Anda di halaman 1dari 13

TUGAS KELOMPOK MAKALAH

PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

Kata Pengantar

Puji syukur kehadirat Allah SWT. Yang telah melimpahkan rahmat serta hidayah-Nya
sehingga kami dapat menyusun tugas makalah Bahasa Indonesia denga materi Sejarah
Perkembangan Bahasa Indonesia ini dengan baik serta tepat waktu. Seperti yang sudah kita
tahu bahwa “Bahasa Indonesia” adalah Bahasa Nasional yang kita pakai sehari hari baik
dalam acara resmi ataupun tidak resmi dan sebagai warga negara Indonesia sudah selayaknya
kita tahu sejarah perkembangan Bahasa Indonesia. Maka semua perlu dibahas pada makalah
ini tentang Sejarah Perkembangan Bahasa Indonesia.

Tugas ini kami buat untuk memberikan ringkasan tentang Sejarah Perkembangan Bahasa
Indonesia dari berbagi referensi yang ada. Mudah-mudahan makalah yang kami buat ini
biasa mempermudah pembaca untuk memahami nya. Kami menyadari jika masih banyak
kekurangan dalam menyusun maklah ini. Oleh sebab itu, kritik dan sara serta anjuran yang
sifatnya memaangun sangat kami harapkan guna kesempurnaan makalah ini. Kami ucapkan
Terima Kasih.

i
Bandar Lampung, 18 September 2022

ii
DAFTAR ISI

Cover...................................................................................................................................................i
Kata Pengantar....................................................................................................................................ii
Daftar Isi..............................................................................................................................................iii
BAB I Pendahuluan.............................................................................................................................1
A. Latar Belakang Masalah.........................................................................................................1
B. Rumusan Masalah..................................................................................................................2

BAB II Pembahasan............................................................................................................................3
A. Pengertian Negara..................................................................................................................3
B. Pengertian Warga Negara......................................................................................................3
C. Pengertian Hak dan Kewajiban..............................................................................................3
1. Pengertian Hak..........................................................................................................4
2. Pengertian Kewajiban...............................................................................................4
D. Hubungan Negara dan Warga Negara...................................................................................4
1. Teori Hubungan Warga Negara................................................................................5
2. Asas, Sifat, Wujud Hubungan Warga Negara dengan Negara.................................5
E. Studi Kasus yang terjadi tentang Negara dan warga Negara.................................................7

BAB III Penutup.................................................................................................................................8


A. Kesimpulan.............................................................................................................................8
B. Saran.......................................................................................................................................8

DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................................................9

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Warga negara memiliki peran yang penting bagi keberlangsungan sebuah negara.
Oleh karena itu, hubungan antara warga negara dan negara sebagai institusi yang
menaunginya memiliki aturan atau hubungan yang diatur dengan peraturan yang
berlaku di negara tersebut. Agar dapat memiliki status yang jelas sebagai warga negara,
pemahaman akan pengertian, sistem kewarganegaraan serta hal-hal lain yang
menyangkut warga negara hendaknya menjadi penting untuk diketahui. Dengan
memiliki status sebagai warga negara, orang memiliki hubungan dengan negara.
Hubungan ini nantinya tercermin dalam peran, hak dan kewajiban secara timbal balik
antara warga negara dengan negaranya.

Terbentuknya negara indonesia di latar belakangi oleh perjuangan seluruh bangsa,


sudah sejak lama indonesia menjadi incaran banyak negara atau bangsa lain, karena
potensinya yang besar dilihat dari wilayah yang luas dengan kekayaan alam yang
banyak, kenyataannya ancaman datang tidak hanya datang dari luar, tetapi juga dari
dalam. Terbukti setelah perjuangan bangsa tercapai dengan terbentuknya NKRI,
ancaman dan gangguan dari dalam juga timbul, dari yang bersifat kegiatan fisik sampai
yang ideologis. Meski demikian, bangsa Indonesia memegang suatu komitmen bersama
untuk tegaknya NKRI. Dorongan kesadaran negara yang dipengaruhi kondisi dan letak
geografis dengan dihadapkan pada lingkungan dunia yang serba berubah akan
memberikan motivasi dalam menciptakan suasana damai, salah satu unsur penting
dalam membangun masyarakat demokratis ke dalam peranan negara, negara demokratis
adalah yang ikut terlibat dalam pertumbuhan masyarakat demokratis, pada saat yang
sama masyarakat demokratis harus bersinergi dengan negara dalam membangun
peradaban demokrasi.

iv
B. Rumusan masalah

Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka dapat di uraikan rumusan masalah sebagai
berikut :

1. Apa pengertian Negara dan Warga Negara?

2. Apa saja Hak dan kewajiban Negara dan warga Negara?

3. Bagaimana Hubungan Negara dan warga Negara?

4. Apa Contoh Kasus yang terjadi tentang warga Negara ?

v
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Negara

Negara adalah suatu organisasi dari sekelompok manusia yang mendiami suatu
wilayah tertentu dan mengetahui adanya satu pemerintahan yang mengurus tata tertib dan
keselamatan kelompok tersebut. Negara juga diartikan sebagai suatu perserikatan yang
melaksanakan satu pemerintahan melalui hokum yang mengikat masyarakatnya demi
ketertiban sosial.

Negara merupakan alat masyarakat yang mempunyai kekuasaan untuk mengatur


hubungan antar manusia dalam masyarakat. Negara dapat memaksakan kekuasaannya secara
sah terhadap semua golongan.

Tugas utama Negara yaitu :

a. Mengatur dan menertibkan gejala-gejala kekuasaan dalam masyarakat yang


bertentangan satu sama lain.

b. Mengatur dan menyatukan kegiatan manusia dan golongan untuk menciptakan tujuan
bersama yang disesuaikan dan diarahkan pada tujuan Negara.

B. Pengertian Warga Negara

Warga Negara adalah orang yang terkait dengan sistem hukum Negara dan mendapat
perlindungan Negara.Warga Negara secara umum adalah Anggota suatu negara yang
mempunyai keterikatan timbal balik dengan negaranya.Warga negara adalah orang yg tinggal
di dalam sebuah negara dan mengakui semua peraturan yg terkandung di dalam negara
tersebut.Warga Negara Indonesia menurut Pasal 26 UUD 1945 adalah : Orang-orang bangsa
Indonesia asli dan bangsa lain yang disahkan Undang-undang sebagai warga Negara.

Jadi, warga negara adalah orang yang tinggal di suatu negara dengan keterkaitan
hukum dan peraturan yang ada dalam negara tersebut serta diakui oleh negara, baik warga
asli negara tersebut atau pun warga asing dan negara tersebut memiliki ketentuan kepada
siapa yang akan menjadi warga negaranya

C. Pengertian Hak dan Kewajiban

1. Pengertian Hak

Hak adalah Sesuatu yang mutlak menjadi milik kita dan penggunaannya
tergantung kepada kita sendiri. Contohnya: hak mendapatkan pengajaran, hak mendapatkan
nilai dari guru dan sebagainya. Adapun Prof. Dr. Notonagoro mendefinisikannya sebagai
berikut: “Hak adalah kuasa untuk menerima atau melakukan suatu yang semestinya diterima
vi
atau dilakukan melulu oleh pihak tertentu dan tidak dapat oleh pihak lain manapun juga yang
pada prinsipnya dapat dituntut secara paksa olehnya.

2. Pengertian Kewajiban

Wajib adalah beban untuk memberikan sesuatu yang semestinya dibiarkan atau diberikan
melulu oleh pihak tertentu tidak dapat oleh pihak lain manapun yang pada prinsipnya dapat
dituntut secara paksa oleh yang berkepentingan (Prof. Dr. Notonagoro). Sedangkan
Kewajiban adalah Sesuatu yang harus dilakukan dengan penuh rasa tanggung jawab.
Contohnya : melaksanakan tata tertib di sekolah, membayar SPP atau melaksanakan tugas
yang diberikan guru dengan sebaik-baiknya dan sebagainya.

Hak dan Kewajiban telah dicantumkan dalam UUD 1945 pasal 26, 27, 28, dan 30,
yaitu :

a) Pasal 26, ayat (1), yang menjadi warga negara adalah orang-orang bangsa Indonesia
asli dan orang-orang bangsa lain yang disahkan dengan undang-undang sebagai
warga negara. Dan pada ayat (2), syarat-syarat mengenai kewarganegaraan
ditetapkan dengan undang-undang.

b) Pasal 27, ayat (1), segala warga negara bersamaan dengan kedudukannya di dalam
hukum dan pemerintahannya, wajib menjunjung hukum dan pemerintahan itu. Pada
ayat (2), tiap-tiap warga negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak
bagi kemanusiaan.

c) Pasal 28, kemerdekaan berserikat dan berkumpul, mengeluarkan pikiran dengan


lisan, dan sebagainya ditetapkan dengan undang-undang.

d) Pasal 30, ayat (1), hak dan kewajiban warga negara untuk ikut serta dalam
pembelaan negara. Dan ayat (2) menyatakan pengaturan lebih lanjut diatur dengan
undang-undang.

D. Hubungan Negara dan Warga Negara

Hubungan antara negara dan warga negara identik dengan adanya hak dan
kewajiban,antarawarganegaradengannegaranya ataupun sebaliknya. Negara memiliki
kewajiban untuk memberikan keamanan, kesejahteraan, perlindungan terhadap warga
negaranya serta memiliki hak untuk dipatuhi dan dihormati. Sebaliknya warga negara wajib
membela negara dan berhak mendapatkan perlindungan dari negara.

Di Indonesia seringkali terjadi adanya kesenjangan antara peranan negara dengan kehidupan
warga negara. Masalah-masalah politik, sosial, ekonomi, dan budaya misalnya, seringkali
terjadi karena adanya kesenjangan antara peranan negara serta kehidupan warga negaranya.

Dalam deretan pasal-pasal beserta ayat-ayatnya, UUD 1945 secara jelas mencantumkan
hak serta kewajiban negara atas rakyatnya yang secara jelas juga harus dipenuhi melalaui

vii
tangan-tangan trias politica ala Monteqeiu. Melalui tangan Legislatif suara rakyat
tersampaikan, melalui tangan eksekutif kewajiban negara, hak rakyat dipenuhi, dan di tangan
yudikatif aturan-aturan pelaksanaan hak dan kewajiban di jelaskan. Idealnya begitu, tapi apa
daya sampai sekarang boleh di hitung dengan sebelah tangan seberapa jauh negara
menjalankan kewajibannya. Boleh dihitung juga berapa banyak negara menuntut haknya.

Bukan hal yang aneh ketika sebagian rakyat menuntut kembali haknya yang selama ini
telah di berikan kepada negara sebagai jaminan negara akan menjaga serta menjalankan
kewajibannya. Negara sebagai sebuah entitas dimana meliputi sebuah kawasan yang diakui
(kedaulatan), mempunyai pemerintahan, serta mempunyai rakyat. Rakyat kemudian
memberikan sebagian hak-nya kepada negara sebagi ganti negara akan melindunginya dari
setiap mara bahaya, serta berkewajiban untuk mengatur rakyatnya. Hak-hak rakyat tadi
adalah kewajiban bagi sebuah negara. Hak untuk hidup, hak untuk mendapatkan kerja serta
hak-hak untuk mendapatkan pelayanan umum seperti kesehatan, rumah, dan tentunya hak
untuk mendapatkan pendidikan. Semuanya itu harus mampu dipenuhi oleh negara, karena
itulah tanggung jawab negara. Kalau hal itu tak bisa dipenuhi oleh sebuah negara maka tidak
bisa disebut sebuah negara.

1. Teori Hubungan Negara dengan Warga Negara

1) Teori Marxis

Menurut teori Marxis, negara hanyalah sebuah panitia yang mengelola


kepentingan kaum borjuis, sehingga sebenarnya tidak memiliki kekuasaan yang
nyata. Justru kekuasaan nyata terdapat pada kelompok atau kelas yang dominan
dalam masyarakat (kaum borjuis dalam sistem kapitalis dan kaum bangsawan
dalam sistem feodal).

2) Teori Pluralis

Dalam pandangan teori pluralis, negara merupakan alat dari masyarakat


sebagai kekuatan eksternal yang mengatur negara. Dalam masyarakat terdapat
banyak kelompok yang berbeda kepentingannya, sehingga tidak ada kelompok
yang terlalu dominan. Untuk menjadi mayoritas, kepentingan yang beragam ini
dapat melakukan kompromi.

3) Teori Organis

Menurut teori Organis, negara bukan merupakan alat dari masyarakatnya,


tetapi merupakan alat dari dirinya sendiri. Negara mempunyai misinya sendiri,
yaitu misi sejarah untuk menciptakan masyarakat yang lebih baik. Oleh karena itu,
negara harus dipatuhi oleh warganya sebagai lembaga diatas masyarakat.
Negaralah yang tahu apa yang baik bagi masyarakat secara keseluruhan.
Pandangan ini merupakan dasar bagi terbentuknya negara-negara kuat yang
seringkali bersifat otoriter bahkan totaliter.

4) Teori Elite Kekuasaan

viii
Teori ini muncul sebagai bentuk kritik terhadap teori pluralis. Menurut teori
ini, meskipun masyarakatnya terdiri dari bermacam-macam kelompok yang
pluralitas, tetapi dalam kenyataannya kelompok elite penguasa datang hanya dari
kelompok masyarakat tertentu, meskipun secara hukum semua orang memang bisa
menempati jabatan-jabatan dalam negara/pemerintah

2. Asas, Sifat, Wujud Hubungan Warga Negara dengan Negara

1) Asas Hubungan Warga Negara dengan Negara

Asas hubungan warga negara dengan negara ada 2 yaitu, asas demokrasi dan asas
kekeluargaan. Asas demokrasi meliputi:

a. Pancasila

b. Pembukaan UUD 1945 alinea III dan IV

c. UUD 1945

d. Pasal 33 UUD 1945

Asas Kekeluargaan mencakup isi Batang Tubuh UUD 1945 dan Jiwa kekeluargaan dalam
hukum adat dan pembangunan

2) Sifat Hubungan Warga Negara dengan Negara

a) Hubungan yang bersifat hukum

Hubungan hukum yang sederajat dan timbal balik, adalah sesuai dengan elemen atau
ciri-ciri negara hukum Pancasila, yang meliputi :

a. Keserasian hubungan antara pemerintah dengan rakyat berdasarkan asas kerukunan

b. Hubungan fungsional yang proporsional antara kekuasaan lembaga negara

c. Prinsip fungsional yang proporsional antara kekuasaan lembaga negara

d. Prinisp penyelesaian snegketa secara musyawarah dan peradilan merupakan sarana


terakhir.

e. Keseimbangan antara hak dan kewajiban (Hadjoen, 1987: 90)

Di dalam pelaksanaan hubungan hukum tersebut harus di sesuaikan juga dengan tujuan
hukum di negara Pancasila yaitu “... Memelihara dan mengembangkan budi pekerti
kemanusiaan serta cita-cita moral rakyat yang luhur berdasarkan ketuhanan yang maha esa”
(Klili Rasjididan Arief Sidharta, 1988: 172).

b) Hubungan yang bersifat politik

ix
Kegiatan poliik (Peran politik) warga negara ldama bentuk partisipasi (mempengaruhi
pembuatan kebijaksanaan) dan dalam bentuk subyek (terlibat dalam pelaksanaan
kebijaksanaan) misalnya : Menerima perauran yang telah di tetapkan.

Sifat hubungan politik antara warganegara dengan pemerintah di Indonesia yang


berdasarkan kekeluargaan, akan dapat menunjang terwujudnya pengambilan keputusan
politik secara musyawarah mufakat, sehingga kehidupan politik yang dinamis dalam
kestabilan juga masih terwujud.

3) Wujud Hubungan Warga Negara dengan Negara

a) peran pasif, yakni merupakan kepatuhan terhadap peraturan perudnang-


undangan yang berlaku sebagai cermin dari seorang warga negara yang taat dan
patuh kepada negara. Contoh : membayar pajak, menaati peraturan lalu lintas.

b) Peran aktif : yakni merupakan aktivitas warga negara untuk ikut serta
mengambil bagian dalam kehidupan ada saat pemilu

c) Peran positif : yakni merupakan aktivitas warga negara untuk meminta


pelayanan dari negara / pemerintah sebagai konskeuensi dari fungsi pemerintah
sebagai pelayanan umum (public service) Contoh : mendirikan lembaga sosial
masyarakat LSM)

d) Peran Negatif, yakni merupakan aktivitas warga negara untuk menolak campr
tangan pemerintah dalma persoalan yang bersifat pribadi. Contoh : Kebebasan
warga negara untuk memeluk ajaran agama yang diyakininya.

E. Studi Kasus yang terjadi tentang Negara dan warga Negara

Kasus korupsi di indonesia

Liputan6.com, Jakarta - Penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK)


memeriksa sejumlah saksi dari beberapa perusahaan swasta terkait kasus dugaan korupsi
proyek pengadaan alat-alat kesehatan di lingkungan Dinas Kesehatan Pemprov Banten.

2 Saksi di antaranya adalah Direktur PT Alfa Sarana Makmur Kaharmudin dan


Direktur PT Global Jaya Medika Mohammad Ridwan. Keduanya diperiksa sebagai saksi
untuk tersangka Tubagus Chaeri Wardana alias Wawan.

"Jadi saksi untuk tersangka TCW," ucap Kepala Bagian Pemberitaan dan Publikasi
KPK Priharsa Nugraha saat dikonfirmasi, Kamis (2/10/2014).

Bersamaan dengan itu, KPK memeriksa saksi lain dari perusahaan swasta. Mereka
adalah staf marketing PT Matesu Abadi Donniaanus Robby, karyawan PT Sarandi Karya
Nugraha Nurraeni Setya, dan Karyawan PT Dharma Polimental Santosa B Kusuma.

x
KPK sebelumnya menetapkan Gubernur Banten non-aktif Ratu Atut Chosiyah dan
adiknya Tubagus Chaeri Wardana alias Wawan sebagai tersangka dalam kasus dugaan
korupsi proyek pengadaan alkes di lingkungan Dinas Kesehatan Pemprov Banten tahun
anggaran 2012-2013.

Dalam kasus ini Atut dan Wawan disangkakan melanggar Pasal 2 ayat 1 atau Pasal 3
Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang
Nomor 20 Tahun 2001 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi (UU Tipikor) juncto
Pasal 55 ayat 1 ke-1 KUHP.

Pada saat bersamaan, KPK juga mendalami kasus dugaan korupsi proyek
Pembangunan Wisma Atlet SEA Games di Jakabaring, Palembang, Sumsel, dan proyek
Pembangunan Gedung Serba Guna di Pemprov Sumsel tahun anggaran 2010-2011. Pada
kasus itu KPK telah menetapkan Kepala Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga Sumsel Rizal
Abdullah sebagai tersangka.

Untuk itu, hari ini KPK memeriksa bekas anak buah Rizal di Dinas PU Cipta Karya
Pemprov Sumsel, yakni M Arifin. "Dia jadi saksi untuk tersangka RA," ujar Priharsa.

KPK menetapkan Rizal Abdullah sebagai tersangka dalam kasus dugaan korupsi
proyek Pembangunan Wisma Atlet SEA Games di Jakabaring, Palembang, Sumsel dan
proyek Pembangunan Gedung Serba Guna di Pemprov Sumsel tahun anggaran 2010-2011.

Penetapan tersangka terhadap Rizal yang sebelumnya menjabat sebagai Ketua Komite
Pembangunan Wisma Atlet dan Kadis PU Cipta Karya Pemprov Sumsel itu merupakan
pengembangan dari kasus korupsi proyek Wisma Atlet di mana salah satunya menjerat bekas
Bendahara Umum Partai Demokrat Muhammad Nazaruddin.

Atas perbuatannya, anak buah Gubernur Sumsel Alex Noerdin itu dijerat dengan
Pasal 2 ayat 1 atau Pasal 3 Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 sebagaimana diubah
dengan UU Nomor 20 Tahun 2001 tentang Pemberantaasan Tindak Pidana Korupsi juncto
Pasal 55 ayat 1 ke-1 KUHP. (Yus)

xi
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Warga Negara adalah sebuah rakyat yang mendiami sebuah wilayah dalam
sebuah komunitas atau bisa disebut dengan Negara, Negara adalah suatu wilayah
yang memiliki sistem atau aturan yang berlaku bagi semua Kelompok atau individu di
wilayah tersebut, Warga Negara dan Negara saling bekaitan terlihat dari sejarah
terbentuknya suatu Negara, Hukum Negara harus di patuhi karena hokum Negara
bersifat mutlak.

B. Saran
Kita harus berhati-hati dalam bertindak karena setiap tindakan kita pasti akan
memiliki tanggung jawab, contohnya seperti kasus di berita di atas, seorang gubernur
menghabiskan uang rakyat,dan akhirnya gubernur tersebut berhasil di cekal dengan
pasal-pasal yang berlaku di Indonesia,sekiranya itu saja saran dari semoga bermanfaat.
Kurang lebihnya mohon maaf.

xii
DAFTAR PUSTAKA

Dwiyatmi, Sri Harini, dkk.. (2012). Pendidikan Kewarganegaraan.cet. 1. Yogyakarta:Pustaka Pelajar


Herdiawanto, Heri dan Jumanta Hamdayama. (2010). Cerdas,Kritis, dan Aktif Berwarganegara.
Jakarta:Erlangga
Liputan6.com. 2013. http://news.liputan6.com/read/2113308/saksi-kasus-alkes-banten-dan-wisma-
atlet-diperiksa-kpk. Diunduh pada hari Selasa, 17 Oktober 2017.
Pandanwulan. 2011. https://pandanwulan.wordpress.com/2011/11/06/tugas-ilmu-sosial-dasar-
warga-negara-dan-negara/. Diunduh pada hari Selasa, 17 Oktober 2017.
Salim, Arkal dan A. Ubaidillah. (2000). Demokrasi, HAM dan Masyarakat Madani. Jakarta: IAIN
Jakarta Press Hidayat, Komaruddin dan Azra, Azyumardi. Pendidikan Kewarganegaraan.
(Jakarta : Kencana). 2010.
Wiralabut. 2014. https://wiralabut.wordpress.com/2014/04/15/hubungan-negara-dan-warga-
negaranya/. Diunduh pada hari Selasa, 17 Oktober 2017.
Dwipayana, Ari. 2004. Bangsawan dan Kuasa: Kembalinya Para Ningrat di Dua Kota. Yogyakarta:
IRE Press.
Thohari, Amin. 2012. Struktur Penguasaan Sumber Agraria dan Demokrasi Lokal. Thesis Pasca
Sarjana Ilmu Politik dan Pemerintahan UGM.
Schulte Nordholt, Henk dan Gerry Van Klinken (Ed). 2007. Politik Lokal di Indonesia. Jakarta:
KITLV-YOI.

xiii

Anda mungkin juga menyukai