Anda di halaman 1dari 5

TUGAS 14

1. Investasi yaitu Setiap pengeluaran modal atau dana yang ditanamkan ke


berbagai aset dengan harapan dana tersebut akan diterima kembali baik dalam
jangka pendek, bagaimana tanggapan saudara atas pernyataan tersebut ?
Jawaban:
Menurut saya pernyataan tersebut benar, Investasi yaitu setiap pengeluaran
modal atau dana yang ditanamkan ke berbagai aset dengan harapan dana
tersebut akan diterima kembali bukan hanya dalam jangka pendek saja akan
tetapi juga dalam jangka panjang, tergantung jenis investasinya.
2. Untuk menilai investasi penggantian aset tetap layak atau tidak layak, maka
perlu menghitung (1) investasi bersih dan (2) tambahan cashflow, jelaskan?
Jawaban:
a) Investasi Bersih
Pada penilaian investasi penggantian, yang dianalisis adalah besarnya
tambahan keuntungan dan tambahan investasi. Tambahan investasi atau
sering disebut investasi bersih ini didapatkan dari harga beli aset tetap baru
dengan penerimaan bersih atas penjualan aset tetap lama. Penerimaan
bersih didapatkan dari harga jual aset tetap lama dibandingkan dengan nilai
buku dan diperhitungkan pajak.
b) Tambahan Cashflow
Untuk menilai kelayakan investasi penggantian aset tetap, aliran kas yang
digunakan adalah aliran kas tambahan (incremental cashflow) yang
disebabkan penggantian aset tersebut. Tambahan aliran kas ini bisa
disebabkan karena adanya penghematan biaya tunai seperti turunnya biaya
bahan baku dan biaya tenaga kerja, dan juga karena peningkatan penjualan
yang disebabkan aset tetap baru. Penghematan-penghematan ini akan
menjadi tambahan penghasilan, sehingga perlu dikurangi dengan kenaikan
biaya seperti biaya penyusutan (penyusutan mesin baru- penyusutan mesin
lama).
3. Perusahaan GO merencanakan akan mengganti mesin yang dibeli 3 tahun lalu
seharga Rp 500.000.000,- umur ekonomisnya 7 tahun dan nilai residu Rp
80.000.000, dengan nilai baru yang diperkirakan lebih efisien seharga Rp
700.000.000,- dengan umur ekonomis 4 tahun dan nilai residu Rp
200.000.000,- mesin lama diperkirakan akan terjual dengan harga Rp
350.000.000,-Atas penggantian mesin tersebut diharapkan akan bisa
menghemat biaya tunai dari penurunan bahan baku dan biaya tenaga kerja
sebesar Rp 120.000.000,- per tahun. Pajak sebesar 30% dan return yang
diharapkan sebesar 18%. Apakah proyek ini layak untuk dilaksanakan?
Jawaban:

500.000.000−80.000.000
Penyusutan mesin lama per tahun = = 60.000.000
7

700.000.000−200.000.000
Penyusutan mesin baru per tahun = 4
= 125.000.000
a) Perhitungan penjualan aset tetap lama
Harga beli aset tetap lama 500.000.000
Akumulasi penyusutan = 3 x Rp 60.000.000 180.000.000 -
Nilai buku 320.000.000
Harga jual aset tetap lama 350.000.000
Laba penjualan aset tetap lama 30.000.000
Pajak 30% 9.000.000 –
Laba bersih penjualan aset tetap lama 21.000.000
b) Perhitungan penerimaan bersih dan investasi bersih
Nilai buku aset tetap lama 320.000.000
Laba bersih penjualan aset tetap lama 21.000.000 +
Penerimaan bersih penjualan aset tetap lama 341.000.000
Harga beli aset tetap baru 700.000.000
Investasi bersih 359.000.000
c) Tambahan Cashflow
Penghematan tunai 120.000.000
Tambahan penyusutan:
Penyusutan mesin baru 125.000.000
Penyusutan mesin lama 60.000.000 –
65.000.000
Tambahan EBT 55.000.000
Pajak 30% 16.500.000 –
Tambahan EAT 38.500.000
Tambahan penyusutan 65.000.000 +
Tambahan Cashflow 103.500.000
Dengan demikian, penggantian tersebut menghasilkan tambahan cashflow
sebesar Rp 103.500.000,-

Untuk menilai kelayakannya, misal dengan metode NPV maka bisa


dihitung NPV nya sebagai berikut :
PV tambahan cashflow th. 1-4 = Rp 103.500.000 x 2,690 = Rp 278.415.000
PV nilai residu th. ke 4 = Rp 200.000.000 x 0,516 = Rp 103.200.000 +
Total PV of Cashflow Rp 381.615.000
Investasi Rp 359.000.000 -
Net Present Value Rp 22.615.000
Dari perhitungan tersebut ternyata menghasilkan NPV positif sebesar
Rp. 22.615.000,- sehingga dapat disimpulkan bahwa investasi penggantian
tersebut layak.
4. Jelaskan proyek yang bersifat independen, kontijensi dan mutually exclusive?

Jawaban:

a) Independen
Proyek yang bersifat independen adalah sekumpulan proyek yang tidak
mempunyai hubungan keterkaitan, karena tidak ada hubungan keterkaitan,
maka dalam menentukan pilihan proyek jauh lebih mudah yakni dengan
membuat ranking dari tingkat yang keuntungannya atau profitability
indexnya (PI) yang paling tinggi sampai yang paling rendah. Pilihannya
tentu diurutkan berdasarkan dengan ranking proyek.
b) Kontijensi
Proyek yang bersifat kontijensi merupakan proyek yang mempunyai
hubungan keterkaitan, dimana bila satu proyek diterima maka proyek
lainnya juga harus diterima. Sebaliknya bila satu proyek ditolak maka
proyek lainnya juga harus ditolak. Misalnya suatu Depatemen mempunyai
dua proyek yaitu satu proyek pembangunan gedung dan saat bersamaan
ada proyek pengerasan jalan menuju gedung tersebut. Departemen
mensyaratkan jika mengambil proyek harus keduanya, tidak bisa salah
satu saja yang diambil. Untuk menilai proyek yang bersifat kontijensi ini
maka harus mengadakan penggabungan dari alat analisis yang digunakan.
Jika kita menggunakan PI untuk menilai proyek ini maka perlu dihitung
besarnya PI gabungan.
c) Mutually Exclusive
Untuk proyek yang bersifat mutually exclusive adalah proyek yang
mempunyai hubungan keterkaitan yang saling meniadakan. Bila proyek A
dan B bersifat mutually exclusive, artinya jika proyek A diterima, maka
proyek B harus ditolak, demikian sebaliknya jika proyek B diterima maka
proyek A harus ditolak. Dari proyek-proyek yang bersifat mutually
exclusive, akan dipilih yang PI nya paling tinggi. Contoh proyek ini,
misalnya sebuah kementerian pemerintah mempunyai dua proyek dan demi
untuk pemerataan, maka hanya boleh mengambi salah satu proyek untuk
masing-masing kontraktor. Dari beberapa proyek pemerintah yang akan
dipilih beserta sifat-sifat dan keterbatasan dana maka untuk memilih proyek
mana saja yang sebaiknya dilaksanakan juga perlu pertimbangan apakah
pelaksanaan proyek bisa ditunda atau tidak bisa ditunda. Apabial proyek-
proyek tersebut tidak bisa ditunda, maka analisisnya menggunakan analisis
waktu tunggal, sedang bila proyek bisa ditunda bisa menggunakan analisis
waktu ganda.
5. Ada dua alternatif mesin yang bisa diambil oleh perusahaan. Mesin X
mempunyai umur ekonomis 2 tahun dengan harga beli Rp 525.000.000,- dan
menghasilkan aliran kas Rp 350.000.000,- pertahun. Mesin Y mempunyai
umur ekonomis 3 tahun dengan harga beli Rp 750.000.000,- dan mampu
menghasilkan aliran kas sebesar Rp 400.000.000,- pertahun. Hasil analisis
dengan metode Replacement Chain dan EAA, mesin mana yang sebaiknya
diambil?
Jawaban:
a) Dengan menggunakan metode Replacement Chain, bisa kita cari aliran kas
dengan cara menjadikan kedua umur yang sama yakni X dijadikan 6 tahun
sehingga perlu 3 kali investasi dan Y untuk menjadi 6 tahun perlu 2 kali
investasi. Dengan demikian bila digambarkan kedua mesin tersebut adalah:
Mesin X (dalam jutaan Rp)
0 1 2 3 4 5 6
-525 350 350 350 350 350 350
-525 -525
175 175

Mesin Y (dalam jutaan Rp)


0 1 2 3 4 5 6
-750 400 400 400 400 400 400
-750
350

Dengan discount rate NPV 18% NPV kedua mesin adalah (Dalam Ribuan)

Cashflow discount PV of Cashflow


Tahun
Mesin X Mesin Y factor 18% Mesin X Mesin Y
1 Rp350.000 Rp400.000 0,847 Rp296.450 Rp338.800
2 -Rp175.000 Rp400.000 0,718 -Rp125.650 Rp287.200
3 Rp350.000 -Rp350.000 0,609 Rp213.150 -Rp213.150
4 -Rp175.000 Rp400.000 0,516 -Rp90.300 Rp206.400
5 Rp350.000 Rp400.000 0,437 Rp152.950 Rp174.800
6 Rp350.000 Rp400.000 0,370 Rp129.500 Rp148.000
Total PV of Cashflow Rp576.100 Rp942.050
Investasi Rp525.000 Rp750.000
Net Present Value Rp51.100 Rp192.050

Didapat NVP positif yaitu sebesar Rp 51.100.000 dan Rp 192.050.000


Maka untuk menghitung IRR dengan cara mencari NPV dengan diskon
factor yang lebih tinggi untuk mendapatkan NPV nagatif, digunakan r misal
24%
Cashflow discount PV of Cashflow
Tahun
Mesin X Mesin Y factor 24% Mesin X Mesin Y
1 Rp350.000 Rp400.000 0,806 Rp282.100 Rp322.400
2 -Rp175.000 Rp400.000 0,650 -Rp113.750 Rp260.000
3 Rp350.000 -Rp350.000 0,524 Rp183.400 -Rp183.400
4 -Rp175.000 Rp400.000 0,423 -Rp74.025 Rp169.200
5 Rp350.000 Rp400.000 0,341 Rp119.350 Rp136.400
6 Rp350.000 Rp400.000 0,275 Rp96.250 Rp110.000
Total PV of Cashflow Rp493.325 Rp814.600
Investasi Rp525.000 Rp750.000
Net Present Value -Rp31.675 Rp64.600

𝑁𝑃𝑉 𝑟1
IRR Mesin X = r1 + x (r2 – r1)
𝑇𝑃𝑉 𝑟1−𝑇𝑃𝑉 𝑟2

51.100.000
IRR Mesin X = 18% + 576.100.000−493.325.000 x (24% – 18%)

IRR Mesin X = 18% + 0,617 x 6% = 21,70%

𝑁𝑃𝑉 𝑟1
IRR Mesin Y = r1 + 𝑇𝑃𝑉 𝑟1−𝑇𝑃𝑉 𝑟2 x (r2 – r1)

192.050.000
IRR Mesin Y = 18% + 942.050.000−814.600.000 x (24% – 18%)

IRR Mesin Y = 18% + 1,507 x 6% = 27,04%

Dengan menggunakan metode replacement chain didapat baik NPV maupun


IRR mesin Y lebih besar dibanding mesin X, sehingga sebaiknya dipilih
mesin Y.

b) Dengan menggunakan pendekatan Equivalent Annual Annuity perlu dicari


discount factor pada r = 18% untuk 2 tahun dan 3 tahun sehingga bisa
dihitung EAA kedua mesin.

EAA mesin X = Rp 51.100.000 : 1,566 = Rp 32.630.907


EAA mesin X = Rp 192.050.000 : 2,174 = Rp 88.339.466

Dengan demikian, sebaiknya memilih mesin Y.

Anda mungkin juga menyukai