Anda di halaman 1dari 23

ASAL USUL KOMUNIKASI MASSA

OLEH: KELOMPOK 1

JULIA ALKARSA (C1D122066)


NABILA SOFI MULANI (C1D122079)
RACHMI SRI NANDA (C1D122086)
AGISTA ATRIANI PURBA (C1D122103)
MUHAMMAD NURCHOLIS (C1D122076)
DZAKY ANANDITYA (C1D122118)
FIJRIAH (C1D122061)
ASRIANI (C1D122111)
AFRIZAL (C1D122102)
ARDAN (C1D122108)

PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI


FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS HALU OLEO
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami (kelompok 1) panjatkan kehadirat Allah SWT. Karena atas segala rahmat
dan karuniaNya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini. Adapun judul makalah ini
adalah “Asal usul komunikasi massa”. Kami sangat berharap semoga makalah ini dapat
menambah pengetahuan dan pengalaman bagi pembaca. Bahkan kami berharap lebih jauh
lagi agar makalah ini bisa membuka wawasan pemikiran pembaca. Bagi kami sebagai
penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan makalah ini karena
keterbatasan pengetahuan dan pengalaman. Untuk itu kami sangat mengharapkan kritik dan
saran yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Kendari, 30 Mei 2023


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..................................................................................................................

DAFTAR ISI ................................................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN.............................................................................................................

A. Latar Belakang ..........................................................................................................

B. Rumusan Masalah......................................................................................................

C. Tujuan Penulisan........................................................................................................

D. Manfaat.......................................................................................................................

BAB II PEMBAHASAN..............................................................................................................

1.1Asal Usul Komunikasi Massa ...................................................................................

A. Zaman Tanda Dan Isyarat.........................................................................................

B. Zaman Bahasa Lisan..................................................................................................

C. Zaman Tulisan............................................................................................................

D. Zaman Cetak...............................................................................................................

E. Zaman Komunikasi Massa.........................................................................................

BAB III PENUTUP......................................................................................................................

A. Kesimpulan ................................................................................................................

B. Saran ...........................................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Komunikasi massa merujuk pada proses penyampaian pesan kepada khalayak yang luas

melalui media massa. Ini melibatkan penggunaan media seperti surat kabar, majalah, televisi,

radio, dan internet untuk menyebarkan informasi, pendapat, hiburan, atau pesan lainnya

kepada masyarakat secara massal.Komunikasi massa melibatkan interaksi antara sumber

pesan (seperti wartawan, penulis, atau produser) dengan audiens yang berjumlah besar.

Tujuan utama komunikasi massa adalah menyampaikan pesan kepada audiens yang luas,

yang mencakup individu-individu yang tersebar di berbagai wilayah geografis.

Dalam komunikasi massa, media berperan sebagai perantara atau saluran yang

memungkinkan pesan disebarkan kepada khalayak. Media massa memiliki kekuatan untuk

mencapai audiens yang jauh lebih besar daripada komunikasi interpersonal, yang terjadi

antara individu-individu secara langsung.Komunikasi massa dapat digunakan untuk berbagai

tujuan, seperti menyampaikan informasi, membentuk opini publik, mempengaruhi sikap dan

perilaku masyarakat, menyediakan hiburan, mempromosikan produk atau jasa, serta

mendukung pendidikan dan pemberdayaan masyarakat.Perkembangan teknologi informasi

dan internet telah mengubah dan memperluas lingkup komunikasi massa. Saat ini, media

sosial dan platform digital memainkan peran penting dalam memfasilitasi komunikasi massa

dengan memungkinkan individu untuk menjadi produsen dan konsumen konten secara

bersamaan.Dalam komunikasi massa, penting untuk mempertimbangkan etika dan tanggung

jawab media. Kebebasan pers, keberagaman pendapat, keakuratan informasi, dan

perlindungan terhadap privasi adalah beberapa isu yang terkait dengan komunikasi massa

yang perlu diperhatikan.


B. Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah dalam makalah ini ialah:

1.Bagaimana asal usul komunikasi massaa?

2. Apa saja zaman-zaman dalam asal-usul komunikasi massa?

C. Tujuan Penulisan

Adapun tujuan dalam pembuatan makalah ini ialah:

1. Untuk mengetahui sejarah atau asal usul komunikasi massa

2. Untuk mengetahui zaman-zaman dalam asal usul komunikasi massa

D. Manfaat

Adapun manfaat makalah ini adalah:

1. Sebagai ilmu pengetahuan yang dapat membuat siswa lebih memahami asal usul

komunikasi massa

2. Dengan pelajaran ini siswa dapat mengetahui dan menambah wawasan


BAB 11

PEMBAHASAN

1.1 asal usul komunikasi massa

Ada beberapa era yang bisa dijadikan dasar pijakan untuk melihat sejarah perkembangan

komunikasi massa. Menurut Melvin DeFleur dan Sandra J. Ball-Rokeach dalam bukunya

Theories of Mass Communication (1989) setidaknya disebutkan ada lima revolusi

komunikasi massa

(1) zaman penggunaan tanda dan isyarat sebagai alat komunikasi (the age of signs and

signals)

(2) zaman digunakannya percakapan dan bahasa sebagai alat berkomunikasi (the age of

speech and language)

(3) zaman digunakannya tulisan sebagai alat komunikasi (the age of writing)

(4) zaman digunakannya media cetak sebagai alat komunikasi (the age of print)

(5) zaman digunakannya media massa sebagai alat komunikasi (the age of mass

communication).

Meskipun tahapan yang dibuat tersebut di atas masih menimbulkan perdebatan yang tak

kujung usai, tetapi ia bisa dijadikan dasar patokan untuk melihat perkembangan sejarah

komunikasi manusia.

A. Zaman Tanda dan Isyarat

Era ini adalah yang paling awal dalam sejarah perkembangan manusia. Era ini muncul jauh

sebelum nenek moyang manusia bisa berjalan tegak. Dalam berkomunikasi satu sama lain,
peran insting (meskipun masih sangat rendah) sangatlah penting sekali. Bisa dikatakan,

proses komunikasi manusia lebih berdasarkan insting dan bukan rasionya. Itu semua terjadi

karena kemampuan kapasitas otak manusia masih sangat terbatas sekali. Perkembangan otak

mereka juga sangat lamban. Oleh karena itu, era ini berjalan dalam ribuan tahun sebelum

digunakannya gerak isyarat, bunyi-bunyian, dan tanda jenis lain yang dapat digunakan dalam

proses komunikasi. Jadi, sebelum manusia memasuki zaman tanda dan isyarat, manusia

mengadakan komunikasi dengan menggunakan instingnya. Dengan kata lain, sebenarnya

manusia itu sudah menggunakan "ucapan" dalam proses komunikasi. Tetapi, proses

komunikasi yang dimaksud bukan seperti yang dilakukan manusia saat ini. Pola komunikasi

yang dijalankan hampir menyerupai kehidupan binatang saat ini (sekali lagi lepas dari

pendapat apakah manusia itu berasal dari binatang atau tidak). Kalau kita mengamati

binatang, dalam proses komunikasi mereka sering menggunakan tangisan, jeritan dan bentuk

tubuh sebagai tanda bahaya, tersedianya makanan, atau koordinasi untuk berburu. Maka,

proses komunikasi yang dilakukan manusia di era awal perkembangannya hampir sama

persis dengan apa yang dilakukan binatang saat ini.

Bisa dikatakan bahwa komunikasi yang dilakukan pada era ini (bahkan mungkin sebelum

manusia membuat peralatan sebagai "alat bantu" dalam berkomunikasi) sama dengan kondisi

atau perilaku berkomunikasi yang dilakukan binatang pada saat ini (yang biasanya

menggunakan sinyal atau tanda untuk berkomunikasi). Pada era ini peran indera pendengar

menjadi alat yang sangat penting dalam melakukan proses komunikasi. Dari kenyataan ini

bisa dikatakan bahwa keadaan fisik yang dipunyai menjadi faktor penting dalam proses

berkomunikasi. Misalnya, geraman, dengkuran, jeritan yang semua itu sangat tergantung

pada keadaan fisiknya. Mereka yang berfisik besar atau kuat akan dengan mudah melakukan

komunikasi. Faktor-faktor inilah yang mendudukkan peran indera pendengaran menjadi hal
penting dalam proses komunikasi pada waktu itu. Meskipun mereka juga bisa melakukan

komunikasi dengan memakai gerak isyarat tangan, dan bentuk posisi tubuhnya.

B. Bahasa lisan

Asal usul komunikasi manusia melalui bahasa lisan sangat sulit dilacak secara pasti karena

tidak ada catatan tertulis yang dapat memberikan informasi mengenai perkembangan awal

bahasa manusia. Namun, para ahli linguistik memiliki beberapa teori tentang bagaimana

manusia mulai menggunakan bahasa lisan untuk berkomunikasi.

Satu teori yang dikenal sebagai teori "Big Bang" menyatakan bahwa kemampuan bahasa

manusia berkembang secara tiba-tiba dan drastis, mirip dengan ledakan. Menurut teori ini,

ada suatu titik di mana manusia purba secara mendadak memperoleh kemampuan bahasa

yang kompleks. Namun, teori ini masih menjadi sumber perdebatan dan belum ada konsensus

ilmiah yang kuat.

Teori lain yang lebih diterima oleh banyak ahli linguistik adalah teori evolusi bertahap bahasa

manusia. Teori ini menyatakan bahwa kemampuan berkomunikasi melalui bahasa lisan

berkembang secara bertahap seiring dengan evolusi manusia. Awalnya, manusia purba

mungkin menggunakan bahasa isyarat dan suara vokal sederhana untuk berkomunikasi.

Seiring waktu, mereka mulai mengembangkan sistem vokal yang lebih kompleks dan

menggunakan kata-kata untuk merepresentasikan objek, tindakan, dan konsep-konsep

lainnya.

Di era ini ditandai dengan lahir nya embrio kemampuan untuk berbicara dan berbahasa secara

terbata-bata dalam kelompok masyarakat tertentu. Oleh karena itu, manusia era ini sering

disebut dengan homosapiens. Dari penelitian yang pernah dilakukan, kemampuan berbicara

dalam sistem bahasa baru terjadi sekitar 90.000 tahun sampai 40.000 tahun sebelum masehi.
Sementara itu, bahasa secara lengkap mulai digunakan kira-kira 35.000 tahun sebelum

masehi.

Manusia jenis Cro Magnon menjadi ciri utama era ini. Di awal periode kehidupannya,

manusia jenis itu sudah mempunyai keahlian di dalam membuat peralatan yang barasal dari

batu. Sebagaimana kita ketahui, budaya manusia awalnya dimulai dengan tulisan. Zaman

batu merupakan salah satu perkembangan awal pengenalan bahasa yang ditulis (meskipun

hanya berupa gambar yang dibuat dalam batu). Pada awal sejarah perkembangan manusia

dalam mengenal tulisan. Mereka telah dapat memahat atau mengukir gambar binatang dan

manusia pada tulang, batu, taring, dan bahan-bahan yang lain. Manusia pada era ini biasanya

mewariskan lukisan indah pada dinding beberapa gua di daerah mereka tinggal. Ratusan gua

itu pernah ditemukan di Spanyol dan Prancis bagian selatan.

Kemampuan yang dimiliki manusia pada era ini memang tidak menyebabkan perubahan yang

besar. Tetapi secara pasti sangat memungkinkan peradaban mereka bergerak maju dengan

pasti. Kata-kata, angka, dan simbol lain termasuk aturan berbahasa yang telah dibangun

memungkinkan keberadaan manusia untuk menanggulangi tantangan lingkungan fisik dan

sosial mereka. Dengan sistem simbolik yang dimiliki individu dapat mengklasifikasi,

mengirim, menerima, dan mengerti pesan lebih baik. Pendek kata, perubahan komunikasi

percakapan dan bahasa telah mengantarkan budaya mereka berubah secara drastis. Awalnya

dari hanya berburu menuju ke pembangunan peradaban klasik yang besar dan monumental.

Meskipun bahasa sendiri tidak membawa perubahan secara langsung, era ini tidak akan

mungkin terjadi tanpanya.

C. Zaman Tulisan
Setelah berlangsung ribuan tahun lamanya, sampailah manusia ke zaman tulisan (era ini

muncul sekitar 5000 tahun sebelum masehi). Artinya, komunikasi yang dilakukan tidak lagi

mengandalkan lisan, tetapi tertulis, meskipun ini bukan berarti mereka tak lagi menggunakan

komunikasi lisan. Mereka tetap menggunakan bahasa lisan, tetapi didukung pula oleh bahasa

tulis. Era ini berlangsung lebih pendek dari era sebelumnya.

Sejarah tulisan itu sendiri adalah salah satu dari proses pergantian dari gambaran pictografi

ke sistem fonetis, dari penggunaan gambar ke penggunaan surat sederhana untuk

menyatakan maksud yang lebih spesifik. Era ini juga bisa disebut proses awal usaha manusia

dalam usahanya merekam informasi dengan melukiskan atau menggambarkan gagasannya.

Manusia Cro Magnon menjadi titik awal usaha manusia merekam informasi dengan

menggambarkan kembali kehidupan binatang dan adegan dalam memburu binatang pada

batu. Itulah media pertama kali yang dikenal manusia (terutama sekali yang tertulis). Kita

juga telah mengetahui bahwa orang-orang Cro Magnon memproduksi lukisan bagus pada

dinding-dinding gua. Jadi, sejarah tulisan itu sendiri sejalan dengan usaha manusia untuk

merekam informasi yang diperolehnya.

Sebuah prasasti yang ditemukan menginformasikan bahwa sekitar 4000 tahun SM ditemukan

kota kuno di Mesopotamia dan Mesir. Sebagian besar prasasti ini menggambarkan lukisan

dengan kasar atau goresan pada dinding bangunan. Dari penemuan prasasti ini bisa

dikemukakan bahwa sudah ada standarisasi makna pesan. Misalnya secara sederhana

gambaran matahari bisa berarti siang hari, membungkuk dengan tanda panah berarti berburu,

garis yang berombak berarti danau atau sungai. Semua ini menjadi simbol awal dari

sejarah kemunculan era tulisan. Standarisasi yang terjadi di dua kota kuno tersebut menjadi

salah satu solusi manusia dalam menyampaikan pesan. Pesan-pesan itu jelas bisa mengatasi
jarak dan waktu. Dengan standarisasi seperti itu sangat mungkin untuk menyampaikan pean-

pesan dari orang yang berjauhan letaknya atau bahkan pesan dari orang yang sudah

meninggal dunia.

Bangsa Mesir menjadi penemu pertama pengembangan sistem glyps atau karakter simbolis.

Pada tahap pertama kali mereka mengukir di atas batu, tetapi di waktu yang lain mereka

menggambar dan melukis. Glyps milik orang mesir ini bisa dijadikan alasan awal munculnya

standarisasi makna. Sistem ini hampir sama seperti yang dipunyai bangsa China dewasa ini.

Tulisan alpabet muncul kurang dari seratus tahun kemudian dan berkembang secara cepat.

Tulisan tersebut kemudian menyebar ke seluruh dunia kuno, dan baru beberapa abad

kemudian sampai ke negeri Yunani. Lambat laun gagasan penggunaan simbol huruf

konsonan dan vokal muncul, lalu kemudian suku kata. Waktu itu karakter yang dibutuhkan

kurang lebih seratus. Suatu jumlah yang sangat besar tentunya. Padahal saat sekarang kita

hanya mengenal duapuluh enam karakter (huruf) saja.

Orang-orang Mesir awal mulanya sangat menyukai karakter simbolis tertentu. Tetapi lambat-

laun mereka menggunakan konsonan saja. Meskipun sulit dimengerti, tetapi menjadi

perkembangan tersendiri dan berarti bagi proses pengenalan huruf-huruf. Misalnya, kita

menulis "bldg" dan mengatakan "building". Jika kita tidak melengkapinya dengan vokal jelas

akan sulit bukan?. Bisa jadi "bldg" diartikan dengan "buldog" atau "bledeg" (petir). Ini salah

satu alasan bahwa bangsa Mesir menulis pesan-pesan itu dengan tidak jelas dan tidak lengkap

bahkan bentuknya lebih sulit. Akhirnya, bangsa Mesir membangun tulisan phonetic, tetapi itu

bisa dikatakan sudah terlambat jika dibandingkan dengan perkembangannya di negara lain.

Sesudah banyak variasi pembahasan sejarah perkembangan tulisan, satu kejadian yang tidak

boleh kita tinggalkan adalah yang terjadi di Yunani. Bangsa ini telah secara efektif dan
sederhana mempunyai sistem standarisasi huruf. Sekitar 500 tahun SM mereka telah secara

luas menggunakan alpabet. Akhirnya, alpabet orang-orang Yunani masuk ke Roma yang

kemudian dibangun serta dimodifikasi. Dewasa ini, kita menggunakan huruf-huruf kapital

(majuscule) dan huruf kecil (minuscule) yang berasal dari Roma itu.

Lambat laun sistem tulisan alpabetis ini berkembang secara cepat dan lengkap. Tanpa

bantuan sistem tulisan ini bisa jadi populasi penduduk yang buta huruf akan menjadi lebih

besar. Perkembangan yang penting pun terjadi pula dalam ilmu pengetahuan, lukisan,

pemerintahan dan keagamaan. Tingkat melek huruf yang kian meningkat mau tidak mau

menjadi salah satu faktor perkembangan ini.

Sekitar 2500 tahun (sebelum munculnya ajaran Kristen), orang Mesir menemukan metode

pembuatan jenis kertas yang dapat tahan lama dari papyrus. Dibandingkan dengan batu,

papyrus jelas lebih baik. Alasannya, lebih mudah menulis di papyrus dengan kuas dan tinta

daripada memahat di atas batu. Papyrus itu sendiri asal-usulnya ditemukan dimuara sungai

Nil.

Perkembangan ini memberikan pengaruh pada perubahan kelembagaan. Sekedar contoh,

orang-orang Mesir di sekitar tahun 2000 tahun SM menggunakan papyrus untuk

mengirimkan pesan tertulis dan merekam berbagai macam informasi. Tingkat melek huruf

yang baik menjadi keahlian yang sangat berharga. Bahkan menjadi pembuka jalan bagi

kemakmuran masyarakatnya. Para ahli (yang bisa membaca dan memahami sebuah tulisan)

menjadi kelas istimewa dan mempunyai hak khusus dibawah kontrol elit. Ini tak lain karena

adanya perrubahan besar di bidang politik dan institusi keagamaan yang terus berlangsung.

Perpustakaan pun dibuka dan doktrin agama serta kitab Injil ditulis. Sekolah-sekolah

bermunculan untuk mencetak para ahli, bahkan seni dan ilmu pengetahuan mulai berkembang
pula. Kesuksesan ini membawa berkah pada perkembangan tulisan karena semua hal bisa

ditulis. Observasi dalam ilmu pengetahuan pun akhirnya bisa direkam. Gagasan yang dibuat

direkam, dilipatgandakan dan digambar serta diwariskan pada generasi selanjutnya.

Fenomena ini menjadi tahapan yang penting dalam proses menuju zaman digunakannya

mesin cetak sebagai alat komunikasi.

D. Zaman Cetak

Lepas dari zaman tulisan, salah satu penyempurnaan paling besar dari perkembangan

komunikasi manusia adalah ditemukannya cetakan. Sebelum abad ke 15 orang-orang Eropa

memproduksi buku-buku dengan menyiapkan manu scripti (manuskrip) berupa salinan yang

dicetak dengan menggunakan tangan (sebenarnya, Asa Briggs dan Peter Burke (2006)

pernah mencatat bahwa manuskrip ini sudah diproduksi dua abad sebelum ditemukannya

mesin cetak). Walaupun hal demikian merupakan perkembangan bagus dalam dunia tulisan,

proses tersebut sering tidak lepas dari kesalahan. Lebih penting lagi adalah jumlah buku-buku

yang disediakan sama sekali terbatas. Cetakan membawa perubahan yang fantastis. Ratusan

bahkan ribuan salinan buku-buku tertentu dapat diproduksi dengan tepat dan cepat. Bisa

dikatakan, penemuan mesin cetak merupakan kemajuan yang menakjubkan.

Hal penting yang mengikuti perkembangan era cetak ini adalah penggunaan kertas sebagai

bahan untuk merekam tulisan. Hal demikian sudah dimulai di dunia Islam sepanjang abad ke

18 dengan kertas kulit (meskipun sebenarnya kertas sudah muncul di China). Lama

kelamaan, sistem pemakaian tulisan di atas kertas tersebar ke umat Kristen Eropa, khususnya

ketika tentara Moors menduduki Spanyol. Tulisan yang awal mulanya dimonopoli oleh

kalangan pendeta, elite politik, ilmuwan dan ahli lain mulai bergeser. Masyarakat umum yang

punya kemampuan untuk menulis dan membaca mulai merasakan kemanfaatannya.


Proses pembuatan cetakan dengan mamakai sebuah tanda pada tanah liat memang yang

tertua dalam proses cetak mencetak. Kemudian proses itu dilanjutkan dengan mecetak di

dalam balok kayu lunak, baru kemudian digunakan tinta atau mencetak ke dalam kertas.

Orang-orang China sendiri telah melakukan proses mencetak pada tahun 800 Masehi. Satu

penemuan penting yang dilakukan orang China adalah mereka telah berhasil mencetak buku

pertama yang berjudul Diamond Sutra.

Di Cina dan Jepang teknik percetakan yang sudah dimulai dari abad ke-8 itu baru memakai

metode yang biasa dikenal sebagai "percetakan balok", yaitu blok kayu berukir yang bisa

digunakan untuk mencetak satu halan tunggal dari suatu teks khusus. Pada permulaan abad

ke-15 orang Korea telah menciptakan suatu bentuk yang dapat digerakkan dengan apa yang

telah digambarkan oleh ilmuwan Perancis Henri-Jean Martin sebagai "sesuatu kemiripan

yang hampir bersifat khayal dengan apa yang dibuat Gutenberg. Akibatnya, penemuan Barat

mungkin sekali didorong oleh berita-berita tentang apa yang telah terjadi di Timur (Asa

Briggs dan Peter Burke, 2006).

Cetakan sebagai mana yang kita ketahui saat ini tidak mungkin terjadi tanpa perantaraan

tukang emas di Mainz, Jerman pada tahun 1455. Tukang emas ini kemudian dikenal dengan

nama Johan Gutenberg. Dialah yang awal mulanya memperkenalkan cara unik mencetak.

Sesudah melakukan banyak percobaan, dia membangun gagasan dengan membuat mesin

baja untuk masing-masing huruf. Ternyata, mesin cetaknya mampu mencetak secara benar

dan tepat, paling tidak jika hanya dibandingkan dengan salinan tulisan dengan memakai

tangan.

Awalnya, Gutenberg sendiri heran bahwa percobaannya bisa melipatgandakan jumlah

cetakan. Tetapi dia khawatir, jangan-jangan penemuannya akan diaggap orang lain sebagai

tiruan murah dari tulisan tangan. Kekhawatiran itu justru membuat dia sangat hati-hati.
Kemudian, dia melakukan proyek pertama kali dengan mencetak Injil dan ternyata

percobannya sungguh luar biasa, tetapi Gutenberg sebenarnya tidak pernah menikmati hasil

kreativitas dan imajinasinya, meskipun orang lain jelas akan mengakui kehebatan

penemuannya. Ceritanya, suatu saat dia meminjam uang kepada pengacaranya untuk

menyempurnakan penemuannya. Baru saja dia menyelesaikan proyeknya yang pertama

(mencetak Injil yang belum pernah dilakukan orang lain) pengacaranya menuntut

pembayaran kembali pinjamannya, bahkan mengadilinya dan "membersihkan" toko, cetakan

dan semua penemuannya (200 Injil yang sudah tecetak dan segala hal yang dia miliki).

Sepuluh tahun kemudian Gutenberg meninggal di dalam kemiskinan dan keputusasaan. Dia

tidak pernah menyangka bahwa penemuannya itu menjadi titik awal munculnya abad cetakan

dan sangat berguna bagi umat manusia dewasa ini, khususnya awal munculnya era

komunikasi massa. Bisa dikatakan, inilah babak awal yang menjadi embrio munculnya era

komunikasi massa.

Praktik mencetak kemudian tersebar di seluruh Eropa malalui penyebaran para pencetak

orang Jerman. Pada tahun 1500 saja percetakan telah didirikan di lebih dari 250 tempat di

Eropa; 80 diantaranya di Italia, 52 di Jerman, dan 43 di Perancis. Percetakan itu telah

mencapai Basel tahun 1466, Roma tahun 1467, Paris dan Pilsen tahun 1468, Venesia tahun

1469, Leuven, Valencia, Krakow dan Buda tahun 1473, Westminster (berbeda dari kota

London) tahun 1476, dan Praha tahun 1477. Diantara mereka, percetakan ini telah

menghasilkan kira-kira 27.000 judul pada tahun 1500, yang berarti bahwa (dengan perkiraan

rata-rata hasil cetak 500 eksemplar setiap judulnya) kira-kira 13 juta buku telah beredar pada

tanggal itu di Eropa yang berpenduduk 100 juta orang. Kira-kira 2 juta dari buku-buku itu

dihasilkan di Venice saja, sedangkan Paris merupakan suatu pusat percetakan penting yang

lain, dengan 181 tempat kerja pada tahun 1500 (Asa Briggs dan Peter Burke, 2006).
Awal abad ke 16 baru saja dimulai, mesin cetak Gutenberg telah mampu mencetak dan

melipat gandakan cetakan yang dapat dipindah telah mampu mencetak ribuan salinan buku

cetak di atas kertas. Mereka menerbitkannya ke dalam bahasa Eropa dan bahasa lain. Hasil

cetakan itu dapat dibaca oleh setiap orang yang mampu membaca ke dalam bahasanya

masing-masing. Tersedianya buku-buku itu memacu perluasan akan arti pentingnya belajar

membaca.

Ide dasar pengembangan surat kabar lebih awal di benua Eropa, Inggris dan "Dunia Baru"

(negara taklukan atau yang ditemukan masyarakat Eropa). Pers kolonial orang Amerika baru

mapan beberapa tahun sebelum Amerika Serikat ditemukan sebagai negara baru. Di Amerika

sendiri baru tahun 1830-an ada surat kabar di New York yang boleh dibilang sukses. Surat

kabar tersebut bisa disebarkan ke beberapa belahan dunia. Pada dekade ke tiga abad ke 19

dampak perkembangan cepat dari media cetak sungguh terasa sekali. Bahkan sudah ada

gagasan untuk mengkombinasikan surat kabar ke dalam media massa komunikasi lainnya.

Melvin D Fleur dan Sandra J. Ball-Rokeach (1989) mengatakan, ada dua hal penting yang

layak dicermati dalam era ini. Pertama, media surat kabar dan juga media cetak lainnya bisa

muncul setelah seperangkat kompleksitas elemen budaya muncul dan terus berkembang di

masyarakat. Kedua, seperti hampir terjadi pada semua penemuan sebelumnya, penemuan

mesin cetak merupakan gabungan antar elemen dalam masyarakat. Masyarakat menerima

perkembangan media cetak itu karena tak lain sebagai sebuah kompleks budaya yang terus

berkembang.

Di akhir abad ke 19 menjadi jelas munculnya beberapa bentuk media cetak seperti surat

kabar, buku dan majalah yang semua itu digunakan secara luas oleh masyarakat. Media
tersebut mewakili bentuk baru komunikasi yang mempengaruhi tidak hanya pola interaksi di

dalam komunitas dan masyarakat, tetapi juga pandangan psikologis. Sekedar contoh, ahli

sosiologi Amerika Charles Horton Cooley menyatakan, ada beberapa faktor yang membuat

media baru jauh lebih efisien dari pada proses-proses komunikasi pada masyarakat

sebelumnya. Media baru itu lebih efektif sebagaimana yang dia katakan sebagai; 1)

expressiveness (membawa perlusan gagasan dan perasaan) 2) permanent of record

(mengatasi waktu), 3) swiffness (mengatasi ruang), dan 4) diffussion (jalan masuk ke kelas-

kelas yang ada dalam masyarakat).

E. Zaman Komunikasi Massa

Pada permulaan abad ke-20, masyarakat Barat melakukan percobaan untuk mengembangan

teknik komunikasi yang paling luas. Sepanjang masa pertama dekade abad ke-20 motion

picture menjadi media hiburan keluarga. Ini diikuti pada tahun 1920-an dengan

pengembangan radio rumah tangga dan pada tahun 1940-an dengan dimulainya televisi

rumah tangga. Bahkan pada awal tahun 1950-an radio telah mengalami titik jenuh pada

keluarga Amerika. Radio berkembang lebih cepat dengan melakukan penetrasi yang kian

meningkat dalam bentuk radio kamar tidur dan dapur dengan didukung pertumbuhan

sejumlah menara pemancar. Pada akhir tahun 1950-an dan awal 1960-an televisi juga

mengalami titik jenuh. Pada tahun-tahun selanjutnya, media baru ditambahkan seperti

vidiotek, televisi kabel dan sebagainya. Komunikasi massa menjadi satu hal penting dan

menjadi bagian dalam kehidupan modern ini.

Abad komunikasi massa dipaksa berkembang lebih cepat lagi dengan munculnya internet

sebagai bagian dari media massa. Internet telah mampu mengatasi ruang dan waktu proses
penyebaran informasi di dunia ini. Apalagi internet kemudian diintegrasikan dengan media

massa lain seperti televisi, radio, dan media cetak, bahkan media massa selain internet itu

pada akhirnya membutuhkan internet sebagai alat penyebaran informasi pula. Itu bisa terjadi

karena kemampuan manusia yang terus melakukan pengembangan, eksplorasi, dan penelitian

demi kemajuan di bidang teknologi komunikasi massa.

Sketsa singkat peralihan utama di dalam kemampuan orang-orang untuk berkomunikasi

menunjukkan dua faktor utama. Pertama, "revolusi" komunikasi sedang terjadi sepanjang

keberadaan manusia. Masing-masing menyediakan sebuah alat perubahan penting yang dapat

dibawa untuk memikirkan diri manusia, organisasi masyarakat dan akumulasi budaya.

Kedua, pertumbuhan media massa telah terjadi dengan sangat luar biasa akhir-akhir ini.

Bahkan banyak peristiwa utama di dunia ini berlangsung seumur hidup manusia, kita tidak

bisa lepas dari media massa. Bagi empat generasi paling tua tidak ada motion picture yang

bisa dilihat pada Malam Minggu sepanjang waktu muda mereka. Masing-masing media

bertambah kompleks dan sempurna. Akumulasi peralatan media ini telah menjadikan

pertumbuhan masyarakat semakin sempurna.

Saat ini, kita hidup dalam masyarakat yang terus berubah. Kadang-kadang sulit untuk

membedakan yang mana perubahan penting diantara banyak perubahan yang telah terjadi.

Sebab, masing-masing perubahan itu membawa kepentingannya sendiri-sendiri dan untuk

masyarakat yang berbeda satu sama lain. Perubahan dalam cara berkomunikasi yang

dilakukan umat manusia yang jelas telah membawa perubahan penting dalam hidup mereka.

Apalagi saat ini, telah muncul komunikasi dengan memakai satelit. Acara yang disiarkan oleh

media elektronik misalnya, tidak lagi direkam tetapi banyak yang disiarkan secara langsung.
Dan tentunya, dampak yang ditimbulkannya pun semakin terasa. Anak-anak misalnya, punya

peluang untuk menghabiskan waktunya berjam-jam di depan televisi dari pada untuk belajar.

Bahkan bisa dikatakan, mereka sedang belajar dari televisi itu sendiri.

Dan lagi, munculnya internet sebagai bentuk komunikasi massa yang paling baru membawa

pengaruh yang tidak sedikit pula. Internet telah mengambil peran revolusi komunikasi yang

kian kompleks. Orang tidak perlu susah-susah mengirim surat dengan memakai jasa pos,

tetapi cukup memakai surat elektronik (e-mail) dengan perantaraan internet akan cepat

sampai di alamat tujuan. Seseorang juga bisa berkomunikasi melalaui chatting dengan teman

atau keluarganya yang jauh di luar pulau atau benua. Inilah abad komunikasi massa. Semua

dipercepat, dipermudah, disederhanakan, tetapi dampak negatif yang ditimbulkan juga akan

lebih nyata dan besar. Munculnya era komunikasi massa adalah keniscayaan yang tidak bisa

dihindari. Komunikasi massa adalah keniscayaan sejarah perkembangan manusia dalam

melakukan komunikasi. Semakin cesdas manusia, semakin kompleks dan rumit komunikasi

yang dilakukan.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

komunikasi massa telah berkembang sepanjang sejarah manusia, dimulai dari zaman primitif

hingga era digital yang kita alami saat ini.

Komunikasi massa dimulai sejak zaman prasejarah, ketika manusia pertama kali

mengembangkan simbol-simbol dan bahasa untuk berkomunikasi dengan kelompok mereka.

Penemuan tulisan menjadi tonggak penting dalam perkembangan komunikasi massa. Dengan

tulisan, informasi dapat disimpan dan disebarkan dengan lebih efisien, memungkinkan

komunikasi melintasi ruang dan waktu.


Pencetakan dengan menggunakan jenis huruf (movable type) yang ditemukan oleh Johannes

Gutenberg pada abad ke-15 menjadi perubahan revolusioner dalam komunikasi massa. Hal

ini memungkinkan produksi cepat dan massal buku-buku, brosur, dan surat kabar.

Revolusi industri pada abad ke-18 dan ke-19 membawa perubahan signifikan dalam

komunikasi massa. Pengembangan teknologi, seperti telegraf dan mesin cetak,

memungkinkan penyebaran informasi yang lebih cepat dan luas.

Perkembangan teknologi elektronik pada abad ke-20, seperti radio, televisi, dan internet,

mengubah wajah komunikasi massa. Radio dan televisi memungkinkan penyiaran siaran

langsung dan mencapai audiens yang lebih besar. Internet kemudian membawa revolusi

komunikasi massa dengan memungkinkan pertukaran informasi yang cepat dan mudah di

seluruh dunia.Dalam era digital saat ini, komunikasi massa semakin terintegrasi dengan

teknologi. Media sosial, platform streaming, dan perangkat mobile memungkinkan individu

untuk memproduksi, mengonsumsi, dan berpartisipasi dalam konten secara massal.

Kesimpulannya, komunikasi massa telah mengalami perubahan dan evolusi sepanjang

sejarah, dimulai dari perkembangan bahasa dan tulisan hingga era digital yang kita alami saat

ini. Perkembangan teknologi terus mendorong perubahan dalam cara komunikasi massa

dilakukan, dan kita dapat melihat dampaknya dalam kehidupan sehari-hari kita.

B. Saran

Demikianlah yang dapatkami sampaikan mengenai materi yang menjadi bahasan dalam

makalah ini, tentunya banyak kekurangan dan kelemahan kerena terbatasnya pengetahuan

kurangnya rujukan atau referensi yang kami peroleh hubungannya dengan makalah ini. Kami
banyak berharap kepada para pembaca memberikan kritik dan saran yang membangun

kepada kami demi sempurnanya makalah ini. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi

penulis dan para pembaca.

DAFTAR PUSTAKA

McQuail, D. (2010). McQuail's Mass Communication Theory. SAGE Publications Ltd.

Wasko, J. (2014). Signs of the Times: The Visual Rhetoric of Mass-Mediated Political
Events. Critical Studies in Media Communication, 31(5), 353-369.Barthes, R. (1977). Image,
Music, Text. London: Fontana Press.

Goody, J., & Watt, I. (1968). The Consequences of Literacy. Comparative Studies in Society
and History, 5(3), 304-345.

Olson, D. R. (1994). The World on Paper: The Conceptual and Cognitive Implications of
Writing and Reading. Cambridge: Cambridge University Press.
Briggs, A., & Burke, P. (2009). A Social History of the Media: From Gutenberg to the
Internet. Cambridge: Polity Press.

Anda mungkin juga menyukai