Anda di halaman 1dari 17

KOMUNIKASI DALAM PRAKTEK

KEBIDANAN

Dosen Pengempu :
Bdn Lina Darmayanti Bainuan, SST.,M.Keb

Disusu Oleh :
Selvi Yulia Aaggraini
231540007

PROGRAM STUDI DIII KEBIDANAN


FAKULTAS KESEHATAN
UNIVERSITAS TRIATMA MULYA
2023/2024
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah Swt. atas segala rahmat-Nya kami dapat menyelesaikan
makalah mengenai “ Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Komunikasi” Makalah ini
diajukan guna memenuhi tugas dalam mata kuliah Komunikasi Dalam Praktik Kebidanan

Tidak lupa saya mengucapkan terimakasih kepada Bidan Lina Darmayanti Bainuan,
SST.,M.Keb sebagai dosen pengempu mata kuliah Telaah Kurikulum yang telah membantu
arahan dan pemahaman dalam menyusun makalah ini.

Bagi saya sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan
makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman saya. Untuk itu saya sangat
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah
ini. Semoga makalah ini memberikan informasi bagi teman teman dan bermanfaat untuk
pengembangan ilmu pengetahuan bagi kita semua.

Jembrana, 8 September 2023

Penulis

ii
DAFTAR ISI

JUDUL HALAMAN..........................................................................................................i

KATA PENGANTAR........................................................................................................ii
DAFTAR ISI....................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................................1
1.1 Latar Belakang.............................................................................................................1
1.2 Rumusan Masla...........................................................................................................2
1.3 Tujuan Penulisan..........................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN...................................................................................................3
2.1 Pengetian Komunikasi.................................................................................................3
2,2 Faktor – Faktor Yang Memengaruhi Komunikasi.......................................................4
BAB III PENUTUP.........................................................................................................10
3.1 Kesimpulan................................................................................................................10
3.2 Saran..........................................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................................11

iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakan
Komunikasi adalah instrumen dasar dari interaksi manusia yang memungkinkan seseorang
untuk melakukan kontak dengan orang lain karena komunikasi dilakukan oleh seseorang setiar
hari baik disadari maupun tidak. Di dunia kesehatan, terutama pada saat menghadapi klien,
seorang perawat juga harus mengadakan suatu komunikasi agar informasi yang ada dapat
tersampaikan dengan baik. Terutama informasi yang berkenaan dengan kebutuhan klien akan
asuhan keperawatan yang akan diberikan. Oleh karena itu, komunikasi adalah faktor yang paling
penting, yang digunakan untuk menetapkan hubungan antara perawat dengan klien.
Namun, seringkali informasi yang seharusnya sampai kepada orang yang membutuhkan,
ternyata terputus di tengah jalan akibat tidak efektifnya suatu komunikasiyang dilakukan.
Pada komunikasi terapeutik antara perawat dengan klien, hal tersebut dapatmungkin terjadi
karena disebabkan oleh berbagai hal. Hal –hal tersebut tidak hanya berasaldari klien saja, tetapi
juga dapat disebabkan oleh pola komunikasi yang salah yang dilakukanoleh perawat.
Komunikasi yang tidak efektif juga dapat disebabkan kegagalan pada proseskomunikasi itu
sendiri.
Komunikasi adalah proses berbagi makna melalui perilaku verbal dan nonverbal.Segala
perilaku dapat disebut komunikasi jika melibatkan dua orang atau lebih. frase duaatau lebih
perlu ditekankan, karena sebagian literatur menyebut istilah komunikasiintrapersonal,
yakni komunikasidiri sendiri. Komunikasi terjadi jika setidaknya suatusumber
membangkitkan respons pada penerima melalui penyampaian suatu pesan dalambentuk tanda
atau simbol,baik bentuk verbal atau bentuk non verbal,tanpa harusmemastikan
terlebih dulu bahwa kedua pihak yang berkomunikasi punya suatu sistemsimbol yang
sama. Komunikasi efektif terjadi apabila sesuatu (pesan) yang diberitahukankomunikator dapat
diterima dengan baik atau sama oleh komunikan,sehingga tidak terjadisalah persepsi.
Menurut Dr. Everett Kleinjan dari East West Center Hawaii dalam (Cangara 1998:1),
mengatakan bahwa komunikasi sudah merupakan bagian kekal dari kehidupan manusia seperti
halnya bernafas. Sepanjang manusia ingin hidup, maka ia perlu berkomunikasi. Masyarakat
yang senantiasa selalu berkomunikasi maka terjadilah keseimbangan dalam hidupnya. Peristiwa
komunikasi dapat terjadi dimana saja selama dalam tempat tersebut terdapat manusia lainnya.
Dalam kebanyakan peristiwa komunikasi yang berlangsung, hampir selalu melibatkan
penggunaan lambang-lambang verbal dan nonverbal secara bersama-sama. Keduanya, bahasa
verbal dan nonverbal, memiliki sifat holistic, bahwa masing-masing tidak dapat saling
dipisahkan. dupan dan merupakan aktivitas dasar manusia.
1
Dengan berkomunikasi, manusia dapat saling berhubungan satu sama lain baik dalam
kehidupan sehari-hari baik di rumah tangga, di tempat pekerjaan, di pasar, dalam masyarakat
atau di mana saja manusia berada. Tidak ada manusia yang tidak berkomunikasi (Raudhonah,
2007). Komunikasi dibuat untuk menyampaikan pesan dengan tujuan mempengaruhi atau
menggambarkan tentang sesuatu kepada orang lain baik secara individual atau orang banyak.
Sehingga untuk memenuhi kebutuhan berinteraksi yang bersifat antarpribadi, diperlukan melalui
kegiatan Komunikasi interpersonal atau antarpribadi. Sedangkan kebutuhan untuk
berkomunikasi dengan orang banyak, dipenuhi melalui aktivitasn Komunikasi massa. Dengan
demikian komunikasi menjadi unsur penting dalam berlangsungnya kehidupan suatu
masyarakat. Selain merupakan kebutuhan, aktivitas Komunikasi sekaligus merupakan unsur
pembentuk suatu masyarakat. Sebab tidak mungkin manusia hidup di suatu lingkungan tanpa
berkomunikasi satu sama lain (Mulyana, 2010).
1.2 Rumusan Masalah
1. Apakah pengertian dari Komunikasi?
2. Apa saaja factor-faktor yang mempengaruhi komunikasi?
1.3 Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui pengertian komunikasi.
2. Untuk mengetahui faktor – faktor yang mempengaruhi komunikasi.
2

BAB II

PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Komunikasi
1. Komunikasi berasal dari kata berikut ini.
2. Communicare (bahasa Latin) yang artinya menjadikan sesuatu milik bersama.
Comunis yang arti harfiahnya milik bersama, yaitu dengan proses komunikasi
gagasanNseseorang disampaikan kepada orang yang terlibat, diterima, dimengerti,
dan disetujui maka gagasan tersebut menjadi milik bersama (Cherry, 1983).

Ada banyak pendapat dari ahli tentang pengertian komunikasi yang bisa Anda pahami,
yaitu:

1. Proses pertukaran informasi atau proses yang menimbulkan dan meneruskan makna
atau arti dan pemahaman dari pengirim kepada penerima pesan (Burgess, 1988,
Taylor,1993).
2. Interaksi antar pribadi yang menggunakan simbol linguistik, seperti sistem symbol
verbal (kata-kata), nonverbal (Knapp, 2003).

Dari dua pengertian terebut dapat disimpulkan bahwa komunikasi adalah proses
pertukaran informasi antar pribadi dengan menggunakan simbol, baik verbal maupun
nonverbal. Banyaknya definisi komunikasi yang disampaikan oleh para ahli
dilatarbelakangi oleh berbagai perspektif (mekanistis, sosiologistis, psikologistis, dan
antropologistis). Dari perspektif yang melatarbelakanginya, komunikasi dapat
dikelompokkan dan didefinisikan sebagai berikut :

1. Komunikasi secara mekanistis adalah suatu proses dua arah yang menghasilkan
transmisi informasi dan pengertian antara masing-masing individu yang terlibat
(Kossen, 1986).
2. Komunikasi secara sosiologistis adalah suatu proses dimana seseorang memberikan
tafsiran terhadap perilaku orang lain (ucapan, gerak, dan sikap) kemudian yang
bersangkutan memberikan reaksi terhadap perasaan yang disampaikan oleh orang
lain tersebut (Sukanto,1994).
3. Komunikasi secara psikologistis adalah suatu proses dimana komunikator
mentransmisikan stimuli (biasanya verbal) untuk menggerakkan individu lain
(audience) berperilaku (Hovland dkk, 1953).
4. Komunikasi secara antropologistis adalah suatu peristiwa yang terjadi apabila
makna diberikan kepada suatu perilaku tertentu.
3

Komunikasi berasal dari bahasa latin communis yang memiliki art membuat
kebersamaan atau membuat kebersamaan dua orang atau lebih, kemudian communico
artinya memberi (Sari et al., 2020). Komunikasi dikatakan juga berasal dari kata
communicare yang berarti menyebarluaskan/memberitahukan. Selanjutnya, kata
communication dimaknai sebagai penyampaian lambang-lambang (Purba et al., 2020).
Secara umum, definisi komunikasi oleh Carl I. Hovland menyatakan bahwa komunikasi
merupakan ilmu yang mempelajari upaya yang sistematis, secara tegas merumuskan
asas penyampaian informasi maupun sikap dan opini. Lain lagi pendapat Wilbur
Shcram yang mengemukakan bahwa komunikasi ialah suatu pelaksanaan persamaan
maksa antara komunikator dan komunikan.

Menurut Edward Depari, komunikasi merupakan proses mengemukakan gagasan,


harapan, dan pesan yang disampaikan menggunakan lambang-lambang tertentu dengan
makna yang dimilikinya oleh pemberi pesan ke penerima pesan (Caropeboka, 2017).
Melihat banyaknya pengertian komunikasi tersebut maka bisa ditarik kesimpulan
bahwa komunikasi merupakan seni penyampaian informasi (pesan, ide, sikap/gagasan)
dari komunikator untuk mengubah/membentuk perilaku komunikan (pola, sikap,
pandangan, dan pemahaman) ke pola pemahaman yang dikehendaki bersama.
Sedangkan komunikasi kebidanan adalah bentuk komunikasi yang digunakan oleh
bidan dalam memberikan asuhan kebidanan kepada klien seperti misalnya ketika
seorang bidan mencari data atau mengkaji Klien, melaksanakan asuhan, ataupun
melakukan evaluasi terhadap asuhan yang sudah diberikan.

2.2 Faktor- Faktor Yang Mempengaruhi Komunikasi


A. Menurut Scoot M Cultip
1. Kredibilitas
Kredibilitas (credibility) berkaitan dengan hubungan saling percaya antara
komunikator dan komunikan. Komunikator perlu memiliki kredibilitas dimata
komunikan, misalnya dalam hal tingkat keahliannya dalam bidang yang
bersangkutan dengan pesan/ informasi yang disampaikan.
2. Konteks
Konteks (context) berkaitan dengan situasi dan kondisi dimana komunikasi
berlangsung. Konteks disini terdiri dari aspek yang bersifat fisik (iklim, cuaca);
aspek Psikologis; aspek sosial; dan aspek waktu. Agar komunikasi dapat berjalan
dengan baik, komunikator harus memperhatikan situasi dan kondisi dimana
komunikan berada.
4
3. Konten
Konten (content) berkaitan dengan isi pesan yang disampaikan komunikator
kepada komunikan. Isi pesan/ informasi disesuaikan dengan kebutuhan
komunikan, misalnya pesan/ informasi mengenai kesehatan janin diberikan
kepada ibu-ibu, bukan kepada anak remaja. komunikasi yang efektif akan dapat
dicapai jika konten yang disampaikan komunikator mengandung informasi/ pesan
yang berarti/ penting untuk diketahui oleh komunikan.
4. Kejelasan
Kejelasan (clarity) dari pesan/ informasi yang disampaikan komunikator sangat
penting. Untuk menghindari kesalahpahaman komunikan dalam menangkap isi
pesan/ informasi yang disampaikan komunikator. Kejelasan disini mencapkup
kejelasan isi pesan, kejelasam tujuan yang akan dicapai, kejelasan kata-kata
(verbal) yang digunakan, dan kejelasan bahasa tubuh (non
verbal) yang digunakan.
5. Kesinambungan dan Konsistensi
Kesinambungan dan konsistensi (continuity and consistency) pesan/ informasi
yang disampaikan diperlukan agar komunikasi berhasil dilakukan. Pesan perlu
disampaikan secara terus menerus dan konsisten. Pesan yang disampaikan
sebelumnya dengan pesan selanjutnya tidak saling bertentangan. Contohnya
informasi mengenai program KB ‘dua anak saja cukup’ dari pemerintah, perlu
disiarkan terus menerus melalui berbagai media, agar pesan tersebut tertanam dan
dapat mempengaruhi prilaku masyarakat.
6. Kemampuan Komunikan
Kemampuan Komunikan (capability of audience) berkaitan dengan tingkat
pengetahuan, dan kemampuan penerima pesan dalam memahami pesan yang
disampaikan. Komikator harus memperhatikan audiensnya, menggunakan bahasa
(baik verbal maupun non verbal) yang sesuai dan dipahami oleh audiens.
7. Saluran Distribusi
Saluran distribusi (channels of distribution) berkaitan dengan sarana/ media
penyampaian pesan. Sebaiknya komunikator menggunakan media yang sesuai
dan tepat sasaran. Misalnya dengan menggunakan media yang telah umum
digunakan komunikan. Dengan begitu, komunikan tidak bingung dan komunikasi
dapat berjalan dengan baik.
5
8. Persepsi
Persepsi merupakan kerangka tujuan yang diharapkan dan hasil setelah
mengobservasi lingkungan. Sebagai contoh, seorang mahasiswa praktik akan
berpersepsi bahwa seorang dosen adalah ancaman baginya tatkala dia melihat
dosen datang ke RS sedangkan dia tidak membawa yang telah di tentukan. Begitu
pula sebaliknya seorang mahasiswa akan beranggapan bahwa dosen yang datang
ke RS merupakan peluang untuk menanyakan hal – hal yang belum diketahui.
Dari contoh diatas, komunikasi mahasiswa yang menganggap bahwa dosen
merupakan ancaman tidak akan terjadi proses komunikasi yang aktif, efektif dan
nyaman. Persepsi juga adalah cara seseorang mencerap tentang sesuatu yang
terjadi dikelilingnya. Mekanisme pencerapan ini umumnya sangat terkait dengan
fungsi pancaindra manusia. Proses rangsangan yag diorganisasikan dan di
interpretasikan dalam otak kemudian menjadikan persepsi. Persepsi seseorang
juga di pengaruhi oleh pengalaman masa lalu. Persepsi akan sangat
mempengaruhi jalannya komunikasi karena proses komunikasi harus ada persepsi
dan pengertian yang sama tentang pesan yang disampaikan dan diterima oleh
kedua belah pihak.
9. Nilai
Nilai adalah keyakinan yang dianut seseorang. Jalan hidup seseorang dipengaruhi
oleh keyakinan, pikiran dan tingkat lakunya. Nilai seseorang berbeda satu sama
lainnya. Komunikasi yang terjadi antara tenaga kesehatan dengan klien juga
dipengaruhi oleh nilai – nilai dari kedua belah pihak. Nilai – nilai yang dianut
perawat dalam konteks komunikasi kesehatan tentunya beda dengan nilai – nilai
yang dimiliki klien.
10. Emosi
Emosi adalah subyektif seseorang dalam merasakan situasi yang terjadi
dikelilingnya. Kekuatan emosi seorang dipengaruhi oleh bagaimana kemampuan
atau kesanggupan seseorang dalam berhubungan dengan orang lain. Untuk
membantu klien, seorang tenaga kesehatan harus menghadirkan perasaannya, dia
merasakan apa yang dirasakan oleh kliennya.
6
11. Latar Belakang Sosial Budaya
Latar belakang sosial budaya mempengaruhi jalannya komunikasi. Orang arab
akan meratap sedih dan menangis apabila ada anggota keluarganya meninggal
dunia, hal ini beda dengan orang Amerika golongan menengah yang sering
menahan tangis secara terbuka bila kehilangan orangyang dicintai. Sedihnya di
pendam untuk memperlihatkan ketegarannya kepada anggota keluarga yang lain.
Faktor ini memang sedikit pengaruhnya namun paling tidak dapat dijadikan
pegangan bagi perawat dalam bertutur kata, bersikap, dan melangkah dalam
berkomunikasi dengan klien.
12. Pengetahuan
Nilai adalah standar yang memperngaruhi perilaku.

B. Menurut Potte dan Perry (1993), ada beberapa faktor yang mempengaruhi
komunikasi sebagai berikut :
1. Perkembangan
Sebagai seorang komunikator harus memperhatikan pengaruh perkembangan
usia, bahasa, dan proses berpikir dari komunikan. Jadi seorang bidan dalam
berkomunikasi harus memperhatikan hal-hal tersebut agar komunikasi berjalan
dengan baik.
2. Persepsi
Persepasi adalah pandangan pribadi seseorang terhadap sesuatu kejadian atau
peristiwa.
3. Nilai
Nilai adalah standar yang memperngaruhi perilaku.
4. Latar Belakang Sosial Budaya
Budaya membatasi seseorang dalam bertindak dan berkomunikasi, contohnya
budaya Jawa dimana orangnya cenderung tertutup dibandingkan dengan budaya
Sumatera atau yang lainnya.
5. Emosi
Emosi merupakan perasaan subjektif terhadap suatu kejadian, dimana antara
individu akan berbeda dalam meluapkan emosi, bisa dalam bentuk diam atau
yang diungkapkan.
7
6. Jenis Kelamin
Tanned (1990) mengatakan bahwa laki-laki dan perempuan mempunyai
perbedaan alam komunikasi. Perempuan berkomunikasi untuk membangun dan
mendukung keakraban, sedangkan laki-laki berkomunikasi untuk mendapat
kemandirian aktifitas.
7. Pengetahuan
Kita ketahui bersama bahwa tingkat pengetahuan mempengaruhi
penerimaan/respos bahasa verbal, karena orang yang berpengetahuan akan
mempunyai lebih informasi dibandingkan dengan yang tidak berpengetahuan.
8. Peran dan Hubungan
Gaya komunikasi akan berbeda tergantung dengan peran yang disandang antara
komunikator dan komunikan. Ketika seseorang mempunyai peran dalam suatu
lingkungan maka ia akan mempunyai rasa percaya diri yang lebih tinggi dalam
memutuskan sesuatu karena dia mempunyai kewenangan.
9. Lingkungan
Lingkungan interaksi berpengaruh terhadap komunikasi efektif. Suasana dan
privacy akan mempengaruhi kenyamanan dalam berkomunikasi. Ketika kita
melakukan komunikasi yang sifatnya pribadi di tempat terbuka maka komunikasi
tidak akan berlangsung dengan lancar karena klien akan merasa malu atau takut
rahasianya diketahui orang lain.
10. Jarak
Jarak merupakan tata ruang yang mempengaruhi komunikasi terutama dalam rasa
aman dan kontrol. Kalau dalam berkomunikasi ada jarak, baik ruang maupun
waktu, maka hasilnya tidak akan optimum karena komunikator tidak bisa secara
leluasa menyampaikan pesannya.
C. Selain apa yang dikemukakan oleh Potte dan Perry di atas, ada beberapa faktor yang
juga bisa mempengaruhi komunikasi seperti berikut ini:
1. Citra Diri
Manusia mempunyai citra diri/cara pAndang terhadap dirinya sendiri, status
sosialnya, kelebihan & kekurangan, sehingga antara komunikator komunikan
harus saling menyesuaikan dengan citra diri masing-masing agar komunikasi
tidak terhambat.
8
2. Citra Pihak Lain
Pengaruh orang lain terhadap pribadi saat terjadinya komunikasi (ada perasaan
campurtangan dari pihak lain). Ada sebagian orang merasa tertekan jika ada ada
orang yang terlalu ikut campur, tapi ada juga orang yang measa membutuhkan
orang untuk mempengaruhinya untuk berkomunikasi.
3. Lingkungan Fisik
Tingkah laku manusia berbeda dari satu tempat dengan tempat lainnya,
tergantung dari mana asalnya dan bagaimana lingkungan tempat tinggalnya,
lingkungan tertutup atau terbuka dengan orang lain.
4. Lingkungan Sosial
Suasana lingkungan sosial akan mempengaruhi gaya komunikasi seseorang. Yaitu
ada tidaknya dukungan dari lingkungan sosialnya.
5. Kondisi Fisik
Komunikasi berhubungan dengan kesempurnaan alat komunikasi (panca indra)
seseorang, baik secara anatomi maupun fisiologi. Bila seseorang memiliki
ketidaksempurnaan dalam indera yang mendukung komunikasi maka akan ada
hambatan dalam komunikasinya. Contohnya, kalau seseorang tuna rungu maka ia
akan kesulitan dalam mendengar pesan sehingga feed back yang diberikannya
juga bisa berbeda.
9

BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Komunikasi adalah proses pertukaran informasi antar pribadi dengan
menggunakan simbol, baik verbal maupun nonverbal, banyaknya definisi komunikasi
yang disampaikan oleh para ahli dilatarbelakangi oleh berbagai perspektif
(mekanistis, sosiologistis, psikologistis, dan antropologistis), komunikasi merupakan
seni penyampaian informasi (pesan, ide, sikap/gagasan) dari komunikator untuk
merubah/membentuk perilaku komunikan (pola, sikap, pandangan dan pemahaman)
ke pola pemahaman yang dikehendaki bersama.
Unsur-unsur yang ada dalam komunikasi adalah komunikator, pesan, komunikan,
media (channel), dan umpan balik (feed back), komponen komunikasi adalah hal-hal
yang harus ada agar komunikasi bisa berlangsung dengan baik terdiri dari
komunikator, pesan, saluran, komunikan, umpan balik Faktor-faktor yang
mempengaruhi komunikasi menurut Potte dan Perry (1993) adalah perkembangan,
persepsi, nilai, latar belakang sosial budaya, emosi, jenis kelamin, pengetahuan, peran
dan hubungan, lingkungan dan jarak.
3.2 Saran
Komunikasi merupakan seni penyampaian informasi (pesan, ide, sikap/gagasan)
dari komunikator untuk merubah/membentuk perilaku komunikan (pola, sikap,
pandangan dan pemahaman) ke pola pemahaman yang dikehendaki bersama.
Diharapka baik pemcaba maupun mahasiswa dapat menerapkan komunikasi yang
baik dan tepat sesuai denagan materi yang dibahas pada maklah ini
10

DAFTAR PUSTAKA
Dalami (20012). Komunikasi dan Konseling Dalam Praktik Kebidanan. Jakarta:
Trans Info Media.
Handajani, S. R., Mid, M., Handajani, S. R., & Mid, M. (2016). Komunikasi dalam
praktik kebidanan.
Lestari, A. (2010). Buku Saku Kominikasi Dan Konseling Dalam Praktik Kebidanan.
Jakarta: Trans Info Media.
Tyastuti, S., Kusmiyati, Y., & Handayani, S. (2010). Komunikasi dan Konseling
dalam Pelayanan Kebidanan. Yogyakarta: Fitramaya.
Uripmi. (2003). Komunikasi Kebidanan. Jakarta: EGC.
Uripni, C. L., Sujianto, U., & Indrawati, T. (2003). Komunikasi Kebidanan. EGC.
11

Anda mungkin juga menyukai