2
Pengusahaan dan Penyediaan
I Tenaga Listrik
3
PENGELOLAAN PENYEDIAAN TENAGA LISTRIK
(UU 30/2009 tentang Ketenagalistrikan)
PENGUASAAN
• Regulasi, kebijakan, dan standar
• Menyediakan dana untuk:
― Kelompok masyarakat tidak mampu;
NEGARA ― Pembangunan sarana penyediaan tenaga listrik di
daerah yang belum berkembang;
PEMERINTAH ― Pembangunan tenaga listrik di daerah terpencil dan
PEMERINTAH DAERAH perbatasan; dan
― Pembangunan listrik perdesaan.
PENGUSAHAAN
PEMEGANG IZIN USAHA PENYEDIAAN TENAGA LISTRIK (IUPTL)
* : Prioritas Pertama
** : Diberikan kesempatan sebagai penyelenggara
UPTL terintegrasi untuk wilayah belum berlistrik
4
USAHA PENYEDIAAN TENAGA LISTRIK
Pada dasarnya - dalam rangka diversifikasi energi - pembelian tenaga listrik dari pembangkit yang
pembelian tenaga listrik pembangkitan ke non BBM. menggunakan energi terbarukan, gas marjinal,
oleh Pemegang izin batubara di mulut tambang, dan energi setempat
- dalam hal pada lokasi pusat
usaha penyediaan lainnya;
pembangkit tenaga listrik yang
tenaga listrik dilakukan
telah beroperasi terdapat lebih dari - pembelian kelebihan tenaga listrik;
melalui pelelangan
1 (satu) pemegang izin usaha
umum, kecuali - sistem tenaga listrik setempat dalam kondisi krisis
penyediaan tenaga listrik.
memenuhi kondisi untuk atau darurat penyediaan tenaga listrik; dan/atau
dilakukan pemilihan - Penambahan kapasitas pembangkit
- penambahan kapasitas pembangkitan pada pusat
langsung atau pada pusat pembangkit yang telah
beroperasi di lokasi yang berbeda pembangkit tenaga listrik yang telah beroperasi di
penunjukan langsung
lokasi yang sama.
pada sistem setempat
7
PEMANFAATAN BATUBARA UNTUK PEMBANGKIT
II DAN EXCESS POWER
8
MAKSUD DAN TUJUAN
1
PEMANFAATAN SUMBER ENERGI TERBARUKAN UNTUK PENYEDIAAN TENAGA LISTRIK
PLTS Fotovoltaik, PLTB,
JENIS
PEMBANGKIT PLT Air, PLTBm, PLTBg, PLTSa, PLTP dan PLTA Laut
❑ PLN wajib membeli tenaga listrik dari pembangkit tenaga listrik yang memanfaatkan Sumber
Energi Terbarukan.
❑ Pemanfaatan Sumber Energi Terbarukan tersebut mengacu pada KEN dan RUKN
pembangkit listrik yang memanfaatkan
sumber energi terbarukan mekanisme pemilihan
langsung
❑ Harga Pembelian:
Pembelian tenaga listrik melalui mekanisme ➢ Bila BPPPS > BPPPN maka Max. 85% x BPPPS
pemilihan langsung berdasarkan kuota ➢ Bila BPP PS ≤ BPPPN maka berdasarkan
kapasitas sesuai RUPTL Kesepakatan para pihak
BPP PS dan BPP PN merupakan BPP Pembangkitan PLN pada tahun sebelumnya yang telah ditetapkan oleh Menteri ESDM berdasarkan usulan PT PLN (Persero).
-BPP PS : Biaya Pokok Penyediaan Pembangkitan Tenaga Listrik Sistem Setempat
-BPP PN : Biaya Pokok Penyediaan Pembangkitan Tenaga Listrik Rata-Rata Nasional
MEKANISME & HARGA PEMBELIAN LISTRIK DARI PEMBANGKIT ENERGI TERBARUKAN ...(2)
PLTA (Hidro)
❑ Untuk semua kapasitas Pembangkit Listrik Tenaga Air ❑ Harga Pembelian:
❑ Tenaga air yang berasal dari: ➢ Bila BPPPS > BPPPN maka Max. 100% x BPPPS
➢ aliran/terjunan air sungai ➢ Untuk wilayah Sumatera, Jawa, dan Bali atau sistem
➢ waduk/bendungan/saluran irigasi yang lainnya bila BPPPS ≤ BPPPN maka berdasarkan
pembangunannya bersifat multiguna kesepakatan para pihak
❑ Pembelian tenaga listrik dilakukan melalui mekanisme
pemilihan langsung
❑ Kapasitas ≤ 10 MW: Capacity Factor paling sedikit 65%
❑ Kapasitas > 10 MW: Capacity Factor tergantung kebutuhan
sistem
PLTA Laut
❑ Harga Pembelian:
➢ Bila BPPPS > BPPPN maka Max. 100% x BPPPS
➢ Untuk wilayah Sumatera, Jawa, dan Bali atau
Pembelian tenaga listrik melalui mekanisme pemilihan sistem dimana BPPPS ≤ BPPPN maka berdasarkan
langsung kesepakatan para pihak
BPP PS dan BPP PN merupakan BPP Pembangkitan PLN pada tahun sebelumnya yang telah ditetapkan oleh Menteri ESDM berdasarkan usulan PT PLN (Persero).
-BPP PS : Biaya Pokok Penyediaan Pembangkitan Tenaga Listrik Sistem Setempat
-BPP PN : Biaya Pokok Penyediaan Pembangkitan Tenaga Listrik Rata-Rata Nasional
MEKANISME & HARGA PEMBELIAN LISTRIK DARI PEMBANGKIT ENERGI TERBARUKAN...(2)
PLTSa
❑ Harga Pembelian:
❑ PLN wajib membeli listrik dari PLTSa dalam ➢ Bila BPPPS > BPPPN maka Max. 100% x BPPPS
rangka membantu Pemerintah/Pemda
➢ Untuk wilayah Sumatera, Jawa, dan Bali atau
menangani persoalan sampah kota.
sistem bila BPPPS ≤ BPPPN maka berdasarkan
→ Pembelian tenaga listrik sesuai ketentuan kesepakatan para pihak
perundangan
❑ PLTSa dapat menggunakan teknologi:
✓ Pengumpulan dan pemanfaatan gas metana
yang dihasilkan dari penimbunan sampah
yang ditutup dengan tanah (sanitary landfill);
✓ Pengumpulan dan pemanfaatan gas metana
yang dihasilkan dari proses penguraian
sampah organik dengan bantuan
mikroorganisme (anaerob digestion); atau
✓ Pemanfaatan panas/termal (thermochemical).
❑ Pengembang dapat diberikan insentif yang diatur
dalam peraturan tersendiri.
❑ Pembelian tenaga listrik melalui mekanisme
pemilihan langsung
BPP PS dan BPP PN merupakan BPP Pembangkitan PLN pada tahun sebelumnya yang telah ditetapkan oleh Menteri ESDM berdasarkan usulan PT PLN (Persero).
-BPP PS : Biaya Pokok Penyediaan Pembangkitan Tenaga Listrik Sistem Setempat
-BPP PN : Biaya Pokok Penyediaan Pembangkitan Tenaga Listrik Rata-Rata Nasional
MEKANISME & HARGA PEMBELIAN LISTRIK DARI PEMBANGKIT ENERGI TERBARUKAN ...(3)
PLTP
❑ Harga Pembelian:
❑ Pembelian listrik oleh PLN hanya
dapat dilakukan kepada PPL yang ➢ Bila BPP PS > BPP PN maka Max. 100%
x BPPPS
memiliki wilayah kerja panas bumi
sesuai dengan cadangan terbukti ➢ Untuk wilayah Sumatera, Jawa, dan
Bali atau sistem bila BPP PS ≤ BPP PN
setelah ekplorasi.
maka berdasarkan kesepakatan
→ Pembelian tenaga listrik sesuai para pihak
ketentuan perundangan
❑ Pembelian tenaga listrik melalui
mekanisme pemilihan langsung
BPP PS dan BPP PN merupakan BPP Pembangkitan PLN pada tahun sebelumnya yang telah ditetapkan oleh Menteri ESDM berdasarkan usulan PT PLN (Persero).
-BPP PS : Biaya Pokok Penyediaan Pembangkitan Tenaga Listrik Sistem Setempat
-BPP PN : Biaya Pokok Penyediaan Pembangkitan Tenaga Listrik Rata-Rata Nasional
Harga Pembelian Tenaga Listrik untuk PLTS Fotovoltaik, PLTB, PLTBm, PLTBg, PLTA Laut (dalam Rp/kWh)
(Sesuai Keputusan Menteri ESDM Nomor 1772 K/20/MEM/2018)
2,677
2,421
2,247
1,860 1,887
1,692 1,739 1,753
1,470 1,481 1,491
1,308
1,149
911 911 911 911 911 914 936 961 971 974
Rata-rata
Nasional
1.025
Keterangan : “ Pembangunan jaringan listrik (Komponen E) untuk evakuasi daya dari Pembangkit ke titik sambung
PLN berdasarkan mekanisme B to B”
Harga Pembelian Tenaga Listrik untuk PLT Air PLT Sampah, PLTP (dalam Rp/kWh)
(Sesuai Keputusan Menteri ESDM Nomor 1772 K/20/MEM/2018)
2677
2421
2247
1887 1861
1692 1739 1753
1470 1491 1481
1308
1149
911 911 911 911 911 914 936 961 971 974
Rata-rata
Nasional
1.025
Keterangan : “ Pembangunan jaringan listrik (Komponen E) untuk evakuasi daya dari Pembangkit ke titik sambung
PLN berdasarkan mekanisme B to B
KETENTUAN PERALIHAN
KETENTUAN PERALIHAN (2)
Mekanisme Penetapan
IV BPP Pembangkitan
24
PENETAPAN BPP PEMBANGKITAN
25
MEKANISME PENETAPAN BPP PEMBANGKITAN
❑ PT PLN (Persero) wajib mengusulkan penetapan besaran BPP pembangkitan kepada
Menteri paling lambat minggu ke-2 bulan Maret tahun berjalan;
❑ Usulan penetapan besaran BPP pembangkitan merupakan BPP satu tahun
sebelumnya;
❑ Menteri melalui Direktur Jenderal melakukan evaluasi atas usulan yang disampaikan
(max 14 hari)
❑ Menteri menetapkan besaran BPP Pembangkitan berdasarkan hasil evaluasi;
❑ Penetapan besaran BPP pembangkitan berlaku untuk bulan April tahun berjalan s.d.
bulan Maret tahun berikutnya;
❑ Apabila sampai dengan akhir jangka waktu belum terdapat penetapan BPP
Pembangkitan terbaru, BPP Pembangkitan yanga da tetap berlaku.
❑ Dalam hal terdapat lokasi tertentu yang belum terlistriki dan belum terdapat
penetapan BPP Pembangkitan, besaran BPP Pembangkitan ditetapkan sama dengan
besaran BPP Pembangkitan tertinggi
26
SIKLUS PENETAPAN BPP PEMBANGKITAN
27
BPP PEMBANGKITAN TAHUN 2017
Sesuai Kepmen ESDM No. 1772 K/20/MEM/2018
(Dalam ¢US$/kWh)
20.00
18.09
16.79
13.90 14.10
12.64 13.00 13.10
10.98 11.07 11.14
9.77
8.58 Rata-rata
6.81 6.81 6.81 6.81 6.81 6.83 6.99 7.18 7.25 7.28 Nasional
7,39
Keterangan:
Realisasi Kurs Tengah BI rata-rata 2017 Rp. 13.383/US$
BPP PEMBANGKITAN 2016 PER SUBSISTEM
Sesuai Kepmen ESDM No. 1404 K/20/MEM/2017
BPP BPP BPP BPP
NO WILAYAH / DISTRIBUSI / SISTEM / SUB SISTEM NO WILAYAH / DISTRIBUSI / SISTEM / SUB SISTEM
(Rp. /kWh) (₵USD/kWh) (Rp. /kWh) (₵USD/kWh)
31
POKOK – POKOK DALAM PERJANJIAN JUAL BELI TENAGA LISTRIK
❑ Dalam hal Badan Usaha selaku penjual tidak dapat mengirimkan tenaga
listrik sesuai dengan PJBL disebabkan kegagalan dan/atau kelalaian
Badan Usaha, Badan Usaha wajib membayar penalti kepada PT PLN
(Persero).
→ DELIVER OR PAY (DOP)
❑ Dalam hal PT PLN (Persero) tidak dapat menyerap tenaga listrik sesuai
PJBL disebabkan kesalahan PT PLN (Persero), PT PLN (Persero) wajib
membayar penalti kepada Badan Usaha selama periode tertentu.
→ TAKE OR PAY (TOP)
❑ Dalam mengatur operasi sistem (dispatch) pembangkit tenaga listrik, Pengendali Operasi Sistem
(Dispatcher) harus memperhatikan setiap PJBL antara PT PLN (Persero) dan Badan Usaha.
❑ Operasi sistem (dispatch) bulanan untuk setiap pembangkit tenaga listrik harus dideklarasikan dan
dilaporkan kepada Menteri c.q. Direktur Jenderal.
❑ Laporan atas operasi sistem (dispatch) termasuk memuat pelanggaran terhadap Aturan Jaringan
Sistem Tenaga Listrik (Grid Code) pada sistem setempat yang dilakukan baik oleh PT PLN
(Persero) maupun oleh Badan Usaha.
PENALTI TERHADAP KINERJA PEMBANGKIT
❑ Meliputi:
1. Liquidated Damaged (LD): Penalti kepada IPP akibat keterlambatan mencapai COD sesuai kontrak.
Penalti yang diberikan proporsional dengan biaya yang harus dikeluarkan oleh PLN dikarenakan
ketiadaan energi yang dijanjikan.
2. Penalti AF (Availability Factor), sebesar biaya yang harus dikeluarkan oleh PLN dikarenakan
ketiadaan energi yang dijanjikan.
3. Penalti OF (Outage Factor), sebesar biaya yang harus dikeluarkan oleh PLN dikarenakan ketiadaan
energi yang dijanjikan.
4. Penalti Heat Rate (khusus proyek berbahan bakar gas yang gas-nya disiapkan PLN) , Nilainya
sebesar harga gas dikalikan selisih heat rate yang diperjanjikan dengan heat rate aktual. Untuk
pembangkit batubara, PLN membayar komponen C sesuai dengan heat rate yang diperjanjikan.
5. Penalti kegagalan memikul MVA, Penalti yang diakibatkan pembangkit IPP menyerap daya kapasitif
(MVAr) di sistem interkoneksi PLN.
6. Penalti kegagalan menjaga Frequency, Penalti yang diakibatkan apabila pembangkit IPP gagal
untuk mematuhi grid code pada sistem setempat.
7. Penalti Ramp Rate (kecepatan naik turun beban), Penalti yang dikenakan terhadap pembangkit
IPP yang tidak mampu mencapai jumlah dan waktu perubahan pembebanan memenuhi operasi
sistem.
PENGALIHAN HAK
❑ Pengalihan hak kepemilikan tidak dapat dialihkan sampai
pembangkit COD, kecuali untuk pengalihan kepada Afiliasi yang
sahamnya dimiliki lebih dari 90% oleh penyandang dana
(Sponsor) yang bermaksud untuk mengalihkan saham.
No
PT A PT B PT C
20% 30% 50%
yes
pengalihan saham di
PT D
area ini yg masuk No 90% saham
lingkup permen
dimiliki PT C
48/2017
PT E
100% saham
SEBELUM COD dimiliki PT D
4
0
MEKANISME PENGALIHAN SAHAM
PM ESDM 42/2017 PM ESDM 48/2017
“Evaluasi”
6. persetujuan dari pembeli tenaga
listrik;
Dirjen Gatrik
7. surat pernyataan di atas materai
bahwa dokumen yang diserahkan
adalah benar; dan Kelengkapan Laporan
8. salinan digital dokumen persyaratan
permohonan.
a. salinan akta hasil Rapat Umum
Pemegang Saham;
Syarat Finansial b. dokumen anggaran dasar
1. laporan SPT Pajak Penghasilan terakhir/terbaru dengan
MESDM Badan 2 (dua) tahun terakhir serta
NPWP dari penerima pengalihan
pengesahan dari menteri yang
menyelenggarakan urusan
“Surat Persetujuan” saham;
pemerintahan di bidang hukum
2. laporan keuangan penerima
pengalihan saham 2 (dua) tahun dan hak asasi manusia; dan
terakhir yang telah diaudit akuntan c. salinan persetujuan dari pembeli
publik tenaga listrik;
41
MEKANISME PERUBAHAN DIREKSI DAN/ATAU KOMISARIS
PM ESDM 42/2017 PM ESDM 48/2017
Pemegang IUPTL
Pemegang IUPTL
“Usulan Persetujuan ke Rekomendasi Pembeli
“Laporan ke MESDM melalui
MESDM melalui Dirjen (PLN) Dirjen Gatrik”
Gatrik”
Lampiran:
1. surat permohonan
2. salinan akta hasil RUPS;
3. dokumen anggaran dasar
Dirjen Gatrik terakhir/terbaru dengan pengesahan dari
Dirjen Gatrik
menteri yang menyelenggarakan urusan
“Evaluasi” pemerintahan di bidang hukum dan hak
asasi manusia;
4. identitas/profil direksi dan/atau komisaris
baru yang disertai dengan, meliputi
salinan Kartu Tanda Penduduk bagi Kelengkapan Laporan
Warga Negara Indonesia atau salinan a. salinan akta hasil Rapat Umum
paspor bagi Warga Negara Asing; Pemegang Saham; dan
5. laporan Surat Pemberitahuan Tahunan
b. dokumen anggaran dasar
Pajak Penghasilan 2 (dua) tahun terakhir
terakhir/terbaru dengan
MESDM serta Nomor Pokok Wajib Pajak direksi
pengesahan dari menteri yang
dan/atau komisaris baru;
“Surat Persetujuan” 6. rekomendasi dari pembeli tenaga listrik. menyelenggarakan urusan
pemerintahan di bidang hukum
dan hak asasi manusia;
42
KETENTUAN PENYESUAIAN HARGA JUAL TENAGA LISTRIK
❑ Penyesuaian Harga Jual Tenaga Listrik dapat dilakukan dalam hal terjadi perubahan :
➢ Unsur Biaya dan;
➢ Unsur Teknis
❑ KETENTUAN PERALIHAN
➢ Pada saat Peraturan Menteri ini mulai berlaku, terhadap proyek yang telah:
a) memasukkan penawaran (bid closing),
b) menandatangani surat penunjukan (letter of intent), atau
c) menandatangani PJBL, termasuk dalam hal adanya penyesuaian harga dan/atau proses
amandemen PJBL lainnya
sebelum Peraturan Menteri ini diundangkan, dinyatakan tetap berlaku.
➢ Pada saat Peraturan Menteri ini mulai berlaku, terhadap proyek pembangkit listrik tenaga panas bumi
yang telah:
a) dilakukan proses lelang dan sudah menawarkan harga;
b) ditetapkan sebagai pemenang lelang; atau
c) ditandatangani perjanjian jual belinya,
sebelum Peraturan Menteri ini diundangkan, dinyatakan tetap berlaku.
➢ Pada saat Peraturan Menteri ini mulai berlaku, terhadap pengadaan proyek pembelian tenaga listrik
(Independent ower Producer/IPP) baru yang belum mencapai tanggal pemasukan penawaran (bid
closing), wajib menyesuaikan dengan Peraturan Menteri ini.