Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

KOMUNIKASI LINTAS BUDAYA

IKLIM KOMUNIKASI BUDAYA

Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas


Mata Kuliah Komunikasi Lintas Budaya

Disusun Oleh :

KELOMPOK 8

1. Adi Kuswanto E1A 17.0408


2. Indah Sari Hoerunisa E1A.18.0409
3. Nur'aeni Hidayat E1A.18.0529

FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI PRODI ILMU KOMUNIKASI


UNIVERSITAS SUBANG
2020
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL.................................................................................... 1
DAFTAR ISI................................................................................................ 2
BAB I PENDAHULUAN..................................................................... 3
1.1. Latar Belakang ............................................................... 3
1.2. Rumusan Masalah........................................................... 4
1.3. Tujuan............................................................................. 4
BAB II PEMBAHASAN........................................................................ 5
2.1. Perasaan Positif Terhadap Komunikan............................ 5
2.2. Pengetahuan tentang Komunikan................................... 5
2.3. Perilaku atau Tindakan Terhadap Komunikan .............. 7
BAB III PENUTUP ................................................................................ 9
3.1 Kesimpulan .................................................. 9
Daftar Pustaka............................................... 10

2
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Teori di dalam ilmu komunikasi dapat dikategorikan multi dimensi
karena mencakup segala hal terkait dinamika kehidupan sosial, hal ini didasari
dengan keterkaitan komunikasi sebagai alat interaksi bagi umat manusia,
sehingga dapat disimpulkan bahwa alasan keragaman teori tersebut diuraikan
berdasarkan keragaman fungsi komunikasi sebagai alat interaksi tersebut yang
merupakan suatu kebutuhan primer manusia sebagai makhluk sosial.

Para pakar komunikasi melakukan berbagai penelitian terkait komunikasi


yang dibangun oleh manusia sebagai alat interaksi dari berbagai aspek dan sudut
pandang serta faktor yang berkaitan, termasuk dalam komunikasi antarbudaya
terdapat istilah iklim komunikasi, istilah tersebut merupakan bentuk
penggambaran mengenai situasi atau suasana psikologis maupun sosial yang
mempengaruhi komunikasi. Interaksi antara orang-orang yang memiliki
perbedaan budaya memang menimbulkan lebih banyak salah pengertian
daripada keselarasan pengertian antara komunikator dengan komunikan.

Dalam makalah sederhana ini mencoba untuk menguraikan pembahasan


mengenai hal tersebut, sebagai bentuk pemenuhan terhadap tugas yang
diberikan, serta materi yang ditawarkan dengan berlandaskan kepada beberapa
literatur yang dapat dicapai, makalah ini disusun dengan judul: “IKLIM
KOMUNIKASI BUDAYA.”

Istilah iklim merupakan kiasan (metafora) yang diterapkan pada situasi


yang berbeda dengan tujuan menyatakan suatu kemiripan, Sackmann
menyatakan bahwa suatu kiasan dapat memberi gambaran yang gamblang pada
tingkat kognitif, emosional, perilaku, serta menyatakan suatu bagian tertentu

3
pada tindakan tanpa menetapkan perilaku sebenarnya dari pelaku atau orang
yang melakukan, dalam hal ini komunikator.

Dari uraian mengenai iklim dapat dilihat bahwa iklim komunikasi sangat
bergantung pada keterbukaan, proses pembuatan keputusan bersama,
kepercayaan dan pemahaman terhadap tujuan bersama, serta perasaan memiliki
terhadap tujuan tersebut, dalam artian bahwa iklim komunikasi menyangkut
mengenai keselarasan pemahaman antara pemberi dan penerima pesan.

Sebagai pengantar dalam uraian pembahasan makalah ini, adalah


berdasarkan literatur yang diperoleh mengenai iklim komunikasi antarbudaya
yang dipahami dapat menghasilkan dampak positif atau negatif tergantung
kepada tiga dimensi sebagai berikut:
1. Perasaan positif terhadap komunikan
2. Pengetahuan tentang komunikan
3. Perilaku atau tindakan terhadap komunikan

1.2. Rumusan Masalah


Berdasarkan literatur yang diperoleh, perumusan masalah yang
menyesuaikan dengan materi pembahasan yang diuraikan dalam makalah ini
adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana Perasaan positif terhadap komunikan?
2. Bagaimana Pengetahuan tentang komunikan?
3. Bagaimana Perilaku atau tindakan terhadap komunikan?

1.3. Tujuan Penulisan


Adapun pembahasan yang diuraikan dalam makalah ini terkait dengan
permasalahan yang telah dirumuskan adalah sebagai berikut:
1. Perasaan positif terhadap komunikan
2. Pengetahuan tentang komunikan
3. Perilaku atau tindakan terhadap komunikan

4
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Perasaan Positif Terhadap Komunikan


Dari perspektif psikologi mengenai komunikasi, menurut Hovlan, Janis,
dan Kelly, mendefinisikan komunikasi sebagai proses dimana seorang individu
menyampaikan stimulus kepada komunikan dengan lambang kata untuk
mengubah tingkah laku orang lain, sehingga pesan yang disampaikan dapat
dipahami dan kemudian memberikan efek atau feedback terhadap komunikan.
Proses komunikasi dikatakan dapat berada dalam suatu iklim komunikasi yang
dianggap sehat apabila komunikator menciptakan perasaan positif terhadap
komunikan, salah satu cara yang dapat ditempuh adalah dengan mengurangi
prasangka (prejudice) terhadap komunikan, atau dapat diartikan tidak langsung
menarik kesimpulan mengenai pesan yang disampaikan sebelum dicerna atau
dipahami sebelum menyimpulkan sebuah pesan yang disampaikan.

2.2. Pengetahuan tentang Komunikan


Manusia sebagai komunikan secara umum, menurut pandangan ahli
mantiq atau logika manusia adalah hayawan natiq (manusia adalah hewan yang
dapat berfikir), sedangkan Ibn Khaldun seorang ahli filsafat mengatakan bahwa
manusia adalah madaniyyun bi al-thaba atau manusia adalah makhluk yang
bergantung pada tabiat atau perilakunya, dan Thomas Aquinas berpendapat
bahwa manusia sebagai pribadi adalah makhluk individual, apabila hidup adalah
sebagai makhluk yang merupakan bentuk kesatuan antara jiwa dan badan, dan
dimaksud dengan pribadi adalah masing-masing dari manusia.
Jalaluddin Rakhmat memaparkan empat teori psikologi tentang manusia, di
antaranya adalah sebagai berikut:
1. Psikoanalisis (Homo Volens atau manusia berkeinginan); dalam hal ini
maksudnya adalah manusia yang digerakkan oleh keinginan-keinginan
terpendam.

5
2. Kognitif (Homo Sapiens atau manusia berfikir); dimaksudkan bahwa
manusia merupakan makhluk yang aktif mengorganisasikan dan
mengolah stimuli yang diterimanya.
3. Behaviorisme (Homo Mechanicus atau manusia mesin); maksudnya
adalah manusia yang digerakkan semuanya oleh lingkungan.
4. Humanisme (Homo Ludens atau manusia bermain); maksudnya adalah
manusia sebagai pelaku aktif dalam merumuskan strategi transaksional
dengan lingkungannya.

Kebudayaan yang ada pada manusia selalu berkembang sebagai bentuk


dari akibat dari asimilasi dan akulturasi antara kebudayaan milik kelompok atau
ras yang satu dengan kelompok ras yang lainnya pada tempat yang berbeda,
antara kelompok atau ras yang satu pada zaman dahulu dan zaman sekarang,
atau dari generasi ke generasi.

Pengetahuan mengenai komunikan merupakan pengetahuan dasar


mengenai komunikan tersebut, termasuk mengenai suku, profesi atau pekerjaan,
tempat tinggal, umur, atau termasuk juga latar belakang keturunan, serta
mengenai keinginan, kebutuhan, dan harapan dari komunikan, karena dengan
mengenal baik komunikan dapat menghasilkan komunikasi positif, begitu pula
sebaliknya, apabila tidak mengenal baik dengan komunikan dapat menimbulkan
komunikasi yang berdampak negatif.

Fazlur Rahman menjelaskan perbedaan antara manusia dengan makhluk


lainnya yang secara ringkas maksudnya adalah secara fisik manusia sama
dengan alam, tunduk dan patuh pada aturan takdir (qadar) dan hukum alam,
yang menjadi perbedaan manusia dengan makhluk lainnya adalah terletak pada
keistimewaan dan tanggung jawabnya.

Secara sosiologis, kelompok komunikan dalam bentuk terpisah atau


terkumpul pada kelompok manusia yang disebut sebagai berikut:

6
1. Crowd; kelompok orang yang berkumpul pada suatu tempat atau ruangan
tertentu yang terlibat dalam suatu persoalan atau kepentingan bersama
secara tatap muka (direct communication).
2. Publik; kelompok yang abstrak dari orang-orang yang menaruh perhatian
pada suatu persoalan atau kepentingan yang sama karena terlibat dalam
suatu pertukaran pemikiran melalui komunikasi tidak langsung untuk
mencari solusi.
3. Massa; orang banyak yang heterogen, tidak terikat oleh suatu tempat dan
interaksinya sangat kurang, dan permasalahan yang dihadapi berbeda
atau terpencar.

2.3. Perilaku atau Tindakan Terhadap Komunikan


Kecenderungan yang harus dihindari dalam penerapan tindakan verbal
atau non-verbal, yaitu menghakimi nilai, adat istiadat, perilaku maupun aspek
budaya lainnya dengan menggunakan sentiment kelompok sebagai standar bagi
semua penilaian, atau dengan istilah etnosientrisme, karena hal tersebut dapat
menjadikan proses komunikasi berdampak negatif, sehingga harus dihindari
untuk membangun komunikasi khususnya komunikasi antarbudaya, termasuk
yang harus dihindari adalah stereotyping atau generalisasi yang didasari dengan
pengalaman yang terbatas.

Dimensi terakhir dalam pencapaian iklim komunikasi antarbudaya yang


dapat menimbulkan dampak positif adalah dengan perilaku yang diwujudkan ke
dalam perilaku verbal atau non-verbal, perilaku tersebut berdasarkan dari tiga
sumber utama yaitu: (1) kebiasaan; (2) maksud yang ada di dalam pikiran; serta
(3) perasaan atau emosi.

Ada beberapa hukum prinsip dasar yang harus diperhatikan agar


komunikasi dapat berjalan secara efektif, hukum tersebut dirangkum menjadi
satu kata yaitu REACH yang diuraikan sebagai berikut:
1. Respect; yaitu sikap hormat dan sikap menghargai terhadap lawan
bicara

7
(komunikan), karena pada prinsipnya manusia ingin dihargai dan
dianggap penting.
2. Empathy; yaitu kemampuan menempatkan diri pada situasi atau
kondisi yang
dihadapi oleh orang lain, rasa empati menjadikan komunikator untuk
dapat menyampaikan pesan dengan cara dan sikap yang memudahkan
penerima pesan untuk menerima pesan tersebut, dapat juga diartikan
kemampuan untuk mendengar dan bersikap perseptif atau siap terhadap
umpan balik dengan sikap positif.
3. Audible; yaitu dapat dimengerti dengan baik, sehingga dalam
menyampaikan
pesan dapat dengan mudah dimengerti, hukum ini dapat diuraikan
sebagai berikut:
- Membuat pesan mudah dimengerti
- Fokus terhadap informasi yang penting
- Menggunakan ilustrasi untuk membantu memperjelas isi pesan
- Memperhatikan fasilitas yang ada dan lingkungan sekitar
- Antisipasi terhadap segala kemungkinan masalah yang akan muncul
- Selalu mempersiapkan rencana atau pesan cadangan.
4. Clarity; yaitu kejelasan dari pesan yang disampaikan, serta tidak
menimbulkan multi-interpretasi, hal ini juga bergantung pada kualitas
suara serta bahasa yang digunakan.
5. Humble; yaitu sikap rendah hati, hal ini berkaitan dengan hukum
pertama karena untuk membangun rasa menghargai adalah dengan
sikap rendah hati.

8
BAB III
PENUTUP

3.1. Kesimpulan
Dari uraian pembahasan di dalam makalah sederhana ini dapat
disimpulkan sebagai berikut:
1. Perasaan positif terhadap komunikan dapat ditimbulkan dengan
menghindari
prasangka negatif terhadap komunikan, dengan cara tidak
menyimpulkan langsung sebuah pesan yang diterima, melainkan
memberikan proses terhadap pesan tersebut dengan menjauhkan segala
bentuk prasangka yang dapat menimbulkan dampak negatif dalam
proses komunikasi yang dibangun.
2. Pengetahuan mengenai komunikan merupakan landasan untuk
mengenal
komunikan tersebut, baik psikologis maupun sosiologis, karena dengan
mengenal atau memiliki pengetahuan mengenai komunikan dapat
membangun penilaian positif dari berbagai sudut pandang, tanpa
mendahulukan sentiment kelompok sendiri, dalam artian membuka
luas cakrawala pemikiran mengenai lawan bicara, sehingga
memberikan pemahaman ekstra untuk menjadikan pemikiran positif
terhadap lawan bicara tersebut.
3. Tindakan atau perilaku komunikan merupakan perilaku yang
diwujudkan ke dalam perilaku verbal atau non-verbal, perilaku tersebut
berdasarkan dari tiga sumber utama yaitu: (1) kebiasaan; (2) maksud
yang ada di dalam pikiran; serta (3) perasaan atau emosi.

9
DAFTAR KEPUSTAKAAN

F. Patty, dkk., Pengantar Psikologi Umum, Surabaya: Usaha Nasional, 1982.


Ilaihi, Wahyu, Komunikasi Dakwah, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2010.
Liliweri, Alo, Dasar-Dasar Komunikasi Antarbudaya, Cetakan V,
Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2011.
Moss, Stewart L. Tubbs-Sylvia, Human Communication: Konteks-Konteks
Komunikasi, Bandung: PT Remaja Rodaskarya, 2001.
Muhiddin, Asep, Dakwah dalam Perspektif Alquran: Studi Kritis atas Visi,
Misi, dan Wawasan, Bandung: Pustaka Setia, 2002.
Rakhmat, Jalaluddin, Psikologi Komunikasi, Cetakan keduapuluhsatu,
Bandung: Remaja Rosdakarya, 2004.
Zainab, Siti, Harmonisasi Komunikasi dan Dakwah, Banjarmasin: Antasari
Press, 2009.

http://aaipoel.wordpress.com/2007/06/07/komunikasi-organisasi-dan-
motivasi/
http://brataashia.blogspot.com/2011/06/memahami-teori-iklim-
komunikasi.html
http://mantanresidivis.wordpress.com/2010/05/01/perkembangan-mutakhir-
ilmu-komunikasi/
http://www.docstor.com/docs/25154554/HAKIKAT-MANUSIA-DALAM-
PANDANGAN

10

Anda mungkin juga menyukai