Dosen Pengampu :
YY Wima Riyayanatasya, S.I.Kom., M.A
UNIVERSITAS MATARAM
2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan yang maha Esa, sebagai
pencipta atas segala kehidupan yang kita lihat, kita dengar dan kita rasa yang
senantiasa memberikan rahmat, hidayah dan inayah-Nya sehingga kami dapat
menyelesaikan tugas makalah ini yang berjudul "MEDIA DAN RUANG PUBLIK
"
Dalam kesempatan ini, kami juga ingin mengucapkan terima kasih dengan
hati yang tulus kepada seluruh pihak yang telah membantu kami dalam
menyelesaikan makalah ini. Semoga Allah senantiasa membalas dengan kebaikan
yang berlipat ganda.
Kami menyadari bahwa penyusunan makalah ini masih jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun dari semua pihak guna perbaikan di masa yang akan datang. Harapan
kami semoga makalah ini dapat berguna bagi siapa pun yang membacanya.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
3
BAB I
PENDAHULUAN
5
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan tersebut, maka yang menjadi
sub pokok pembahasan pada makalah ini, adalah
1) Apa pengertian Media
2) Apa Tujuan Media
3) Apa saja fungsi Media
4) Apa yang di maksud dengan Ruang Publik
5) Bagaimana sejarah ruang publik
6) Bagaimana peran Media sebagai Ruang Publik
1.3 Tujuan
Sejalan dengan rumusan masalah di atas, makalah ini disusun dengan tujuan
untuk mengetahui beberapa hal berikut :
1. Mengetahui dan memahami tentang pengertian Media dan Ruang Publik
2. mengetahui dan memahami jenis dan fungsi dari Media dan Ruang Publik
6
BAB 2
PEMBAHASAN
Dari pengertian media yang telah dikemukakan oleh beberapa ahli dapat
dikatakan bahwa media sering digunakan oleh banyak orang, terutama untuk memberikan
informasi. Informasi yang diberikan oleh suatu media dapat diterima dengan baik oleh
penerima pesan atau informasi selama pengirim dan penerima pesan memiliki aktivitas
komunikasi yang baik.
8
Beberapa ahli juga mengatakan bahwa media ini erat kaitannya dengan kegiatan
belajar mengajar yang dilakukan oleh guru atau pendidik dengan siswa. Oleh karena itu,
informasi, pesan, pengetahuan, dan wawasan dapat diterima dengan baik selama perasaan
dan perhatian siswa dapat terfokus pada informasi yang diberikan oleh guru.
2) Media Audio
Media audio adalah media yang biasanya digunakan untuk menyampaikan
informasi atau pesan melalui suara. Oleh karena itu, indera pendengaran menjadi
alat indra yang cukup penting dalam menerima pesan melalui media audio. Media
audio biasanya sering dijumpai pada siaran radio. Namun seiring dengan
perkembangan zaman dan teknologi, media audio berkembang menjadi podcast.
Media audio visual dibedakan menjadi dua jenis, yaitu media audio visual
10
gerak dan media audio visual diam. Kita bisa melihat media audio visual gerak,
gambar suara, film, dan lain-lain. Sedangkan media audio visual bersifat diam
berupa buku suara, halaman suara, dan sebagainya.
3) Media Visual Audio
Media audio visual adalah jenis media yang menggabungkan media visual
dengan media audio, sehingga informasi yang diberikan berupa gambar atau
video yang memiliki suara. Oleh karena itu, tidak sedikit orang yang mengatakan
bahwa media audio visual ini lebih menarik untuk dilihat dan didengar. Perpaduan
kedua media ini tidak hanya merangsang satu indera, tetapi secara langsung dapat
merangsang dua indera, yaitu indra pendengaran dan penglihatan.
Media audio visual dibedakan menjadi dua jenis, yaitu media audio visual
gerak dan media audio visual diam. Kita bisa melihat media audio visual gerak,
gambar suara, film, dan lain-lain. Sedangkan media audio visual bersifat diam
berupa buku suara, halaman suara, dan sebagainya.
d) Pesan mudah diberikan kepada penerima pesan karena tidak membutuhkan waktu
yang lama atau lebih efektif dan efisien.
11
2.5 Pengertian Ruang Publik
Ruang publik dipahami sebagai ruang kehidupan meminjam konsep Habermas
tentang ruang publik (public sphere), bahwa manusia selalu berada dalam ruang
kehidupan. Dalam ruang hidup tersebut ada proses interaksi dan komunikasi dengan
sesama dalam sebuah ruang pula, inilah yang disebut ruang publik. Habermas
mengatakan, semua wilayah atau ruang kehidupan sosial yang memungkinkan adanya
terbentuk pendapat umum (public opinion) dapat dipahami sebagai ruang publik.
Rustam Hakim (1987) berpendapat bahwa ruang publik memiliki definisi ruang
yang berfungsi sebagai tempat menampung aktivitas masyarakat, baik secara individu
maupun secara kelompok, dimana bentuk ruang publik ini sangat tergantung pada pola
dan susunan masa bangunan. Purwanto (2007) mengatakan bahwa ruang publik adalah
sebuah setting yang dipengaruhi oleh tiga unsur selain unsur fisiknya yaitu manusia
sebagai perilaku, kegiatan dan pikiran manusia. Dapat dikatakan tanpa adanya
keterkaitan dari ketiga unsur – unsur tersebut, setting tidak dapat dipahami. Berdasarkan
kedua pengertian tersebut, dapat diambil kesimpulan bahwa ruang publik merupakan
tempat menampung aktivitas masyarakat baik secara individu atau kelompok, yang
dipengaruhi oleh perilaku, kegiatan dan pikiran masyarakat di dalamnya.
Secara ideal, menurut Carr (1992) ruang publik harus memiliki tiga hal yaitu
responsive, democratic dan Meaningful. Responsive berarti ruang yang dapat digunakan
untuk berbagai kegiatan dan kepentingan luas yang memiliki fungsi lingkungan hidup,
democratic berarti menerima kehadiran berbagai lapisan masyarakat tanpa adanya
deskriminasi, dan Meaningful yakni dapat memberikan makna atau arti bagi masyarakat
setempat secara individual maupun kelompok.
Menurut sifatnya bentuk ruang publik dibedakan menjadi dua, yakni sebagai berikut.
Yaitu ruang publik yang terdapat di dalam suatu bangunan (indoor). Beberapa
bentuk ruang publik tertutup ini misalnya seperti museum, gedung olahraga bahkan
departement store atau mall juga termasuk ke dalam ruang publik.
Yaitu ruang publik yang berada di luar bangunan (outdoor) yang sering juga
disebut ruang terbuka (open space). Bentuk dasar dari ruang publik terbuka selalu berada
di luar massa bangunan sehingga dapat dimanfaatkan oleh setiap orang dan memberi
12
kesempatan untuk bermacam – macam kegiatan. Contohnya adalah jalan, taman
linkungan, plaza, taman kota dan taman rekreasi.
Carmona (2008) membagi peranan ruang publik menjadi empat aspek, diantaranya
sebagai berikut :
1. Ekonomi
2. Kesehatan
Mengurangi stres
3. Sosial
Menyediaka raung bagi interaksi dan pembelajaran sosial pada segala usia
4. Lingkungan
13
2.6 Sejarah Ruang Publik
Teori ruang publik pertama kali diperkenalkan oleh Jurgen Habermas (1989)
dalam buku “The Structual of the Public Sphere: An Inquiry into a Category of Gourgeis
Society”. Menurut Paulangi (2018), sejarah ruang publik tidak dapat dipisahkan dari
kemunculan warung – warung kopi pada abad ke 13 di Eropa. Pada waktu itu warung
kopi menjadi ruang publik karena menjadi arena diskursus bagi warga masyarakat yang
sedang bertumbuh dari masyarakat feodal ke masyarakat borjuis. Interaksi di warung kopi
memiliki ciri adalah sifatnya yang spontan, otentik dan komunikatif. Hubungan antar
individu di warung kopi cenderung bersifat asimetris dan tidak hirarkis, status sosial tidak
begitu penting, bahkan sangat cair. Dari rakyat biasa sampai pejabat tinggi, dari buruh
sampai pemilik modal, semuanya dapat berbaur, saling melempar gagasan, dan saling adu
argumentasi.
Tema dan isu yang dibahas di warung kopi tidak melalui rangkaian agenda seperti
yang terjadi dalam diskusi formal. Kondisi ini yang membuat warung kopi ini dapat
membuat parsitipan terlibat dalam arena diskursus. Parsitipan dapat dengan bebas
menyampaikan gagasan dan tema secara spontan. Tema–tema yang dibahas pun tidak
terbatas, semua hal dibahas sepuasnya di warung kopi tanpa adanya pembatasan.
Habermas mengkritisi dan bahkan menjadikan salah satu kriteria ruang publik di isi
dengan diskusi dan isu-isu kecil agar kalangan bawah dapat memahami, mengakses dan
berpartisipasi dalam diskusi.
Ruang publik di era sekarang ini semakin luas cakupannya, mulai dari ruang
publik yang besar (seperti negara, antar negara, dll), hingga ada juga ruang publik kecil
di sekitar kita seperti ruang kelas saat membahas sesuatu.
Meski hanya sedikit anak, namun ruang yang tercipta dapat memfasilitasi pandangan dan
pola pikir masing-masing anak untuk diungkapkan dalam forum diskusi. Ruang publik
ini nantinya akan menghasilkan pola pikir terhadap pengetahuan baru bagi mereka.
Contoh lain penerapan teori ruang publik adalah kita semua sering belajar tentang
PBB, Konferensi Meja Bundar, KTT Asean dan sebagainya dalam pelajaran sejarah.
negara-negara di dunia yang menginginkan kesejahteraan semua negara dan juga sebagai
saluran dan penyampai aspirasi dari masyarakat untuk membahas segala macam masalah
dunia yang semakin bervariasi. Diskusi, debat, perbedaan pendapat, sering kita jumpai
setiap kali diadakan diskusi untuk sebuah konferensi, hal ini tentunya merupakan hal yang
wajar karena setiap orang memiliki sudut pandang dan cara pandang yang berbeda
berdasarkan pengalaman, usia, dan latar belakang lainnya.
14
Tidak hanya di organisasi politik yang berisi debat, ruang publik juga bisa kita
temukan dari salah satu ajang kerja sama dunia, seperti Asian Games 2018 yang digelar
di Jakarta, Indonesia. Tentu saja, komunikasi internasional yang diwakili oleh teori ruang
publik memudahkan Indonesia untuk dapat bersaing dengan lawan-lawannya dari negara
lain.
15
BAB III
KESIMPULAN
3.1 Kesimpulan
Idealnya, sebagai ruang publik, media massa harus menjadi katalisator dalam
memecahkan masalah atau konflik dalam masyarakat. Tempat umum
dikonseptualisasikan oleh Habermas antara masyarakat ekonomi dan negara, di mana
publik dapat mendiskusikannya rasional, membentuk opini, dan melakukan pemantauan
kinerja pemerintah. Konsep ruang publik juga bisa didefinisikan sebagai daerah netral di
mana publik memiliki akses yang sama dan dapat berpartisipasi dalam wacana publik
dengan sama dan bebas penguasaan negara dan pasar. Namun pada kenyataannya, media
bukanlah saluran yang gratis. Dikarenakan media merupakan subjek yang
mengkonstruksi realitas, lengkap dengan pandangan, bias dan keberpihakannya. Selain
itu, media saat ini juga dipandang sebagai wujud dari pertarungan ideologi antar
kelompok dan hanya kelompok yang dominanlah yang akan menguasai pemberitaan
bahkan media itu sendiri.
Dari berbagai pembahasan mengenai stress dalam makalah ini, penulis berharap
pembaca maupun penulis dapat menambah pengetahuan serta memahami beberapa hal
yang terkait antara Media dan Ruang Publik.
16
DAFTAR PUSAKA
Tricana, D.W (2013), MEDIA MASSA DAN RUANG PUBLIK (Public sphere), 1(1), h.
8-10. Universitas Muhammadiyah Ponorogo, https://journal.umpo.ac.id/.
Restu. (2021), Media: Pengertian, fungsi, dan jenis yang perlu kamu tahu.
https://www.kompasiana.com/annamelody/. 30 Oktober 2022
Hasim, I.S. dkk (2016), Penyalahgunaan Fungsi Ruang Publik Sebagai Sarana Penunjang
Aktivitas Penghuni Hunian Vertikal Kota, 20(20), Teknik Sipil dan Perencanaan
Institut Teknologi Nasional, https://ejurnal.itenas.ac.id/index.php/rekakarsa.
17