Anda di halaman 1dari 29

KEPUTUSAN INVESTASI MODAL

 Istilah investasi memiliki makna bahwa kegiatan ini


melibatkan kebutuhan dana sekarang dan dalam jumlah
besar untuk memperoleh kembalian yang diinginkan di
masa y a d.
 Jenis-jenis keputusan investasi :
 Keputusan pengurangan biaya.
 Ekspansi (perluasan pabrik & gudang)
 Keputusan pemilihan mesin
 Keputusan membeli atau menyewa
 Keputusan penggantian peralatan.
Nilai waktu uang
 Pengembalian jangka panjang di waktu y a d
 Perlu teknik yang mengakui nilai waktu uang.
 Nilai satu rupiah sekarang lebih besar daripada di waktu
yang akan datang.
 Arus kas yang diperkirakan di masa yang akan datang
didiskontokan
 Ada dua pendekatan dalam mendiskontokan arus kas :
 (1) Net Present Value/NPV
 (2) Internat rate of return/IRR
Metode NPV
 Seluruh kas masuk di nilai tunaikan
 Seluruh pengeluaran kas dinilai tunaikan
 Nilai tunai kas keluar dijumlahkan
 nilai tunai kas masuk dijumlahkan
 Bandingkan kedua nilai tunai tersebut
 Selisih kedua angka tersebut disebut NPV
 Bila NPV negatip (< nol) investasi ditolak
 Bila NPV positip (> nol) investasi diterima
Ilustrasi 1
 PT ABC merencanakan membeli mesin seharga Rp. 500 juta, umur ekonomis
5 tahun. Penggunaan mesin ini akan menghemat biay Rp. 180 juta per tahun.
Tingkat hasil yang diinginkan 20%, Nilai residu nol. Apakah usulan tersebut
diterima atau ditolak ?
 Keterangan Thn ke Arus Kas Faktor Nilai Tunai
 Penghematan 1-5 Rp. 180 jt 2,991 Rp. 538.38 jt
 Investasi awal 0 (Rp. 500 jt) 1,000 ( 500 jt)
 Net Present Value Rp. 38,38 jt
 Rekomendasi usulan beli peralatan baru dilaksanakan karena akan
menghemat biaya Rp. 38.380.000,-
Pedoman untuk kriteria NPV

 Positip -----> diterima karena investasi menjanjikan


hasil lebih besar dari tingkat hasil yang diharapkan.
 Nol --------> diterima karena investasi
menjanjikan pengembalaian sama dengan hasil yang
diinginkan.
 Negatip ---> ditolak, karena investasi memberikan
hasil yang lebih kecil dari hasil yang diinginkan.
Menekankan pada Arus Kas karena :

 Investasi memerlukan pengeluaran kas segera.


 Nilai residu yang dijual juga sebagai arus kas
masuk.
 Tambahan modal kerja
 Biaya reparasi dan pemeliharaan.
 Peningkatan penjualan dan penghematan biaya
dianggap sebagai arus kas.
 Modal kerja pada akhir umur proyek dapat diperlakukan sebagai arus
kas masuk.
 Arus kas keluar : Arus kas masuk :
 Investasi awal * Kenaikan pendapatan
 Kenaikan modal kerja * Penurunan biaya
 Reparasi & pemeliharaan * Niali sisa/residu
 Kenaikan biaya operasi * Pembebasan modal kerja.

Pemulihan Investasi Awal


Depresiasi tidak dikurangkan dalam menghitung nilai tunai proyek,
karena :
(1) Biaya non kas
(2) Pendiskontoan arus kas otomatis memberikan kembalian investasi
awal
Ilustrasi 2
 PT BKR akan membeli mesin seharga Rp 317 jt, umur 4 thn, menghasilkan
arus kas per thn Rp 100 jt, tingkat bunga 10%.
 Keterangan Thn ke Arus Kas Faktor Nilai Tunai
 Arus kas 1-4 Rp. 100 jt 3,170 Rp. 317 jt
 Investasi Awal 0 (Rp. 317 jt) 1,000 ( 317 jt)
 NPV 0
 Proyek tersebut benar-benar menghasilkan tingkat pengembalian 10%.
Setiap arus kas Rp 100 jt sebagian merupakan pengembalian investasi.
 Thn Saldo Arus kas Kembalian Pemulihan Nilai
 Awal masuk Investasi Investasi Tunai
 (1) (2) (3) (4) (5)
 1 317 jt 100 jt 31,7 jt 68,3 jt 248,7 jt
 2 248,7 jt 100 jt 24,87 jt 75,13 jt 173,57 jt
 3 173,57 jt 100 jt 17,357 jt 82,643 jt 90,927 jt
 4 90.927 jt 100 jt 9,0927 jt 90,927 jt* 0
 Investasi yang dipulihakan Rp. 317 jt
 *) angka pengembalian thn ke 4 disesuaikan.
 Pada akhir tahun ke 4 seluruh investasi telah tertutup.
 Pemilihan Tingkat Bunga :
 (1) Tingkat bunga umum yang berlaku di pasar.
 (2) Biaya modal perusahaan (cost of capital)
Ilustrasi 3

 Harga beli mesin Rp. 600 jt


 Modal kerja Rp. 1.000 jt
 Nilai residu Rp. 100 jt
 Biaya reparasi pada thn ke 4 Rp. 50 jt
 Pendapatan per tahun Rp. 2.000 jt
 Harga pokok penjualan Rp. 1.250 jt
 Biaya operasi tunai Rp. 350 jt
 Pada akhir thn ke 5 modal kerja tidak diperlukan
lagi.
 Tingkat bunga yang digunakan 20%
 Keterangan Thn ke Arus Kas Faktor Nilai tunai
 Pembelian 0 (600 jt) 1 (600 jt)
 Modal Kerja 0 (1.000 jt) 1 (1.000 jt)
 Reparasi 4 (50 jt) 0,482 ( 24,1 jt)
 Arus kas masuk 1-5 400 jt 2,991 1.196,4 jt
 Nilai residu 5 100 jt 0,402 40,2 jt
 Pelepasan MK 5 1.000 jt 0,402 402,0 jt
 Net Present Value 14,5 jt
 *=Penjualan-HPP-Biaya operasional tunai
 Rekomendasi Usulan diterima karena NPV posiiitip.

 Metoda IRR
 (Internal Rate of Return)

 Adalah tingkat bunga yang dijanjikan yang menyamakan nilai tunai


arus kas keluarn dan nilai tunai kas masuk sama sehingga NPV nol
Ilustrasi 4

 PT WBC membeli mesin seharga Rp. 565 jt, manfaat 10 thn,


menghemat biaya Rp. 100 jt per thn.
 Jika arus kas sama, maka dengan membagi nilai investasi dengan
arus kas tahunan.
 Faktor bunga 565 jt : 100 jt = 5,650.
 Dengan tabel Present Value Factor Annuity angka 5,650 pada
baris 10 (n) diperoleh pada kolom 12%.
 Dengan menggunakan bunga 12% maka proyek tsb akan
menghasilkan NPV nol.
 Keterangan Thn ke Arus Kas Faktor(12%) Nilai Tunai
 Penghematan 1-10 Rp. 100 jt 5,650 Rp. 565 jt
 Investasi Awal 0 (565 jt) 1,000 (565 jt)
 NPV 0
 Jika arus kas per tahun tidak sama, maka mencari IRR dengan trial and error.
 Proses ini disebut teknik interpolasi.
 Penggunaan Angka IRR
 Bila IRR lebih besar atau sama dengan tingkat pengembalian minimum yang diharapkan, usulan
investasi diterima.
 Bila IRR < tingkat bunga minimum yang diharapkan maka usulan investasi ditolak.
Perbandingan NPV dan IRR

 NPV mudah digunakan, IRR dengan proses uji coba


(saat ini dgn program Excel)
 IRR mengasumsikan arus kas diinvestasikan
kembali dgn tk bunga internal, sedang NPV dengan
tk bunga bank.
 Ketika metoda NPV dan IRR menghasilkan
rekomendasi yang berbeda, maka lebih baik
menggunakan NPV.
 Dalam proyek mutually exclusive, hasil yang
diperoleh bisa berlawanan, asumsi tingkat
investasi kembali yang berbeda.
Ilustrasi 5

 Tahun Proyek A Proyek B


 0 (Rp. 100 jt) (Rp. 100 jt)
 1 ---- 68,6342 jt
 2 144 jt 68,6342 jt
 IRR 20% 24%
 NPV 23,408 jt 22,3758 jt

 Bila dengan IRR maka B yang dipilih


 Bila dengn NPV maka A yang dipilih.
 Investasi A baru menghasilkan arus kas th 2
 Bila arus kas thn ke 1 Proyek B diinvestasikan dgn tk bunga 8%, maka
akan tampak sbb :
 Tahun Proyek A Proyek B (dimodifikasi)
 0 (Rp. 100 jt) (Rp. 100 jt)
 1 ---- -------
 2 144 jt 142.7591 jt
 Kesimpulannya A lebih baik
 Misalkan Arus kas proyek B diinvestasikan ke proeyek lain dengan
kembalian 12% dan proyek A melakukan hal yang sama meminjam Rp.
68,6342 dengan tk bunga 8% kemudian diinvestasikan dengan tk
hasil 12%, maka arus kas sbb :
 Tahun Proyek A Proyek B (dimodifikasi)
 0 (Rp. 100 jt) (Rp. 100 jt)
 1 ---- -------
 2 152, 2361 jt 150,9952 jt
 Aanalisis ini tetap mendukung A lebih baik.

 Keputusan Preferensi
 Sebuah perusahaan menghadapi 2 alternatip, apakah akan
merenovasi mesin lama atau membeli mesin yang baru.
 Mesin lama :
 Biaya renovasi Rp. 400 juta
 Biaya pemeliharaan Rp. 160 juta pada thn 5 thn (arus kas keluar)
 Setelah renovasi dpt digunakan 10 thn
 Nilai sisa saat ini Rp. 140 jt
 Pada akhir thn 10 niali residu Rp. 100 jt
 Biaya operasi per tahun Rp. 320 jt
 Pendapatan Rp. 500 jt per tahun.
 Mesin baru :
 Harga mesin Rp. 720 jt
 Umur ekonomis 10 thn
 Akhir thn ke 5 diperlukan perbaikan dgn biaya Rp. 50 jt.
 Nilai sisa Rp. 100 jt, biaya operasi Rp. 240 jt/tahun.
Pendapatan Rp. 500 jt/tahun.
 Mesin Baru Mesin Lama
 Pendapatan 500 jt 500 jt
 Beban tunai operasi 240 jt 320 jt
 Arus kas bersih tahunan 260 jt 180 jt
 Keterangan Tahun Arus Kas Faktor Bunga Nilai Tunai
 Baru : ( 18%)
 Investasi Awal 0 -720 jt 1,000 -720 jt
 Biaya perbaikan 5 -50 jt 0,437 -21,85 jt
 Cash flow 1-10 260 jt 4,4940 1.168,44 jt
 Nilai residu 0 140 jt 1,000 140 jt
 NR Mesin baru 10 100 jt 0,191 19,10 jt
 NPV 585,69 jt
 Lama :
 Investasi awal 0 -400 jt 1,000 - 400 jt
 Biaya perbaikan 5 -160 jt 0,437 -69,,92 jt
 Cash flow 1-10 180 jt 4,494 808,92 jt
 Nilai residu 10 100 jt 0,191 19,10 jt
 NPV 358,10 jt
 Selisih 227,59 jt
 Rekomendasi sebaiknya membeli mesin baru.karena NPV lebih besar.
Keputusan Biaya Terendah

 Sebuah perusahaan memertimbangkan mengganti peralatan lama


dengan yang baru dengan data sbb :
 Mesin Lama Mesin Baru
 Harga perolehan 400 jt 500 jt
 Nilai sisa saat ini 60 jt ---
 Beban operasi/thn 300 jt 180 jt
 Biaya perbaikan
 saat ini 80 jt ---
 Nilai sisa akhir th 6 0 100 jt
 Umur ekonomis 6 thn 6 thn
 Tingkat hasil yang diinginkan 10%
 Analisis pendekatan Total Cost :
 Keterangan Tahun Arus Kas Faktor Nilai Tunai
 Beli Baru :
 Investasi 0 -500 jt 1,000 -500 jt
 NR Mesin lama 0 60 jt 1,000 60 jt
 Biaya operasi 1-6 -180 jt 4,355 -783,9 jt
 Nilai residu 6 100 jt 0,564 56,4 jt
 Nilai tunai bersih -1.167,5 jt
 Mesin Lama :
 Biaya perbaikan 0 -80 jt 1,000 -80 jt
 Biaya operasi 1-6 -300 jt 4,355 -1.306,5 jt
 Nilai Tunai Bersih -1.386,5 jt
 Selisih 219 jt
 Rekomendasi beli mesin baru.
Capital rationing pemilihan berbagai alternatif investasi bila perusahaan
mempunyai dana terbatas

 Ilustrasi :
 Dana yang tersedia Rp. 600 jt
 Proyek Nilai investasi NPV
 A 200 jt 40 jt
 B 400 jt 112 jt
 C 160 jt 48 jt
 D 100 jt 10 jt
 E 40 jt 20 jt
 900 jt
Indeks NPV = NPV/Investasi Awal
 Indeks NPV digunakan dengan syarat :
 (1) Proyek bukan mutually exclusive
 (2) Dimungkinkan investasi parsial
 Proyek Nilai investasi NPV Indeks NPV
 A 200 jt 40 jt 0,20
 B 400 jt 112 jt 0,28
 C 160 jt 48 jt 0,30
 D 100 jt 10 jt 0,10
 E 40 jt 20 jt 0,50
 900 jt
Dari perhitungan diatas dana akan dialokasikan sbb :
 Proyek Investasi Alokasi Kumulatif
 E 40 jt 40 jt 40 jt
 C 160 jt 160 jt 200 jt
 B 400 jt 400 jt 600 jt
 A 200 jt
 D 100 jt
 Dana yang tersedia Rp. 600 jt.
 NPV yang dihasilkan Rp 180 jt (20 jt+48 jt+112 jt)
 Investasi dapat dipecah.
 Bila dana yang tersedia Rp. 400 jt, namun proyek dapat dipecah.
 Yang dipilih E = Rp. 40 jt, C=Rp. 160 jt dan B hanya 50% (50%xRp. 400jt). Total
Rp. 400 jt.
 NPV yang dihasilkan Rp. 124 jt (20+48+56).
 Proyek Mutually Exclusive.
 Jika dana yang tersedia terbatas maka proyek yang menghasilkan NPV yang
tertinggilah yang dipilih.
 Proyek Investasi NPV
 F 400 jt 240 jt
 G 800 jt 480 jt
 H 400 jt 280 jt
 Kombinasi yang dipilih adalah F & H dengan total NPV = Rp. 520 jt. Bila di G NPV
= Rp. 480 jt.
/

 Pay Back Period/periode pengembalian investasi


 Simple rate of return/ tingkat pengembalian sederhana.
 Ilustrasi.
 CV Padang Bulan akan mengganti mesin lama. Mesin baru seharga
Rp. 480 jt, umur ekonomis 8 thn. Mesin lama laku Rp. 30 jt, mesin
lama tetap dipertahankan kalau mesin baru periode pengembalian
lebih dari 3 tahun. Tambahan pendapatan dan biaya/tahun sbb :
 Penjualan Rp. 900 jt
 Biaya Variabel 540 jt
 Kotribusi marjin 360 jt
 Biaya tetap :
 Gaji Rp. 162 jt
 Pemeliharaan 18 jt
 Depresiasi 60 jt
 Total biaya tetap 240 jt
 Laba bersih 120 jt
 Investasi yang diperlukan Rp. 480 jt -Rp. 30 jt = Rp. 450 jt
 Arus kas = Laba bersih + Depresiasi
 = 120 jt + 60 jt
 = Rp. 180 jt
 Pay Back Period = 450 jt/180 jt = 2,5 thn.
 Usulan penggantian diterima karena PBP kurang dari 3 tahun.
 Kelemahan PBP adalah ; Mengabaikan umur ekonomis proyek dan nilai
waktu uang.

 **Stooopp….**
Soal Latihan

 Untuk mengantisipasi listrik padam Program ekstensi menggunakan


generator. Ketua program menghadapi dua alternatif; memperbaiki
generator lama dan membeli yang baru. Informasi biaya sbb :
 Lama Baru
 Harga (Rp) 160 jt 200 jt
 B Operasi 125 jt 75 jt
 B Overhaul 80 jt --
 Nilai sisa (saat ini) 40 jt --
 Nilai sisa thn 8 30 jt 60 jt
 Generator lama setelah diperbaiki dapat digunakan 8 thn, jika beli yang
baru juga mempunyai umaur 8 thn. Hasil yang diinginkan 16%.
 Dengan menggunakan pendekatan total cost, mana yang akan dipilih ?

Anda mungkin juga menyukai