(Capital Budgeting)
Materi 8
Pendahuluan
Sunk costs
Biaya yang telah terjadi dan tidak bisa dialihkan, oleh karena itu
tidak dapat dipertimbangkan dalam pengambilan keputusan
investasi.
Opportunity costs
Biaya biasanya dikaitkan dengan pengeluaran yang dilakukan secara
tunai. Opportunity cost sedikit berbeda, yaitu merupakan mantaat
yang dikorbankan jika suatu investasi dilaksanakan.
Arus Kas (Cashflows)
Side effects
Produk baru yang bersifat substitusi atau komplementer terhadap
produk lama, dapat menimbulkan efek samping yang buruk atau
baik terhadap arus kas perusahaan di masa yang akan datang.
Net working capital
Biasanya, suatu proyek akan membutuhkan investasi dalam modal
kerja bersih (selisih aktiva lancar dengan utang lancar) sebagai
tambahan atas investasi pada aktiva tetap.
Initial Cash Outflow
(Pengeluaran Kas Di Awal)
Initial cash out flow merupakan pengeluaran kas untuk membiayai proyek selama dalam
proses perencanaan, konstruksi sampai dengan proyek siap untuk dioperasikan.
Macam-macam pengeluaran kas yang diperlukan untuk investasi awal diantaranya:
Harga beli tanah tempat lokasi proyek.
Biaya mendirikan bangunan.
Harga beli mesin.
Biaya pemasangan.
Biaya percobaan dan sebagainya.
Operational Cash Inflows
Operational Cash Inflows = Arus kas masuk yang diperoleh setelah dimulai
beroperasinya proyek baru.
Rumus:
Biaya untuk mengoperasikan mesin lama selain biaya penyusutan dan bunga
setiap tahun Rp1.000.000,-, sedangkan untuk biaya untuk mengoperasikan mesin
baru Rp2.500.000,- setiap tahun.
Biaya bunga untuk pengadaan mesin lama sebesar Rp500.000,- per tahun dan
biaya bunga untuk pengadaan mesin baru sebasar Rp800.000,- per tahun.
Jika perusahaan menggunakan mesin lama, penjulan yang dihasilkan perusahaan
tiap tahun Rp 5.000.000,- sedangkan dengan mesin baru, penjualan yang
dihasilkan perusahaan akan meningkat menjadi Rp10.000.000,- tiap tahun.
Incremental Cash Flows
Jawaban: Proyek yang selayaknya dipilih adalah A, berdasarkan metode Payback Period
Net Present Value (NPV)
𝑵𝑷𝑽 =
[ 𝑵𝑪𝑭 𝟏
𝟏
(𝟏+𝒌)
+
𝑵𝑪𝑭 𝟐
𝟐
(𝟏+ 𝒌)
+ …+
𝑵𝑪𝑭 𝒏
𝒏
(𝟏+𝒌) ] − 𝑰𝟎
𝑵𝑪𝑭 𝟏 𝟏 𝟏
=𝑵𝑪𝑭 × 𝑷𝑽𝑰𝑭 = 𝟏
(𝟏+𝒌)
𝟏 𝟏
(𝟏+𝒌)
𝟏 (𝟏+𝒌)
Net Present Value (NPV)
Proyek / Investasi bisa diterima bila NPV nya POSITIF. Jika ada dua atau lebih
proyek / investasi yang positif, pilih yang PALING POSITIF
[ 𝑵𝑪𝑭 𝟏
(𝟏+ 𝑰𝑹𝑹)
𝟏
+
𝑵𝑪𝑭 𝟐
(𝟏+ 𝑰𝑹𝑹)
𝟐
+ …+
𝑵𝑪𝑭 𝒏
(𝟏+ 𝑰𝑹𝑹)
𝒏
] − 𝑰 𝟎 =𝟎
NPV
Berdasarkan kesepakatan banyak akademisi & praktisi
+ diputuskan bahwa NPV akan lebih diprioritaskan
Ketimbang IRR jika terjadi peristiwa
Y Mutually Exclusive
Y
X
X x
Y IRR Y IRR x
0
K
* Discount rate %
_
Proyek Dengan Umur Berbeda
Berdasarkan data pada tabel di atas, ditambah dengan asumsi biaya modal perusahaan sebesar 10%,
maka kedua proyek tersebut akan menghasilkan NPV sebesar:
NPV (ALFA) = Rp 722.750
NPV (BETA) = Rp 894.057
Proyek ALFA memiliki NPV lebih rendah dibandingkan dengan NPV proyek BETA.
Profitability Index (PI)
Proyek / Investasi yang memiliki Profitability Index yang diatas angka 1, pada dasarnya
dapat diterima. Semakin tinggi, semakin baik.
Rumus:
INGAT! NPV tidak sama dengan PV NCF! Jika PV NCF adalah akumulasi dari
beberapa periode arus kas masuk yang telah di PV-kan sesuai tingkat diskontonya, maka
NPV adalah selisih antara PV NCF dengan Initial Investment (Io)
Weighted Average Profitability Index (WAPI)
Apabila perusahaan memiliki dana terbatas sebesar Rp 600.000, kombinasi proyek mana
yang sebaiknya dipilih?
Alternatif :
1. Proyek A dengan investasi Rp 400.000 (PI = 1,15) dan sisa dananya Rp 200.000
2. Proyek B dengan investasi Rp 250.000 (PI = 1,13) dan C dengan investasi Rp 350.000
(PI = 1,11) tanpa ada sisa dana
3. Proyek B dengan investasi Rp 250.000 (PI = 1,13) dan D dengan investasi Rp 300.000
(PI = 1,08) dan sisa dananya Rp 50.000
Jika diasumsikan sisa dana diinvestasikan pada proyek dengan PI = 1, maka alternatif yang
menghasilkan PI tertimbang paling tinggi adalah ??
Weighted Average Profitability Index (WAPI)
1,09