Anda di halaman 1dari 22

Differential Accounting

Information
(Informasi Akuntansi Diferensial)
Akuntansi Manajemen – Ch 11
Penggunaan Informasi Akuntansi
Diferensial

 Penggunaan informasi akuntansi


diferensial dalam perencanaan laba
jangka pendek
 Penggunaan informasi akuntansi
diferensial dalam pengambilan keputusan
investasi
Investasi

 Investasi : pengaitan sumber-sumber dalam jangka


panjang untuk menghasilkan laba di masa yang akan
datang
 Investasi dibagi menjadi empat golongan :
1. Investasi yang tidak menghasilkan laba (non-profit
investment)
2. Investasi yang tidak dapat diukur labanya (non-
measurable profit investment)
3. Investasi dalam penggantian ekuipmen
(replacement investment)
4. Investasi dalam perluasan usaha (expansion
investment)
Pengambilan Keputusan Investasi

 Dalam pengambilan keputusan investasi tertentu,


manajemen memerlukan informasi akuntansi
manajemen yang berupa aktiva diferensial dan biaya
diferensial
 Informasi aktiva diferensial memberikan ukuran berapa
jumlah dana tambahan yang akan ditanamkan dalam
penggantian aktiva tetap tertentu
 Biaya diferensial memberikan ukuran penghematan
biaya yang diperoleh dengan adanya penggantian
aktiva tetap yang direncanakan
Pengambilan Keputusan Investasi

Ada beberapa metode untuk menilai perlu


tidaknya suatu investasi atau untuk memilih
berbagai macam alternatif investasi :

1. Pay-back
2. Average return on investment
3. Present value
4. Discounted cash flows
Pay – back Method
 Pay-back Method : umumnya digunakan untuk menetukan perlu tidaknya
penambahan atau penggantian aktiva tetap perusahaan
 Istilah lain : payoff method dan pay-out method
 Dalam pay-back method, faktor yang menetukan penerimaan atau
penolakan suatu usulan investasi adalah jangka waktu yang diperlukan
untuk menutup kembali investasi
 Pay-back method bukan merupakan pengukur kemampuan menghasilkan
laba (profitabilitas) suatu investasi, tetapi mengukur jangka waktu
pengembalian suatu investasi
 Rumus perhitungan pay-back (dalam tahun) dapat dibagi menjadi dua
kelompok :
a. Rumus perhitungan pay-back period yang belum memperhitungkan
unsur pajak penghasilan
b. Rumus perhitungan pay-back period yang memperhitungkan unsur
pajak penghasilan
Rumus Perhitungan Pay-back Period yang Belum
Memperhitungkan Unsur Pajak Penghasilan

Jika pajak penghasilan belum diperhitungkan dalam penentuan pay-


back period, dalam investasi untuk perluasan usaha, pay-back period
dihitung dengan rumus :

Investasi
Pay-back period (dalam tahun) =
Laba tunai rata-rata per tahun

Pembilang yang berupa investasi merupakan aktiva diferensial yang


direncankan dalam usulan investasi perluasan usaha, dan penyebut
yang berupa laba tunai merupakan pendapatan diferensial dikurangi
dengan biaya diferensial tunai
Contoh 1:
Perhitungan Pay-back Period yang Belum Memperhitungkan Unsur Pajak
Penghasilan

Tuan Maqil mempunyai rencana akan menginvestasikan uangnya dalam


usaha transport. Menurut rencana dia akan membeli sebuah mobil
penumpang dengan harga Rp. 72.000.000 (sudah termasuk bea balik
nama). Untuk memperkirakan dalam jangka waktu berapa tahun
investasi tersebut akan kembali, Tuan Maqil memperkirakan
pendapatan diferensial dan biaya diferensial tunai per bulan dari
usahanya sebagai berikut :
Taksiran pendapatan diferensial Rp. 5.000.000
Taksiran biaya diferensial tunai (berupa
biaya keluar dari saku) 3.800.000
Laba tunai per bulan Rp. 1.200.000
Penyelesaian
Jika dampak pajak penghasilan akibat tambahan laba
tunai tidak diperhitungkan dalam pengambilan keputusan,
investasi tersebut akan kembali lagi :

72.000.000
Pay-back period = = 60 bulan
1.200.000

Apabila diterapkan dalam investasi pada penggantian aktiva tetap, maka


rumus perhitungan pay-back period adalah sebagai berikut :

Pay-back period Investasi


=
(dalam tahun) Penghematan tunai per tahun
Contoh 2
Perhitungan Pay-back Period yang Belum Memperhitungkan Unsur Pajak
Penghasilan

Suatu rencana investasi membutuhkan investasi


mula-mula (aktiva diferensial) sebesar Rp.
30.000.000. Diperkirakan laba tunai setelah pajak
(pendapatan diferensial dikurangi biaya diferensial
tunai) setiap tahun selama lima tahun berturut-
turut sebagai berikut : Rp. 8.800.000, Rp.
7.200.000, Rp. 8.400.000, Rp. 8.800.000, dan Rp.
6.800.000.

Hiung : Pay-back period


Penyelesaian
Arus Kas Pay-back period
Tahun Investasi yang (dalam tahun) yang
Jumlah diperlukan
Ditutup
1 Rp. 8.800.000 Rp. 8.800.000 1,0
2 7.200.000 7.200.000 1,0
3 8.400.000 8.400.000 1,0
4 8.800.000 5.600.000* 0,6**
5 6.800.000 - -
Investasi Rp. 30.000.000

Pay-back period dalam tahun 3,6

• 30.000.000 – (8.800.000 + 7.200.000 + 8.400.000)


** 5.600.000 + 8.800.000 = 0.60
Rumus Perhitungan Pay-back Period yang
Memperhitungkan Unsur Pajak Penghasilan

 Jika pajak penghasilandiperhitungkan, maka penentuan pay-back


period, dihitung dengan rumus :

Investasi
Pay-back period (dalam tahun) =
Kas masuk bersih

 Pembilang yang berupa investasi merupakan aktiva diferensial yang


direncankan dalam usulan investasi penggantian aktiva tetap atau
perluasan usaha, dan penyebut yang berpa kas masuk bersih.

 Dalam perhitungan pay-back period terdapat dua unsur yang


diperhitungkan :
1. Pengeluaran kas bersih (net cash outlays)
2. Penghematan tunai (cash savings)
Contoh 1 :
Perhitungan Pay-back Period yang Memperhitungkan Unsur Pajak Penghasilan

Dalam tahun 20X1 perusahaan akan mengganti sebuah truk yang dimilikinya sekarang
dengan truk baru. Penggantian ini akan dilakukan berdasarkan pertimbangan
penghematan biaya dengan pemakaian truk baru tersebut. Jika dalam satu tahun
diperkirakan jarak yang ditempuh sebuah truk sebanyak 180.000 km, maka taksiran biaya
diferensial berupa penghematan biaya dengan pemakaian truk baru dibanding dengan
truk lama adalah sebagai berikut :

Biaya Truk Biaya Truk Biaya Diferensial


Lama Baru
Biaya bahan bakar premium
45.000 lt X Rp. 70 Rp. 3.150.000
Biaya bahan bakar solar
18.000 lt X Rp. 25 Rp. 450.000 Rp. 2.700.000
Biaya reparasi & pemeliharaan 1.500.000 1.000.000 500.000
Biaya diferensial Rp. 4.650.000 Rp. 1.450.000 Rp. 3.200.000
Harga beli truk lama Rp. 3.000.000
Depresiasi akumulasian 2.000.000
Nilai buku truk lama Rp. 1.000.000
Taksiran harga jual truk lama 700.000
Rugi penghentian pemakaian truk lama Rp. 300.000

Harga beli truk baru diperkirakan Rp. 5.000.000 dan taksiran umur ekonomisnya 4 tahun.
Penyelesaian

Aktiva diferensial (harga beli truk baru) Rp. 5.000.000

Biaya kesempatan
Hasil penjualan truk lama
Penghematan pajak atas Rp. 700.000
kerugian penjualan truk lama :
35% X Rp. 300.000 105.000
( 805.000)
Pengeluaran kas bersih (net cash outlay) Rp. 4.195.000
Biaya diferensial tunai (penghematan tunai) per tahun
Penghematan biaya operasi tunai truk per tahun Rp. 3.200.000
Kenaikan pajak penghasilan
Kenaikan pajak (tax loss) karena adanya
penghematan biaya operasi truk
35% X Rp. 3.200.000 Rp. 1.120.000
Penghematan pajak (tax saving) karena kenaikan
biaya depresiasi truk per tahun
35% X Rp. 1.000.000 ( 350.000)
Jumlah kenaikan pajak per tahun 770.000
Biaya diferensial tunai dan pajak (penghematan
tunai atau cash savings) per tahun 2.430.000
Pay-back period (4.195.000 : 2.430.000) 1,7 tahun
Kebaikan Pay-back Method

1. Untuk investasi yang besar risikonya dan sulit untuk diperkirakan,


maka tes dengan metode ini dapat mengetahui jangka waktu yang
diperlukan untuk pengembalian investasi

2. Metode ini dapat digunakan untuk menilai dua proyek investasi


yang mempunyai rate of return dan resiko yang sama, sehingga
dapat dipilih investasi yang jangka waktu pengembaliannya paling
cepat

3. Metode ini merupakan alat yang sederhana untuk memilih usul-


usul investasi sebelum meningkat ke penilaian lebih lanjut dengan
mempertimbangkan kemampuan investasi untuk menghasilkan
laba seperti dalam present value method dan discounted cash
flow method
Kelemahan Pay-back Method

1. Metode ini tidak memperhitungkan


nilai waktu uang

2. Metode ini tidak memperlihatkan


pendapatan selanjutnya setelah
investasi pokok kembali
Metode Rata-rata Kembalian Investasi
(Average Return on Investment Method atau Unadjusted Rate of
Return Method)

 Average return on investment method sering disebut accounting


method atau financial statement method, karena dalam
perhitungannya digunakan angka laba akuntansi (accounting profit)
Laba sesudah pajak
Rata-rata kembalian investasi =
Rata-rata investasi
 Rumus perhitungan rata-rata kembalian investasi (average return on
investment) adalah :
Rata-rata kembalian Penutupan
Tarif kembalian -
= kas tahunan investasi
investasi
Rata-rata investasi
 Laba sesudah pajak sama dengan laba tunai (cash profit) dikurangi
dengan biaya depresiasi (capital recovery). Oleh karena itu, rumus
perhitungan tarif kembalian investasi (rate of return on investment)
adalah :
Contoh :
Average Return on Investment Method

Suatu proyek investasi memerlukan investasi mula-mula


Rp. 10.000.000. Umur ekonomis proyek diperkirakan 10
tahun, tanpa nilai residu pada akhir tahun kesepuluh.
Diperkirakan setiap tahun akan dapat diperoleh kas
masuk (cash inflows) rata-rata sebesar Rp. 4.000.000
sedangkan kas keluar (cash outflows), termasuk pajak,
rata-rata sebesar Rp. 2.500.000.

Hitung : tarif kembalian investasi dan rata-rata kembalian


investasi !
Penyelesaian

(4.000.000 – 2.500.000) – (10.000.000 : 10)


Tarif kembalian investasi =
10.000.000
= 5%

Jika dalam rumus tarif kembalian investasi tersebut di atas dipakai


investasi rata-rata (average capital investment) sebagai penyebut,
maka ada dua macam cara perhitungan rata-rata yang dapat ditempuh
:
a. Investasi mula-mula (4.000.000 – 2.500.000) – (10.000.000 : 10)
Tarif kembalian investasi =
(10.000.000 + 0) : 2
= 10%
Penyelesaian
b. Diperhitungkan investasi rata-rata setiap tahun dan jumlah investasi rata-
rata setiap tahun kemudian dibagi dengan umur ekonomis proyek.

Contoh perhitungan investasi rata-rata adalah sebagai berikut :


Investasi rata-rata pada tahun ke-1 :
Investasi mula-mula Rp. 10.000.000
Investasi pada akhir tahun ke-1 =
10.000.000 – 1.000.000 9.000.000
Rata-rata investasi pada tahun ke-1:
(10.000.000 + 9.000.000) : 2 9.500.000
Investasi rata-rata pada tahun ke-2 :
Investasi mula-mula Rp. 9.000.000
Investasi pada akhir tahun ke-2 =
9.000.000 - 1.000.000 8.000.000
Rata-rata investasi pada tahun ke-2:
(9.000.000 + 8.000.000) : 2 8.500.000
Investasi rata-rata pada tahun ke-3 :
Investasi mula-mula Rp. 8.000.000
Investasi pada akhir tahun ke-3 =
8.000.000 – 1.000.000 7.000.000
Rata-rata investasi pada tahun ke-3:
(8.000.000 + 7.000.000) : 2 7.500.000
Penyelesaian
Perhitungan investasi rata-rata selama umur ekonomis proyek, yaitu :
Saldo investasi Capital recovery Saldo investasi Investasi rata-
pada awal tahun (biaya depresiasi) pada akhir rata pada tahun
Th
(Rp. 1.000) (Rp. 1.000) tahun (Rp. 1.000)
(Rp. 1.000)
1 Rp. 10.000 Rp. 1.000 Rp. 9.000 Rp. 9.500
2 9.000 1.000 8.000 8.500
3 8.000 1.000 7.000 7.500
4 7.000 1.000 6.000 6.500
5 6.000 1.000 5.000 5.500
6 5.000 1.000 4.000 4.500
7 4.000 1.000 3.000 3.500
8 3.000 1.000 2.000 2.500
9 2.000 1.000 1.000 1.500
10 1.000 1.000 0 500
Jumlah investasi rata-rata per tahun Rp. 50.000

(4.000.000 – 2.500.000) – (10.000.000 : 10)


Tarif kembalian investasi =
50.000.000 : 10
= 10%
Average Return on Investment Method
 Kriteria pemilihan investasi dengan menggunakan metode ini
adalah :
a. Suatu investasi akan diterima jika tarif kembalian
investasinya dapat memenuhi batasan yang telah ditetapkan
oleh manajemen puncak perusahaan
b. Jika pengambil keputusan belum memiliki batasan tarif
kembalian investasi, maka dari beberapa investasi yang
diusulkan dipilih adalah yang memberikan tingkat kembalian
yang terbesar.
 Kebaikan Metode Rata-rata Kembalian Investasi
Metode ini telah memperhitungkan arus kas selama umur proyek
investasi
 Kelemahan Metode Rata-rata Kembalian Investasi
1. Tidak memperhitungkan nilai waktu uang
2. Dipengaruhi oleh penggunaan metode depresiasi
3. Metode ini tidak dapat diterapkan jika investasi dilakukan
dlam beberapa tahap

Anda mungkin juga menyukai