudukannya lebih rendah bertentangan atau tidak dengan
peraturan perundang-undangan yang lebih tinggi kedudukannya. Di Negara
Republik Indonesia sendiri di mana UUD NRI Tahun 1945 memberikan
kewenangan pengujian peraturan perundang-undangan kepada Lembaga
Yudikatif, baik Mahkamah Agung maupun Mahkamah Konstitusi. Ditegaskan
dalam Pasal 24A ayat (1)\ UUD NRI Tahun 1945 yang berbunyi bahwa
Mahkamah Agung berwenang mengadili pada tingkat kasasi, menguji
peraturan perundang-undangan di bawah undang-undang terhadap undang-
undang, dan mempunyai wewenang lainnya yang diberikan oleh undang-
undang.
Ditegaskan juga dalam Pasal 24C ayat (1) UUD NRI Tahun 1945 yang berbunyi
bahwa Mahkamah Konstitusi berwenang mengadili pada tingkat pertama dan
terakhir yang putusannya bersifat final untuk menguji undang-undang terhadap
Undang-Undang Dasar, memutus sengketa kewenangan lembaga negara yang
kewenangannya diberikan oleh Undang-Undang Dasar, memutus pembubaran
partai politik, dan memutus perselisihan
tentang hasil pemilihan umum. Begitu pula, dalam UU No. 12 Tahun 2011
disebutkan dalam Pasal 9 yang berbunyi sebagai berikut:
8
mengatur lebih kompleks tentang substansi perlindungan HAM meliputi:
1. Pasal 27 berbunyi sebagai berikut:
a. Segala warga negara bersamaan kedudukannya di dalam hukum dan
pemerintahan dan wajib menjunjung hukum dan pemerintahan itu dengan
tidak ada kecualinya
b. Tiap-tiap warga negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang
layak bagi kemanusiaan
c. Setiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam upaya pembelaan
Negara
2. Pasal 28A berbunyi bahwa Setiap orang berhak untuk hidup serta berhak
mempertahankan hidup dan kehidupannya
3. Pasal 28B berbunyi sebagai berikut:
a. Setiap orang berhak membentuk keluarga dan melanjutkan keturunan
melalui perkawinan yang sah
b. Setiap anak berhak atas kelangsungan hidup, tumbuh, dan berkembang
serta berhak atas perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi
4. Pasal 28C berbunyi sebagai berikut:
a. Setiap orang berhak mengembangkan diri melalui pemenuhan kebutuhan
dasarnya, berhak mendapat pendidikan dan memperoleh manfaat dari
ilmu pengetahuan dan teknologi, seni dan budaya, demi meningkatkan
kualitas hidupnya dan demi kesejahteraan umat manusia
b. Setiap orang berhak untuk memajukan dirinya dalam memperjuangkan
haknya secara kolektif untuk membangun masyarakat, bangsa, dan
negaranya
9
kekuasaan eksekutif (executive power), dan kekuasaan federatif (federative
power). Dari ketiga cabang kekuasaan itu: legislatif adalah kekuasaan
membentuk undangundang, eksekutif adalah kekuasaan melaksanakan undang-
undang, dan federatif adalah kekuasaan untuk melakukan hubungan
internasional dengan negara-negara lain
10
prinsip persamaan ini, segala sikap dan tindakan diskriminatif dalam segala
bentuk dan manifestasinya diakui sebagai sikap dan tindakan yang terlarang,
kecuali tindakan-tindakan yang bersifat khusus dan sementara yang dinamakan
affirmative actions guna mendorong dan mempercepat kelompok masyarakat
tertentu atau kelompok warga masyarakat tertentu untuk mengejar kemajuan
sehingga mencapai tingkat perkembangan yang sama dan setara dengan
kelompok masyarakat kebanyakan yang sudah jauh lebih maju. Kelompok
masyarakat tertentu yang dapat diberikan perlakuan khusus melalui affirmative
actions yang tidak termasuk pengertian diskriminasi itu misalnya adalah
kelompok masyarakat suku terasing atau kelompok masyarakat hukum adat
tertentu yang kondisinya terbelakang. Sedangkan kelompok warga masyarakat
tertentu yang dapat diberi perlakuan khusus yang bukan bersifat diskriminatif,
misalnya, adalah kaum wanita ataupun anak-anak terlantar. (Jimly Asshiddiqie,
2004:128)
11
B. WARGA NEGARA DAN NEGARA
a. pengertian warga negara dan negara
Warga negara merupakan seseorang atau individu yang tinggal dan menjadi bagian
dari suatu masyarakat di wilayah tertentu. Sebagai salah satu unsur dari
terbentuknya suatu negara yaitu warganya, warga negara secara sederhana dapat
diartikan sebagai semua orang yang tinggal serta bertumbuh di negara tersebut.
Secara etimologis, kata warga negara berasal dari bangsa Romawi yang pada saat
itu menggunakan bahasa Latin. Kata warga negara berasal dari kata “civis” atau
“civitas” yang memiliki arti anggota warga yang berasal dari city-state. Selain itu,
kata civitas dalam bahasa Perancis dapat diistilahkan sebagai “citoyen” yang
memiliki makna warga dalam “cite” yang memiliki makna kota yang memiliki hak
terbatas. Istilah warga negara sendiri merupakan hasil terjemahan dari kata bahasa
Inggris yaitu citizen yang memiliki makna yaitu warga negara atau juga dapat
diartikan sebagai sesama penduduk serta individu setanah air.
Orang yang dapat disebut sebagai warga negara dapat berupa penduduk lokal
maupun warga negara asing yang datang ke sebuah negara tersebut. Secara umum,
terdapat asa kewarganegaraan yang dapat digunakan dalam menentukan
kewarganegaraan yang dimiliki oleh seseorang.
Pertama, yaitu asas ius sanguinis yang didasarkan pada keturunan berdasarkan
darah maupun kewarganegaraan yang dimiliki oleh orang tua yang melahirkan
mereka. Kedua, yaitu ius soli yang didasarkan pada tempat kelahiran dari seseorang
di sebuah negara tersebut.
Max Weber, seorang sosiolog dan filsuf Jerman, mendefinisikan negara sebagai
entitas yang memiliki monopoli atas penggunaan kekerasan fisik yang sah dalam
suatu wilayah tertentu. Dalam definisi Weber, negara adalah entitas yang memiliki
wewenang untuk memaksa dan mengatur masyarakat dalam wilayahnya.
12
b. fungsi warga negara
• Fungsi warga negara yang pertama adalah menjunjung hukum serta
pemerintahan yang sah serta berdaulat.
• Fungsi warga negara yang kedua adalah ikut serta dalam upaya pembelaan
sebuah negara menyesuaikan dengan kapasitas serta bidang yang dikuasai
masing-masing.
• Fungsi warga negara yang ketiga adalah menghormati HAM atau hak asasi
manusia yang dimiliki oleh orang lain dalam kehidupan bermasyarakat,
berbangsa, serta bernegara.
• Fungsi warga negara yang keempat adalah tunduk kepada peraturan serta
batasan yang ada dan sudah ditetapkan berdasarkan undang-undang
maupun peraturan yang berlaku.
• Fungsi warga negara yang kelima adalah menjaga persatuan serta kesatuan
sebuah negara.
• Fungsi warga negara yang keenam adalah mentaati dasar sebuah negara,
hukum yang berlaku, serta sistem pemerintahan tanpa adanya terkecuali.
• Fungsi warga negara yang ketujuh adalah turut serta dalam proses
pembangunan dalam memangun bangsa dan cita-cita yang ingin
dicapainya.
c. Hak warga negara Indonesia
• Pada pasal 27 ayat 1, hak yang pertama adalah setiap warga negara
Indonesia memiliki kesamaan dalam hukum dan pemerintahan.
• Pada pasal 27 ayat 2, hak yang kedua adalah setiap warga negara Indonesia
memiliki hak atas pekerjaan serta penghidupan yang layak.
• Pada pasal 27 ayat 3 yang mengalami perubahan kedua pada tanggal 18
Agustus 2000, hak yang ketiga adalah setiap warga negara Indonesia
memiliki hak untuk ikut serta dalam upaya pembelaan negara.
• Pada pasal 31 ayat 1 yang mengalami perubahan keempat pada tanggal 10
Agustus 2000, hak yang keempat adalah setiap warga negara Indonesia
memiliki hak untuk mendapatkan pendidikan.
13
• Pada pasal 33 ayat 1 dan 2 serta pada pasal 34, hak yang kelima adalah
setiap warga negara Indonesia memiliki hak untuk mendapatkan
kesejahteraan sosial.
• Pada pasal 28A, hak yang keenam adalah setiap warga negara Indonesia
memiliki hak untuk hidup serta berhak untuk mempertahankan hidup dan
kehidupannya.
• Pada pasal 28B ayat 1, hak yang ketujuh adalah setiap warga negara
Indonesia memiliki hak untuk membentuk keluarga serta melanjutkan
keturunan melalui perkawinan yang sah.
Hak atas kelangsungan hidup, yang merupakan hak yang kedelapan adalah
setiap anak memiliki hak atas kelangsungan hidup, tumbuh, serta
berkembang.
• Pada pasal 28C ayat 1, hak yang kesembilan adalah setiap warga negara
Indonesia memiliki hak untuk mengembangkan diri serta melalui
pemenuhan kebutuhan dasarnya serta berhak untuk mendapatkan
pendidikan, ilmu pengetahuan,seni dan budaya, serta teknologi, dalam
upaya meningkatkan kualitas hidup dirinya demi kesejahteraan hidup
manusia.
• Pada pasal 28C ayat 2, hak yang kesepuluh adalah setiap warga negara
Indonesia memiliki hak untuk dapat memajukan dirinya sendiri dalam
memperjuangkan haknya secara kolektif untuk membangun masyarakat,
bangsa, serta negaranya.
• Pada pasal 28D ayat 1, hak yang kesebelas adalah setiap warga negara
Indonesia memiliki hak atas pengakuan, jaminan, perlindungan, serta
kepastian hukum secara adil dan perlakuan yang sama di hadapan hukum.
• Pada pasal 28I ayat 1, hak yang kedua belas adalah setiap warga negara
Indonesia memiliki hak untuk mempunyai hak milik pribadi, hak untuk
hidup, hak untuk tidak disiksa, hak kemerdekaan baik pikiran maupun hati
nurani, hak untuk beragama, hak untuk tidak diperbudak, hak untuk diakui
sebagai pribadi dihadapan hukum, serta hak untuk tidak dituntut atas dasar
14
hukum yang berlaku surut ialah hak asasi manusia atau HAM yang tidak
dapat dikurangi dalam keadaan atau situasi apapun.
15
C. SISTEM POLITIK
a. Pengertian sistem Politik di Indonesia
Sistem politik Indonesia diartikan sebagai kumpulan atau keseluruhan berbagai
kegiatan dalam Negara Indonesia yang berkaitan dengan kepentingan umum
termasuk proses penentuan tujuan, upaya-upaya mewujudkan tujuan,
pengambilan keputusan, seleksi dan penyusunan skala prioritasnya.
Badan yang ada di masyarakat seperti Parpol, Ormas, media massa, Kelompok
kepentingan (Interest Group), Kelompok Penekan (Presure Group), Alat/Media
Komunikasi Politik, Tokoh Politik (Political Figure), dan pranata politik
lainnya adalah merupakan infrastruktur politik, melalui badan-badan inilah
masyarakat dapat menyalurkan aspirasinya. Tuntutan dan dukungan sebagai
input dalam proses pembuatan keputusan. Dengan adanya partisipasi masyarakt
diharapkan keputusan yang dibuat pemerintah sesuai dengan aspirasi dan
kehendak rakyat.
16
b. Sistem Politik Di Berbagai Negara
1. Sistem Politik Di Negara Komunis :
Bercirikan pemerintahan yang sentralistik, peniadaan hak milk pribadi,
peniadaan hak-haak sipil dan politik, tidak adanya mekanisme pemilu yang
terbuka, tidak adanya oposisi, serta terdapat pembatasan terhadap arus
informasi dan kebebasan berpendapat
17
c. Meningkatnya partisipasi rakyat dalam berbagai kehiatan organisasi politik,
organisasi kemasyarakatan, dan kelompok-kelompok peneka
18
d. sifat dasar system politik
a. Perilaku yang memiliki tujuan
Salah satu sifat pokok semua sistem adalah orientasi objektifnya
dan perilaku yang memiliki tujuan. Pada umumnya, tujuan
sistem adalah menciptakan nilai dengan jalan mengombinasi dan
memanfaatkan sumber daya dengan cara tertentu.
Nilai yang diciptakan dengan bantuan sumber daya tersebut
mencerminkan tujuan sistem yang bersangkutan. Setiap sistem
memiliki tujuan berganda yang masing-masing memiliki prioritas
lebih tinggi dibandingkan dengan tujuan lain.
c. Soal keterbukaan
Interaksi dengan lingkungan merupakan sifat dasar semua sistem
terbuka. Sistem real, sebagai sistem terbuka dipengaruhi oleh
lingkungan, tetapi juga memengaruhi lingkungan. Lingkungan
merupakan sumber penyuplai sumber daya yang digunakan oleh sistem
terbuka, dan sebagai pemakai nilai yang diciptakan oleh sistem tersebut.
Sistem terbuka juga menunjukkan ciri yang disebut equifinality, yang
berarti bahwa suatu kearifan final sistem tertentu dapat dicapai dari
berbagai macam kondisi awal yang berbeda, dan sebaliknya. Konsep
equifinality menimbulkan implikasi penting bagi manajemen sistem
19
keorganisasian. Artinya, bahwa dimunculkan kebutuhan pendekatan
situasional multidimensional terhadap pemecahan prob lem dan
pengambilan keputusan. Inilah intisari pandangan sistem yang
dihubungkan dengan manajemen.
d. Persoalan transformasi
Sistem menciptakan nilai melalui jalan memanfaatkan dan
mentransformasi sumber daya menjadi output untuk merealisasikan
tujuan yang hendak dicapai.
e. Persoalan antar-keterkaitan
Konsep antar-keterkaitan berhubungan dengan interaksi internal dan
interdependensi berbagai bagian dari sistem, beserta interaksi sistem
yang bersangkutan dengan lingkungan. Konsep tingkatan juga penting
bagi sistem keorganisasian.
20
BAB III
PENUTUP
1. Kesimpulan
Hukum Negara adalah sebuah negara di mana penyelenggaraan kekuasaan pemerintahannya
didasarkan pada hukum. Terdapat berbagai definisi dan pandangan ahli tentang negara hukum,
tetapi semuanya menekankan pentingnya hukum sebagai dasar kekuasaan negara.
Pemerintahan adalah organisasi yang memiliki kekuasaan untuk membuat dan menerapkan
hukum serta undang-undang di suatu wilayah tertentu.Terdapat beberapa konsep negara
hukum, termasuk Nomokrasi Islam, Negara Hukum Eropa Kontinental, The Rule of Law, dan
Socialist Legality, yang masing-masing memiliki prinsip-prinsip khusus. Konsep Negara
Hukum Pancasila adalah khas Indonesia, yang menekankan keserasian, hubungan fungsional,
musyawarah, dan prinsip keseimbangan antara hak dan kewajiban. Prinsip-prinsip negara
hukum mencakup penegakan hukum melalui pengujian peraturan perundang-undangan,
perlindungan hak asasi manusia (HAM), pemisahan kekuasaan, pembatasan kekuasaan dalam
negara, persamaan di hadapan hukum dan pemerintahan, peradilan administrasi, dan
pemenuhan kewajiban warga negara Indonesia. Sistem politik melibatkan lembaga-lembaga
negara seperti legislatif, eksekutif, dan yudikatif. Sistem politik yang efektif membutuhkan
kerjasama dan keseimbangan antara suprastruktur politik (lembaga-lembaga negara) dan
infrastruktur politik (masyarakat).
2. saran
Sebagai warga negara Indonesia kita harus menyeimbangkan antara hak dankewajiban
sebagai warga negara dengan cara melaksanakan hak dankewajiban dalam kehidupan
bernegara.
21
DAFTAR PUSTAKA
https://www.sonora.id/read/423638628/ciri-ciri-negara-hukum-beserta-
pengertiannya-menurut-para-
ahli#:~:text=Menurut%20A.Hamid%20S.%20Attamimi,bentuknya%20dilakukan
%20dibawah%20kekuasaan%20hukum.
https://abdulkadir.blog.uma.ac.id/wp-content/uploads/sites/362/2018/01/BAB-
I.pdf
file:///C:/Users/ASUS/Downloads/47-Article%20Text-165-1-10-20180426.pdf
https://www.gramedia.com/literasi/warga-negara/
https://www.patikab.go.id/v2/id/2010/01/25/sistem-politik-di-indonesia/
https://etheses.uinsgd.ac.id/11047/1/11.%20Buku%20Sistem%20Politik%20Indo
nesia.pdf
22