Anda di halaman 1dari 14

MODUL PERKULIAHAN

PENGANGGARAN MODAL:
(Capital Budgeting)

Fakultas Ekonomi
Manajemen S1 Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh
& Bisnis

10
190233001 Team Teaching

Abstract Kompetensi
Perusahaan mengadakan investasi Mahasiswa dapat menjelaskan
dalam aktiva tetap dengan harapan pengambilan keputusan investasi
memperoleh kembali dana yang jangka panjang yang bentuknya
diinvestasikan tersebut seperti penggantian aktiva lama dengan
halnya pada aktiva lancar. aktiva baru (mesin lama dengan
Perbedaannya adalah pada jangka mesin baru), Penggunaan metode
waktu dan cara kembalinya dana NPV dan IRR untuk menilai
yang diinvestasikan dalam kedua kelayakan proyek serta investasi
golongan aktiva tersebut. yang mempunyai umur berbeda
Keseluruhan proses perencanaan
dan pengambilan keputusan
mengenai dana dimana jangka
waktu kembalinya dana tersebut
melebihi waktu satu tahun disebut
penganggaran modal atau Capital
Budgeting.
Pendahuluan

DI sebagian besar perusahaan, capital budgeting adalah salah satu sumber


utama keuntungan perusahaan tersebut. Karena dengan adanya capital budgeting
mereka dapat menghitung tingkat keuntungan yang akan mereka dapatkan pada
jangka panjangnya.

Isi

INVESTASI PENGGANTIAN (REPLACEMENT)


Perlu tidaknya suatu investasi penggantian dilakukan oleh manajemen,
sangat tergantung dari prospek manfaat/keuntungan yang didapat. Melalui
perbandingan pengeluaran kas yang di “present value”kan dari aset lama dan aset
baru, maka akan diketahui berapa manfaat yang akan diperoleh dengan adanya
keputusan penggantian investasi.
Dari Segi Biaya, jika Present Value pengeluaran Biaya Investasi Lama “lebih
besar” dibanding Investasi Baru maka dinilai layak diganti dan sebaliknya.
Mengganti aktiva tetap lama yang masih mempunyai umur ekonomis dengan
aktiva tetap baru yang lebih menguntungkan.
Langkah : - menghitung nilai investasi awal (net investment)
- menghitung tambahan cashflow (incremental cashflow)
- menganalisis kelayakan proyek dengan metode NPV

Contoh:
PT. IVANDHARU merencanakan akan mengganti mesin yang dibeli 3 tahun lalu
seharga Rp 500.000.000, umur ekonomis 7 tahun dan nilai residu Rp 80.000.000,
dengan mesin baru yang diperkirakan lebih efisien seharga Rp 700.000.000 dengan
umur ekonomis 4 tahun dan nilai residu sebesar Rp 200.000.000. Mesin lama
diperkirakan akan laku dijual dengan harga Rp 350.000.000. Atas penggantian mesin
tersebut diharapkan bisa menghemat biaya tunai sebesar Rp 115.000.000 per tahun.
Pajak 30% dan return yang diharapkan 18%. Layakkah proyek tersebut?
Jawab:
Menghitung penyusutan.
500.000.000−80.000.000
Penyusutan mesin lama (ML) = = Rp 60.000.000 per tahun
7
700.000.000−200.000.000
Penyusutan mesin baru (MB) = = Rp 125.000.000 per tahun
4

‘20 Penganggaran Modal


10
Biro Akademik dan Pembelajaran
Team Teaching http://www.widyatama.ac.id
1. Menghitung investasi bersih (net investment)
a. Menghitung penjualan ML:

Harga beli ML Rp 500.000.000


Akumulasi penyusutan Rp 180.000.000
Nilai buku ML Rp 320.000.000
Harga jual ML Rp 350.000.000
Laba penjualan ML Rp 30.000.000
Pajak 30% Rp 9.000.000
Laba bersih penjualan ML Rp 21.000.000

b. Menghitung penerimaan bersih dan investasi bersih:

Nilai buku ML Rp 320.000.000


Laba bersih penjualan ML Rp 21.000.000
Penerimaan bersih Rp 341.000.000
Harga beli MB Rp 700.000.000
Investasi Bersih Rp 359.000.000

2. Menghitung tambahan cashflow (incremental cashflow) per tahun:

Penghematan tunai Rp 115.000.000


Penyusutan:
MB = Rp 125.000.000
ML = Rp 60.000.000
Tambahan penyusutan Rp 65.000.000
Tambahan laba sebelum pajak Rp 50.000.000
Pajak 30% Rp 15.000.000
Tambahan EAT Rp 35.000.000
Tambahan penyusutan Rp 65.000.000
Tambahan Cashflow Rp 100.000.000

3. Menganalisis kelayakan proyek dengan metode NPV


PV dari tambahan Cf tahun 1-4 = Rp 100.000.000 (PVIFA18%; 4)
= Rp 100.000.000 (2,690) = Rp 269.000.000
PV dari nilai residu tahun ke-4 = Rp 200.000.000 (PVIF18% ; 4)
= Rp 200.000.000 (0,516) = Rp 103.200.000
Total Present value of cashflow Rp 372.200.000
Investasi bersih Rp 359.000.000
Net Present Value (NPV) Rp 13.200.000

Keputusan: proyek layak karena menghasilkan NPV yang bernilai positif sebesar Rp
13.200.000.

‘20 Penganggaran Modal


10
Biro Akademik dan Pembelajaran
Team Teaching http://www.widyatama.ac.id
Contoh lain :
PT. Molekul mempertimbangakan penggantian mesin dengan data sebagai berikut :
Mesin Baru Mesin Lama
Harga beli Rp. 18.500.000 Rp. 10.000.000
Taksiran umur ekonomis 5 tahun 10 tahun (telah dipakai 5 tahun)
Harga jual sekarang - Rp. 6.500.000
Ongkos bongkar - Rp. 500.000
Ongkos angkut, dll Rp. 500.000 -
Nilai residu Rp. 1.500.000 -
Depresiasi Sum of year digits Straight line
Biaya operasi tunai/tahun Rp. 7.500.000 Rp. 13.500.000
Pajak penghasilan 40% dan pajak atas penghasilan dari penjualan mesin 25%. Biaya
modal yang sesuai dengan investasi penggantian besarnya 18%. Tentukan :
Tambahan arus kas dana masuk dari mesin baru tiap tahun selama 5 (lima) tahun
Nilai Tunai Bersih dan tingkat pendapatan internal dari mesin baru serta
rekomendasi atas penggantian tersebut.

Jawab :
 Penghematan biaya operasi = Rp. 13.500.000 – Rp. 7.500.000 = Rp.
6.000.000
 Depresiasi :
Mesin Lama (metode straight line) :

����� ���� − ����� ������


���������� ����� ���� =
���� ��������

10.000.000 − 0
���������� ����� ���� = = ��. 1.000.000
10

Mesin Baru (metode sum of year digits)


Jumlah digit umur ekonomis mesin baru (5 tahun)
1 + 2 + 3 + 4 + 5 = 15
Nilai buku = Harga beli – Nilai residu
= (Rp. 18.500.000 +Rp. 500.000 + Rp. 500.000) – Rp. 1.500.000
Nilai buku = Rp. 18.000.000
Nilai depresiasi mesin baru setiap tahun :
Tahun Perhitungan Nilai Depresiasi
1 5/15 x Rp. 18.000.000 Rp. 6.000.000
2 4/15 x Rp. 18.000.000 Rp. 4.800.000
3 3/15 x Rp. 18.000.000 Rp. 3.600.000
4 2/15 x Rp. 18.000.000 Rp. 2.400.000

‘20 Penganggaran Modal


10
Biro Akademik dan Pembelajaran
Team Teaching http://www.widyatama.ac.id
5 1/15 x Rp. 18.000.000 Rp. 1.200.000

a. Perhitungan Arus Kas (Cash Flow) setiap tahun :


Tahun 1 Tahun 2 Tahun 3 Tahun 4 Tahun 5
▲Biaya operasi 6.000.000 6.000.000 6.000.000 6.000.000 6.000.000
▲Depresiasi 5.000.000 3.800.000 2.600.000 1.400.000 200.000
EBIT 1.000.000 2.200.000 3.400.000 4.600.000 5.800.000
Pajak 40% 400.000 880.000 1.360.000 1.840.000 2.320.000
EAT 600.000 1.320.000 2.040.000 2.760.000 3.480.000
▲Depresiasi 5.000.000 3.800.000 2.600.000 1.400.000 200.000
▲Arus kas 5.600.000 5.120.000 4.640.000 4.160.000 3.680.000

Arus kas terminal = Rp. 1.500.000


b. Penentuan NPV dan IRR
Perhitungan Tax Saving/Capital Gain Tax :
Nilai buku mesin lama = Harga beli – pemakaian
= Rp. 10.000.000 – 5(1.000.000)
Nilai buku mesin lama = Rp. 5.000.000
Harga jual mesin lama Rp. 6.500.000
5.000.000
Capital gain = Rp. 1.500.000
Capital gain tax = Rp. 1.500.000 x 25% = Rp. 375.000

Perhitungan Net Cash Outlay :


Harga beli mesin baru Rp. 18.500.000
Harga jual mesin lama 6.500.000
Rp. 12.000.000
Capital gain tax 375.000
Rp. 12.375.000
Biaya bongkar mesin lama 500.000
Biaya angkut mesin baru 500.000
Net Cash outlay Rp. 13.375.000

Menghitung NPV :
Tahun Arus Kas PVIF (18%;5) PV CF
1 5.600.000 0,8475 4.746.000
2 5.120.000 0,7182 3.677.184
3 4.640.000 0,6086 2.823.904
4 4.160.000 0,5158 2.145.728
5 3.680.000 0,4371 1.608.528
Jlh PV dari CF 15.001.344
PV dari arus kas terminal :
Rp. 1.500.000 x 0,4371 655.650
Jumlah PV dari arus kas proyek 15.656.994
Net cash outlay 13.375.000
NPV 2.281.994

‘20 Penganggaran Modal


10
Biro Akademik dan Pembelajaran
Team Teaching http://www.widyatama.ac.id
Menghitung IRR :
Untuk mempermudah perhitungan, dapat digunakan discount factor 18%
sebagai percobaan pertama. Dari hasil perhitungan dengan discount factor 18%
diperoleh NPV positif, maka untuk menghitung IRR akan dicoba dengan
discount factor yang lebih besar dari 18% yaitu 28% sebagai berikut :
Tahun Arus Kas PVIF (28%;5) PV CF
1 5.600.000 0,7830 4.384.800
2 5.120.000 0,6104 3.125.248
3 4.640.000 0,4768 2.212.352
4 4.160.000 0,3725 1.549.600
5 3.680.000 0,2910 1.070.880
Jlh PV dari CF 12.342.880
PV dari arus kas terminal :
Rp. 1.500.000 x 0,4371 436.500
Jumlah PV dari arus kas proyek 12.779.380
Net cash outlay 13.375.000
NPV -595.620

Dari hasil perhitungan dengan discount factor 28%, NPV negative (mendekati
nol) artinya tingkat IRR perusahaan antara 18% dan 28%. Untuk menentukan
tingkat IRR secara pasti, maka harus dicari dengan menggunakan metode
interpolasi linier.
Proyek penggantian mesin :
�1 = 18% ���1 = Rp. 2.281.994
�2 = 28% ���2 = Rp. -595.620

2.281.994
��� = 0,18 + 0,28 − 0,18
2.281.994 + 595.620

IRR = 0,2593 x 100% = 25,93%

Kesimpulan :
Investasi penggantian mesin dapat dilaksanakan, karena menghasilkan
NPV positif yaitu sebesar Rp. 2.281.994. Disamping itu dilihat dari IRR
menghasilkan IRR yang lebih besar dari discount factor.

CAPITAL RATIONING (PENJATAHAN MODAL)


Alasan paling klasik dan utama mengapa perusahaan harus melakukan
efisiensi dalam penggunaan uang adalah karena terbatasnya dana atau modal yang

‘20 Penganggaran Modal


10
Biro Akademik dan Pembelajaran
Team Teaching http://www.widyatama.ac.id
dimiliki perusahaan. Kita tahu bahwa modal perusahaan dapat berupa modal asing
(dari pinjaman) dan modal sendiri. Dalam manajemen keuangan yang konservatif
(hati-hati), maka investasi aktiva tetap lebih aman menggunakan modal sendiri.
Namun modal sendiri ini sifatnya terbatas, sehingga diperlukan prioritas dalam
penggunaannya. Karena terbatasnya dana, maka usulan investasi yang akan
dilaksanakan perusahaan perlu dinilai secara rasional dengan melihat present value
tiap-tiap usulan investasi tersebut. Pemilihan usulan investasi dengan melihat
terbatasnya modal yang tersedia dinamakan “capital rationing”. Oleh karena itu
capital rationing terjadi ketika perusahaan menghadapi pemilihan beberapa usulan
investasi yang menghasilkan return berbeda-beda, sedangkan perusahaan memiliki
keterbatasan dana yang akan digunakan untuk investasi tersebut.
Di samping memilih investasi yang menghasilkan profit tertinggi, pemilihan
usulan investasi juga perlu memperhatikan sifat hubungan antar usulan-usulan
investasi yang ditawarkan. Hubungan antar usulan investasi meliputi investasi yang
bebas atau tidak saling tergantung (independent), investasi yang saling terkait atau
saling bergantung (dependent), atau investasi yang bersifat saling meniadakan
(mutually exclusive).
Dengan kata lain Capital Rationing yaitu memilih beberapa proyek dalam
waktu yang bersamaan dengan dana yang terbatas.
Proyek yang akan dipilih tergantung pada:
1. Sifat Proyek
a. Independen: proyek-proyek yang tidak mempunyai hubungan keterkaitan,
yaitu dengan meranking proyek dari yang profitability Index (PI) tertinggi
sampai terendah.
b. Kontinjensi: proyek-proyek yang mempunyai hubungan keterkaitan, yaitu jika
satu proyek diterima maka yang lain juga harus diterima, oleh karena itu
harus dihitung PI gabungan. Jika PI gabungan nilainya lebih besar atau sama
dengan 1, maka proyek-proyek tersebut layak.
Misal:
Proyek Investasi PI PV of Cf
A Rp 100.000.000 1,23 Rp 123.000.000
B Rp 60.000.000 0,95 Rp 57.000.000
Rp 160.000.000 Rp 180.000.000

180.000.000
�� �������� = = 1,125
160.000.000

c. Mutually Exclusive: proyek-proyek yang mempunyai hubungan keterkaitan


yang saling meniadakan, yaitu jika satu proyek diterima maka proyek yang

‘20 Penganggaran Modal


10
Biro Akademik dan Pembelajaran
Team Teaching http://www.widyatama.ac.id
lain ditolak. Proyek yang dipilih adalah proyek yang mempunyai PI paling
besar.

2. Analisis Waktu
a. Analisi waktu tunggal: untuk proyek yang tidak bisa ditunda
b. Analisis waktu ganda: untuk proyek yang bisa ditunda.

Contoh analisis waktu tunggal:


PT Mekar Berseri sedang mempertimbangkan beberapa proyek, sbb:
Proyek Kabutuhan Dana Investasi PI
(Rp)
A 200.000.000 1,12
B 250.000.000 1,15
C 150.000.000 1,22
D 300.000.000 1,09
E 200.000.000 1,10
F 100.000.000 1,07
G 150.000.000 0,98

Proyek B dan E bersifat mutually exclusive, proyek C dan G bersifat kontijensi,


sedangkan lainnya bersifat independen. Dana tersedia sebesar Rp 900.000.000.
Proyek mana yang sebaiknya dipilih?
Jawab:
1) Proyek B dan E bersifat mutually exclusive, maka proyek B yang dipilih,
karena menghasilkan PI paling besar, proyek E ditolak.
2) Proyek C dan G bersifat kontijensi, maka perlu dihitung PI gabungan.

Proyek Investasi PI PV of Cf
C Rp 150.000.000 1,22 Rp 186.000.000
G Rp 150.000.000 0,98 Rp 144.000.000
Rp 300.000.000 Rp 330.000.000

330.000.000
�� �������� = = 1,10
300.000.000

Proyek C dan G layak.


3) Proyek yang lain bersifat independen, maka dibuat ranking berdasarkan PI,
sbb:
Ranking Kabutuhan Dana Investasi PI
Proyek (Rp)
B 250.000.000 1,15

‘20 Penganggaran Modal


10
Biro Akademik dan Pembelajaran
Team Teaching http://www.widyatama.ac.id
A 200.000.000 1,12
C+G 300.000.000 1,10
D 300.000.000 1,09
F 100.000.000 1,07

4) Berdasarkan ranking dan keterbatasan dana (Rp 900.000.000), maka:


Alternatif I: memilih proyek B, A, C + G, dan F
Proyek Investasi PI PV of Cf
(Rp)
B 250.000.000 1,15 287.500.000
A 200.000.000 1,12 224.000.000
C+G 300.000.000 1,10 330.000.000
F 100.000.000 1,07 107.000.000
Total 850.000.000 948.500.000

948.500.000
�� �������� = = 1,12
850.000.000

Alternatif II: memilih proyek A, C + G, D dan F


Proyek Investasi PI PV of Cf
(Rp)
A 200.000.000 1,12 224.000.000
C+G 300.000.000 1,10 330.000.000
D 300.000.000 1,09 327.000.000
F 100.000.000 1,07 107.000.000
Total 900.000.000 988.000.000

988.000.000
�� �������� = = 1,10
900.000.000

5) Keputusan:
Alternatif I menghasilkan PI gabungan 1,12 (ada sisa dana Rp 50.000.000)
Alternatif II menghasilkan PI gabungan 1,10 (tidak ada sisa dana)
Maka sebaiknya memilih alternatif I yaitu proyek B, A, C + G, dan F (PI lebih
tinggi).

Contoh analisis waktu ganda:


PT Hijau Bersemi mendapatkan usulan proyek dengan total kebutuhan dana
investasi sebesar Rp 800.000.000, karakteristik proyek-proyek tersebut sbb:

Proyek Investasi PI Saat ini PI Tahun depan


(Rp)
A 200.000.000 1,17 1,15
B 200.000.000 1,14 1,10

‘20 Penganggaran Modal


10
Biro Akademik dan Pembelajaran
Team Teaching http://www.widyatama.ac.id
C 200.000.000 1,11 1,04
D 200.000.000 1,08 1,05

Dana tersedia saat ini hanya Rp 600.000.000. Sisa dana (Rp 200.000.000) baru
tersedia tahun depan. Proyek mana yang dipilih lebih dahulu?
Proyek Investasi PI Saat ini PI Tahun depan Selisih PI
(Rp)
A 200.000.000 1,17 1,15 0,02
B 200.000.000 1,14 1,10 0,04
C 200.000.000 1,11 1,04 0,07
D 200.000.000 1,08 1,05 0,03

Proyek yang ditunda adalah proyek A, karena menghasilkan selisih PI paling kecil,
dan akan menghasilkan PI gabungan yang lebih besar dibandingkan jika yang
ditunda proyek yang menghasilkan selisih PI paling besar (proyek C). Berikut
pembuktiannya:
Menunda proyek A
Proyek Investasi PI PV of Cf
(Rp)
B 200.000.000 1,14 228.000.000
C 200.000.000 1,11 222.000.000
D 200.000.000 1,08 216.000.000
A 200.000.000 1,15 230.000.000
Total 800.000.000 896.000.000

896.000.000
�� �������� = = 1,12
800.000.000

Menunda proyek C
Proyek Investasi PI PV of Cf
(Rp)
A 200.000.000 1,17 234.000.000
B 200.000.000 1,14 228.000.000
D 200.000.000 1,08 216.000.000
C 200.000.000 1,04 208.000.000
Total 800.000.000 886.000.000

886.000.000
�� �������� = = 1,11
800.000.000

Keputusan: proyek yang dipilih lebih dahulu adalah proyek B, C, D. Proyek A ditunda.

PEMILIHAN USULAN INVESTASI DENGAN UMUR BERBEDA

‘20 Penganggaran Modal


10
Biro Akademik dan Pembelajaran
Team Teaching http://www.widyatama.ac.id
Dalam investasi penggantian mesin, kadang-kadang umur ekonomis dari
aktiva tetap yang akan diganti dengan aktiva yang baru berbeda. Untuk menentukan
apakah pelaksanaan usulan pergantian mesin dapat dilaksanakan atau tidak dapat
digunakan 2 metode perhitungan, sebagai berikut :
a. Replacement Chain Approach (ekualisasi umur proyek)
Merupakan metoda yang menyamakan umur kedua proyek yang berbeda
dengan mengasumsikan membeli aktiva tersebebut beberapa kali sehingga
menghasilkan umur aktiva yang sama.
Misal: Mesin A umur ekonomis 2 tahun dan mesin B umur ekonomis 3 tahaun.
Maka untuk menyamakan umur mesin A dianggap membeli tiga kali sehingga
umurnya 6 tahun, sedang mesin B dianggap membeli 2 kali sehingga umurnya
sama. Selanjutnya kedua mesin tersebut dianalisis dengan NPV dan IRR,
proyek yang memberikan NPV dan IRR lebih besar yang dianggap lebih baik.
b. Equivalent Annual Annuity Method (metoda NPV tak terhingga)
Merupakan metoda yang menentukan nilai rata-rata NPV tahunan dengan
membaginya dengan discount factor annuitynya selama umur ekonomis masing-
masing proyek. Rumus yang digunakan untuk menghitung EAA sebagai berikut :

����
���∞ =
(������%; �)

Contoh :
Suatu perusahaan sedang mempertimbangkan 2 buah proyek yang bersifat mutually
exclusive. Ada dua alternative alat pemindah barang yaitu system conveyor (proyek
C) dan truk forklift (proyek F), dengan besar investasi masing-masing Rp.
300.000.000 dan Rp. 200.000.000. Proyek C mempunyai umur 6 tahun dan proyek F
mempunyai umur 3 tahun dengan discount factor 15 %.
Arus kas dari kedua proyek ini sebagai berikut :

Tahun Arus Kas Proyek C Arus Kas Proyek F


1 75.000.000 100.000.000
2 105.000.000 120.000.000
3 120.000.000 140.000.000
4 105.000.000
5 90.000.000
6 105.000.000

Dari data tersebut tentukan proyek mana yang sebaiknya dilaksanakan oleh
perusahaan dengan menggunakan metoda :

‘20 Penganggaran Modal


10
Biro Akademik dan Pembelajaran
Team Teaching http://www.widyatama.ac.id
1. Replacement Chain Approach (ekualisasi umur proyek)
2. Equivalent Annual Annuity Method (metoda NPV tak terhingga)

Jawab :
Dengan melakukan perhitungan NPV dan IRR diperoleh hasil perhitungan sebagai
berikut :

Proyek NPV IRR


C 73.740.000 25,33%
F 69.840.000 34,13%

Dari kedua proyek tersebut secara perhitungan NPV proyek C yang dipilih karena
mempunyai NPV yang lebih besar dari proyek F, tetapi secara perhitungan IRR
proyek F dipilih karena mempunya nilai IRR yang lebih besar dibandingkan dengan
proyek C. Untuk menentukan proyek mana yang dipilih, maka dilakukan perhitungan
sebagai berikut :

a. Replacement Chain Approach (ekualisasi umur proyek)


Proyek C

Poyek F

Perhitungan NPV dan IRR proyek F


Tahun Arus Kas Proyek F PVIF(15%,6) Present Value
1 100.000.000 0,87 87.000.000
2 120.000.000 0,756 90.720.000
3 -60.000.000 0,658 -39.480.000
4 100.000.000 0,572 57.200.000
5 120.000.000 0,497 59.640.000

‘20 Penganggaran Modal


10
Biro Akademik dan Pembelajaran
Team Teaching http://www.widyatama.ac.id
6 140.000.000 0,432 60.480.000
Jumlah PV 315.560.000
Investasi 200.000.000
NPV Proyek F 115.560.000

Dengan melakukan trial and error dengan rentang tingkat discount factor 15% - 35%
diperoleh tingkat IRR = 34,26%
Kesimpulan :
Proyek yang sebaiknya dilaksanakan oleh perusahaan adalah proyek F, karena
memberikan NPV yang lebih besar dari proyek C yaitu RP. 115.560.000 dan
tingkat IRR yang diberikan lebih besar yaitu 34,26%.

b. Equivalent Annual Annuity Method (metoda NPV tak terhingga)

����
���∞ =
(������%; �)

73.740.000 73.740.000
���∞ ������ � = = = ��. 19.487.315,01
(����� 15%; 6) 3,784

69.840.000 69.840.000
���∞ ������ � = = = ��. 30.591.327,2
(����� 15%; 3) 2,283

Kesimpulan :
Proyek yang sebaiknya dilaksanakan oleh perusahaan adalah proyek F, karena
memberikan NVP yang lebih besar dari proyek C yaitu Rp. 30.591.327,2

‘20 Penganggaran Modal


10
Biro Akademik dan Pembelajaran
Team Teaching http://www.widyatama.ac.id
DAFTAR PUSTAKA

Ayuningtyas, Dwi dan Kurnia, 2013. “Pengaruh Profitabilitas Terhadap Nilai


Perusahaan: Kebijakan Dividen dan Kesempatan Investasi Sebagai Variabel
Antara”. Jurnal Ilmu dan Riset Akuntansi, Volume 1 Nomor 1.
Bringham, Eugene F. dan Joel F Houston. 2011. Dasar-dasar Manajemen Keuangan.
Jakarta: Salemba Empat.
Darmaji, Tjipto dan Hendy M. Fakhruddin, 2012. Pasar Modal di Indonesia. Edisi
Ketiga. Jakarta: Salemba Empat.
Fahmi, Irham. 2015. Analisis Laporan Keuangan, Cetakan Ke-5. Bandung: Alfabeta.
Fahmi, Irham. 2012. Manajemen Investasi. Jakarta: Salemba Empat.
Gitman, Lawrence J. 2012. Principles of Managerial Finance. Global Edition.
Pearson Education Limited.
Hanafi, Mamduh M. 2014. Manajemen Keuangan. Edisi 1. Yogyakarta: BPFE-
Yogyakarta.
Husnan, Suad & Enny Pudjiastuti. 2012. Manajemen Kuangan. Edisi 5. Cetakan
Pertama. Yogyakarta: UPP STIM YKPN.
Jogiyanto, H.M, 2013. Teori Portofolio Dan Analisis Investasi. Edisi Ketiga. BPFE
UGM. Yogyakarta.
Murhadi, Werner R. 2013. Analisis Laporan Keuangan, Proyeksi dan Valuasi Saham.
Jakarta: Salemba Empat.
Riantani, Suskim. 2015. Manajemen Keuangan I. Bandung: Universitas Widyatama.
Sutrisno. 2012. Manajemen Keuangan Teori, Konsep, dan Aplikasi. Yogyakarta:
Ekonisia.
Yuliani dkk. 2013. Determinan struktur modal pengaruhnya terhadap nilai
perusahaan pada perusahaan yang sedang berkembang. Jurnal. Fakultas
ekonomi sriwijaya.

‘20 Penganggaran Modal


10
Biro Akademik dan Pembelajaran
Team Teaching http://www.widyatama.ac.id

Anda mungkin juga menyukai