500.000.000−80.000.000
Penyusutan mesin lama per tahun = = 60.000.000
7
700.000.000−200.000.000
Penyusutan mesin baru per tahun = 4
= 125.000.000
a) Perhitungan penjualan aset tetap lama
Harga beli aset tetap lama 500.000.000
Akumulasi penyusutan = 3 x Rp 60.000.000 180.000.000 -
Nilai buku 320.000.000
Harga jual aset tetap lama 350.000.000
Laba penjualan aset tetap lama 30.000.000
Pajak 30% 9.000.000 –
Laba bersih penjualan aset tetap lama 21.000.000
b) Perhitungan penerimaan bersih dan investasi bersih
Nilai buku aset tetap lama 320.000.000
Laba bersih penjualan aset tetap lama 21.000.000 +
Penerimaan bersih penjualan aset tetap lama 341.000.000
Harga beli aset tetap baru 700.000.000
Investasi bersih 359.000.000
c) Tambahan Cashflow
Penghematan tunai 120.000.000
Tambahan penyusutan:
Penyusutan mesin baru 125.000.000
Penyusutan mesin lama 60.000.000 –
65.000.000
Tambahan EBT 55.000.000
Pajak 30% 16.500.000 –
Tambahan EAT 38.500.000
Tambahan penyusutan 65.000.000 +
Tambahan Cashflow 103.500.000
Dengan demikian, penggantian tersebut menghasilkan tambahan cashflow
sebesar Rp 103.500.000,-
Jawaban:
a) Independen
Proyek yang bersifat independen adalah sekumpulan proyek yang tidak
mempunyai hubungan keterkaitan, karena tidak ada hubungan keterkaitan,
maka dalam menentukan pilihan proyek jauh lebih mudah yakni dengan
membuat ranking dari tingkat yang keuntungannya atau profitability
indexnya (PI) yang paling tinggi sampai yang paling rendah. Pilihannya
tentu diurutkan berdasarkan dengan ranking proyek.
b) Kontijensi
Proyek yang bersifat kontijensi merupakan proyek yang mempunyai
hubungan keterkaitan, dimana bila satu proyek diterima maka proyek
lainnya juga harus diterima. Sebaliknya bila satu proyek ditolak maka
proyek lainnya juga harus ditolak. Misalnya suatu Depatemen mempunyai
dua proyek yaitu satu proyek pembangunan gedung dan saat bersamaan
ada proyek pengerasan jalan menuju gedung tersebut. Departemen
mensyaratkan jika mengambil proyek harus keduanya, tidak bisa salah
satu saja yang diambil. Untuk menilai proyek yang bersifat kontijensi ini
maka harus mengadakan penggabungan dari alat analisis yang digunakan.
Jika kita menggunakan PI untuk menilai proyek ini maka perlu dihitung
besarnya PI gabungan.
c) Mutually Exclusive
Untuk proyek yang bersifat mutually exclusive adalah proyek yang
mempunyai hubungan keterkaitan yang saling meniadakan. Bila proyek A
dan B bersifat mutually exclusive, artinya jika proyek A diterima, maka
proyek B harus ditolak, demikian sebaliknya jika proyek B diterima maka
proyek A harus ditolak. Dari proyek-proyek yang bersifat mutually
exclusive, akan dipilih yang PI nya paling tinggi. Contoh proyek ini,
misalnya sebuah kementerian pemerintah mempunyai dua proyek dan demi
untuk pemerataan, maka hanya boleh mengambi salah satu proyek untuk
masing-masing kontraktor. Dari beberapa proyek pemerintah yang akan
dipilih beserta sifat-sifat dan keterbatasan dana maka untuk memilih proyek
mana saja yang sebaiknya dilaksanakan juga perlu pertimbangan apakah
pelaksanaan proyek bisa ditunda atau tidak bisa ditunda. Apabial proyek-
proyek tersebut tidak bisa ditunda, maka analisisnya menggunakan analisis
waktu tunggal, sedang bila proyek bisa ditunda bisa menggunakan analisis
waktu ganda.
5. Ada dua alternatif mesin yang bisa diambil oleh perusahaan. Mesin X
mempunyai umur ekonomis 2 tahun dengan harga beli Rp 525.000.000,- dan
menghasilkan aliran kas Rp 350.000.000,- pertahun. Mesin Y mempunyai
umur ekonomis 3 tahun dengan harga beli Rp 750.000.000,- dan mampu
menghasilkan aliran kas sebesar Rp 400.000.000,- pertahun. Hasil analisis
dengan metode Replacement Chain dan EAA, mesin mana yang sebaiknya
diambil?
Jawaban:
a) Dengan menggunakan metode Replacement Chain, bisa kita cari aliran kas
dengan cara menjadikan kedua umur yang sama yakni X dijadikan 6 tahun
sehingga perlu 3 kali investasi dan Y untuk menjadi 6 tahun perlu 2 kali
investasi. Dengan demikian bila digambarkan kedua mesin tersebut adalah:
Mesin X (dalam jutaan Rp)
0 1 2 3 4 5 6
-525 350 350 350 350 350 350
-525 -525
175 175
Dengan discount rate NPV 18% NPV kedua mesin adalah (Dalam Ribuan)
𝑁𝑃𝑉 𝑟1
IRR Mesin X = r1 + x (r2 – r1)
𝑇𝑃𝑉 𝑟1−𝑇𝑃𝑉 𝑟2
51.100.000
IRR Mesin X = 18% + 576.100.000−493.325.000 x (24% – 18%)
𝑁𝑃𝑉 𝑟1
IRR Mesin Y = r1 + 𝑇𝑃𝑉 𝑟1−𝑇𝑃𝑉 𝑟2 x (r2 – r1)
192.050.000
IRR Mesin Y = 18% + 942.050.000−814.600.000 x (24% – 18%)