Anda di halaman 1dari 14

TUGAS SOSIOLOGI KOMUNIKASI

MEDIA MASSA & PROSES SOSIALISASI

Dosen : EKA PERWITASARI FAUZI M.ED


NAMA NIM
TRI EKA WINDA MEILANI 44117110045
YULIANTI OCTAVIANI 44117110014
TIAR ROBI 44117110021
KHOUW GUNTUR SHADEWA HADIWINATA 44116010070

BIDANG STUDI BROADCASTING


FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI
UNIVERSITAS MERCU BUANA
JAKARTA 2018

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan yang Maha Esa atas segala rahmat-Nya sehingga makalah ini dapat
tersusun hingga selesai.Tidak lupa kami juga mengucpakan banyak terimakasih atas bantuan dari
pihak yang telah berkonstribusi dengan memberikan sumbangan baik materi maupun pikirannya.

Dan harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman
bagi para pembaca, untuk kedepannya dapat memperbaiki bentuk maupun menambah isi
malakah agar menjadi lebih baik lagi.

Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, kami yakin masih banyak
kekurangan dalam makalah ini, oleh karena itu kami sangat mengharapkan saran dan kritik yang
membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Jakarta, September 2018

Penulis

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...........................................................................................................1

DAFTAR ISI ..........................................................................................................2

BAB I PENDAHULUAN......................................................................................................3

1.1 Latar belakang ..........................................................................................................4

1.2 Rumusan masalah......................................................................................................4

1.3 Tujuan penilusan masalah........................................................................................ 4

BAB II PEMBAHASAN......................................................................................................5

2.1.Pengertian dan Perbedaankhalayak massa public dan kerumunan............................6


2.2.Karakteristik massa dalam pendekatan sosiologis.....................................................10

BAB III PENUTUP ..........................................................................................................13

3.1. Kesimpulan................................................................................................13

DAFTAR PUSTAKA

3
BAB I PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Ranah sosiologi Komunikasi berbeda dengan studi-studi komunikasi dan sosiologi secara
keseluruhan, dengan kata lain objek sosiologi komunikasi tidak sama dengan sosiologi
secara umum dan tidak mengambil objek komunikasi secara utuh, akan tetapi sosiologi
komunikasi menjembatani studi sosiologi dan studi komunikasi.
Jembatan itu dibangun berdasarkan kajian sosiologi tentang interaksi sosial, yang dalam
sosiologi juga dikenal dengan subkajian masalah-masalah komunikasi, kemudian
menariknya ke dalam studi komunikasi yang berkaitan erat dengan sosiologi yaitu studi-
studi media, dampak media maupun perkembangan teknologi komunikasi.
Dalam perkembangan selanjutanya, studi-studi sosiologi dan studi-studi komunikasi,
sosiologi komunikasi ini berkembang menjadi satu kajian yang tidak bisa lagi dibedakan
secara sosiologis dengan komunikasi. Dalam arti ketika membahas kasus-kasus sosiologi
komunikasi, maka akan ditemukan sebuah kenyataan bahwa yang menjadi perhatian
komunikasi juga menjadi perhatian sosiologi. Hal ini terjadi karena ranah sosiologi
komunikasi adalah kajian sosiologi dan kajian komunikasi seperti individu, kelompok,
masyarakat,dunia,dan,interaksinya.
Studi sosiologi komunikasi bersifat interdisipliner.Artinya, sosiologi tidak saja
membatasi diri pada persoalan komunikasi dan seluk beluknya, tetapi juga membuka diri
pada kontribusi disiplin ilmu lainnya seiring dengan perkembangan masyarakat dan
kemajuan zaman.Karena bersentuhan langsung dengan berbagai disiplin ilmu, maka studi
sosiologi,komunikasimenjadirumitataukompleks.
Studi sosiologi komunikasi ikut dipengaruhi oleh perkembangan berbagai bidang ilmu di
sekitarnya mulai dari perkembangan teknologi, budaya, sosiologi, hukum, ekonomi, dan
bahkan negara.

1.2 Rumusan masalah


1. Pengertian dan perbedaan khalayak massa public dan kerumunan
2. Karakteristik masa dalam pendekatan sosiologis

1.3 Tujuan penelitian masalah


1. Untuk mengetahui perbedaan khalayak massa , public dan kerumunan

4
2. Mengetahui karakteristik dalam pendekatan sosiologis

BAB II PEMBAHASAN

2.1. Pengertian dan perbedaan khalayak massa, public dan


kerumunan
1. KHALAYAK
Konsep “khalayak” (audience) dalam konteks komunikasi telah dikenal sejak
jaman Yunani Kuno.Pada masa itu pengertian khalayak menunjuk pada
sekumpulan orang yang menonton suatu pertunjukan (misalnya drama, atau
pertandingan).

Dengan demikian pengertian khalayak di sini adalah sekumpulan orang yang


terorganisir pada waktu dan tempat tertentu, di mana masing-masing secara
sukarela datang ke suatu tempat karena memiliki perhatian yang sama serta tujuan
yang lebih kurang sama, yaitu ingin memperoleh hiburan.

Sejalan perkembangan jaman, pengertian khalayak tersebut di atas sudah tidak


lagi memadai untuk menggambarkan kondisi nyata dari khalayak.Perubahan yang
terjadi dalam masyarakat, khususnya perubahan yang terjadi dalam hal teknologi
komunikasi telah mengubah konsepsi khalayak dari rumusan awalnya.

Kehadiran teknologi mesin cetak telah melahirkan khalayak pembaca yang tidak
lagi terbatas pada dimensi ruang dan waktu. Munculnya komersialisasi media
massa telah memperluas skala operasi media massa dari hanya sekedar institusi
sosial menjadi institusi ekonomi.

2. MASSA
Orang yang tidak saling mengenal, berjumlah banyak, anggota heterogen,
berkumpul disuatu tempat dan tidak inividualis. Massa memiliki kesadaran diri
yang rendah, tidak dapat bergerak dengan terirganisir, tidak bertindak untuk
dirinya sendiri melainkan terdapat ”dalang” dibelakangnya yang berfungsi
memanipulasi mereka. Ini berbeda pengertiannya bila dikaitkan dengan ilmu
komunikasi. Massa dalam komunikasi lebih merunjuk pada penerima pesan media

5
massa atau disebut audience. Oleh karena itu, pengertian massa menjadi ciri khas
masyarakat modern yang pada umumnya bertempat tinggal di perkotaan.

Massa mempunyai ciri sebagai berikut :


1. Anonym : artinya umumnya tidak saling kenal baik antar mereka satu dengan
yang lainnya. Maupun dengan komunikannya.
2. Heterogen : yakni terdiri dari orang-orang atau segenap lapisan masyarakat,
status social, pendidikan, profesi dan lain-lain.

Ciri massa yang menonjol adalah suatu kumpulan orang yang heterogen sehingga
identitasnya sulit diketahui. Keanekaragaman massa tampak dari diferensiasi
status sosial, taraf hidup, pendidikan, keturunan, pekerjaan, dan agama.

3. PUBLIK
Public dalam kamus besar bahasa indonesi berarti banyak. Berbeda dengan
pengertian massa secara umum. Public tidak berkumpul dalam suatu tempat tertentu
melainkan tersebar.Public mempunyai tujuan yang lebih terarah pandangan terhadap
masalah, dan menentukan sikap serta menentukan pilihan. Dalam komunikasi,
pengertian public tidak jauh berbeda dengan massa. Dalam komunikasi, public dapat
diartikan sebagai orang-orang yang dating menonton atau mengunjungi
Public dalam hal ini bisa diartikan sebagai :
1. Sekelompok individu yang tidak terorganisasi.
2. Kelompok itu tidak mengumpul di satu tempat, tetapi menyebar, bukan suatu
kesatuan.
3. Mempunyai interes sama terhadap suatu persoalan.
4. Melakukan kontak satu dengan lainnya, biasanya tidak langsung.
5. Ada stimuli yang memungkinkan terciptanya public.
6. Biasa nya tidak saling kenal satu sama lain.

Contohnya : pembicaraan pribadi yang berantai, desasdesus atau gosip, surat kabar,
radio, televisi, film, dan sebagainya. 
Dengan alat-alat penghubung seperti ini mungkin publik mempunyai pengikut yang
luas dan berjumlah besar.Setiap aksi publik diprakarsai oleh keinginan individual,
misalnya pemungutan suara dalam pemilihan umum.

6
4. KERUMUNAN (CROWD)
Kerumunan sosial atau social aggregate adalah sekumpulan orang yang berada di
suatu tempat, akan tetapi di antara mereka tidak berhubungan secara
tetap..Pengelompokan manusia seperti itu disebut juga kolektivitas, yaitu kumpulan
manusia pada suatu tempat dan suatu waktu yang sifatnya sementara.Suatu kelompok
manusia disebut kerumunan apabila mempunyai ciri-ciri sebagai berikut.

1. Orang-orang dalam suatu kerumunan sosial tidak saling mengenal.


2. Kehadiran orang-orang di tempat berkumpul hanya bersifat fisik atau tidak
ada kontak batin.
3. Motivasi berkumpul disebabkan adanya sesuatu yang menjadi pusat perhatian
umum dan terjadi secara kebetulan.
4. Antara individu yang satu dan individu lainnya tidak terorganisasi.
5. Interaksi antarindividu bersifat spontan, tidak terduga, sangat lemah, dan
singkat.
6. Orang-orang yang hadir dan berkumpul mempunyai kedudukan sosial yang
sama (tidak berstruktur) walaupun berasal dari status sosial yang berbeda.
7. Setiap orang bebas masuk atau keluar dari tempat kerumunan.
8. Kerumunan terwujud pada tempat tertentu dan hanya untuk sementara.
9. Orang dalam kerumunan identitas pribadinya hilang karena pengaruh
kumulatif atau sengaja menghilangkan identitas pribadinya untuk
menyembunyikan status sosial yang sebenarnya.

2.2. SOSIOLOGI KHALAYAK DALAM


KOMUNIKASI MASSA

Jika kita berbicara tentang khalayak massa, kita sedang membahas konsep –


konsep dasar sosiologi. Khalayak massa tidak otomatis bersinggungan dengan
perencanaan, bentuk dan aktivitas komunikasi massa. Sedangkan apabila kita
berbicara mengenai khalayak komunikasi massa dan media komunikasi massa,
dengan sendirinya kita masuk ke dalam dunia komunikasi massa. Bukankah
komunikasi massa secara sosiologis, dan secara teoretis kategoris, berbeda makna dan
implikasinya dengan komunikasi massa dalam pemahaman para ahli komunikasi
seperti Schramm, Hovland, Lasswell?

Siapa khalayak dalam komunikasi massa?


Dalam sosiologi, massa secara sederhana diartikan sebagai kumpulan orang
dari karakteristik sosial bersifat homogen atau heterogen serta anonim yang berada

7
dalam suatu tempat yang sama tetapi tidak selalu terikat kepada kepentingan dan
tujuan spesifik.

   1)      Komunikasi massa perspektif sosiologi

Komunikasi massa dalam perspektif sosiologi, hanya menunjuk kepada satu


dimensi ruang dan satu dimensi waktu. Artinya, komunikasi dengan massa terjadi di
suatu tempat. Juga terjadi hanya pada saat itu saja dan dengan sekumpulan orang atau
massa itu saja. Seorang speaker  atau orator tidak bisa berbicara dengan massa pada
banyak tempat. Walaupun massanya ratusan atau ribuan, jumlahnya tetap termasuk
terbatas (limited), dan bukan tidak terbatas (unlimited). Karena berada dalam satu
tempat dengan jumlah orang yang terbatas, seorang speaker atau orator bersifat kasat
mata: ia bisa melihat massa,  ia juga bisa dilihat massa. Dengan demikian, ia bisa
memengaruhi, mengendalikan, dan menggerakan massa untuk melakukan atau tidak
melakukan sesutau pada saat bersamaan secara serempak.

   2)      Komunikasi massa perspektif komunikologi

Dalam perspektif atau sudut pandang komunikologi, komunikasi massa


bukanlah berbicara di atas panggung dengan ratusan atau ribua orang dia suatu tempat
secara langsung. Komunikasi massa secara sederhana berarti komunikasi dengan
menggunakan media massa. Media massa berdasarkan bentuknya terdiri dari atas
surat kabar, tabloid, majalah, radio siaran, televisi siaran, dan media on line internet.
Prosesnya bukan primer atau bukan berhadapan langsung dengan khalayak
komunikan.
Kita bisa mengatakan, komunikasi massa dalam pengertian sosiologi
dilakukan secara manual. Sifatnya cenderung individual. Sedangkan komunikasi
massa dalam pengertian komunikologi dilaksanakan secara teknologikal. Sifatnya
justru institusional. Jika khalayak komunikasi massa dalam perspektif sosiologi
bersifat terbatas, komunikasi massa dalam perspektif komunikologi bersifat tak
terbatas. Apabila komunikasi massa dalam sudut pandang sosiologi hanya dapat
dilakukan dengan khalayak komunikan di suatu tempat, komunikasi massa dalam
sudut pandang komunikologi dilakukan dengan khalayak komunikan tak terbatas
pada banyak tempat.

Khalayak media komunikasi massa


Richard T. La Piere, dalam buku karyanya Theory of Social
Control, berpendapat bahwa lingkungan inti seperti rumah, keluarga, gereja, dan
jaringan persahabatan, lebih memngaruhi nilai-nilai, sikap dan perilaku individu
daripada media massa. Orang-orang berpaling ke media untuk memperoleh apa yang
mereka cari, bukan dalam kerangka menyediakan diri untuk dipengaruhi. Jumlah
media begitu banyak sehingga orang-orang memiliki banyak pilihan dan tidak akan
terikat oleh media tertentu saja. Selain itu, seseorang tidak akan mudah mengubah
keyakinannya. Hubungan dengan media juga berjarak, dan orang-orang pada
umumnya akan lebih memercayai kelompok sosial terdekatnya.

8
Media massa baru akan benar-benar berpengaruh jika sebelumnya ia berhasil
menjalin kedekatan dengan khalayaknya. Khalayak media tidak seperti dilukiskan
dalam teori jarum hipodermik yang selalu menerima pesan tanpa reserve dan
pengaruh media begitu perkasa. Orang berhubungan dengan media karena tujuan
tertentu, dan bukan karena pasrah atau sukarela dirinya siap dipengaruhi media.

Prinsip umum perilaku khalayak komunikasi massa


Khalayak berbagai media, mulai dari surat kabar sampai dengan film, memiliki ciri-
ciri spesifik, mesikpun dala sejumlah hal juga menunjukkan kesamaan tertentu.
Pemirsa televisi misalnya, biasanya jarang menggemari buku. Sedangkan pembaca
setia surat kabar biasanya bukan merupakan penggemar film. Bahkan terhadap satu
jenis media, ketertarikan khalayak berbeda-beda, berganutng pada profesi, minat, dan
selera mereka, kata Rivers, Jensen, dan Paterson dalam buku karya mereka, Mass
Media and Modern Society. Dari berbagai penelitian terungkpa, terdapat empat
prinsip umum perilaku komunikasi massa.

-          Prinsip semua atau tidak sama sekali


Paul Lazarsfeld dan Patricia Kendall memperhatikan prinsip semua atau tidak sama
sekali. Maksudnya, seseorang yang senang dengan suatu media biasanya akan
menyenangi jenis media lain pula. Sedangkan mereka yang tidak menyukai suatu
jenis media, biasanya juga tidak menyukai jenis media lainnya.

-          Prinsip pendidikan
Berbagai studi juga berkesimpulan bahwa secara umum orang berpendidikan lebih
banyak menggunaka media, meskipun ada variasi untuk media tertentu.Meskipun
demikian, tingkat pendidikan ternyata tidak banyak berhubungan dengan pemilihan
media elektronik atau media siaran.Kalau media bacaan lebih digemari oleh mereka
yang berpendidikan tinggi, penggemar televisi dan radio kebanyakan adalah mereka
yang hanya berpendidikan sekolah menengah.

-          Prinsip ekonomi
Semakin tinggi penghasilan akan semakin itnggi pula tingkat penggunaan media.
Namun prinsip ini hanya berlaku untuk media cetak, dan tidak terlalu terasakan pada
media siaran. Kebiasaan membaca surat kabar meningkat seiring degan kenaikan
pendapatan, termasuk perhatian terhadap berita-berita tentang masalah sosial, politik
dan ekonomi, serta tajuk rencana.

-          Prinsip usia
Semakin tinggi usia seseorang, semakin besar kecenderungan menggunakan media
untuk hal-hal serius, bukan sekadar hiburan. Bagi para pembaca usia 6o tahun keatas,
surat pembaca justru hal nomor dua yang paling digemari setelah foto-foto berita.
Sebaliknya, pembaca berusia 20 tahun ke bawah jarang sekali membaca tajuk
rencana. Untuk acara radio, pendengar berusia lanjut lebih menyukai acara-acara
serius seperti warta berita, diskusi masalah-masalah sosial, musik klasik dan
semklasik, program keagamaan, dan kuis yang mungkin dianggap baik atau menarik

9
karena bersifat mendidik. Pola yang kurang lebih serupa juga berlaku untuk
televisi.Generasi muda biasanya memilij musik khas kegemaran mereka, film atau
drama mencekam.

Alasan di balik pemilihan media massa


            Rivers, Jensen, dan Paterson, dalam Mass Media and Modern
Society mengajukan pertanyaan menarik: atas dasar apakah orang-orang memilih
media? Wilbur Schramm dari Universitas Stanford menawarkan jawaban sementara
atas pertanyaan itu.Ia mengajukan dua prinsip yang menjadi dasar pemilihan, yakni
prinsip kemudahan, dan prinsip harapan-imbalan memperoleh sesuatu:

   1.      Prinsip kemudahan
Schramm menyatakan bahwa pendengar, pembaca, atau pemirsa memilih suatu media
yang paling mudah diperolehnya.George Zipt dari Universitas Harvard menulis buku
mengenai masalah ini.ia menyatakan bahwa manusia memang cenderung memilih
yang gampang-gampang saja, dan ini diterapkan pula dalam pemilihan media. Selama
medianya tersedia, khalayak akan memilih yang paling dekat dalam jangkauannya.
Buktinya, orang lebih suka tinggal di rumah nonton televisi daripada repot-repot
berdandan untuk pergi ke bioskop.

   2.      Prinsip harapan imbalan


Schramm menjelaskan bahwa prinsip harapan-imbalan berarti orang-orang akan
memilih media yang menurut harapannya akan memberikan imbalan terbesar.
Schramm sendiri mendefinisikan dua macam imbalan, yaitu imbalan langsung dan
imbalan tertunda. Jika seseorang merasa senang dengan membaca suatu artikel, ia
memperoleh imbalan langsung. Jika seseorang memaca artikel tentang meningkatnya
kriminalitas lalu bersikap lebih hati-hati, ia memperoleh imbalan yang tertunda
(Rivers, Jensen, dan Paterson, 2003:311-313).

Karakteristik Khalayak

1. Khalayak sebagai penggarap informasi

Pada dasarnya proses pengolahan informasi yang terjadi pihak penerima (khalayak)
bersifat “selektif”. Pihak penerima pesan pada saat berhadapan dengan “bentuk
informasi” tertentu akan melakukan “decoding” (pemecahan atau penginterpretasian
kode). Akhirnya, tidak semua isi informasi akan diserap oleh si penerima secara utuh.
Artinya, satu atau beberapa bagian dari isi pesan itu tidak akan dicerna atau diolah
karena tidak masuk dalam kerangka pengetahuan dan pengalaman hidupnya, atau
karena dipandang tidak sesuai dengan keperluan, minat, dan keinginannya.

Beberapa studi menunjukkan bahwa, tingkat pendidikan seseorang secara signifikan

10
turut mempengaruhi derajat pengolahan informasi yang smpai kepada dirinya. Orang
yang latar belakang pendidikannya relative ‘tinggi’, di samping tinggi rasa ingin
tahunya tentang sesuatu, juga cenderung lebih kritis, selektif, dan banyak
pertimbangan dibandingkan dengan orang yang latar belakang pendidikannya lebih
rendah. Itulah sebabnya mempengaruhi sikap dan pendapat orang yang berpendidikan
tinggi jauh lebih sulit dibandingkan dengan orang yang latar belakang pendidikannya
lebih rendah.

2. Khalayak sebagai “problem solver”

Khalayak jelas tidak terlepas dari permasalahan kehidupan yang mereka hadapi.
Mereka juga akan selalu berupaya mencari cara-cara pemecahannya.

Dari pihak penerima pesan (khalayak), salah satu fungsi yang diharapkan dari
penyebaran informasi melalui media massa adalah , bahwa informasi tersebut mampu
membantu memecahkan permasalahan yang dihadapi. Dengan demikian informasi
atau pesan yang dipandang tidak membantu mereka dalam memecahkan
permasalahan atau malah mungkin menambah kesulitan/permaslahan baru, jelas tidak
akan mendapat perahtian mereka.

3. Khalayak sebagai mediator


Pada dasarnya proses penyebaran informasi tidak berhenti pada khalayak 
sasaran secara langsung sebagai barisan pertama. Arus penyebaran informasi 
bisa melalui berbagai tahap dan barisan. Proses penyebaran informasi yang demikian
lazim disebut sebagai “multi-step flow of communication”. Seorang warga khalayak
setelah menerima informasi dari suatu medium kemungkinan besar akan kembali
meneruskan informasi tersebut kepada orang-orang lainnya.
Dan orang-orang yang menerima informasi inipun selanjutnya akan menyampaiakan
kembali ke orang-orang lainnya.
Dalam proses pengolahan informasi terjadi proses seleksi yang mencakup perhatian
(selective attention), persepsi (selective perception), dan daya ingat (selective recall).

4. Khalayak yang mencari pembela

Pada suatu waktu seseorang dapat mengalami krisis keyakinan dan diliputi rasa
ketidakpastian. Hal ini bisa terjadi karena adanya sesuatu yang baru yang
mempengaruhi keyakinannya, atau karena factor-faktor lainnya. Dalam keadaan
demikian orang tersebut akan berupaya mencari data dan informasi yang dipandang
bisa mendukung atau membela keyakinannya.

11
Motivasi mencari informasi yang diharapkan akan dapat menjadi “pembela”
keyakinan merupakan salah satu factor yang mendorong terjadinya seleksi media.
Dengan perkataan lain, seseorang memilih satu medium tertentu dengan alasan bahwa
informasi yang diperoleh dari medium tersebut mampu mendukung atau memperkuat
keyakinannya.

5. Khalayak sebagai anggota kelompok

Sebagai mahluk sosial, seorang individu juga terikat oleh nilai-nilai kelompok yang
diikutinya, baik secara formal maupun informal. Yang dimaksud dengan kelompok
formal di sini antara lain ABRI, KORPRI, Serikat Buruh, dll, sedangkan yang
termasuk kelompok informal misalnya kelompok-kelompok hobi seperti pencinta
alam, kelompok olah raga, dll.

6. Khalayak sebagai Kelompok

Secara sosiologis masyarakat terdiri dari kelompok-kelompok orang yang mempunyai


ciri-ciri tertentu. Ciri-ciri bisa menyangkut cirri demografis seperti jenis kelamin,
usia, pekerjaan, sukubangsa, dan bisa juga brdasarkan ciri-ciri nondemografis seperti
nilai, hobi, orientasi, dan lain-lain. Cara berbicara dengan kalangan orang tua
tentunya berbeda dengan kalangan anak muda. Kaitannya dengan proses penyebaran
informasi melalui media massa adalah, bahwa diperlukan adanya “segmentasi”
khalayak. Melalui segmentasi ini khalayak dipandang sebagai suatu kelompok yang
secara relative mempunyai ciri-ciri yang tidak terlalu beragam. Dengan demikian,
penyajian pesan/informasi dengan sendirinya akan disesuaikan dengan kondisi dan
karakteristik dari kelompok khalayak sasaran.

7. Selera Khalayak

Dalam kaitannya dengan media massa seperti surat kabar dan majalah, selera
khalayak ini bisa menyangkut aspek-aspek jenis isi informasi, (misalnya informasi
politik, ekonomi, sosial, budaya), teknik penyajian (bentuk huruf, lay out), atau
bentuk/formatnya (surat kabar, majalah, tabloid, sheet).

Agar penyampaian informasi mencapai sasarannya, terlebih dahulu perlu diketahui


apa dan bagaimana selera dari calon sasaran khalayak yang akan dituju. Selera
khalayak ini bisa juga berubah-ubah

12
BAB III PENUTUP

3.1. KESIMPULAN
Konsep “khalayak” (audience) dalam konteks komunikasi telah dikenal sejak jaman
Yunani Kuno.Pada masa itu pengertian khalayak menunjuk pada sekumpulan orang
yang menonton suatu pertunjukan (misalnya drama, atau pertandingan).
Dengan demikian pengertian khalayak di sini adalah sekumpulan orang yang
terorganisir pada waktu dan tempat tertentu, di mana masing-masing secara sukarela
datang ke suatu tempat karena memiliki perhatian yang sama serta tujuan yang lebih
kurang sama, yaitu ingin memperoleh hiburan.

Sejalan perkembangan jaman, pengertian khalayak tersebut di atas sudah tidak lagi
memadai untuk menggambarkan kondisi nyata dari khalayak.Perubahan yang terjadi
dalam masyarakat, khususnya perubahan yang terjadi dalam hal teknologi
komunikasitelah mengubah konsepsi khalayak dari rumusan awalnya.

Kehadiran teknologi mesin cetak telah melahirkan khalayak pembaca yang tidak lagi
terbatas pada dimensi ruang dan waktu. Munculnya komersialisasi media massa telah
memperluas skala operasi media massa dari hanya sekedar institusi sosial menjadi
institusi ekonomi.

Jadi pada masa sekarang ini konsepsi khalayak menunjuk pada sekumpulan orang
yang terbentuk sebagai akibat atau hasil dari kegiatan komunikasi yang dilakukan
yang jumlahnya besar (bahkan mungkin tidak terbata), tersebar secara luas, banyak di
antaranya yang tidak saling mengenal satu dengan yang lainnya, dan heterogen dalam
hal ciri-ciri sosio ekonomi dan demografinya.

Khalayak (audience) merupakan factor penentu keberhasilan komunikasi. Ukuran


keberhasilan upaya komunikator yang ia lakukan adalah apabila pesan-pesan yang
disampaikan melalui saluran/medium yang diterima sampai pada khalayak sasaran,
dipahami, dan mendapatkan tanggapan positif, dalam arti sesuai dengan harapan
komunikator.

Menurut Schramm, seorang perancang komunikasi yang baik tidak akan memulai

13
upayanya dari “apa yang harus dikatakan” , “saluran apa yang akan dipergunakan”,
atau “bagaimana cara mengatakannya”, melainkan terlebih dahulu mempertanyakan
“siapa yang akan menjadi sasaran penyempaian pesan”.

DAFTAR PUSTAKA

http://bungareginaputrilkom2015usbypkp.blogspot.com/2016/11/pengertian-dan-perbedaan-crowd-
massa.html

http://www.kuttabku.com/2017/07/pengertian-ciri-ciri-dan-bentuk-bentuk-kerumunan-publik-dan-
massa-dalam-klasifikasi-kelompok-sosial.html

http://nurastari180888.blogspot.com/2016/11/resume-buku-sosiologi-komunikasi-massa.html

http://www.kumpulancontohmakalah.com/2015/12/definisi-khalayak-karakteristik-dan.html

14

Anda mungkin juga menyukai