Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH SOSIOLOGI KOMUNIKASI MASSA

“Komunikan Pada Komunikasi Massa”

Tugas ini disusun untuk memenuhi nilai matakuliah Sosiologi


Komunikasi Massa yang diasuh oleh Ibu Dr. Gushevinalti., S.Sos,
M.Si.

Disusun Oleh :

Fadly Rahmat Azizi (D1E017073)


Tohom Jamospri Sibagariang (D1E018025)
Aryan Sahputra (D1E018061)
Annisya Kurnia Putri (D1E018075)

PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS BENGKULU

2020
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah memberikan kesehatan
jasmani maupun rohani, sehingga penulis dapat berfikir dan melengkapi tugas makalah ini.
Selawat seiring salam kepada junjungan nabi besar, Nabi Muhamad SAW yang telah
membawa kita dari alam gelap gulita hingga kealam yang terang benderang dengan penuh
ilmu pengetahuan seperti sekarang ini. 

Alhamdulillah penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan judul “Komunikan


Pada Komunikasi Massa” untuk memenuhi tugas mata kuliah Sosiologi Komunikasi Massa
dengan tepat waktu. Dan juga penulis berterima kasih pada Ibu Dr. Gushevinalti., S.Sos,
M.Si.. selaku Dosen mata kuliah Sosiologi Komunikasi Massa yang telah memberikan tugas
ini. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu dalam penyusunan makalah ini.

Kami sebagai penulis berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi semua
kalangan masyarakat dan penulis sangat berharap maka Komunikan Pada Komunikasi Massa.
Penulis juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini terdapat banyak kekurangan
dan menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, untuk itu kritik dan saran
dari pembaca sangat kami harapkan untuk menyempurnakan makalah ini.

Bengkulu, 03 Januari 2020


Penyusun 
DAFTAR ISI

HALAMAN DEPAN ................................................................................................................i 


KATA PENGANTAR .............................................................................................................ii 
DAFTAR ISI ..........................................................................................................................iii 

BAB I PENDAHULUAN 
1.1 Latar Belakang .....................................................................................................................1
1.2 Rumusan masalah ................................................................................................................2
1.3 Tujuan Penulisan...................................................................................................................2
1.4 Kegunaan..............................................................................................................................3

BAB II PEMBAHASAN
2.1 Definisi Sosiologi, Komunikasi, dan Sosiologi Komunikasi Massa....................................4
2.2 Ciri-ciri Komunikan Komunikasi Massa.............................................................................5
2.3 Khalayak/Komunikan Massa – Kelompok dalam Komunikasi Massa ................................6
2.4 Khalayak Aktif dan Pasif......................................................................................................9

BAB III PENUTUP 


4.1 Kesimpulan ........................................................................................................................14
4.2 Saran ...................................................................................................................................15

DAFTAR PUSATAKA...........................................................................................................16
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Manusia adalah makhluk sosial. Ia tidak dapat hidup tanpa manusia lainnya,
baik dalam konteks fisik atau konteks sosial. Khususnya dalam konteks sosial, manusia
adalah makhluk yang selalu bergantung dan membutuhkan manusia lainnya. Manusia
memiliki dua keinginan dalam kehidupan sosialnya, yaitu bersatu dengan masyarakat
lainnya dan bersatu dengan lingkungannya. Sebagai istilah manusia memang dikenal
sebagai “Zoon Politicon” atau disebut sebagai makhluk sosial.

Setiap masyarakat membutuhkan sarana dan tata cara dalam berkomunikasi.


Untuk memenuhi kebutuhan berinteraksi yang bersifat antarpribadi, dipenuhi melalui
kegiatan komunikasi interpersonal atau antarpribadi. Sedangkan kebutuhan untuk
berkomunikasi secara publik dengan orang banyak, dipenuhi melalui aktivitas komunikasi
massa. Dengan demikian komunikasi menjadi unsur penting dalam berlangsungnya
kehidupan suatu masyarakat. Selain merupakan kebutuhan, aktivitas komunikasi sekaligus
merupakan unsur pembentuk suatu masyarakat. Sebab tidak mungkin manusia hidup di
suatu lingkungan tanpa berkomunikasi satu sama lain. Oleh sebab itu komunikasi
merupakan tindakan manusia yang lahir dengan penuh kesadaran, bahkan secara aktif
manusia sengaja melahirkannya karena ada maksud atau tujuan tertentu.

Dapat dikatakan bahwa didalam kehidupan komunikasi adalah persyaratan yang


utama dalam kehidupan manusia. Tidak ada manusia yang melepaskan hidupnya untuk
berkomuikasi antar sesama. Dengan seperti itu, komunikasi sosial sangat penting dalam
kehidupan manusia pada umumnya untuk membantunya berinteraksi dengan sesama,
karena manusia tercipta sebagai mahluk social.

1.2 Rumusan Masalah


 Apa Definisi Sosiologi, Komunikasi, dan Sosiologi Komunikasi Massa?
 Bagaimana Ciri-ciri Komunikan Komunikasi Massa?
 Siapa Khalayak/Komunikan Massa – Kelompok dalam Komunikasi Massa?
 Siapa Khalayak Aktif dan Pasif?
1.3 Tujuan Penulisan 
Untuk mengetahui dan memahami :
 Definisi Sosiologi, Komunikasi, dan Sosiologi Komunikasi Massa
 Ciri-ciri Komunikan Komunikasi Massa
 Khalayak/Komunikan Massa – Kelompok dalam Komunikasi Massa
 Khalayak Aktif dan Pasif

1.4 Kegunaan
Dengan adanya makalah ini diharapkan dapat memberikan manfaat serta nilai
guna pengembangan ilmu pada umumnya dalam bidang Ilmu Komunikasi. Maka
kegunaan ini terbagi menjadi dua golongan, yaitu kegunaan teoritis dan kegunaan praktis.

 Kegunaan Praktis
1. Secara teoritis, makalah ini diharapkan dapat menambah variasi bahan kajian
tentang Komunikan pada Komunikasi Massa yang dipandang dari beragam perspektif,
serta memberikan kontribusi bagi penelitian komunikasi lain yang mengambil objek
serupa
2. Dengan selesainya makalah ini maka sangat berguna bagi perkembangan program
studi ilmu komunikasi pada umumnya dan khususnya Komunikan pada Komunikasi
Massa
3. Menjadi bahan masukan, informasi, referensi dan melengkapi bahan kepustakaan
bagi pihak yang membutuhkan, khususnya akademi dan praktisi.

 Kegunaan Teoretis
1. Secara praktis, hasil penelitian diharapkan data menjadi sumbangan pemikiran
dalam menyikapi adanya keberagaman pandangan serta tindakan dari Komunikan
pada Komunikasi Massa
2. Makalah ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan dan berusaha menjadi
bahan pertimbangan dalam bahan referensi makalah selanjutnya yang berhubungan
dengan Komunikan pada Komunikasi Massa
3. Hasil makalah ini diharapkan dapat dijadikan bahan masukan, rekomendasi,
pemikiran, informasi dan kontribusi positif bagi makalah komunikasi lain yang
mengambil obyek serupa.
BAB II
PENDAHULUAN

2.1 Definisi Sosiologi, Komunikasi, dan Sosiologi Komunikasi Massa.


Ada dua istilah keilmuan yang bersanding dalam kajian ini, yaitu “sosiologi” dan
“komunikasi”. Kedua istilah itu, secara keilmuan sudah berdiri sendiri dan sudah
memiliki batang tubuh keilmuannya masing-masing. Bagi orang yang berminat untuk
mendalami makna dari kedua disiplin ilmu itu, dapat melakukan kajian intensif pada
spesifikasi keilmuannya sendiri. Karena pada dasarnya, makna dari istilah “sosiologi
komunikasi” sebagaimana yang digunakan dalam wacana ini, akan berbeda makna teknik
dari kedua nama disiplin ilmu tersebut. Untuk mendapatkan rumusan makna keilmuan
pada kesempatan ini, kita tetap perlu melakukan telaah terhadap makna –makna awal dari
kedua disiplin ilmu tersebut.

Sosiologi adalah ilmu yang mempelajari masyarakat. Lebih spesifiknya lagi, ilmu
yang mempelajari pola interaksi manusia dalam konteks masyarakat. Kajian ini berbeda
dengan antropologi, yang mengkaji aspek budaya, atau politik yang berupaya untuk
menelaah masalah kekuasaan atau kewenangan individu. Sosiologi memfokuskan diri
pada kajian mengenai interaksi manusia dalam masyarakat. Kemudian, komunikasi
adalah proses pertukaran informasi sehingga melahirkan perubahan perilaku.

Sedangkan Sosiologi Komunikasi Massa itu sendiri dapat diartikan sebagai


komunikasi dalam konteks “Sosiologi Komunikasi Massa” diartikan sebagai
peristiwa/fenomena social, yang perlu dijelaskan oleh pandangan sosiologi. Dari posisi
seperti ini, sosiologi komunikasi massa berusaha memosisikan sosiologi sebagai sebuah
perspektif untuk memahami masalah-masalah komunikasi.

2.2 Ciri-ciri Komunikan komunikasi massa

Salah satu komponen yang cukup penting dalam proses komunikasi massa adalah
komunikan atau sering disebut khalayak (audience). Khalayak dalam perspektif ilmu
komunikasi adalah pihak-pihak yang menerima pesan dari media massa. Karakteristik
khalayak disesuaikan dengan jenis komunikasinya.

Khalayak dalam komunikasi massa memiliki karakteristik tersendiri, yaitu :

 berjumlah banyak
 anonym
 heterogen
 tersebar (konteks ruang dan waktu)

Berdasarkan hal-hal tersebut maka pesan media massa memerlukan strategi dalam
penyusunan sehingga dapat diterima khalayak sesuai dengan kebutuhannya. Hal ini
disebabkan karena sifat khalayak komunikasi massa berubah-ubah. Apa yang menarik
pada suatu saat mungkin tidak akan menarik lagi di saat yang lain.

Khalayak dalam komunikasi massa sangat kompleks sehingga perlu dilakukan


analisis khalayak. Lhalayak majalah dapat dibedakan berdasarkan usia dan jenis kelamin,
maka muncul beragam jenis majalah, seperti majalah remaja, majalah anak-anak, majalah
wanita, majalah pria. Berdasarkan kegemaran muncul majalah fashion, majalah sport, dan
lain-lain. Pemirsa televisi dan pendengar radio memiliki khalayak yang berbeda pula.
Pembagian khalayak atau disebut dengan segmentasi khalayak dalam televisi begitu
penting, hal ini dikarenakan beragamnya program televisi , dan program tersebut
disesuaikan berdasarkan target khalayak. Pemirsa televise biasanya dikelompokan
berdasarkan; usia, jenis kelamin, status social, dan lain-lain.

2.3 Khalayak/Komunikan Massa – Kelompok dalam Komunikasi Massa

Berdasarkan karakteristik khalayak komunikasi massa, secara garis besar dapat


dibedakan menadi 2 jenis khalayak massa, yaitu :

 General public audience (khalayak yang luas, heterogen, anonym), contohnya


pemirsa televise, pendengar radio, pembaca surat kabar, yang mana Antara satu
dengan yang lainnya saling tidak mengenal.
 Specialixed audience (khalayak yang homogeny), dalam artian pada aspek tertentu
dibentuk dari beberapa macam kepentingan bersama antaranggotanya. Walaupun
mereka anonym dan tersebar, tetapi mereka terbentuk dari individu-individu yang
mempunyai kepentingan dan orientasi yang samasehingga mereka menjadi audience
yang sama (Endang, 1993: 27).

2.4 Khalayak Aktif dan Pasif

Pada khalayak pasif, yang serta merta hanya bias menerima apa yang media
hadirkan tanpa melakukan seleksi dan lainnya, tentu saja akan mencerna dengan mentah
informasi atau konten tersebut. Tanpa berpikir kritis terlebih dahulu, dan membuat
kesimpulan secara menyeluruh atas apa yang media gambarkan, tanpa menilik ada apa
dibalik hal tersebut. Ini akan berdampak pada perilaku negative khalayak, misalnya
mudah diprovokasi oleh media. Melakukan atau mencontoh apa yang media-media
tayangkan karena sudah dianggapnya sesuatu yang lumrah, misalnya kekerasan dan
perilaku sex remaja.

Kemudian dapat berdampak pada perubahan pemikiran khalayak. Seperti


informasi atau tayangan tentang suatu kampanye, atau ilmu pengetahuan yang belum
komprehensif. Jika secara pemikiran sudah terkontaminasi oleh hal-hal yang dihadirkan
media yang kurang bertanggung jawab, maka dapat merubah perilaku khalayak pula.
Misalnya dengan hilangnya budaya malu melakukan hal-hal senonoh di depan publik. Ini
juga akibat terpaan media dengan berbagai tontonan dan secara tidak sadar memberikan
‘pelajaran’ kepada pemirsanya sendiri. Misalnya dalam konteks sinetron dan remaja.

Lebih parah lagi jika khalayak pasif ini sudah diterpa oleh suatu ideologi atas
kepentingan suatu kalangan tertentu. Misalnya saja kaum ‘barat’, misalnya memiliki visi
atau misi jangka panjang untuk menyebarkan suatu ideologi kepada khalayak dunia. Misi
ini membutuhkan waktu yang tidak sedikit, namun dengan adanya media yang semakin
berperan aktif, misi ini dapat disematkan dalam segala aspek yang secara tidak sadar
membuat khalayak memiliki keyakinan dan pemahaman yang sejalan. Misalnya saja
masalah gender dan emansipasi. Ini adalah budaya luar yang kian hari kian dihembuskan
kepada wanita Indonesia. Ideologi ini selalu disisipkan melalui sejarah panutan kita RA
Kartini. Kemudian sudah banyak dukungan-dukungan dari masyarakat yang pro masalah
‘gender’ ini sehingga baru-baru semakin tidak dapat dielakkan saja masalah HAM LGBT.
Media massa membuat bias hal-hal semacam ini, yang menurut saya adalah sebuah
penyebaran ideologi yang sangat massif. Dan khalayak pasif mau tidak mau akan
menerima apa yang media terus bombardirkan.

Untuk khalayak aktif, media hanya dapat menawarkan informasi serta konten
yang dibutuhkan masyarakat. Karena khalayak lah yang nanti akan memilih dan
mengambil mana yang sesuai juga memberikan kepuasan terhadap apa yang mereka cari.
Di sini, bisa juga dikatakan bahwa nantinya khalayak lah yang mengontrol media.
Mengapa demikian? Karena media nantinya akan lebih mengetahui audiens lebih banyak
memilih informasi yang mana, sehingga mau tidak mau media pun mengikuti jalur
konsumen supaya tetap mendapatkan atensi audiensnya. Atau media memberikan banyak
ragam dan pilihan untuk memberikan berbagai kebutuhan terhadap konsumennya.
Dampak yang terjadi jika media memaksakan untuk mempengaruhi khalayak aktif, maka
media tersebut akan ditinggalkan, karena khalayak aktif akan merasa muak dengan apa
yang tidak mereka inginkan.

Misalnya saja, khalayak aktif sudah bosan dengan tayangan sinetron yang itu-itu
saja, atau tayangan seragam di semua channel, sehingga penonton akan berpindah tempat
dan mencari sumber atau media lain yang lebih memberikan kepuasaan atas tujuan
dirinya. Untuk itu, dampak yang dirasakan khalayak aktif tentu saja akan berbeda dengan
yang dialami oleh khalayak pasif dalam memandang isi media. Khalayak aktif akan
berinteraksi dengan sendirinya, menjadi aktif dalam memandang media, hingga berperan
masuk ke dalam/menjadi bagian dari media tersebut. Sehingga dapat memberikan
kontribusi yang ingin mereka (khalayak aktif) ciptakan sendiri.

 Teori yang mendukung dalam konteks khalayak aktif dan pasif dapat dijabarkan melalui
Teori Jarum Suntik dan Teori Uses and Gratification.
Teori jarum suntik atau hypodermic needle theory mengasumsikan bahwa media
memiliki kekuatan yang sangat perkasa, dan komunikan dianggap pasif atau tidak tahu
apa-apa (Ardianto, 2009). Sehingga khalayak yang tidak berdaya atau pasif mendapat
tembakan dari komunikator, dalam hal ini media massa. Walaupun pada akhirnya teori ini
terbantahkan oleh teori terbaru lainnya, namun menurut saya, di era sekarang teori jarum
suntik masih relevan terhadap isu-isu tertentu. Karakteristik khalayak pasif sangat mudah
dipengaruhi, dan kebanyakan mereka memilih cool media, seperti televisi dan radio.
Mereka menjadi pemirsa dan melihat semua tayangan, baik informasi atau pun acara
lainnya, tanpa membuat pilihan berdasarkan tujuan dan kebutuhan diri sendiri.
Untuk khalayak aktif, teori uses and gratification sangat mewakili konteks ini.
Karena teori ini lebih memberikan alternatif dalam memandang antara isi media dan
audiensnya (Bungin, 2006). Di sini dapat digambarkan bahwa khalayak aktif dalam
pemenuhan kepuasan dan kebutuhan informasi yang disuguhkan media. Mereka mencari
informasi berdasarkan tujuan tertentu dan lebih melihat dari isi media yang ditawarkan.
Sehingga terjadi proses seleksi di sini, dan khalayak berperan aktif memilah-milih juga
memastikan konten apa yang dapat memberinya kepuasan atas tujuan dan kebutuhannya
tersebut. Menurut Ardianto, khalayak dianggap secara aktif menggunakan media untuk
memenuhi kebutuhan. Teori ini memang pengembangan dari model jarum suntik karena
model tersebut dianggap tidak selalu dapat menembak sasaran dengan tepat, melainkan
ada juga khalayak yang tidak terkena peluru jarum suntik tersebut. Jadi, pemilihan media
terletak pada khalayak, karena teori ini bukan tertarik pada apa yang dilakukan media,
melainkan apa yang dilakukan orang terhadap media.

 
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Sosiologi adalah ilmu yang mempelajari masyarakat. Kemudian, komunikasi adalah
proses pertukaran informasi sehingga melahirkan perubahan perilaku. Sosiologi
Komunikasi Massa itu diartikan sebagai komunikasi dalam konteks “Sosiologi
Komunikasi Massa” diartikan sebagai peristiwa/fenomena social, yang perlu dijelaskan
oleh pandangan sosiologi. Dari posisi seperti ini, sosiologi komunikasi massa berusaha
memosisikan sosiologi sebagai sebuah perspektif untuk memahami masalah-masalah
komunikasi.
Khalayak dalam komunikasi massa memiliki karakteristik tersendiri, yaitu :

 berjumlah banyak
 anonym
 heterogen
 tersebar (konteks ruang dan waktu)
Berdasarkan karakteristik khalayak komunikasi massa, secara garis besar dapat
dibedakan menadi 2 jenis khalayak massa, yaitu :

•General public audience (khalayak yang luas, heterogen, anonym), contohnya


pemirsa televise, pendengar radio, pembaca surat kabar, yang mana Antara satu dengan
yang lainnya saling tidak mengenal.
•Specialixed audience (khalayak yang homogeny), dalam artian pada aspek tertentu
dibentuk dari beberapa macam kepentingan bersama antaranggotanya. Walaupun mereka
anonym dan tersebar, tetapi mereka terbentuk dari individu-individu yang mempunyai
kepentingan dan orientasi yang samasehingga mereka menjadi audience yang sama
(Endang, 1993: 27).

Pada khalayak pasif, yang serta merta hanya bias menerima apa yang media
hadirkan tanpa melakukan seleksi dan lainnya, tentu saja akan mencerna dengan mentah
informasi atau konten tersebut. Tanpa berpikir kritis terlebih dahulu, dan membuat
kesimpulan secara menyeluruh atas apa yang media gambarkan, tanpa menilik ada apa
dibalik hal tersebut. Ini akan berdampak pada perilaku negative khalayak, misalnya
mudah diprovokasi oleh media. Melakukan atau mencontoh apa yang media-media
tayangkan karena sudah dianggapnya sesuatu yang lumrah, misalnya kekerasan dan
perilaku sex remaja.
Pada khalayak aktif, media hanya dapat menawarkan informasi serta konten yang
dibutuhkan masyarakat. Karena khalayak lah yang nanti akan memilih dan mengambil
mana yang sesuai juga memberikan kepuasan terhadap apa yang mereka cari. Di sini, bisa
juga dikatakan bahwa nantinya khalayak lah yang mengontrol media. Mengapa
demikian? Karena media nantinya akan lebih mengetahui audiens lebih banyak memilih
informasi yang mana, sehingga mau tidak mau media pun mengikuti jalur konsumen
supaya tetap mendapatkan atensi audiensnya. Atau media memberikan banyak ragam dan
pilihan untuk memberikan berbagai kebutuhan terhadap konsumennya. Dampak yang
terjadi jika media memaksakan untuk mempengaruhi khalayak aktif, maka media tersebut
akan ditinggalkan, karena khalayak aktif akan merasa muak dengan apa yang tidak
mereka inginkan. Misalnya saja, khalayak aktif sudah bosan dengan tayangan sinetron
yang itu-itu saja, atau tayangan seragam di semua channel, sehingga penonton akan
berpindah tempat dan mencari sumber atau media lain yang lebih memberikan kepuasaan
atas tujuan dirinya. Teori yang mendukung dalam konteks khalayak aktif dan pasif dapat
dijabarkan melalui Teori Jarum Suntik dan Teori Uses and Gratification.

B. SARAN
Demikianlah yang dapat kami sampaikan mengenai materi yang menjadi bahasan
dalam makalah ini, tentunya banyak kelemahan dan kekurangan karena terbatasnya
pengetahuan, kurangnya rujukan dan referensi yang penulis peroleh hubungannya dengan
makalah ini. semoga bertambahlah referensi mengenai bidang garapan dalam makalah ini.
Dan semoga makalah ini dapat bermanfaat untuk para pembacanya. Dan penulis juga
meminta kritikan yang sikapnya membangun demi penyempurnaan makalah ini. Terima
kasih.
DAFTAR PUSTAKA

Ardianto, E. &. (2009). Komunikasi Massa: Suatu pengantar: Edisi Revisi. Bandung:
Simbiosa Rekatama Media.

Bungin. B. (2006). Sosiologi Komunikasi: Teori Paradigma, dan Diskursus Teknologi


Komunikasi di Masyarakat. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Sudarmo, Momon. (2014). Sosiologi Komunikasi. Jakarta: Mitra Wacana Media.

Vera, Nawiroh. (2016). Komunikasi Massa. Bogor: Ghalia Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai