Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH WARGA NEGARA DALAM

PERSPEKTIF YURIDIS

Disusun Oleh
Ketua: Aldo
Sekretaris: Andi Salsabila
An’nisa Israfani Bidaran
Ermalia Putri
Asriyani Awaliah
Tasya Agustina
Andi Eva Wardatul Jannah
Andi Melani Dewang
Iin Paulina

DIII KEPERAWATAN
UNIVERSITA ANDI SUDIRMAN
TAHUN AJARAN 2023\2024
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat
dan hidayah-Nya kepada kami sehingga kami dapat menyelesaikan makalah tentang
“Warga Negara dalam perspektif yuridis’’
Penulisan makalah ini bertujuan untuk mengetahui pengertian warga Negara dalam pengertian
yuridis untuk memenuhi salah satu tugas yang diberikan oleh dosen mata kuliah
“Kewarganegaraan” yang akan berguna bagi kami ke depannya.Kami berharap semoga makalah
ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca, Kami menyadari bahwa
makalah ini masih jauh dari sempurna karena adanya keterbatasan ilmu dan pengalaman yang
dimiliki. Oleh karena itu, semua kritik dan saran yang bersifat membangun akan penulis terima
dengan senang hati.
Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami,kami yakin masih banyak
kekurangan dalam makalah ini, Oleh karena itu kami sangat mengharapkan saran dan kritik
yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...........................................................................................
DAFTAR ISI..........................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang..................................................................................................
1.2 Rumusan Masalah.............................................................................................
1.3 Tujuan Masalah..............................................................................................
BAB II
PEMBAHASAAN
A. Pengertian warga negara dalam perspektif yuridis.
B. Hak dan Kewajiban Warga Negara
C.Pemenuhan syarat menjadi warga negara
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan......................................................................................................
3.2 Saran................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Warga negara adalah pendukung negara, merupakan landasan bagi adanya negara.
Keberadaan warga negara merupakan salah satu unsur hakiki dan unsur pokok suatu negara.
Status kewarganegaraan menimbulkan hubungan timbal balik antara warga negara dan
negaranya. Sebaliknya, negara mempunyai kewajiban memberikan perlindungan terhadap warga
negaranya. Itulah pemaknaan konkret mengenai eksistensi warga negara seperti yang termuat
dalam penjelasan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2006 tentang Kewarganegaraan Republik
Indonesia.
Sebelum undang-undang tersebut diberlakukan, Indonesia telah memiliki beberapa
ketentuan peraturan perundang-undangan yang mengatur mengenai kewarganegaraan. Sejak
Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia tanggal 17 Agustus 1945, telah dilakukan upaya
untuk mengatasi masalah kewarganegaraan, antara lain dengan pembentukan berbagai peraturan
perundang- undangan sebagai salah satu cara untuk memberikan jaminan kepastian hukum
tentang legalitas status kewarganegaraan. Status hukum kewarganegaraan yang dimaksudkan
disini adalah status seseorang terkait dengan kewarganegaraannya dalam suatu negara
berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Konsep status hukum
kewarganegaraan menunjuk pada konsep hubungan hukum antara individu dengan negara,
disamping menunjuk pada ada tidaknya pengakuan dan perlindungan secara yuridis hak-hak dan
kewajiban yang melekat, baik pada individu maupun pada negara yang bersangkutan.
Persoalan kewarganegaraan adalah suatu persoalan pokok yang mendasar tentang
bagaimana seseorang hidup pada suatu wilayah negara dimana pada masing-masing negara itu
memiliki aturan hukum masing-masing, inilah persoalan terpenting bagaimana kepastian tentang
status kewarganegaraan seseorang, dimana seseorang harus mengikuti aturan hukum negara
mana dan tergolong warga negara mana. Terhadap warga negara yang status warga negaranya
tidak jelas maka susah juga bagi negara untuk menentukan aturan hukum bagi seseorang
tersebut,sebaliknya juga akan menjadi permasalahan bagi seseorang apabila dia memiliki status
kewarganegaraan yang tidak pasti atau stateless.
2.2 Rumusan Masalah
1.Apa yang dimaksud dengan kewarganegaraan dalam aspek yuridis ?
2. Apa definisi dari warga Negara ?
3.Apa yang menjadi persyaratan dari warga Negara secara yuridis ?
2.3 Tujuan masalah
1.Mengetahui yang dimaksud dengan kewarganegaraan dalam aspek yuridis
2. Kita dapat mengetahui definisi dari warga negara
3. Kita dapat mengetahui menjadi persyaratan dari warga negara secara yurid
BAB II
PEMBAHASAAN

A. Pengertian warga negara dalam perspektif yuridis.

Salah satu unsur yang ada dalam suatu negara adalah adanya penduduk (ingezetenen)
atau rakyat.Penduduk atau penghuni suatu negara merupakan semua orang pada suatu waktu
mendiami wilayah negara. Mereka secara sosiologis lazim dinamakan „rakyat‟ dari negara
tersebut, yaitu sekumpulan manusia yang dipersatukan oleh suatu rasa persamaan dan yang
bersama-sama mendiami suatu wilayah tertentu.
Negara sebagai suatu entitas adalah abstrak, yang tampak adalah unsur-unsur negara yang
berupa rakyat, wilayah dan pemerintah. Salah satu unsur negara adalah rakyat. Rakyat yang
tinggal di wilayah negara menjadi penduduk negara yang bersangkutan. Warga negara adalah
bagian dari penduduk suatu negara. Warga negara memiliki hubungan dengan negaranya.
Kedudukannya sebagai warga negara menciptakan hubungan berupa peranan, hak dan
kewajiban, yang bersifat timbal balik.
Warga negara diartikan dengan orang-orang yang sebagian dari suatu penduduk yang
menjadi unsur negara. Istilah ini dahulu biasanya disebut hamba atau kaula negara. Tetapi
kenyataannya istilah warga negara lebih sesuai dengan kedudukannya sebagai orang yang
merdeka dibandingkan dengan istilah hamba atau kawula negara, karena warga negara
mengandung arti peserta, anggota atau warga dari suatu negara, yaitu peserta dari suatu
persekutuan yang didirikan dengan kekuatan bersama, atas dasar tanggung jawab bersama dan
untuk kepentingan bersama.
Menurut AS Hikam, mendefinisikan warga Negara sebagai terjemahan dari citizenship,
yaitu anggota dari sebuah komunitas yang membentuk negara itu sendiri. Istilah ini menurutnya
lebih baik ketimbang istilah kawula negara, karena kawula negara betul-betul berarti objek yang
dalam bahasa inggris (object) berarti orang yang dimiliki dan mengabdi kepada pemiliknya.
Secara singkat, Koerniatmanto S., mendefinisikan warga negara dengan anggota negara. Sebagai
anggota negara, seorang warga negara mempunyai kedudukan yang khusus terhadap negaranya,
ia mempunyai hubungan hak dan kewajiban yang bersifat timbal balik terhadap negaranya.
Namun secara yuridis, berdasarkan pasal 26 ayat (1) UUD 1945, istilah warga negara
Indonesia dibedakan menjadi dua golongan : pertama, warga negara asli (pribumi), yaitu
penduduk asli negara tersebut. Misalkan suku jawa, suku madura, suku dayak dan etnis
keturunan yang sejak kelahirannya menjadai WNI, merupakan warga negara asli Indonesia. Dan
kedua, warga Negara asing (vreemdeling) misalnya, bangsa Tionghoa, Timur Tengah, India
USA dan sebagainnya, yang telah disyahkan berdasarkan peraturan perundang-undangan
menjadi warga negara Indonesia. Pernyataan ini ditetapkan kembali dalam pasal 1 UU No. 12
Tahun 2006 tentang Kewarganegaraan RI [UU Kewarganegaraan], bahwa Warga Negara
Indonesia adalah orang-orang bangsa indonesia adalah orang-orang bangsa indonesia asli dan
orang-orang bangsa lain yang disahkan dengan undang-undang sebagai warga Negara Indonesia.
B. Hak dan Kewajiban Warga Negara
Dalam pengertian warga negara secara umum dinyatakan bahwa warga negara
merupakan anggota negara yang mempunyai kedudukan khusus terhadap negaranya. Ia
mempunyai hubungan hak dan kewajiban yang bersifat timbul balik terhadap negaranya. B
Berdasarkan pada pengertian tersebut, maka danya hak dan kewajiban warga negara
terhadap negaranya merupakan sesuatau yang niscaya ada. Dalam konteks Indonesia, hak warga
negara terhadap negaranya telah diatur dalam Undang-undang Dasar 1945 dan berbagai
peraturan lainnya yang merupakan derivasi dari hak- hak umum yang digariskan dalam UUD
1945. Diantara hak- hak warga negara yang dijamin dalam UUD adalah Hak Asasi Manusia
yang rumusan lengkapnya tertuang dalam pasal 28 UUD perubahan kedua.
1. Hak Warga Negara indonesia
a. kesamaan dalam hukum dan pemerintahan (pasal 27ayat 1).
b. Hak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak (pasal 27 ayat 2).
c. Ikut serta dalam upaya pembelaan negara (pasal 27 ayat 3, perubahan kedua tangal 18
Agustus 2000).
d. Hak mendapat pendidikan (pasal 31 ayat 1, perubahan keempat tanggal 10 Agustus 2000).
e. Kesejahteraan social (pasal 33 ayat 1,2 dan pasal 34)
2. Kewajiban warga negara indonesia
a. Kewajiban menjunjung tinggi hukum dan pemerintahan (pasal 27 ayat 1).
b. Kewajiban untuk ikut serta dalam upaya pembelaan negara (pasal 27 ayat 3 perubahan
kedua tanggal 18 Agustus 2000).
c. Setia membayar pajak negara (pasal 23A perubahan ketiga tanggal 10 november 2001).
d. Kewajiban untuk ikut serta dalam usaha pertahanan dan keamanan Negara (pasal 30 ayat 1
perubahan kedua tanggal 18 Agustus 2000).
Hak dan kewajiban warga negara tercantum dalam pasal 27 sampai dengan pasal 34
UUD 1945. Beberapa hak dan kewajiban tersebut antara lain:
a. Hak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak tercantum dalam pasal 27 Ayat (2) UUD
1945, yaitu: “Tiap-tiap warga negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi
kemanusiaan.” Pasal ini menunjukan asas keadilan sosial dan kerakyatan.
b. Hak membela negara, tercantum dalam pasal 30 Ayat (1) UUD 1945 yang berbunyi “Setiap
warga Negara berhak dan wajib ikut serta dalam upaya pembelaan negara.”
c. Hak berpendapat, tercantum dalam pasal 28 UUD 1945, yaitu “Kemerdekaan berserikat dan
berkumpul, mengeluarkan pikiran dengan lisan dan tulisan “
d. Hak kemerdekaan memeluk agama, tercantum dalam pasal 29 Ayat (1) dan (2) UUD 1945
yang berbunyi: (1) Negara berdasarkan atas Ketuhanan Yang Maha Esa. (2) Negara menjamin
kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk memeluk agamanya masing-masing dan untuk beribadat
menurut agamanya dan kepercayaannya itu.
e. Hak ikut serta dalam pertahanan negara, tercantum dalam pasal 30 Ayat (1) UUD 1945. Yang
menyatakan bahwa: “Tiap-tiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam usaha pertahanan
dan keamanan negara.”
f. Hak untuk mendapatkan pendidikan, tercantum dalam pasal 31 Ayat (1) dan (2) UUD 1945
yang berbunyi: (1) Setiap warga negara berhak mendapatkan pendidikan. (2) Setiap warga
negara wajib mengikuti pendidikan dasar dan pemerintah wajib membiayainya.
g. Hak untuk mengembangkan dan memajukan kebudayaan nasional indonesia, tercantum dalam
pasal 32 UUD 1945. Ayat (1) berbunyi: “Negara memajukan kebudayaan nasional indonesia di
tengah peradaban dunia dengan menjamin kebebasan masyarakat dalam memelihara dan
mengembangkan nilai-nilai budayannya.”
h. Hak ekonomi atau hak untuk mendapatkan kesejahteraan sosial tercantum dalam pasal 33 ayat
(1), (2), (3), (4), dan (5) UUD 1945 yang berbunyi: (1) Perekonomian disusun sebagai usaha
bersama berdasar atas asas kekeluargaan; (2) Cabang-cabang produksi yang penting bagi negara
dan yang menguasai hajat hidup orang banyak dikuasai oleh negara; (3) bumi dan air dan
kekayaan alam yang terkandung didalamnya dikuasai oleh negara dan dipergunakan untuk
sebesar-besarya kemakmuran rakyat; (4) Perekonomian nasional diselenggarakan berdasar atas
demokrasi ekonomi dengan prinsip kebersamaan, efisiensi berkeadilan, berkelanjutan,
berwawasan lingkungan, kemandirian, serta dengan menjaga keseimbangan kemajuan dan
kesatuan ekonomi nasional; (5) Ketentuan lebih lanjut mengenai pelaksanaan pasal ini diatur
dalam undang- undang.”
i. Hak mendapatkan jaminan keadilan sosial, tercantum dalam pasal 34 UUD 1945 yang
berbunyi “fakir miskin dan anak-anak terlantar dipelihara oleh negara”. 12 Winarno, pradigma
baru pendidikan kewarganegaraan.
Kewajiban warga negara terhadap Negara indonesia, antara lain;
1. Kewajiban mentaati hukum dan pemerintahan tercantum dalam pasal 27 Ayat (1) UUD 1945,
yaitu “Segala warga negara bersamaan kedudukannya di dalam hukum dan pemerintahan dan
wajib menjunjung hukum dan pemerintahan itu dengan tidak ada kecualinya.”
2. Kewajiban membela negara, tercantum dalam pasal 27 Ayat (3) UUD 1945 yang menyatakan:
“Setiap warga negara wajib ikut serta dalam upaya pembelaan negara.”
3. Kewajiban dalam upaya pertahanan negara, tercantum dalam pasal 30 Ayat (1) UUD 1945
menyatakan: “Tiap-tiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam usaha pertahanan dan
keamanan negara.” Selain itu ditentukan pula hak dan kewajiban yang dimiliki negara terhadap
warga negara. Hak dan kewajiban negara terhadap warga negara pada dasarnya merupakan
kewajiban dan hak warga negara terhadap negara.
Berikut ini beberapa ketentuan tersebut.
a) Hak negara untuk ditaati hukum dan pemerintahan.
b) Hak negara untuk dibela.
c) Hak negara untuk menguasai bumi air dan kekayaan untuk kepentingan rakyat.
d) Kewajiban negara untuk menjamin sistem hukum yang adil.
e) Kewajiban negara untuk menjamin hak asasi warga negara.
f) Kewajiban negara untuk mengembangkan system pendidikan nasional untuk rakyat.
g) Kewajiban negara memberi jaminan sosial.
h) Kewajiban negara memberi kebebasan beribadah.
Secara garis besar, hak dan kewajiban warga negara yang tertuang dalam UUD 1945
mencakup berbagai bidang. Bidang-bidang itu antara lain bidang politik dan pemerintahan,
bidang sosial, bidang keagamaan, bidang ekonomi, dan bidang pertahanan. Selain adanya hak
dan kewajiban warga negara, di dalam UUUD 1945 juga tercantum tentang hak asasi manusia.
Hak asasi manusia perlu dibedakan dengan hak warga negara.
Hak warga negara merupakan hak yang ditentukan dalam suatu konstitusi negara.
Munculnya hak ini adalah karena ketentuan undang-undang dan berlaku bagi orang yang
berstatus sebagai warga negara. Hak dan kewajiban warga negara indonesia bisa berbeda dengan
hak warga negara malaysia karena ketentuan undang- undang yang berbeda pula. Sedangkan hak
asasi manusia umumnya merupakan hak-hak yang sifatnya mendasar yang melekat dengan
keberadaannya sebagai manusia. Hak asasi manusia tidak diberikan oleh negara, tetapi justru
harus dijamin keberadaannya oleh Negara.
C. Pemenuhan syarat menjadi warga negara
Kewarganegaraan dalam arti yuridis ditandai dengan adanya ikatan hukum antara orang-
orang dengan negara. Misalnya akta kelahiran, surat pernyataan,bukti kewarganegaraan, dan
lain-lain.
1. KTP
Kartu Tanda Penduduk (KTP) adalah identitas resmi penduduk sebagai bukti diri yang
diterbitkan oleh Kementerian Dalam Negeri yang berlaku di seluruh wilayah Negara Kesatuan
Republik Indonesia. Kartu ini wajib dimiliki bagi Warga Negara Indonesia (WNI) dan Warga
Negara Asing (WNA) yang memiliki Izin Tinggal Tetap (ITAP) yang sudah berumur 17 tahun
atau sudah pernah kawin atau telah kawin. Anak dari orang tua Warga Negara Asing yang
memiliki ITAP dan sudah berumur 17 tahun juga wajib memilki KTP.
Kartu Tanda Penduduk (KTP) adalah salah satu dokumen identitas paling penting bagi warga
negara Indonesia. KTP digunakan sebagai alat identifikasi resmi dalam berbagai kegiatan sehari-
hari, termasuk dalam transaksi perbankan, pemilihan umum, perjalanan, dan banyak lagi. Oleh
karena itu, pemahaman akan syarat-syarat penghantar yang diperlukan dalam proses pembuatan
KTP sangatlah penting. Berikut ini syarat-syarat utama yang harus Anda penuhi saat akan
mengajukan permohonan KTP.

1. Kewarganegaraan Indonesia (WNI)

Syarat paling dasar dalam pembuatan KTP adalah Anda harus menjadi warga negara
Indonesia. KTP adalah identitas resmi bagi WNI, dan proses penerbitan KTP hanya
berlaku bagi mereka yang memiliki status kewarganegaraan Indonesia.

2. Usia Minimum 17 Tahun

Seorang individu dapat mengajukan permohonan KTP setelah mencapai usia 17 tahun.
KTP diterbitkan untuk pertama kalinya pada usia ini. Dalam hal ini, KTP berfungsi
sebagai bukti identitas yang sah.

3. Kartu Keluarga (KK)

KK adalah dokumen penting yang digunakan sebagai dasar untuk pengajuan KTP.
Sebelum mengajukan permohonan KTP, pastikan bahwa nama Anda sudah terdaftar
dengan benar pada KK. Anda perlu membawa KK asli atau salinan KK yang telah
dilegalisasi saat mengajukan permohonan KTP.

4. Surat Keterangan Pindah (SKP) dan Surat Pindah Datang (SPD)

Apabila Anda pindah dari satu wilayah ke wilayah lainnya, Anda perlu memiliki Surat
Keterangan Pindah (SKP) atau Surat Pindah Datang (SPD) dari pemerintah setempat.
SKP diberikan oleh wilayah asal, sementara SPD diberikan oleh wilayah baru tempat
Anda pindah. Kedua surat ini diperlukan jika ada perubahan alamat.

5. Akta Kelahiran

Untuk KTP pertama kali, Anda perlu menunjukkan akta kelahiran asli atau salinan resmi
yang telah dilegalisasi. Akta kelahiran adalah bukti sah tentang tanggal dan tempat
kelahiran Anda.

6. KTP Lama (untuk Perpanjangan KTP)


Jika Anda sedang melakukan perpanjangan KTP yang habis masa berlakunya, Anda perlu
membawa KTP lama Anda. Ini diperlukan untuk mengidentifikasi data Anda yang sudah
ada dalam sistem pemerintah.

7. Biaya Proses

Proses pembuatan dan perpanjangan KTP biasanya memerlukan biaya tertentu, yang
dapat berbeda-beda berdasarkan provinsi. Pastikan untuk mengecek tarif yang berlaku di
daerah Anda.

8. Persyaratan Tambahan

Tergantung pada provinsi dan kebijakan setempat, mungkin ada persyaratan tambahan
yang perlu Anda penuhi, seperti foto berwarna dengan latar belakang putih, atau
pengisian formulir permohonan sesuai petunjuk yang diberikan oleh petugas Dinas
Kependudukan dan Catatan Sipil (Dukcapil).

Pemahaman akan syarat-syarat penghantar dalam proses pembuatan KTP sangat penting
bagi semua warga negara Indonesia. KTP adalah dokumen identitas yang diperlukan dalam
berbagai situasi resmi dan transaksi. Dengan memahami syarat-syarat ini dan memenuhinya
dengan benar, Anda akan lebih mudah dalam proses pengajuan KTP, yang pada akhirnya akan
membantu memastikan bahwa Anda memiliki dokumen identitas yang sah dan up-to-date.

2. Keaslian keluarga
KK adalah kartu identitas keluarga yang memuat data tentang susunan, hubungan dan
jumlah anggota keluarga. KK wajib dimiliki oleh setiap keluarga. KK dicetak rangkap 3 yang
masing-masing dipegang oleh Kepala Keluarga, Ketua RT dan Kantor Kelurahan, KK memuat
keterangan mengenai kolom nomor KK, nama lengkap kepala keluarga dan anggota keluarga,
NIK, jenis kelamin, alamat, tempat lahir, tanggal lahir, agama, pendidikan, pekerjaan, status
perkawinan, status hubungan dalam keluarga, kewarganegaraan, dokumen imigrasi, nama orang
tua.
KK menjadi dasar untuk penerbitan KTP, dan menjadi dasar bagi pemenuhan hak
warganegara yang lainnya dan bagi Pemerintah menjadi dasar untuk pengambilan
keputusan/kebijakan.
Persyaratan dan Tata Cara Pembuatan KK
Untuk membuat Kartu Keluarga harus melengkapi syarat-syarat berikut:
1. Surat Pengantar dari Pengurus RT/RW
2. Kartu Keluarga Lama
3. Surat Nikah atau Akta Cerai bagi yang membuat KK karena perkawinan/perceraian
4. Surat Keterangan Lahir / Akta Kelahiran
5 Surat Pengangkatan Anak

6. Surat Keterangan Pendaftaran Penduduk Tetap bagi WNA

7.Surat Keterangan Pelaporan Pendatang Baru (SKPPB) bagi pendatang

8. Surat Keterangan Pindah bagi penduduk yang pindah antar kelurahan

3. Akte Kelahiran
Setiap anak yang lahir adalah aset bangsa yang harus dilindungi oleh negara. Sejak lahir,
mereka mempunyai hak-hak anak yang harus dipenuhi sesuai dengan Keputusan Presiden
Nomor 36 Tahun 1990 Tentang Pengesahan Convention on The Rights of The Child.
Hak-hak anak tersebut meliputi hak untuk bermain, berekspresi, memperoleh pendidikan yang
baik, memiliki kehidupan yang layak, dan juga hak untuk mendapatkan nama dan identitas (Akta
Kelahiran).
Kepemilihan Akta Kelahiran juga penting untuk melindungi anak-anak dari upaya
eksploitasi atau trafficking. Sadar akan hal tersebut, pemerintah telah melakukan berbagai upaya
Diantara upaya tersebut adalah mempermudah orang tua mendapatkan Akta Kelahiran,
seperti pembuatan Akta Kelahiran Mobile, serta pelayanan pembuatan Akta Kelahiran secara
gratis. Program tersebut dilakukan karena pemerintah berkomitmen agar setiap anak di Indonesia
bisa mendapatkan hak kependudukannya sebagai warga negara Indonesia sepenuhnya. Dengan
demikian, anak-anak menjadi individu yang berkualitas guna mendapatkan generasi Indonesia
yang lebih baik.
4. Tempat tinggal
Warga Negara adalah bagian integral dari suatu negara, dan menjadi Warga Negara
Indonesia adalah suatu kehormatan yang dapat diraih oleh orang asli atau mereka yang telah
memenuhi syarat-syarat tertentu.
Bagi mereka yang bukan warga asli Indonesia, proses pewarganegaraan atau naturalisasi
menjadi pintu gerbang menuju kediaman hukum di Indonesia.
Warga Negara Indonesia (WNI) adalah individu yang dilahirkan di Indonesia atau orang
asing yang sah secara hukum menjadi WNI melalui undang-undang.
Penduduk asli Indonesia secara otomatis memegang status WNI, sementara bagi orang
asing, langkah pertama adalah mengajukan permohonan pewarganegaraan.

Syarat Menjadi Warga Negara Indonesia

1. Naturalisasi Biasa

1. Usia dan Perkawinan: Berusia 18 tahun atau sudah kawin.


2. Tempat Tinggal: Bertempat tinggal di Indonesia selama lima tahun berturut-turut atau
sepuluh tahun tidak berturut-turut.
3. Kesehatan: Sehat jasmani dan rohani.
4. Bahasa dan Kesetiaan: Bisa berbahasa Indonesia, mengakui Pancasila dan Undang-
Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
5. Rekam Jejak Pidana: Tidak pernah dijatuhi pidana dengan ancaman pidana penjara satu
tahun lebih.
6. Kewarganegaraan Ganda: Tidak menjadi berkewarganegaraan ganda setelah memperoleh
kewarganegaraan RI.
7. Pekerjaan dan Penghasilan: Memiliki pekerjaan atau penghasilan tetap.
8. Pembayaran Uang Kewarganegaraan: Membayar uang kewarganegaraan ke kas negara.

2. Naturalisasi Istimewa

Diberikan kepada orang asing yang berjasa kepada Indonesia atau karena alasan kepentingan
negara, dengan persetujuan Dewan Perwakilan Rakyat RI.
1. Pemohon mengajukan permohonan secara tertulis dalam bahasa Indonesia di atas kertas
bermeterai kepada Presiden melalui Menteri.
2. Menteri meneruskan permohonan kepada Presiden dalam waktu paling lambat tiga bulan
sejak diterima.
3. Presiden mengabulkan atau menolak permohonan dalam waktu tiga bulan sejak diterima.
4. Keputusan Presiden diberitahukan kepada pemohon paling lambat 14 hari setelah
ditetapkan.
5. Paling lambat tiga bulan setelah keputusan Presiden dikirim, pemohon dipanggil untuk
mengucapkan sumpah atau menyatakan janji setia di hadapan pejabat dan dihadiri oleh
dua orang saksi.
DAFTAR PUSTAKA
Winarno, prradigma baru pendidikan kewarganegaraan, …, h. 52,54.
Hamid Darmadi, Urgensi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan di Perguruan Tinggi,
(Bandung: Alfabeta, 2013), h. 119.
Dede Rosyada, dkk., (ed.) pendidikan kewarganegaraan, … …, h.83.
Bagir Manan, Hukum Kewarganegaraan Indonesia dalam UU NO. 12 Tahun 2006, (Yogyakarta:
FH UII Press, 2009), h. 17.
Jazim Hamidi dan Mustafa Lutfi, Civic Education Antara Realitas Politik dan Implementasi
Hukumnya,… …, h. 110
Titik Triwulan Tutik, konstruksi hukum Tata Negara IndonesiaPasca-Amandemen, … …, h. 303.
https://fahum.umsu.ac.id/syarat-dan-cara-menjadi-warga-negara-indonesia/

Anda mungkin juga menyukai