Anda di halaman 1dari 23

MAKALAH

PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN
“WNI“
Dosen Pengampu : Ariza Umami, M.H

Disusn Oleh :

Kelompok 8

Amila Siti Zulaika(21610160)


Emilia(21610171)

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH METERO

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

PRODI MENAJEMEN

T.A 2021/2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadiran Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan rahmat,karunia,dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah
tentang “Warga Negara Indonesia”. Saya berterima kasih pada ibu Ariza selaku
Dosen mata kuliah pendidikan Pancasila yang telah memberikan tugas ini kepada
kami.

Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka


menambah wawasan serta pengetahuan mengenai warga negara indonesia dan
kewarganegaraan .kami juga menyadari bahwa tugas makalah ini masih jauh dari
sempurna. Untuk itu,kami berharap adanya kritik dan saran yang membangun
demi perbaikan di masa yang akan datang.

Semoga makalah ini dapat dipahami dan berguna bagi siapapun yang
membacanya,dan bermanfaat bagi kami yang telah menyusun makalah ini yang
pada dasarnya menambah wawasan dan dapat mengkoreksi kesalahan kami.
Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang
berkenan dan kami mohon kritik dan saran yang membangun demi perbaikan di
masa yang akan dating

Kotagajah, 19 Oktober
2021
DAFTAR ISI
COVER............................................................................................................
KATA PENGANTAR....................................................................................
DAFTAR ISI...................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN...............................................................................
1.1 Latar Belakang
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian WNI
2.2 Tugas dan kewajiban warga negara serta pemerintah
2.3 Pengertian hak dan kewajiban warga Indonesia
2.4 Status kewarganegaraan dan permasalahanya
2.5 Tanggung jawab sebagai warga negara
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
3.2 Daftar Pustaka.............................................................................................
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Warga negara berasal dari dua kata, yaitu warga dan negara.Warga
diartikan sebagai anggota atau peserta. Warga mengandung arti peserta atau
anggota dari suatu kelompok atau organisasi perkumpulan.Misalnya, warga
sekolah berarti anggota sekolah dan warga keluarga berarti anggota keluarga.
Warga Negara juga diartikan sebagai penduduksebuah negara atau bangsa
berdasarkan keturunan, tempat kelahiran, dansebagainya yang mempunyai
kewajiban dan hak penuh sebagai seorang warga dari negara itu. Pengertian
Warga Negara dalam bahasa Inggris dikenal dengan kata citizens. Seseorang
dapat menjadi warga negara setelah memenuhi persyaratan yang telah ditentukan
oleh suatu negara
Warga negara adalah orang-orang yang menurut hukum atau secara resmi
merupakan anggota dari suatu negara tertentu. Mereka memberikan kesetiaannya
pada negara itu, menerima perlindungan darinya, serta menikmati hak untuk ikut
serta dalam proses politik.Mereka mempunyai hubungan secara hukum yang
tidak terputus dengannegaranya meskipun yang bersangkutan telah didomisili
diluar negeri,asalkan ia tidak memutuskan kewarganegaraannya.
Di indonesia diantara sesama warga negara masih dibedakan lagi anatara
warga negara asli dan wargan negara keturunan asing. Hal ini dinyatakan dalam
pasal 26 ayat 1 UUD 1945 yang berbunyi: “yangmenjadi warga negara ialah
orang-orang bangsa indonesia asli dan orang-orang bangsa lain yang disahkan
dengan undang-undang sebagai warga negara”. Perbedaan tersebut juga
menimbulkan hak dan kewajiban,walaupun hanya terbatas pada bidang tertentu.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan warga negara indonesia ?
2. Apa saja tugas dan kewajiban warga negara serta pemerintah?
3. Jelaskan pengertian hak dan kewajiban warga Indonesia?
4. Sebutkan Status Kewarganegaraan dan permasalahanya?
5. Jelaskan tanggung jawab sebagai warga negara?

C. Tujuan
1. Agar mahasiswa mengetahui apa itu warga negara indonesia dan
kewarganegaraan
2. Agar mahasiswa mengetahui apa saja tugas dan kewajiban warga
negara serta pemerintah
3. Agar mahasiswa mengetahui hak dan kewajiban warga Indonesia
4. Agar mahasiswa mengetahui status kewarganegaraan dan
permasalahanya
5. Agar mahasiswa mengetahui tanggung jawab sebagai warga negara
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Warga Negara dan Kewarganegaraan

1. warga negara
Warga negara berasal dari dua kata, yaitu warga dan negara.Warga diartikan
sebagai anggota atau peserta. Warga mengandung arti peserta atau anggota dari
suatu kelompok atau organisasi perkumpulan. Misalnya, warga sekolah berarti
anggota sekolah dan warga keluarga berarti anggota keluarga. Warga Negara juga
diartikan sebagai penduduk sebuah negara atau bangsa berdasarkan keturunan,
tempat kelahiran, dan sebagainya yang mempunyai kewajiban dan hak penuh
sebagai seorang warga dari negara itu. Pengertian Warga Negara dalam bahasa
Inggris dikenal dengan kata citizens. Seseorang dapat menjadi warga negara
setelah memenuhi persyaratan yang telah ditentukan oleh suatu negara
Warga negara adalah orang-orang yang menurut hukum atau secara resmi
merupakan anggota dari suatu negara tertentu. Mereka memberikan kesetiaannya
pada negara itu, menerima perlindungan darinya, serta menikmati hak untuk ikut
serta dalam proses politik.Mereka mempunyai hubungan secara hukum yang
tidak terputus dengan negaranya meskipun yang bersangkutan telah didomisili
diluar negeri,asalkan ia tidak memutuskan kewarganegaraannya.
Di indonesia diantara sesama warga negara masih dibedakan lagianatara
warga negara asli dan wargan negara keturunan asing. Hal ini dinyatakan dalam
pasal 26 ayat 1 UUD 1945 yang berbunyi: “yang menjadi warga negara ialah
orang-orang bangsa indonesia asli dan orang-orang bangsa lain yang disahkan
dengan undang-undang sebagai warga negara”. Perbedaan tersebut juga
menimbulkan hak dan kewajiban,walaupun hanya terbatas pada bidang tertentu.
Para Ahli, Warga Negara adalah :
1. A.S. Hikam
Menurut A.S. Hikam, pengertian warga negara adalah anggota dari
suatukomunitas atau kelompok yang membentuk suatu negara.
2. Koerniatmanto S
Menurut Koerniatmanto S,pengertian warga negara adalah anggota suatunegara
yang mempunyai kedudukan khusus terhadap negaranya, memilikihubungan hak
dan kewajiban yang sifatnya timbal-balik terhadapnegaranya.3. Ko Swaw
SikMenurut Ko Swaw Sik (1957), warga negara adalah semua orang
yangmemiliki ikatan hukum dengan suatu negara.
4. Wolhoff
Menurut Wolhoff, pengertian warga negara adalah bentuk keanggotaandari suatu
bangsa tertentu yaitu sejumlah manusia yang memiliki ikatansatu sama lainnya
karena adanya kesatuan bahasa, kehidupan sosial, budaya, serta kesadaran
nasionalnya.
5. Undang-Undang No. 12 Tahun 2006
Menurut Undang-Undang No. 12 Pasal 1 angka 1 Tahun 2006
TentangKewarganegaraan Republik Indonesia, pengertian warga negara
adalahorang-orang bangsa Indonesia asli dan orang-orang bangsa lain
yangdisahkan dengan Undang-Undang sebagai warga negara Indonesia.
6. Graham Murdock
Menurut Graham Murdock, pengertian kewarganegaraan adalah suatu hakuntuk
dapat berpartisipasi secara utuh dalam berbagai pola struktur sosial, politik dan
kehidupan kultural serta untuk dapat membantu menciptakan bentuk-bentuk yang
selanjutnya dengan begitu maka memperbesarkanide-ide.
7. Daryono
Menurut Daryono, pengertian kewarganegaraan adalah keanggotaanseseorang di
dalam satuan politik tertentu (Negara) yang dengannya akanmembawa hak untuk
dapat berpartisipasi dalam kegiatan politik.Seseorang dengan keanggotaan yang
disebut dengan warga negara. Kewarganegaraan Republik Indonesia

Seorang Warga Negara Indonesia (WNI) adalah orang yang diakui oleh
UU sebagai warga negara Republik Indonesia. Kepada orang ini akan diberikan
Kartu Tanda Penduduk,berdasarkan Kabupaten atau (khusus DKI Jakarta)
Provinsi, tempat ia terdaftar sebagai penduduk/warga. Kepada orang ini akan
diberikan nomor identitas yang unik (Nomor Induk
Kependudukan, NIK) apabila ia telah berusia 17 tahun dan mencatatkan diri di
kantor pemerintahan.Kewarganegaraan Republik Indonesia diatur dalam UU no.
12 tahun 2006 tentang Kewarganegaraan Republik Indonesia. Menurut UU ini,
orang yang menjadi Warga Negara Indonesia (WNI) adalah
1. setiap orang yang sebelum berlakunya UU tersebut telah menjadi WNI
2. anak yang lahir dari perkawinan yang sah dari ayah dan ibu WNI
3. anak yang lahir dari perkawinan yang sah dari seorang ayah WNI dan
ibu warga negara asing (WNA), atau sebaliknya.
4. anak yang lahir dari perkawinan yang sah dari seorang ibu WNI dan ayah
yang tidak memiliki kewarganegaraan atau hukum negara asal sang ayah
tidak memberikan kewarganegaraan kepada anak tersebut.
5. anak yang lahir dalam tenggang waktu 300 hari setelah ayahnya
meninggal dunia dari perkawinan yang sah, dan ayahnya itu seorang
WNI
6. anak yang lahir di luar perkawinan yang sah dari ibu WNI
7. anak yang lahir di luar perkawinan yang sah dari ibu WNA yang diakui
oleh seorang ayah WNI sebagai anaknya dan pengakuan itu dilakukan
sebelum anak tersebut berusia 18 tahun atau belum kawin
8. anak yang lahir di wilayah negara Republik Indonesia yang pada waktu
lahir tidak jelas status kewarganegaraan ayah dan ibunya.
9. anak yang baru lahir yang ditemukan di wilayah megara Republik
Indonesia selama ayah dan ibunya tidak diketahui
10. anak yang lahir di wilayah negara Republik Indonesia apabila ayah dan
ibunya tidak memiliki kewarganegaraan atau tidak diketahui
keberadaannya
11. anak yang dilahirkan di luar wilayah Republik Indonesia dari ayah dan
ibu WNI, yang karena ketentuan dari negara tempat anak tersebut
dilahirkan memberikan kewarganegaraan kepada anak yang
bersangkutan
12. Anak dari seorang ayah atau ibu yang telah dikabulkan permohonan
kewarganegaraannya, kemudian ayah atau ibunya meninggal dunia
sebelum mengucapkan sumpah atau menyatakan janji setia.

Istilah "warganegara” dalam konteks kosa kata Indonesia merujuk pada atau
terjemahan dari kata “citizen” dalam bahasa Inggris atau"citoyen” dalam bahasa
Perancis. Berawal dari konsep “citizen” inilah kita bisa memberi pemaknaan
yang luas mengenai warganegara. Dengan mengkaji makna “citizen" nantinya
akan dapat diketahui bahwa istilah "warganegara" sesungguhnya belum cukup
untuk mewakili konsep "citizen".

Bryan S Turner dalam Outline of the Theory of Citizenship (1990)


menyatakan sebagai berikut: "the term for citizen was derived in classical times
from civitas, giving rise in Roman times to the notion of a civitatus. This
etimological origin provided eventually the French term citoyen from cite,
namely an ensemble of citizens enjoying limited rights within a city context".
JGA Pocock dalam The Ideal of Citizenship Since Clasical Times (Beiner.
1995) menyatakan sebagai berikut; "term citizen was derived from Greek polites
or Latin civis, that defined as a member of Athenian polis or Roman res publica,
a form of human association allegedly unique to these ancient Mediterannean".
Rogers M Smith dalam Modern Citizenship (Isin & Turner, 2002)
menyatakan " the word citizen derives from the Latin civis or civitas, meaning a
member of an ancient city-state, preeminently the Roman republic, but civitas
was a Latin rendering of the Greek term polites, a member of a Greek polis...
term citizen first came to be commonly used in English according to the Oxford
English Dictionery". Sementara itu Richard Dagger dalam Republican
Citizenship ((Isin & Turner, 2002) menyatakan" Citizen, of course, derives from
the Latin civis, or member of the civitas (city-state); the Latin term parallel the
Greek polites and polis. In ancient Greece or Rome the citizen was a full member
of the community. Every other member- wheter woman, child, slave or resident
alten-was subject to the law, and might even enjoy some rights under them, but
only citizen had the right to take part in the goverment of the community".

Istilah citizen secara etimologis berasal masa Romawi yang pada waktu itu
berbahasa Latin yaitu kata "civis" atau "civitas" sebagai anggota atau warga dari
suatu city-state, Selanjutnya kata ini dalam bahasa Perancis diistilahkan "citoyen"
yang bermakna warga dalam (kota) yang memiliki hak-hak terbatas. Citoyen atau
citizen dengan demikian bermakna warga atau penghuni Warga dan kota adalah
kesatuan bila ditelusuri historis bermula pada masa Yunani Kuno, dimana warga
adalah anggota suatu polis (negara Di Yunani, warga dari polis dinamakan
polites, sedang masa Romawi warga dari republic disebut civis civitae. Citizen
merujuk pada laki-laki dewasa dan yang memiliki berpartisipasi dalam
pemerintahan. Di polites atau adalah sebagai subject harus tunduk pada hukum.
Mereka wanita, anak-anak. budak pendatang yang memiliki hak berpartisipasi
sebagaimana citizen. Dengan demikian konsep polites (Yunani/Greek), civis atau
civitas (Romawi- Latin), citoyen (Perancis) citizen (Inggris) kurang bermakna
sama yaitu menunjuk pada warga atau penghuni kota pada masa merupakan
komunitas politik. Jadi konsep warga bukanlah hal baru, telah muncul sejak
Yunani Kuno yang demokrasi Namun konsep warga, masih terbatas tidak
mencakup seluruh penghuni polis.
Dalam terminologi modern, istilah citizen berpengaruh dalam upaya nya
menjelaskan konsep warganegara maupun kewarganegaraan sebagai kajian
akademik. Menurut Turner (1990), istilah citizen berkembang Inggris pada abad
tengah namun menjelang akhir abad ke-19, tersebut saling bertukar pakai kata
denizen. Kedua istilah tersebut secara umum menunjuk warga atau penduduk
sedang orang-orang yang berada di disebutnya "subject". awalnya subject adalah
warga para penduduk Hal demikian sejalan dengan pertumbuhan warga Yunani
kuno.
Dalam rasionalisme Barat, konsep citizen memiliki karakter unik. Citizen
amat dekat dengan gagasan tentang civility (kesopanan) dan civilization
(peradaban). Untuk bisa menjadi warga kota (citizen)orang luar perlu melakukan
proses civilization atau untuk menjadi urban perlu ada proses "citinize" bagi
orang tersebut. Hal ini berarti bahwa tidak semua orang adalah citizen.
Diperlukan beberapa persyaratan agar seseorang dapat dikategorikan sebagai
citizen. Perkembangan konsep polites, civis, citoyen dan citizen yang pada
mulanya bersifat ekslusi dan dengan hak-hak terbatas ini selanjutnya
berkembang. Melalui perjuangan dan proses lama, wanita dan anak-anak sudah
menjadi bagian dari civis dengan hak-hak setara. Misal wanita memiliki hak
bersuara dalam pemilu. Di Australia mulai dijalankan pada pemilu 1902, di
Kanada tahun 1918, di AS tahun 1920. Anak adalah warga negara baru
berkembang pesat dengan adanya konvensi hak anak internasionaI.

Konsep-konsep mengenai citizen, hak, kota, peradaban, dan urban ini


tidak bisa dilepaskan dari apa yang berkembang di Yunani Kuno yang memang
menjadi cikal bakal berkembangnya konsep tersebut di dunia Barat. Oleh karena
itu perlu sekali untuk diketahui konsep warganegara berdasar tinjauan
historisnya.

2. Kewarganegaraan
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia kewarganegaraan adalah hal yang
berhubungan dengan warga negara dan keanggotaan sebagai warga negara.
Menurut pasal 1 angka (2) Undang-Undang Nomor12 Tahun 2006 tentang
Kewarganegaraan Republik Indonesia. Kewarganegaraan adalah segala hal
ikhwal yang berhubungan denganwarga negara. Dalam bahasa Inggris,
kewarganegaraan dikenal dengankata citizenship, artinya keanggotaan yang
menunjukkan hubungan atauikatan antara negara dengan warga negara.
a) Kewarganegaraan dalam arti yuridis dan Sosiologis
Kewarganegaraan dalam arti Yuridis ditandai dengan adanya ikatanhukum
antara warga negara dengan negara yang menimbulkanakibat-akibat hukum
tertentu. Tanda-tandanya misalnya : aktakelahiran, surat pernyataan, bukti
kewarganegaraan, dll.
b) Kewarganegaraan dalam arti Sosiologis tidak ditandai dengan ikatanhukum,
tetapi ikatan emosional, seperti : ikatan perasaan, ikatanketurunan, ikatan
sejarah, ikatan tanah air, dll.

Kewarganegaraan dalam arti Formil dan Materiil

a) Kewarganegaraan dalam arti Formil menunjuk pada


tempatkewarganegaraan.
b) dalam arti Material menunjuk pada akibat hukumdari status
kewarganegaraan, yaitu adanya hak dan kewajiban warganegara.

Kewarganegaraan ialah setiap orang yang menurut undang-undang


kewarganegaraan termasuk warga negara.Berdasarkan pada pasal berdasar UUD
pasal 26 dinyatakan sebagai warga negara adalah sebagai berikut:
1. Yang menjadi warga negara ialah orang-orang bangsa asli dan orang-
orang bangsa lain yang disahkan dengan undang-undang sebagai
warga negara.
2. Seseorang dapat menjadi kewarganegaraan negara Indonesia karena
faktor-faktor sebagai berikut :
 Karena kelahiran.
 Karena pengangkatan.
 Karena dikabulkannya permohonan.
 Karena pewarganegaraan.
 Karena perkawinan.
 Karena turut ayah dan atau ibu
3. Setiap orang yang berdasarkan peraturan perundang undangan dan atau
berdasarkan perjanjian pemerintah RI dengan negara lain sebelum UU
ini berlaku sudah menjadi WNI. Adapun bukti menjadi warga negara
adalah sebagai berikut :
 Akta kelahiran
 Surat bukti kewarganegaraan (kutipan pernyataan sah buku catatan
pengangkatan anak asing)Surat bukti kewarganegaraan (petikan
keputusan Presiden) karena permohonan atau pewarganegaraan.
Surat bukti kewarganegaraan.

2.2 Tugas dan Kewajiban Warga Negara Serta Pemerintah

Setiap warga negara adalah sama kedudukannya dalam hukum dan pemerintahan,
tidak pilih kasih. Gagasan tentang persamaan kedudukan dalam hukum dan
pemerintahan sebenarnya sudah ada sejak berabad yang lalu. Sikap WNI, WNA dan
Pemerintah dalam Menjalankan Tugas, Kewajiban dan Kewenangan.Khususnya di
Indonesia bertitik tolak dari pendapat bahwa Tiap negara hukum, sumber kedaulatan
tertinggi berada di tangan rakyat. Sementara hukum merupakan perwujudan rasa
kesadaran hukum dari rakyat yang didasarkan kepada persamaan derajat dan kedudukan
antara warga negara dengan pemerintah atau penguasa. Adapun tugas dan kewenangan
warga negera dan pemerintah adalah seb gai berikut :

1. Tugas dan Kewajiban Warga Negara


 menjunjung tinggi dan menaati perundang-undangan yang berlaku membayar
pajak, bea dan cukai yang dibebankan negara kepadanya
 membela negara dari segala bentuk ancaman, baik yang datang daridalam
maupun dari luar negeri.
 menyukseskan Pemilu baik sebagai peserta atau petugas penyelenggara
mendahulukan kepentingan negara/umum dari pada kepentingan pribadi
melaksanakan tugas dan kewajiban yang dibebankan bangsa dan negara
 kewajiban menjaga dan memelihara keamanan dan ketertiban nasional
 hak untuk mendapat perlindungan atas diri dan harta benda
 hak untuk mendapatkan dan menikmati kesejahteraan negara
 hak untuk mendapatkan dan menikmati hasil pembangunan
 hak untuk dipilih dan memilih dalam pemilu
 hak untuk mengembangkan minat dan kemampuan pribadi tanpa mengganggu
kepentingan umum dan sebagainya

2. Tugas dan Kewajiban Pemerintah


 melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah darah Indonesia
 memajukan kesejahteraan umum, dan mencerdaskan kehidupan bangsa
 mewujudkan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan perdamaian
abadi dan keadilan sosial
 mempertahankan kemerdekaan dan kedaulatan negara
 memelihara keamanan, ketertiban, ketenteraman bangsa dan negara
 menghormati dan melindungi hak asasi warga negara
 menegakkan hukum/perundang-undangan dan keadilan sesuai dengan§
ketentuan yang berlaku, dan melaksanakan program pembangunan nasional
 membuat dan mencabut kebijakan demi pelaksanaan pemerintahan negara
Sikap Pemimpin dalam Menjalankan Tugas, Kewajiban, dan Kewenangan
melaksanakan tugas dan kewajibannya sesuai peraturan yang berlaku berani
membela kebenaran dan keadilan

2.3 Hak dan Kewajiban Warga Indonesia

1. Pengertian Hak dan Kewajiban


Hak adalah kuasa untuk menerima atau melakukan suatu yang semestinya
diterima atau dilakukan melalui oleh pihak tertentu dan tidak dapat dilakukan oleh
pihak lain mana pun juga yang pada prinsipnya dapat dituntut secara paksa
olehnya." Menurut pengertian tersebut. individu maupun kelompok ataupun
elemen lainnya, jika menerima hak hendaknya dilakukan sesuai dengan aturan
yang berlaku dan tidak dapat diwakilkan kepada orang lain. Jadi harus pihak yang
meneriman nya lah yang melakukan itu. Dari pengertian yang lain, hak bisa
berarti sesuatu yang mutlak menjadi milik kita dan penggunanya tergantung
kepada kita sendiri contohnya hak mendapatkan pengajaran. Dalam hak
mendapatkan pengajaran ini adalah tergantung dari diri kita sen diri. Kalau
memang menganggap bahwa pengajaran itu penting bagi kita pasti kita akan
senantiasa belajar atau sekolah atau mungkin kuli ah. Tapi kalau ada yang
menganggap itu tidak penting pasti tidak akan melakukan hal itu.

dua) asas kewarganegaraan yang sering dijumpai, yaitu ius soli (tempat kelahiran)
dan ius sanguinis (keturunan). Sedangkan dari sisi perkawinan dikenal pula asas
kesatuan hukum dan asas persaman derajat. Adapun kewajiban berasal dari kata
wajib. Artinya beban untuk memberikan sesuatu yang semestinya dibiarkan atau
diberikan melalui oleh pihak tertentu, tidak dapat oleh pihak lain mana pun yang
pada prinsipnya dapat dituntut secara paksa oleh yang berkepentingan. Kewajiban
pada intinya adalah sesuatu yang harus dilakukan. Di sini kewajiban berarti suatu
keharusan, maka apa pun itu jika merupakan kewajiban kita harus
melaksaakannya tanpa ada alasan apa pun. Dari pengertian yang lain kewajiban
berarti sesuatu yang harus dilakukan dengan penuh rasa tanggung jawab atau
pembatasan atau beban yang timbul karena hubungan dengan sesama atau dengan
Negara.

Dengan demikian, warga negara merupakan anggota negara yang mempunyai


kedudukan khusus terhadap negaranya. Ia mempunyal hubungan hak dan
kewajiban yang bersifat timbal balik terhadap ne garanya. Berdasarkan pada
pengertian tersebut, maka adanya hak dan kewajiban warga negara terhadap
negaranya merupakan sesuatu yang niscaya ada. Sebagai Negara hukum,
pemerintah Indonesia telah mengatur hak warga negara terhadap negaranya dalam
Undang-undang Dasar 1945 dan berbagai peraturan lainnya. Di antara hak-hak
warga negara yang dijamin dalam UUD adalah Hak Asasi Manusia yang rumusan
lengkap nya tertuang dalam Pasal 28 UUD Perubahan Kedua. Dalam pasal ter
sebut dimuat hak-hak asasi yang melekat dalam setiap individu warga negara
seperti hak kebebasan beragama dan beribadat sesuai dengan kepercayaannya,
bebas untuk berserikat dan berkumpul (Pasal 28E), hak atas pengakuan, jaminan,
perlindungan, dan kepastian hukum yang adil, hak untuk bekerja serta mendapat
imbalan dan perlakuan yang adil dan layak dalam hubungan kerja, hak
memperoleh kesempat an yang sama dalam pemerintahan, hak atas status
kewarganegaraan (Pasal 28F), dan hak-hak asasi lainnya yang tertuang dalam
pasal terse but. Adapun contoh kewajiban yang melekat bagi setiap warga negara
antara lain kewajiban membayar pajak sebagai kontrak utama antara negara
dengan warga, membela tanah air (Pasal 27), membela perta hanan dan keamanan
negara (Pasal 29), menghormati hak asasiorang lain dan mematuhi pembatasan
yang tertuang dalam peraturan (Pasa 28]), dan berbagai kewajiban lainnya dalam
undang-undang.

2. Asas Kewarganegaraan
Sebagaimana dijelaskan di muka bahwa warga negara merupakan anggota
sebuah negara yang mempunyai tanggung jawab dan hubungan timbal balik
terhadap negaranya. Seseorang yang diakui sebagai warga negara dalam suatu
negara haruslah ditentukan berdasarkan ketentuan yang telah disepakati dalam
negara tersebut. Ketentuan itu menjadi asas atau pedoman untuk menentukan
status kewarganegaraan seseorang. Setiap negara mempunyai kebebasan dan
kewenangan untuk menentukan asas kewarganegaraan seseorang.
Dalam menerapkan asas kewarganegaraan ini, dikenal dengan 2 (dua) pedoman,
yaitu asas kewarganegaraan berdasarkan kelahiran dan asas kewarganegaraan
berdasarkan perkawinan. Dari sisi kelahiran, ada 2 (
1) Dari Sisi Kelahiran
Pada umumnya, penentuan kewarganegaraan berdasarkan pada sisi
kelahiran seseorang (sebagaimana disebut di atas) dikenal dengan 2 (dua) asas
kewarganegaraan, yaitu ius soli dan ius sanguinis. Kedua istilah tersebut
berasal dari bahasa Latin. Ius berarti hukum, dalil atau pedoman, Soli berasal
dari kata solum yang berarti negeri, tanah atau daerah dan sanguinis berasal
dari kata sanguis yang berarti darah. Dengan demikian, ius soli berarti
pedoman kewarganegaraan yang berdasarkan tempat atau daerah kelahiran,
sedangkan ius sanguinis adalah pedoman kewarganegaraan berdasarkan darah
atau keturunan.

Sebagai contoh, Jika sebuah negara menganut asas ius soli, maka sesorang
yang dilahirkan di negara tersebut, mendapatkan hak sebagai warganegara. Begitu
pula dengan asas ius sanguinis. Jika sebuah negara sa menganut asas ius
sanguinis, maka seseorang yang lahir dari orang tua yang memiliki
kewarganegaraan suatu negara, Indonesia misalnya, maka anak tersebut berhak
mendapatkan status kewarganegaraan orang tuanya, yakni warga negara
Indonesia.

Pada awalnya asas kewarganegaraan berdasarkan kelahiran ini hanya satu,


yakni ius soli saja. Hal ini didasarkan pada anggapan bahwa karena seseorang
lahir di suatu wilayah negara, maka otomatis dan logis ia menjadi warga negara
tersebut. Akan tetapi dengan semakin tingginya tingkat mobilitas manusia,
diperlukan suatu asas lain yang tidak hanya berpatokan pada tempat kelahiran
saja. Selain itu, kebutuhan terhadap asas lain ini juga berdasarkan realitas empirik
bahwa ada orang tua yang memiliki status kewarganegaraan yang berbeda. Hal ini
akan bermasalah jika kemudian orang tua tersebut melahirkan anak di tempat
salah satu orang tuanya (misalnya, di tempat ibunya). Jika tetap menganut asas tus
soli, maka si anak hanya akan mendapatkan status kewarganegaraan ibunya saja,
sementara ia tidak berhak atas status kewarganegaraan bapaknya. Atas dasar
itulah, maka asas ius sanguinis dimunculkan. sehingga si anak dapat memiliki
status kewarganegaraan bapaknya.

1. Dari Sisi Perkawinan


Selain hukum kewarganegaraan dilihat dari sudut kelahir kewarganegaraan
seseorang juga dapat dilihat dari sisi perkawinan yang mencakup asas
kesatuan hukum dan asas persamaan derajat. Asa Kesatuan Hukum
berdasarkan pada paradigma bahwa suami-ister ataupun ikatan keluarga
merupakan inti masyarakat yang meniscayaka suasana sejahtera, sehat dan
tidak terpecah. Dalam menyelenggarake kehidupan bermasyarakatnya, suami-
isteri ataupun keluarga yang bak perlu mencerminkan adanya suatu kesatuan
yang bulat.

Untuk merealisasikan terciptanya kesatuan dalam keluarga atau suami-


isteri, maka semuanya harus tunduk pada hukum yang sama Dengan adanya
kesamaan pemahaman dan komitmen menjalankan kebersamaan atas dasar
hukum yang sama tersebut, meniscayakan adanya kewarganegaraan yang
sama, sehingga masing-masing tidak terdapat perbedaan yang dapat
mengganggu keutuhan dan kesejahteraan keluarga

Sedangkan dalam asas persamaan derajat ditentukan bahwa suatu


perkawinan tidak menyebabkan perubahan status kewarganegaraan masing-
masing pihak Baik suami ataupun isteri tetap berkewarganegaraan asal, atau
dengan kata lain sekalipun sudah menjadi suami isteri, mereka tetap memiliki
status kewarganegaraan sendiri, sama halnya ketika mereka belum diikatkan
menjadi suami-isteri.
Asas ini dapat menghindari terjadinya penyelundupan hukum. Misalnya,
seseorang yang berkewarganegaraan asing ingin memperoleh status
kewarganegaraan suatu negara dengan cara atau berpura-pura melakukan
pernikahan dengan perempuan di negara tersebut. Setelah melalui perkawinan
dan orang tersebut memperoleh kewarganegaraan yang diinginkannya, maka
selanjutnya ia menceraikan isterinya. Untuk menghindari penyelundupan
hukum semacam ini, banyak negara yang menggunakan asas persamaan
derajat dalam peraturan kewarga negaraannya

2.4 STATUS KEWARGANEGARAAN DAN PERMASALAHANNYA

Membicarakan status kewarganegaraan seseorang dalam sebu ah negara,


maka akan dibahas beberapa persoalan yang berkenaan dengan seseorang
yang dinyatakan sebagai warga negara dan bukan warga negara dalam sebuah
negara. Jika diamati dan dianalisis, di an tara penduduk sebuah negara, ada di
antara mereka yang bukan warga negara (orang asing) di negara tersebut.
Dalam hal ini, dikenal dengan apatride, bipatride, dan multipatride,
1. Apatride
Apatride, yakni kasus di mana seorang anak tidak memiliki kewar.
ganegaraan. Keadaan ini terjadi karena seorang Ibu yang berasal dan negara
yang menganut asas ius soli melahirkan seorang anak di negara yang
menganut asas ius sanguinis. Sehingga tidak ada negara baik itu negara asal
Ibunya ataupun negara kelahirannya yang mengakui kewar ganegaraan anak
tersebut. Apartride (tanpa Kewarganegaraan) timbul apabila menurut per
aturan Kewarganegaraan, seseorang tidak diakui sebagai warganegara dari
negara mana pun. Misalnya, Agus dan Ira adalah suami istri yang berstatus
warga negara B yang berasas ius-soli. Mereka berdomisili di negara A yang
berasas ius-sanguinis. Kemudian lahirlah anak mereka Budi, menurut negara
A, Budi tidak diakui sebagai warganegaranya, ka rena orangtuanya bukan
warga negaranya. Begitu pula menurut negara B, Budi tidak diakui sebagai
warga negaranya, karena lahir di wilayah ne gara lain. Dengan demikian, Budi
tidak mempunyai kewarganegaraan atau apatride.
2. Bipatride
Bipatride, yakni timbulnya dua kewarganegaraan. Hal ini terjadi ka rena
seorang Ibu berasal dari negara yang menganut asas ius sanguinis melahirkan
seorang anak di negara yang menganut asas ius soli. Sehingga kedua negara
(negara asal dan negara tempat kelahiran) sama-sama memberikan status
kewarganegaraannya.
Bipatride (berdwikewarganegaraan) timbul apabila menurut pera turan dari
dua negara terkait seseorang dianggap sebagai warga negara kedua negara itu.
Misalnya, Adi dan Ani adalah suami istri yang ber status warga negara A
namun mereka berdomisili di negara B. Negara A menganut asas ius-
sanguinis dan negara B menganut asas ius-soli. Kemudian lahirlah anak
mereka Dani. Menurut negara A yang menga nut asas ius-sanguinis, Dani
adalah warga negaranya karena mengikuti Kewarganegaraan orangtuanya.
Menurut negara B yang menganut ius soli, Dani juga warga negaranya, karena
tempat kelahirannya adalah di negara B dengan demikian Dani mempunyai
status dua kewarganega raan atau bipatride.
3. Multipratide
Seseorang yang memiliki dua atau lebih kewarganegaraan Contoh: Seorang
yang bipatride juga menerima pemberian status kewarganega raan lain ketika
dia telah dewasa, di mana saat menerima kewarganega raan yang baru ia tidak
melepaskan status bipatride-nya. Misalnya ada seorang anak yang orangtuanya
berasal dari negara yang menganut pa ham Ius Soli dan Ius sanguinis tetapi
dia dilahirkan di negara netral atau yang tidak menganut kedua paham
tersebut. Kondisi seseorang dengan status berdwikewarganegaraan, sering
terjadi pada yang terjadi di daerah perbatasan di antara dua negara. Dalam hal
ini, diperlukan peraturan dan ketentuan-ketentuan yang pasti tentang
perbatasan serta wilayah teritorial, sehingga pendu duk di daerah itu dapat
meyakinkan dirinya termasuk ke dalam kewar ganegaraan mana di antara dua
negara tersebut.

2.5 TANGGUNG JAWAB SEBAGAI WARGA NEGARA

Negara adalah suatu organisasi dalam suatu wilayah yang memiliki kekuasaan
tertinggi yang sah dan ditaati oleh rakyatnya. Keberadaan negara, seperti
organisasi secara umum, adalah untuk memudahkan anggotanya(rakyat)
mencapai tujuan bersama atau cita-citanya. Negara memiliki kekuasaan yang
kuat terhadap rakyatnya. Kekuasaan, dalam arti kemampuan seseorang atau
suatu kelompok untuk memengaruhi orang lain atau kelompok lain, dalam
ilmu politik biasanya dianggap bahwa memiliki tujuan demi kepentingan
seluruh warganya. Dengan demikian, kekuasaan yang dimiliki oleh
sekelompok orang yang berperan sebagai penyelenggara negara adalah
semata-mata demi kesejahteraan warganya.

Hak dan kewajiban negara adalah menggambarkan apa yang seharusnya


diterima dan dilakukan oleh negara atau pemerintah dalam melindungi dan
menjamin kelangsungan kehidupan negara serta terwujudnya cita-cita dan
tujuan nasional sebagaimana tercantum dalam pembukaan UUD 1945.
Hak negara atau pemerintah meliputi: Pertama, Menciptakan pera turan
dan UU untuk ketertiban dan keamanan. Kedua, Melakukan mo nopoli sumber
daya yang menguasai hajat hidup orang banyak. Ketiga,Memaksa warga
negara taat akan hukum yang berlaku.
Kewajiban negara berdasarkan UUD 1945 meliputi: Melindungi wilayah
dan warga negara, memajukan kesejahteraan umum, mencer daskan
kehidupan bangsa, ikut melaksanakan ketertiban dunia berdasarkan
perdamaian abadi dan keadilan sosial, menjamin kemerdekaan penduduk
memeluk agama, membiayai pendidikan dasar, menyeleng garakan sistem
pendidikan nasional, memprioritaskan anggaran pen didikan minimal 20
persen dari anggaran belanja negara dan belanja daerah, memajukan
pendidikan dan kebudayaan mengembangkan sis tem jaminan sosial,
menghormati dan memelihara bahasa daerah sebagai kebudayaan nasional,
menguasai cabang-cabang produksi penting bagi negara dan menguasai hidup
orang banyak, menguasai bumi, air,dan kekayaan alam demi kemakmuran
rakyat, memelihara fakir miskin. mengembangkan sistem jaminan sosial,
menyediakan fasilitas layanan kesehatan dan publik yang layak.

Dalam UUD 1945 Pasal 26 dinyatakan bahwa yang menjadi warga Negara
adalah orang-orang bangsa Indonesia asli dan orang bangsa lain yang disahkan
oleh undang-undang sebagai warga negara. Warga negara memilki peranan
yang sangat besar dalam kemajuan negaranya bah kan di sebagian besar
negara di dunia peranan warga negara memiliki pengaruh yang jauh lebih
besar dari pada pemerintahnya. Dalam hal ini tentu saja warga negara yang
dapat memajukan negaranya adalah warga negara yang bertanggung jawab.
Sebagai warga negara yang bertanggung jawab, maka tentu memi liki
karakteristik yang positif terhadap negaranya. Adapun karakter yang
dimaksud, yaitu sebagai berikut:
a) Saling menghormati dan bertanggung jawab
b) Kritis dalam berpikir dan bertindak
c) Saling diskusi dan tukar pikiran
d) Terbuka dan rasional
e) Jujur dan adil
BAB III

PENUTUP

3.1 KESIMPULAN
Setelah kita mempelajari makalah ini dapat kita simpulkan bahwa
kewarganegaraan merupakan hal penting yang harus diketahui oleh setiap
warga negara.Ini dikarenakan bahwa dengan pemahaman kewarganegaraan
yang baik maka kehidupan berbangsa dan bernegara akan menjadi
tentram dan jelas.Dan kita sebagai warga negara yang bertanggung jawab
terhadap masyarakat, bangsa dan negara hendaknya kita berusaha untuk
meningkatkan pengamalan prinsip serta nilainilai luhur bangsa terutama
memahami manusia yang pada dasarnya memiliki harkat dan martabat
yang sama sebagai mahluk ciptaan Tuhan,agar tercipta suatu keadilan dalam
kehidupan bernegara.

3.2 SARAN
Akhirnya terselesaikannya makalah ini kami selaku pemakalah menyadari
dalam penyusunan makalah ini yang membahas tentang kewarganegaraan
masih jauh dari kesempurnaan baik dari tata cara penulisan dan bahasa yang
dipergunakan maupun dari segi penyajian materinya. Untuk itu kritik dan
saran dari pembimbing atau dosen yang terlibat dalam penyusunan makalah
ini yang bersifat kousteuktif dan bersifat komulatif sangat kami harapkan
supaya dalam penugasan makalah yang akan datang lebih baik dan lebih
sempurna.euktif dan bersifat komulatif sangat kami harapkan supaya dalam
penugasan makalah yang akan datang lebih baik dan lebih sempurna.

DAFTAR PUSTAKA

https://mahasiswa.yai.ac.id/v5/data_mhs/tugas/
1744390003/10MAKALAH_EWARGANEGARAAN_NUR
%20HAJIAH_1744390003.pdf https://www.bphn.go.id/data/documents/lit-
2011-2.pdf

Anda mungkin juga menyukai