Anda di halaman 1dari 8

Kata Pengantar

Segala puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah, atas karunia-Nya lah kami
akhirnya bisa menyelesaikan makalah ini. Makalah ini membahas tentang pentingnya
nilai-nilai Pancasila dalam implementasi kewarganegaraan dan kemasyarakatan.
Betapa pentingnya mempelajari nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila.
Disamping karena Pancasila adalah ideologi bangsa kita, nilai-nilainya pun telah lama
mendarah daging di tubuh semua rakyat Indonesia. Maka dari itu, melalui makalah ini,
kami harap kita lebih bisa menghargai dan bisa mengaplikasikan nilai-nilai Pancasila
dalam kehidupan kita sehari-hari.
Dalam penyusunan makalah ini, kami banyak mendapat tantangan dan hambatan
akan tetapi dengan bantuan dari berbagai pihak tantangan itu bisa teratasi. Olehnya itu,
kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah
membantu dalam penyusunan makalah ini, semoga bantuannya mendapat balasan yang
setimpal dari Tuhan Yang Maha Esa.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan baik dari
bentuk penyusunan maupun materinya. Kritik konstruktif dari pembaca sangat kami
harapkan untuk penyempurnaan makalah selanjutnya. Akhir kata semoga makalah ini
dapat memberikan manfaat kepada kita sekalian.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ……………….……………………………………………………………………………………………….. i

DAFTAR ISI ………………………………………………………………………………………………………………………….…. ii

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang masalah…………………………………………………………….….....1

1.2 Tujuan penulisan…………………………………………………………………………..2

1.3 Rumusan Masalah ………………………………………………………………….……..3

1.4 Ruang lingkup …………………………………………………...…………………………3

1.5 Teknik penulisan ………………………………………………………………………….3

BAB II TINJUAN KEPUSTAKAAN

2.1 Pengertian Warga Negara dan penduduk ………..……………………………..… 4

2.2 Perbedaan antara Penduduk dan Warga Negara ………………………………….... 5


2.3 Warga Negara Dan Kependudukan …………………………………….……….…. 6

2.4 Masalah Warga Negara Dan Kependudukan …………………………………….. 7

2.5 Tugas dan Kewajiban Warga Negara Dan Kependudukan …………………….. 8

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan ……………………………………………………………………………... 11

3.2 Kritik dan Saran …………………………………………………………………………11

Daftar Pusaka ……………………………………………………………………….………..12


A. Latar Belakang Masalah
Penduduk adalah orang atau orang-orang yang mendiami suatu tempat

(kampung, negara, dan pulau) yang tercatat sesuai dengan persyaratan dan ketentuan yang

berlaku di tempat tersebut. Berdasarkan tempat lahir dan lama tinggal penduduk suatu daerah

dapat dibedakan menjadi empat golongan, yaitu penduduk asli, penduduk pendatang,

penduduk sementara, dan tamu. Penduduk asli adalah orang yang menetap sejak lahir.

Penduduk pendatang adalah orang yang menetap, tetapi lahir dan berasal dari tempat

lain. Penduduk sementara adalah orang yang menetap sementara waktu dan kemungkinan

akan pindah ke tempat lain karena alasan pekerjaan, sekolah, atau alasan lain. Adapun tamu

adalah orang yang berkunjung ke tempat tinggal yang baru dalam rentang waktu beberapa hari

dan akan kembali ke tempat asalnya.

Penduduk dunia saat ini telah mencapai lebih dari 6 miliar, di mana di antara jumlah

tersebut, 80 persen tinggal di negara-negara berkembang. Sementara itu, United Nations

memproyeksikan bahwa penduduk perkotaan di negara-negara berkembang terus meningkat

dengan rata-rata pertumbuhan 2,4 persen per tahun. Angka ini merupakan dua kali lipat angka

pertumbuhan penduduk total negara-negara berkembang pada umumnya, yakni sekitar 1,2

persen. Meski penduduk perkotaan di negara-negara maju juga meningkat dengan angka

pertumbuhan yang lebih besar daripada angka pertumbuhan penduduk totalnya, dan juga

angka urbanisasinya jauh lebih besar daripada negara-negara berkembang, pertumbuhan

perkotaan di negara-negara berkembang tetap lebih cepat disertai dengan meningkatnya

penduduk perkotaan secara absolut.

Akibatnya setiap tahun tingkat kemiskinan semakin bertambah bukan justru menurun.

Kurangnya kesempatan yang diberikan oleh pemerintah ataupun perusahaan-perusahaan salah

satu penyebab adanya pengangguran di setiap kota. Pengangguran terdidik setiap tahun akan

terus bertambah karena kurangnya lapangan pekerjaan. Perencaanaan kurang selaras dengan

lapangan pekerjaan, ketidak sesuaian antara permintaan dan penawaran kerja salah satu

penyebab utama tingginya tingkat penganggguran pendidik. Belum lagi Indonesia juga

mengalami pengangguran tidak terdidik yang sangaat sulit mendapatkan pekerjaan karena

tidak mempunya bekal apapun dalam keahlian.


VI. Pengertian Warga Negara Dan Kependudukan

Indonesia yang dikenal sebagai negara hukum ini mengatur segala hal yang
bersinggungan dengan kehidupan masyarakatnya. Hal ini juga ditunjukkan dengan
adanya perbedaan kedudukan warga negara dan penduduk Indonesia.
Penduduk adalah orang yang telah tinggal dan menetap pada sebuah negara, sedangkan
warga negara adalah orang yang telah secara sah di mata hukum dan merupakan
anggota dari sebuah negara. Hal ini juga berlaku dalam hukum dan tata aturan
mengenai warga negara yang ada di Indonesia.
Penjelasan lengkap mengenai kedudukan warga negara dan penduduk Indonesia
dipaparkan dalam buku berjudul Pendidikan Kewarganegaraan yang disusun oleh
Maryanto (2015:51). Dalam buku tersebut dijelaskan bahwa perbedaan status atau
kedudukan sebagai penduduk dan bukan penduduk, juga penduduk warga negara dan
penduduk bukan warga negara menimbulkan perbedaan hak dan kewajiban.
Hal tersebut rupanya sesuai dengan penjelasan definisi penduduk yang dijelaskan
dalam buku yang sama. Penduduk adalah orang-orang yang bertempat tinggal di suatu
wilayah negara dalam kurun waktu tertentu. Penduduk dalam negara juga dibagi
menjadi dua yaitu warga negara dan orang asing.
Orang asing adalah orang-orang yang untuk sementara atau tetap bertempat tinggal di
negara tertentu tetapi tidak berkedudukan sebagai warga negara. Mereka adalah warga
negara dari negara lain yang dengan izin pemerintah setempat menetap di negara yang
bersangkutan.
Dari penjelasan tersebut kita dapat menyimpulkan bahwa warga negara merupakan
bagian dari penduduk Indonesia, namun orang yang berstatus penduduk belum tentu
warga negara dari negara yang ditinggalinya. Di Indonesia, peraturan yang berlaku
adalah penduduk Indonesia adalah setiap orang baik WNI maupun WNA yang
bertempat tinggal tetap di dalam wilayah negara Republik Indonesia.
Hal ini sesuai dengan isi Pasal 26 UUD 1945 yang menyebutkan bahwa “warga negara
adalah orang Indonesia asli dan orang bangsa lain yang sah berdasarkan UU untuk
menjadi warga negara. Penduduk adalah WNI dan orang asing yang menempati
Indonesia.”
Pemaparan lengkap mengenai kedudukan warga negara dan penduduk Indonesia dapat
Anda ketahui untuk memperluas wawasan khususnya mengenai peraturan warga
negara dan penduduk yang berlaku di Indonesia. (DAP)
VII. Perbedaan antara Penduduk dan Warga Negara
1. Warga Negara adalah Bagian dari Penduduk
Penduduk adalah orang dalam matranya sebagai diri pribadi, anggota keluarga, anggota
masyarakat, warga negara, dan himpunan kuantitas yang bertempat tinggal tetap di
suatu tempat dalam batas wilayah negara pada waktu tertentu, seperti tertuang dalam
pasal 1 angka 1 Undang-undang Nomor 10 Tahun 1992 tentang Perkembangan
Kependudukan dan Pembangunan Keluarga Sejahtera.
Penduduk terdiri atas warga negara tersebut dan warga negara asing. Dengan demikian,
warga negara merupakan bagian dari penduduk, namun penduduk belum tentu warga
negara tersebut.
Contoh, penduduk Indonesia adalah setiap orang baik WNI maupun WNA yang
bertempat tinggal tetap di dalam wilayah negara Republik Indonesia. Warga negara
Indonesia (WNI) terbagi lagi jadi WNI asli dan WNI tidak asli.
Warga negara asing (WNA) juga terbagi atas WNA penduduk dan WNA bukan
penduduk atau penduduk sementara orang asing.
2. Warga Negara Punya Status Hukum, Hak, dan Kewajiban Warga Negara
Warga negara adalah salah satu tiang negara, di samping wilayah dan pemerintah
negara. Sebagai anggota sebuah negara, seorang warga negara punya hak dan kewajiban
timbal balik pada negara yang pokok-pokoknya tertuang dalam konstitusi negara.
Tidak semua penduduk dapat dikatakan sebagai warga negara. Sebab, seorang warga
negara adalah pendukung hukum yang terkena hukum negara, memiliki hak dan
kewajiban yang harus ia penuhi bersama negaranya.
Asas kewarganegaraan menentukan bahwa status hukum, hak, dan kewenangan
seorang warga negara tetap melekat kepadanya di mana pun ia berada, seperti dikutip
dari Hukum Kewarganegaraan dan Keimigrasian oleh Herlin Wijayanti, S.H., M.H.
Nah, jadi yang membedakan antara penduduk dan warga negara yaitu status hukum,
hak dan kewajiban warga negara, hingga status kewarganegaraannya sendiri di dalam
suatu negara.
VIII. Warga Negara dan Kependudukan

 Status Warga Negara Indonesia

1. Setiap orang yang sebelum berlakunya UU tersebut telah menjadi WNI.

2. Anak yang lahir dari perkawinan yang sah dari ayah dan ibu WNI.

3. Anak yang lahir dari perkawinan yang sah dari seorang ayah WNI dan ibu warga
negara asing (WNA), atau sebaliknya.

4. Anak yang lahir dari perkawinan yang sah dari seorang ibu WNI dan ayah yang
tidak memiliki kewarganegaraan atau hukum negara asal sang ayah tidak
memberikan kewarganegaraan kepada anak tersebut.

5. Anak yang lahir dalam tenggang waktu 300 hari setelah ayahnya meninggal
dunia dari perkawinan yang sah, dan ayahnya itu seorang WNI.

6. Anak yang lahir di luar perkawinan yang sah dari ibu WNI.

7. Anak yang lahir di luar perkawinan yang sah dari ibu WNA yang diakui oleh
seorang ayah WNI sebagai anaknya dan pengakuan itu dilakukan sebelum anak
tersebut berusia 18 tahun atau belum kawin.

8. Anak yang lahir di wilayah negara Republik Indonesia yang pada waktu lahir
tidak jelas status kewarganegaraan ayah dan ibunya.

9. Anak yang baru lahir yang ditemukan di wilayah negara Republik Indonesia
selama ayah dan ibunya tidak diketahui.

10. Anak yang lahir di wilayah negara Republik Indonesia apabila ayah dan ibunya
tidak memiliki kewarganegaraan atau tidak diketahui keberadaannya.

11. Anak yang dilahirkan di luar wilayah Republik Indonesia dari ayah dan ibu WNI,
yang karena ketentuan dari negara tempat anak tersebut dilahirkan memberikan
kewarganegaraan kepada anak yang bersangkutan.
12. Anak dari seorang ayah atau ibu yang telah dikabulkan permohonan
kewarganegaraannya, kemudian ayah atau ibunya meninggal dunia sebelum
mengucapkan sumpah atau menyatakan janji setia.

 Asas-Asas Kewarganegaraan Indonesia

1. Asas ius sanguinis (asas keturunan),yaitu kewarganegaraan seseorang ditentukan


berdasarkan pada keturunan orang yang bersangkutan. Misalnya, seseorang
dilahirkan di negara A, sedangkan orang tuanya berkewarganegaraan negara B,
maka ia adalah warga negara B. Jadi berdasarkan asas ini, kewarganegaraan
anak selalu mengikuti kewarganegaraan orang tuanya tanpa memperhatikan di
mana anak itu lahir.

2. Asas ius soli (asas kedaerahan/tempat kelahiran),yaitu kewarganegaraan


seseorang ditentukan berdasarkan tempat kelahirannya. Misalnya, seseorang
dilahirkan di negara B, sedangkan orang tuanya berkewarganegaraan negara A,
maka ia adalah warganegara B. Jadi menurut asas ini kewarganegaraan
seseorang tidak terpengaruh oleh kewarganegaraan orang tuanya, karena yang
menjadi patokan adalah tempat kelahirannya.

 Penentuan Status Kewarganegaraan

1. Stelsel aktif, artinya seseorang harus melakukan tindakan hukum tertentu secara aktif untuk
menjadi warga negara (naturalisasi biasa).
2. Stelsel pasif, yaitu seseorang dengan sendirinya dianggap menjadi warga negara tanpa
melakukan suatu tindakan hukum tertentu (naturalisasi Istimewa)

IX. Masalah Warga Negara Dan Kependudukan

Anda mungkin juga menyukai