Anda di halaman 1dari 31

PENYAJIAN ASET

TETAP
Kelompok 3
ANGGOTA KELOMPOK 3
Eka Putri Yustina Elsa Aprilianti
01 A1C020064 02 A1C020065

Ema Kusumawati Fadhila Humaira S


03 A1C020067 04 A1C020069

Fadia Maya R.
05 A1C020070
Pengeluaran untuk

memperoleh aset tetap 重
陽 Perlakuan akuntansi terhadap pengeluaran pengeluaran yang 陽
節 berhubungan dengan perolehan dan penggunaan aktiva tetap dapat 節
dibagi menjadi dua, yaitu :
• Pengeluaran modal (capital expenditures) adalah pengeluaran pengeluaran
untuk memperoleh suatu manfaat yang akan dirasakan lebih dari satu periode
akuntansi. Pengeluaran seperti ini dicatat dalam rekening aktiva (dikapitalisasi)
• Pengeluaran pendapatan (revenue expenditure) adalah pengeluaran
pengeluaran untuk memperoleh suatu manfaat yang hanya dirasakan dalam
periode akuntansi yang bersangkutan. Oleh karena itu pengeluaran
pengeluaran seperti ini dicatat dalam rekening biaya
Pengeluaran untuk

memperoleh aset tetap 重
陽 Didasar pertimbangan dalam pencatatan pengeluaran pengeluaran untuk aktiva 陽
節 tetap adalah berapa lama manfaat pengeluaran tersebut dapat di rasakan, hanya 節
satu periode atau lebih dari satu periode akuntansi. Selain pertimbangan masa
manfaat, kadang kadang untuk alasan kepraktisan, dilakukan penyimpangan, Yaitu
apabila :

• Jumlah pengeluaran relatif kecil


• Manfaat dimasa yang akan datang tidak begitu berarti
• Sulit untuk mengukur manfaat dimasa yang akan datang, Maka pengeluaran
pengeluaran itu dikelompokkan dalam pengeluaran pendapatan
Prinsip penilaian aktiva tak berwujud

Dalam hubungannya dengan penilaian aktiva tetap


berwujud, PSAK no.16 enyatakan : “ Suatu benda
berwujud yang memenuhi kualifikasi untuk diakui sebagai
suatu aktiva dan dikelompokkan sebagai aktiva tetap, pada
awalnya harus diukur berdasarkan biaya Perolehan “
Penyimpangan dari prinsip diatas dapat dilakukan dalam
suatu aktiva tetap diperoleh dari hadiah atau donasi Quasi
reorganisasi ( penurunan nilai aktiva tetap ) dan penilaian
kembali aktiva tetap (revaluasi) juga merupakan kegiatan
kegiatan yang menyimpang dari “ cost principles”
penyimpangan penyimpangan tersebut dapat diterima jika
dapat memenuhi syarat syarat yang telah ditetapkan.
PEROLEHAN ASET TETAP
Aset ini dapat diperoleh dari pembelian tunai, pembelian kredit, barter dengan surat berharga,
hibah atau hadiah, ditukan dengan aset tetap lainnya dan membuat aset sendiri.
PEMBELIAN TUNAI
Ketika perusahaan membeli aktiva tetap Misalnya perusahaan manufaktur
secara tunai, maka yang tercatat dalam membeli mesin bubut seharga Rp.
pembukuan keuangan adalah jumlah 25.000.000,00, saat pembelian sampai
uang yang dikeluarkan untuk membeli mesin siap digunakan memerlukan biaya
aset tersebut. premi asuransi sebesar Rp. 500.000,00,
Jumlah uang pembelian tersebut PPN 10% sebesar Rp. 2.500.000,00 dan
termasuk semua uang yang dikeluarkan ongkos kirim sebesar Rp. 200.000,00.
sampai aset siap digunakan seperti pajak, Transaksi yang tercatat adalah sebagai
biaya pemasangan dan asuransi. berikut:
Harga beli Rp. 25.000.000,00
PPH 10% Rp. 2.500.000,00
Premi asuransi Rp. 500.000,00
Biaya pengiriman Rp. 200.000,00
Harga Perolehan Rp. 28.200.000,00.
PEMBELIAN KREDIT

Perusahaan yang membeli aset secara Biaya perolehan Rp.


kredit maka bunga yang dibebankan tidak 400.000.000,00
masuk ke dalam harga perolehan. Bunga Cash Rp. 160.000.000,00
dalam sistem kredit masuk dalam biaya Utang Rp. 240.000.000,00
tersendiri, biaya bunga. Biaya angsuran per bulan
Misalnya perusahaan membeli truk secara (12x) Rp. 20.000.000,00
kredit seharga Rp. 400.000.000,00. Aset Biaya bunga 10% x 10 bulan
kendaraan tersebut sudah dibayar Dpnya Rp. 24.000.000,00
sebesar Rp. 160.000.000,00. Perusahaan
masih harus membayar sisa angsuran dalam
12 bulan ke depan dengan bunga 10%.
BARTER SURAT BERHARGA
Perolehan aset tetap dari Harga tanah Rp. 500.000.000,00
pertukaran dengan surat berharga Harga gedung Rp. 700.000.000,00
sesuai dengan harga pasar saham. Penyusutan Rp. 250.000.000,00
Misalnya tanah milik perusahaan Harga gedung setelah penyusutan Rp.
harga pasarnya sebesar Rp. 450.000.000,00
500.000.000,00 didapat dari Laba pertukaran aset Rp. 50.000.000,00
pertukaran dengan salah satu
gedung perusahaan. Harga
perolehan gedung perusahaan
tersebut diketahui sebesar Rp.
700.000.000,00 dan telah
mengalami penyusutan sebesar Rp.
250.000.000,00.
PEMBELIAN KREDIT
Perusahaan dapat menjual aset lama kemudian Kendaraan mengalami penyusutan sebesar Rp.
membayar aset baru secara keseluruhan atau 50.000.000,00 per tahun dan nilai buku aset per 2020
sebagian secara tunai, biasanya sering disebut sebesar Rp. 50.000.000,00.
tukar tambah. Perusahaan harus membayar tunai sebesar Rp.
Harga perolehannya berupa kapitalisasi aset 40.000.000,00 untuk dapat melakukan penukaran
baru dengan harga aset lama ditambah uang dengan kendaraan baru yang memiliki harga
yang dibayarkan sebesar aset baru yang Perolehan Rp. 90.000.000,00.Transaksinya tercatat
diterima. sebagai berikut:
Sebagai contoh perusahaan distributor mau Harga perolehan aset pada
menukar kendaraan angkutnya yang dibeli 2018 Rp. 100.000.000,00
tahun 2018 dengan masa manfaat 4 tahun. Akumulasi penyusutan Rp.
Harga perolehan kendaraan di tahun 50.000.000,00
2018  senilai Rp. 100.000.000,00. Tahun 2020 Nilai buku per 2020 Rp.
kendaraan tersebut ingin dijual. 50.000.000,00
Harga pasar kendaraan baru
Rp. 90.000.000,00
Kas yang harus dibayarkan
Rp. 40.000.000,00
ASET HIBAH

Penyusutan atau depresiasi aset tetap dari hibah Aset Hadiah     Rp.
atau hadiah dihitung dengan cara yang sama 75.000.000,00
dengan aset tetap lain yang dimiliki perusahaan. Mesin               Rp.
Contohnya perusahaan mendapat hadiah mesin 60.000.000,00
produksi seharga Rp. 60.000.000,00 dan ternyata Keuntungan     Rp.
mesin tersebut memiliki harga pasar Rp. 15.000.000,00
75.000.000,00. Maka jurnal transaksinya sebagai
berikut:
MEMBUAT ASET SENDIRI
Tidak hanya dari perolehan, barter dan hibah, perusahaan juga dapat memperoleh aset
dengan membuat sendiri seperti peralatan dan dan bangunan. Perusahaan harus
mengalokasikan biaya bahan baku, biaya tenaga kerja dan biaya overheard yang meliputi
listrik, peralatan asuransi, dan lain-lain.
PENCATATAN BIAYA
UNTUK MENGGUNAKAN
ASET TETAP
Biaya perolehan suatu aset terdiri dari harga belinya, termasuk
bea impor dan setiap biaya dapat didistribusikan secara
langsung dalam membawa aset tersebut ke kondisi yang
membuat aset tersebut dapat bekerja untuk penggunaan yang
dimaksudkan.
Aset tetap dalam akuntansi adalah aset berwujud yang dimiliki
untuk digunakan dalam produksi atau penyediaan barang atau
jasa, untuk direntalkan kepada pihak lain, atau untuk tujuan
administratif; dan diharapkan untuk digunakan selama lebih dari
satu periode
Perolehan Aset Tetap dan Cara
Mencatatnya
• Pembelian tunai
Aset tetap yang perusahaan peroleh dari hasil beli secara tunai harus masuk ke dalam
pembukuan dengan jumlah sebesar uang yang perusahaan keluarkan. Jumlah uang yang
keluar untuk memperoleh aset tetap termasuk harga yang tercantum di faktur dan semua
biaya yang keluar agar aset tersebut bisa dipakai.
Contoh:
Perusahaan membeli mesin seharga Rp 60,000,000, biaya tambahan yang terkait
meliputi, PPN sebesar Rp 6,000,000, premi asuransi sebesar Rp 500,000 dan biaya
pemasangan mesin sebesar Rp 1,500,000.
 
Jurnal untuk mencatat transaksi ini adalah:
Harga beli 60.000.000
PPN 6.000.000
PREMI ASURANSI 500.000
BIAYA PEMASANGAN 1.500.000
HARGA PEROLEHAN 68.000.000
Perolehan Aset Tetap dan Cara
Mencatatnya
• pembelian tetap
Apa bila asset tetap perusahaan perolehan dari pembelian kredit, maka dalam harga
perolehannya, tidak boleh termasuk bunga. Bunga selama masa angsuran baik secara
jelas-kelas atau tidak tersendiri harus keluar dari harga perolehan dan bebannya sebagai
biaya bunga.
Contoh
Perusahaan membeli sebuah kendaraan secara kredit seharga Rp. 300.000.000.
sebagian mereka bayar secara tunai sebesar Rp. 100.000.000 dan sisanya mereka bayar
secara berangsur dalam 10 bulan dengan biaya bunga sebesar 10%.
 
Catatan sederhananya di awal transaksi adalah:
Biaya perolehan kendaraan 300.000.000
Kas 100.000.000
Utang perusahaan 200.000.000
Biaya angsuran per bulan (10x) 20.000.000
Biaya bunga 10% x 10 bulan 20.000.000
Perolehan Aset Tetap dan Cara
Mencatatnya
• Dapat dari hadiah atau donasi
Akuisisi asset yang berasal dari sumbangan juga disebut sebagai transfer timbal balik,
karena transfer satu arah. Sehingga, depresiasi atau depresiasi asset tetap yang diterima
sebagai hadiah yang dihitung dengan cara yang sama seperti asset tetap lainnya. 

Contoh
Perusahaan mendapatkan hadiah tanah seharga Rp. 80.000.000 dimana tanah tersebut
mempunyai harga pasar wajar Rp. 110.000.000.
 
Jurnal transaksinya:
Harta donasi 110.000.000
Tanah 80.000.000
Keuntungan 30.000.00
Perolehan Aset Tetap dan Cara
Mencatatnya
• Perolehan asset memulai pembuatan sendiri

Perusahaan sering membuat sendiri asset tetapnya seperti gedung, alat-alat, serta
perobatan. Selanjutnya, perusahaan harus mengalokasikan seluruh biaya yang
meliputi biaya bahan, tenaga kerja, overhead. Biaya overhead termasuk listirik,
asuransi, peralatan dan pengawas pabrik. Selain itu, untuk memudahkan mencatatan
perolehan, penjualan dan depresiasi asset tetap di pertimbangkan untuk
menggunakan system akuntansi otomatis.perangkat lunak akuntansi yang lengkap
memungkinkan untuk menghitung, mencatat, melacak, dan memprediksi seluruh
transaksi yang berkaitan dengan asset secara instan, akurat dan efisien.
重陽節

Depresiasi adalah bagian dari harga perolehan aset tetap yang secara sistematis
dialokasikan menjadi biaya di setiap periode akuntansi. Istilah depresiasi
digunakan untuk menunjukkan alokasi harga perolehan aset tetap berwujud yang
dapat diganti, seperti gedung, mesin dan alat-alat. Sedangkan alokasi harga
perolehan aset tetap berwujud yang tidak dapat diganti seperti sumber-sumber
alam (wasting assets) disebut deplesi. Dan alokasi harga perolehan aset tetap
tidak berwujud disebut amortisasi.

—Depresiasi Aset Tetap


重陽節

Dari segi akuntansi, pengertian depresiasi adalah suatu proses alokasi biaya
secara sistematik dan rasional. Serta jumlah rupiahnya diukur atas dasar bagian
biaya potensi jasa yang dianggap telah dimanfaatkan dalam menciptakan
pendapatan.

—PENGERTIAN DEPRESIASI DARI SEGI


AKUNTANSI
Ada dua faktor yang menyebabkan terjadinya
penyusutan atau depresiasi, yaitu :
1. Faktor Fisik
Beberapa faktor yang mengurangi fungsi aset
tetap adalah aus karena digunakan (wear and
tear), aus karena umur (deterioration and decay)
dan kerusakan-kerusakan.
2. Faktor Fungsional
Ada beberapa faktor yang membatasi umur
aset tetap yaitu:
• Ketidakmampuan aset untuk memenuhi
kebutuhan produksi sehingga perlu diganti
dan
• Karena adanya perubahan permintaan
terhadap barang atau jasa yang dihasilkan.
• Atau karena adanya kemajuan teknologi
sehingga aset tersebut tidak ekonomis lagi
jika dipakai.
Ketiga faktor tersebut di atas harus
dipertimbangkan ketika menentukan taksiran
umur manfaat dari aset tetap.
PENENTUAN BIAYA DEPRSIASI
Biaya depresiasi dibebankan di setiap periode akuntansi. Ada tiga faktor yang
harus dipertimbangkan ketika menentukan biaya depresiasi. Biaya depresiasi ini
merupakan taksiran yang ketelitiannya sangat tergantung pada ketelitian
penentuan ketiga faktor itu. Dan ketelitian biaya depresiasi ini akan
mempengaruhi besarnya laba rugi perusahaan di setiap periode.
Apabila depresiasi tidak dihitung dengan teliti maka jumlah laba rugi
perusahaan juga menjadi tidak teliti. Ada tiga faktor yang perlu
dipertimbangkan ketika menentukan biaya penyusutan/ depresiasi, yaitu:
PENENTUAN BIAYA DEPRSIASI
1. Harga Perolehan
Untuk memperoleh suatu aset tetap dan menempatkan sesuai dengan kebutuhan sehingga
bisa dimanfaatkan maka diperlukan sejumlah uang atau dengan utang. Pengeluaran sejumlah
uang atau timbulnya utang tersebut merupakan harga perolehan dari aset tetap.

2. Nilai Sisa (residu)


Pengertian nilai sisa/ residu adalah jumlah yang diterima bila suatu aset dijual, ditukarkan
atau cara-cara lain ketika aset tersebut sudah tidak dapat digunakan lagi, dikurangi dengan
biaya-biaya yang terjadi pada saat menjual atau menukarkannya.

3. Taksiran Umur Manfaat


Cara dan kebijaksanaan dalam pemeliharaan serta reparasi akan mempengaruhi taksiran
umur manfaat suatu aset. Taksiran umur ini bisa dinyatakan dalam satuan periode waktu,
satuan hasil produksi atau satuan jam kerjanya. Dalam menaksir umur aset harus
dipertimbangkan sebab-sebab ke-ausan fisik dan fungsional.
Metode Depresiasi Aset Tetap
Ada 4 metode yang dapat digunakan untuk menghitung beban depresiasi setiap periode.
Empat metode penyusutan aset tetap itu adalah :
A. Metode Penyusutan Garis Lurus (Straight Line Method)
Metode penyusutan garis lurus adalah yang paling sederhana dan banyak digunakan.
Dan merupakan salah satu metode yang diperbolehkan dalam perhitungan pajak.Cara
ini membebankan nilai depresiasi dengan jumlah yang sama untuk tiap periode, tidak
menghiraukan kegiatan dalam periode tersebut.

Perhatikan contoh prhitungan nilai penyusutan aset tetap dengan metode ini:
PT Xidev Jaya membeli mesin produksi seharga Rp 60.000.000.
Taksiran nilai residu sebesar Rp. 4.000.000.
Umur manfaat ditaksir selama 4 tahun.
Perhitungan nilai penyusutan tiap tahunnya adalah:
Metode Depresiasi Aset Tetap
Metode garis lurus sebaiknya digunakan untuk menghitung penyusutan antara lain:
● gedung,
● furniture dan
● alat-alat kantor.

B. Metode Penyusutan Jam Jasa (Service Hours Method)


Metode jam jasa didasarkan pada anggapan bahwa aset (mesin) akan lebih cepat rusak
bila  igunakan sepenuhnya (full time) dibanding dengan penggunaan yang tidak
sepenuhnya (part time).
Beban penyusutan dalam metode ini dihitung dengan dasar satuan jam jasa.
Pembebanan penyusutan tiap periode-nya tergantung pada jam jasa yang digunakan.
Metode Depresiasi Aset Tetap
Perhatikan contoh perhitungan penyusutan aset tetap dengan metode ini:
Misalnya, mesin dengan harga perolehan Rp 60.000.000, nilai sisa Rp 4.000.000 ditaksir
akan dapat digunakan selama 80.000 jam.
Perhatikan cara menghitung nilai penyusutan per jam berikut ini:
Metode Depresiasi Aset Tetap
Bila dalam tahun pertama, mesin tersebut digunakan selama 8000 jam maka beban
depresiasinya adalah :
= 8.000 x Rp 700 = Rp. 5.600.000
Metode jam jasa paling tepat jika digunakan untuk kendaraan.
Dengan anggapan kendaraan itu lebih banyak aus karena digunakan dibandingkan
dengan tua karena waktu.

C. Metode Penyusutan Hasil Produksi (Productive Output Method)


Pengertian metode penyusutan hasil produksi adalah cara perhitungan penyusutan
dengan dasar satuan hasil produksi, sehingga depresiasi tiap periode akan berfluktuasi
sesuai dengan fluktuasi hasil produksi.
Perhatikan contoh perhitungan depresiasi dengan metode hasil kerja berikut ini:
Misalnya, mesin dengan harga perolehan Rp 60.000.000, nilai sisa Rp 4.000.000 ditaksir
selama umur penggunaannya akan menghasilkan 56.000 unit produk.
Cara menghitung nilai depresiasi per unit produk adalah:
Metode Depresiasi Aset Tetap
Apabila dalam tahun penggunaan pertama, mesin tersebut menghasilkan 18.000 unit
produk, maka beban depresiasi untuk tahun itu sebesar:
= 18.000 x Rp 1000 = Rp 18.000.000
Metode penyusutan ini sebaiknya digunakan untuk aset-aset yang bisa diukur hasil
produksinya, seperti mesin.
Beban depresiasi yang dihitung dengan metode hasil produksi, jumlah tiap periode
tergantung pada jumlah produksi.
Sehingga biaya depresiasi yang dihitung dengan cara ini bersifat variabel.

D. Metode Penyusutan Beban Berkurang (Reduce Charge Method)


Metode penyusutan aset tetap dengan menggunakan cara ini, beban depresiasi tahun
pertama lebih besar daripada tahun berikutnya.
Metode ini didasarkan pada teori bahwa aset yang baru akan dapat digunakan dengan
lebih efisien dibanding aset yang tua.
Metode Depresiasi Aset Tetap
Ada 4 metode depresiasi aset tetap yang menurun dari tahun ke tahun, yaitu:
1.  Jumlah angka tahun (sum of years digits method)
Pengertian metode jumlah angka tahun adalah metode penyusutan aset tetap yang
dihitung dengan cara mengalikan bagian pengurang (reducing fraction) yang setiap
tahunnya selalu menurun dengan harga perolehan dikurangi nilai residu.

2.  Saldo menurun (declining balance method)


Pengertian metode saldo menurun adalah menghitung nilai penyusutan dengan cara
mengalikan tarif yang tetap dengan nilai buku aset.
Karena nilai aset ini setiap tahunnya selalu menurun maka beban depresiasi tiap
tahunnya juga selalu menurun.
Metode Depresiasi Aset Tetap
3. Double declining balance method
Pengertian metode double declining balance adalah beban penyusutan tiap tahunnya
menurun.
Dasar yang digunakan adalah persentase penyusutan dengan cara garis lurus.
Persentase ini dikalikan dua dan setiap tahunnya, dilakukan pada nilai buku aset tetap.
Karena nilai buku selalu menurun maka beban penyusutan juga selalu menurun.

4. Tarif Menurun (declining rate on cost method)


Pengertian metode tarif menurun adalah cara menghitung penyusutan dengan
menggunakan tarif (persen – %) yang selalu menurun.
Tarif ini setiap periode dikalikan dengan harga perolehan.
Penurunan tarif di setiap periode dilakukan tanpa menggunakan dasar yang pasti, tapi
ditentukan berdasarkan kebijaksanaan manajemen perusahaan.
Karena tarifnya selalu menurun dalam setiap periode maka beban depresiasinya juga
selalu menurun.
KESIMPULAN
Aset tetap merupakan salah satu hal yang penting bagi perusahaan, selain digunakan
untuk kegiatan operasi perusahaan secara terus menerus, aset tetap juga merupakan salah satu
kekayaan yang dimiliki oleh perusahaan. Perolehan aset tetap dapat diperoleh dari pembelian
tunai,barter dengan surat berharga, hibah atau hadiah dan membuat asset sendiri. penyajian
asset tetap ini menjelaskan pengeluaran untuk memperoleh asset tetap dimana perlakuan
akuntansi terhadap pengeluaran yang berhubungan dengan perolehan dan penggunaan aktiva
tetap yaitu dengan pengeluaran modal (capital expenditures) dan pengeluaran pendapatan
(revenue expenditures). Di dalam asset tetap ini juga menglami depresiasi atau penyusutan hal itu
terjadi karena adanya dua factor yaitu factor fisik dan factor fungsional yang mana factor itu
harus di ertimbangkan ketika menentukan taksiran umur manfaat dari asset tetap
Thank you
重 重
陽 陽
節 節

Anda mungkin juga menyukai