Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

WARGA NEGARA DAN KEWARGANEGARAAN


Dosen: Bernadus Basa Kelen, SH. M.Hum

Mata Kuliah: Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan

Oleh Kelompok 2

1. Wilhelmina Vitria Tuwa


2. Elisabeth Pada
3. Maria Tersiana Oda Bhaghi
4. Patrisiano Bernad Banggo

UNIVERSITAS FLORES

TAHUN 2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan
karunia-Nya kami bisa menyesesaikan makalah yang berjudul “Warga Negara dan
Kewarganegaraan” dengan baik dan tepat waktu.

Tidak lupa juga kami berterima kasih kepada Bapak Bernadus Basa Kelen,SH.M.Hum
yang telah memberikan kepercayaan kepada kami untuk membuat makalah ini.

Harapan kami semoga makalah ini membantu menambah pengetahuan dan pengalaman
bagi para pembaca dan juga dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan, petunjuk maupun
pedoman dalam menyadari hak dan kewajiban sebagai warga negara. Kami menyadari bahwa
masih banyak kekurangan pada makalah ini. Oleh karena itu jika ada kesalahan dalam penulisan
makalah ini kami meminta saran dan kritik dari para pembaca, sehingga kami dapat memperbaiki
bentuk maupun isi makalah ini lebih baik.

Ende,08 Oktober 2022


DAFTAR ISI
Kata Pengantar…………………………………………………………………………

Daftar Isi……………………………………………………………………………….

Bab 1 Pendahuluan

1.1 Latar Belakang…………………………………………………………


2.1 Tujuan………………………………………………………………….
3.1 Rumusan masalah………………………………………………………

Bab 2 Pembahasan

1.1 Warga Negara dan Kewarganegaraan…………………………………………


2.1 Problematika Status Kewarganegaraan………………………………………..
3.1 Tata Cara Mendapatkan Kewarganegaraan……………………………………
4.1 Sebab-sebab Kehilangan Kewarganegaraan…………………………………..
5.1 Hak dan Kewajiban Warga Negara……………………………………………

Bab 3 Penutup

1.1 Kesimpulan…………………………………………………………………….
2.1 Saran…………………………………………………………………………...

Daftar Pustaka …………………………………………………………………………


BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Pendidikan kewarganegaraan sangatlah penting untuk dipelajari oleh semua kalangan.
Oleh sebab itu, pendidikan Nasional Indonesia menjadikan pendidikan kewarganegaraan
sebagai pelajaran wajib di sekolah maupun pada perguruan tinggi. Tanpa status
kewarganegaraan seorang warga negara tidak akan diakui oleh sebuah negara. Dalam
makalah ini, kami membahas tentang Warga Negara dan Kewarganegaraan, agar warga
negara Indonesia paham dan mengerti apa itu kewarganegaraan. Hal ini disebabkan karena
di-era sekarang ini banyak warga negara yang tidak mengetahui dan memehami tentang
kewarganegaraan. Warga negara: warga suatu negara yang ditetapkan berdasarkan peraturan
perundang-undangan (supaya dibedakan dengan kewarganegaraan dan pewarganegaraan)
pasal 1 UU No 12 Tahun 2006 Tentang Kewarganegaraan RI. Warga negara Indonesia
menurut pasal UU No 12.
Tahun 2006 Tentang Kewarganegaraan RI adalah:
a. Setiap orang yang berdasarkan peraturan perundang-undangan atau berdasarkan
perjanjian pemerintah RI dengan negara lain sebelum UU ini berlaku sudah menjadi
WNI.
b. Anak yang lahir dari perkawinan yang sah dari seorang ayah dan ibu WNI.
c. Anak yang lahir dari perkawinan yang sah dari seorang ayah WNI dan ibu WNA.
d. Anak yang lahir dari perkawinan yang sah dari seorang ayah WNA dan ibu WNI.
e. Anak yang lahir di luar perkawinan yang sah dari seorang ibu WNI, tetapi ayahnya
tidak mempunyai kewarganegaraan atau hukum negara ayahnya tidak memberikan
kewarganegaraan anak tersebut.
Terbentuknya negara Indonesia dilatar belakangi oleh perjuangan seluruh bangsa. Sudah
sejak lama Indonesia menjadi incaran banyak negara atau bangsa lain, karena potensinya
yang besar dilihat dari wilayahnya yang luas dengan kekayaaan alam yang banyak.
Kenyataan ancaman datang tidak hanya dari luar, tetapi juga dari dalam. Terbukti, setelah
perjuangan bangsa tercapai dengan terbentuknya NKRI, ancaman dan gangguan dari dalam
juga timbul, dari yang bersifat kegiatan fisik sampai idiologis. Meski demikian, bangsa
Indonesia memegang satu komitmen bersama untuk tegaknya negara kesatuan Indonesia.
Dorongan kesadaran bangsa yang dipengaruhi kondisi dan letak geografis dengan
dihadapkan pada lingkungan dunia yang serba berubah akan memberikan motivasi dalam
menciptakan suasana damai.
Sejak merdeka negara Indonesia tidak luput dari gejolak dan ancaman yang
membahayakan kelangsungan hidup bangsa. Tetapi bangsa Indonesia mampu
mempertahankan kemerdekaan dan kedaulatannya dari agresi Belanda dan mampu
menegakkan wibawa pemerintah dari gerakan separatis.
1.2 Tujuan
Maksud dan tujuan dalam pembuatan makalah ini yaitu untuk memberi pengetahuan dan
wawasan agar kita dapat memahami dan mengetahui apa pengertian dari warga negara dan
kewarganegaraan, serta memberi pengetahuan tentang hak dan kewajiban sebagai warga
negara.
1.3 Rumusan masalah
Dalam tugas kelompok ini kami memiliki lima rumusan masalah, yaitu:
1. Apa pengertian warga negara dan kewarganegaraan?
2. Apa problematika status kewarganegaraan?
3. Bagaimana tata cara mendapatkan kewarganegaraan?
4. Mengapa sebab-sebab kehilangan kewarganegaraan?
5. Apa hak dan kewajiban warga negara?
BAB II PEMBAHASAN
1.1 Warga Negara dan Kewarganegaraan
1. Warga negara
Warga negara berasal dari dua kata, yaitu warga dan negara. Warga mengandung arti
peserta atau anggota dari suatu kelompok atau organisasi perkumpulan. Misalnya, warga
sekolah berarti anggota sekolah dan warga keluarga berarti anggota keluarga. Warga
negara juga diartikan sebagai penduduk sebuah negara atau bangsa berdasarkan
keturunan, tempat kelahiran, dan sebagainya yang mempunyai kewajiban dan hak penuh
sebagai seorang warga dari negara itu.
Di Indonesia diantara sesama warga negara masih dibedakan lagi antara warga negara
asli dan warga negara keturunan asing. Hal ini dinyatakan dalam pasal 26 ayat 1 UUD
1945 yang berbunyi: “yang menjadi warga negara ialah orang-orang bangsa Indonesia
asli dan orang-orang bangsa lain yang disahkan dengan undang-undang sebagai warga
negara”. Perbedaan tersebut juga menimbulkan hak dan kewajiban, walaupun hanya
terbatas pada bidang tertentu.
Menurut para ahli, warga negara adalah:
1. A.S. Hikam
Warga negara adalah anggota dari suatu komunitas atau kelompok yang membentuk
suatu negara.
2. Koerniatmanto S
Warga negara adalah anggota suatu negara yang mempunyai kedudukan khusus
terhadap negaranya, memiliki hubungan hak dan kewajiban yang sifatnya
timbalbalik terhadap negaranya.
3. Ko Swaw Sik
Warga negara adalah semua orang yang memiliki ikatan hukum dengan suatu
negara.
4. Wolhoff
Warga negara adalah bentuk keanggotaan dari suatu bangsa tertentu yaitu sejumlah
manusia yang memiliki ikatan satu sama lainnya karena adanya kesatuan bahasa,
kehidupan sosial, budaya, serta kesadaran nasionalnya.
5. Undang-undang No. 12 Tahun 2006
Warga negara adalah orang-orang bangsa Indonesia asli dan orang-orang bangsa lain
yang disahkan dengan Undang-undang sebagai warga negara Indonesia.
6. Graham Murdock
Warga negara adalah suatu hak untuk dapat berpatisipasi secara utuh dalam berbagai
pola struktur sosial, politik, dan kehidupan kultural serta untuk dapat membantu
menciptakan bentuk-bentuk yang selanjutnya dengan begitu dengan memperbesar
ide-ide.
7. Daryono
Warga negara adalah keanggotaan seseorang didalam satuan politik tertentu (negara)
yang dengannya akan membawa hak untuk dapat berpartisipasi dalam kegiatan
politik. Seseorang dengan keanggotaan yang disebut dengan warga negara.
Ketentuan Warga negara Indonesia tercantum dalam pasal 26 UUD 1945 yang
berbunyi:
 Yang menjadi warga negara adalah orang-orang bangsa Indonesia asli dan
orang-orang bangsa lain yang disahkan dengan undang-undang sebagai
warga negara.
 Penduduk ialah warga Indonesia dan orang asing yang bertempat tinggal di
Indonesia.
 Hal-hal mengenai warga negara dan penduduk diatur dengan undang-undang.
Ketentuan pasal 26 ayat 1 memberikan penegasan bahwa untuk orang-orang
bangsa Indonesia asli secara otomatis merupakan warga negara, sedangkan
bagi orang-orang bangsa lain untuk menjadi warga negara Indonesia harus
disahkan terlebih dahulu dengan undang-undang.
2. Kewarganegaraan
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia kewarganegaraan adalah hal yang berhubungan
dengan warga negara dan keanggotaan sebagai warga negara. Menurut pasal 1 angka (2)
uandang-udang Nomor 12 tahun 2006 tentang Kewarganegaraan Republik Indonesia.
Kewarganegaraan adalah segala hal yang berhubungan dengan warga negara. Dalam
bahasa Inggris, kewarganegaraan dikenal dengan kata citizenship, artinya keanggotaan
yang menunjukan hubungan atau ikatan antara negara dengan warga negara.
 Kewarganegaraan dalam arti yuridis dan sosiologis:
1. Kewarganegaraan dalam arti yuridis dengan adanya ikatan hukum antara
warga negara dengan negara yang menimbulkan akibat-akibat hukum tertentu.
Tanda-tandanya misalnya: akta kelahiran, surat pernyataan, bukti
kewarganegaraan.
2. Kewarganegaraan dalam arti sosiologis tidak ditandai dengan ikatan
hukum, tetapi ikatan emosional, seperti: ikatan perasaan, ikatan keturunan,
ikatan sejarah, dan ikatan tanah air.
 Asas kewarganegaraan
Asas kewarganegaraan adalah dasar hukum bagi kewarganegaraan untuk
penduduk (warga) sebuah negara.
Secara umum ada 2 kewarganegaraan yang diterapkan disuatu negara yaitu:
1. Asas Ius Sanguinis (keturunan)
Asas ius sanguinis yang menetapkan kewarganegaraan seseorang menurut
keturunan atau pertalian darah. Artinya, kewarganegaraan anak bergantung
pada orang tuanya meskipun anak tersebut lahir dinegara lain (bukan
kewarganegaraan orang tuanya).
2. Asas Ius Soli (tempat kelahiran)
Istilah ini diambil dari bahasa latin, yakni ius berarti hukum, pedoman atau
dail, Soli berasal dari kata solum berarti negeri, tanah atau daerah. Asas
yang menyatakan bahwa kewarganegaraan seseorang ditentukan dari
tempat dimana orang tersebut lahir.
Keberadaan kedua asas kewarganegaraan tersebut sering menimbulkan
masalah. Hal ini karena ada negara yang asas ius sanguinis dan ada pula
negara yang menganut asas Ius soli. Sehingga kerap muncul masalah
bipatride, multipatride, bahkan apatride.
• Pengertian Bipatride.
Bipatride adalah orang yang memiliki kewarganegaraan ganda.Dua
kewarganegaraan tersebut bisa terjadi karena anak lahir di negara A yang
menganut asasius soli. (berdasarkan tempat kelahiran) namun orangtua
anak tersebut merupakan warga negara B yang menganut asas ius sanguinis
(berdasarkan keturunan biologis).
• Pengertian Multipatride
Multipatride adalah orang yang memiliki dua atau lebih kewarganegaraan.
Hal ini bisa terjadi jika seseorang yang telah memiliki kewarganegaraan
ganda, saat dewasa menerima atau meminta status kewarganegaraan dari
negara lain dengan tidak melepas status kewarganegaraan yang lama.
Namun, sedikit negara yang memberikan status banyak kewarganegaraan
(multipatride) untuk warganya.
• Pengertian Apatride
Apatride adalah seseorang yang tidak memiliki kewarganegaraan.Hal ini
bisa terjadi kepada orang tersebut yang lahir di negara yangmemiliki asas
berbeda. Anak yang lahir di negara B dengan menganut asas ius sanguinis
(berdasarkan keturunan biologis) namun kedua orang tuanya bukan warga
negara B maka negara B tidak dapat memberikan kewarganegaraan.

Dalam menentukan status kewarganegaraan seseorang, pemerintah


suatunegara menggunakan dua stelsel, yaitu:
1. Stelsel aktif yaitu seseorang harus melakukan tindakan
hukumtertentu secara aktif untuk menjadi warga negara(naturalisasi
biasa).

2. Stelsel pasif yaitu seseorang dengan sendirinya dianggap


menjadiwarga negara tanpa melakukan suatu tindakan hukum
tertentu(naturalisasi istimewa). Berkaitan dengan kedua stelsel tadi,
seorang warga negara dalam suatunegara pada dasarnya mempunyai:
• Hak opsi yaitu hak untuk memilih suatu kewarganegaraan (dalam stelsel
aktif).
• Hak repudiasi yaitu hak untuk menolak suatu kewarganegaraan (stelsel pasif).
2.1 Problematika status kewarganegaraan
Kewarganegaraan dan keadaan tanpa kewarganegaraan adalah masalah hak asasi manusia
yang mempengaruhi perlindungan hak-hak dasar setiap orang, seperti hak untuk hidup dan
pengembangan diri. Akibatnya, tanpa status kewarganegaraan hukum yang jelas, hak-hak
dasar tersebut tidak akan terwujud. Mengingat pentingnya masalah status kewarganegaraan,
Dalam skenario ini, bukan hanya pemerintah yang menangani masalah tersebut, organisasi
internasional seperti UNHCR juga terlibat.
Tantangan dalam suatu negara pasti ada, baik internal maupun eksternal. Status
kewarganegaraan dapat menimbulkan masalah bagi negara atau penduduknya sendiri,
seperti masalah orang yang tidak memiliki kewarganegaraan (apatride) atau orang yang
memiliki kewarganegaraan ganda (bipatridea), yang keduanya akan dibahas dalam artikel
ini.ketentuan perundang-undangan kewarganegaraan Indonesia diatur dalam undang-undang
kewarganegaraan Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2006.

(1).Sekurang-kurangnya ada tiga (tiga) hal pokok yang menjadi pokok bahasan pengaturan
undang-undang kewarganegaraan:
1.Status hukum kewarganegaraan seseorang;
2.Peran negara (pemerintah) dalam pengaturan kewarganegaraan;
3. Pengaturan dan perlindungan hak dan kewajiban kewarganegaraan.

Hukum Kewarganegaraan memiliki sumber hukum yang dapat dibedakan menjadi dua yaitu:
sumber hukum formil dan sumber
hukum materiil.
Sumber hukum formal adalah yang dapat dikenali dari bentuknya. Karena strukturnya,
hukum sering kali sah, terkenal, dan diikuti 3 Peraturan perundang-undangan, adat dan
kebiasaan, dan perjanjian atau kesepakatan antar negara termasuk di antara asal-usul hukum
formal (teraty). Sumber hukum yang menentukan isi atau bahan aturan hukum disebut
dengan sumber hukum materiil. Misalnya, dasar negara dan pandangan hidup;

(2) Faktor politik yang berpengaruh pada saat pembuatan aturan hukum kewarganegaraan
termasuk dalam sumber hukum materiil ini.

Pentingnya sumber hukum formal dan nyata tidak dapat dilebih-lebihkan. Akan tetapi,
dimana kita dapat memperoleh atau menemukan ketentuan hukum atau asas-asas hukum
yang perlu diketahui, sumber hukum dalam arti formal dapat lebih bermanfaat dalam
mempelajari hukum positif.

Status hukum kewarganegaraan di suatu negara biasanya diatur oleh konstitusi negara atau
undang-undang dan peraturan nasional. Konstitusi atau perundang-undangan nasional, yang
berkenaan dengan masalah status hukum kewarganegaraan, mengatur siapa yang secara
hukum memenuhi syarat sebagai warga negara dan siapa yang tidak. Biasanya diatur tentang
siapa saja, itulah sebabnya status hukum kewarganegaraannya menentukan apakah dia
memiliki hak dan tanggung jawab kewarganegaraan atau tidak.

Konsep status kewarganegaraan dapat didefinisikan sebagai berikut:


Secara umum, hukum kewarganegaraan dapat dinyatakan sebagai berikut:
-Status hukum kewarganegaraan mengacu pada ada atau tidak adanya tanggung jawab
Negara atas kewarganegaraan seseorang;
-Status hukum kewarganegaraan dapat memberikan gambaran mengenai kondisi hubungan
hukum antara individu atau seseorang dengan negara;
-Status hukum kewarganegaraan mengacu pada ada tidaknya tanggung jawab Negara atas
kewarganegaraan seseorang;
-Status hukum kewarganegaraan dapat memberikan gambaran mengenai kondisi hubungan
hukum antara individu atau seseorang dengan negara;
-Status hukum kewarganegaraan dapat memberikan gambaran mengenai syarat-syaratnya.

Sekalipun persoalan kewarganegaraan dan keadaan tanpa kewarganegaraan diatur oleh


hukum nasional dan internasional (apakah menyangkut subyek memperoleh, kehilangan,
atau penolakan kewarganegaraan), ternyata masih terdapat berbagai persoalan. Migrasi
paksa mempengaruhi sejumlah besar orang tanpa kewarganegaraan. Orang-orang yang
diusir dari desa-desa lebih mungkin menjadi tanpa kewarganegaraan dan kehilangan
kewarganegaraan mereka, terutama jika relokasi mereka diikuti dengan pemetaan ulang
batas-batas negara. Jika tidak, orang-orang tanpa kewarganegaraan yang kehilangan
kewarganegaraannya sering kali terpaksa meninggalkan rumah mereka. Banyak orang tidak
memiliki kewarganegaraan, jumlah yang bertambah dari hari ke hari, dan mereka terus
memperjuangkan hak untuk menyatakan kewarganegaraan mereka. Upaya mereka hanyalah
memperjuangkan 'hak untuk memiliki hak'. Memperoleh status hukum seperti memiliki
kunci kerajaan dalam hal memperoleh hak-hak lain dari negara. Secara umum, Keadaan
tanpa kewarganegaraan dapat disebabkan oleh berbagai faktor, termasuk:

(1) pertengkaran hukum

(2) perubahan wilayah negara;

(3) hukum perkawinan;

(4) proses administrasi;

(5) Diskriminasi rasial

(6) tidak memiliki salinan akta kelahiran;


(7) Pembatalan kewarganegaraan oleh negara; Dan seterusnya.

Dapat disimpulkan bahwa masalah kewarganegaraan merupakan masalah yang mendasar,


menyangkut perlindungan terhadap hak-hak dasar setiap orang, termasuk hak untuk hidup
dan berkembang. Hak-hak dasar tersebut tidak akan terwujud jika tidak ada status hukum
atau kewarganegaraan yang jelas. Akibatnya, mengingat beratnya subjek status
kewarganegaraan, organisasi internasional seperti UNHCR mengambil peran aktif dalam
menangani masalah ini.
3.1 Tata Cara Mendapatkan Kewarganegaraan
a.Cara Memperoleh Kewarganegaraan Indonesia
Sebelum mengetahui sebaiknya memahami terlebih dahulu apa yang dimaksud dengan
warga negara Indonesia. Dalam UUD 1945 Pasal 26 (1) Untuk menjadi warga negara
Indonesia harus benar-benar keturunan bangsa Indonesia asli, adapun bangsa asing harus
sudah disahkan berdasarkan undang-undang sebagai warga negara. (2) Untuk menjadi warga
negara Indonesia wajib bertempat tinggal di Indonesia (3) Semua hal mengenai warga
negara dan kependudukan sudah diatur oleh undang-undang.
Warga negara Indonesia juga diatur dalam UU Nomor 12 Tahun 2006 Pasal 4 tentang
Kewarganegaraan Republik Indonesia.

b.Syarat Untuk Memperoleh Kewarganegaraan Indonesia


Syarat memperoleh status kewarganegaraan Indonesia juga dapat diperoleh melalui
pewarganegaraan (Naturalisasi). Menurut Kementerian Luar Negeri RI (Kemlu) naturalisasi
adalah cara memperoleh kewarganegaraan Indonesia untuk bangsa asing melalui
permohonan kepada Presiden. Orang asing adalah orang yang bukan warga negara asli
Republik Indonesia. Menurut Pasal 9 UU Kewarganegaraan, beberapa syarat harus dipenuhi
untuk dapat memperoleh kewarganegaraan Indonesia adalah sebagai berikut:
1.Batas minimal usia pada orang yang mengajukan berusia 18 tahun atau telah
menikah.
2.Paling singkat 5 (lima) tahun atau 10 tahun tinggal di salah salah satu wilayah
negara Republik Indonesia, untuk bisa mengajukan surat permohonan.
3.Sehat jasmani dan rohani
4.Mengakui Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia
Tahun 1945 sebagai dasar negara, serta dapat berbahasa Indonesia.
Tidak pernah melakukan kejahatan yang dijatuhi pidana dengan ancaman penjara
1 (satu) tahun atau lebih
5.Hanya memiliki satu kewarganegaraan saja yaitu Kewarganegaraan Republik
Indonesia
6.Mempunyai atau memiliki pekerjaan dan berpenghasilan tetap
7.Membayar uang pewarganegaraan ke Kas Negara
Tata Cara Memperoleh Kewarganegaraan
Setiap negara memiliki peraturan tentang bagaimana warga asing atau bangsa lain, untuk
memperoleh kewarganegaraannya, begitu pula di Indonesia. Bagi warga asing cara
memperoleh kewarganegaraan di Indonesia harus melakukan tata cara seperti berikut:

Seorang pemohon harus mengajukan surat permohonan kewarganegaraan di Indonesia


secara tertulis dalam bahasa Indonesia, menggunakan materai dan akan diajukan kepada
Presiden melalui Menteri
Paling lambat dalam waktu 3 (tiga) bulan Menteri akan meneruskan permohonan tersebut
kepada Presiden sejak tanggal surat permohonan diterima.
Presiden berhak mengabulkan atau menolak permohonan pewarganegaraan
Keputusan Presiden ditetapkan paling lambat 3 (tiga) bulan sejak permohonan diterima oleh
Menteri dan akan diberitahukan kepada pemohon paling lambat setidaknya 14 hari sejak
Keputusan Presiden ditetapkan.
Pejabat akan memanggil pemohon paling lambat dalam waktu 3 (tiga) bulan sejak keputusan
Presiden dikirimkan kepada pemohon, untuk melakukan sumpa dan janji setia kepada
Negara Indonesia.
Pemohon akan melakukan sumpah dan janji setia dihadapan pejabat dan dihadiri oleh 2
orang saksi sesuai dengan waktu yang sudah ditentukan.
Pemohon wajib mengembalikan dokumen atau surat-surat permohonan paling lambat 14
hari setelah melakukan sumpah dan janji setia.
Kemudian Menteri akan mengumumkan nama dalam berita Negara Republik Indonesia,
sebagai tanda sahnya menjadi warga Negara Republik Indonesia.

4.1 Sebab Kehilangan Kewarganegaraan


Kehilangan Kewarganegaraan Indonesia

Warga Negara Indonesia dengan sendirinya kehilangan kewarganegaraannya karena:


1.Memperoleh kewarganegaraan lain atas kemauannya sendiri;
2.Tidak menolak atau tidak melepaskan kewarganegaraan lain, sedangkan orang yang
bersangkutan mendapatkan kesempatan untuk itu;
3.Dinyatakan hilang kewarganegaraannya oleh Presiden atas permohonan sendiri, yang
bersangkutan sudah berusia 18 (delapan belas) tahun atau sudah kawin, bertempat tinggal di
luar negeri dan dengan dinyatakan hilang Kewarganegaraan Indonesia tidak menjadi tanpa
kewarganegaraan;
4.Masuk dalam dinas tentara asing tanpa izin terlebih dahulu dari Presiden;
5.Secara sukarela masuk dalam dinas tentara asing, yang jabatan dalam dinas semacam itu di
Indonesia sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan hanya dapat dijabat oleh
Warga Negara Indonesia;
6.Secara sukarela mengangkat sumpah atau menyatakan janji setia kepada negara asing atau
bagian dari negara asing tersebut;
7.Tidak diwajibkan tetapi turut serta dalam pemilihan sesuatu yang bersifat ketatanegaraan
untuk suatu negara asing;
8.Mempunyai paspor atau surat yang bersifat paspor dari negara asing atau surat yang dapat
diartikan sebagai tanda kewarganegaraan yang masih berlaku dari negara lain atas namanya;
atau
9.Bertempat tinggal di luar wilayah negara Republik Indonesia selama 5 (lima) tahun
terusmenerus bukan dalam rangka dinas negara, tanpa alasan yang sah dan dengan sengaja
tidak menyatakan keinginannya untuk tetap menjadi WNI sebelum jangka waktu 5 (lima)
tahun itu berakhir, dan setiap 5 (lima) tahun berikutnya yang bersangkutan tidak
mengajukan pernyataan ingin tetap menjadi WNI kepada Perwakilan Republik Indonesia
yang wilayah kerjanya meliputi tempat tinggal yang bersangkutan padahal Perwakilan
Republik Indonesia tersebut telah memberitahukan secara tertulis kepada yang
bersangkutan, sepanjang yang bersangkutan tidak menjadi tanpa kewarganegaraan.

5.1 Hak dan Kewajiban Warga Negara


Menurut Prof. Dr. Notonagoro:

Hak adalah kuasa untuk menerima atau melakukan suatu yang semestinya diterima atau
dilakukan melulu oleh pihak tertentu dan tidak dapat oleh pihak lain manapun juga yang
pada prinsipnya dapat dituntut secara paksa olehnya.Hak dan Kewajiban merupakan sesuatu
yang tidak dapat dipisahkan, akan tetapi terjadi pertentangan karena hak dan kewajiban tidak
seimbang. Bahwa setiap warga negara memiliki hak dan kewajiban untuk mendapatkan
penghidupan yang layak, tetapi pada kenyataannya banyak warga negara yang belum
merasakan kesejahteraan dalam menjalani kehidupannya. Semua itu terjadi karena
pemerintah dan para pejabat tinggi lebih banyak mendahulukan hak daripada kewajiban.
Padahal menjadi seorang pejabat itu tidak cukup hanya memiliki pangkat akan tetapi mereka
berkewajiban untuk memikirkan diri sendiri. Jika keadaannya seperti ini, maka tidak ada
keseimbangan antara hak dan kewajiban. Jika keseimbangan itu tidak ada akan terjadi
kesenjangan sosial yang berkepanjangan.

Untuk mencapai keseimbangan antara hak dan kewajiban, yaitu dengan cara mengetahui
posisi diri kita sendiri. Sebagai seorang warga negara harus tahu hak dan kewajibannya.
Seorang pejabat atau pemerintah pun harus tahu akan hak dan kewajibannya. Seperti yang
sudah tercantum dalam hukum dan aturan-aturan yang berlaku. Jika hak dan kewajiban
seimbang dan terpenuhi, maka kehidupan masyarakat akan aman sejahtera. Hak dan
kewajiban di Indonesia ini tidak akan pernah seimbang. Apabila masyarakat tidak bergerak
untuk merubahnya. Karena para pejabat tidak akan pernah merubahnya, walaupun rakyat
banyak menderita karena hal ini. Mereka lebih memikirkan bagaimana mendapatkan materi
daripada memikirkan rakyat, sampai saat ini masih banyak rakyat yang belum mendapatkan
haknya. Oleh karena itu, kita sebagai warga negara yang berdemokrasi harus bangun dari
mimpi kita yang buruk ini dan merubahnya untuk mendapatkan hak-hak dan tak lupa
melaksanakan kewajiban kita sebagai rakyat Indonesia.

Sebagaimana telah ditetapkan dalam UUD 1945 pada pasal 28, yang menetapkan bahwa hak
warga negara dan penduduk untuk berserikat dan berkumpul, mengeluarkan pikiran dengan
lisan maupun tulisan, dan sebagainya, syarat-syarat akan diatur dalam undang-undang. Pasal
ini mencerminkan bahwa negara Indonesia bersifat demokrasi. Pada para pejabat dan
pemerintah untuk bersiap-siap hidup setara dengan kita. Harus menjunjung bangsa Indonesia
ini kepada kehidupan yang lebih baik dan maju. Yaitu dengan menjalankan hak-hak dan
kewajiban dengan seimbang. Dengan memperhatikan rakyat-rakyat kecil yang selama ini
kurang mendapat kepedulian dan tidak mendapatkan hak-haknya.

HAK DAN KEWAAJIBAN WARGA NEGARA :

1. Wujud Hubungan Warga Negara dengan Negara Wujud hubungan warga negara dan
negara pada umumnya berupa peranan (role).

2. Hak dan Kewajiban Warga Negara Indonesia Hak kewajiban warga negara Indonesia
tercantum dalam pasal 27 sampai dengan pasal 34 UUD 1945.

Hak Warga Negara Indonesia :

– Hak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak : “Tiap warga negara berhak atas
pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan” (pasal 27 ayat 2).

– Hak untuk hidup dan mempertahankan kehidupan: “setiap orang berhak untuk hidup serta
berhak mempertahankan hidup dan kehidupannya.”(pasal 28A).

– Hak untuk membentuk keluarga dan melanjutkan keturunan melalui perkawinan yang sah
(pasal 28B ayat 1).

– Hak atas kelangsungan hidup. “Setiap anak berhak atas kelangsungan hidup, tumbuh, dan
Berkembang”

– Hak untuk mengembangkan diri dan melalui pemenuhan kebutuhan dasarnya dan berhak
mendapat pendidikan, ilmu pengetahuan dan teknologi, seni dan budaya demi

meningkatkan kualitas hidupnya demi kesejahteraan hidup manusia. (pasal 28C ayat 1)

– Hak untuk memajukan dirinya dalam memperjuangkan haknya secara kolektif untuk
membangun masyarakat, bangsa, dan negaranya. (pasal 28C ayat 2).

– Hak atas pengakuan, jaminan, perlindungan, dan kepastian hukum yang adil serta

perlakuan yang sama di depan hukum.(pasal 28D ayat 1).

– Hak untuk mempunyai hak milik pribadi Hak untuk hidup, hak untuk tidak disiksa, hak
kemerdekaan pikiran dan hati nurani,hak beragama, hak untuk tidak diperbudak,

hak untuk diakui sebagai pribadi di hadapan hukum, dan hak untuk tidak dituntut atas dasar
hukum yang berlaku surut adalah hak asasi manusia yang tidak dapat dikurangi dalam
keadaan apapun. (pasal 28I ayat 1).

Kewajiban Warga Negara Indonesia :

– Wajib menaati hukum dan pemerintahan. Pasal 27 ayat (1) UUD 1945 berbunyi :

segala warga negara bersamaan kedudukannya di dalam hukum dan pemerintahan

dan wajib menjunjung hukum dan pemerintahan itu dengan tidak ada kecualinya.

– Wajib ikut serta dalam upaya pembelaan negara. Pasal 27 ayat (3) UUD 1945
menyatakan : setiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam upaya

pembelaan negara”.

– Wajib menghormati hak asasi manusia orang lain. Pasal 28J ayat 1 mengatakan :

Setiap orang wajib menghormati hak asai manusia orang lain

– Wajib tunduk kepada pembatasan yang ditetapkan dengan undang-undang. Pasal 28J ayat
2 menyatakan : “Dalam menjalankan hak dan kebebasannya,setiap orang wajib tunduk
kepada pembatasan yang ditetapkan dengan undang-undang dengan maksud untuk
menjamin pengakuan serta penghormatan atas hak kebebasan orang lain dan untuk
memenuhi tuntutan yang adil sesuai dengan pertimbangan moral, nilai-nilai agama,
keamanan, dan ketertiban umum dalam suatu masyarakat demokratis.”

– Wajib ikut serta dalam usaha pertahanan dan keamanan negara. Pasal 30 ayat (1) UUD
1945. menyatakan: “tiap-tiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam usaha
pertahanan dan keamanan negara.”

Hak dan Kewajiban telah dicantumkan dalam UUD 1945 pasal 26, 27, 28, dan 30, yaitu :

1. Pasal 26, ayat (1), yang menjadi warga negara adalah orang-orang bangsa Indonesia asli
dan orang-orang bangsa lain yang disahkan dengan undang-undang sebagai warga
negara.
Dan pada ayat (2), syarat-syarat mengenai kewarganegaraan ditetapkan dengan
undangundang.

2. Pasal 27, ayat (1), segala warga negara bersamaan dengan kedudukannya di dalam

hukum dan pemerintahannya, wajib menjunjung hukum dan pemerintahan itu. Pada ayat (2),
taip-tiap warga negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi
kemanusiaan.

3. Pasal 28, kemerdekaan berserikat dan berkumpul, mengeluarkan pikiran dengan lisan,
dan sebagainya ditetapkan dengan undang-undang.

4.Pasal 30, ayat (1), hak dan kewajiban warga negara untuk ikut serta dalam pembelaan
negara. Dan ayat (2) menyatakan pengaturan lebih lanjut diatur dengan undang-undang.
BAB III PENUTUP
1.1 Kesimpulan
• Berdasarkan pengertian-pengertian dapat disimpulkan bahwa warga negara dianggap
sebagai sebuah komunitas yang membentuk negara berdasarkan perundang-undangan
atau perjanjian-perjanjian dan mempunyai hak dan kewajiban yang bersifat timbal
balik terhadap negaranya.

• Kewarganegaraan ialah keanggotaan suatu bangsa tertentu yakni sejumlah manusia


yang terikat dengan yang lainnya karena kesatuan bahasa kehidupan sosial budaya
serta kesadaran nasionalnya.
• Asas kewarganegaraan:
1. Asas kewarganegaraan berdasarkan kelahiran ius soli(asas kelahiran), ius
sanguinis( asas keturunan)
2. Asas kewarganegaraan berdasarkan perkawinan
Selain dilihat dari sisi kelahiran, kewarganegaraan juga dilihat dari sisi perkawinan yang
mencakup asas kesatuan atau asas hukum dan persamaan derajat.

• Cara memperoleh kewarganegaraan yaitu unsur darah keturunan (ius sanguinis),unsur


daerah tempat kelahiran (ius soli) dan unsur pewarganegaran (naturalisasi).

• Warga negara disetiap negara memiliki hak dan kewajiban yang sama dan akan
mendapat berbagai perlindungan hukum dan aspek kehidupan. Salah satunya adalah
perlindungan atas hak asasi manusia. Untuk membatasi perilaku manusia disetiap
negara pasti memiliki peraturan-peraturan hukum. Peraturan tersebut berguna untuk
menciptakan kedamaian dan ketentraman dalam masyarakat. Peraturan dibuat agar
jalannya pemerintahan berjalan dengan baik.

1.2 Saran
Kita sebagai warga negara yang baik seharusnya kita melakukan hak dan kewajiban secara
seimbang. Setiap orang haruslah terjamin haknya dan mendapatkan status kewarganegaraan,
sehingga terhindar dari kemungkinan menjadi “statless” atau tidak berkewarganegaraan.

DAFTAR PUSTAKA
http://www.edukasippkn.com/2015/09/materi-warga-negara-kewarganegaraan.html

https://www.kompasiana.com/ayunfitriaa/61c01a1517e4ac21aa79fa23/
problematikakewarnegaraan-yang-ada-indonesia?page=2 https://blog.justika.com/keluarga/cara-
memperoleh-kewarganegaraan/ https://kemlu.go.id/ottawa/id/pages/kehilangan-
kewarganegaraan-indonesia/647/about-service https://www.mkri.id/index.php?
page=web.Berita&id=11732

Anda mungkin juga menyukai