Disusun Oleh :
AKADEMI KEPERAWATAN
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT. yang telah memberikan
Rahmat dan Hidayah-Nya, sholawat serta salam semoga tercurahkan kepada Nabi
Muhammad SAW. Kami bersyukur kepada Ilahi Rabbi yang telah memberikan
Hidayah dan Taufik-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang
berjudul “Menangani dan Mendampingi Pasien Yang Sakarotul Maut” ini
terselesaikan dengan baik.
Akhir kata, kami sampaikan terima kasih dan semoga makalah ini
bermandaat untuk kita semua.
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ...................................................................... 4
B. Rumusan Masalah ................................................................. 4
C. Tujuan Masalah ..................................................................... 5
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian komunikasi ….................................................... 6
2.2 Komponen Komunikasi........................................................ 7
2.3 Hambatan komunikasi ......................................................... 7
2.4 Proses komunikasi ............................................................... 9
2.5 Prinsip komunikasi manajer keperawatan .......................... 10
2.6 Model komunikasi................................................................ 11
2.7 Aplikasi komunikasi dalam Askep ..................................... 12
2.8 Komunikasi Terapeutik Sebagai Tanggung Jawab Moral
Perawat .................................................................................. 14
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1 . Latar Belakang
umum. Komunikasi merupakan hal yang esensial dalam kehidupan kita. Kita
secara drastis.
membenarkan hati, sikap badan, ungkapan minat, sikap dan perasaan yang
dari 80% waktu yang digunakan manajer untuk berkomunikasi, 11% untuk
4
1.3 Manfaat Penulisan
Secara umum penyusunan makalah ini memiliki manfaat sebagai pedoman
dalam memahami konsep manajemen keperawatan khususnya komunikasi dalam
bidang manajemen keperawatan.
5
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
6
2.2 Komponen Komunikasi
Komponen komunikasi adalah hal-hal yang harus ada agar komunikasi
bisa berlangsung dengan baik.Menurut Laswell komponen-komponen
komunikasi adalah:
1. Pengirim atau komunikator (sender) adalah pihak yang mengirimkan pesan
kepada pihak lain.
2. Pesan (message) adalah isi atau maksud yang akan disampaikan oleh satu
pihak kepada pihak lain.
3. Saluran (channel) adalah media dimana pesan disampaikan kepada
komunikan. dalam komunikasi antar-pribadi (tatap muka) saluran dapat
berupa udara yang mengalirkan getaran nada/suara.
4. Penerima atau komunikate (receiver) adalah pihak yang menerima pesan
dari pihak lain.
5. Umpan balik (feedback) adalah tanggapan dari penerimaan pesan atas isi
pesan.
a. Hambatan internal, adalah hambatan yang berasal dari dalam diri individu
yang terkait kondisi fisik dan psikologis. Contohnya, jika seorang
mengalami gangguan pendengaran maka ia akan mengalami hambatan
komunikasi. Demikian pula seseorang yang sedang tertekan (depresi) tidak
akan dapat melakukan komunikasi dengan baik.
b. Hambatan eksternal, adalah hambatan yang berasal dari luar individu yang
terkait dengan lingkungan fisik dan lingkungan sosial budaya. Contohnya,
suara gaduh dari lingkungan sekitar dapat menyebabkan komunikasi tidak
berjalan lancar. Contoh lainnya, perbedaan latar belakang sosial budaya
dapat menyebabkan salah pengertian.
7
a. Gangguan
b. Kepentingan
c. Motivasi terpendam
8
d. Prasangka
Prasangka merupakan salah satu rintangan atau hambatan berat bagi suatu
kegiatan komunikasi oleh karena orang yang mempunyai prasangka belum
apa-apa sudah bersikap curiga dan menentang komunikator yang hendak
melancarkan komunikasi.
9
dengan si B yang juga sama-sama mahsiswa. Seandainya si A
membicarakan hal tersebut dengan si C yang yang seorang pemuda desa
tamatan SD tentunya proses komunikasi tidak akan berjalan lancar.
b. Proses komunikasi secara sekunder
Proses komunikasi secara sekunder adalah prosese penyampaian pesan oleh
komunikator kepada komunikan dengan menggunakan alat atau sarana
sebagai media kedua setelah memakai lambing sebagai media pertama.
Seorang komunikator menggunakan media ke daola dua komunikasi
karenakomunikan sebagai sarana berada di tempat yang relative jauh atau
jumlahnya banyak. Surat, te;epon fax, radiao, majalah, dll merupakan media
yang sering digunakan dalan komunikasi.
10
2.6 Model komunikasi
1. Komunikasi tertulis
11
c. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam komunikasi non verbal:
1) Lingkungan tempat dimana komunikasi dilaksanakan
2) Penampilan sesuatu yang menarik (pakaian, kosmetik)
3) Kontak mata memberikan makna kesediaan seseorang untuk
berkomunikasi
4) Postur tubuh (gesture) bobot suatu pesan bisa ditunjukkan dengan
menunjukan telunjuknya, berdiri atau duduk
5) Ekspresi wajah komunikasi yang efektif memerlukan suatu respon
wajah yang setuju tehadap pesan yang disampaikan
Manajer yang efektif akan melakukan komunikasi verbal dan non
verbal, agar individu (atasan dan bawahan) dapat menerima pesan secara
jelas.
12
2. Interview / Anamnesa
13
memegang janji untuk tidak menyampaikan rahasia pasien kepada orang
lain.
didasari atas sikap peduli dan penuh kasih sayang, serta perasaan ingin
beragama, perawat tidak dapat bersikap tidak perduli terhadap ornag lain
14
mencari arti dalam sakit, penderitaan, dan keberadaanya: membantu orang
yang memrlukan bantuan”. Perilaku menolong sesama ini perlu dilatih dan
Tiap klien tidak sama oleh karena itu diperlukan penerapan tehnik
penggunaan referensi dari Shives (1994), Stuart & Sundeen (1950) dan
mendengarkan.
15
5. Anggukan kepala jika klien membicarakan hal penting atau memerlukan
umpan balik.
B. Menunjukkan penerimaan
Tentu saja sebagai perawat kita tidak harus menerima semua prilaku klien.
verbal.
16
topik yang dibicarakan dan gunakan kata-kata dalam konteks sosial
Contoh:
E. Klarifikasi
Contoh:
F. Memfokuskan
17
jika pembicaraan berlanjut tanpa informasi yang baru. Contoh: “ Hal ini
Contoh:
H. Menawarkan informasi
rasa percaya klien terhadap perawat. Apabila ada informasi yang ditutupi
I. Diam
18
ketrampilan dan ketetapan waktu, jika tidak maka akan menimbulkan
J. Meringkas
secara singkat. Metode ono bermanfaat untuk membantu topik yang telah
yang berkaitan.
Contoh:
– “Selama beberapa jam, anda dan saya telah membicarakan…”
K. Memberikan penghargaan
kata jangan sampai klien berusaha keras dan melakukan segalanya demi
19
“buruk”. Perlu mengatakan “Apabila klien mencapai sesuatu yang nyata,
Contoh:
L. Menawarkan diri
orang lain atau klien tidak mampu untuk membuat dirinya dimengerti.
Contoh:
membuka pembicaraan.
Contoh:
20
N. Menganjurkan untuk meneruskan pembicaraan
yang sedang dibicarakan dan tertarik dengan apa yang akan dibicarakan
mengarahkan diskusi/pembicaraan
Contoh:
– “…..teruskan…..!”
– “…..dan kemudian….?
suatu kejadian secara teratur akan menolong perawat dan klien untuk
Contoh:
21
Apabila perawat ingin mengerti klien, maka ia harus melihat segala
Contoh:
dioperasi”
Q. Refleksi
bertanya apa yang harus ia pikirkan dan kerjakan atau rasakan maka
orang lain.
Contoh:
22
K: “Suami saya sudah lama tidak datang mengunjungi saya, bahwa
tidak menelpon saya, kalau dia datang saya tidak ingin berbicara
dengannya.
Dimensi tindakan
responsif.
1. Konfrontasi
konfrontasi yaitu:
dirinya) dan
antara lain: tingkat hubungan saling percaya dengan klien, waktu yang
23
berguna untuk klien yang telah mempunyai kesadaran diri tetapi
2. Kesegeraan
3. Keterbukaan perawat
dilakukan oleh Johnson (dikutip oleh Stuart dan Sundeen, 1987, h.134)
4. Katarsis emosional
5. Bermain peran
24
untuk melihat situasi dari sudut pandang lain; juga memperkenankan
aman.
25
BAB III
KESIMPULAN
Dari Pembahasan di atas maka dapat di tarik kesimpulan bahwa
Komunikasi adalah suatu seni untuk dapat menyusun dan menghantarkan
suatu pesan dengan cara yag mudah sehingga orang lain dapat mengerti dan
menerima. Berikut definisi komunikasi menurut para ahli :
didasari atas sikap peduli dan penuh kasih sayang, serta perasaan ingin
beragama, perawat tidak dapat bersikap tidak perduli terhadap ornag lain
perawat, katarsis, emosional, dan bermain peran (Stuart dan Sundeen, 1995,
26
Daftar pustaka
http://makalahlistavanny.blogspot.co.id/2015/09/komunikasi-dalam-manajemen-
keperawatan.html
http://ahmadmuzaki47.blogspot.co.id/2014/01/komunikasi-dalam-keperawatan.html
Nursing. St.
Sullivan, J.L & Deane, D.M. (1988). Humor and Health. Journal of qerontology
Swanburg. C. Russell. Alih Bahasa Waluyo. Agung & Asih. Yasmin. (2001).
Jakarta.
Jakarta
https://azmanniar.wordpress.com/komunikasi-dalamproseskeperawatan/
27