STATUS KEWARGANEGARAAN
DOSEN PENGAMPUH :
1. DERY ARTADI
2. CRYSTINE SYMON
3. DINI JENGHARIANI
4. DEWI SUKMAWATI
Alhamdulillah, puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang senantiasa
melimpahkan rahmat serta hidayahnya sehingga kita bisa melakukan aktivitas dengan baik,
khususnya kepada penulis sehingga pembuatan makalah yang berjudul “STATUS
KEWARGANEGARAAN” ini bisa diselesaikan dengan baik.
Tidak lupa pula shalawat serta salam kita haturkan kepada baginda nabi Muhammad
SAW, yang telah membawa kita dari zaman kegelapan menuju zaman yang terang benderang
seperti yang kita rasakan pada saat ini. Tidak lupa juga penyusun mengucapkan terima kasih
kepada semua pihak yang telah membantu dari awal penyusunan sampai terselesainya makalah
ini. Penyusun menyadari bahwa penyusunan makalah ini jauh dari kesempurnaanya. Oleh karena
itu kritik dan saran yang membangun yang sangat kami harapkan, agar kedepannya makalah ini
jauh lebih baik dari yang sebelumnya.
Akhir kata penyusun berharap agar makalah ini menjadi sarana informasi dan dapat
dijadikan acuan untuk pembuatan makalah yang selanjutnya. Karena dalam penyusunan makalah
ini, penyusun menyadari pengetahuan dan pengalaman penyusun masih sangat terbatas.
PENYUSUN
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................
DAFTAR ISI...........................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................
1.1....................................................................................................Latar Belakang
...........................................................................................................................
1.2 Rumusan Masalah..............................................................................................
1.3 Tujuan Penulisan...............................................................................................
BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................
2.1.1 pengertian................................................................................................
3.1 Ksimpulan..........................................................................................................
3.2 Saran..................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
Yang dimaksud dengan status ialah sebuah kondisi maupun kedudukan seseorang
atau suatu badan bisa juga yang lainnya yang memiliki hubungan dengan sesuatu hal
(dalam hal ini negara). Sedangkan pengertian kewarganegaraan ialah keikutsertaan
seseorang menjadi anggota di dalam sebuah kendali lingkup politik negara. Dengan
begitu dapat di simpulkan bahwa pengertian status kewarganegaraan ialah kedudukan
warga negara dalam negara yang memiliki keterkaitan secara hukum dengan sebuah
negara. Diantara hubungan negara dengan warga negara tersebut terjadi keterkaitan
yang kemudian timbul sebuah hak dan kewajiban warga negara dalam UUD 1945.
Dibawah teori kontrak sosial, status kewarganegaarn memiliki implikasi hak dan
kewajiban. Dalam filosofi’ kewarganegaraan aktif, seorang warganegara disyaratkan
untuk menyumbangkan kemmampuannya bagi perbaikan komuitas melalui partisipasi
ekonomi, layanan publik, kerja sukarela, dari dasr pemikiran ini muncul mata pelajaran
kewarganeraan yang diberikan di sekolah-sekolah.
Dalam pasal 26 UUD 1944 tentang siapa yang menjadi warga negara :
1. Yang menjadi warga negara ialah orang-orang bangsa indinesia asli dan orang-
orang bangsa lain yang disahkan dengan undang-udang sebagai warga negara.
2. Penduduk ialah warga negara indonesia dan orang asing yang bertempat tinggal di
indonesia.
3. Hal-hal mengenai warga negara dan penduduk diatur dengan UUD.
Seorang Warga Negara Indonesia (WNI) adalah orang yang diakui oleh undang-
undang (UU) sebagai warga negara Republik Indonesia. Kepada orang ini akan
diberikan Kartu Tanda Penduduk, berdasarkan Kabupaten atau (khusus DKI Jakarta)
Provinsi, tempat ia terdaftar sebagai penduduk/warga. Kepada orang ini akan
diberikan nomor identitas yang unik (Nomor Induk Kependudukan, NIK) apabila ia
telah berusia 17 tahun dan mencatatkan diri di kantor pemerintahan. Paspor diberikan
oleh negara kepada warga negaranya sebagai bukti identitas yang bersangkutan dalam
tata hukum internasional.
Dapat dikatakan bahwa proses kewarganegaraan itu dapat diperoleh melalui 3 cara, yaitu
Ketuga cara ini syokyanya dapat sama-sama dipertimbangkan dalam rangka pengaturan
mengenai kewarganegaraan ini dalam sistem hukum indonesia, sehingga kita tidak membatasi
pengertian mengenai cara memperoleh status kewargeneraan itu hanya dengan cara pertama dan
kedua saja sebagaimana lazim dipahami selama ini.
Kasus-kasus kewarganegaraan diindonesia juga banyak yang tidak sepenuhnya dapat
diselesaikan dengan sepenuhnya melalui cara pertama dan kedua saja. Sebagai contoh, banyak
warganegara indonesia yang karena sesuat, bermukim dibelanda, direpublik rakyat china,
ataupun diaustralia dan negara-negara lainnya dalam waktu yang lama sampai melahirkan
keturunan, tetapi tetap mempertahankan status kewarganegaraan.
Indonesia sebagai negara yang pada dasarnya menganut prinsip ‘ius sanguinis’,mengatur
kemungkinan warganya untuk mendapatkan status kewarganegaraan melalui prinsip kelahiran.
Sebagai contoh banyak warga keturunan cina yang masih berkewarganegaraan cina atau pun
memiliki dwi kewarganegaraan antara indonesia dan cina,tetapi berkemukim diindonesia dan
memiliki keturunan diindonesia.Terhadap anak anak mereka ini sepanjang yang bersangkutan
tidak berusaha mendapatkan status kewarganegaraan dari negara asal orang tuanya,dapat saja
diterima sebagai warga negara indonesia karna kelahiran. Kalaupun hal ini dianggap tidak sesuai
dengan prinsip dasar yang dianut,sekurang kurang nya terhadap mereka itu dapat dikenakan
ketentuan mengenai kewarganegaraan melalui proses registrasi biasa,bukan melalui proses
naturalisasi yang mempersamakan kedudukan mereka sebagai orang asing sama sekali.
3.1. Kesimpulan
Indonesia sebagai negara yang pada dasarnya mengatuk prinsip”ius sanginis”’mengatur
kemungkinan warganya untuk menapatkan status kewarganegaraan melalui prinsip
kelahiran. Sebagai contoh banyak warga keturunan cina yang masih berkewargaan cina
atau pun memiliki dwi-kewarganegaraan antara indonesia dan cina tetapi brrmukim
diindonesia dan memiliki keturunan diindonesia. Terhadap anak-anak mereka ini
sepanjang bersangkutan tidak berusaha untuk mendapatkan status kewarganegaraan dari
negara asal orang tuanya,dapat saja diterima sebagai warganegara indonesia kerena
kelahiran. Kalaupun hal ini dianggap tidak sesuai dengan prinsip dasar yang dianut,
sekurang kurangnya terhadap mereka itu dapat dikenakan ketentuan mengenai proses
esgistrasi biasa,bukan melalui proses naturalisasi yang mempersakan kedudukan mereka
sebagai orang asing sama sekali.
3.2 Saran
DAFTAR PUSAKA
http://repository.unej.ac.id/bitstream/handle/123456789/58687/Rendra%20Marliyanto.pdf?
sequence=1&isAllowed=y
https://id.scribd.com/doc/30905714/MAKALAH-KEWARGANEGARAAN
https://tirto.id/bunyi-isi-pasal-26-uud-1945-sebelum-dan-sesudah-amandemen-f9at