Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH KOMUNIKASI EFEKTIF DALAM PRAKTIK

KEBIDANAN
(Konsep teori komunikasi verbal dan nonverbal serta komunikasi interprofesional
dalam pelayanan kebidanan)

Dosen pengampu : SURYANI, SST, M.Keb

Disusun oleh:

Nama: Shofia Az-zahra


Nim: P07524419111
Kelas : D IV / 2C ( Semester 3)

POLTEKKES KEMENKES RI
MEDAN JURUSAN KEBIDANAN

TA 2020 – 2021
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Alhamdulillahirabbil ‘alamin, puji syukur kita tingkatkan kehadirat Allah


swt, yang telah melimpahkan rahmat, taufik, dan hidayahnya, sehingga tim
penyusun dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “konsep teori komunikasi
verbal dan non verbal serta interprofesional dalam pelayanan kebidanan”. makalah
ini tidak akan selesai tanpa bantuan dari dosen pengampu yaitu Ibu Suryani, SST,
M.Keb dan rekan-rekan lainnya. Maka dari itu, tim penyusun mengucapkan
banyak terima kasih kepada rekan-rekan yang telah membantu dan memberi
arahan kepada penulis untuk menyelesaikan makalah ini.
penyusun tahu bahwa makalah ini belum sempurna, masih banyak
kesalahan dan kekurangan disana sini. Oleh karena itu, saya mengharapkan kritik
dan saran yang sifatnya membangun, agar makalah ini dapat lebih sempurna dan
lebih baik lagi. Semoga makalah ini, dapat bermanfaat bagi pembaca.

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Medan, Agustus 2020

penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................I

DAFTAR ISI........................................................................................................II

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang.....................................................................................3

1.2 Rumusan Masalah................................................................................4

1.3 Tujuan...................................................................................................4

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Definisi komunikasi...............................................................................5

2.2 Jenis-jenis Komunikasi.........................................................................8

2.3 Penyebab dampak terhadap hubungan antar petugas kesehatan


11

2.4. Cara komunikasi...................................................................................14

2.4 Proses komunikasi..............................................................................16

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan..........................................................................................18

3.2 Saran....................................................................................................18

DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................14
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pada kehidupan sehari-hari kita tidak pernah luput dari kata komunikasi. Komunikasi
merupakan media kita untuk berinteraksi. Komunikasi berasal dari bahasa latin communis yang
artinya membuat kebersamaan atau membangun kebersamaan antara dua orang atau lebih,
communico yang artinya memberi. Komunikasi adalah suatu proses interaksi manusia dengan
berbagai bentuk/cara untuk menyampaikan informasi atau tujuan tertentu . Komunikasi adalah
penyampaian informasi dan pengertian dari seseorang kepada orang lain. Komunikasi adalah
pernyataan manusia, pernyataan tersebut dapat dilakukan dengan kata-kata tertulis ataupun lisan di
samping itu dapat dilakukan juga dengan isyarat-isyarat atau simbol-simbol. Dalam perilaku
manusia, komunikasi merupakan proses khusus dan bermakna. Pada profesi kebidanan komunikasi
menjadi penting karena merupakan metode utama dalam memberikan asuhan kebidanan.
Beberapa ahli menyampaikan pengertian atau definisi komunikasi. Komunikasi merupakan
proses pertukaran informasi atau proses yang menimbulkan dan meneruskan makna atau arti, berarti
dalam komunikasi terjadi penambahan pengertian antara pemberi informasi dengan penerima
informasi sehingga mendapatkan pengetahuan. Komunikasi adalah proses penyampaian informasi,
makna, dan pemahaman dari pengirim pesan kepada penerima pesan. Hal ini berarti penelusuran
informasi dari pengirim pesan pada penerima pesan dalam komunikasi. Komunikasi termasuk
kegiatan yang mengajukan pengertian yang diinginkan pengirim informasi pada penerima informasi
dan menimbulkan tingkah laku yang diinginkan penerima informasi.
Komunikasi adalah alat yang digunakan sebagai tukar menukar informasi yang mempunyai
tujuan tertentu. Komunikasi merupakan kebutuhan fundamental bagi setiap manusia. Dalam
komunikasi tersebut terdapat hal – hal yang harus diperhatikan agar tercapai komunikasi yang baik.
Banyak komunikator dan komunikan yang tidak memperhatikan bagaimana dan hal – hal apa yang
harus dilakukan dalam berkomunikasi agar tercapainya tujuan tertentu yang dicapai. Maka dari itu,
makalah ini akan membahas tentang komunikasi dan kaidah – kaidah pelaksanaan komunikasi dalam
kehidupan masyarakat khususnya dalam lingkup kebidanan.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan komunikasi?
2. Bagaimana cara komunikasi dalam pelayanan kebidanan?
3. Apa saja jenis-jenis komunikasi dalam pelayanan kebidanan?
4. Bagaimana proses komunikasi dalam pelayanan kebidanan?

1.3 Tujuan
1. Memahami apa itu komunikasi
2. Memahami jenis-jenis komunikasi
3. Memahami tujuan dalam praktik kebidanan
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Komunikasi
A. Definisi komunikasi
Komunikasi berasal dari kata berikut ini:

 Communicare (bahasa Latin) yang artinya menjadikan sesuatu milik bersama.


 Comunis yang arti harfiahnya milik bersama, yaitu dengan proses komunikasi gagasan
seseorang disampaikan kepada orang yang terlibat, diterima, dimengerti, dan disetujui maka
gagasan tersebut menjadi milik bersama (Cherry, 1983). Saudara mahasiswa, ada banyak
pendapat dari ahli tentang pengertian komunikasi yang bisa Anda pahami, yaitu:
 Proses pertukaran informasi atau proses yang menimbulkan dan meneruskan makna atau arti
dan pemahaman dari pengirim kepada penerima pesan (Burgess, 1988, Taylor,1993).
 Interaksi antar pribadi yang menggunakan simbol linguistik, seperti sistem simbol verbal
(kata-kata), nonverbal (Knapp, 2003). Dari dua pengertian terebut dapat disimpulkan bahwa
komunikasi adalah proses pertukaran informasi antar pribadi dengan menggunakan simbol,
baik verbal maupun nonverbal. Banyaknya definisi komunikasi yang disampaikan oleh para
ahli dilatarbelakangi oleh berbagai perspektif (mekanistis, sosiologistis, psikologistis, dan
antropologistis). Dari perspektif yang melatarbelakanginya, komunikasi dapat dikelompokkan
dan didefinisikan sebagai berikut:
 Komunikasi secara mekanistis adalah suatu proses dua arah yang menghasilkan transmisi
informasi dan pengertian antara masing-masing individu yang terlibat (Kossen, 1986).
 Komunikasi secara sosiologistis adalah suatu proses dimana seseorang memberikan tafsiran
terhadap perilaku orang lain (ucapan, gerak, dan sikap) kemudian yang bersangkutan
memberikan reaksi terhadap perasaan yang disampaikan oleh orang lain tersebut
(Sukanto,1994)
 Komunikasi secara psikologistis adalah suatu proses dimana komunikator mentransmisikan
stimuli (biasanya verbal) untuk menggerakkan individu lain (audience) berperilaku (Hovland
dkk, 1953).
 Komunikasi secara antropologistis adalah suatu peristiwa yang terjadi apabila makna
diberikan kepada suatu perilaku tertentu. Melihat banyaknya pengertian komunikasi tersebut
maka bisa ditarik kesimpulan bahwa komunikasi merupakan seni penyampaian informasi
(pesan, ide, sikap/gagasan) dari komunikator untuk mengubah/membentuk perilaku
komunikan (pola, sikap, pandangan, dan pemahaman) ke pola pemahaman yang dikehendaki
bersama. Sedangkan komunikasi kebidanan adalah bentuk komunikasi yang digunakan oleh
bidan dalam memberikan asuhan kebidanan kepada klien seperti misalnya ketika seorang
bidan mencari data atau mengkaji klien, melaksanakan asuhan, ataupun melakukan evaluasi
terhadap asuhan yang sudah diberikan.

Komunikasi kebidanan merupakan gambaran terjadinya interaksi antara bidan dengan


klien dalam upaya pemenuhan kebutuhan klien; sebagai faktor pendukung pelayanan
profesional oleh bidan. Kemampuan komunikasi dalam pelayan kebidanan akan mendasari
upaya pemecahan masalah klien, dan mempermudah dalam memberi bantuan kepada klien.
Komunikasi kebidanan tidak hanya mendasari pelayanan kebidanan individu, tetapi juga
pelayanan keluarga, kelompok atau masyarakat.

B. Unsur Komunikasi

Adapun unsur-unsur yang harus diperhatikan dalam proses/berlangsungnya


komunikasi menurut Tyastuti (2010) sebagai berikut:

1. Pihak yang Mengawali Komunikasi/Sumber/Komunikator


Pihak yang mengawali komunikasi untuk mengirim pesan disebut sender dan ia
menjadi sumber pesan (source). Pengirim yang dimaksud disini adalah orang yang masuk ke
dalam hubungan, baik intrapersonal dengan diri sendiri, interpersonal dengan orang lain dalam
kelompok kecil atau dalam kelompok besar.

2. Pesan yang Dikomunikasikan/Message/Content/Information


Pesan yang dimaksud adalah sesuatu yang disampaikan pengirim kepada penerima.
Dalam komunikasi kepada pasien sebaiknya diperhatikan bahwa pesan yang akan disampaikan
sesuai dengan kebutuhan klien, menggunakan bahasa yang dapat dimengerti dengan mudah
oleh klien dan diusahakan dapat menarik minat klien. Pesan yang disampaikan kepada klien
dapat berupa nasihat, bimbingan, dorongan, petunjuk, dan sebagainya.
3. Media atau saluran yang digunakan untuk komunikasi dan gangguan-gangguan yang terjadi
pada waktu komunikasi dilakukan. Media merupakan alat yang digunakan untuk
memindahkan pesan dari sumber pesan kepada penerima pesan. Setelah dikemas pesan yang
disampaikan melalui saluran (channel) atau media. Media dapat berupa lisan (oral), tertulis
atau elektronik.
A. Media lisan
Dapat dilakukan dengan menyampaikan sendiri pesan secara lisan (oral), baik melalui
telepon atau saluran yang lainnya kepada perorangan, kelompok kecil, kelompok besar, atau
masa. Keuntungannya adalah si penerima pesan mendengar langsung tanggapan atau
pertanyaan, memungkinkan disertai nada atau warna suara, gerak-gerik tubuh atau raut wajah,
dan dapat dilakukan dengan cepat.

B. Media Tertulis
Pesan disampaikan secara tertulis melalui surat, memo, handout, gambar dan lain-lain.
Keuntungannya adalah ada catatannya sehingga data dan informasi tetap utuh untuk tidak
dapat berkurang atau tambah seperti informasi lisan, member waktu untuk dipelajari isinya,
cara penyusunannya dan rumusan kata-katanya.

C. Media Elektronik
Disampaikan melalui faksimili, email, radio, televisi. Keuntungannya adalah prosesnya
cepat, data bisa disimpan. Penggunaan media dalam penyampaian pesan tentunya dapat
mengalami gangguan atau masalah sehingga dapat menghambat komunikasi.

4. Lingkungan/Situasi Ketika Komunikasi Dilakukan Lingkungan atau situasi (tempat, waktu,


cuaca, iklim, keadaan alam dan psikologis) adalah faktor-faktor yang dapat mempengaruhi
proses komunikasi. Oleh karena itu pada waktu berkomunikasi dengan orang lain perlu
memperhatikan situasi.
5. Pihak yang Menerima Pesan
Penerima pesan adalah pihak yang menerima pesan atau menjadi sasaran pesan yang
dikirim oleh sumber. Penerima biasa disebut juga khalayak, sasaran, komunikan, atau
audience/receiver. Penerima pesan bisa perorangan, atau suatu kelompok, organisasi atau
Negara. Satu kunci keberhasilan komunikasi adalah mengenal karakteristik dari penerima
pesan, dengan mengetahui siapa yang akan menjadi penerima pesan maka kita dapat
merancang suatu pesan sebaik mungkin sesuai karakteristik penerima sehingga tujuan
komunikasi kita tercapai.

6. Umpan Balik (Feedback)

Umpan balik merupakan tanggapan penerima terhadap pesan yang diterima dari
pengirim. Umpan balik bisa berupa reaksi secara verbal maupun non verbal. Umpan balik ini
dapat berupa umpan balik positif atau negatif. Umpan balik positif bila tanggapan penerima
menunjukkan kesediaan menerima atau mengerti pesan dengan baik, serta memberi tanggapan
sesuai yang diinginkan pengirim. Umpan balik negatif adalah umpan balik yang menunjukkan
penerima pesan tidak dapat menerima dengan baik pesan yang diterimanya.

7. Pengaruh atau Dampak


Pengaruh atau efek adalah perbedaan antara apa yang dipikirkan, dirasakan, dan
dilakukan oleh penerima sebelum dan sesudah menerima pesan. Pengaruh ini bisa terjadi pada
pengetahuan, sikap dan tingkah laku seseorang.
2.2 Jenis-jenis Komunikasi

Ada dua jenis komunikasi yaitu komunikasi verbal dan komunikasi nonverbal.

1. Komunikasi verbal
Komunikasi verbal adalah komunikasi yang menggunakan bahasa sebagai alat sehingga
komunikasi verbal ini sama artinya dengan komunikasi kebahasaan. Komunikasi kebahasaan dapat
dijalin secara lisan dan tulisan. Komunikasi kebahasaan ini lazim digunakan dalam kegiatan sehari-
hari, termasuk dalam pelayanan kesehatan oleh dokter, bidan, atau perawat di rumah sakit ataupun
ditempat pelayanan kesehatan.

            Penggunaan komunikasi kebahasaan biasanya lebih akurat dan tepat waktu. Simbol yang
digunakan sebagai alat adalah kata yang digunakan untuk mengekspresikan ide atau perasaan,
membangkitkan respon emosional, atau menguraikan objek, observasi, dan ingatan. Sering juga
komunikasi berbahasaan digunakan untuk menyampaikan arti yang tersembunyi, dan menguji minat
seseorang. Keuntungan komunikasi kebahasaan yang dijalain secara lisan, dengan cara tatap muka
memungkinkan tiap individu untuk berhubungan secara langsung.

Misalnya: Komunikasi kebahasaan yang digunakan untuk mengungkapkan perasaan yang


tersembunyi “sudah gaharu cendana pula”, makna yang tersembunyi dalam kalimat tersebut adalah
“sudah tahu bertanya pula”.

Jenis komunikasi yang paling lazim digunakan dalam pelayanan kebidanan atau keperawatan di
rumah sakit adalah informasi verbal, terutama dalam percakapan tatap muka.

2. Komunikasi Non verbal

Komunikasi Non Verbal adalah komunikasi yang tidak menggunakan bahasa lisan maupun
tulisan tetapi menggunakan bahasa kial, bahasa gambar dan bahasa sikap. Proses pemindahan pesan
atau menggunakan kata – kata. Komunikasi jenis ini merupakan  cara yang paling meyakinkan  untuk
menyampaikan pesan kepada orang lain, terutama pada penyandang tuna rungu atau tuna wicara.
Komunikasi non verbal memindahkan pesan tanpa menggunakan kata – kata. Bidan perlu menyadari
pesan verbal dan non verbal yang di  sampaikan klien mulai dari saat pengkajian sampai evaluasi.

Bahasa kial adalah bahasa yang menggunakan gerak tangan atau tubuh sebagai isyarat atau
lukisan suatu perbuatan, gerakan tersebut mempunyai arti pesan dalamm konteks komunikasi.
Misalnya : ketika bidan memipin persalinan terdengar suaru gaduh dari keluarga yang menunggu
diluar kamar bersalin kemudia bidan membuka pintu memandang orang tersebut dengan
menggelengkan kepala dan menempelkan jari telunjuk pada bibir. Makna atau pesan yang ingin di
sampaikan bidan adalah agar penunggu jangan gaduh.

Bahasa gambar adalah yang mengekspresikan pesan dalam komunikasi  dalam bentuk gambar.
Bahasa gambar ini sering digunakan dalam bentuk rambu lalu lintas. Penyampaian pesan peraturan
lalu lintas juga digunakan dalam pesan kesehatan.

Misalnya :

A. Pesan kesehatan, tidak merokok karena dapat mengganggu karena dapat menggangu
kesehatan. Pesan tidak boleh merokok dalam gambar. Rokok yang menyala kemudian diberi
tanda silang.

B. Pesan keluarga berencana ( KB ) yang menggambrkan bahwa upaya keluarga berencana


untuk mewujudkan keluarga kecil bahagia dan sejahtera, sebagai upaya penanaman norma
keluarga kecil bahagia dan sejahtera. Penggambaran dalam pesan tersebut adalah gambar ibu
dan ayah  dengan dua anak laki – laki dan perempuan.

Bahas sikap adalah bahasa yang digunakan untuk menyampaikan pesan aatu
mengekspresikan pikiran dan perasaan atau pendirian. Misalnya, bukam, dingin, tak acuh. Dalam
proses komunikasi antara komunikator dengan komunikan bila terjadi suatu kemacetan dalam inter
aksi komunikasi diam tanpa ekspresi. Wajah ataupun tidak ada ungkapan bahasa kial. Menunjukkan
terjadinya respon penolakan dari pihak komunikan terhadap informasi atau pesan yang disampaikan
komunikator.

            Bayangkan apabila komunikasi antar petugas kesehatan tidak berjalan dengan baik. Misalnya
dokter yang menulis resep untuk pasien, akan tetapi apoteker tidak dapat membaca resepnya dengan
baik. Hal ini dapat menimbulkan adanya kesalahan pemberian obat atau dosis yang tidak sesuai
dengan kebutuhan pasien dan kemungkinan dapat berakibat fatal. Sepeerti yang telah dituliskan
dalam paragraf sebelumnya, kepuasan pasien adalah tujuan utama dalam pelayanan kesehatan.
Apabila pasien menuntut makan nama baik rumah sakit dapat tercemar.

2.3 Ada 3 penyebab yang dapat berdampak terhadap hubungan antar petugas kesehatan

 Role stress
adalah suasana hati pelayan kesehatan yang dapat mempengaruhi komunikasi verbal
dan non verbal dengan sesama petugas contohnya petugas kesehatan hampir setiap hari harus
menjelaskan hal-hal yang berkaitan dengan nyawa seseorang.
 Lack of interprofessional understanding
adalah adanya petugas kesehatan yang tidak memahami perannya dengan baik
sehingga terjadi kebingungan.
 Autonomy struggles.
Yang dimaksud dengan autonomy struggles adalah kapasitas untuk melakukan
otonomi sangat penting agar petugas dapat memenuhi peran profesinya. Menurut Berridge
(2010), komunikasi interprofesi merupakan faktor yang sangat berpengaruh dalam
meningkatkan keselamatan pasien, karena melalui komunikasi interprofesi yang berjalan
efektif, akan menghindarkan tim tenaga kesehatan dari kesalahpahaman yang dapat
menyebabkan medical error.

2.4 Cara Komunikasi

Komunikasi dalam suatu organisasi kesehatan dapat berupa tulisan dan atau komunikasi yang
bersifat verbal serta non-verbal. Bentuk komunikasi tertulis antara lain rekam medik, resep serta
surat edaran. Pada rekam medik, riwayat penyakit, diagnosis, rencana kerja dan instruksi
pengobatanpasien dituliskan.Penulisan resep pada dasarnya adalah memberikan instruksi kepada
petugas apotik untuk memberikan obat kepada pasien sesuai dengan keinginan si penulis, sedangkan
surat edaran biasanya dikeluarkan oleh direktur utama rumah sakit, direktur medik, atau kepala
divisi, bergantung isi dan kepada siapa surat edaran tersebut ditujukan.

Cara komunikasi lainnya antar petugas kesehatan adalah komunikasi verbal dan non-
verbal.Cara ini dapat terjadi dalam berbagai bentuk misalnya komunikasi interpersonal yang
melibatkan dua atau beberapa orang saja, atau dalam bentuk pertemuan yang bisa melibatkan banyak
orang.Pada komunikasi interpersonal, komunikasi verbal dan non-verbal digunakan baik secara
tersendiri, atau sebagai pendukung dari komunikasi tulisan yang dilakukan.Sebagai contohseorang
dokter yang telah menuliskan instruksi pengobatan, menjelaskan instruksinya tersebut kepada
perawat atau bidan.Konferensi kasus merupakan contoh pertemuan yangdiharapkan dapat
memberikan solusi yang terbaik bagi pasien.

Hidup dengan bermasyarakat tentunya setiap hari kita sering melakukan komunikasi, baik
komunikasi yang dilakukan di rumah bersama dengan anggota keluarga, dan di lingkungan kita
sehari-hari sehingga perlu kita ketahui bersama tentang adanya bentuk dari

komunikasi . Di antaranya sebagai berikut:

1 Komunikasi Massa
Komunikasi massa (mass communication) adalah komunikasi melalui media massa modern
yang meliputi surat kabar, siaran radio dan televisi. Komunikasi masa menyiarkan informasi,
gagasan dan sikap kepada komunikan yang beragam dalam jumlah yang banyak menggunakan
media.

A. Karakteristik Komunikasi Massa


1) Bersifat umum (terbuka untuk semua orang)

2) Heterogen

3) Menimbulkan keserempakan (serempak kontak dengan sejumlah besar penduduk dalam jarak
yang jauh dan dalam keadaan terpisah).

4) Hubungan komunikator-komunikan bersifat non-pribadi.

B. Model Komunikasi Massa


1) Model jarum hipodemik (hypodermic needle model). Media masa menimbulkan efek yang kuat,
terarah, segera dan langsung.
2) Model komunikasi satu tahap (one step flow model). Saluran media massa langsung ke massa
komunikan tanpa melalui orang lain, meskipun pesan tidak mencapai tidak menimbulkan efek yang
sama bagi komunikan.

2 Komunikasi Interpersonal
 Menurut sifatnya komunikasi interpersonal dibedakan menjadi dua yaitu:

1) Komunikasi diadik (dyadic communication)

Komunikasi antara dua orang dalam situasi tatap muka dalam bentuk percakapan, dialog dan
wawancara dalam situasi yang lebih intim, akrab, lebih personil, sedang wawancara lebih serius.

2) Komunikasi triadic (triadic communication)

Komunikasi antar pribadi yang pelakunya lebih dari tiga orang yakni seorang komunikator
dan dua orang komunikan, berlangsung secara dialogis sehingga memungkinkan interaksi dan
dianggap komunikasi yang paling ampuh dalam mengubah sikap, kepercayaan, opini dan perilaku
komunikan, karena dilakukan secara tatap muka.

 Ada 3 perilaku dalam komunikasi interpersonal yaitu:


1) Perilaku spontan (spontaneous behavior) adalah perilakuberdasarkan desakan emosi dan dilakukan
tanpa sensor serta revisi secara kognisi.

2) Perilaku menurut kebiasaan (script behavior) adalah perilaku berdasarkan kebiasaan kita.

3) Perilaku sadar (contrived behavior) adalah perilaku yang dipilih berdasarkan situasi yang ada.

 Kompetensi dan Kecakapan Komunikasi Interpersonal


Tingkat perilaku kita dalam komunikasi interpersonal sesuai dan cocok dengan situasi dan membantu
kita mencapai tujuan komunikasi interpersonal yang kita lakukan dengan orang lain.

3 Komunikasi Intrapersonal/Intrapribadi/ Intrapersonal Communication


Komunikasi intrapribadi atau komunikasi intrapersonal adalah penggunaan bahasa atau
pikiran yang terjadi di dalam diri komunikator sendiri antara self dengan God. Komunikasi
intrapersonal merupakan keterlibatan internal secara aktif dari individu dalam pemrosesan simbolik
dari pesan-pesan. Seorang individu menjadi pengirim sekaligus penerima pesan, memberikan umpan
balik bagi dirinya sendiri dalam proses internal yang berkelanjutan. Komunikasi intrapersonal dapat
menjadi pemicu bentuk komunikasi yang lainnya. Komunikasi intrapersonal atau komunikasi
intrapribadi merupakan komunikasi dengan diri sendiri dengan tujuan untuk berpikir, melakukan
penalaran, menganalisis dan merenung (Devito, 1997).

Komunikasi intrapersonal adalah komunikasi yang terjadi pada diri manusia, meliputi proses
sensasi, asosiasi, persepsi, memori dan berpikir (Nina, 2011). Komunikasi intrapersonal atau
komunikasi intrapribadi merupakan komunikasi yang berlangsung dalam diri seseorang. Orang itu
berperan baik sebagai komunikator maupun sebagai komunikan, Ia berbicara kepada dirinya sendiri,
Ia berdialog dengan dirinya sendiri, Ia bertanya dengan dirinya sendiri dan dijawab oleh dirinya
sendiri. Komunikasi intrapersonal adalah suatu proses pengolahan informasi, meliputi sensasi,
persepsi, memori, dan berpikir (Rosmawaty, 2010). Pengetahuan mengenai diri pribadi melalui
proses-proses psikologis seperti persepsi dan kesadaran (awareness) terjadi saat berlangsungnya
komunikasi intrapribadi oleh komunikator. Untuk memahami apa yang terjadi ketika orang saling
berkomunikasi, maka seseorang perlu untuk mengenal diri mereka sendiri dan orang lain. Karena
pemahaman ini diperoleh melalui proses persepsi.

2.5 Proses komunikasi

Proses komunikasi merupakan bagaimana komunikator menyampaikan pesan kepada


komunikannya, sehingga dapat menciptakan suatu persamaan makna antara komunikan dengan
komunikatornya. Proses komunikasi ini bertujuan untuk menciptakan komunikasi yang efektif
(sesuai dengan tujuan komunikasi pada umumnya). Proses komunikasi termasuk juga suatu proses
penyampaian informasi dari satu pihak ke pihak lain dimana seseorang atau beberapa orang,
kelompok, organisasi dan masyarakat menciptakan dan menggunakan informasi agar terhubung
dengan lingkungan dan orang lain. Proses komunikasi bertujuan untuk menciptakan komunikasi yang
efektif (sesuai dengan tujuan komunikasi pada umumnya). Proses komunikasi dapat terjadi apabila
ada interaksi antar manusia dan ada penyampaian pesan untuk mewujudkan motif komunikasi.
Melalui komunikasi sikap dan perasaan seseorang atau sekelompok orang dapat dipahami oleh pihak
lain. Secara ringkas proses berlangsungnya komunikasi bisa digambarkan

seperti berikut:

A. Komunikator (sender), mempunyai maksud berkomunikasi dengan orang lain


mengirimkan suatu pesan kepada orang yang dimaksud. Pesan yang disampaikan itu
bisa berupa informasi dalam bentuk bahasa ataupun lewat simbol-simbol yang bisa
dimengerti kedua pihak.
B. Pesan (message) itu disampaikan atau dibawa melalui suatu media atau saluran baik
secara langsung maupun tidak langsung. Contohnya berbicara langsung melalui
telepon, surat, e-mail, atau media lainnya.
C. Media (channel) alat yang menjadi penyampai pesan dari komunikator ke komunikan.
D. Komunikan (receiver) menerima pesan yang disampaikan dan menerjemahkan isi
pesan yang diterimanya ke dalam bahasa yang dimengerti oleh komunikan itu sendiri.
E. Komunikan (receiver) memberikan umpan balik (feedback) atau tanggapan atau pesan
yang dikirimkan kepadanya, apakah dia mengerti atau memahami pesan yang
dimaksud oleh si pengirim.

2.6 Tujuan komunikasi dalam praktik kebidanan


Komuniasi bertujuan untuk memudahkan, melancarkan, melaksanakan kegiatan tertentu
dalam mencapai suatu tujuan. Artinya, dalam proses komunikasi, terjadi suatu pengertian yang
diinginkan bersama sehingga tujuan lebih mudah dicapai.

Pada dasarnya komunikasi memiliki 3 dampak, yaitu :

1. Memberikan informasi, meningkatkan pengetahuan, menambah wawasan. Tujuan ini sering


disebut tujuan yang kognitif.
2. Menumbuhkan perasaan tertentu, menyampaikan pikiran, ide, atau pendapat. Tujuan ini
sering disebut tujuan afektif.
3. Mengubah sikap, perilaku dan perbuatan. Tujuan ini sering disebut tujuan konatif atau
psikomotorik.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Dalam perilaku manusia,komunikasi merupakan proses khusus dan bermakna. Pada profesi
kebidanan komunikasi menjadi penting karena merupakan metode utama dalam memberikan asuhan
kebidanan. Beberapa ahli menyampaikan pengertian atau definisi komunikasi. Taylor (1993)
mengemukkan komunikasi adalah proses pertukaran informasi atau proses yang menimbulkan dan
meneruskan makna atau arti, berarti dalam komunikasi terjadi penambahan pengeetian antara
pemberi informasi dengan penerima informasi sehingga mendapatkan pengetahuan. Ada da jenis
Komunikasi yaitu Komunikasi Verbal dan Komunikasi Non Verbal.

Komunikasi verbal adalah komunikasi yang menggunakan bahasa sebagai alat sehingga
komunikasi verbal ini sama artinya dengan komunikasi kebahasaan. Komunikasi kebahasaan dapat
dijalin secara lisan dan tulisan. Komunikasi Non Verbal adalah komunikasi yang tidak menggunakan
bahasa lisan maupun tulisan tetapi menggunakan bahasa kial, bahasa gambar dan bahasa sikap.
Proses pemindahan pesan atau menggunakan kata – kata.

B. Saran

Penulis memahami masih banyak kekurangan dalam menyusun makalah ini, oleh karena itu
kritik dan saran dari pembaca sangat diharapkan untuk kebaikan penulis. Semoga makalah ini bisa
memberikan manfaat kepada pembaca secara umum terlebih bagi penulis sendiri.
DAFTAR PUSTAKA

Suriati, israini. Yusnidar. 2020. Bahan ajar komunikasi dalam praktik kebidanan. Binturu: LPPI UM
Palopo

Aprianingsih., Hippy, N. S. I., 2003. Metode pendidikan kesehatan masyarakat, Ed. 2. Jakarta: Buku
Kedokteran EGC

Handajani, Sih Rini. 2016. Komunikasi dalam praktik kebidanan. Jakarta selatan: Ir. Anak Agung
Made Sastrawan Putra, M.A., Ed.D.

http://bppsdmk.kemkes.go.id/pusdiksdmk/wp-content/uploads/2017/08/Komunikasi-dalam-Praktik-
Kebidanan.pdf

http://akademikkebidanan.staff.ub.ac.id/files/2019/01/komunikasi-kebidanan-modul.pdf

Anda mungkin juga menyukai