1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan yang Maha Esa atas segala rahmat-Nya sehingga makalah ini dapat
tersusun hingga selesai.Tidak lupa kami juga mengucpakan banyak terimakasih atas bantuan dari
pihak yang telah berkonstribusi dengan memberikan sumbangan baik materi maupun pikirannya.
Dan harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman
bagi para pembaca, untuk kedepannya dapat memperbaiki bentuk maupun menambah isi
malakah agar menjadi lebih baik lagi.
Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, kami yakin masih banyak
kekurangan dalam makalah ini, oleh karena itu kami sangat mengharapkan saran dan kritik yang
membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.
Penulis
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...........................................................................................................1
BAB I PENDAHULUAN......................................................................................................3
BAB II PEMBAHASAN......................................................................................................5
3.1. Kesimpulan................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA
3
BAB I PENDAHULUAN
Ranah sosiologi Komunikasi berbeda dengan studi-studi komunikasi dan sosiologi secara
keseluruhan, dengan kata lain objek sosiologi komunikasi tidak sama dengan sosiologi
secara umum dan tidak mengambil objek komunikasi secara utuh, akan tetapi sosiologi
komunikasi menjembatani studi sosiologi dan studi komunikasi.
Jembatan itu dibangun berdasarkan kajian sosiologi tentang interaksi sosial, yang dalam
sosiologi juga dikenal dengan subkajian masalah-masalah komunikasi, kemudian
menariknya ke dalam studi komunikasi yang berkaitan erat dengan sosiologi yaitu studi-
studi media, dampak media maupun perkembangan teknologi komunikasi.
Dalam perkembangan selanjutanya, studi-studi sosiologi dan studi-studi komunikasi,
sosiologi komunikasi ini berkembang menjadi satu kajian yang tidak bisa lagi dibedakan
secara sosiologis dengan komunikasi. Dalam arti ketika membahas kasus-kasus sosiologi
komunikasi, maka akan ditemukan sebuah kenyataan bahwa yang menjadi perhatian
komunikasi juga menjadi perhatian sosiologi. Hal ini terjadi karena ranah sosiologi
komunikasi adalah kajian sosiologi dan kajian komunikasi seperti individu, kelompok,
masyarakat,dunia,dan,interaksinya.
Studi sosiologi komunikasi bersifat interdisipliner.Artinya, sosiologi tidak saja
membatasi diri pada persoalan komunikasi dan seluk beluknya, tetapi juga membuka diri
pada kontribusi disiplin ilmu lainnya seiring dengan perkembangan masyarakat dan
kemajuan zaman.Karena bersentuhan langsung dengan berbagai disiplin ilmu, maka studi
sosiologi,komunikasimenjadirumitataukompleks.
Studi sosiologi komunikasi ikut dipengaruhi oleh perkembangan berbagai bidang ilmu di
sekitarnya mulai dari perkembangan teknologi, budaya, sosiologi, hukum, ekonomi, dan
bahkan negara.
4
2. Mengetahui karakteristik dalam pendekatan sosiologis
BAB II PEMBAHASAN
Kehadiran teknologi mesin cetak telah melahirkan khalayak pembaca yang tidak
lagi terbatas pada dimensi ruang dan waktu. Munculnya komersialisasi media
massa telah memperluas skala operasi media massa dari hanya sekedar institusi
sosial menjadi institusi ekonomi.
2. MASSA
Orang yang tidak saling mengenal, berjumlah banyak, anggota heterogen,
berkumpul disuatu tempat dan tidak inividualis. Massa memiliki kesadaran diri
yang rendah, tidak dapat bergerak dengan terirganisir, tidak bertindak untuk
dirinya sendiri melainkan terdapat ”dalang” dibelakangnya yang berfungsi
memanipulasi mereka. Ini berbeda pengertiannya bila dikaitkan dengan ilmu
komunikasi. Massa dalam komunikasi lebih merunjuk pada penerima pesan media
5
massa atau disebut audience. Oleh karena itu, pengertian massa menjadi ciri khas
masyarakat modern yang pada umumnya bertempat tinggal di perkotaan.
Ciri massa yang menonjol adalah suatu kumpulan orang yang heterogen sehingga
identitasnya sulit diketahui. Keanekaragaman massa tampak dari diferensiasi
status sosial, taraf hidup, pendidikan, keturunan, pekerjaan, dan agama.
3. PUBLIK
Public dalam kamus besar bahasa indonesi berarti banyak. Berbeda dengan
pengertian massa secara umum. Public tidak berkumpul dalam suatu tempat tertentu
melainkan tersebar.Public mempunyai tujuan yang lebih terarah pandangan terhadap
masalah, dan menentukan sikap serta menentukan pilihan. Dalam komunikasi,
pengertian public tidak jauh berbeda dengan massa. Dalam komunikasi, public dapat
diartikan sebagai orang-orang yang dating menonton atau mengunjungi
Public dalam hal ini bisa diartikan sebagai :
1. Sekelompok individu yang tidak terorganisasi.
2. Kelompok itu tidak mengumpul di satu tempat, tetapi menyebar, bukan suatu
kesatuan.
3. Mempunyai interes sama terhadap suatu persoalan.
4. Melakukan kontak satu dengan lainnya, biasanya tidak langsung.
5. Ada stimuli yang memungkinkan terciptanya public.
6. Biasa nya tidak saling kenal satu sama lain.
Contohnya : pembicaraan pribadi yang berantai, desasdesus atau gosip, surat kabar,
radio, televisi, film, dan sebagainya.
Dengan alat-alat penghubung seperti ini mungkin publik mempunyai pengikut yang
luas dan berjumlah besar.Setiap aksi publik diprakarsai oleh keinginan individual,
misalnya pemungutan suara dalam pemilihan umum.
6
4. KERUMUNAN (CROWD)
Kerumunan sosial atau social aggregate adalah sekumpulan orang yang berada di
suatu tempat, akan tetapi di antara mereka tidak berhubungan secara
tetap..Pengelompokan manusia seperti itu disebut juga kolektivitas, yaitu kumpulan
manusia pada suatu tempat dan suatu waktu yang sifatnya sementara.Suatu kelompok
manusia disebut kerumunan apabila mempunyai ciri-ciri sebagai berikut.
7
dalam suatu tempat yang sama tetapi tidak selalu terikat kepada kepentingan dan
tujuan spesifik.
8
Media massa baru akan benar-benar berpengaruh jika sebelumnya ia berhasil
menjalin kedekatan dengan khalayaknya. Khalayak media tidak seperti dilukiskan
dalam teori jarum hipodermik yang selalu menerima pesan tanpa reserve dan
pengaruh media begitu perkasa. Orang berhubungan dengan media karena tujuan
tertentu, dan bukan karena pasrah atau sukarela dirinya siap dipengaruhi media.
- Prinsip pendidikan
Berbagai studi juga berkesimpulan bahwa secara umum orang berpendidikan lebih
banyak menggunaka media, meskipun ada variasi untuk media tertentu.Meskipun
demikian, tingkat pendidikan ternyata tidak banyak berhubungan dengan pemilihan
media elektronik atau media siaran.Kalau media bacaan lebih digemari oleh mereka
yang berpendidikan tinggi, penggemar televisi dan radio kebanyakan adalah mereka
yang hanya berpendidikan sekolah menengah.
- Prinsip ekonomi
Semakin tinggi penghasilan akan semakin itnggi pula tingkat penggunaan media.
Namun prinsip ini hanya berlaku untuk media cetak, dan tidak terlalu terasakan pada
media siaran. Kebiasaan membaca surat kabar meningkat seiring degan kenaikan
pendapatan, termasuk perhatian terhadap berita-berita tentang masalah sosial, politik
dan ekonomi, serta tajuk rencana.
- Prinsip usia
Semakin tinggi usia seseorang, semakin besar kecenderungan menggunakan media
untuk hal-hal serius, bukan sekadar hiburan. Bagi para pembaca usia 6o tahun keatas,
surat pembaca justru hal nomor dua yang paling digemari setelah foto-foto berita.
Sebaliknya, pembaca berusia 20 tahun ke bawah jarang sekali membaca tajuk
rencana. Untuk acara radio, pendengar berusia lanjut lebih menyukai acara-acara
serius seperti warta berita, diskusi masalah-masalah sosial, musik klasik dan
semklasik, program keagamaan, dan kuis yang mungkin dianggap baik atau menarik
9
karena bersifat mendidik. Pola yang kurang lebih serupa juga berlaku untuk
televisi.Generasi muda biasanya memilij musik khas kegemaran mereka, film atau
drama mencekam.
1. Prinsip kemudahan
Schramm menyatakan bahwa pendengar, pembaca, atau pemirsa memilih suatu media
yang paling mudah diperolehnya.George Zipt dari Universitas Harvard menulis buku
mengenai masalah ini.ia menyatakan bahwa manusia memang cenderung memilih
yang gampang-gampang saja, dan ini diterapkan pula dalam pemilihan media. Selama
medianya tersedia, khalayak akan memilih yang paling dekat dalam jangkauannya.
Buktinya, orang lebih suka tinggal di rumah nonton televisi daripada repot-repot
berdandan untuk pergi ke bioskop.
Karakteristik Khalayak
Pada dasarnya proses pengolahan informasi yang terjadi pihak penerima (khalayak)
bersifat “selektif”. Pihak penerima pesan pada saat berhadapan dengan “bentuk
informasi” tertentu akan melakukan “decoding” (pemecahan atau penginterpretasian
kode). Akhirnya, tidak semua isi informasi akan diserap oleh si penerima secara utuh.
Artinya, satu atau beberapa bagian dari isi pesan itu tidak akan dicerna atau diolah
karena tidak masuk dalam kerangka pengetahuan dan pengalaman hidupnya, atau
karena dipandang tidak sesuai dengan keperluan, minat, dan keinginannya.
10
turut mempengaruhi derajat pengolahan informasi yang smpai kepada dirinya. Orang
yang latar belakang pendidikannya relative ‘tinggi’, di samping tinggi rasa ingin
tahunya tentang sesuatu, juga cenderung lebih kritis, selektif, dan banyak
pertimbangan dibandingkan dengan orang yang latar belakang pendidikannya lebih
rendah. Itulah sebabnya mempengaruhi sikap dan pendapat orang yang berpendidikan
tinggi jauh lebih sulit dibandingkan dengan orang yang latar belakang pendidikannya
lebih rendah.
Khalayak jelas tidak terlepas dari permasalahan kehidupan yang mereka hadapi.
Mereka juga akan selalu berupaya mencari cara-cara pemecahannya.
Dari pihak penerima pesan (khalayak), salah satu fungsi yang diharapkan dari
penyebaran informasi melalui media massa adalah , bahwa informasi tersebut mampu
membantu memecahkan permasalahan yang dihadapi. Dengan demikian informasi
atau pesan yang dipandang tidak membantu mereka dalam memecahkan
permasalahan atau malah mungkin menambah kesulitan/permaslahan baru, jelas tidak
akan mendapat perahtian mereka.
Pada suatu waktu seseorang dapat mengalami krisis keyakinan dan diliputi rasa
ketidakpastian. Hal ini bisa terjadi karena adanya sesuatu yang baru yang
mempengaruhi keyakinannya, atau karena factor-faktor lainnya. Dalam keadaan
demikian orang tersebut akan berupaya mencari data dan informasi yang dipandang
bisa mendukung atau membela keyakinannya.
11
Motivasi mencari informasi yang diharapkan akan dapat menjadi “pembela”
keyakinan merupakan salah satu factor yang mendorong terjadinya seleksi media.
Dengan perkataan lain, seseorang memilih satu medium tertentu dengan alasan bahwa
informasi yang diperoleh dari medium tersebut mampu mendukung atau memperkuat
keyakinannya.
Sebagai mahluk sosial, seorang individu juga terikat oleh nilai-nilai kelompok yang
diikutinya, baik secara formal maupun informal. Yang dimaksud dengan kelompok
formal di sini antara lain ABRI, KORPRI, Serikat Buruh, dll, sedangkan yang
termasuk kelompok informal misalnya kelompok-kelompok hobi seperti pencinta
alam, kelompok olah raga, dll.
7. Selera Khalayak
Dalam kaitannya dengan media massa seperti surat kabar dan majalah, selera
khalayak ini bisa menyangkut aspek-aspek jenis isi informasi, (misalnya informasi
politik, ekonomi, sosial, budaya), teknik penyajian (bentuk huruf, lay out), atau
bentuk/formatnya (surat kabar, majalah, tabloid, sheet).
12
BAB III PENUTUP
3.1. KESIMPULAN
Konsep “khalayak” (audience) dalam konteks komunikasi telah dikenal sejak jaman
Yunani Kuno.Pada masa itu pengertian khalayak menunjuk pada sekumpulan orang
yang menonton suatu pertunjukan (misalnya drama, atau pertandingan).
Dengan demikian pengertian khalayak di sini adalah sekumpulan orang yang
terorganisir pada waktu dan tempat tertentu, di mana masing-masing secara sukarela
datang ke suatu tempat karena memiliki perhatian yang sama serta tujuan yang lebih
kurang sama, yaitu ingin memperoleh hiburan.
Sejalan perkembangan jaman, pengertian khalayak tersebut di atas sudah tidak lagi
memadai untuk menggambarkan kondisi nyata dari khalayak.Perubahan yang terjadi
dalam masyarakat, khususnya perubahan yang terjadi dalam hal teknologi
komunikasitelah mengubah konsepsi khalayak dari rumusan awalnya.
Kehadiran teknologi mesin cetak telah melahirkan khalayak pembaca yang tidak lagi
terbatas pada dimensi ruang dan waktu. Munculnya komersialisasi media massa telah
memperluas skala operasi media massa dari hanya sekedar institusi sosial menjadi
institusi ekonomi.
Jadi pada masa sekarang ini konsepsi khalayak menunjuk pada sekumpulan orang
yang terbentuk sebagai akibat atau hasil dari kegiatan komunikasi yang dilakukan
yang jumlahnya besar (bahkan mungkin tidak terbata), tersebar secara luas, banyak di
antaranya yang tidak saling mengenal satu dengan yang lainnya, dan heterogen dalam
hal ciri-ciri sosio ekonomi dan demografinya.
Menurut Schramm, seorang perancang komunikasi yang baik tidak akan memulai
13
upayanya dari “apa yang harus dikatakan” , “saluran apa yang akan dipergunakan”,
atau “bagaimana cara mengatakannya”, melainkan terlebih dahulu mempertanyakan
“siapa yang akan menjadi sasaran penyempaian pesan”.
DAFTAR PUSTAKA
http://bungareginaputrilkom2015usbypkp.blogspot.com/2016/11/pengertian-dan-perbedaan-crowd-
massa.html
http://www.kuttabku.com/2017/07/pengertian-ciri-ciri-dan-bentuk-bentuk-kerumunan-publik-dan-
massa-dalam-klasifikasi-kelompok-sosial.html
http://nurastari180888.blogspot.com/2016/11/resume-buku-sosiologi-komunikasi-massa.html
http://www.kumpulancontohmakalah.com/2015/12/definisi-khalayak-karakteristik-dan.html
14