DOSEN PENGAMPU:
Nama Kelompok :
KELOMPOK II
SEMESTER II / D3 KEBIDANAN
i
KATA PENGANTAR
Segala puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan yang maha esa atas rahmat dan karunianya
sehingga kami dapat menyelesaikan tugas perkuliahan makalah mata kuliah KDPK
(KOMUNIKASI DALAM PRAKTIK KEBIDANAN) tepat waktu tidak lupa sholawat serta
salam tercurahkan kepada Rasulullah shallallahu alaihi wasallam yang saat ini tidak akan
dinantikan kelak.
Demikian yang dapat kami sampaikan. Akhir kata, semoga makalah mata kuliah Asuhan
Kebidanan Kehamilan ini bermanfaat.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
BAB I........................................................................................................................................iv
PENDAHULUAN....................................................................................................................iv
1. LATAR BELAKANG....................................................................................................iv
2. RUMUSAH MASALAH...............................................................................................iv
BAB II........................................................................................................................................6
PEMBAHASAN........................................................................................................................6
KOMUNIKASI...............................................................................................................6
1. PENGERTIAN KOMUNIKASI.................................................................................6
2. KOMPONEN KOMUNIKASI....................................................................................6
3. SUMBER DAN SASARAN KOMUNIKASI.............................................................8
4. PRINSIP- PRINSIP DASAR KOMUNIKASI............................................................8
5. MACAM- MACAM KOMUNIKASI.........................................................................8
6. FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KOMUNIKASI.........................9
7. FAKTOR – FAKTOR PENGHAMBAT KOMUNIKASI.........................................10
KONSELING................................................................................................................11
1. DEFINISI KONSELING...........................................................................................11
2. TUJUAN KONSELING............................................................................................11
3. HAK-HAK KONSELOR..........................................................................................12
4. HAL-HAL YANG SEBAIKNYA DILAKUKAN & TIDAK DILAKUKAN OLEH
KONSELOR.....................................................................................................................13
5. FAKTOR-FAKTOR PENGHAMBAT KONSELING..............................................13
5. KONDISI SAAT SULIT DALAM KOMUNIKASI.................................................14
6. PENDEKATAN PADA PELAKSANAAN KONSELING.......................................14
7. LANGKAH-LANGKAH /TAHAPAN KONSELING..............................................15
BAB III.....................................................................................................................................16
PENUTUP................................................................................................................................16
1. KESIMPULAN.............................................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................................17
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1. LATAR BELAKANG
Komunikasi merupakan hal terpenting dalam kehidupan. Komunikasi dibuat untuk
menyebarluaskan pesan kepada publik, mempengaruhi khalayak dan menggambarkan
kebudayaan pada masyarakat. Hal ini membuat media menjadi bagian dari salah satu institusi
yang kuat di masyarakat. Untuk memenuhi kebutuhan berinteraksi yang bersifat antarpribadi,
dipenuhi melalui kegiatan komunikasi interpersonal atau antarpribadi. Sedangkan kebutuhan
untuk berkomunikasi secara publik dengan orang banyak, dipenuhi melalui aktivitas
komunikasi massa.
2. RUMUSAH MASALAH
1. Mampu menjelaskan pengertian komunikasi
2. Mampu menyebutkan faktor-faktor yang mempengaruhi dan menghambat
komunikasi
3. Mampu menjelaskan definisi konseling
iv
4. Mampu menyebabkan faktor-faktor yang menghambat konseling
v
BAB II
PEMBAHASAN
KOMUNIKASI
1. PENGERTIAN KOMUNIKASI
Istilah komunikasi berasal dari perkataan communicare yang artinya
berpartisipasi atau memberitahukan. Selain itu, juga dapat berasal dari kata
communitas yang artinya milik
bersama atau berlaku di mana-mana.
Menurut Taufik (2007) komunikasi adalah :
a. Suatu pertukaran pikiran atau keterangan dalam rangka menciptakan rasa saling
mengerti serta saling percaya demi terwujudnya hubungan yang baik antara
seseorang dengan orang lainya.
b. Suatu proses pertukaran informasi atau proses pemberian arti sesuatu antara dua
orang atau lebih dari lingkunganya, dapat melalui simbol, tanda atau perilaku
yang umum, biasanya terjadi dua arah.
c. Pertukaran fakta, gagasan, opini atau emosi antara dua orang atau lebih.
d. Suatu hubungan yang dilakukan melalui surat, kata-kata, simbol, atau pesan
yang bertujuan agar setiap manusia yang terlibat dalam proses dapat saling tukar
menukar arti dan pengertian terhadap sesuatu. Dari banyak pengertian
komunikasi maka kesimpulan dari pengertian komunikasi adalah suatu proses
interaksi manusia dengan berbagai bentuk/cara untuk menyampaikan informasi
atau untuk tujuan tertentu.
2. KOMPONEN KOMUNIKASI
Diperlukan keterlibatan beberapa komponen dalam komunikasii agar dapat
terjadi komunikasi yang efektif antara pihak yang lain, antara satu kelompok dengan
kelompok lainya, atau seseorang dengan orang lainya.
6
adalah tempat asalnya pesan. Semua peristiwa komunikasi akan melinatkan sumbr
sebagai pembuat/pengirim informasi. Dalam komunikasi antar manusia sumber bisa
terdiri atas satu orang, tetapi bisa juga dalam bentuk kelompok misalnya partai,
organisasi, atau dalam bahasa inggrisnya disebut source,sender, atau encoder.
2. Penerima pesan (Receiver)
Penerima pesan adalah seseorang yang menerima pesan/stimulus serta
memberikan respons. Bisa dalam bentuk pesan yang diterima maupun pesan yang
sudah diinterpretasikan. Dalam hal ini respons yang di berikan tersebut dapat bersifat
pasif dengan memahami/mengerti sesuatu yang dimaksud oleh pemberi pesan atau
dalam bentuk aktif yakni nonverbal (isyarat/simbol-simbol).
3. Pesan (Message)
Pesan merupakan informasi yang diterima/isi stimulus yang di keluarkan oleh
pemberi pesan (sender) kepada penerima pesan (receiver). Pesan tersebut pada
dasarnya adalah hasil pemikiran atau pendapat sumber yang ingin di sampaikan
kepada orang lain. Penyampaian isi pesan bisa berupa kata-kata, ide, atau perasaan.
Pesan akan menjadi efektif apabila yang diekspresikan oleh si pengirim pesan jelas
dan terorganisir secara positif dan aktif yang dapat berupa perilaku atau tindakan.
4. Saluran ( media)
Meida merupakan alat atau sarana yang digunakan oleh pemberi pesan (sender)
dalam yang dimaksud adalah alat informsi kepada penerima pesan (receiver). Media
yang dimaksud adalah alat yang digunakan untuk memindah pesan dari sumber
kepada penerima terdapat beberapa pendapat mengenai saluran atau media.
5. Umpan Balik (Feed Back)
Umpan balik adalah raksi dari sasaran terhadap pesan disampaikan dan
dimanfaatkan oleh sumber untuk memperbaiki ataupun menyempurnakan komunikasi
yang dilakukan.
6. Akibat (Impact)
Akibat adalah hasil dari suatu komunikasi, yakni terjadinya perubahan pada
diri sasaran pengetahuan, sikap, ataupun perilaku. Terjadinya perubahan perilaku
adalah tujuan akhir dari kegiatan komunikasi.
7. Lingkunga (Environment)
Lingkungan atau situasi merupakan faktor-faktor tertentu yang dapat
mempengaruhi jalanya komunikasi . faktor ini dapat digolongkan atas empat macam,
7
yakni lingkungan fisik, lingkungan sosial budaya, lingkunga psikologi, dan dimensi
waktu.
8
b. komunikasi viritual, seperti surat kabar, majalah, pemeran, poster dan leaflet
c. komunikasi audio-visual, seperti filem, televisi, drama, ceramah, sandiwara.
2. Ditinjau dari sumber dan sasaran
a. komunikasi langsug / interpersonal (face to face communication) komunikasi ini
adalah salah satu bentuk komunikasi yang paling efektif, karena diantara komunikasi
dan komunikator dapat langsung bertatapan muka sehingga stimulasi yakni pesan
atau informasi yang di sampaikan oleh komunikan akan langsung dapat direspons
atau di gapai pada saat itu juga.
b. Komuniksi tidak langsung (indirect communication)
seperti surat kabar, surat menyurut, majalah buku, poster, dan leaflet
3. Ditinjau dari umpan balik yang diperoleh
a. komunikasi dua arah (two way communication). Di mana sasaran turut
mengemukakan pandangannya.
b. Komunikasi satu arah ( one way communication) . di mana sasaran hanya sebagai
pendengar saja
4. Ditinjau dari simbol yang dipergunakan
a. komunikasi lisan (verbal), simbol yang digunakan adalah kata- kata yang di
ucapkan
b. Komunikasi tulisan, simbol yang dipergunakan adalah huruf
c. Komunikasi isyarat ( nonverbal) yang dipergunakan adalah isyarat tertentu seperti
tekanan suara, pergerakan tubuh, eksprei wajah, dan penampilan fisik. Ditinjau dari
suasan atau lingkungan berlangsungnya komunikasi
a. komunikasi formal, merupakan komunikasi yang dilakukan dalam susunan resmi,
misalnya pertemuan eapat.
b. komunikasi informal, merupakan komunikasi yang dilakukan dalam suasana tidak
resmi, misalnya ketika sedang berjalan berdua atau sedang melakukan kegiatan
dermawisata .
9
Ini artinya bahwa pesan yang disampaikan hendaknya mengandung isi pesan yang
memiliki manfaat bagi sasaran bagi sasaran promosi kesehatan.
3) Context ( Pertlian/Hubungan)
Artinya Pesan yang disampaikan ada hubungan dengan kepentingan dan ataupun
kehidupan serta realita sehari-hari.
4) Darity(Kejelasan)
Artinya harusllah diupayakan untuk dapat memilih komunikasi sedemikian rupa
sehingga yang disampaikan akan lebih mudah diterima.
5) Continuity and Consistency ( Berkesinambungan dan Konsisten)
Artinya pesan yang akan dikomunikasikan tersebut harus sering dan terus menerus
disampaikan,serta sifatnya menetap.
6) Channels (saluran)
Artinya harus dapar dipilih media penyampaian yang sesuai dengan sasaran.
7) Capabilityof the Audience ( Kempuan dari pada pendengar)
Artinya dalam penyampaian pesan harus diperhitungkan kemampuan dari sasarn
dalam menerima pesana.
10
KONSELING
1. DEFINISI KONSELING
Secara etimologis, istilah konseling berasal dari bahasa Latin, yaitu consilium yang
berarti “dengan” atau “bersama” yang di rangkai dengan “menerima” atau “memahami”.
Sedangkan dalam bahasa Anglo-Saxon, istilah konseling berasal dari Sellan yang berarti
“menyerahkan” atau “menyampaikan” (Prayitno dan Amti, 2004).
Konseling terkadang di sebut sebagai penyuluhan, yang berarti suatu bentuk bantuan.
Konseling merupakan suatu proses pelayanan yang melibatkan kemampuan profesional pada
pemberi pelayanan dan sekurangnya melibatkannya orang kedua, penerima layanan, yaitu
orang yang sebelumnya merasa ataupun nyata-nyata tidak dapat berbuat banyak dan setelah
mendapat layanan menjadi dapat melakukan sesuatu (Mappiare,2006). Konseling adalah
kegiatan memberikan arahan kepada klien, termasuk membantu klien dalam menyelesaikan
permasalahannya.
2. TUJUAN KONSELING
1) Tujuan Klien
Tujuan-tujuan klien yang datang menemui konselor bersumber dari ekspetasi klien
mengenai masalah mendesak yang sedang di risaukan oleh klien tersebut. Eisenberg dan
Delanay (dalam Mappiare,1992) mengatakan bahwa “People who seek a counselor’s help
frequently do not come with future goals clearly defined; often they come with concerns or
problems that ar efocused in the present “. Selanjutnya kedua penulis tersebut menerangkan
bahwa bagian esensial dari konseling adalah membantu para klien sebagai suatu hasil
pertalian klien dengan konselor.
11
2) Tujuan Konselor
Tujuan -tujuan konselor dalam konteks konseling merupakan pantulam dari falsafah
selaku dasar pijak tiap-tiap konselor. Adapun tujuan sesaat adalah agar klien menjadi pribadi
yang bermakna penuh. Lebih lanjut, Rao menulis; “ Both the immediate and longterm goals
are secured through what are know as meidate or process goals” , adapun “wujud” tujuan-
tujuan jangka panjang yang merupakan pantulan falsafah hidup konselor, menurut dirinya,
dapat di nyatakan dengan;
3. HAK-HAK KONSELOR
Dalam proses konseling, seorang klien berhak memperoleh;
1) Harga diri
a. Klien harus di perlakukan dengan sopan, penuh perhatian, dan rasa hormat.
2) Informasi
a. Klien berhak mengetahui nama orang yang melayaninya , mempelajari tentang
kesehatan reproduksi, dan menjawab pertanyaan klien dengan jujur dan
akurat.
3) Akses
a. Klien berhak mendapatkan pelayanan tanpa memandang jenis
kelamin,keyakinan,status perkawinan,suku maupun usia.
4) Keamanan
a. Dalam hal ini , keamanan klien harus di utamakan dalam membuat keputusan.
5) Kebebasan
a. Dalam proses konseling , dilakukan di tempat dimana orang lain tidak
mendengarkan.
6) Kerahasiaan
a. Klien berhak memperoleh informasi pribadi yang tidak akan di bocorkan
kepada orang lain.
7) Kenyamanan
a. Klien berhak mendapatkan ketentraman dalam konseling.
8) Keseimbangan
12
a. Klien berhak mendapatkan pelayanan kapan pun selama di butuhkan.
9) Pendapat
a. Klien berhak untuk mengekspresikan pandangan dan perasaan mereka tentang
pelayanan.
10) Pilihan
Klien berhak untuk mengambil keputusan tanpa perasaan tertekan , juga mengubah
pemikiran mereka dan membuat pilihan baru jika perlu (Popilation Council. 1998).
Konselor harus melakukan hal-hal berikut (YPKP, Depkes RI & IBI, 2006);
1. Faktor individual
Faktor individual yang mempengaruhi interaksi seseorang yaitu orientasi kultural
(ketertarikan budaya). Orientasi ini merupakan gabungan dari:
13
a. Faktor fisik: kepekaan panca indra (kemampuan melihat, mendengar), usia,
gender.
b. Sudut pandang : nilai-nilai.
c. Faktor sosial: sejarah keluarga dan relasi, jaringan sosial, peran dalam masyarakat,
status sosial, peran sosial.
d. Bahasa .
2. Faktor-faktor yang berhubungan dengan interaksi
a. Tujuan dan harapan terhadap komunikasi.
b. Sikap terhadap interaksi.
c. Pembawaan diri seseorang terhadap orang lain.
d. Sejarah hubungan.
3. Faktor situasional
1. Diam.
2. Klien yang menangis .
3. Konselor meyakini bahwa tidak ada pemecahan bagi masalah yang dihadapi
klien.
4. Konselor tidak dapat menjawab pertanyaan klien.
5. Konselor membuat kesalahan.
14
Pendapatan konseling ini dikemukakan oleh williamson. Sifat pendekatan
berpusat pada konselor.
2. Pendekatan nondirektif
Pendekatan konseling ini dikemukakan oleh Rogers. Sifat pendekatan berpusat
pada klien. Tujuan konseling adalah memberi kesempatan kepada klien secara
leluasa untuk mengekspresikan dirinya dan merencanakan pemecahan masalah
yang di hadapi.
3. Pendekatan elektik
Pendapatan konseling ini di kemukakan oleh F.P Robinson. Sifat pendekatan
dengan memilih unsur-unsur yang baik dari pendekatan direktif dan non direktif
sesuai dengan kondisi klien.
15
BAB III
PENUTUP
1. KESIMPULAN
1. Konseling adalah proses pemberi batuan seseorang kepada orang lain dalam membuat
suatu keputusan atau memecahkan suatu masalah melalui pemahaman terhadap
fakta,harapan,kebutuhan,dan perasaan klien.
2. Tujuan Konseling membantu klien agar mampu memecahkan masalah.
3. Tiga keterampilan yang harus di miliki konselor adalah keterampilan observasi,
keterampilan mendengar aktif dan keterampilan bertanya.
4. Pemahaman diri menurut Johani Window ada 4 yaitu diri terbuka, diri buta, diri
tersembunyi dan diri gelap.
5. Proses konseling terdiri dari 4 unsur kegiatan;
a. Pembinaan hubungan baik (rapport)
b. Penggalian informasi
c. Pengambilan keputusan
d. Menindak lanjuti pertemuan
6. Tiga aspek yang harus di miliki oleh konselor : pengetahuan (kognotif),
keterampilan(psikomotorik), dan sikap(afektif)
7. Faktor-faktor penghambat konseling :
a. Faktor individu
b. Faktor yang berkaitan dengan interaksi
c. Faktor situasional
d. Kompetensi dalam melakukan percakapan
16
DAFTAR PUSTAKA
Porouw...[et.al], H. S. (2022). BUKU AJAR KOMUNIKASI DAN KOMSELING DALAM
PRAKTIK KEBIDANAN. Sleman-Yogyakarta: Gruo Penerbitan CV BUDI UTAMA.
Yuliawati, W. N. (2020). KOMUNIKASI & KONSELING (FEMINISME) DALAM
PELAYANAN KEBIDANAN. Sleman , Yogyakarta: Grup Penerbit CV BUDI UTAMA.
17