OLEH: KELOMPOK 1
Puji syukur kami (kelompok 1) panjatkan kehadirat Allah SWT. Karena atas segala rahmat
dan karuniaNya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini. Adapun judul makalah ini
adalah “Asal usul komunikasi massa”. Kami sangat berharap semoga makalah ini dapat
menambah pengetahuan dan pengalaman bagi pembaca. Bahkan kami berharap lebih jauh
lagi agar makalah ini bisa membuka wawasan pemikiran pembaca. Bagi kami sebagai
penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan makalah ini karena
keterbatasan pengetahuan dan pengalaman. Untuk itu kami sangat mengharapkan kritik dan
saran yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.
KATA PENGANTAR..................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN.............................................................................................................
B. Rumusan Masalah......................................................................................................
C. Tujuan Penulisan........................................................................................................
D. Manfaat.......................................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN..............................................................................................................
C. Zaman Tulisan............................................................................................................
D. Zaman Cetak...............................................................................................................
A. Kesimpulan ................................................................................................................
B. Saran ...........................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Komunikasi massa merujuk pada proses penyampaian pesan kepada khalayak yang luas
melalui media massa. Ini melibatkan penggunaan media seperti surat kabar, majalah, televisi,
radio, dan internet untuk menyebarkan informasi, pendapat, hiburan, atau pesan lainnya
pesan (seperti wartawan, penulis, atau produser) dengan audiens yang berjumlah besar.
Tujuan utama komunikasi massa adalah menyampaikan pesan kepada audiens yang luas,
Dalam komunikasi massa, media berperan sebagai perantara atau saluran yang
memungkinkan pesan disebarkan kepada khalayak. Media massa memiliki kekuatan untuk
mencapai audiens yang jauh lebih besar daripada komunikasi interpersonal, yang terjadi
tujuan, seperti menyampaikan informasi, membentuk opini publik, mempengaruhi sikap dan
dan internet telah mengubah dan memperluas lingkup komunikasi massa. Saat ini, media
sosial dan platform digital memainkan peran penting dalam memfasilitasi komunikasi massa
dengan memungkinkan individu untuk menjadi produsen dan konsumen konten secara
perlindungan terhadap privasi adalah beberapa isu yang terkait dengan komunikasi massa
C. Tujuan Penulisan
D. Manfaat
1. Sebagai ilmu pengetahuan yang dapat membuat siswa lebih memahami asal usul
komunikasi massa
PEMBAHASAN
Ada beberapa era yang bisa dijadikan dasar pijakan untuk melihat sejarah perkembangan
komunikasi massa. Menurut Melvin DeFleur dan Sandra J. Ball-Rokeach dalam bukunya
komunikasi massa
(1) zaman penggunaan tanda dan isyarat sebagai alat komunikasi (the age of signs and
signals)
(2) zaman digunakannya percakapan dan bahasa sebagai alat berkomunikasi (the age of
(3) zaman digunakannya tulisan sebagai alat komunikasi (the age of writing)
(4) zaman digunakannya media cetak sebagai alat komunikasi (the age of print)
(5) zaman digunakannya media massa sebagai alat komunikasi (the age of mass
communication).
Meskipun tahapan yang dibuat tersebut di atas masih menimbulkan perdebatan yang tak
kujung usai, tetapi ia bisa dijadikan dasar patokan untuk melihat perkembangan sejarah
komunikasi manusia.
Era ini adalah yang paling awal dalam sejarah perkembangan manusia. Era ini muncul jauh
sebelum nenek moyang manusia bisa berjalan tegak. Dalam berkomunikasi satu sama lain,
peran insting (meskipun masih sangat rendah) sangatlah penting sekali. Bisa dikatakan,
proses komunikasi manusia lebih berdasarkan insting dan bukan rasionya. Itu semua terjadi
karena kemampuan kapasitas otak manusia masih sangat terbatas sekali. Perkembangan otak
mereka juga sangat lamban. Oleh karena itu, era ini berjalan dalam ribuan tahun sebelum
digunakannya gerak isyarat, bunyi-bunyian, dan tanda jenis lain yang dapat digunakan dalam
proses komunikasi. Jadi, sebelum manusia memasuki zaman tanda dan isyarat, manusia
manusia itu sudah menggunakan "ucapan" dalam proses komunikasi. Tetapi, proses
komunikasi yang dimaksud bukan seperti yang dilakukan manusia saat ini. Pola komunikasi
yang dijalankan hampir menyerupai kehidupan binatang saat ini (sekali lagi lepas dari
pendapat apakah manusia itu berasal dari binatang atau tidak). Kalau kita mengamati
binatang, dalam proses komunikasi mereka sering menggunakan tangisan, jeritan dan bentuk
tubuh sebagai tanda bahaya, tersedianya makanan, atau koordinasi untuk berburu. Maka,
proses komunikasi yang dilakukan manusia di era awal perkembangannya hampir sama
Bisa dikatakan bahwa komunikasi yang dilakukan pada era ini (bahkan mungkin sebelum
manusia membuat peralatan sebagai "alat bantu" dalam berkomunikasi) sama dengan kondisi
atau perilaku berkomunikasi yang dilakukan binatang pada saat ini (yang biasanya
menggunakan sinyal atau tanda untuk berkomunikasi). Pada era ini peran indera pendengar
menjadi alat yang sangat penting dalam melakukan proses komunikasi. Dari kenyataan ini
bisa dikatakan bahwa keadaan fisik yang dipunyai menjadi faktor penting dalam proses
berkomunikasi. Misalnya, geraman, dengkuran, jeritan yang semua itu sangat tergantung
pada keadaan fisiknya. Mereka yang berfisik besar atau kuat akan dengan mudah melakukan
komunikasi. Faktor-faktor inilah yang mendudukkan peran indera pendengaran menjadi hal
penting dalam proses komunikasi pada waktu itu. Meskipun mereka juga bisa melakukan
komunikasi dengan memakai gerak isyarat tangan, dan bentuk posisi tubuhnya.
B. Bahasa lisan
Asal usul komunikasi manusia melalui bahasa lisan sangat sulit dilacak secara pasti karena
tidak ada catatan tertulis yang dapat memberikan informasi mengenai perkembangan awal
bahasa manusia. Namun, para ahli linguistik memiliki beberapa teori tentang bagaimana
Satu teori yang dikenal sebagai teori "Big Bang" menyatakan bahwa kemampuan bahasa
manusia berkembang secara tiba-tiba dan drastis, mirip dengan ledakan. Menurut teori ini,
ada suatu titik di mana manusia purba secara mendadak memperoleh kemampuan bahasa
yang kompleks. Namun, teori ini masih menjadi sumber perdebatan dan belum ada konsensus
Teori lain yang lebih diterima oleh banyak ahli linguistik adalah teori evolusi bertahap bahasa
manusia. Teori ini menyatakan bahwa kemampuan berkomunikasi melalui bahasa lisan
berkembang secara bertahap seiring dengan evolusi manusia. Awalnya, manusia purba
mungkin menggunakan bahasa isyarat dan suara vokal sederhana untuk berkomunikasi.
Seiring waktu, mereka mulai mengembangkan sistem vokal yang lebih kompleks dan
lainnya.
Di era ini ditandai dengan lahir nya embrio kemampuan untuk berbicara dan berbahasa secara
terbata-bata dalam kelompok masyarakat tertentu. Oleh karena itu, manusia era ini sering
disebut dengan homosapiens. Dari penelitian yang pernah dilakukan, kemampuan berbicara
dalam sistem bahasa baru terjadi sekitar 90.000 tahun sampai 40.000 tahun sebelum masehi.
Sementara itu, bahasa secara lengkap mulai digunakan kira-kira 35.000 tahun sebelum
masehi.
Manusia jenis Cro Magnon menjadi ciri utama era ini. Di awal periode kehidupannya,
manusia jenis itu sudah mempunyai keahlian di dalam membuat peralatan yang barasal dari
batu. Sebagaimana kita ketahui, budaya manusia awalnya dimulai dengan tulisan. Zaman
batu merupakan salah satu perkembangan awal pengenalan bahasa yang ditulis (meskipun
hanya berupa gambar yang dibuat dalam batu). Pada awal sejarah perkembangan manusia
dalam mengenal tulisan. Mereka telah dapat memahat atau mengukir gambar binatang dan
manusia pada tulang, batu, taring, dan bahan-bahan yang lain. Manusia pada era ini biasanya
mewariskan lukisan indah pada dinding beberapa gua di daerah mereka tinggal. Ratusan gua
Kemampuan yang dimiliki manusia pada era ini memang tidak menyebabkan perubahan yang
besar. Tetapi secara pasti sangat memungkinkan peradaban mereka bergerak maju dengan
pasti. Kata-kata, angka, dan simbol lain termasuk aturan berbahasa yang telah dibangun
sosial mereka. Dengan sistem simbolik yang dimiliki individu dapat mengklasifikasi,
mengirim, menerima, dan mengerti pesan lebih baik. Pendek kata, perubahan komunikasi
percakapan dan bahasa telah mengantarkan budaya mereka berubah secara drastis. Awalnya
dari hanya berburu menuju ke pembangunan peradaban klasik yang besar dan monumental.
Meskipun bahasa sendiri tidak membawa perubahan secara langsung, era ini tidak akan
C. Zaman Tulisan
Setelah berlangsung ribuan tahun lamanya, sampailah manusia ke zaman tulisan (era ini
muncul sekitar 5000 tahun sebelum masehi). Artinya, komunikasi yang dilakukan tidak lagi
mengandalkan lisan, tetapi tertulis, meskipun ini bukan berarti mereka tak lagi menggunakan
komunikasi lisan. Mereka tetap menggunakan bahasa lisan, tetapi didukung pula oleh bahasa
Sejarah tulisan itu sendiri adalah salah satu dari proses pergantian dari gambaran pictografi
menyatakan maksud yang lebih spesifik. Era ini juga bisa disebut proses awal usaha manusia
Manusia Cro Magnon menjadi titik awal usaha manusia merekam informasi dengan
menggambarkan kembali kehidupan binatang dan adegan dalam memburu binatang pada
batu. Itulah media pertama kali yang dikenal manusia (terutama sekali yang tertulis). Kita
juga telah mengetahui bahwa orang-orang Cro Magnon memproduksi lukisan bagus pada
dinding-dinding gua. Jadi, sejarah tulisan itu sendiri sejalan dengan usaha manusia untuk
Sebuah prasasti yang ditemukan menginformasikan bahwa sekitar 4000 tahun SM ditemukan
kota kuno di Mesopotamia dan Mesir. Sebagian besar prasasti ini menggambarkan lukisan
dengan kasar atau goresan pada dinding bangunan. Dari penemuan prasasti ini bisa
dikemukakan bahwa sudah ada standarisasi makna pesan. Misalnya secara sederhana
gambaran matahari bisa berarti siang hari, membungkuk dengan tanda panah berarti berburu,
garis yang berombak berarti danau atau sungai. Semua ini menjadi simbol awal dari
sejarah kemunculan era tulisan. Standarisasi yang terjadi di dua kota kuno tersebut menjadi
salah satu solusi manusia dalam menyampaikan pesan. Pesan-pesan itu jelas bisa mengatasi
jarak dan waktu. Dengan standarisasi seperti itu sangat mungkin untuk menyampaikan pean-
pesan dari orang yang berjauhan letaknya atau bahkan pesan dari orang yang sudah
meninggal dunia.
Bangsa Mesir menjadi penemu pertama pengembangan sistem glyps atau karakter simbolis.
Pada tahap pertama kali mereka mengukir di atas batu, tetapi di waktu yang lain mereka
menggambar dan melukis. Glyps milik orang mesir ini bisa dijadikan alasan awal munculnya
standarisasi makna. Sistem ini hampir sama seperti yang dipunyai bangsa China dewasa ini.
Tulisan alpabet muncul kurang dari seratus tahun kemudian dan berkembang secara cepat.
Tulisan tersebut kemudian menyebar ke seluruh dunia kuno, dan baru beberapa abad
kemudian sampai ke negeri Yunani. Lambat laun gagasan penggunaan simbol huruf
konsonan dan vokal muncul, lalu kemudian suku kata. Waktu itu karakter yang dibutuhkan
kurang lebih seratus. Suatu jumlah yang sangat besar tentunya. Padahal saat sekarang kita
Orang-orang Mesir awal mulanya sangat menyukai karakter simbolis tertentu. Tetapi lambat-
laun mereka menggunakan konsonan saja. Meskipun sulit dimengerti, tetapi menjadi
perkembangan tersendiri dan berarti bagi proses pengenalan huruf-huruf. Misalnya, kita
menulis "bldg" dan mengatakan "building". Jika kita tidak melengkapinya dengan vokal jelas
akan sulit bukan?. Bisa jadi "bldg" diartikan dengan "buldog" atau "bledeg" (petir). Ini salah
satu alasan bahwa bangsa Mesir menulis pesan-pesan itu dengan tidak jelas dan tidak lengkap
bahkan bentuknya lebih sulit. Akhirnya, bangsa Mesir membangun tulisan phonetic, tetapi itu
bisa dikatakan sudah terlambat jika dibandingkan dengan perkembangannya di negara lain.
Sesudah banyak variasi pembahasan sejarah perkembangan tulisan, satu kejadian yang tidak
boleh kita tinggalkan adalah yang terjadi di Yunani. Bangsa ini telah secara efektif dan
sederhana mempunyai sistem standarisasi huruf. Sekitar 500 tahun SM mereka telah secara
luas menggunakan alpabet. Akhirnya, alpabet orang-orang Yunani masuk ke Roma yang
kemudian dibangun serta dimodifikasi. Dewasa ini, kita menggunakan huruf-huruf kapital
(majuscule) dan huruf kecil (minuscule) yang berasal dari Roma itu.
Lambat laun sistem tulisan alpabetis ini berkembang secara cepat dan lengkap. Tanpa
bantuan sistem tulisan ini bisa jadi populasi penduduk yang buta huruf akan menjadi lebih
besar. Perkembangan yang penting pun terjadi pula dalam ilmu pengetahuan, lukisan,
pemerintahan dan keagamaan. Tingkat melek huruf yang kian meningkat mau tidak mau
Sekitar 2500 tahun (sebelum munculnya ajaran Kristen), orang Mesir menemukan metode
pembuatan jenis kertas yang dapat tahan lama dari papyrus. Dibandingkan dengan batu,
papyrus jelas lebih baik. Alasannya, lebih mudah menulis di papyrus dengan kuas dan tinta
daripada memahat di atas batu. Papyrus itu sendiri asal-usulnya ditemukan dimuara sungai
Nil.
mengirimkan pesan tertulis dan merekam berbagai macam informasi. Tingkat melek huruf
yang baik menjadi keahlian yang sangat berharga. Bahkan menjadi pembuka jalan bagi
kemakmuran masyarakatnya. Para ahli (yang bisa membaca dan memahami sebuah tulisan)
menjadi kelas istimewa dan mempunyai hak khusus dibawah kontrol elit. Ini tak lain karena
adanya perrubahan besar di bidang politik dan institusi keagamaan yang terus berlangsung.
Perpustakaan pun dibuka dan doktrin agama serta kitab Injil ditulis. Sekolah-sekolah
bermunculan untuk mencetak para ahli, bahkan seni dan ilmu pengetahuan mulai berkembang
pula. Kesuksesan ini membawa berkah pada perkembangan tulisan karena semua hal bisa
ditulis. Observasi dalam ilmu pengetahuan pun akhirnya bisa direkam. Gagasan yang dibuat
Fenomena ini menjadi tahapan yang penting dalam proses menuju zaman digunakannya
D. Zaman Cetak
Lepas dari zaman tulisan, salah satu penyempurnaan paling besar dari perkembangan
memproduksi buku-buku dengan menyiapkan manu scripti (manuskrip) berupa salinan yang
dicetak dengan menggunakan tangan (sebenarnya, Asa Briggs dan Peter Burke (2006)
pernah mencatat bahwa manuskrip ini sudah diproduksi dua abad sebelum ditemukannya
mesin cetak). Walaupun hal demikian merupakan perkembangan bagus dalam dunia tulisan,
proses tersebut sering tidak lepas dari kesalahan. Lebih penting lagi adalah jumlah buku-buku
yang disediakan sama sekali terbatas. Cetakan membawa perubahan yang fantastis. Ratusan
bahkan ribuan salinan buku-buku tertentu dapat diproduksi dengan tepat dan cepat. Bisa
Hal penting yang mengikuti perkembangan era cetak ini adalah penggunaan kertas sebagai
bahan untuk merekam tulisan. Hal demikian sudah dimulai di dunia Islam sepanjang abad ke
18 dengan kertas kulit (meskipun sebenarnya kertas sudah muncul di China). Lama
kelamaan, sistem pemakaian tulisan di atas kertas tersebar ke umat Kristen Eropa, khususnya
ketika tentara Moors menduduki Spanyol. Tulisan yang awal mulanya dimonopoli oleh
kalangan pendeta, elite politik, ilmuwan dan ahli lain mulai bergeser. Masyarakat umum yang
tertua dalam proses cetak mencetak. Kemudian proses itu dilanjutkan dengan mecetak di
dalam balok kayu lunak, baru kemudian digunakan tinta atau mencetak ke dalam kertas.
Orang-orang China sendiri telah melakukan proses mencetak pada tahun 800 Masehi. Satu
penemuan penting yang dilakukan orang China adalah mereka telah berhasil mencetak buku
Di Cina dan Jepang teknik percetakan yang sudah dimulai dari abad ke-8 itu baru memakai
metode yang biasa dikenal sebagai "percetakan balok", yaitu blok kayu berukir yang bisa
digunakan untuk mencetak satu halan tunggal dari suatu teks khusus. Pada permulaan abad
ke-15 orang Korea telah menciptakan suatu bentuk yang dapat digerakkan dengan apa yang
telah digambarkan oleh ilmuwan Perancis Henri-Jean Martin sebagai "sesuatu kemiripan
yang hampir bersifat khayal dengan apa yang dibuat Gutenberg. Akibatnya, penemuan Barat
mungkin sekali didorong oleh berita-berita tentang apa yang telah terjadi di Timur (Asa
Cetakan sebagai mana yang kita ketahui saat ini tidak mungkin terjadi tanpa perantaraan
tukang emas di Mainz, Jerman pada tahun 1455. Tukang emas ini kemudian dikenal dengan
nama Johan Gutenberg. Dialah yang awal mulanya memperkenalkan cara unik mencetak.
Sesudah melakukan banyak percobaan, dia membangun gagasan dengan membuat mesin
baja untuk masing-masing huruf. Ternyata, mesin cetaknya mampu mencetak secara benar
dan tepat, paling tidak jika hanya dibandingkan dengan salinan tulisan dengan memakai
tangan.
cetakan. Tetapi dia khawatir, jangan-jangan penemuannya akan diaggap orang lain sebagai
tiruan murah dari tulisan tangan. Kekhawatiran itu justru membuat dia sangat hati-hati.
Kemudian, dia melakukan proyek pertama kali dengan mencetak Injil dan ternyata
percobannya sungguh luar biasa, tetapi Gutenberg sebenarnya tidak pernah menikmati hasil
kreativitas dan imajinasinya, meskipun orang lain jelas akan mengakui kehebatan
penemuannya. Ceritanya, suatu saat dia meminjam uang kepada pengacaranya untuk
(mencetak Injil yang belum pernah dilakukan orang lain) pengacaranya menuntut
dan semua penemuannya (200 Injil yang sudah tecetak dan segala hal yang dia miliki).
Sepuluh tahun kemudian Gutenberg meninggal di dalam kemiskinan dan keputusasaan. Dia
tidak pernah menyangka bahwa penemuannya itu menjadi titik awal munculnya abad cetakan
dan sangat berguna bagi umat manusia dewasa ini, khususnya awal munculnya era
komunikasi massa. Bisa dikatakan, inilah babak awal yang menjadi embrio munculnya era
komunikasi massa.
Praktik mencetak kemudian tersebar di seluruh Eropa malalui penyebaran para pencetak
orang Jerman. Pada tahun 1500 saja percetakan telah didirikan di lebih dari 250 tempat di
mencapai Basel tahun 1466, Roma tahun 1467, Paris dan Pilsen tahun 1468, Venesia tahun
1469, Leuven, Valencia, Krakow dan Buda tahun 1473, Westminster (berbeda dari kota
London) tahun 1476, dan Praha tahun 1477. Diantara mereka, percetakan ini telah
menghasilkan kira-kira 27.000 judul pada tahun 1500, yang berarti bahwa (dengan perkiraan
rata-rata hasil cetak 500 eksemplar setiap judulnya) kira-kira 13 juta buku telah beredar pada
tanggal itu di Eropa yang berpenduduk 100 juta orang. Kira-kira 2 juta dari buku-buku itu
dihasilkan di Venice saja, sedangkan Paris merupakan suatu pusat percetakan penting yang
lain, dengan 181 tempat kerja pada tahun 1500 (Asa Briggs dan Peter Burke, 2006).
Awal abad ke 16 baru saja dimulai, mesin cetak Gutenberg telah mampu mencetak dan
melipat gandakan cetakan yang dapat dipindah telah mampu mencetak ribuan salinan buku
cetak di atas kertas. Mereka menerbitkannya ke dalam bahasa Eropa dan bahasa lain. Hasil
cetakan itu dapat dibaca oleh setiap orang yang mampu membaca ke dalam bahasanya
masing-masing. Tersedianya buku-buku itu memacu perluasan akan arti pentingnya belajar
membaca.
Ide dasar pengembangan surat kabar lebih awal di benua Eropa, Inggris dan "Dunia Baru"
(negara taklukan atau yang ditemukan masyarakat Eropa). Pers kolonial orang Amerika baru
mapan beberapa tahun sebelum Amerika Serikat ditemukan sebagai negara baru. Di Amerika
sendiri baru tahun 1830-an ada surat kabar di New York yang boleh dibilang sukses. Surat
kabar tersebut bisa disebarkan ke beberapa belahan dunia. Pada dekade ke tiga abad ke 19
dampak perkembangan cepat dari media cetak sungguh terasa sekali. Bahkan sudah ada
gagasan untuk mengkombinasikan surat kabar ke dalam media massa komunikasi lainnya.
Melvin D Fleur dan Sandra J. Ball-Rokeach (1989) mengatakan, ada dua hal penting yang
layak dicermati dalam era ini. Pertama, media surat kabar dan juga media cetak lainnya bisa
muncul setelah seperangkat kompleksitas elemen budaya muncul dan terus berkembang di
masyarakat. Kedua, seperti hampir terjadi pada semua penemuan sebelumnya, penemuan
mesin cetak merupakan gabungan antar elemen dalam masyarakat. Masyarakat menerima
perkembangan media cetak itu karena tak lain sebagai sebuah kompleks budaya yang terus
berkembang.
Di akhir abad ke 19 menjadi jelas munculnya beberapa bentuk media cetak seperti surat
kabar, buku dan majalah yang semua itu digunakan secara luas oleh masyarakat. Media
tersebut mewakili bentuk baru komunikasi yang mempengaruhi tidak hanya pola interaksi di
dalam komunitas dan masyarakat, tetapi juga pandangan psikologis. Sekedar contoh, ahli
sosiologi Amerika Charles Horton Cooley menyatakan, ada beberapa faktor yang membuat
media baru jauh lebih efisien dari pada proses-proses komunikasi pada masyarakat
sebelumnya. Media baru itu lebih efektif sebagaimana yang dia katakan sebagai; 1)
(mengatasi waktu), 3) swiffness (mengatasi ruang), dan 4) diffussion (jalan masuk ke kelas-
Pada permulaan abad ke-20, masyarakat Barat melakukan percobaan untuk mengembangan
teknik komunikasi yang paling luas. Sepanjang masa pertama dekade abad ke-20 motion
picture menjadi media hiburan keluarga. Ini diikuti pada tahun 1920-an dengan
pengembangan radio rumah tangga dan pada tahun 1940-an dengan dimulainya televisi
rumah tangga. Bahkan pada awal tahun 1950-an radio telah mengalami titik jenuh pada
keluarga Amerika. Radio berkembang lebih cepat dengan melakukan penetrasi yang kian
meningkat dalam bentuk radio kamar tidur dan dapur dengan didukung pertumbuhan
sejumlah menara pemancar. Pada akhir tahun 1950-an dan awal 1960-an televisi juga
mengalami titik jenuh. Pada tahun-tahun selanjutnya, media baru ditambahkan seperti
vidiotek, televisi kabel dan sebagainya. Komunikasi massa menjadi satu hal penting dan
Abad komunikasi massa dipaksa berkembang lebih cepat lagi dengan munculnya internet
sebagai bagian dari media massa. Internet telah mampu mengatasi ruang dan waktu proses
penyebaran informasi di dunia ini. Apalagi internet kemudian diintegrasikan dengan media
massa lain seperti televisi, radio, dan media cetak, bahkan media massa selain internet itu
pada akhirnya membutuhkan internet sebagai alat penyebaran informasi pula. Itu bisa terjadi
karena kemampuan manusia yang terus melakukan pengembangan, eksplorasi, dan penelitian
menunjukkan dua faktor utama. Pertama, "revolusi" komunikasi sedang terjadi sepanjang
keberadaan manusia. Masing-masing menyediakan sebuah alat perubahan penting yang dapat
dibawa untuk memikirkan diri manusia, organisasi masyarakat dan akumulasi budaya.
Kedua, pertumbuhan media massa telah terjadi dengan sangat luar biasa akhir-akhir ini.
Bahkan banyak peristiwa utama di dunia ini berlangsung seumur hidup manusia, kita tidak
bisa lepas dari media massa. Bagi empat generasi paling tua tidak ada motion picture yang
bisa dilihat pada Malam Minggu sepanjang waktu muda mereka. Masing-masing media
bertambah kompleks dan sempurna. Akumulasi peralatan media ini telah menjadikan
Saat ini, kita hidup dalam masyarakat yang terus berubah. Kadang-kadang sulit untuk
membedakan yang mana perubahan penting diantara banyak perubahan yang telah terjadi.
masyarakat yang berbeda satu sama lain. Perubahan dalam cara berkomunikasi yang
dilakukan umat manusia yang jelas telah membawa perubahan penting dalam hidup mereka.
Apalagi saat ini, telah muncul komunikasi dengan memakai satelit. Acara yang disiarkan oleh
media elektronik misalnya, tidak lagi direkam tetapi banyak yang disiarkan secara langsung.
Dan tentunya, dampak yang ditimbulkannya pun semakin terasa. Anak-anak misalnya, punya
peluang untuk menghabiskan waktunya berjam-jam di depan televisi dari pada untuk belajar.
Bahkan bisa dikatakan, mereka sedang belajar dari televisi itu sendiri.
Dan lagi, munculnya internet sebagai bentuk komunikasi massa yang paling baru membawa
pengaruh yang tidak sedikit pula. Internet telah mengambil peran revolusi komunikasi yang
kian kompleks. Orang tidak perlu susah-susah mengirim surat dengan memakai jasa pos,
tetapi cukup memakai surat elektronik (e-mail) dengan perantaraan internet akan cepat
sampai di alamat tujuan. Seseorang juga bisa berkomunikasi melalaui chatting dengan teman
atau keluarganya yang jauh di luar pulau atau benua. Inilah abad komunikasi massa. Semua
dipercepat, dipermudah, disederhanakan, tetapi dampak negatif yang ditimbulkan juga akan
lebih nyata dan besar. Munculnya era komunikasi massa adalah keniscayaan yang tidak bisa
melakukan komunikasi. Semakin cesdas manusia, semakin kompleks dan rumit komunikasi
yang dilakukan.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
komunikasi massa telah berkembang sepanjang sejarah manusia, dimulai dari zaman primitif
Komunikasi massa dimulai sejak zaman prasejarah, ketika manusia pertama kali
Penemuan tulisan menjadi tonggak penting dalam perkembangan komunikasi massa. Dengan
tulisan, informasi dapat disimpan dan disebarkan dengan lebih efisien, memungkinkan
Gutenberg pada abad ke-15 menjadi perubahan revolusioner dalam komunikasi massa. Hal
ini memungkinkan produksi cepat dan massal buku-buku, brosur, dan surat kabar.
Revolusi industri pada abad ke-18 dan ke-19 membawa perubahan signifikan dalam
Perkembangan teknologi elektronik pada abad ke-20, seperti radio, televisi, dan internet,
mengubah wajah komunikasi massa. Radio dan televisi memungkinkan penyiaran siaran
langsung dan mencapai audiens yang lebih besar. Internet kemudian membawa revolusi
komunikasi massa dengan memungkinkan pertukaran informasi yang cepat dan mudah di
seluruh dunia.Dalam era digital saat ini, komunikasi massa semakin terintegrasi dengan
teknologi. Media sosial, platform streaming, dan perangkat mobile memungkinkan individu
sejarah, dimulai dari perkembangan bahasa dan tulisan hingga era digital yang kita alami saat
ini. Perkembangan teknologi terus mendorong perubahan dalam cara komunikasi massa
dilakukan, dan kita dapat melihat dampaknya dalam kehidupan sehari-hari kita.
B. Saran
Demikianlah yang dapatkami sampaikan mengenai materi yang menjadi bahasan dalam
makalah ini, tentunya banyak kekurangan dan kelemahan kerena terbatasnya pengetahuan
kurangnya rujukan atau referensi yang kami peroleh hubungannya dengan makalah ini. Kami
banyak berharap kepada para pembaca memberikan kritik dan saran yang membangun
kepada kami demi sempurnanya makalah ini. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi
DAFTAR PUSTAKA
Wasko, J. (2014). Signs of the Times: The Visual Rhetoric of Mass-Mediated Political
Events. Critical Studies in Media Communication, 31(5), 353-369.Barthes, R. (1977). Image,
Music, Text. London: Fontana Press.
Goody, J., & Watt, I. (1968). The Consequences of Literacy. Comparative Studies in Society
and History, 5(3), 304-345.
Olson, D. R. (1994). The World on Paper: The Conceptual and Cognitive Implications of
Writing and Reading. Cambridge: Cambridge University Press.
Briggs, A., & Burke, P. (2009). A Social History of the Media: From Gutenberg to the
Internet. Cambridge: Polity Press.