Anda di halaman 1dari 24

MAKALAH

HUBUNGAN NEGARA WARGA NEGARA DAN


PENDUDUK

DOSEN PENGAMPUN:ARPIN.SH.,MH
MEMENUHI TUGAS MATA KULIAH PANCASILA

DISUSUN OLEH:

KELOMPOK 3

SHALWIYA LN ALAMRI

PUTR ANDINI RACHMAN

ALDI KAHARU

MOH ALKIAN LAMUSU

FAKULTAS ILMU HUKUM


UNIVERSITAS ICHSAN GORONTALO
2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa


karena berkat limpahan dan karunia-Nya sehingga kami dapat
menyusun dan menyelesaikan makalah ini tepat waktu.Tidak lupa
kami ucapakan terima kasih kepada Bapak ARPIN,SH.,MH.Selaku
dosen pengampu yang telah memberikan masukan demi kelancaran
penyusunan makalah ini

Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna
baik dalam bentuk penyusunan maupun materi.Oleh karena itu,
kritikan dan saran dari pembaca akan kami terima demi kesempurnaan
makalah selanjutnya.Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kami
dan para pembaca.

Gorontalo,13 November 2023

Penulis
DAFTAR ISI

SAMPUL
KATA PENGANTAR.............................................................................................ii
DAFTAR ISI..........................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1
1.1 Latar Belakang.........................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah....................................................................................................1
1.3 Tujuan Makalah.......................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................3
2.1 Siapa Warga Negara.................................................................................................3
2.2 Penduduk..................................................................................................................4
2.3 Kesamaan Kependudukan dalam Hukum Dan Pemerintah......................................5
2.4 Hak Atas Pekerjaan Dan Penghidupan Yang Layak.................................................6
2.5 Kemerdekaan Berserikat Dan Berkumpul................................................................6
2.6 Kemerdekaan Memeluk Agama...............................................................................7
2.7 Hak Dan Kewajiaban Pembelaan Negara.................................................................8
2.8 Hak Mendapatkan Pengajaran..................................................................................8
2.9 Kebudayaan Nasional Indonesia..............................................................................9
2.10 Kesejateraan sosial...............................................................................................10
BAB III PENUTUP...............................................................................................12
3.1 Kesimpulan............................................................................................................12
3.2. Saran.....................................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................13
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Hubungan antar negara dan warga negara identik dengan adanya hak kewajiba
antar warga negara dengan negaranya.Negara memiliki kewajiban untuk
memeberikan keaman,kesejateraan,perlindungan terhadap warga negarannya serta
memiliki hak untuk dipatuhi dan dihormati.sebaliknya warga negara wajib
memebela negara dan berhak mendapatkan perlindungan dari negara.

Di Indonesia seringkali terjadi kesenjangan antara peranan negara dengan


kehidupan warga negara.masalah-masalah politik,sosial,ekonomi,dan budaya.
Dalam deretan pasal-pasal beserta ayat-ayatnya,UUD 1945 secara jelas
mencantumkan hak serta kewajiban negara atas rakyatnya yang secara jelas harus
dipenuhi mealalui tangan-tangan trias politica ala munteiqu.Melalui tangan
Legislatif suara rakyat tersampaikan,melalui tangan Eksekutif kewajiban
negara,hak rakyat dipenuhi,dan Yudikatif aturan-aturan pelaksanaandan
kewajiban dijelaskan.

Negara sebagai sebuah entitas dimana meliputi sebuah kawasan yang diakui
(kedaulatan),mempunyai pemerintahan,serta mempunyai rakyat.Rakyat kemudian
memberikan sebagian hak-nya kepada negara sebagai ganti negara akan
melindunginya dari setiap marah bahaya,serta berkewajiba untuk mengatur
rakyatnya.

Hak untuk hidup,hak untuk mendapatkan kerja serta hak-hak untuk


mendapatkan pelayanan umum seperti kesehatan,rumah,dan tentunya hak untuk
mendapatkan pendidikan.Semuanya itu harus mampu dipenuhi oleh negara,karena
itu tanggung jawab negara.

1.2 Rumusan Masalah


Pembahasan akan dibahas dalam makalah ini adalah sebagai berikut:

1. Apa yang dimaksud dengan warga negara?


2. Apa yang dimaksud kesamaan kedudukan dalam hukum dan pemerintahan?

3. Bagaimana hak atas pekerjaan dan penghidupan dan layak?

4. Apa pengertian dari kemerdekaan berserikat dan berkumpul?

5. Apa pengertian dari kemerdekaan memeluk agama?

6. Bagaimana pelaksanaan hak dan kewajiban pembelaan negara?

7. Bagaimana pelaksanaan hak mendapat pengajaran?

8. Apa yang dimakasud dengan kebudayaan nasional Indonesia?

9. Apa yang dimaksud dengan kesejateraan sosial?

1.3 Tujuan Makalah


Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam makalah ini adalah sebagai berikut:

1. Dapat mengetahui pengertian warga negara.

2. Dapat memahami penjelasaan tentang kesamaan kedudukan dalam hukum dan

Pemerintahan.

3. Dapat mengetahui hak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak.

4. Dapat mengetahui pengertian dari kemerdekaan berserikat dan berkumpul.

5. Dapat mengetahui pengertian dari hak memeluk agama.

6. Dapat mengetahui bagaimana pelaksanaan hak dan kewajiban pembelaan

Negara.

7. Dapat mengetahui bagaimana pelaksanaan hak mendapat pengajaran.

8. Dapat memahami tentang kebudayaan nasional Indonesia.

9. Dapat memahami tentang kesejahteraan sosiaL


BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Siapa Warga Negara


Pada pasal 26 ayat 1 mengatur siapa saja yang termasuk warga negara dari
RI.Dengan tegas dinyatakan bahwa yang menjadi warga negara adalah orang-
orang bangsa Indonesia asli dan orang-orang bangsa lain,misalnya peranakan
Belanda,peranakan Tionghoa,peranakan Arab yang bertempat tinggal di Indonesia
mengakui Indonesia sebagai tanah airnya dan bersikap setia kepada negara RI
yang disahkan dengan UU sebagai warga negara.

Ada juga yang menjelaskan warga negara adalah semua orang yang secara
huhkum merupakan anggota resmi dari suatu negara tertentu.Artinya,seorang
warga negara memiliki hubungan kuat dengan tanah air dan undang-undang
negaranyan,meskipun orang tersebut berada di luar negeri dan terikat dengan
ketentuan hukum internasional.

Secara hukum,menurut Undang-Undang Tahun 1945 Pasal 26 Ayat 1 tentamg


kewarganegaraan,Warga Negara dapat dibedakan menjadi dua golongan,yaitu:

1) Warga Negara Asli (pribumi),yaitu penduduk asli suatu negara.Misalnya


di Indonesia,suku jawa,Batak,Papua,Bugis,Madura,Minang,Dayak,dan
keturunan yang sejak lahir merupakan warga negara Indonesia
2) Warga Negara Keturunan (vreemdeling),yaitu suku bangsa keturunan
yang bukan asli Indonesia,misalnyan bangsa
Eropa,Arab,India,Tionghoa,dan lainnya yang disahkan secara undang-
undang menjadi warga negara Indonesia.

Ada pun syarat-syarat menjadi warga negara juga harus ditentukan dengan UU
(pasal 26 ayat 2),yaitu:

a. UU No 62 tahun 1958 tentang kewarganegaraan;


b. UU No.3 tahun 1976 tentang perubahan atas kewarganegaraan;
c. UU No.14 tahun 1959 tentang paspor.
2.2 Penduduk
Penduduk adalah semua orang yang berdomisili di wilayah geografis suatu
negara selama kurang lebih enam bulan dan atau mereka yang berdomisili kurang
enam bulan tetapi bertujuan menetap.

Penduduk didefinisika menjadi dua:

1) Orang yang tinggal di daerah tersebut;


2) Orang yang secara hukum berhak tinggal di daerah tersebut.Dengan kata
lain orang yang mempunyai surat resmi untuk tinggal di situ.Misalkan
bukti kewarganegaraan,tetapi memilih tinggal di daerah lain.
Dalam istilah sosiologi,penduduk adalah kumpulan manusia yang menempati
wilayah geografi dan ruang tertentu.Konsep penduduk menurut Badan
kependudukan dan catatan sipil: Penduduk adalah orang yang mempunyai KTP
(kartu tanda penduduk) dan atau mempunyai KK (kartu keluarga).

Penduduk adalah mereka,sekelompok orang yang tinggal atau menetap dalam


sebuah wilayah atau daerah.Sedangkan yang bukan penduduk adalah mereka yang
tinggal dalam sebuah negara tapi tidak ingin tinggal di negara tersebut atau hanya
sementara.

Ada pun faktor yang mempengaruhi pertumbuhan penduduk:

1. Fertilitas menyangkut peranan kelahiran pada perubahan penduduk


sedangkan natalitas mencakup peranan kelahiran pada perubahan
penduduk dan reproduksi manusia.
2. Mortalitas atau kematian merupakan salah satu di antara tiga komponen
demografi yang dapat mempengaruhi perubahan penduduk.
3. Migrasi adalah perpindahan penduduk dengan tujuan untuk menetap dari
suatu tempat ke tempat lain melampau batas politik/negara atau pun batas
administrasi/batas bagian dalam suatu.Jadi migrasi sering diartikan
sebagai perpindahan yang relative permanen dari suatu daerah ke daerah
lain.
2.3 Kesamaan Kependudukan dalam Hukum Dan Pemerintah
Negara RI menganut asas bahwa setiap warga negara mempunyai kedudukan
yang sama dihadapan hukum dan pemerintahan.Ini sebagai konsekuensi prinsip
kedaulatan rakyat yang bersifat kerakyatan.

Pasal 27 ayat 1 menyatakan ” kesamaan kedududukan warga negara di dalam


hukum dan pemerintahan dan berkewajiban menjunjung hukum dan pemerintahan
dengan tidak ada kecualianya”.Hal ini menunjukan adanya keseimbangan antara
hak dan kewajiban,dan tidak ada diskriminasi di antara warga negara baik
mengenai haknya maupun mengenai kewajiban.

Asas persamaan kedudukan di hadapan hukum dan pemerintahan mempunyai


pengertian bahwa semua orang memiliki posisi,derajat dan kedudukan yang sama
di hadapan hukum dan pemerintahan.Asas tersebut merupakan suatu asas dimana
hukum mengakui dan melindungi hak asasi manusia (HMA) di setiap individu
tanpa membedakan latar belakang,status,ras,agama dan budaya.Sehingga dengan
kedududukan yang setara,maka setiap orang yang berhadapan dengan hukum
tidak ada keistimewaan yang diberikan oleh hukum dan pemerintahan pada subjek
hukum.

Asas persamaan kedudukan di hadapan hukum dan pemerintahan bermakna


bahwa aparat penegak hukum harus memperlakukan secara adil setiap orang,tanpa
memandang status sosail,posisi,jabatan,kedudukan serta agama dari orang atau
individu tersebut.

Perlakuan yang sama di hadapan hukum juga diatur dalam UUD 1945 pasal 28
D ayat 1 secara tegas menyebutkan bahwa “Setiap orang berhak atas
pengakuan,jaminan,perlindungan,dan kepastian hukum yang adil serta perlakuan
yang sama di hadapan hukum”.Maksud ayat di atas adalah setiap warga negara
berhak untuk mendapatkan perlakuan yang adil dan sama untuk semua warga
negara tanpa ada perbedaan sedikit pun di hadapa hukum.

Tujuan adanya persamaan kedudukan di hadapan hukum dan pemerintahan


adalah menegakan keadilan dimana persamaan kedudukan berarti hukum sebagai
satu entitas atau wujud dan tidak membedakan siapapun yang meminta keadilan
kepadanya.Diharapkan dengan adanya asas ini tidak terjadi suatu diskriminasi
dalam supermasi hukum di Indonesia dimana ada suatu pembeda antara penguasa
dan rakyatnya,yang membedakan hanyalah fungsi yakni pemerintah berfungsi
mengatur dan rakyat yang di atur,baik mengatur maupun yang di atur
pedomannya satu yaitu Undang-Undang.Bila tidak ada persamaan hukum maka
orang yang mempunyai kekuasaan akan merasa kebal hukum.

Hukum memiliki fungsi yang penting dalam kehidupan bermasyarakat sebagai


alat untuk menciptakan keadilan,keteraturan,ketentraman dan ketertiban.Tetapi
juga untuk menjamin adanya kepastian hukum.Polri merupakan salah satu aparat
penegak hukum,karena kepolisian Negara Republik Indonesia bertujuan untuk
mewujudkan keaman dalam negeri yang meliputi terpeliharanya keaman dan
ketertiban masyarakat.

2.4 Hak Atas Pekerjaan Dan Penghidupan Yang Layak


Hak dan kewajiban merupakan sesuatu yang tidak dapat dipisahkan,akan tetapi
terjadinya pertentangan karena hak dan kewajiban tidak seimbang.Bahwa setiap
warga Negara memiliki hak dan kewajiban untuk mendapatkan penghidupan yang
layak,dalam hal ini Hak adalah kekuasaan yang di berikan oleh hukum kepada
seseorang untuk menikmati apa yang menjadi miliknya.

Sebagai warga Negara Indonesia kedudukan,hak,kewajiban adalah sama


dengan warga Negara lainnya.Hal ini sesuai dalam pasal 27 yang menyatakan
bahwa “Setiap warga Negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang
layak.Dari pasal tersebut dapat diketahui bahwa setiap warga Negara Indonesia
memiliki hak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak untuk setiap warga
negaranya.Karena pekerjaan merupakan sumber penghasilan yang sangat penting
bagi seseorang untuk memenuhi kebutuhan hidup bagi diri dan keluarganya.

2.5 Kemerdekaan Berserikat Dan Berkumpul


Sebagai Negara hukum,Indonesia memiliki beberapa sumber hukum seperti
pancasila dan UUD 1945.Dalam UUD 1945,ada banyak sekali pasal-pasal yang
berisi tentang peraturan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara di
Indonesia.Adapun pasal 28 menetapkan hak warga Negara dan penduduk untuk
berserikat dan berkumpul,mengeluarkan pikiran dengan lisan maupun tulisan dan
sebagainya.

Pasal ini mencerminkan bahwa Negara Indonesia adalah bersifat


demokrasi.Sebagai pelaksanaan pasal ini terdapat di dalam:

a. UU NO.2 Tahun 1999 tentang partai politik


b. UU NO.3 Tahum 1999 tentang pemilihan umum
c. UU NO.4 Tahun 1999 tentang susunan dan kedudukan MPR,DPR,DPRD.

2.6 Kemerdekaan Memeluk Agama


Pada dasarnya,hak beragama merupakan salah satu hak asasi manusia (HAM)
yang tidak dapat dikurangi dalam keadaan apapun.Kebebasan memeluk agama
atau kepercyaan adalah hak setiap warga Negara,dan Negara menjamin
kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk memeluk agamanya masing-masing dan
beribadah menurut agama dan kepercayaannya.

Dasar hukum yang menjamin kebebasan memeluk agama di Indonesia diatur


pada pasal 28E ayat 1 UUD 1945 yang berbunyi: “setiap orang bebas memeluk
agama dan beribada menurut kepercayaan masing-masing.

Pada pasal 29 ayat 1 UUD 1945 menyatakan: “Negara berdasarkan atas


ketuhanan yang maha esa”dalam penjelasan dinyatakan bahwa ayat ini
menyatakan kepercayaan bangsa Indonesia terhadap Tuhan Yang Maha
Esa.Kebebasan beragam merupakan salah satu hak yang paling asasi di antra hak-
hak asasi manusia,karena kebebasan beragama itu langsung bersumber pada
martabat manusia sebagai makhluk ciptaan Tuhan.Hak kebebasan beragama
nukan pemberian Negara atau bukan pemberian golongan.Agama dan
kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa itu berdasarkan keyakinan hingga
tidak dapat dipaksakan dan memang agama dan kepercayaan terhadap Tuhan
Yang Maha Esa itu sandiri tidak memaksa setiap manusia untuk memeluk agama
dan menganutnya.
2.7 Hak Dan Kewajiaban Pembelaan Negara
Pada pasal 30 ayat 1 menyatakan bahwa “tiap-tiap warga Negara berhak dan
wajib ikut serta dalam usaha pertahan dan keamanan Negara.Bela Negara secara
subtansial mengandung lima nilai yaitu:cintah tanah air,sadar berbangsa dan
bernegara,yakni pancasila sebagai ideology Negara,rela berkorban untuk bangsa
dan Negara,dan memiliki kemampuan awal bela Negara.

Bela Negara adalah sikap,perilaku dan tindakan waraga Negara secara


menyeluruh untuk membela negaranya dari ancaman yang membahayakan
keutuhan negaranya.Pokok pikiran dalam pembukaan UUD 1945,alinea pertama
disebutkan, “Bahwa sesungguhnya kemerdekaan itu adalah hak segala bangsa dan
oleh sebab itu mak penjajahan di atas dunia harus dihapuskan karena tidak sesuai
dengan peri kemanusaia dan peri keadilan”.Artinya bahwa bangsa Indonesia pada
dasarnya adalah cinta damai,namun lebih mencintai kemerdekaan dan kedaulatan
bangsanya.Dengan primsip tersebut,siapapun yang menyerang bangsa Indonesia
harus siap dihadapi secara fisik.

Cinta terhadap tanah air inonesia,sehingga menggangap seluruh wilayah


Indonesia adalah bagian dari unsure bela Negara.Kesadaran berbangsa dan
bernegara,yang membawa kepada persatuan dan kesatuan Indonesia dengan tidak
membedakan berbagai perbrdaan dan keragaman yang ada.

2.8 Hak Mendapatkan Pengajaran


Hak medapatkan pengajaran adalah hak fundamental setiap individu untuk
memperoleh penddidkan yang menandai dan berkualitas.Hak ini diakui oleh
berbagai insrumen hukum internasional,termasuk deklarasi universal hak asasi
manusia dan konvensi anak.Hak mendapatkan pengajaran mencakup beberapa
aspek penting.Perama,setiap individu memiliki hak untuk akses yang adil dan
setara terhadap pendidikan,tanpa diskriminasi berdasarkan ras agama,gender,atau
latar belakang sosial-ekonomi.Ini berarti bahwa pendidikan harus tersedia bagi
semua orang,termasuk mereka yang berada dalam situasi yang rentan atau
terpinggirkan.
Selain itu, hak mendapatkan pengajaran juga mencakup hak untuk memperoleh
pendidikan yang berkualitas.Ini berarti bahwa pendidikan harus memenuhi
standar tertentu dalam hal kurikulum yang relavan,guru yang
berkualifikasi,fasilitas yang memadai,dan metode pembelajaran yang efektif.

Sesuai dengan tujuan RI yang tercermin dalam alinea ke-4 pembukaan UUD
1945,bahwa pemerintah Negara indonesai antara lain berkewajiban mencerdaskan
kehidupan bangsa,maka pasal 31 ayat 1 menetapkan bahwa tiap-tiap warga
Negara berhak mendapat pengajaran.Untuk maksud itu,UUD mewajibkan
pemerintahan mengusahakan dan menyelenggarakan satu sistem pengajaran
nasional yang diatur dengan UU pasal 31 ayat 2.

2.9 Kebudayaan Nasional Indonesia


Kebudayaan nasional merujuk pada warisan budaya yang dimilik oleh suatu
Negara atau bangsa.Ini mencakup nilai-nilai norma,tradisi,bahasa,seni,musik,
tarian,makanan,pakaian,arsitektur,dan segala aspek lain yang menjadi identitas
budaya suatu Negara

Kebudayaan nasional Indonesia adalah budaya yang dihasilkan oleh bangsa


Indonesia sejak zaman dahuku hingga kini sebagai suatu karya yang khas dan
dibanggakan,serta mencerminkan jati diri dan identitas bangsa Indonesia.
Kebudayaan nasional Indonesia sesungguhnya dibentuk oleh berbagai kebudayaan
local,jadi,kebudayaan nasional Indonesia merupakan puncak kebudayaan local
yang ada di seluruh daerah Indonesia.

Ada beberapa bentuk kebudayaan nasional Indonesia yakni:

a. Bahasa Indonesia
b. Musyawarah
c. Gotong royong
d. Batik
2.10 Kesejateraan sosial
Pasal 33 dan 34 UUD 1945 mengatur kesejateraan sosial.Pasal 33 yang terdiri
3 ayat menyatakan:

a. Perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasarkan atas asas


kekeluargaan;
b. Cabang-cabang produksi yang penting bagi Negara dan yang menguasai
hajat hidup orang banyak dikuasai oleh Negara;
c. Bumi dan air serta kekayaan alam yang terkandung di dalamanya dikuasai
oleh Negara dan dipergunakan untuk sebesar-besarnya kemakmuran
rakyat.

Dalam pasal 33 tercantum dasar demokrsi ekonomi,produksi dikerjakan oleh


semua,untuk semua di bawah pimpinan atau pemilikan anggota
masyarakat.Kemakmuran masyarakat yang diutamakan,bukan kemakmuran
orang-seorang.Sebab itu perekonomian disusun sebagai usaha bersama
berdasarkan atas asas kekeluargaan.Bangun perusahaan yang sesuai dengan itu
adalah koperasi.Perekonomian berdasar atas demokrasi ekonomi,kemakmuran
bagi semua orang.

Pasal 33 ini merupakan pasal yang penting dan esensial,karena pasal


menyangkut pelaksanaan daripada demokrasi ekonomi dan keadilan
sosial.Semangat mewujudkan keadialan sosial terpamcar pula di dalam pasal
berikutnya,yaitu pasal 34 yang mengatur bahwa fakir miskin dan anak-anak
terlantar dipelihara oleh Negara.

Adapun tujuan kesejateraan sosial:

a.Meningkatkan taraf kesejateraan,kualitas,dan kelangsungan hidup;

b.Memulihkan fungsi sosial dalam rangka mencapai kemandirian;

c.Meningkatkan ketahanan sosial masyarakat dalam mencegah dan menangani


masalah kesejateraan sosial;
d.Meningkatkan kemampuan dan kepedulian dan tanggungjawab sosial dunia
usaha dalam penyelemggaraan kesejateraan sosial secara melembaga dan
berkelanjutan.
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Warga Negara memiliki peran yang penting bagi keberlanggsungan sebuah
Negara.Oleh karena itu,hubungan antara nrgara dan warga Negara sebagai
institusi yang menaunginya memiliki aturan atau hubungan yang diatur dengan
peraturan yang berlaku di Negara tersebut.Agar dapat memiliki status yang jelas
sebagai warga Negara.Dengan memiliki status sebagai warga Negara,orang
memilki hubungan dengan Negara.Hubungan ini nantinya tercermin dalam
peran,hak dan kewajiaban secara timbale balik antara warga Negara dengan
negaranya.

3.2. Saran
Hubungan Negara dan warga Negara adalah salah satu contoh Negara
yang mengalami perubahan signifikan dalam hubungan antara Negara dan warga
negaranya sejak revormasi tahun 1998. Warga Negara Indonesia memihak untuk
memilih dan dipilih dalam pemilu presiden maupun legislative secara langsung.
Warga Negara Indonesia juga memiliki kebebasan untuk berpendapat,
berorganisasi,dan beragama sesuai dengan keyakinannnya. Namun demikian,
hubungan antarnegara dan warga Negara Indonesia juga menghadapi beberapa
tantangan, seperti korupsi, inteloransi, radikalisme dan kemiskinan.

.
DAFTAR PUSTAKA

Budiyono, K. (2022). Pendidikan Pancasila Untuk Perguruan Tinggi.


ALFABETA, cv.

Satrya, G. R., Widyawati, L., & Romadhoni, M. S. (2019). Makalah Hubungan


Negara Dan Warga Negara. Retrieved from scribd:
https://www.scribd.com/document/431001910/Makalah-Hubungan-Negara-Dan-
Warga-Negara
/

Anda mungkin juga menyukai