Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

MEDIA DAN RUANG PUBLIK


UNTUK MEMENUHI MATA KULIAH KAJIAN MEDIA DAN
BUDAYA

Dosen Pengampu :
YY Wima Riyayanatasya, S.I.Kom., M.A

Disusun oleh Kelompok 7

1) Merry Yanti Putri Satia - L1B022131


2) Muhammad Rizky - L1B022132
3) M. Andhika Septian Yudis - L1B022134
4) Zulva Salsabilla - L1B022156

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN POLITIK

UNIVERSITAS MATARAM

2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan yang maha Esa, sebagai
pencipta atas segala kehidupan yang kita lihat, kita dengar dan kita rasa yang
senantiasa memberikan rahmat, hidayah dan inayah-Nya sehingga kami dapat
menyelesaikan tugas makalah ini yang berjudul "MEDIA DAN RUANG PUBLIK
"

Dalam kesempatan ini, kami juga ingin mengucapkan terima kasih dengan
hati yang tulus kepada seluruh pihak yang telah membantu kami dalam
menyelesaikan makalah ini. Semoga Allah senantiasa membalas dengan kebaikan
yang berlipat ganda.

Kami menyadari bahwa penyusunan makalah ini masih jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun dari semua pihak guna perbaikan di masa yang akan datang. Harapan
kami semoga makalah ini dapat berguna bagi siapa pun yang membacanya.

Mataram, 31 Oktober 2022

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................................. i


DAFTAR ISI.............................................................................................................. 3
BAB I ......................................................................................................................... 4
PENDAHULUAN ...................................................................................................... 4
1.1 Latar Belakang .................................................................................................... 4
1.2 Rumusan Masalah ............................................................................................... 6
1.3 Tujuan .................................................................................................................. 6
BAB 2 ........................................................................................................................ 7
PEMBAHASAN ........................................................................................................ 7
2.1 Pengertian Media ................................................................................................ 7
2.2 Fungsi Media ...................................................................................................... 9
2.3 Jenis-Jenis Media ............................................................................................10
2.4 Manfaat Media .................................................................................................. 11
2.5 Pengertian Ruang Publik .................................................................................. 12
2.6 Sejarah Ruang Publik ....................................................................................... 14
2.7 Media Sebagai Ruang Publik ........................................................................... 15
BAB III .................................................................................................................... 16
KESIMPULAN ........................................................................................................ 16
3.1 Kesimpulan ........................................................................................................ 16
3.2 Saran dan Harapan ........................................................................................... 16
DAFTAR PUSAKA .................................................................................................. 17

3
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Istilah ruang publik pertama kali diperkenalkan oleh Jurgen Habermas. Ruang
publik merupakan tempat pertukaran dan perjuangan berbagai ide budaya, politik, ekonomi
atau sosial. Dalam bahasa Habermas, ruang publik adalah zona netral di mana dominasi
pemerintah, partai politik, kelompok bisnis, atau kelompok kepentingan lainnya harus
dihindari. Secara historis, ruang publik dulunya adalah tempat pertemuan, diskusi (kedai
kopi di Inggris atau salon di Prancis) di berbagai tempat, setiap anggota dapat saling
bertukar pikiran dan gagasan tanpa takut akan tekanan dari penguasa. Ruang publik sangat
penting dalam menabur demokrasi. Dalam konteks modern, salah satu media ruang publik
yang paling penting adalah media. (Curran; 2000; 84)
Idealnya, media dapat menggantikan posisi tempat diskusi di masa lalu. Media
adalah alat yang memungkinkan khalayak melihat apa yang terjadi di luar sana. Atau media
merupakan sarana belajar untuk mengetahui berbagai peristiwa. Media massa sebagai
wadah penyampaian berbagai informasi dan gagasan kepada publik, sehingga
memungkinkan adanya tanggapan dan umpan balik. Lebih lanjut, media massa tidak hanya
sebagai tempat penyampaian informasi, tetapi juga merupakan mitra komunikasi yang
memungkinkan terjadinya komunikasi yang interaktif (Eriyanto, Vol 12, Nomor 2,
November 2008).
Habermas Dalam tulisannya, melihat perkembangan wilayah sosial yang bebas
tentang penyensoran dan dominasi ruang publik, ia menyebutnya sebagai area yang
memungkinkan kehidupan sosial kita membentuk opini publik yang relatif bebas.
Awalnya, itu adalah pertukaran pandangan terbuka tentang masalah sosial yang berdampak
luas pada audiens. Penekanannya sendiri didasarkan pada pembentukan rasa publik. Ia
meyakini bahwa keberadaan ruang publik sangat penting bagi masyarakat yang
demokratis. Ruang publik sebagai situasi komunikasi yang ideal tidak akan tercipta jika
negara atau pasar, atau keduanya, berkolaborasi untuk melakukan hegemoni atas media itu
sendiri.
Terkait dengan ruang publik, Media Massa (Mass Media) yang merupakan
saluran, media/media, saluran, sarana, atau alat yang digunakan dalam proses komunikasi
massa, yaitu komunikasi yang ditujukan kepada massa (channel of mass communication).
4
Komunikasi massa sendiri merupakan kependekan dari komunikasi melalui media massa
(communicate with media). Selanjutnya peran media massa menurut Denis McQuail yang
dimainkan oleh media massa selama ini, yaitu: a) Industri yang menciptakan lapangan
kerja, barang, dan jasa serta menghidupkan kembali industri lain terutama dalam
periklanan/promosi, b) Sumber kekuasaan - kontrol, manajemen, dan inovasi. komunitas,
c) Lokasi (forum) untuk mempresentasikan acara komunitas, d) Wahana pengembangan
budaya – prosedur, mode, gaya hidup dan norma. E) Sumber dominan pembuat gambar
individu, kelompok dan masyarakat. (Denis McQuail 1987)
Untuk saat ini, apakah masih bisa dikatakan bahwa ruang publik itu ada? Apakah
itu benar-benar tergantung pada fokus utama ditempatkan pada bagaimana "pemilik
modal" menggunakan kekuatan ekonomi mereka dalam sistem pasar komersial untuk
memastikan arus informasi publik yang sesuai dengan misi dan tujuan mereka, sehingga
yang terjadi adalah itu terjadi perubahan fungsi media sebagai dominasi kelas.
Ruang publik yang dipahami sebagai ruang hidup. Meminjam konsep ruang
publik Habermas, bahwa manusia selalu berada dalam ruang hidup, di dalam ruang hidup
tersebut terjadi proses interaksi dan komunikasi dengan orang lain dalam suatu ruang,
inilah yang disebut dengan ruang publik. Habermas mengatakan, segala bidang atau ruang
kehidupan sosial yang memungkinkan terbentuknya opini publik dapat dipahami sebagai
ruang publik.
Setuju jika ada yang berpendapat bahwa ruang media pada dasarnya adalah ruang
komersial, bukan ruang publik yang selalu menuntut kelayakan. Namun, komersialisasi
ulang ruang media ini memiliki legitimasi hukum, dalam Peraturan Penyiaran no. 49, 50,
51, 52 Tahun 2005 sebagai ketentuan pelaksanaan UU Penyiaran, yang mengarahkan
lembaga penyiaran Indonesia menuju sistem yang hampir sepenuhnya komersial. .
Pengaturan kepemilikan media, permodalan, jaringan media, perizinan, dan konten siaran
sangat berpihak pada kepentingan lembaga penyiaran komersial. Tidak ada lagi orientasi
perlembagaan sistem penyiaran yang berpihak pada kepentingan masyarakat atau publik.

5
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan tersebut, maka yang menjadi
sub pokok pembahasan pada makalah ini, adalah
1) Apa pengertian Media
2) Apa Tujuan Media
3) Apa saja fungsi Media
4) Apa yang di maksud dengan Ruang Publik
5) Bagaimana sejarah ruang publik
6) Bagaimana peran Media sebagai Ruang Publik

1.3 Tujuan
Sejalan dengan rumusan masalah di atas, makalah ini disusun dengan tujuan
untuk mengetahui beberapa hal berikut :
1. Mengetahui dan memahami tentang pengertian Media dan Ruang Publik
2. mengetahui dan memahami jenis dan fungsi dari Media dan Ruang Publik

6
BAB 2

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Media


Media adalah kata yang berasal dari bahasa latin dan memiliki bentuk jamak atau
sering disebut dengan medium. Sementara itu, kata media secara harfiah berarti perantara.
Dalam hal ini perantara yang dimaksud adalah adanya perantara antara sumber informasi
atau pesan (source) dan keberadaan penerima pesan atau informasi (receiver). Oleh
karena itu, kita sering melihat media dalam kehidupan sehari-hari, seperti koran, artikel
online, film, televisi, dan masih banyak lagi.
Dengan hadirnya media di dunia ini seseorang akan mudah terbantu, sehingga segala
sesuatu yang sedang dikerjakan akan mudah terselesaikan. Padahal, media ini dapat
mengurangi terjadinya kesalahpahaman antara pemberi informasi atau penerima
informasi. Selain itu media dapat digunakan untuk belajar, semakin banyak kita belajar
maka semakin banyak pula pengetahuan dan wawasan yang dimiliki seseorang.
Dapat dikatakan bahwa media adalah alat yang pada umumnya berfungsi untuk
memberikan informasi kepada orang lain atau kepada kelompok lain. Informasi yang
diberikan dapat mempengaruhi kondisi indra yang kita miliki. Misalnya, seorang guru
menggunakan media pembelajaran yang hanya berfokus pada audio atau suara, sehingga
indra siswa akan segera menerima dan mendengarkan informasi yang telah diberikan.
Pada umumnya setiap media yang digunakan untuk berkomunikasi sudah ada
sejak lama, namun tidak semua orang menggunakan jenis media yang ada. Dengan kata
lain, seseorang atau kelompok yang menggunakan media hanya untuk kebutuhan atau
kebutuhannya. Jadi, bijaklah dalam menggunakan media atau beberapa media.
Seiring dengan perkembangan zaman, media juga berkembang, yang sebelumnya
hanya berupa kertas, kini media tersebut dapat diakses melalui perangkat elektronik,
seperti, komputer, laptop, dan lain sebagainya. Kemudahan akses media harus digunakan
secara bijak agar seseorang atau kelompok tidak ketinggalan informasi
Sedangkan media menurut beberapa pendapat para ahli adalah sebagai berikut:
1. Blake dan Horlsen
mengungkapkan bahwa media adalah saluran komunikasi yang biasanya digunakan
untuk menyampaikan pesan antara sumber pesan (berasal dari pengirim pesan) dan
isi pesan (diterima oleh penerima pesan).
7
2. Arsyad
Arsyad menyatakan kalau media adalah suatu hal yang bisa dijadikan sebagai
perantara atau pengirim pesan yang berasal dari pengirim pesan kepada penerima
pesan. Dalam hal ini, Arsyad juga mengatakan bahwa media bisa juga berupa
perangkat lunak (software) atau perangkat lunak (hardware).
3. Leslie J. Brggs
Menurut Leslie J. Briggs, media adalah alat yang bentuknya berupa wujud fisik
yang biasanya digunakan pada saat menyampaikan isi materi. Leslie J. Briggs juga
mengatakan kalau alat yang dimaksud, seperti tape recorder, video recorder,
gambar, kamera, televisi, grafik, dan komputer.
4. Punawati dan Eldawi
menyatakan bahwa media adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk
menyampaikan pesan yang berasal dari pengirim pesan kepada penerima pesan,
sehingga penerima pesan yang diterima dapat mempengaruhi perasaan, pikiran, dan
perhatian siswa. . dan menciptakan kegiatan belajar mengajar.
5. Ahmad Rohani
Ahmad rohani mengatakan bahwa media adalah suatu hal yang bisa diterima oleh
alat indra manusia serta berfungsi sebagai perantara, alat, atau sarana dalam
melakukan kegiatan berkomunikasi atau digunakan untuk proses belajar mengajar.
6. Sadiman
Sadiman menyatakan kalau media adalah berisi tentang berbagai macam hal yang
biasanya dipakai untuk mengirimkan pesan atau informasi kepada penerima pesan,
sehingga penerima pesan (siswa) perasaan, pikiran, perhatiannya, dan minat dalam
kegiatan belajar mengajar dapat berjalan dengan efektif dan efisien.
7. Miarso
Media menurut Miarso adalah berbagai macam sesuatu yang bisa berfungsi untuk
memberikan pesan atau informasi yang di mana pesan tersebut bisa memengaruhi
perhatian, pikiran, dan keinginan para siswa untuk belajar.

Dari pengertian media yang telah dikemukakan oleh beberapa ahli dapat
dikatakan bahwa media sering digunakan oleh banyak orang, terutama untuk memberikan
informasi. Informasi yang diberikan oleh suatu media dapat diterima dengan baik oleh
penerima pesan atau informasi selama pengirim dan penerima pesan memiliki aktivitas
komunikasi yang baik.

8
Beberapa ahli juga mengatakan bahwa media ini erat kaitannya dengan kegiatan
belajar mengajar yang dilakukan oleh guru atau pendidik dengan siswa. Oleh karena itu,
informasi, pesan, pengetahuan, dan wawasan dapat diterima dengan baik selama perasaan
dan perhatian siswa dapat terfokus pada informasi yang diberikan oleh guru.

2.2 Fungsi Media


Media yang dapat digunakan dalam berbagai bidang, mulai dari pendidikan,
politik, dan masih banyak lagi. Ada beberapa fungsi media secara umum, yaitu:

1. Sebagai Sarana Informasi Bagi Masyarakat


Setiap masyarakat pasti membutuhkan informasi karena dengan adanya
informasi tersebut seseorang atau sekelompok orang dapat menambah wawasan. Fungsi
media sebagai sarana informasi memudahkan masyarakat untuk mendapatkan
informasi. Hanya dengan ponsel, Anda bisa mendapatkan banyak informasi. Selain itu,
informasi juga dapat diperoleh melalui televisi. Semakin banyak informasi yang
diterima orang, semakin banyak wawasan yang mereka miliki.
2. Sebagai Sarana Untuk Menyalurkan Ide dan Gagasan
Fungsi kedua media adalah sebagai sarana untuk menyalurkan ide atau gagasan.
Setiap orang pasti memiliki ide dan gagasan dalam benaknya, agar seseorang dapat
berpikir kreatif. Ide dan gagasan yang hanya ada di kepala, jika tidak dicurahkan, maka
orang lain tidak akan tahu. Saat ini terdapat berbagai macam media yang dapat
digunakan untuk menyalurkan ide dan gagasan, seperti film, cerpen, novel, dan lain
sebagainya.
3. Sebagai Sarana Pendidikan Dalam Kegiatan Belajar Mengajar
Fungsi media selanjutnya adalah sebagai sarana pendidikan dalam kegiatan
belajar mengajar. Dalam dunia pendidikan, media dapat dikatakan sangat penting untuk
memberikan informasi kepada siswa, sehingga guru akan mencari media pembelajaran
yang sesuai dengan karakteristik siswa dan tidak membuat siswa bosan saat belajar.
Tanpa media pembelajaran, siswa akan kesulitan dalam menangkap atau menerima
informasi ilmiah.
4. Sebagai Sarana Untuk Mendapatkan Hiburan
Media tidak hanya berfungsi untuk mendapatkan informasi atau memberikan
informasi, tetapi juga dapat berfungsi untuk mendapatkan hiburan. Fungsi ini bisa
9
dikatakan mampu menghilangkan rasa lelah yang dialami seseorang. Pada umumnya
media yang dapat menghibur seseorang berupa film, musik, buku, dan lain-lain.
5. Sebagai Sarana Pengawas Sekaligus Pengontrol Kegiatan Sosial
Fungsi media selanjutnya adalah sebagai alat pemantau dan pengontrol
kegiatan sosial. Dengan adanya media, setiap anggota masyarakat tidak mudah
melakukan kegiatan atau tindakan yang merugikan. Dengan mengurangi tindakan yang
merugikan, dapat membuat lingkungan masyarakat lebih sejahtera.
6. Sebagai Sarana Untuk Menyelesaikan Keterbatasan Pada Alat Indera, Ruang, dan
Waktu
Media berfungsi sebagai sarana untuk mengatasi keterbatasan indera, ruang, dan
waktu. Oleh karena itu, keberadaan media memberikan kemudahan bagi setiap orang
untuk memperoleh informasi. Hal ini dikarenakan banyak sekali media yang dapat
membantu kita dalam memberikan informasi dan menerima informasi.

2.3 Jenis-Jenis Media


1) Media Visual
Media visual merupakan salah satu jenis media yang mengutamakan indra
penglihatan, sehingga biasanya media ini berupa gambar, video, dan lain
sebagainya. Pada umumnya media visual yang sering digunakan oleh banyak
orang adalah proyektor dan informasi yang disampaikan kepada penerima
informasi juga dalam bentuk visual.
dan media visual yang memiliki dua jenis, yaitu media visual gerak dan
media visual diam. Padahal, kedua jenis media visual tersebut dapat digabungkan
menjadi satu kesatuan. Dengan media visual, banyak orang akan tertarik untuk
menerima informasi yang diberikan. Selain itu, materi yang diberikan pada media
visual akan mudah dipahami karena memiliki contoh gambar berupa fakta.

2) Media Audio
Media audio adalah media yang biasanya digunakan untuk menyampaikan
informasi atau pesan melalui suara. Oleh karena itu, indera pendengaran menjadi
alat indra yang cukup penting dalam menerima pesan melalui media audio. Media
audio biasanya sering dijumpai pada siaran radio. Namun seiring dengan
perkembangan zaman dan teknologi, media audio berkembang menjadi podcast.
Media audio visual dibedakan menjadi dua jenis, yaitu media audio visual
10
gerak dan media audio visual diam. Kita bisa melihat media audio visual gerak,
gambar suara, film, dan lain-lain. Sedangkan media audio visual bersifat diam
berupa buku suara, halaman suara, dan sebagainya.
3) Media Visual Audio
Media audio visual adalah jenis media yang menggabungkan media visual
dengan media audio, sehingga informasi yang diberikan berupa gambar atau
video yang memiliki suara. Oleh karena itu, tidak sedikit orang yang mengatakan
bahwa media audio visual ini lebih menarik untuk dilihat dan didengar. Perpaduan
kedua media ini tidak hanya merangsang satu indera, tetapi secara langsung dapat
merangsang dua indera, yaitu indra pendengaran dan penglihatan.
Media audio visual dibedakan menjadi dua jenis, yaitu media audio visual
gerak dan media audio visual diam. Kita bisa melihat media audio visual gerak,
gambar suara, film, dan lain-lain. Sedangkan media audio visual bersifat diam
berupa buku suara, halaman suara, dan sebagainya.

2.4 Manfaat Media


Pada dasarnya, media memiliki banyak sekali manfaat yang bisa dirasakan
langsung atau di waktu yang akan datang. Akan tetapi, manfaat utama dari media adalah
bisa meningkatkan hubungan komunikasi antara individu yang satu dengan yang lainnya.
Berikut ini beberapa manfaat dari media, yaitu:

a) Masyarakat dapat memperoleh informasi lebih cepat, sehingga tidak ketinggalan


informasi. Informasi yang semakin diterima dipengaruhi oleh perkembangan
teknologi atau internet.

b) Masyarakat dapat dengan mudah memberikan informasi karena informasi dapat


diberikan melalui telepon genggam.

c) Informasi yang diberikan dapat dimaksimalkan, sehingga tidak terjadi


kesalahpahaman antara pengirim dan penerima pesan.

d) Pesan mudah diberikan kepada penerima pesan karena tidak membutuhkan waktu
yang lama atau lebih efektif dan efisien.

11
2.5 Pengertian Ruang Publik
Ruang publik dipahami sebagai ruang kehidupan meminjam konsep Habermas
tentang ruang publik (public sphere), bahwa manusia selalu berada dalam ruang
kehidupan. Dalam ruang hidup tersebut ada proses interaksi dan komunikasi dengan
sesama dalam sebuah ruang pula, inilah yang disebut ruang publik. Habermas
mengatakan, semua wilayah atau ruang kehidupan sosial yang memungkinkan adanya
terbentuk pendapat umum (public opinion) dapat dipahami sebagai ruang publik.

Rustam Hakim (1987) berpendapat bahwa ruang publik memiliki definisi ruang
yang berfungsi sebagai tempat menampung aktivitas masyarakat, baik secara individu
maupun secara kelompok, dimana bentuk ruang publik ini sangat tergantung pada pola
dan susunan masa bangunan. Purwanto (2007) mengatakan bahwa ruang publik adalah
sebuah setting yang dipengaruhi oleh tiga unsur selain unsur fisiknya yaitu manusia
sebagai perilaku, kegiatan dan pikiran manusia. Dapat dikatakan tanpa adanya
keterkaitan dari ketiga unsur – unsur tersebut, setting tidak dapat dipahami. Berdasarkan
kedua pengertian tersebut, dapat diambil kesimpulan bahwa ruang publik merupakan
tempat menampung aktivitas masyarakat baik secara individu atau kelompok, yang
dipengaruhi oleh perilaku, kegiatan dan pikiran masyarakat di dalamnya.

Secara ideal, menurut Carr (1992) ruang publik harus memiliki tiga hal yaitu
responsive, democratic dan Meaningful. Responsive berarti ruang yang dapat digunakan
untuk berbagai kegiatan dan kepentingan luas yang memiliki fungsi lingkungan hidup,
democratic berarti menerima kehadiran berbagai lapisan masyarakat tanpa adanya
deskriminasi, dan Meaningful yakni dapat memberikan makna atau arti bagi masyarakat
setempat secara individual maupun kelompok.

Menurut sifatnya bentuk ruang publik dibedakan menjadi dua, yakni sebagai berikut.

1. Ruang Publik Tertutup

Yaitu ruang publik yang terdapat di dalam suatu bangunan (indoor). Beberapa
bentuk ruang publik tertutup ini misalnya seperti museum, gedung olahraga bahkan
departement store atau mall juga termasuk ke dalam ruang publik.

2. Ruang Publik Terbuka

Yaitu ruang publik yang berada di luar bangunan (outdoor) yang sering juga
disebut ruang terbuka (open space). Bentuk dasar dari ruang publik terbuka selalu berada
di luar massa bangunan sehingga dapat dimanfaatkan oleh setiap orang dan memberi
12
kesempatan untuk bermacam – macam kegiatan. Contohnya adalah jalan, taman
linkungan, plaza, taman kota dan taman rekreasi.

Carmona (2008) membagi peranan ruang publik menjadi empat aspek, diantaranya
sebagai berikut :

1. Ekonomi

 Memberi nilai yang positif pada properti

 Mendorong performa ekonomi regional

 Dapat menjadi bisnis yang baik

2. Kesehatan

 Mendorong masyarakat untuk aktif melakukan gerakan fisik

 Menyediakan ruang informasi dan formal bagi kegiatan olahraga

 Mengurangi stres

3. Sosial

 Menyediaka raung bagi interaksi dan pembelajaran sosial pada segala usia

 Mengurangi risiko terjadinya kejahatan dan sikap anti-sosial

 Mengurangi dominasi kendaraan bermotor sehingga kecelakaan berkurang

 Mendorong dan meningkatkan kehidupan berkomunitas

 Mendorong terjadinya interaksi antar budaya

4. Lingkungan

 Mendorong terwujudnya transportasi berkelanjutan

 Meningkatkan kualitas udara, mengurangi efek polusi

 Menciptakan kesempatan untuk berkembangnya keanekaragaman hayati

 Pendekatan umum ruang publik

13
2.6 Sejarah Ruang Publik
Teori ruang publik pertama kali diperkenalkan oleh Jurgen Habermas (1989)
dalam buku “The Structual of the Public Sphere: An Inquiry into a Category of Gourgeis
Society”. Menurut Paulangi (2018), sejarah ruang publik tidak dapat dipisahkan dari
kemunculan warung – warung kopi pada abad ke 13 di Eropa. Pada waktu itu warung
kopi menjadi ruang publik karena menjadi arena diskursus bagi warga masyarakat yang
sedang bertumbuh dari masyarakat feodal ke masyarakat borjuis. Interaksi di warung kopi
memiliki ciri adalah sifatnya yang spontan, otentik dan komunikatif. Hubungan antar
individu di warung kopi cenderung bersifat asimetris dan tidak hirarkis, status sosial tidak
begitu penting, bahkan sangat cair. Dari rakyat biasa sampai pejabat tinggi, dari buruh
sampai pemilik modal, semuanya dapat berbaur, saling melempar gagasan, dan saling adu
argumentasi.
Tema dan isu yang dibahas di warung kopi tidak melalui rangkaian agenda seperti
yang terjadi dalam diskusi formal. Kondisi ini yang membuat warung kopi ini dapat
membuat parsitipan terlibat dalam arena diskursus. Parsitipan dapat dengan bebas
menyampaikan gagasan dan tema secara spontan. Tema–tema yang dibahas pun tidak
terbatas, semua hal dibahas sepuasnya di warung kopi tanpa adanya pembatasan.
Habermas mengkritisi dan bahkan menjadikan salah satu kriteria ruang publik di isi
dengan diskusi dan isu-isu kecil agar kalangan bawah dapat memahami, mengakses dan
berpartisipasi dalam diskusi.
Ruang publik di era sekarang ini semakin luas cakupannya, mulai dari ruang
publik yang besar (seperti negara, antar negara, dll), hingga ada juga ruang publik kecil
di sekitar kita seperti ruang kelas saat membahas sesuatu.
Meski hanya sedikit anak, namun ruang yang tercipta dapat memfasilitasi pandangan dan
pola pikir masing-masing anak untuk diungkapkan dalam forum diskusi. Ruang publik
ini nantinya akan menghasilkan pola pikir terhadap pengetahuan baru bagi mereka.
Contoh lain penerapan teori ruang publik adalah kita semua sering belajar tentang
PBB, Konferensi Meja Bundar, KTT Asean dan sebagainya dalam pelajaran sejarah.
negara-negara di dunia yang menginginkan kesejahteraan semua negara dan juga sebagai
saluran dan penyampai aspirasi dari masyarakat untuk membahas segala macam masalah
dunia yang semakin bervariasi. Diskusi, debat, perbedaan pendapat, sering kita jumpai
setiap kali diadakan diskusi untuk sebuah konferensi, hal ini tentunya merupakan hal yang
wajar karena setiap orang memiliki sudut pandang dan cara pandang yang berbeda
berdasarkan pengalaman, usia, dan latar belakang lainnya.

14
Tidak hanya di organisasi politik yang berisi debat, ruang publik juga bisa kita
temukan dari salah satu ajang kerja sama dunia, seperti Asian Games 2018 yang digelar
di Jakarta, Indonesia. Tentu saja, komunikasi internasional yang diwakili oleh teori ruang
publik memudahkan Indonesia untuk dapat bersaing dengan lawan-lawannya dari negara
lain.

2.7 Media Sebagai Ruang Publik


Orientasi utama dari jurnalisme publik adalah kesetiaan pada kepentingan publik.
Idealnya, media tidak hanya sebagai penyaji informasi, melainkan juga menyediakan
ruang debat ataupun diskusi dalam pemberitaannya. Dengan munculnya jurnalisme
publik, maka sekaligus menjalankan amanat demokrasi di mana partisipasi rakyat dalam
proses sosial-politik diperhatikan. Ruang publik dalam media diharapkan mampu
menjadi media untuk berinteraksi, bertukar pikiran, membahas masalah sosial dan politik
tanpa harus merisaukan intervensi dari penguasa.
Media sebagai ruang publik tidak bisa dilepaskan dari karakteristik unik media
dengan publik. Media selalu berkaitan dengan ruang publik. Meski media telah tumbuh
menjadi institusi bisnis, media ada karena menyarankan kepentingan publik. Bill Kovack
dan Rosentiel menyatakan media beda dengan bisnis kebanyakan. Dalam bisnis media
ada sebuah segitiga. Sisi pertama adalah pemirsa, pembaca, pendengar. Sisi kedua adalah
pemasang iklan, sisi ketiga adalah warga. Berbeda dengan kebanyakan bisnis, dalam
bisnis media, pembaca dan pendengar bukanlah pelanggan. Kebanyakan media
memberikan berita secara gratis.

15
BAB III

KESIMPULAN

3.1 Kesimpulan
Idealnya, sebagai ruang publik, media massa harus menjadi katalisator dalam
memecahkan masalah atau konflik dalam masyarakat. Tempat umum
dikonseptualisasikan oleh Habermas antara masyarakat ekonomi dan negara, di mana
publik dapat mendiskusikannya rasional, membentuk opini, dan melakukan pemantauan
kinerja pemerintah. Konsep ruang publik juga bisa didefinisikan sebagai daerah netral di
mana publik memiliki akses yang sama dan dapat berpartisipasi dalam wacana publik
dengan sama dan bebas penguasaan negara dan pasar. Namun pada kenyataannya, media
bukanlah saluran yang gratis. Dikarenakan media merupakan subjek yang
mengkonstruksi realitas, lengkap dengan pandangan, bias dan keberpihakannya. Selain
itu, media saat ini juga dipandang sebagai wujud dari pertarungan ideologi antar
kelompok dan hanya kelompok yang dominanlah yang akan menguasai pemberitaan
bahkan media itu sendiri.

3.2 Saran dan Harapan

Dari berbagai pembahasan mengenai stress dalam makalah ini, penulis berharap
pembaca maupun penulis dapat menambah pengetahuan serta memahami beberapa hal
yang terkait antara Media dan Ruang Publik.

16
DAFTAR PUSAKA

Tricana, D.W (2013), MEDIA MASSA DAN RUANG PUBLIK (Public sphere), 1(1), h.
8-10. Universitas Muhammadiyah Ponorogo, https://journal.umpo.ac.id/.

Restu. (2021), Media: Pengertian, fungsi, dan jenis yang perlu kamu tahu.
https://www.kompasiana.com/annamelody/. 30 Oktober 2022

Annisa, Fhena. (2018), Ruang Publik Sejak Dulu Hingga Kini,


https://www.kompasiana.com/fhen_fhena. 30 Oktober 2022

Hasim, I.S. dkk (2016), Penyalahgunaan Fungsi Ruang Publik Sebagai Sarana Penunjang
Aktivitas Penghuni Hunian Vertikal Kota, 20(20), Teknik Sipil dan Perencanaan
Institut Teknologi Nasional, https://ejurnal.itenas.ac.id/index.php/rekakarsa.

Studyanto, A.B. (2009), Ruang Publik, https://masanung.staff.uns.ac.id/2009/04/28/ruang-


publik/. 30 Oktober 2022.

17

Anda mungkin juga menyukai