Segala puji kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat
dan karunia-Nya kepada kami, sehingga kami bisa menyelasaikan makalah ini dengan baik.
Makalah ini disusun agar pembaca dapat mengetahui dan memahami tentang KEDUDUKAN
WARGA NEGARA DALAM DEMOKRASI.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, dengan dasar itu kami mohon
kritik dan saran yang membangun. Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih
luas dan dapat berguna khususnya untuk penulis dan umumnya untuk pembaca.
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
Negara adalah suatu daerah atau wilayah yang ada di permukaan bumi dimana terdapat
pemerintahan yang mengatur ekonomi, politik, sosial, budaya, pertahanan keamanan, dan lain
sebagainya. Di dalam suatu negara minimal terdapat unsur-unsur negara seperti rakyat, wilayah,
pemerintah yang berdaulat serta pengakuan dari negara lain. Indonesia adalah sebuah negara
kepulauan yang berbentuk republik yang telah diakui oleh dunia internasional dengan memiliki
ratusan juta rakyat, wilayah darat, laut dan udara yang luas serta terdapat organisasi pemerintah
pusat dan pemerintah daerah yang berkuasa. Negara merupakan suatu organisasi dari rakyat
negara tersebut untuk mencapai tujuan bersama dalam sebuah konstitusi yang dijunjung tinggi
oleh warga negara tersebut. Indonesia memiliki Undang-Undang Dasar 1945 yang menjadi cita-cita
bangsa secara bersama-sama.
Definisi warga negara menurut UUD 1945 dalam Pasal 26 yang dikatakan menjadi warga negara
adalah sebagai berikut :
1. Yang menjadi warga negara ialah orang-orang bangsa Indonesia asli dan orang-orang bangsa
lain yang disahkan dengan undang-undang sebagai warga negara.
2. Penduduk ialah warga negara Indonesia dan orang asing yang bertempat tinggal di Indonesia.
3. Hal-hal mengenai warga negara dan penduduk diatur dengan undang-undang.
Warga negara ialah orang-orang bangsa Indonesia asli dan orang-orang bangsa lain yang disahkan
dengan undang-undang sebagai warga negara. Mengenai pengertian orang-orang bangsa Indonesia
asli ada penafsiran bahwa orang Indonesia asli adalah golongan-golongan orang-orang yang
mendiami Bumi Nusantara secara turun - temurun sejak zaman tandum.
Sedangkan yang dimaksud penduduk ialah warga negara Indonesia dan orang asing yang
bertempat tinggal di Indonesia (Pasal 26 ayat (2) UUD 1945). Dengan demikian Warga Negara
Asing (WNA) dapat dinyatakan sebagai penduduk ketika bersangkutan telah bertempat tinggal
selama 1 tahun berturut-turut. Secara tegas tentang diakuinya WNA sebagai penduduk negara
dinyatakan dalam pasal 13 UU No. 3 Tahun 1946 “Bahwa barang siapa bukan warga negara
Indonesia, ialah orang asing”.
Bangsa adalah sekelompok manusia bersama keturunan dan budaya serta hidup bersama wilayah.
Rakyat adalah orang-orang yang bernaung dibawah pemerintah tertentu. Sedangkan dalam
Demokrasi Pancasila mengartikan rakyat ialah sejumlah orang yang dikuasai, diperintah, dilindungi,
dipelihara, diasuh oleh penguasanya.
B. PERSAMAAN KEDUDUKAN WARGA NEGARA
Dalam negara demokrasi, persamaan kedudukan warga negara amat penting. Karena hal itu
merupakan prasyarat atau fondasi bagi berlangsungnya demokrasi. Tanpa adanya persamaan
kedudukan warga negara, maka mustahil ada demokrasi. Itulah sebabnya di negara-negara
demokrasi, hal persamaan kedudukan warga negara diatur secara eksplisit dalam konstitusi. UUD
1945 pun mengatur secara eksplisit mengenai hal ini.
Dalam bahasa ilmu politik, persamaan kedudukan warga negara biasa disebut dengan
istilah ‘persamaan politik’ (poticial equality). Persamaan politik dapat didefinisikan sebagai
keadaan di mana setiap anggota masyarakat memiliki kesempatan yang sama sebagaimana yang
lainnya untuk berpatisipasi dalam proses pembuatan keputusan politik negara (Ranney, 1982:280).
Dalam hal ini, baik kiranya kita catat dua makna prinsip persamaan menurut Harold J.
Laski. Menurutnya, prinsip persamaan kedudukan warga negara memiliki dua dimensi, yaitu:
Tidak adanya keistimewaan khusus; dan
Kesempatan yang sama diberikan kepada setiap orang.
Sebagai warga negara Indonesia kita memiliki hak dan kewajiban. Hak dan kewajiban warga
negara Indonesia dijamin oleh UUD 1945. Jaminan yang diberikan oleh UUD 1945 menjadi landasan
bagi kita untuk menjalankan hak dan kewajiban dalam lingkup kehidupan bermasyarakat,
berbangsa, dan bernegara.
C. HAK WARGA NEGARA DALAM PELAKSANAAN DEMOKRASI DI INDONESIA
Hak dibidang politik, misalnya hak untuk memilih dipilih, mendirikan dan memasuki suatu
organisasi sosial politik.
Hak di bidang pendidikan, misalnya hak untuk memperoleh pendidikan, mengembangkan
karir pendidikan, dan ikut serta menangani pendidikan.
Hak di bidang ekonomi, misalnya hak untuk memperoleh pekerjaan, memperoleh
penghidupan yang layak, dan hak untuk berusaha.
Hak di bidang sosial budaya, misalnya hak untuk mendapat pelayanan sosial, kesehatan,
mengembangkan budaya daerah masing-masing, dan hak untuk mendirikan lembaga sosial
budaya.
Bertanggungjawab Terhadap :
Dalam negara demokrasi persamaan kedudukan warga negara amat penting karena
A. KESIMPULAN
Salah satu syarat berdirinya suatu negara adalah adanya rakyat yang meliputi semua orang
yang bertempat tinggal didalam wilayah kekuasaan negara dan tunduk pada kekuasaan negara itu.
Rakyat sebagai penghuni negara mempunyai kedudukan dan peranan yang sangat penting dalam
perencanaan, mengelola, dan mewujudkan tujuan negara. Keberadaan rakyat yang menjadi
penduduk maupun warga negara, secara konstitusional telah tercantum dalam Undang – Undang
Dasar 1945, Pasal 26 dan UU no. 12/2006.
DAFTAR PUSTAKA
http://wartawarga.gunadarma.ac.id/2010/02/pengertian-negara-dan-kedudukan-warga-negara-
dalam-sistem-kewarganegaraan/
http://hitamandbiru.blogspot.com/2012/07/peran-warganegara-dalam-aspek-kehidupan.html
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...................................................................................................................................... i
DAFTAR ISI...................................................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang...................................................................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah............................................................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Perbedaan Rakyat Didalam Suatu Negara................................................................................ 2
2.2 Pengertian Warga Negara................................................................................................................ 3
2.3 Kedudukan Warga Negara Menurut UUD 1945..................................................................... 4
2.4 Peranan Warga Negara Menurut UUD 1945........................................................................... 8
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan............................................................................................................................................ 12
DAFTAR PUSTAKA
Dalam negara demokrasi, persamaan kedudukan warga negara amat penting. Karena hal itu
merupakan prasyarat atau fondasi bagi berlangsungnya demokrasi. Tanpa adanya persamaan
kedudukan warga negara, maka mustahil ada demokrasi. Itulah sebabnya di negara-negara
demokrasi, hal persamaan kedudukan warga negara diatur secara eksplisit dalam konstitusi. UUD
1945 pun mengatur secara eksplisit mengenai hal ini.
Dalam bahasa ilmu politik, persamaan kedudukan warga negara biasa disebut dengan
istilah ‘persamaan politik’ (poticial equality). Persamaan politik dapat didefinisikan sebagai
keadaan di mana setiap anggota masyarakat memiliki kesempatan yang sama sebagaimana yang
lainnya untuk berpatisipasi dalam proses pembuatan keputusan politik negara (Ranney, 1982:280).
Demikianlah, penekanan prinsip persamaan politik adalah persamaan kesempatan untuk
berpatisipasi, bukan persamaan partisipasi nyata warga masyarakat. Sebab, pertisipasi nyata warga
masyarakat yang satu dengan yang lain tentu saja berbeda, tergantung pada kemampuan dan
kemauan untuk berpatisipasi masing-masing pihak. Namun, berbagai perbedaan tersebut tidak
boleh menjadi alasan adanya perbedaan dalam hal kesempatan untuk ikut-serta dalam proses
pembuatan keputusan politik, harus mempunyai kedudukan sama; dalam arti, mereka harus diberi
kesempatan yang sama untuk ikut-serta/berpatisipasi menentukan jalannya kehidupan negara.
Itulah prinsip mendasar demokrasi.
Dalam hal ini, baik kiranya kita catat dua makna prinsip persamaan menurut Harold J.
Laski. Menurutnya, prinsip persamaan kedudukan warga negara memiliki dua dimensi, yaitu:
Tidak adanya keistimewaan khusus; dan
Kesempatan yang sama diberikan kepada setiap orang.
Sebagai warga negara Indonesia kita memiliki hak dan kewajiban. Hak dan kewajiban
warga negara Indonesia dijamin oleh UUD 1945. Jaminan yang diberikan oleh UUD 1945 menjadi
landasan bagi kita untuk menjalankan hak dan kewajiban dalam lingkup kehidupan bermasyarakat,
berbangsa, dan bernegara. Selain itu, warga negara Indonesia memiliki persamaan kedudukan.
Bagaimana hakikat persamaan kedudukan warga negara? Dalam hal apa sajakah persamaan
kedudukan warga negara? Mari kita simak uraiannya berikut ini.
1. Hakikat Persamaan Kedudukan Warga Negara
Sebagai manusia dan warga negara kita memiliki hak asasi. Hak asasi tersebut tidak dapat
dicabut atau dihilangkan oleh siapa pun. Hak ini tidak dapat dipisahkan dari manusia karena hak
tersebut telah melekat dan ada pada diri manusia karena ia adalah manusia. Secara garis besar, hak
asasi manusia meliputi hak hidup, hak persamaan, dan hak kemerdekaan. Hak-hak tersebut
selanjutnya berkembangsesuai dengan teingkat kemajuan dan kebudayaan Indonesia. Manusia
mempunyai kedudukan sebagai subjek mertabat, derajat, hak, dan kewajiban.
Dari uraian diatas dapat kira pahami bahwa hakikat persamaan kedudukan warga negara
sebagai berikut.
a. Persamaan sebagai subjek dalam negara.
b. Persamaan sebagai manusia yang memiliki harkat, martabat, derajat, hak, dan kewajiban yang
sama.
c. Persamaan sebagai manusia yang memiliki harga diri.
b. Persamaan Kedudukan Warga Negara Indonesia dalam Bidang Hukum dan Politik
Dalam bidang hukum dan politik, tidak boleh ada pengistimewaan demikian pula
diskriminasi terhadap warga negara, baik selaku individu maupun kelompok (apa pun ras, agama,
jender, golongan, budaya, dan sukunya) dalam berbagai urusan hukum dan politik. Di sisi lain,
semua warga negara harus memperoleh perlindungan hukum yang sama dan kesempatan yang
sama untuk menjalankan berbagai aktivitas politik.
Hal itu, misalnya, tercermin dalam UUD 1945 pasal 28 D ayat 1 (setiap orang berhak atas
perlakuan, jaminan, perlindungan, dan kepastian hukum yang adil serta perlakuan yang sama di
hadapan hukum); pasal 28 G (setiap orang berhak atas kebebasan berserikat, berkumpul, dan
mengeluarkan pendapat).
Contoh perwujudan prinsip persamaan dalam bidang hukum adalah adanya ketentuan yang
sama bagi semua warga negara mengenai berbagai proses hukum: misalnya ketentuan mengenai
proses keadilan, proses perizinan, pengurusan perjanjian, dan sebagainya. Sedangkan contoh
perwujudan prinsip persamaan dalam bidang politik adalah adanya ketentuan yang sama bagi
semua warga negara mengenai pemilihan umum, pemilihan kepala daerag, dan sebagainya.
c. Persamaan Kedudukan Warga Negara di Bidang Pertahanan dan Keamanan
Dalam bidang pertahanan dan keamanan warga negara memiliki kedudukan yang sama.
Setiap warga negara wajib ikut serta dalam upaya pembelaan negara. Persamaan kedudukan
warga negara Indonesia dalam bidang pertahanan dan keamanan ditegaskan dalam UUD 1945
pasal 27 ayat (3) yang berbunyi, “Setiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam upaya
pembelaan negara.”
Berdasarkan bunyi pasal 27 ayat (3) tersebut kita ketahui bahwa setiap warga negara tanpa
pandang bulu berhak dan wajib ikut serta dalam upaya pembelaan negara. Dengan demikian, upaya
pembelaan negara merupakan hak dan kewajiban setiap warga negara tanpa membedakan asal
usul, bahasa, suku bangsa, dan agama. Selain itu, persamaan kedudukan warga negara Indonesia
dapat ditemukan pada pasal 30 ayat (1) yang berbunyi, “Tiap-tiap warga negara berhak dan wajib
ikutserta dalam usaha pertahanan dan keamanan negara.”
UUD 1945 pasal (1) diatas menjelaskan persamaan kedudukan warga negara di bidang
pertahanan dan keamanan. Pasal tersebut menegaskan bahwa setiap warga negara berhak dan
wajib ikut serta dalam usaha pertahanan dan keamanan negara. Tidak ada diskriminasi dalam hak
dan kewajiban ikut serta dalam pertahanan dan keamanan. Hak dan kewajiban ikut serta dalam
pertahanan dan keamanan negara menjadi tugas dan tanggung jawab seluruh warga negara tanpa
membedakan status sosial, agama, suku bangsa dan lainnya.
d. Persamaan Kedudukan Warga Negara Indonesia dalam Bidang Sosial dan Kebudayaan
UUD 1945 telah menegaskan tentang persamaan kedudukan warga negara Indonesia dalam
bidang sosial dan kebudayaan. Penegasan tersebut dapat kita temukan dalam pasal 31 ayat (1) dan
pasal 32 ayat (1). Pasal 31 ayat (1) berbunyi, “Setiap warga negara berhak mendapat pendidikan.”
Dari pasal tersebut dapat kita ketahui bahwa memperoleh pendidikan merupakan hak bagi setiap
warga negara Indonesia tanpa melihat perbedaan yang ada.
Pasal 32 ayat (1) berbunyi, “Negara memajukan kebudayaan nasional di tengah peradaban
dunia dengan menjamin kebebasan masyarakat dalam memelihara dan mengembangkan nilai-nilai
Indonesia tanpa melihat perbedaan yang ada.
Selain dalam kedua pasal di atas, persamaan kedudukan warga negara dalam bidang sosial
dan kebudayaan juga tercermin dalam pasal 34 ayat (1) dan ayat (2). Pasal 34 ayat (1)
memberijaminan bagi fakir miskin dan anak-anak terlantar. Dalam pasal tersebut dijelaskan bahwa
fakir miskin dan anak-anak terlantar dipelihara oleh negara. Pasal 34 ayat (2) menjelaskan adanya
tanggung jawab negara untuk menyediakan fasilitas pelayanan kesehatan dan fasilitas pelayanan
umum yang layak. Dari kedua pasal yang telah disebutkan kita dapat mengetahui kedudukan yang
sama untuk memperoleh perhatian dari negara dalam hal kesejahteraan sosialnya.
d. Agama
Ada enam agama yang paling banyak penganutnya di negara Indonesia, yaitu Islam, Kristen
(protestan), Katolik, Hindu, Budha dan Konghuchu. Tiap-tiap agama memiliki pemeluk masing-
masing. Perbedaan antara satu agama dengan agama lain dalam hal tata cara beribadag maupun
hal-hal lain pasti ada. Bagaimana sikap kita bersikap terhadap perbedaan agama?
Dalam keseharian kita sering berinteraksi dengan pemeluk agama lain. Sikap menghormati,
menghargai dan toleransi agama yang dianut merupakan sikap yang tepat untuk menghadapi
perbedaan agama dan keyakinan.
e. Budaya dan Suku
Bangsa Indonesia terdiri atas berbagai suku bangsa. Setiap suku bangsa memiliki
kebudayaan dan adat istiadat tersebut berbeda-beda antara satu suku bangsa dengan suku bangsa
yang lain. Selain itu bahasa yang digunakan pun beraneka ragam. Meskipun demikian, kita memiliki
bahasa persatuan, yaitu Bahasa Indonesia.
Perbedaan budaya dan suku bangsa menyebabkan keragaman dan kita bisa saling
mengenal satu sama lain. Perbedaan budaya dan suku bangsa menyebabkan kita bisa memahami
baudaya dan adat istiadat suku bangsa lainnya. Oleh karena itu, perbedaan budaya dan suku bangsa
hendaknya tidak meyebabkan kita bersikap diskriminatif. Keragaman budaya dan suku bangsa
hendaknya semakin mempererat persatuan dan kesatuan kita sebagai bangsa Indonesia.
2. Peran Pemerintah dalam Menghargai Persamaan Kedudukan Warga Negara Indonesia
Meskipun berbeda-beda, warga negara Indonesia memiliki persamaan kedudukan di
berbagai bidang. Menyikapi perbedaan dan keberagaman bangsa Indonesia harus dikembangkan
sikap saling menghormati dan menghargai tanpa membedakan suku bangsa, agama, ras dan
sebagainya. Perbedaan bukan sebagai jurang pemisah, melainkan sebagai alat pemersatu bangsa
Indonesia. Perbedaan yang ada pada warga negara dapat melengkapi kekurangan warga negara
yang lain. Dengan semikian, perbedaan menyebabkan segala sesuatu menjadi lengkap.
Pemerintah Indonesia memiliki peran strategis dalam mendukung dan menghargai upaya
persamaan kedudukan warga negara Indonesia. Secara umum, peran pemerintah dalam upaya
untuk menghargai persamaan kedudukan warga negara dapat dilakukan dengan cara sebagai
berikut.
a. Setiap kebijakan pemerintah hendaknya bertumpu pada persamaan dan menghargai pluralitas
b. Pemerintah harus terbuka dan membuka ruang kepada masyarakat
c. Produk hukum dan Perpu harus menjamin persamaan kedudukan warga negara
d. Partisipasi masyarakat dalam politik harus memperhatikan kesetaraan sara dan gender
Demikianlah di antara peran penting yang dapat dilakukan pemerintah dalam mendukung
upaya meghormati persamaan kedudukan warga negara Indonesia.
3. Contoh Sikap Warga Negara dalam Menghormati Persamaan Kedudukan Antarwarga Negara
Sebagai warga negara Indonesia sudah sepatutnya jika kita mendukung upaya
menghormati persamaan kedudukan warga negara. Prinsip-prinsip dalam upaya menghormati
persamaan kedudukan warga negara sebagai berikut.
a. Menghormati dan menghargai agama yang dianut orang lain dan tidak memaksakan suatu agama
dan kepercayaan kepada orang lain.
b. Menghormati tata cara veribadah pemeluk agama lain.
c. Mengakui dan memberlakukan manusia sesuai dengan harkat dan mertabatnya sebagai makhluk
Tuhan YME.
d. Mengembangkan sikap welas asih terhadap sesama manusia.
e. Menjaga keseimbangan anatara hak dan kewajiban.
Demikianlah beberapa prinsip yang dapat kita tanamkan dalam diri untuk mendukung
upaya menghormati persamaan kedudukan warga negara. Upaya yang Anda lakukan tidak akan sia-
sia dan pasti mendatangkan manfaat. Prinsip-prinsip tersebut dapat kita wujudkan dalam beberapa
sikap sebagai berikut.
a. Saling membantu dalam bidang kemanusiaan atau sosial
b. Memberi kesempatan kepada pemeluk agama lain untuk melaksanakan ibadah
c. Menciptakan suasana damai dan tentram dalam kehidupan
d. Meningkatkan rasa persatuan dan kesatuan
e. Mengembangkan sikap tenggang rasa.
Apabila upaya-upaya tersebut dilaksanakan dengan sungguh-sunggu niscaya kehidupan
bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara di Indonesia akan makin sesuai dengan prinsip
persamaan kedudukan warga negara.
2.3 KEDUDUKAN WARGA NEGARA MENURUT UUD 1945
Dalam sistem kewarganegaraan di Indonesia, kedudukan warga negara pada dasarnya adalah
sebagai pilar terwujudnya Negara. Sebagai sebuah negara yang berdaulat dan merdeka Indonesia
mempunyai kedudukan yang sama dengan negara lain di dunia, pada dasarnya kedudukan warga
negara bagi negara Indonesia diwujudkan dalam berbagai peraturan perundang-undangan tentang
kewarganegaraan, yaitu :
a. UUD 1945
Dalam konteks UUD 1945, Kedudukan warga negara dan penduduk diatur dalam pasal 26 yaitu :
1. Yang menjadi warga negara ialah orang-orang warga Indonesia asli dan orang-orang bangsa lain
yang disahkan dengan UU sebagai warga negara.
2. Penduduk ialah warga negara Indonesia dan orang asing yang tinggal di Indonesai.
3. Hal-hal mengenai warga negara penduduk di atur dengan UU.
b. UU No. 3 tahun 1946
Undang-undang No.3 ialah tentang warga negara dan penduduk negara adalah peraturan derivasi
dibawah UU 1945 yang digunakan untuk menegakan kedudukan Negara RI dengan warga
negaranya dan kedudukan penduduk negara RI.
Warga negara adalah sama kedudukannya, hak dan kewajibannya. Setiap individu mendapat
perlakuan yang sama dari negara. Ketentuan ini secara tegas termuat dalam konstitusi tertinggi
kita, yaitu UUD 1945 Bab X sampai Bab XIV pasal 27 sampai pasal 34. berikut ini dijelaskan secara
lebih rinci tentang persamaan kedudukan warga negara, dalam berbagai bidang kehidupan.
b. Persamaan Atas Pekerjaan Dan Penghidupan Yang Layak Bagi Kemanusiaan (Ekonomi)
Pasal 27 ayat (2) menyatakan bahwa :
“Tiap-tiap warga negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan”.
Pasal ini memencarkan persamaan akan keadilan sosial dan kerakyatan. Ini berarti hak asasi
ekonomi warga negara dijamin dan diatur pelaksanaanya.
c. Otonomi Daerah
Otonomi daerah merupakan suatu pemberdayaan masyarakat dalam meningkatkan keterlibatan
masyarakat dalam perencanaan, pelaksanaan dan pemikiran. Dengan demikian otonomi daerah
merupakan kewenangan penyelenggaraan pemerintah sendiri dalam koridor pusat.
d. Budaya Demokrasi
Budaya demoksari pada dasarnya berupa nilai-nilai dan perlaku yang menjunjung pengembangan
sistem politik demokrasi. Beberapa sikap politik demokratis yang akan menghasilkan perilaku yang
demokratis, diantaranya adalah sikap politik: akomodatif, resiprokal dan moderat.
6. Peran Warga Negara di Bidang Pertahanan Negara sebagai Unsur Komponen Pertahanan Negara
Komponen pertahanan Negara mencankup:
a. Komponen utama: TNI/POLRI/ unsure pemerintahan di luar pemerintahan.
b. Komponen cadangan: warga negara, SDA, SDB, sarana dan prasarana nasional.
c. Komponen pendukung: warga negara, SDA, SDB, sarana prasarana.