Anda di halaman 1dari 23

MAKALAH

LEMBAGA JURNALISTIK ( PERS / MEDIA )


Makalah ini Diajukan untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah
DASAR JURNALISTIK
Dosen Pengampu Mata Kuliah :

Lukman Hakim S.I. Kom, M.Sos

Diajukan Oleh Kelompok 9 :

Tahta Dhilli Arsika (22103087)


Anita Yulia Mayasari (22103091)
Afrisa Khansa Amalia Maqfiroh (22103008)

PRODI KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM


FAKULTAS USHULUDDIN DAN DAKWAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) KEDIRI
2023
Kata Pengantar

Sebelumnya, mari kita ungkapkan rasa syukur kepada Allah SWT karena telah
melimpahkan berbagai anugerah, rahmat, dan petunjuk-Nya kepada kita semua, yang
memungkinkan penyelesaian artikel ini. Dalam menyusun artikel ini, penulis berusaha sebaik
mungkin untuk menyajikan materi yang ada di dalamnya. Kami juga ingin mengucapkan
terima kasih kepada semua teman, terutama para pengajar dalam mata kuliah jurnalisme,
yang telah membimbing dan memberikan masukan berharga sehingga artikel ini bisa
terselesaikan dengan baik.
Dalam kesempatan ini, kami mengulas makalah tentang "Lembaga Jurnalistik
(Pers/Media)." Untuk informasi lebih lanjut, silakan lihat isi dokumen ini. Kami mohon maaf
jika ada kekurangan atau kesalahan dalam pembahasan dokumen ini. Kami juga
mengharapkan kritik dan saran yang membangun agar makalah ini dapat dengan mudah
dimengerti, dipelajari, dan dimanfaatkan dengan baik oleh pembaca. Terima kasih juga
kepada semua pihak yang telah membantu dan terlibat dalam proses penyusunan makalah ini
hingga selesai. Semoga kita selalu mendapatkan berkah dari Allah SWT, Amin.

Kediri, 25
September
2023

1
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL...................................................................................................................i

Kata Pengantar...........................................................................................................................1

DAFTAR ISI..............................................................................................................................2

BAB I.........................................................................................................................................2

Pendahuluan...............................................................................................................................2

A. Latar belakang.................................................................................................................2

B. Rumusan Masalah...........................................................................................................3

C. Tujuan..............................................................................................................................3

BAB II........................................................................................................................................4

PEMBAHASAN........................................................................................................................4

A. PENGERTIAN PERS.....................................................................................................5

B. DEWAN PERS................................................................................................................7

C. PERAN DAN FUNGSI PERS........................................................................................8

D. SISTEM PERS..............................................................................................................10

E. FUNGSI, KEWAJIBAN, DAN HAK PERS.................................................................12

F. JENIS JENIS MEDIA PERS........................................................................................13

G. LEMBAGA LEMBAGA DALAM PERS....................................................................19

H. STUDI KASUS.............................................................................................................20

BAB III.....................................................................................................................................22

PENUTUP................................................................................................................................22

A. Kesimpulan...................................................................................................................22

B. Saran..............................................................................................................................22

DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................................23

2
BAB I

Pendahuluan
A. Latar belakang
Lembaga adalah aturan-aturan yang termuat dalam suatu kelompok atau
organisasi kemasyarakatan sehingga memudahkan dalam peng-koordinasian antar
anggota agar mendukung dan diharapkan untuk masyarakat saling bekerja sama untuk
mencapai tujuan bersama.Lembaga mencakup beberapa hal dalam aturan mainnya,
yaitu mencakup sikap, tingkah laku, dan kode etik yang berlaku dalam lembaga
tersebut. Dalam hal ini lembaga mempunyai tugas untuk membangun suatu
lingkungan terutama lingkungan dalam pers, sehingga terbentuk sebuah lingkungan
pers yang aman, nyaman, serta kondusif untuk semua lembaga yang termauk di
dalamnya. Sehingga dapat mempertahankan tali penghubung antara pemerintahan
dengan masyarakat sehingga dapat menjadikan sumber inspirasi serta aspirasi rakyat.

Jurnalistik merupakan sebuah proses yang di dalamnya terdapat segala jenis


proses kegiatan dan sarana yang digunakan dalam menggali informasi, memproses
informasi yang didapat, serta menyusun berita dan membuat ulasan tentang berita
yang didapat samapi pada akhirnya tiba ditangan masyarakat atau kelompok khusus
yang memang menaruh perhatian terhadap suatu permasalahan. Lebih singkatnya
jurnalistik ini merupakan pekerjaan yang berhubungan dengan kewartawanan atau
sebut saja cara penyampaian manusia melalui pesan. Jurnalis ini semacam orang
dengan kepandaian dan keahliannya dalam menulis dan mengarang pada masyarakat
agar dapat tersebar secara luas.

Pers memiliki peran penting sebagai sarana informasi, hiburan dan sebagai
juru bicara Masyarakat, termasuk peran control social. Selain itu Pers juga berperan
dalam Pendidikan dan kemajuan negara. Pers merupakan Lembaga yang membuat
penerbitan atau Perusahaan media massa secara berkala, yang digunakan untuk semua
media massa yaitu media tradisional ( media cetak ), media penyiaran (elektonik),
serta media digital (online). Kata “Pers” juga mencangkup dan mengarah pada semua
kegiatan yang dilakukan oleh jurnalis, serta lebih cenderung dalam aktivitas yang
bertautan atau berhungan dalam mengolah berita, yang dilakukan oleh jurnalis atau

3
wartawan dalam media penyiaran eletronik, cetak serta media online. Sehingga Pers
yang menghimpun segala jenis kegiatan yang dilakukan terkait dengan proses
penyampaian informasi atau berita.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang maksud dari PERS?
2. Apa yang dimaksud dengan Dewan PERS?
3. Apa peran dan fungsi dari PERS?
4. Bagaimana system PERS?
5. Apa saja Fungsi, Kewajiban, dan Hak PERS?
6. Apa saja jenis jenis PERS?
7. Apa saja Lembaga lembaga dalam PERS?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan PERS
2. Untuk mengetahui tentang Dewan PERS
3. Untuk mengetahui Peran dan Fungsi PERS
4. Untuk mengetahui bagaimana Sistem PERS
5. Untuk mengetahui Fungsi, Kewajiban, dan Hak PERS
6. Untuk mengetahui apa saja Jenis jenis Pers
7. Untuk mengetahui Lembaga lembaga PERS

4
BAB II

PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN PERS
“Pers" adalah istilah yang merujuk kepada media massa atau media umum yang
melaksanakan berbagai kegiatan jurnalistik, termasuk penulisan, audio, gambar, data,
serta grafik, dengan menggunakan berbagai jenis media, seperti media cetak, media
elektronik (penyiaran), dan media online (media siber). Secara etimologi, kata "pers"
berasal dari bahasa Belanda (pres), Perancis (presse), dan Inggris (press). Bahasa
Latinnya, "pers," berasal dari kata "pressare," yang berarti "tekan" atau "cetak." Dalam
konteks istilah, "pers" sering mengacu pada media massa yang tercetak atau media cetak,
dan sering kali dikaitkan dengan surat kabar dan majalah. Pers digunakan sebagai sarana
untuk mempublikasikan perasaan dan pendapat seseorang melalui media cetak. Dalam
perkembangannya, istilah "pers" memiliki dua pengertian, yaitu dalam arti luas yang
mencakup berbagai jenis media massa elektronik seperti radio, televisi, dan publikasi
lainnya, serta dalam arti sempit yang lebih terfokus pada media cetak.. Dalam
perkembangannya dan peralihan zaman pers memiliki dua pengertian, ada pers dalam arti
luas serta pers dalam artian sempit. Dalam arti luas, pers mengacu pada segala media
massa eletronik, radio, televisi, dan publikasi lainnya. Pers atau pemberitaan dalam arti
sempit saat ini hanya terbatas pada media massa cetak seperti surat kabar, majalah, dan
buletin.1
Di Indonesia, UU Nomor 40 tahun 1999 tentang Pers menyatakan bahwa Pers adalah
lembaga sosial dan wahanan komunikasi massa yang melaksanakan kegiatan jurnalistik
meliputi mencari, memperoleh, memiliki, menyimpan, mengolah, dan mengomunikasikan
data yang berkualitas tinggi dalam bentuk tulisan dan gambar, serta data dan grafik selain
itu, melalui penggunaan media cetak, media elektronik dan berbagai bentuk saluran yang
persediaan.2 Dari pengertian pers dalam UU Pubiklasi, Pers di Indonesia merupakan
lembaga sosial kemasyarakatan dan bukan instansi atau lembaga swasta, apalagi
pemerintah, sehingga pers bukanlah alat pemerintah, organisasi, atau politik. Pers tidak
1
Dahlan Surbakti, “Peran dan Fungsi Pers Menurut Undang-undang Pers tahun 1999 serta Perkembangannya,”
Jurnal Hukum PRIORIS 5, no. 1 (May 18, 2016): 77–86, https://doi.org/10.25105/prio.v5i1.396.
2
Muhammad Anshar Akil, “REGULASI MEDIA DI INDONESIA (Tinjauan UU Pers dan UU Penyiaran),” Jurnal
Dakwah Tabligh 15, no. 2 (2014).

5
boleh dimanipulasi oleh orang atau kelompk tertentu untuk kepentingannya sendiri,
apalagi sampai menyembunyikan fakta dan kebenaran.
Pengertian "Pers" menurut beberapa ahli dapat dijelaskan sebagai berikut:
a. Rifhi Siddiq menganggap Pers sebagai sebuah alat komunikasi massa yang memiliki
fungsi untuk mengumpulkan dan menerbitkan informasi yang terjadi, sambil menjadi
organisasi yang mempengaruhi dan tak terpisahkan dari masyarakat.
b. Saefulloh Fatah melihat Pers sebagai pilar keempat dalam demokrasi (the fourth
estate of democracy) yang memiliki peran penting dalam membangun kepercayaan,
kredibilitas, bahkan legitimasi pemerintah.
c. Oemar Seno Adji membedakan Pers menjadi dua bagian, yaitu Pers dalam arti sempit
yang berfokus pada penyebaran pemikiran, gagasan, atau informasi melalui tulisan,
dan Pers dalam arti luas yang mencakup semua media massa dalam menyampaikan
gagasan dan pesan peran seseorang baik secara tertulis maupun lisan.
d. Kustadi Suhandang melihat Pers sebagai seni atau keterampilan dalam penelitian,
pengumpulan, pemrosesan, sintesis, dan penyajian informasi tentang kejadian sehari-
hari dengan cara yang indah dan mendalam untuk memenuhi kebutuhan hati nurani
masyarakat.
e. Wilbur Schramm, dalam bukunya "Four Theories of the Press," mengemukakan
empat teori terbesar tentang Pers, yaitu The Authoritarian, The Libertarian, The Social
Responsibility, dan The Soviet Communist Theory. Keempat teori ini mengacu pada
Pers sebagai pengamat, guru, dan forum yang menyampaikan pandangannya tentang
berbagai masalah dalam masyarakat.
f. McLuhan menganggap Pers sebagai "The Extended Man," yang berarti media adalah
perluasan dari manusia, menghubungkan tempat dengan tempat lain dan peristiwa
satu dengan yang lain pada saat yang bersamaan.
g. Raden Mas Djokomono melihat Pers sebagai sarana yang membentuk pendapat
umum melalui tulisan dalam surat kabar. Pendapat ini mampu menginspirasi
semangat para pejuang dalam memperjuangkan hak-hak Indonesia pada masa
penjajahan Belanda.
h. Menurut Bagir Manan dalam Pertahankan kebebasan pers secara maksimal Ya, ada
beberapa poin penting Pers mempunyai kewajiban untuk memeliharanya kebebasan
pers (Manan, 2010-3-6). Pertama, mengembangkan dan memelihara demokrasi. Tidak
akan ada kebebasan pers tidak demokratis. Demokrasi adalah tempatnya menabur
benih, kehidupan dan perkembangan kebebasan pers. Demikian pula sebaliknya,

6
tanpa kebebasan pers, demokrasi bisa terwujud pastikan bahwa ini adalah sesuatu
yang palsu karena dia bersembunyi di dalam diktatoris. Kedua, pertahankan
perkembangan negara hukum. Hukum Apa yang kami dengar di sini adalah hukum
dalam arti material dan prosedural. Ketiga, jurnalisme dengan sendirinya dan sesuka
hati Selalu menjaga rasa tanggung jawab dan disiplin. Ini terkait dengan Kode etik
jurnalistik seperti aturan disiplin dan aturan etika. Keempat, kebebasan pers Suatu
kehormatan karenanya adalah hasil perjuangan dan kerja sulit dan memerlukan
perhatian Integritasnya.3

B. DEWAN PERS
Menurut UU 40 Tahun 1999 Dewan Pers merupakan sebuah lembaga independen di
indonesia yang mempunyai fungsi untuk mengembangkan dan melindungi kehidupan
pers di indonesia.
Fungsi dewan pers adalah sebagai berikut:
1) Melindungi kebebasan pers dari campur tangan pihak ketiga,
2) Penelitian dan pengembangan kehidupan jurnalistik
3) Menyusun dan memantau penerapan kode etik pers
4) Menyelidiki dan berupaya menyelesaikan keluhan masyarakat mengenai kejadian
kejadian yang berkaitan dengan berita
5) Mengembangkan komunikasi antara pers, masyarakat dan pemerintah.
6) Membantu lembaga pers menyusun peraturan di bidang jurnalisme dan meningkatkan
mutu jurnalisme
7) Daftarkan perusahaan media
Anggota dewan pers terdiri atas :
1) Wartawan dipilih oleh organisasi wartawan
2) Organisasi Perusahaan pers memilih Pimpinan perusahaan pers
3) Tokoh masyarakat, yang ahli dibidang pers atau komunikasi wartawan dan
organisasi perusahaan pers.

Ketua dan wakil ketua dewan pers dipilih dari dan oleh anggota, sedangkan keanggotaan
Dewan Pers ditetapkan dengan keputusan presiden. Keanggotaan Dewan Pers berlaku untuk
masa tiga tahun dan setelah itu hanya dapat dipilih kembali untuk satu periode berikutnya.

Sumber pembiayaan dewan pers berasal dari:


3
Mufti Nurlatifah, “POSISI UNDANG-UNDANG PERS INDONESIA DALAM EKOSISTEM MEDIA DIGITAL,” Profetik:
Jurnal Komunikasi 11, no. 1 (April 29, 2018): 71, https://doi.org/10.14421/pjk.v11i1.1289.

7
1) Organisasi pers
2) Perusahaan pers
3) Bantuan negara dan bantuan lain yang tidak mengikat4

C. PERAN DAN FUNGSI PERS


Peran dan fungsi Pers mengalami perubahan yang signifikan setelah reformasi dan
diberlakukannya UU Pers pada tahun 1999. Ini terjadi seiring dengan peralihan kekuasaan
dari Presiden Soeharto, di mana pada masa itu kebebasan Pers sangat dibatasi dan sering
terjadi pembredelan. Karena itu, peran dan fungsi Pers tidak dapat dijalankan secara
maksimal, terutama dengan adanya pembatasan kebebasan Pers.
Presiden Soeharto kemudian mengundurkan diri pada tanggal 21 Mei 1998 dan
digantikan oleh Wakil Presiden BJ. Habibie. Pada saat itu, jumlah media cetak dan media
elektronik sangat dibatasi melalui penerbitan SIUPP yang sangat ketat untuk mendirikan
media cetak baru. Akibatnya, peran media cetak pada saat itu tidak sebesar peran yang
dimainkannya saat ini dalam penyebaran informasi dan pengawasan terhadap masyarakat
dan negara.5
Peran media (pers) dalam menjalankan berbagai fungsi dan kepentingannya yang
dimilikinya, seperti fungsi informasi, fungsi penyampai aspirasi masyarakat, memperluas
komunikasi dan partisipasi masyarakat serta membangun dengan baik (pelajaran 2 dan 3
undang-undang tentang pers).6 Pers mempunyai peran yang sangat penting dalam
pembangunan demokrasi suatu negara. Setiap warga negara berhak atas kebebasan pers,
yang dilengkapi dengan perlindungan hukum terhadap media dan informasi yang terkait.
Dipublikasikan dalam berbagai cara, seperti menyebarluaskan, mencetak, menerbitkan
buku, majalah, surat kabar, dan lain lain atau dalam bahasa lain tanpa memperlakukan
sensor dari pemerinta. Sistem demokrasi Indonesia yang menghormati kebebasan pers
dan mengeluarkan pendapat. Pers telah ada sebelum indonesia merdeka ketika kantor
berita antara didirikan pada 13 Desember 1937 dalam rangka perjuangan merebut
kemerdekaan bangsa Indonesia.

Mengenai peran pers, undang-undang no. 40 Tahun 1999 tentang Pers mengaturnya
dalam pasal 6, yang secara khusus memuat:
4
“PROFESIONALISME, SEJARAH, DAN MASA DEPAN PERS DAERAH,’ JURNAL DEWAN PERS, NO. 5 (Mei 2011)
5
Azahra Nahdiah Munigar and Vina Tiarawati, “PERANAN DELIK DALAM FUNGSI DAN PERKEMBANGAN PERS
MENURUT UNDANG-UNDANG NOMOR 40 TAHUN 1999 TENTANG PERS,” n.d.
6
Andi Alimuddin Unde, “PERS DAN DEMOKRASI INDONESIA” 2, no. 1 (2016).

8
1. Hormati hak masyarakat untuk mengetahui

2. Melindungi nilai-nilai dasar demokrasi

3. Mendorong penindasan hukum dan hak asasi manusia

4. Hormati keberagaman

5. Mengembangkan opini publik

6. Melaksanakan pengawasan, kritik, koreksi, dan saran

7. Memperjuangkan keadilan dan kebenaran

Demikian pula fungsi pers juga diatur dalam Undang-Undang Pers ini yakni sebagai
media informasi, pendidikan, hiburan, dan control sosial serta berfungsi juga sebagai
lembaga ekonomi. Menurut Widodo, pers mempunyai banyak fungsi berbeda dalam
Masyarakat, khususnya :

1. To Inform.
Fungsi per adalah memberikan informasi dan berita kepada Masyarakat atau
pembaca. Melalui artikel, siaran, dan siaran radio yang berkala kepada masyarakat,
pers menyajikan berbagai informasi.
2. To Educate.
Pers berfungsi sebagai pendidik: melalui berbagai jenis artikel atau pesan yang di
sampaikannya, pers dapat mendidik masyarakat pembaca.
3. To Controle.
Peran jurnalisme dalam masyarakat adalah memastikan kontrol sosial melalui kritik
dan kontribusi yang membangun. Pelaporan penyimpangan dan pelanggaran
peraturan yang dilakukan oleh kelompok masyarakat atau pejabat tertentu merupakan
bentuk kontribusi pengawasan terhadap masyarakat dan pejabat perintah.
4. To Bridge.
Pers mempunyai fungsi komunikasi, menjadi jembatan antara masyarakat dan
pemerintah atau sebaliknya. Aspirasi yang tidak dapat di sampaikan melalui saluran
atau lembaga yang ada, dapat di sampaikan melalui pers.
5. To Entertaint.

9
Pers dapat memberikan hiburan lagi masyarakat, hiburan disini tidak hanya berupa
humor saja namun dapat berupa kepuasan dan kenikmatan yang diperoleh dari
pemberitaan pers.

Ada pula yang menambahkan fungsi (pengaruh) yang menjadikan pers


mempunyai peranan penting dalam kehidupan masyarakat. Fungsi pengaruh pers
tersembunyi dalam editorial dan artikel. “Fungsi penting pers sepertinya sudah
diterima oleh negara-negara yang ingin menyebut dirinya sebagai negara demokratis”

Pers dapat memimpin dan bahkan mengeluh opini masyarakat. Pers dapat
menggerakkan massa, pers dapat mengangkat dan mempolulerkan masyarakat
menjadi orang-orang hebat dan selebritas, pers dapat membantu masyarakat mencapai
kekuasaan dan pers juga secara tidak langsung dapat melengserkan kekuasaan
masyarakat untuk membiarkan mereka jatuh. Jurnalisme dapat mengembangkan
usaha rakyat. Dengan besarnya pengaruh dan kekuatan pers, beberapa pemegang
saham berusaha untuk mempunyai Perusahaan berita ini, walaupun kita tidak
mengetahui tujuan utama mereka untuk mendirikan dan memiliki Perusahaan berita
ini kata pers

D. SISTEM PERS
Fred Siebert, Wilbur Scramm, dan Theodore Peterson, dalam buku mereka
"Four Theories of the Press," membahas empat teori utama sistem media: pers
otoriter, pers liberal, pers komunis, dan pers Marxis, semuanya dengan tanggung
jawab dan fungsi yang berbeda-beda.
Pers otoriter, yang sering dikaitkan dengan rezim diktator, muncul pada abad
ke-15 dan ke-16 selama periode pemerintahan totaliter. Dalam sistem ini, media
berfungsi sebagai alat untuk mempromosikan kepentingan negara dan dikontrol
secara ketat oleh pemerintah. Kekuasaan absolut dari penguasa adalah hal yang
terpenting, dan kebebasan individu tidak lagi penting bagi kesejahteraan kolektif
bangsa. Pemimpin seperti Mussolini di Italia dan Adolf Hitler di Jerman adalah
contoh dari kontrol otoriter ini.
Pers liberal, yang berkembang pada abad ke-17 dan ke-18 seiring dengan
revolusi industri, menekankan hak asasi manusia dan kebebasan individu. Ia percaya
bahwa kebebasan sangat penting untuk pengembangan ide-ide yang baik, memandang
manusia sebagai makhluk bebas yang didorong oleh akal. Kebebasan pers dianggap

10
penting dalam upaya mencapai kebenaran, selaras dengan prinsip-prinsip hak asasi
manusia.

Tanggung jawab sosial di media muncul pada awal abad ke-20 sebagai
respons terhadap kebebasan pers liberal yang dianggap berlebihan, yang
menyebabkan kerusakan moral di masyarakat. Teori ini menganjurkan pers yang
bebas namun dengan rasa tanggung jawab yang kuat terhadap masyarakat. Prinsip ini
menekankan bahwa media harus melayani kepentingan publik dan mematuhi standar
etika untuk menjaga ketertiban sosial.
Pers komunis, yang lahir seiring dengan kebangkitan Uni Soviet dan ideologi
komunis pada awal abad ke-20, memandang media sebagai instrumen pemerintah
atau partai berkuasa, yang berfungsi sebagai bagian integral dari negara. Partai ini
mengutamakan kepentingan kelas dominan (proletariat) dan berfungsi sebagai
propagandis kolektif, agitator, dan organisator partai.
Mengenai Indonesia, terdapat perdebatan mengenai apakah sistem medianya
lebih sejalan dengan tanggung jawab sosial atau pers bebas dalam kerangka Pancasila
dan UUD 1945. Beberapa pihak berpendapat bahwa sistem pers Pancasila mungkin
merupakan kedok kontrol otoriter pada masa Orde Baru. Idealnya, media di Indonesia
harus bebas dan tetap berpegang pada nilai-nilai inti Pancasila dan Konstitusi. Evolusi
sistem media di Indonesia mencerminkan perubahan lanskap politik negara ini, mulai
dari perjuangan kemerdekaan hingga era reformasi.

E. FUNGSI, KEWAJIBAN, DAN HAK PERS


Pasal 2.

Pers Nasional memiliki kewajiban untuk:

a. Melestarikan, mempertahankan, mendukung, dan melaksanakan Pancasila serta UUD


1945 secara murni dan konsekuen.
b. Memperjuangkan pelaksanaan Amanat Penderitaan Rakyat, berlandaskan Demokrasi
Pancasila.
c. Memperjuangkan kebenaran dan keadilan atas dasar kebebasan pers.
d. Membangun persatuan dan kekuatan prograsif revolusioner dalam perjuangan
melawan imperialisme, kolonialisme, neokolonialisme, feodalisme, liberalisme,
komunisme, dan fasisme/otoritarianisme.
11
e. Menjadi saluran opini publik yang konstruktif, revolusioner dan progresif.

Pasal 3.

Pers berhak mengontrol, mengkritik, dan melakukan koreksi yang bersifat korektif dan
konstruktif.

Pasal 4.

Terhadap Pers Nasional tidak diperbolehkan untuk disensoratau dilarang.

Pasal 5.

(1) Kebebasan Pers harus dijamin selaras dengan hak asasi manusia.

(2) Kebebasan Pers didasarkan pada tanggungjawab Negara dan pelaksanaan pasal 2 dan
pasal 3 Undang-undang ini.7

F. JENIS JENIS MEDIA PERS


Media merupakan kata yang berasal dari kata Latin yaitu “medius” yang secara
harfiah memiliki arti “tengah”, “perantara”, atau “pengantar”. Media dalam bahasa Arab
memiliki arti “perantara”, atau penyampai pesan dari pengirim yang ditujukan untuk
penerima. Gerlach dan Ely (1971), menjelaskan bahwa media adalah orang, materi, dan
peristiwa yang menciptakan kondisi, bagi orang lain untuk memperoleh pengetahuan,
keterampilan dan sikap serta buku, dan fasilitas yang ada. Dalam hal ini lembaga pers
juga menggunakan berbagai jenis media untuk menjadi perantara dalam menyampaikan
berita atau informasi yang mereka dapatkan untuk diberikan kepada khalayak ramai atau
kepada masyarakat. Selain menjadi media informasi, media dalam pers juga berfungsi
sebagai media hiburan dan pendidikan. Adapun jenis – jenis media yang digunakan pers
yaitu media surat kabar cetak, surat kabar elektronik, dan surat kabar online. Berikut
penjelasannya:
1. Media Cetak
Media Cetak adalah saluran komunikasi tertua di dunia, bahkan surat kabar di
indonesia telah muncul dari abad ke-17. Dan surat kabar “Cahaya” yang berbasis di
Bandung pada masa pendudukan Jepang. Ada surat kabar Merdeka pada masa Orde

7
“UU Nomor 11 Tahun 1966.Pdf,” n.d.

12
Kemerdekaan, Surabaya post pada era Orde lama, serta dalam Orde Baru terdapat
Tempo, dll.
Saat ini dalam era media digital masih terdapat media cetak yang tetap eksis di
tengah gempuran media-media digital. Contohnya seperti buletin, koran, pamflet,
booklet, tabloid, majalah, album, buku, dan sebagainya. Jenis media cetak juga
berbeda-beda tergantung dari ukuran kertasnya, ada koran yang ukurannya setengah
dari kertas plano, ada tabloid yang berukuran setengah dari surat kabar, majalah yang
berukuran setengah dari tabloid, dan buku yang ukurannya setengah dari majalah,
serta buletin yang berukuran setengah dari majalah dan jumlah halamannya tidak
lebih dari sepuluh halaman.
Media cetak, termasuk surat kabar, hadir dalam berbagai bentuk. Surat kabar
atau koran memuat tentang berita terkini, iklan, gambar hiburan, teka-teki silang,
anekdot, serta hiburan lainnya. dikemas juga dengan hiburan dan olahraga, surat kabar
edisi mingguan terbit setiap hari kecuali hari Minggu. Majalah memuat banyak artikel
populer dan liputan jurnalistik dengan pandangan tentang berbagai topik, diterbitkan
secara berkala (mingguan, bulanan, semester-an, dan tahunan) serta memiliki liputan
khusus tentang remaja, wanita, olahraga, dan sebagainya. Selanjutnya ada tabloid,
tabloid adalah surat kabar kecil dengan format berita yang ringan, ringkas, dan jelas,
serta dilengkapi gambar. Seperti banyak hal yang terlibat dalam gosip, kejahatan,
astrologi, dan olahraga. Perbedaan lain yang membedakan antara surat kabar dengan
majalah serta tabloid dapat dilihat dari cetakannya. Dominannya pada hitam putih dan
berwarna.8
2. Media elektronik ( penyiaran )
Dalam perkembangan dan adanya perubahan zaman, media pun turut andil mengikuti
perkembangan zaman. Dari yang sebelumnya media cetak, saat ini juga telah ada media
penyiaran (elektonik) yang dimana dalam penyiarannya memakai elektronik atau energi
eletromekanik untuk pengguna akhir agar dapat mengakses kontennya. Adapun salah
satunya yang termasuk dalam media elektronik salah satunya radio dan televisi.
a) Radio
Radio adalah media tertua yang digunakan masyarakat untuk menyampaikan
pesan. Peran radio baru disadari pada tahun 1990, ketika informasi dikirimkan melalui
radio ke sebuah kapal yang sedang mengalami bencana dahsyat dan mampu

8
Mochammad Sinung Restendy, “DINAMIKA PRODUKSI MEDIA CETAK DAN TANTANGAN INDUSTRI PERS DI
INDONESIA” 1 (2020).

13
menyelamatkan seluruh penumpang di dalamnya. Radio terbukti menjadi media
penyampaian informasi secara tepat serta akurat, dan semua orang mulai terlibat
dengan media ini.
Seiring dengan berjalannya waktu, radio mulai digunakan tidak sekedar
sebagai media penyiaran untuk menyampaikan pesan-pesan pemerintah kepada
masyarakat. Namun, dapat juga digunakan sebagai media penyampaian berbagai
informasi seperti hiburan, gaya hidup, musik, kesehatan, makanan, dan lain-lain. Dan
juga dapat digunakan sebagai media periklanan bagi perusahaan dan organisasi.
Selain itu, radio juga memiliki beberapa keunggulan dibandingkan media
penyiaran yang lainnya. Pada akhirnya radio dapat menggugah minat masyarakat
karena keistimewaanya yang dihadirkan dibandingkan media penyiaran lain. Berikut
beberapa keunggulan radio dibandingkan media lainnya, radio bisa memainkan
imajinasi para pendengar radio yang nantinya akan mempersepsikan apa yang telah
disampaikan oleh penyiar, sehingga nantinya terdapat persepsi yang berbeda-beda
dari pendengarnya. Penemuan radio pertama kali oleh Marconi pada tahun 1896.
Radio publik atau komersial baru dimunculkan pada tahun 1920-an (Masduki,
2006:2).9
b) Televisi
Televisi terdiri dari kata “tele” (jauh) dan “vision” (terlihat). Sehingga dapat
kita simpulkan bahwa pengertian televisi adalah suatu sistem yang menyajikan
gambar dan suara dari suatu lokasi yang jauh. Media televisi pada hakikatnya adalah
suatu alat komunikasi yang menggunakan rangkaian gambar elektromagnetik yang
disiarkan secara cepat dan terus menerus, disertai dengan unsur audio.
Saat ini, televisi cenderung menjadi lebih populer di kalangan permirsa seiring
dengan munculnya format dan program yang lebih menarik. Tentu saja hal ini
menguntungkan permirsa melalui penyedia jutaan, bahkan milyaran informasi yang
diberikan melalui program televisi termasuk berita, pendidikan, dan hiburan.10
Pada tahun 1920-an, dengan berkembangnya radio, surat kabar dan Majalah ini
memiliki pesaing baru di bidang pemberitaan. Namun, Surat kabar tidak kehilangan
pembacanya karena berita buruk Program radio lebih pendek dan bersifat sementara.

9
Yara Ardiningtyas and Yudi Hartono, “Perkembangan Radio Sebagai Pers Elektronik Di Madiun Tahun 1998-
2013,” AGASTYA: JURNAL SEJARAH DAN PEMBELAJARANNYA 5, no. 02 (July 10, 2015): 161,
https://doi.org/10.25273/ajsp.v5i02.890.
10
Bagus Prayugo and Handayani Kamalia, “PERBEDAAN JENIS DAN KARAKTERISTIK PADA MEDIA PENYIARAN
RADIO DAN TELEVISI,” n.d.

14
Baru pada tahun 1950an Perhatian masyarakat sedikit teralihkan dengan munculnya
televisi.11
Ditampilkan di TV, game, ponsel, tablet, atau komputer dengan menggunakan
akses Internet merupakan salah satu faktor yang mempunyai pengaruh besar terhadap
pembentukan sikap anak. Temkin, Deborah (2015) menyatakan: “Televisi dan media
lain bisa berkontribusi pada pengembangan keterampilan proaktif dan pro-sosial ”
Menyatakan Hal ini didukung oleh perwakilan KPAI Susanto (di Kabar24, 2016),
menurut anak-anak Kejahatan dengan kekerasan adalah efek dari film atau video
game kekerasan. Melalui berbagai media, anak menjadi terbiasa dengan kekerasan.12

3. Media Online (Media Siber)


Media online adalah bentuk media modern yang berbeda dari media tradisional
seperti surat kabar cetak dan televisi. Untuk mengakses informasi melalui media online,
diperlukan perangkat komputer dan koneksi internet. Internet yang bersifat tak terbatas
memberikan kebebasan kepada pengguna dalam mengakses media ini. Istilah "media
online" sering dikaitkan dengan website berisi informasi tertulis atau kegiatan jurnalistik
yang dipublikasikan di internet. Namun, menurut Ashadi Siregar, media online mencakup
berbagai bentuk komunikasi berbasis telekomunikasi dan multimedia, termasuk portal
informasi, situs web, radio online, televisi online, surat kabar online, dan surat online.
Masing-masing jenis media online memiliki karakteristik unik yang memungkinkan
pengguna atau konsumen untuk mendapatkan manfaat darinya. Secara umum, media
online juga dapat dianggap sebagai alat komunikasi online yang dapat digunakan untuk
berinteraksi dengan masyarakat
Pada era globalisasi saat ini, informasi tidak hanya dapat ditemukan melalui media
cetak seperti koran dan majalah, tetapi juga melalui media elektronik seperti televisi dan
radio. Selain itu, media online yang dianggap sebagai platform interaktif juga berperan
dalam menyampaikan berbagai informasi, termasuk berita. Dengan arus informasi yang
besar melalui media online, ini merupakan hasil dari globalisasi yang tak dapat dihindari.
Oleh karena itu, perlu dilakukan upaya untuk memungkinkan komunikasi online dalam
konteks dakwah Islam. Pemanfaatan internet oleh masyarakat saat ini menjadi saluran
transmisi informasi yang memiliki jangkauan dan kapasitas yang lebih luas. Ketersediaan

11
“Dadan Suherdiana Jurnalistik Kontemporer.Pdf,” n.d.
12
Yorita Febry Lismanda, Mutiara Sari Dewi, and Ika Anggraheni, “MEDIA ELEKTRONIK DAN PENGAWASAN
ORANG TUA SEBAGAI PENDIDIKAN ANTI KEKERASAN AUD DALAM PERSPEKTIF PSIKOLOGI,” n.d.

15
pengetahuan yang lengkap dan akses yang mudah membuat masyarakat semakin tertarik
untuk menggunakan internet sebagai sumber informasi sehari-hari..

Media online memiliki beberapa fitur yang dapat dibandingkan dengan media
konvensional, seperti:

a. Kecepatan Informasi (Immediacy):

Media online menawarkan keunggulan dalam penyebaran informasi yang lebih cepat
daripada media tradisional. Informasi dapat disebarkan segera setelah peristiwa terjadi,
berbeda dengan surat kabar yang memerlukan waktu hingga keesokan harinya.

b. Pembaruan Informasi (Updating):

Internet memungkinkan media online untuk terus memperbarui informasi dengan


tambahan yang relevan, tidak terikat oleh batasan waktu seperti program televisi prime-time
atau siaran berita elektronik.

c. Timbal Balik (Interactivity):

Media online memungkinkan komunikasi dua arah, memberi pengguna kesempatan untuk
memberikan umpan balik dalam waktu singkat.

d. Personalisasi (Audience Control):

Pengguna media online memiliki kontrol atas informasi yang mereka terima dan dapat
mencari informasi yang mereka anggap penting melalui mesin pencari atau kategori berita
yang disediakan.

e. Kapasitas Tidak Terbatas (Storage and Retrieval):

Media online memiliki kemampuan untuk menyimpan banyak jenis informasi dalam basis
data, memungkinkan akses ke informasi yang sudah lama.

f. Pranala (Hyperlink):

Media online memungkinkan informasi yang terkait dengan informasi lain di situs web
yang sama atau berbeda untuk dihubungkan, serta mengutip literatur yang relevan.

g. Multimedia Capability:

Media online dapat menggabungkan berbagai media seperti teks, audio, gambar, video,
dan elemen multimedia lainnya dalam presentasi berita berbasis multimedia

16
Beberapa jenis media online :

a. Proyek Kolaboratif (Kolaborasi Proyek)


Merupakan platform sosial yang memungkinkan pembuatan konten yang dapat
diakses oleh audiens secara global. Contohnya adalah Wikipedia.
b. Blog dan Microblog
Aplikasi yang memungkinkan pengguna untuk terus memposting pernyataan apa
pun hingga dipahami oleh orang lain. Blog adalah media sosial yang memfasilitasi
pengguna untuk berbagi pengalaman sehari-hari, memberikan umpan balik,
berbagi tautan web, dan informasi dengan pengguna lain. Contohnya adalah blog
pribadi.
c. Comunitas Konten (Konten Masyarakat)
Merupakan aplikasi yang bertujuan untuk berbagi konten dengan orang lain, baik
secara lokal maupun global. Contohnya adalah YouTube.

Ciri-ciri media massa adalah sebagai berikut:

I. Bersifat institusional, yang berarti melibatkan banyak individu dalam


pengumpulan, pengelolaan, dan penyajian informasi.
II. Bersifat satu arah, artinya komunikasi biasanya tidak responsif, dan respon
dapat tertunda.
III. Ekstensif dan serentak, yang berarti dapat menjangkau banyak orang secara
bersamaan tanpa memandang waktu dan jarak.
IV. Menggunakan peralatan teknis atau mekanis seperti radio, televisi, surat kabar,
dan majalah.
V. Terbuka untuk semua orang tanpa memandang usia, jenis kelamin, atau
lokasi.13

Dalam melakukan reportase media cetak, yang dilakukan oleh media cetak adalah
berusaha meliput berita yang mempunyai persiapan seperti, alat tulis, alat rekam,
membuat tabel pertanyaan, serta mengandung unsur 5w+1h.14

13
Ahmad Zaini, “DAKWAH MELALUI MEDIA CETAK” 2 (2014).
14
Syaiful Anwar et al., “REPORTASE MEDIA ASIK,” . . Juni 3, no. 1 (2021).

17
G. LEMBAGA LEMBAGA DALAM PERS
Hanya ada tujuh Lembaga pers dalam indonedia yang telah disetujui oleh Dewan Pers.
Berikut ini adalah tujuh organisasi pers yang sah sebagai berikut :
1. ATVSI ( Asosiasi Televisi Swasta Indonesia)
2. SPS ( Serikat Perusahaan Pers )
3. PWI ( Persatuan Wartawan Indonesia)
4. IJTI (Ikatan Jurnalis Indonesia)
5. ATVLI ( Asosiasi Televisi Lokal Indonesia)
6. PRSSNI (Perusahaan Radio Siaran Nasioanal Indonesia)
7. AJI (Aliansi Jurnalis Indonesia)

Namun, hak masyarakat untuk mendapatkan informasi menjadi mudah dilakukan di


Indonesia berkat media ini. Namun, dengan sengaja, media ini malah digunakan sebagai alat
untuk memudahkan pemerasan terhadap individu, pemerintah, bahkan perusahaan.

H. STUDI KASUS

Surat Kabar Radar Bogor disesalkan oleh Dewan Pers karena dianggap telah melanggar Kode
Etik Pers dengan pemberitaannya, meskipun Dewan Pers tetap mengecam tindakan intimidasi
yang dialami oleh Radar Bogor. Pada tanggal 6 April 2018, Dewan Pers mendatangi kantor

18
Radar Bogor untuk menyelidiki lebih lanjut tentang pemberitaan dan penyerangan yang
terjadi. Selain itu, mereka juga berkomunikasi dengan pimpinan PDIP.

Dewan Pers kemudian mengadakan rapat terkait kasus ini dan menyimpulkan tiga poin
penting. Pertama, mereka menilai bahwa pemberitaan Radar Bogor edisi 30 Mei 2018
melanggar Kode Etik Jurnalistik. Kedua, mereka merekomendasikan agar Radar Bogor
mengumumkan hak jawab Megawati Soekarnoputri atau wakilnya dan meminta maaf, sesuai
dengan Undang-Undang Pers. Ketiga, Dewan Pers mendesak aparat penegak hukum untuk
mengambil tindakan yang memastikan kebebasan pers.

Pemimpin Redaksi Radar Bogor, Tegar Bagja, menyatakan bahwa mereka telah mengikuti
rekomendasi Dewan Pers pada poin pertama, yaitu hak menjawab dan permintaan maaf.

19
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Pers merupakan lembaga sosial dan wahanan komunikasi massa yang
melaksanakan kegiatan jurnalistik meliputi mencari, memperoleh, memiliki,
menyimpan, mengolah, dan mengomunikasikan data yang berkualitas tinggi dalam
bentuk tulisan, gambar, suara, dan gambar, serta data dan grafik selain itu, melalui
penggunaan media cetak, media elektronik dan berbagai bentuk saluran yang
persediaan. Pers juga memiliki peranan yang penting dalam membangun demokrasi
suatu negara. Setiap warga negara berhak mengajukan kebebasan pers, yang
dilengkapi dengan perlindungan hukum terhadap media informasi yang terkait.
Adapun jenis-jenis media yang biasanya digunakan dalam penyampaian
informasi atau berita, ada media cetak yang terdiri dari surat kabar, buletin, pamflet,
booklet, tabloid, majalah, album, dan buku. Lalu media eletronik yang termasuk
televisi dan radio juga sangat populer dalam masyarakat serta menjadi tempat
penyiaran berita dan informasi yang disampaikan oleh jurnalis. Zaman semakin
berkembang saat ini media online juga turut andil menjadi tempat penyampaian
informasi. Saat imi internet di Masyarakat dimanfaatkan sebagai saluran transmisi
informasi dengan cangkupan dan kapasitas yang jauh lebih lengkap.

B. Saran
Dengan banyaknya media yang dapat digunakan dan diakses untuk
menyampaikan atau membaca berita. Pers dapat memimpin dan bahkan
menggerakkan opini masyarakat. Pers juga dapat mengangkat serta mempopulerkan
masyarakat menjadi orang-orang hebat dan selebritas. Pers juga secara tidak langsung
dapat melengserkan kekuasaan masyarakat untuk membiarkan mereka jatuh. Maka
sebaiknya dalam menjadi jurnalis harus memahami betul kode etik jurlanis dan
mengerti bahwa setiap apa yang diberitakan akan memberikan dampak bagi
masyarakat.

20
DAFTAR PUSTAKA

Akil, Muhammad Anshar. “REGULASI MEDIA DI INDONESIA (Tinjauan UU Pers dan


UU Penyiaran).” Jurnal Dakwah Tabligh 15, no. 2 (2014). hal 139.
Anwar, Syaiful, Sapardi Sauti, Umar Maliki, Chusnul Ngatiyah, and Della Pudralisa.
“REPORTASE MEDIA ASIK.” . . Juni 3, no. 1 (2021). hal 85.
Ardiningtyas, Yara, and Yudi Hartono. “Perkembangan Radio Sebagai Pers Elektronik Di
Madiun Tahun 1998-2013.” AGASTYA: JURNAL SEJARAH DAN
PEMBELAJARANNYA 5, no. 02 (July 10, 2015): 161.
https://doi.org/10.25273/ajsp.v5i02.890. hal 162.
Arnus, Sri Hadijah. “JEJAK PERKEMBANGAN SISTEM PERS INDONESIA” 8, no. 1
(2015). hal 107.
“Dadan Suherdiana Jurnalistik Kontemporer.Pdf,” n.d.
Fadly Usman "Efektivitas Penggunaan Media Online Sebagai Sarana Dakwah". Jurnal
Ekonomi dan Dakwah Islam (Al-Tsiqoh) ISSN 2502-8294, Volume 1 (01) hal 1.

Lismanda, Yorita Febry, Mutiara Sari Dewi, and Ika Anggraheni. “MEDIA ELEKTRONIK
DAN PENGAWASAN ORANG TUA SEBAGAI PENDIDIKAN ANTI
KEKERASAN AUD DALAM PERSPEKTIF PSIKOLOGI,” n.d. hal 1.3-1.4
Munigar, Azahra Nahdiah, and Vina Tiarawati. “PERANAN DELIK DALAM FUNGSI
DAN PERKEMBANGAN PERS MENURUT UNDANG-UNDANG NOMOR 40
TAHUN 1999 TENTANG PERS,” n.d.
Nurlatifah, Mufti. “POSISI UNDANG-UNDANG PERS INDONESIA DALAM
EKOSISTEM MEDIA DIGITAL.” Profetik: Jurnal Komunikasi 11, no. 1 (April 29,
2018): 71. https://doi.org/10.14421/pjk.v11i1.1289.
Prayugo, Bagus, and Handayani Kamalia. “PERBEDAAN JENIS DAN KARAKTERISTIK
PADA MEDIA PENYIARAN RADIO DAN TELEVISI,” n.d.
Puspitarini, Dinda Sekar, and Reni Nuraeni. “PEMANFAATAN MEDIA SOSIAL
SEBAGAI MEDIA PROMOSI.” Jurnal Common 3, no. 1 (August 7, 2019): 71–80.
https://doi.org/10.34010/common.v3i1.1950.
Restendy, Mochammad Sinung. “DINAMIKA PRODUKSI MEDIA CETAK DAN
TANTANGAN INDUSTRI PERS DI INDONESIA” 1 (2020).

21
Saptohadi, Satrio. “PASANG SURUT KEBEBASAN PERS DI INDONESIA.” Jurnal
Dinamika Hukum 11, no. 1 (February 1, 2011).
https://doi.org/10.20884/1.jdh.2011.11.1.85.
Surbakti, Dahlan. “Peran dan Fungsi Pers Menurut Undang-undang Pers tahun 1999 serta
Perkembangannya.” Jurnal Hukum PRIORIS 5, no. 1 (May 18, 2016): 77–86.
https://doi.org/10.25105/prio.v5i1.396.
“TINJAUAN HUKUM PERAN PERS GUNA MENEGAKKAN HAK ASASI MANUSIA
DI INDONESIA.” JURNAL ILMIAH HUKUM DIRGANTARA 4, no. 1 (June 3,
2014). https://doi.org/10.35968/jh.v4i1.85.
Unde, Andi Alimuddin. “PERS DAN DEMOKRASI INDONESIA” 2, no. 1 (2016).
“UU Nomor 11 Tahun 1966.Pdf,” n.d.
Zaini, Ahmad. “DAKWAH MELALUI MEDIA CETAK” 2 (2014).

22

Anda mungkin juga menyukai