Anda di halaman 1dari 13

PRINSIP KAIDAH AGAMA

DOSEN PENGAMPU:

Nama Kelompok :

1. Lufi Aprilia (221110010)


2. Amelia Fia Maharani (
3. Izza Fatimatuzzarroh (
4. Ajeng Risky (
5. Vivi (

KELOMPOK I

SEMESTER I / D3 KEBIDANAN

INSTITUT TEKNOLOGI SAINS DAN KESEHATAN

INSAN CENDEKIA MEDIKA JOMBANG


KATA PENGANTAR

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh warahmatullahi wabarakatuh.

Segala puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan yang maha esa atas rahmat dan karunianya
sehingga kami dapat menyelesaikan tugas perkuliahan makalah mata kuliah AGAMA
ISLAM tepat waktu tidak lupa sholawat serta salam tercurahkan kepada Rasulullah
shallallahu alaihi wasallam yang saat ini tidak akan dinantikan kelak.

Penulisan makalah berjudul " PRINSIP KAIDAH AGAMA “ dapat diselesaikan karena
bantuan banyak pihak. Kami berharap makalah ini dapat menjadi referensi untuk banyak
orang.

Penulisan menyadari makalah ini masih memerlukan penyempurnaan. Kami menerima


segala bentuk kritik dan saran pembaca demi penyempurnaan makalah. Apabila terdapat
banyak kesalahan pada makalah ini, kami memohon maaf.

Demikian yang dapat kami sampaikan. Akhir kata, semoga makalah mata kuliah konsep
kebidanan ini bermanfaat.

Wassalamu'alikum warahmatullahi wabarakatuh

Jombang, 15 November 2022

Penulis
DAFTAR ISI
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Agama merupakan suatu hubungan yang tetap antara diri manusia dengan suatu
kekuatan yang berada di luar diri manusia yang bersifat suci, dengan sendirinya yang
mempunyai kekuatan absolut selain dari agama primitif disebut sebagai Tuhan. Agama juga
merupakan kepercayaan dan cara hidup yang mengandung faktor-faktor percaya kepada
adanya Tuhan, sebagai segala sumber hukum dan nilai-nilai kehidupan. Menurut Syaikh
Mahmud Syaltut dalam buku “Agama-agama di Dunia” seperti yang dikutip Muhammaddin,
menjelaskan agama adalah “ajaran yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW. dan
menugaskan untuk menyampaikan agama tersebut kepada seluruh umat manusia dan
mengajak mereka untuk memeluknya”.Agama merupakan pedoman hidup bagi umat manusia
dalam rangka memperoleh kebahagiaan, hal tersebut dapat diperoleh melalui perbuatan
manusia, baik kehidupan dimensi jangka pendek di dunia ini maupun pada kehidupan
dimensi jangka panjang akhirat kelak. Keluasan dan keluhuran ajaran agama dan pesan
agama tidak bisa dibingkai semata oleh akal dan aktivitas jasmaniah, apalagi ideologi dan
platform partai politilk. Dalam agama terdapat suatu kewajiban yang harus dilakukan
manusia, baik itu hubungan antara manusia dengan Tuhan, bahkan hubungan manusia dengan
manusia sangat diutamakan. Seseorang bisa mengoptimalkan perilaku dengan baik maka dia
akan menjadi orang yang baik di mata Tuhan maupun di lingkungan sosialnya.Setiap agama
memberikan doktrin kebenaran yang tidak mungkin diubah oleh manusia. Agama
menganggap wahyu yang absolut, tetapi bisa ditafsirkan. Agama merupakan hal yang tepat
untuk memberikan orientasi moral. Pemeluk agama menemukan orientasi moral. Pemeluk
agama mengharapkan agar ajaran agamanya rasional. Ia tidak puas mendengar bahwa Tuhan
memerintahkan sesuatu, tetapi ia juga ingin mengerti mengapa Tuhan
memerintahkannya.Peran agama sebagai suatu kepercayaan di dalamnya terdapat norma-
norma yang diyakini, maka dengan adanya agama hal tesebut dapat menjadikan seseorang
mampu memahami adanya perbedaan antar ras. Dalam setiap ajaran agama pastilah tidak
akan ada yang mengatakan bahwa perbedaan itu adalah suatu yang harus ditentang, akan
tetapi justru sebaliknya, perbedaan yang ada adalah karunia yang diberikan oleh Tuhan untuk
hambanya di bumi.Agama merupakan bagian esensial dalam fundamentalisme, dilihat dari
sisi kepemimpinan, ideologi, etos, tujuan dan hubungannya dengan kelompok sosial lain.
Dengan sentimen keagamaan, maka setiap gerakan dapat menghasilkan kekuatan
dahsyat.Setiap agama mengajarkan kebaikan, terutama dalam hidup bersosial manusia tidak
pernah lepas dari orang lain, baik itu antara ras, suku, budaya dan agama. Apabila bisa
menjaga perilaku dengan baik di kehidupan sosial maka akan merasakan kedamaian. Karena
manusia tidak bisa hidup tanpa bantuan dari orang lain.Agama dengan segala ajaran
kebaikannya akan mengantarkan pada suatu macam penelaahan manusia dalam memahami
ajaran agama tersebut dikarenakan agama terlahir juga untuk memaksimalkan kinerja akal
manusia. Terkadang terdapat pemikiran yang berbeda-beda di kalangan umat manusia
didalam memahaminya sehingga tidak jarang timbul miskomunikasi dalam menyatakan
argumen tentang kandungan ajaran suatu agama.Di dalam setiap ajaran agama akan ditemui
berbagai kelompok yang bersifat terbuka terhadap perbedaan dalam memahami ajaran suatu
agama, maupun sebaliknya ada juga yang tertutup dalam mengamalkan ajaran agamanya,
sehingga tak jarang muncul diskursus pemahaman dalam umat suatu agama.

B. Rumusan Masalah
1. Mampu menjelaskan pengertian Prinsip Akidah Agama.
2. Mampu menjelaskan pengertian Falsafah Agama.
3. Fungsi agama Bagi kehidupan.
4. Prinsip-prinsip kehidupan agama.

C. Tujuan
1. Mengetahui lebih jelas Prinsip Akidah Agama.
2. Mengetahui fungsi dan prinsip-prinsip bagi kehidupan.
3. Mengetahui tujuan agama bagi kehidupan.

D. Manfaat
1. Sebagai bahan materi yang akan di pelajari pada Prinsip Akidah Agama.
2. Sebagai bahan diskusi bagi mahasiswa dalam memahami materi falsafah Agama.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Akidah Islam
1. Pengertian Akidah
Akidah berakar dari kata yang berarti tali pengikat sesuatu dengan yang lain,
sehingga menjadi satu kesatun yang tidak dapat dipisahkkan. Dalam pembahasan
yang masyhur akidah diartikan Sebagai iman, kepercayaan atau keyakinan. Dalam
kajian Islam, akidah berarti tali pengikat batin manusia dengan yang diyakininya
sebagai Tuhan yang Esa yang patut disembah dan Pencipta serta pengatur alam
semesta ini.
Ilmu yang membahas tentang akidah disebut ilmu akidah. Ilmu akidah menurut
para ulama’ adalah sebagai berikut:
a. Syekh Muhammad Abduh mengatakan ilmu akidah adalah ilmu yang
membahas tentang wujud Allah, tentang sifat-sifat yang wajib tetap ada pada-Nya,
juga membahas tentang rasul-rasul-Nya, meyakinkan mereka, meyakinkan apa
yang wajib ada pada mereka, apa yang boleh dihubungkan pada diri mereka dan
apa yang terlarang menghubungkan kepada diri mereka.
b. Ibnu Khaldun mengartikan ilmu akidah adalah ilmu yang membahs
kepercayaan-kepercayaan iman dengan dali-dalil akal dan mengemukakan alasan-
alasan untuk menolak kepercayan-kepercayan yang bertentangan dengan
kepercayan golongan salaf dan ahlissunnah.
c. Kemudian syekh Husin mengartikan ilmu akidah adalah ilmu yang
membicarakan bagaimana mentapkan kepercayaan-kepercayan keagamaan
(Islam) dengan bukti-bukti yang yakin.
Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa ilmu akidah adalah ilmu yang
membicarakan segala hal yang berhubungan dengan rukun iman dalam Islam
dengan dalil-dalil dan bukti-bukti yang meyakinkan.
2. Prinsip - prinsip Akidah Agama

Prinsip-prinsip akidah secara keseluruhan tercakup dalam sejumlah prinsip dari


seluruh sistem agama Islam yaitu suatu sistem yang serasi, koheren, dan terjalin
dengan baik. Prinsip-prinsip tersebut adalah:

a. Pengakuan dan keyakinan bahwa Allah adalah Esa. Esa dalam Zat, Sifat,
dan Perbuatan-Nya.
b. Pengakuan bahwa para nabi telah diangkat dengan sebenarnya oleh
Allah SWT. Untuk menuntun ummatnya.
c. Kepercayaan akan adanya hari kebangkitan. Keyakinan seperti ini
memberikan kesadaran bahwa kehidupan dunia bukanlah akhir dari segalanya.
d. Keyakinan bahwa Allah adalah Maha Adil. Jika keyakinan seperti ini
tertanam di daalam hati, maka akan menumbuhkan keyakinan bahwa apa yang
dilakukan akan mendapatkan balasan dari Allah SWT.

3. Metode-metode Peningkatan Kualitas Akidah


Seorang mukmin harus memiliki kualitas akidah yang baik, yaitu akidah
yang benar, kokoh dan tangguh. Kualitas akidah tidak hanya diukur dari
kemauan seseoranng untuk percaya kepada Allah, atau kepada yang lain
seperti yang tercantum dalam rukun iman. Namun lebih jauh dari itu,
kepercayaan itu harus bisa dibuktikan dalam praktik kehidupan sehari-hari.
Percaya saja tidak cukup, tapi harus diikuti dengan tindakan nyata dalam
kehidupan sehari-hari di manapun berada.
Untuk itu mengingat pentingnya kekuatan akidah itu dimiliki oleh setiap
mukmin, maka diperlukan upaya-upaya atau cara-cara yang baik agar bisa
meningkatan keyakinan dan memudahkan menerapkan semua keyakinannya
itu dalam kehidupannya di masyarakat. Sebab kepercayaan atau keyakinan itu
bisa tumbuh paling tidak karena tiga hal; yaitu karena meniru orang tua atau
masyarakat, karena suatu anggapan dan karena suatu pemikiran.Diantara cara
atau metode yang bisa diterapkan adalah
a. Melalui pembiasaan dan keteladanan
Pembiasaan dan keteladanan itu bisa dimulai dari keluarga.
b. Melalui pendidikan dan pengajaran
Pendidikan dan pengajarran dapat dilaksanakan baik dalam keluarga,
masyarakat atau lembaga pendidikan formal.

B. Konsep Tauhid Dalam Islam

1. Pengertian Tauhid

Menurut bahasa kata tauhid berasal dari bahasa Arab tawhid bentuk masdar dari kata
wahada, yang artinya al-i’tiqaadu biwahdaniyyatillah (keyakinan atas keesaan Allah).
Sedangkan pengertian secara istilah tauhid ialah meyakini bahwa Allah itu Esa dan tidak
ada sekutu bagi-Nya. Kesaksian ini dirumuskan dlam kalimat Laa ilaha illallah (tidak ada
Tuhan selain Allah).
Tauhid artinya mengesakan Allah. Esa berarti tidak berbilang. Beberapa ayat al- Qur’an
telah dengan jelas mengatkan keesaan Allah. Diantaranya surat al-Ikhlas ayat 1-4 sebagai
berikut:
Artinya: “Katakanlah: "Dia-lah Allah, yang Maha Esa.Allah adalah Tuhan yang bergantung
kepada-Nya segala sesuatu.Dia tiada beranak dan tidak pula diperanakkan,dan tidak ada
seorangpun yang setara dengan Dia".
Dari ayat di atas dapat ditangkap pejelasan bahwa Allah itu maha Esa. Keesaan Allah
menurut M. Quraish Shihab mencakup keseesaan dzat, keesaan sifat, keesaan perbuatan,
serta keesaan dalam beribadah kepada-Nya.
a. Keesaan dzat mengandung pengertian bahwa seseorang harus percaya bahwa Allah
tidak terdiri dari unsur-unsur atau bagian-bagian.
b. Keesaan dalam sifat-Nya, mengandung pengertian bahwa Allah memilki sifat yang
tidk sam dalaam substansi dan kapasitasnya dengan sifat makhluk, walaupun dari segi
bahasa kata yang digunakan untuk menunjuk sifat tersebut sama.
c. Keesaan dalam perbuatan-Nya, mengandung arti baha segala sesuatu yang berada di
alam raya ini, baik sistem kerjanya maupun sebab dan wujudnya, kesemuanya adalah hasil
perbuatan Allah semata
d. Keesaan dalam beribadah, merupakan perwujudan dari ketiga keesaan di atas.
Dalam surat lain ditegaskan tentang pengertian tauhid dan konsep tauhid dalam Islam
Katakanlah: Sesungguhnya sembahyangku, ibadatku, hidupku dan matiku hanyalah untuk
Allah, Tuhan semesta alam. (QS. Al-An’am: 162)
Dari sini dapat disimpulkan bahwa sebagai bentuk peribadatan harus ditujukan hanya
kepada Allah semata. Hanya Allah yang wajib disembah. Tidak boleh peribadatan itu
ditujukan selain Allah.
Mereka menjadikan orang-orang alimnya dan rahib-rahib mereka sebagai
Tuhan selain Allah[639] dan (juga mereka mempertuhankan) Al masih putera
Maryam, Padahal mereka hanya disuruh menyembah Tuhan yang Esa, tidak
ada Tuhan (yang berhak disembah) selain Dia. Maha suci Allah dari apa yang
mereka persekutukan. (QS. At-Taubah: 31)
Ayat di atas menjelaskan arti tauhid secara Syahadat Laa ilaaha illallah berarti
penegasan akan keesaan Allah itu dengan mentaati-Nya serta mentaati utusan-
Nya, karena barang siapa mentaati rasulullah maka ia telah mentaati Allah.
Inti dari ayat di atas yaitu:
a. Taat kepaada selain Allah dalam sesuatu yang bertentangan dengan
perintah Allah digolongkan syirik.
b. Tidak boleh mentaati salah satu ciptaan Allah, jika dalam ketaatan
tersebut dia mendurhakai Tuhannya.
c. Suatu perbuatan tidak akan digolongkan sebagai kebajikan kecuali
memenuhi dua syarat yaitu: pertama,perbuatan tersebut dilakukan murni
hanya untuk Allah.Kedua, perbuatan tersebut sesuai dengan ajaran rasulullah.
d. Parah pemuka agama bukan orang-orang yang sempurna.
e. Bukti tersesatnya orang-orang yang Yahudi dan orang-orang Nasrani
dari jalan yang lurus yaitu tauhid.
f. Bahaya pemuka agama yang sesat bagi umatnya.
Diriwayatkan secara shohih bahwa rasulullah bersabda: barang siapa
mengucap Laa ilaaha illallah kemudian menolak segala sessembahan selain
Allah, (maka ketahuilah) bahwa Allah telah mengharamkan harta dan
darahnya, dan sesungguhnya hisab bagi orang itu ditangan Allah yang Maha
Agung lagi Maha Kuasa.
Siapapun yang mengucap kalimat syahadat, memahami artinya, kemudian
bertingkah laku berdasarkan ucapan tersebut serta menjauhi sesembahan selain
Allah, maka haram bagi orang-orang muslim untuk mengtambil hartanya
(kecuali berdasarkan hukum agama untuk zakat) dan mengambil nyawanya
(kecuali berdasarkan hukuman sebagai contoh hukuman zina muhson, murtad
atau karena pembunuhan) maka segala tindakannya hanya Allah yang berhak
menghakimi dari kebangkitan nanti. Jika syahadatnya itu tulus karena Allah
maka dia menerima pahala tetapi jika sebaliknya, maka dia akan menerima
adzab-Nya.

C. Akhlak Islam

1. Pengertian Akhlak

Secara lughowi kata akhlak berasal dari bahasa Arab al-akhlak, yang merupakan bentuk
jamak dari kata khuluq atau al-khaliq yang berarti: budi pekerti, kebiasaan atau adat,
keperwiraan, kesatriaan, dan agama.

Sedangkan pengertian secara istilah, akhlak adalah suatu keadaan yang melekat pada jiwa
manusia, yang berarti daripadanya lahir perbuatan-perbuatan yang mudah, tanpa melalui
proses pemikiran, pertimbangan atau penelitian.

Persoalan “Akhlaq” di dalam Islam banyak dibicarakan dan dimuat pada Al Qur’an dan
Hadits. Sumber tersebut merupakan batasan-batasan dalam tindakan sehari-hari bai manusia.
Ada yang menjelaskan arti baik dan buruk. Memberi informasi kepada umat, apa yang harus
semestinya diperbuat dan bagaimana harus betindak. Sehingga dengan mudah dapat
diketahui, apakah perbuatan itu terpuji atau tercela.

Akhlaq Islam, karena merupakan akhlaq yang berdasarkan kepercayaan kepada Tuhan, maka
tentunya sesuai pula dengan dasar daripada agama itu sendiri. Dengan demikian, dasar atau
sumber pokok daripada akhlaq Islam adalah Al Qur’an dan Hadits yang merupakan sumber
utama dari agama Islam itu sendiri.

Sehubungan dengan Akhlaq Islam, Drs. Sahilun A.Nasir menyebutkan bahwa Akhlaq Islam
berkisar pada:

a. Tujuan hidup setiap muslim,menghambakan dirina kepada Allah, untuk mencapai


keridhaan-Nya.

b. Membawa konsekuensi logis, sebagai standard dan pedoman utama bagi setiap moral
muslim.

c. Keyakinan akan hari kemudian/ pembalasan, mendorong manusia berbuat baikdan


berusaha menjadi manusia sebaik mungkin.
d. Islam tidak moral yang baru, yang bertentangan dengan ajaran dan jiwa Islam.

e. Ajaran Akhlaq Islam meliputi segala segi hidup dan kehidupan manusia berdasarkan
asas kebaikan dan bebas dari segala kejahatan.

Dengan demikian dapatlah ditegaskan disini dasar daripada akhlaq Islam secara global hanya
ada dua yakni: percaya adanya Tuhan dan percaya adanya hari kemudian/ pembalasan,
sebagaimana disebutkan oleh Abul A’la Maududi bahwa sistem moral/ akhlaq ada yang
berdasarkan kepercayaan kepada Tuhan dan kehidupan setelah mati. Dan tentunya dalam
kaitannya dengan pembahasan dalam buku ini adalah sistem akhlaq Islam

Metode-metode Peningkatan Kualitas Akhlak

Peningkatan kualitass akhlak penting dilakukan untuk mencapai kemuliaan hidup. Kualitas
akhlak sudah menjadi tujuan dari diutusnya nabi Muhammad saw sesuai dengan sabdanya
“Sesungguhnya aku diutus untuk menyempurnakan akhlak yang mulia”. Rasulullah saw
sendiri merupakan figur ideal dan contoh kepribadian utama yang bisa dijadikan teladan.
Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi
orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan Dia banyak
menyebut Allah.(QS. Al-Ahzab: 21)

Metode-metode yang digunakan untuk meningkatkan kualitas akhlak antar lain sebagai
berikut:

a. Melalui perumpamaan

Perumpamaan ini dapat diambil dari kandungan ayat-ayat Al Qur’an. Tujuannya adalah agar
menjadikan prumpamaan itu sebagai pedoman dalam melaksanakan tugas-tugas
kemanusiaan.

b. Melalui keteladanan

Kebtuhan keteladanan suda menjadi fitrah setiap orang. Rosulullah bersabda: “sebaik-baik
orang diantara kalian adalah orang yang paling diantara kalian bagi keluarganya, dan dan aku
adalah orang yang paling baik diantara kalian bagi keluargaku.” (HR. Ibnu Hibban).

c. Melalui latihan dan pengmalan

Sebagaimana diketahui, Islam adalah agama yang menuntut umatnya agar mengerjakan amal
shalehyang diridhai Allah, menuntut kita supaya mengarahkan tingkah laku, naluri, dan
kehidupan ini sehingga dapat mewujudkan perilaku dan Akhlaq yang baik agar perbuatan itu
bisa berujung kepada amal shaleh, maka dibutuhkan latihan dan pengamalan.

d. Melalui Ibrah dan Mauidhah

Ibrah artinya kondisi yang memungkinkan orang bisa sampai dari pengetahuan yang konkrit
kepada pengetahuan yang abstrak. Maksudnya adalah perenungan dan tafakur. Ibrah dan
I’tibar ialah suatu kondisi psikis yang menyampaikan manusia untuk mengetahui intisari
sesuatu perkara yang disaksikan, diperhatikan, dan diputuskan manusia secara nalar.

Analisis

Menurut kelompok , materi dalam buku ajar Akidah Akhlak kels X semester ganjil kurikulum
2013 sudah sesuai dengan silabus Akidah Akhlak. Adapun menurut syarat buku ajar yang
baik, masih ditemukan kekurangan. Berikut kelebihan dan kekurangan dari buku ajar Akidah
Akhlak kelas X semester ganjil.

1. Kelebihan

a. Buku sudah sesuai dengan aturan yaitu terdiri dari sampul buku atau cover, identitas
buku, kata pengantar, dafar isi, materi ajar dan daftar pustaka.

b. Disetiap bab terdapat Kompetensi Inti (KI), Kompetensi Dasar (KD), Indikator,
pertanyaan mengenai: pengamatan, materi, kesimpulan, dan latihan soal.

c. Soal-soal yang ada pada buku berkesinambungan dengan materi ajar.

d. Bahasa yang digunakan mudah untuk dipahami.

2. Kekurangan

a. Kurangnya contoh- contoh untuk sebuah pembahasan.

b. Masih terdapat beberapa penjelasan yang kurang lengkap.


A. TUJUAN AGAMA

Salah satu tujuan agama adalah membentuk jiwa nya berbudi pekerti dengan adab yang
sempurna baik dengan tuhan-nya maupun lingkungan masyaraka. Semua agam sudah sangat
semprna dikarenakan dapat menuntun umatnya bersikap dengan baik

Anda mungkin juga menyukai