Anda di halaman 1dari 8

MAKALAH

STATUS KEWARGANEGARAAN

DOSEN PENGAMPUH :

AZWAR SUBANDI S.IP.,M.H

DISUSUN OLEH KELOMPOK 1 :

1. DERY ARTADI
2. CRYSTINE SYMON
3. DINI JENGHARIANI
4. DEWI SUKMAWATI

PROGRAM STUDY ADMINISTARI BISNIS

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN POLITIK

UNIVRSITAS MUHAMMADIYAH MATARAM 2022


KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang senantiasa
melimpahkan rahmat serta hidayahnya sehingga kita bisa melakukan aktivitas dengan baik,
khususnya kepada penulis sehingga pembuatan makalah yang berjudul “STATUS
KEWARGANEGARAAN” ini bisa diselesaikan dengan baik.

Tidak lupa pula shalawat serta salam kita haturkan kepada baginda nabi Muhammad
SAW, yang telah membawa kita dari zaman kegelapan menuju zaman yang terang benderang
seperti yang kita rasakan pada saat ini. Tidak lupa juga penyusun mengucapkan terima kasih
kepada semua pihak yang telah membantu dari awal penyusunan sampai terselesainya makalah
ini. Penyusun menyadari bahwa penyusunan makalah ini jauh dari kesempurnaanya. Oleh karena
itu kritik dan saran yang membangun yang sangat kami harapkan, agar kedepannya makalah ini
jauh lebih baik dari yang sebelumnya.

Akhir kata penyusun berharap agar makalah ini menjadi sarana informasi dan dapat
dijadikan acuan untuk pembuatan makalah yang selanjutnya. Karena dalam penyusunan makalah
ini, penyusun menyadari pengetahuan dan pengalaman penyusun masih sangat terbatas.

MATARAM, 14 MEI 2022

PENYUSUN
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................

DAFTAR ISI...........................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................

1.1....................................................................................................Latar Belakang
...........................................................................................................................
1.2 Rumusan Masalah..............................................................................................
1.3 Tujuan Penulisan...............................................................................................

BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................

2.1 Status Kewargargaraan......................................................................................

2.1.1 pengertian................................................................................................

2.1.2 Warga Negara Indonesia..........................................................................

2.2 Kedudukan Warga Negara Di Indonesia...........................................................

BAB III PENUTUP.................................................................................................

3.1 Ksimpulan..........................................................................................................

3.2 Saran..................................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Status kewarganegaraan yang dimaksud disini adalah status seseorang terkait dengan
kewarganegaraannya dalam suatu negara berdasarkan peraturan perundang-undangan yang
berlaku.
Yang dimaksud dengan status ialah sebuah kondisi maupun kedudukan seseorang atau
suatu badan bisa juga yang lainnya yang memiliki hubungan dengan sesuatu hal (dalam hal
ini negara). Sedangkan pengertian kewarganegaraan ialah keikutsertaan seseorang menjadi
anggota di dalam sebuah kendali lingkup politik negara. Dengan begitu dapat di simpulkan
bahwa pengertian status kewarganegaraan ialah kedudukan warga negara dalam negara yang
memiliki keterkaitan secara hukum dengan sebuah negara. Diantara hubungan negara dengan
warga negara tersebut terjadi keterkaitan yang kemudian timbul sebuah hak dan kewajiban
warga negara dalam UUD 1945.
Kewarganegaraan menurut pemahaman seorang Wolhoff ialah sebuah keanggotaan pada
sebuah bangsa tertentu dalam hal ini sejumlah manusia yang terikat dengan yang lainnya
karena memiliki kesatuan bahasa, kehidupan sosial dan adat budaya serta kesadaran nasional.
Kewarganegaraan dan kebangsaan memiliki pengertian serupa namun memiliki prinsip dasar
yang berbeda dalam hal partisipasinya didalam kehidupan politik di negara tersebut.
1.2. Rumusan Masalah
Yang akan dibahas dalam makalah ini ialah tentang status kewarganegaraan dan
kedudukan warga Negara di Indonesia. Yang dimana keduanya merupakan dasar bagi kita
seorang warga Negara, agar mengetahui batasan-batasan kewarganegaraan dan perolehan hak
dan kewajiban seorang warga Negara, yang diharapkan akan menentukan langkah-langkah
kita dalam upaya bela Negara kita.

1.3. Tujuan Penulisan


1. Memenuhi salah satu tugas mata pelajaran pendidikan kewarganeraan.
2. Menambah pengetahuan tentang pendidikan kewarganeragaan .
3. Membahas secara sederhana peranan warganegara.
4.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Status Kewargargaraan
2.1.1 Pengertian Status Kewarganegaraan

Yang dimaksud dengan status ialah sebuah kondisi maupun kedudukan seseorang
atau suatu badan bisa juga yang lainnya yang memiliki hubungan dengan sesuatu hal
(dalam hal ini negara). Sedangkan pengertian kewarganegaraan ialah keikutsertaan
seseorang menjadi anggota di dalam sebuah kendali lingkup politik negara. Dengan
begitu dapat di simpulkan bahwa pengertian status kewarganegaraan ialah kedudukan
warga negara dalam negara yang memiliki keterkaitan secara hukum dengan sebuah
negara. Diantara hubungan negara dengan warga negara tersebut terjadi keterkaitan
yang kemudian timbul sebuah hak dan kewajiban warga negara dalam UUD 1945.

Kewarganegaraan memiliki kemiripan dengan kebangsaan. Yang membedakan


adalah hak – hak untuk aktif dalam perpolitikan. Ada kemungkinan untuk memiliki
kebagsaan tanpa memnjadi seorang warganegara. Contoh, secara untuk merupakan
subyek suatu negara dan berhak atas perlindungan tanpa memiliki hakberpartisipasi
dalam politik. Juga dimungkinkan untuk memiliki hak politik tanpa menjadi anggota
bangsa dari suatu negara.

Dibawah teori kontrak sosial, status kewarganegaarn memiliki implikasi hak dan
kewajiban. Dalam filosofi’ kewarganegaraan aktif, seorang warganegara disyaratkan
untuk menyumbangkan kemmampuannya bagi perbaikan komuitas melalui partisipasi
ekonomi, layanan publik, kerja sukarela, dari dasr pemikiran ini muncul mata pelajaran
kewarganeraan yang diberikan di sekolah-sekolah.

2.1.2 Warga Negara Indonesia

Dalam pasal 26 UUD 1944 tentang siapa yang menjadi warga negara :

1. Yang menjadi warga negara ialah orang-orang bangsa indinesia asli dan orang-
orang bangsa lain yang disahkan dengan undang-udang sebagai warga negara.
2. Penduduk ialah warga negara indonesia dan orang asing yang bertempat tinggal di
indonesia.
3. Hal-hal mengenai warga negara dan penduduk diatur dengan UUD.

Seorang Warga Negara Indonesia (WNI) adalah orang yang diakui oleh undang-
undang (UU) sebagai warga negara Republik Indonesia. Kepada orang ini akan
diberikan Kartu Tanda Penduduk, berdasarkan Kabupaten atau (khusus DKI Jakarta)
Provinsi, tempat ia terdaftar sebagai penduduk/warga. Kepada orang ini akan
diberikan nomor identitas yang unik (Nomor Induk Kependudukan, NIK) apabila ia
telah berusia 17 tahun dan mencatatkan diri di kantor pemerintahan. Paspor diberikan
oleh negara kepada warga negaranya sebagai bukti identitas yang bersangkutan dalam
tata hukum internasional.

Di samping perolehan status kewarganegaraan seperti tersebut di atas,


dimungkinkan pula perolehan kewarganegaraan Republik Indonesia melalui proses
pewarganegaraan. Warga negara asing yang kawin secara sah dengan warga negara
Indonesia dan telah tinggal di wilayah negara Republik Indonesia sedikitnya lima
tahun berturut-turut atau sepuluh tahun tidak berturut-turut dapat menyampaikan
pernyataan menjadi warga negara di hadapan pejabat yang berwenang, asalkan tidak
mengakibatkan kewarganegaraan ganda.

2.2. Kedudukan Warga Negara di Indonesia

Dapat dikatakan bahwa proses kewarganegaraan itu dapat diperoleh melalui 3 cara, yaitu

1. Kewarganegaraan karena kelahiran atau sitizensif by brith.


2. Kewarganegaraan melalui pewarganeraan atau sitizensif by naturalition.
3. Kewarganeraan melalui registrasi atau sitizensif by registration.

Ketuga cara ini syokyanya dapat sama-sama dipertimbangkan dalam rangka pengaturan
mengenai kewarganegaraan ini dalam sistem hukum indonesia, sehingga kita tidak membatasi
pengertian mengenai cara memperoleh status kewargeneraan itu hanya dengan cara pertama dan
kedua saja sebagaimana lazim dipahami selama ini.
Kasus-kasus kewarganegaraan diindonesia juga banyak yang tidak sepenuhnya dapat
diselesaikan dengan sepenuhnya melalui cara pertama dan kedua saja. Sebagai contoh, banyak
warganegara indonesia yang karena sesuat, bermukim dibelanda, direpublik rakyat china,
ataupun diaustralia dan negara-negara lainnya dalam waktu yang lama sampai melahirkan
keturunan, tetapi tetap mempertahankan status kewarganegaraan.

Keturunan mereka ini dapat memperoleh status kewarganeraan indonesiadengan cara


registrasi biasa yang prosesnya jauh lebih sederhana daripada proses naturalisasi. Dapat pula
terjadi, apabila yang bersangkutan, karena sesuatu sebab, kehiangan kewarganeraan indonesia
baik karena kelalaian ataupun sebab-sebab lain, lalu kemudian berkeinginan untuk kembali
mendapatkan kewarganeraan indonesia, maka prosesnya seyokynya tidak disamakan dengan
seorang warganegara asing yang ingin memperoleh status kewarganegaraan indonesia.

Indonesia sebagai negara yang pada dasarnya menganut prinsip ‘ius sanguinis’,mengatur
kemungkinan warganya untuk mendapatkan status kewarganegaraan melalui prinsip kelahiran.
Sebagai contoh banyak warga keturunan cina yang masih berkewarganegaraan cina atau pun
memiliki dwi kewarganegaraan antara indonesia dan cina,tetapi berkemukim diindonesia dan
memiliki keturunan diindonesia.Terhadap anak anak mereka ini sepanjang yang bersangkutan
tidak berusaha mendapatkan status kewarganegaraan dari negara asal orang tuanya,dapat saja
diterima sebagai warga negara indonesia karna kelahiran. Kalaupun hal ini dianggap tidak sesuai
dengan prinsip dasar yang dianut,sekurang kurang nya terhadap mereka itu dapat dikenakan
ketentuan mengenai kewarganegaraan melalui proses registrasi biasa,bukan melalui proses
naturalisasi yang mempersamakan kedudukan mereka sebagai orang asing sama sekali.

BAB III PENUTUP

3.1. Kesimpulan
Indonesia sebagai negara yang pada dasarnya mengatuk prinsip”ius sanginis”’mengatur
kemungkinan warganya untuk menapatkan status kewarganegaraan melalui prinsip
kelahiran. Sebagai contoh banyak warga keturunan cina yang masih berkewargaan cina
atau pun memiliki dwi-kewarganegaraan antara indonesia dan cina tetapi brrmukim
diindonesia dan memiliki keturunan diindonesia. Terhadap anak-anak mereka ini
sepanjang bersangkutan tidak berusaha untuk mendapatkan status kewarganegaraan dari
negara asal orang tuanya,dapat saja diterima sebagai warganegara indonesia kerena
kelahiran. Kalaupun hal ini dianggap tidak sesuai dengan prinsip dasar yang dianut,
sekurang kurangnya terhadap mereka itu dapat dikenakan ketentuan mengenai proses
esgistrasi biasa,bukan melalui proses naturalisasi yang mempersakan kedudukan mereka
sebagai orang asing sama sekali.

3.2 Saran

Berikut upaya-upaya menghargai persamaan kedudukan warga negara:

a. Setianp kebijakan pemerintah hendaknya bertumpu pada persamaan dan menghargai


pluralitas
b. Pemerinth harus terbuka dan membuka ruang pada masyarakat berperan serta dalam
pembangunan nasioanl tanpa membeda bedakan sara,gender,budaya
c. Produk hukum atau perturan perundang undnngan harus menjamin persmaan warga
negara
d. Partisipasi masyarakat dalam politik harus memperhatikan kesetaraan sara atau gender

DAFTAR PUSAKA

http://repository.unej.ac.id/bitstream/handle/123456789/58687/Rendra%20Marliyanto.pdf?
sequence=1&isAllowed=y

https://id.scribd.com/doc/30905714/MAKALAH-KEWARGANEGARAAN

https://tirto.id/bunyi-isi-pasal-26-uud-1945-sebelum-dan-sesudah-amandemen-f9at

Anda mungkin juga menyukai