Anda di halaman 1dari 23

MAKALAH AQIDAH

‘’Urgensi Tauhid Dalam Kehidupan, Pribadi, Keluarga,


Masyarakat dan Profesi’’

Dosen Pengampu : Maulana Ishak, M.Pd.I,

Disusun Oleh :
1. Faras Panca Wangi 2106015057
2. Dallillah Fauzia 2106015143

PRODI ILMU KOMUNIKASI


FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN POLITIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PROF. DR.
HAMKA
KATA PENGANTAR

Puja dan puji syukur kita atas kehadirat Allah Swt yang senantiasa selalu memberikan
limpahan rahmat dan karunia yang tak terhingga kepada kita semua, sehingga penulis mampu
menyelesaikan makalah ini dengan judul “Urgensi Tauhid Dalam Kehidupan Pribadi Keluarga,
Masyarakat dan profesi”.

Shalawat dan salam semoga tetap tercurahkan kepada Nabi Muhammad Saw, semoga
kelak kita memperolah syafa’atnya dihari kemudian. Aamiin.

Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dengan kelompok 5 sehingga dapat
memperlancar pembuatan makalah ini, dan ucapan terima kasih kepada Bapak Maulana Ishak,
M.Pd.I. karena telah memberikan kami tugas kelompok untuk menambah pengetahuan kami.

Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada banyak
kekurangan dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan
terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki
makalah Ilmu Tauhid ini.

Akhir kata kami berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca
khususnya mahasiswa dan mahasiswi.

Jakarta, 14 April 2022

Kelompok 5

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR…………………………………………………....i

DAFTAR ISI……………………………………………………………...ii

BAB I PENDAHULAN…………………………………………………..1

Latar Belakang……………………………………………………………..1

Rumusan Masalah………………………………………………………….1

1. Jelaskan urgensi tauhid dalam kehidupan pribadi…………………..1

2. Jelaskan urgensi tauhid dalam kehidupan keluarga…………………1

3. Jelaskan urgensi tauhid dalam kehidupan bermasyarakat………….1

4. Jelaskan urgensi tauhid dalam kehidupan profesi…………………..1

BAB II PEMBAHASAN…………………………………………………2

1. Pengertian urgensi tauhid kehidupan pribadi……………………….2

2. Pengertian urgensi tauhid kehidupan keluarga……………………...4

3. Pengertian urgensi tauhid kehidupan bermasyarakat………………..6

4. Pengertian uergensi tauhid kehidupan profesi………………………7

BAB III PENUTUPAN…………………………………………………..18

1. Kesimpulan…………………………………………………………18
2. Saran………………………………………………………………..18
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………….20

ii
BAB 1
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Pada era serba modern sekarang ini banyak krisis yang harus dihadapi oleh
manusia, seperti krisis moneter, krisis pangan, krisis bahan bakar, dan yang patut kita
renungkan adalah krisis iman.
Krisis iman dikarenakan kurangnya ilmu rohani serta kurangnya fungsi tauhid
dalam kehidupan sehari- hari. Sebagian manusia yang memeluk agama Islam masih
belum memahami ilmu tauhid,sehingga mereka belum mampu dalam mencari status
manusiawinya. Hanya sedikit manusia yang dapat memanfaatkan fungsi dan penempatan
peran tauhid secara benar dan sesuai di zaman ini. Oleh karena itu, fungsi tauhid daalam
kehidupan social perlu untuk diketahui sehingga manusia akan lebih termotivasi dan
memahami arti dari tauhid. Padahal, jika masyarakat modern saat ini mampu
menempatkan tauhid dalam kehidupan sehari- harinya, insyaallah akan tercipta
masyarakat yang damai, aman, dan terjauh dari sifat- sifat tercela dan tindakan- tindakan
yang melanggar hukum agama, maupun hukum perdata dan pidana Negara.

2. Rumusan Masalah
1. Jelaskan urgensi tauhid dalam kehidupan individu
2. Jelaskan urgensi tauhid dalam kehidupan keluarga
3. Jelaskan urgensi tauhid dalam kehidupan masyarakat
4. Jelaskan urgensi tauhid dalam kehidupan profesi

1
BAB II
PEMBAHASAN

1. Urgensi Tauhid Dalam Kehidupan Individu

Tauhid ialah ilmu yang mengkaji tentang penetapan aqidah keagamaan dengan
menggunakan dalil- dalil yang meyakinkan. Syekh Ibrahim Ibn Muhammad al- Baijuri
dalam Tuhfatul Murid ‘ala Jawharatit Tauhid mendefinisikannya sebagai:

“Ilmu Tauhid adalah ilmu yang dengannya mampu menetapkan aqidah- aqidah
keagamaan yang diperoleh dari dalil- dalil meyakinkan.”
Tauhid social adalah sebagai dimensi social dari pengakuan kita bahwa tiada tuhan selain
allah dan nabi Muhammad itu adalah rasul NYA, sebagai konsenkuensi pemikiran ini,
berarti semua ibadah murni (mahdhah), seperti salat, puasa, haji, dan seterusnya, memiliki
dimensi social.

Dinamakan ilmu tauhid karena bagian utama ilmu ini adalah mengenai keesaan
Allah yang menjadi dasar ajaran Islam.1 Dengan tauhid, seorang muslim akan
menjadikan Allah sebagai terminal akhir dan ultimate serta dasar aksiologi dari semua
mata rantai aktifitas di dunia. Manusia yang kehilangan pegangan hidup meskipun
mereka bergelimang dalam materi namun merana secara mental dan spiritual.

Mereka akan mudah terperosok kedalam tingkah laku yang tidak mencerminkan
nilai- nilai kemanusiaan, bahkan mereka dapat berperilaku menghancurkan nilai- nilai
kemanusiaan. Hal ini bila dibiarkan maka pada gilirannya akan menghancurkan
peradaban umat manusia. Padahal tujuan hidup disini mempunyai makna luas, tidak
sebatas menjalankan rukun Islam saja. Hal ini mengandung arti menjalankan semua
perintah dan larangan Allah secara konsisten dengan penuh keikhlasan.

1
Ahmad Hawassy, Kajian Tauhid Dalam Bingkai Aswaja, (Jakarta: Naraya Elaborium Optima, 2020), h. 2.

2
Dengan demikian pendidikan tauhid begitu penting bagi manusia sebagaimana
pentingnya kedudukan dan fungsi tauhid itu sendiri dalam Islam. Begitu besarnya
pengaruh tauhid atas kehidupan manusia. Orang yang menolak tauhid akan hidup
sengsara di dunia dan akhirat. Oleh karena itu pendidikan tauhid hendaknya dilakukan
sedini mungkin, sebab setiap orang mempunyai fitrah bertuhan sejak sebelum ia lahir di
dunia.
Dalam urgensi tauhid dalam kehidupan pribadi/individu :
 Memerdekakan manusia dari kerja serta tunduk kepada selain Allah, baik
benda – benda atau makhluk lainnya.
Dengan tauhid yang tertanam dalam jiwa, manusia akan sadar bahwa tiidak ada
sesuatau pun yang wajib disembah, dituruti, ataupun diikuti kecuali allah.
 Membentuk kepribadian yang kokoh
Akan menjadikan tujuan hidupnya hanya kepada allah. Ia mengetahui apa yang
membuat –NYA ridha dan murka. Ia akan melakukan apa yang membuat –NYA ridha,
dan akan meninggalkan apa yang membuat-NYA murka, sehingga hatinya tentram.
 Tauhid sumber kekuatan iiwa
Tauhid memberikan kekuatan jiwa kepada pemiliknya, karena jiwanya penuh
harap kepada allah, sabda rasullah “bila kamu meminta maka mintalah kepada allah.
Dan bla kamu memohon pertolongan memohonla pertolongan kepada allah.” (HR.At.
Tirmidzi).

3
2. Urgensi Tauhid Dalam Kehidupan Keluarga

Keluarga adalah ruang lingkup organisasi terkecil yang terdiri daripada ayah, ibu,
anak sekaligus konsumen dari organisasi tersebut.2 Keluarga yang islami atau keluarga
muslim, biasanya berdasarkan aktifitas pada pembentukan keluarga yang sesuai
dengan syariat Islam, yang memiliki pimpinan dan anggota serta mempunyai hak dan
kewajiban bagi masing- masing anggotanya.

Setiap orangtua ingin menyelamatkan dirinya serta keluarganya dari siksa api
neraka, serta ingin mendidik putra putrinya karena hal itu sudah menjadi kodrat
sebagai orangtua. Namun bagi para orangtua yang beriman, mendidik anak bukan
hanya mengikuti dorongan kodrat naluriah, akan tetapi lebih dari itu yakni dalam
rangka melaksanakan perintah Allah SWT yang harus dilaksanakan.

Menjaga diri dan keluarga dari api neraka adalah dengan pengajaran dan
pendidikan, serta mengembangkan kepribadian mereka kepada akhlak yang utama,
serta menunjukkan kepada hal-hal yang bermanfaat dan membahagiakan diri serta
keluarga. Oleh sebab itu orang tua harus memberikan pendidikan terutama penanaman
ketauhidan kepada putra putrinya.

Peranan orang tua sebagai pendidik merupakan kemampuan penting dalam satuan
pendidikan kehidupan keluarga (family life education). Karakteristik pendidik yang
dicontohkan Lukmanul Hakim di antaranya adalah bertauhid dan bertakwa kepada
Allah SWT.

Tauhid merupakan isi pokok yang harus dikuasai oleh orang tua, sebagai teladan
dalam keluarga orang tua harus mengamalkannya sebelum ia sampaikan kepada anak-
anaknya. Pendidikan tauhid dalam keluarga juga membuat anak mampu memiliki
keimanan berdasarkan kepada pengetahuan yang benar, sehingga anak tidak hanya

2
Aden Wijaya, Manajemen Keluarga Islami, (Sleman: Diandra Kreatif, 2017), h. 3.

4
mengikuti saja atau “taklid buta”. Dengan mengajarkan ketauhidan yang bersumber
dari Al Quran dan Al Hadits, maka ketauhidan yang terbentuk dalam jiwa anak
disertai dengan ilmu pengetahuan yang berdasarkan kepada argumen-argumen dan
bukti-bukti yang benar, serta dapat dipertanggung jawabkan.3
Ada beberapa metode yang besar pengaruhnya unuk menanamkan keimanan kepada
anak yaitu :
1. Teladan yang baik
2. Kebiasaan yang baik
3. Disiplin
4. Memotovasi
5. Memberikan hadiah terutama yang dapat menyentuh aspek psikologi
6. Memberkan hukuman dalam rangka kedisiplinan
7. Suasana kondusif dalam mendidik

Fungsi pendidikan tauhid dalam linkungan keluarga :

1. Memberikan ketentraman dalam hati anak


2. Menyelamatkan anak dari kesesatan dan kemusyrikan
3. Membentuk perilaku dan kepribadian anak, sehingga menjadi falsafah dalam
kehidupannya.

3
Latief Mahmud dan Karimullah, Ilmu Tauhid, (Jawa Timur: Duta Media Publishing, 2017), h. 9.

5
3. Urgensi Tauhid Dalam Kehidupan Masyarakat
Sikap sosial merupakan salah satu hal yang harus dikembangkan jika ingin
berhasil menjadi bagian di masyarakat dan hidup dimasa depan.4 Sikap sosial dalam
suatu ummat harus diperkuat. Sebaliknya, jiwa individualisme dan separatisme harus
dikikis habis. Jalannya hanyalah pendidikan yang didasarkan atas dasar-dasar ajaran
Islam, sebagai pendidikan yang benar. Hablun min al - nas adalah relasi, ikatan,
kontrak antar individu-individu dan atau kelompok - kelompok manusia untuk
mengatur kehidupan bersama.
Masyarakat beriman adalah masyarakat yang melakukan ta’wun (saling
bekerjasama) dalam kebaikan dan takwa dimana anggota masyarakatnya saling
melarang dari perbuatan dosa dan permusuhan, semua berusaha untuk sukses
menggapai ridha Allah, individunya merasa takut untuk berbuat dzalim,mencuri,
menipu, membunuh, berzina, menyuap atau menerima suap, berdusta, dengki, ghibah
atau perbuatan jahat lain karena ia takut kepada Allah dan takut kepada hari dimana ia
harus berhadapan dengan Allah SWT untuk mempertanggungjawabkan semua
amalnya.5
Adapun langkah – langkah dalam membangun masyarakat berbasis tauhid yaitu:
1. Gotong royong.Dengan adanya gotong royong inilah individu dengan individu
lain secara otomatis berinteraksi secara langsung.Dari sinilah timbul keakraban
dan saling membantu antar masyarakat.
2. Tegur Sapa. Cara ini adalah cara dimana untuk menghormati orang ketika
berpapasan dijalan atau dimanapun berada, agar orang yang berada
disekelilingnya itu merasa dihargai.
3. Saling Menasehati.Hal ini adalah hal yang paling penting bagi kehidupan
masyarakat. Disamping bisa mempererat tali silahturahmi. Cara ini juga bisa
membuat antara satu individu dengan individu lain itu seperti merasa bahwa dia
adalah saudaranya. Banyak sekali hikmah hikmah yang dapat diambil ketika
mempelajari ilmu tauhid jika akan diamalkan dalam suatu luang lingkup

4
Mursito S. Bialangi, Oktober 2018, Pengembangan Sikap Sosial dalam Pembelajaran Biologi Kajian
Potensi Pembelajaran Kooperatif, Procceding Biology Education Conference, Volume 15, Nomor 1, p- ISSN: 2528-
5742, https://jurnal.uns.ac.id,.
5
Syafaruddin, Pendidikan dan Pemberdayaan Masyarakat, ( Jakarta: Perdana Publishing, 2012), h. 18.

6
masyarakat.Seperti rela atas pemberian Allah untuk dirinya mengenai rezeki
kedudukan dll,rasa harga diri dan menghargai orang lain, rasa kasih sayang
terhadap sesama manusia.

Prinsip tauhid menegasi setiap hak kekuasaan, perwalian dan perlindungan


dari siapa pun atas manusia—baik individual atau pun sosial—kecuali Allah SWT.
Kekuasaan manusia atas manusia, yang menghilangkan kedaulatan satu pihak, pasti
mengarah pada represi dan penindasan. Tetapi, ketika urusan-urusan masyarakat itu
dipercayakan pada kekuatan transendental melalui penguasa individual atau suatu
dewan dengan kekuatan yang sepadan dengan tanggung jawabnya dapat diharapkan
bahwa suatu masyarakat bebas dari semua penyimpangan jalan kebenaran. Dalam
ideologi agama, kekuatan transendental ini tiada lain kecuali Allah sendiri, yang
kebijaksanaan dan pengetahuan-Nya meliputi seluruh keberadaan: Tidak ada sesuatu
sebesar zarrah pun yang ada di langit dan di bumi atau yang lebih kecil dari itu dan
yang lebih besar, yang tersembunyi daripada-Nya. (QS. Saba [34]:3).

ُ‫ل يَ ْع ُزبَُ َع ْن َه‬ََ ‫ب‬َِ ‫ِّي لَتَأْتِيَنَّ ُك َْم ٰعلِ َِم ْال َغ ْي‬
َْ ‫ل تَأْتِ ْينَا السَّا َع َةُ ۗقُلَْ بَ ٰلى َو َرب‬ ََ ‫ال الَّ ِذي‬
َ َ ‫ْن َكفَر ُْوا‬ ََ َ‫َوق‬
َ‫ي ِك ٰتبَ ُّمبِيْن‬َْ ِ‫ل ف‬ َ َّ ِ‫ل اَ ْكبَ َُر ا‬ ََ ِ‫ن ٰذل‬
َ‫ك َو َ ا‬ َْ ‫ل اَصْ َغ َُر ِم‬ َِ ْ‫ل فِى ْالَر‬
َ‫ض َو َ ا‬ َ َ ‫ت َو‬َِ ‫ل َذرَّةَ فِى السَّمٰ ٰو‬ َُ ‫ِم ْثقَا‬

4. Urgensi Tauhid Dalam Profesi


Tauhid sumber keamanan manusia.tidak ada rasa takut kecuali kepada allah.
Tauhid menutup rapat celah - celah kekhawatiran terhadap rizki,jiwa dan keluarga
ketakutan terhadap manusia,jin,kematian dan lainnya menjadi sirna.6
Sebagai frame of thought dalam perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi. Tauhid menjadi kerangka pemikiran dalam menemukan hakikiat
kebenaran pada seginya yang abstrak,potensial,maupun yang kongkret.
Menjadikan islam tumbuh sebagai kekuatan peradaban dunia.Tauhid
merupakan paradiqma dari metode ilmiah dalam seluruh wilayah ilmu pengetahuan
umat Islam.

6
Teungku Muhammad Ali Muda, Pengantar Tauhid, (Jakarta: Kencana, 2019), h. 21.

7
Upaya kita dalam mencari dunia jangan sampai melalaikan yang utama, yaitu
mempersiapkan akhirat. Pekerjaan dunia adalah perantara untuk menggapai
akhirat.Di sela-sela pekerjaan kita, kita tak boleh melalaikan ibadah. Bahkan ibadah
itulah yang harus menjadi fokus kita. Pekerjaanpun harus kita niatkan ibadah.Banyak
orang yang mengejar-ngejar dunia sampai melalaikan Allah. Sampai melalaikan
ibadah. Kalau sudah begini, maka yang ia dapat adalah kelelahan dan rasa capek
yang tak berujung. Masalah yang tak kunjung habis. Pekerjaan dan banyaknya uang
yang ia punya sama sekali tak membuatnya bahagia. Karena salah dalam menjalani
akitivitas. Dunia yang mestinya dijadikan nomor dua malah dijadikan nomor satau
sampai melalaikan ibadah kepada Allah. Dia tak pernah melibatkan Allah dalam
kehidupannya sehingga hidupnya penuh masalah. Terlalu semangat pada urusan
dunia tapi santai bahkan mengabaikan urusan ibadah.Padahal seharusnya yang
nomor satu itu ibadah, urusan kepada Allah. Setelah itu baru urusan dunia. Inilah tips
yang diajarkan Allah. Ini ditegaskan dalam beberapa ayat- Nya:
Urusan berdzikir (sholat), perintahnya adalah “Berlarilah!”.
“Wahai orang yang beriman, apabila kalian diseru untuk menunaikan sholat Jum’at,
maka berlarilah kalian mengingat Allah dan tinggalkanlah jual beli.” (QS. Al-
Jum’ah : 9).

َّ ٰ ‫ن ي َّْو َِم ْال ُج ُم َع َِة فَا ْس َع ْوا اِ ٰلى ِذ ْك َِر‬


ِ‫للا‬ َْ ‫ي لِلص َّٰلو َِة ِم‬
ََ ‫ْن ٰا َمنُ اْوا اِ َذا نُ َْو ِد‬
ََ ‫ٰيااَيُّهَا الَّ ِذي‬
َْ ِ‫َو َذرُوا ْالبَ ْي ََع ٰذلِ ُك َْم َخيْرَ لَّ ُك َْم ا‬
ََ ‫ن ُك ْنتُ َْم تَ ْعلَ ُم ْو‬
‫ن‬

Adapun nilai – nilai tauhid dalam dunia kerja, yaitu:


1. Niat
2. Tawakal
3. Tidak iri hati
4. Membelanjakan Harta dijalan Allah
5. Menjalankan Pekerjaan dengan Penuh Amanah
6. Bidang Pekerjaan Harus Halal
7. Turut Berdakwah

8
Tauhid sosial merupakan keyakinan seorang muslim atas eksistensi, sifat-sifat
dan kekuasaan Allah serta pada hal-hal gaib yang dikabarkan-Nya yang berpengaruh
nyata pada kehidupan sosial. Dengan kata lain, tauhid sosial adalah pengaruh sosial
keberimanan seorang muslim. Jika seorang muslim normatif berhubungan dengan
sesuatu yang metafisis (gaib), yang transendental dan memfokuskan perhatiannya
pada bagaimana meyakini dan beribadah pada Allah (theosentris), maka tauhid
sosial berhubungan dengan realitas kedunian yang kasat mata dan memfokuskan
perhatiannya pada kehidupan manusia (antrophosentris). Dengan demikian, bagi
seorang muslim, beriman kepada Allah dan beribadah kepada-Nya saja belumlah
cukup. Keimanan itu harus berdampak nyata pada kehidupan sosial. Iman harus
bersifat praktis dan memberikan kontribusi nyata ditengah kehidupan masyarakat.
Apalagi ditengah modemitas yang selalu mengedepankan hal-hal yang konkrit dan
masional.

Pada dimensi ini, akidah memasuki wilayah kesejarahan manusia Dimensi


praktis dari akidah ini menjelaskan keterkaitan antara keyakinan dengan persoalan-
persoalan sosial. Tauhid dalam dimensi praktis sosial ini ingin menunjukkan
keterkaitan yang kuat antara keyakinan dengan realitas sosial. Tauhid tidak semata
berkaitan dengan keimanan pada hal-hal yang ghaib, namun juga terkait dengan
historitas manusia, berhubungan dan berkepentingan dengan kehidupan manusia
dimuka bumi ini. Oleh karena itu, dalam perspektif yang terakhir ini, persoalan
tauhid bukan hanya sekedar mengimani Allah dan memberikan penjelasan rasional
terhadap keyakinan itu, tetapi juga sejauh mana keyakinan itu mampu membebaskan
manusia dari berbagai permasalahan sosial, budaya, politik, ekonomi, dn sebagainya.
Sebuah keyakinan yang menjadi sumber energi untuk gerakan pembebasan.

Konsep pertama,pendidikan tauhid dalam membentuk ahlaq anak dalam


keluarga perspektif Muhammad Abduh adalah suatu upaya penanaman aqidah
islamiah anak, sejak dini tentang wujud Allah, sifat-sifat yang wajib tetap pada-Nya,
sifat-sifat yang boleh disifatkan kepada Nya, dan tentang sifat-sifat yang sama sekali
wajib dilenyapkan pada-Nya., ke dalam konteks lingkungan keluarga, sehingga

9
terbentuklah sifat-sifat akhlaq anak yang dapat melahirkan suatu perbuatan atau
tindakan yang mencerminkan perbuatan-perbuatan yang baik, menurut ketentuan
akal dan norma agama. Kedua, Urgensi pendidikan tauhid dalam pembentukan
akhlaq anak dalam keluarga menurut Abduh dapat diketahui dari besarnya pengaruh
dan kesannya terhadap tindak tanduk dan gerak langkah seseorang. Baik dan
buruknya perilaku seseorang adalah tercermin pada nilai akhlak mereka. Oleh
karnanya penilaian yang tepat terhadap sesuatu perbuatan ialah bertitik tolak pada
baik atau buruknya nilai-nilai akhlak yang terdapat dalam diri seseorang. Juga untuk
membagi keharmonisan, kesejahteraan, kedamaian, keamanan serta kebahagiaan
semua anggota dalam masyarakat dari berbagai lapisan dan derajat suatu kedudukan.

Contoh penerapan tauhid dalam kehidupan sehari – hari :


1. Tidak merasa hebat, sombong, dan takabur.
2. Mensyukuri segala pemberian allah SWT seperti nafas, anggota tubuh,
makanan, dan hal lainya.
3. Yakin bahwa segala yang ada didunia terjadi karena allah.
4. Melaksanakan perintah NYA dan menjauhi larangannya.

Manfaat Bertauid Dalam Kehidupan :

Pertama, orang yang betauhid dan beriman kepada Allah dan rasul –Nya pasti
tau mengapa Allah SWT menciptakannya sehinnga ia betada diatas jalan yang
lurus,ia mengetahui darimana awal dan kemana akhir hidupnya,jauh dari kebutaan
dan kesesatan.
Kedua, tauhid menjadikan hati-hati manusia bersatu dengan Rabb yang satu,satu
kitab,satu risalah,dan satu kiblat,dan iman juga menjadikan manusia saling
mencintai dan bersaudara seperti firman Allah SWT, “Orang- orang beriman itu
sesungguhnya bersaudara. Sebab itu damaikanlah (perbaikilah hubungan) antara
kedua saudaramu itu dan takutlah terhadap Allah, supaya kamu mendapat
rahmat.” (QS.Al-Hujarat: 10).7

7
https://www.uin-antasari.ac.id, diakses pada tanggal 11 September 2021, Pukul 15. 02 WIB.

10
َّ ٰ ‫ْن اَ َخ َو ْي ُك َْم َواتَّقُوا‬
َ‫للاَ لَ َعلَّ ُك َْم تُرَْ ََح ُم ْو َن‬ ََ ‫اِنَّ َما ْال ُم ْؤ ِمنُ ْو‬
ََ ‫ن اِ ْخ َوةَ فَاَصْ لِح ُْوا بَي‬
Bahaya Jika Kita Tidak Bertauhid Dalam Kehidupan

Pertama, orang yang tidak mengenal Penciptanya seperti orang buta di dunia
ini, ia tidak tahu mengapa ia diciptakan, atau apa hikmah (tujuan) keberadaannya
di atas bumi ini. Hidupnya berakhir dalam keadaan ia tidak tahu mengapa ia
memulai hidup.
Kedua, siapa yang tidak beriman kepada hari akhir, maka ia ditipu oleh dunia,
ia jadikan semua cita-cita dan ambisinya adalah bagaimana mewujudkan
kepentingannya di dunia sebelum mati, mengambil yang halal dan haram, tidak
peduli apakah itu membahayakan orang lain atau tidak karena yang penting adalah
kepentingannya
Ketiga, bila kejahilan terhadap ilmu tauhid ini merata di masyarakat, maka
aqidah atau keyakinan masyarakat akan rusak, lalu amal pun akan rusak, maksiat
dan dosa tersebar luas, kemudian mengakibatkan turunnya hukuman Allah swt
atas umat Islam yang mengabaikan atau meninggalkan prinsip agama mereka.

Tauhid Adalah Tujuan Manusia Diciptakan

Kaum Muslimin yang dirahmati oleh Allah, wajib bagi setiap Muslim untuk
memprioritaskan tauhid daripada selainnya. Yaitu hendaknya kita
mempersembahkan segala ibadah kepada Allah semata dan meninggalkan semua
bentuk ibadah kepada selain Allah. Karena tujuan kita diciptakan oleh Allah di
dunia ini adalah agar kita mentauhidkan-Nya. Allah Ta’ala berfirman,

َ‫لِيَ ْعبُ ُدو ِن‬ َ‫إِ َّل‬ ِ ْ ‫َو‬


َ ‫اْل ْن‬
َ‫س‬ َ‫ْال ِج َّن‬ ُ ‫َخلَ ْق‬
َ‫ت‬ ‫َو َما‬
Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka
beribadah kepada-Ku” (QS. Adz Dzariyat: 56).

11
Dan keselamatan seseorang di akhirat kelak ditentukan oleh tauhid. Orang
yang mati dalam keadaan bertauhid, maka ia akan selamat di akhirat walaupun
membawa dosa yang banyak. Adapun orang yang mati dalam keadaan musyrik,
maka ia tidak akan selamat dan merugi selamanya. Allah Ta’ala berfirman :

َ‫ك بِ ِعبََا َدَِة َربِّ ِه‬ َ ‫ان يَرْ جُو لِقَا ََء َربِّ َِه فَ ْليَ ْع َملَْ َع َمال‬
َْ ‫صالِحًا َول يُ ْش ِر‬ َْ ‫فَ َم‬
ََ ‫ن َك‬
‫أَ ََحدًا‬
“Maka barangsiapa yang mengharapkan perjumpaan dengan Rabbnya hendaklah
dia beramal shalih dan tidak mempersekutukan sesuatu apapun dengan-Nya dalam
beribadah kepada-Nya” (QS. Al Kahfi: 110).

Allah Ta’ala juga berfirman :

ََ ِ‫ون َذل‬
َْ ‫ك لِ َم‬
َ‫ن يَ َشا ُء‬ َْ َ‫ل يَ ْغفِ َُر أ‬
ََ ‫ن يُ ْش َر‬
ََ ‫ك بِ َِه َويَ ْغفِ َُر َما ُد‬ ََّ ‫ن‬
َ َ َ‫للا‬ ََّ ِ‫إ‬
“Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan Dia mengampuni
segala dosa yang selain dari (syirik) itu, bagi siapa yang dikehendaki-Nya” (QS.
An Nisa’: 48). 8

Dampak Tauhid Rububiyah pada hamba yang bertauhid

Terhindar dari kebingungan dan keraguan: bagaimana bisa bingung dan ragu
orang yang tahu bahwa ia memiliki Tuhan yang menguasai segala sesuatu, Dia
yang menciptakannya lalu menyempurnakannya, Dia memuliakannya dan
memberinya karunia, menjadikannya sebagai pemimpin di muka bumi,
menundukkan untuknya segala apa yang terdapat di langit dan bumi,
mengucurkan baginya kenikmatan yang lahir dan batin sehingga ia merasa tenang
kepada Tuhannya dan berlindung di sisi-Nya, ia tahu bahwa kehidupan sangat

8
https://muslim.or.id/41194-urgensi-tauhid.html

12
singkat dan tercampur di dalamnya kebaikan dan keburukan, keadilan dan
kezaliman, kesenangan dan kesusahan.
Adapun orang-orang yang mengingkari Ketuhanan Allah yang ragu
dengan perjumpaan dengan-Nya, maka kehidupannya tidak memiliki arti dan
rasa, segalanya kegelisahan, kebingungan dan serentetan tanda tanya yang tidak
terjawab, mereka tidak memiliki sandaran untuk bersadar padanya, sehingga akal
mereka hidup -secerdas apapun mereka- dalam kebingungan, keraguan,
keguncangan dan keresahan, dan ini adalah bentuk siksaan dan azab dunia yang
melanda hatinya siang malam.
Iman adalah perahu keselamatan Ketenangan jiwa: ketenangan jiwa hanya
bersumber dari satu sumber yaitu iman kepada Allah dan hari akhir… keimanan
yang benar dan mantap yang tidak dinodai oleh keraguan dan tidak dirusak oleh
kemunafikan.9
Ini disaksikan oleh realita dan didukung oleh setumpukan sejarah, dan
dirasakan oleh setiap manusia cerdas dan obyektif terhadap diri dan
lingkungannya.
Kita telah ketahui bahwa orang yang paling resah, merasa sempit, gundah,
merasa rendah dan kehilangan adalah orang yang terhalangi dari nikmat iman dan
yakin, kehidupannya terasa hambar walaupun memiliki banyak kesenangan dan
hiburan duniawi, karena mereka tidak mengetahui hakikat dan tujuan kehidupan,
tidak mengetahui rahasia kehidupan, bagaimana bisa dengan begitu mereka
mendapatkan ketenangan jiwa dan kelapangan dada?! Ketenangan jiwa adalah
buah dari keimanan, bertauhid adalah pohon yang bagus, menghasilkan buah
sepanjang waktu dengan izin Tuhannya; ia adalah aroma sejuk dari langit yang
Allah turunkan dalam hati orang-orang beriman agar tetap tegar ketika orang-
orang guncang, ridha ketika orang-orang tidak puas, yakin ketika orang-orang
ragu, bersabar ketika orang-orang kesal, santun ketika orang-orang sembrono.
Ketenangan inilah yang memenuhi hati Rasulullah ‫ ﷺ‬ketika hijrah, tidak merasa
susah dan sedih, tidak diliputi rasa takut dan khawatir, keraguan dan kegelisahan
tidak merasuk dadanya, Allah&"Azza wa Jalla berfirman:

9
Maulana Muhammad Ali, Arti Iman, ( Jakarta, Darul Kutubil Islamiyah, 2011 ) h. 6.

13
Jikalau kamu tidak menolongnya (Muhammad) maka sesungguhnya Allah
telah menolongnya (yaitu) ketika orang-orang kafir (musyrikin Mekah)
mengeluarkannya (dari Mekah) sedang dia salah seorang dari dua orang ketika
keduanya berada dalam gua, di waktu dia berkata kepada temannya: &"Janganlah
kamu berduka cita, sesungguhnya Allah beserta kita&" (Q.S. at Taubah:40).
Siapa yang merasa cukup dengan Allah maka manusia akan butuh
kepadanya.
Sahabat beliau, Abu Bakr ash shiddiq -radhiyallahu anhu- dikuasai rasa
sedih dan prihatin terhadap diri dan kehidupannya, terlebih lagi terhadap
Rasulullah ‫ ﷺ‬dan dakwah tauhid hingga ia berkata -ketika para musuh
memandang ke gua-: &"Wahai Rasulullah, jika salah seorang dari mereka melihat
Ke arah dua kakinya niscaya mereka akan melihat kita&", maka Rasulullah ‫ﷺ‬
menenangkan jiwanya sambil berkata: &"Wahai Abu Bakr, bagaimana
menurutmu terhadap dua orang yang Allah jadi ketiganya?! (H.R.Muslim)
Semakin lemah hubunganmu dengan Allah maka engkau akan semakin
rentan terpengaruh dan dikuasai oleh godaan syaitan. Yakin dengan Allah: segala
sesuatu berada di Tangan Allah&"Azza wa Jalla, termasuk manfaat dan mudharat,
Allah yang maha Pencipta, Pemberi rezeki, Raja dan Pengatur, milik-Nya kunci-
kunci pembendaharaan langit dan bumi, oleh karena itu jika seorang beriman tahu
bahwa ia tidak akan dapat kecuali yang telah Allah takdirkan baginya berupa
kebaikan atau keburukan, manfaat atau mudharat, dan bahwasanya walaupun
seluruh makhluk
Bersatu menggagalkan apa yang telah Ia takdirkan maka itu tidak akan
berguna, dengan demikian ia tahu bahwa Allah satu-satunya yang dapat memberi
manfaat dan mudharat, yang memberi dan menahan :
hal ini semakin menambah percaya kepada Allah Jalla wa&"Azza dan
mengagungkan tauhid kepada-Nya, oleh karena itu Allah mencela orang yang
menyembah sesuatu yang tidak dapat Memberi manfaat atau mudharat serta tidak
dapat memberikan kecukupan sedikitpun kepada orang yang menyembahnya,
maha Suci Allah yang berfirman :

14
Kepunyaan-Nya-lah kunci-kunci (perbendaharaan) langit dan bumi. Dan
orang-orang yang kafir terhadap ayat-ayat Allah, mereka itulah orang-orang yang
merugi (Q.S. az Zumar:63).
Di dalam hati terdapat kegalauan yang hanya dapat diperbaiki dengan
menghadap kepada Allah, terdapat kesepian yang tidak dapat dihilangkan kecuali
dengan menyendiri dengan-Nya, terdapat kesedihan yang tidak dapat diobati
kecuali dengan gembira mengenal-Nya dan jujur berinteraksi dengan-Nya.10

10
Kramer, J. d. (2006)

15
Pengagungan kepada Allah: dampak ini sangat nyata dalam kehidupan
seorang beriman kepada Allah Ta&"ala, yang mengesakan-Nya dalam ibadah,
tujuan, permintaan dan keinginan, ketika seorang beriman memperhatikan milik
Allah berupa kerajaan langit dan bumi, ia tidak dapat ucapkan kecuali dengan
berkata: Pengetahuan Tuhanku meliputi segala sesuatu (Q.S. al An&"am:80)
Dan berkata: tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia, Maha Suci
Engkau (Q.S. Ali Imran:191),

Perbanyak dzikir (pelengkap syahadat)

Untuk menyempurnakan syahadat dan menguatkan tauhid, kita perlu


memperbanyak dzikir dan shalawat. Sebab hubungan dzikir-shalawat dengan
syahadat seperti shalat sunah dengan shalat wajib, sedekah dengan zakat, puasa
sunah dengan puasa wajib serta umrah dengan haji.11
Dzikir adalah ucapan yang diperbanyak dalam rangka menguatkan keimanan kita
terhadap tauhid asma wa sifat, rububiyah, mulkiyah dan uluhiyah. Sebagaimana
sabda nabi

َ‫ألنَأقول‬: َ‫َأَحب‬،َ‫َوللاَأكبر‬،َ‫سبحانَللاَ؛َوالحمدَهللَ؛َولَإلهَإلَللا‬
‫إليَمماَطلعتَعليهَالشمس‬
"Niscaya kalau saya mengucapkan "Subhanallah walhamdulillah wala ilaha
illallah wallahu akbar" (Maha Suci Allah, segala puji bagi Allah, tiada Tuhan
melainkan Allah dan Allah adalah Maha Besar), maka itu adalah lebih saya sukai
daripada apa saja yang matahari terbit atasnya (dunia dan seisinya)." (HR. Muslim
dari Abu Hurairah)

11
Iyas Al – Jakarti, Pengenalan Hakikat akaehidupan, ( Jakarta, Padri Baru, 2014 ) h. 29.

16
Dimana ucapan "subhanallah" (Maha Suci Allah) adalah pengakuan tauhid
asma wa sifat. Ucapan "alhamdulillah" (segala puji bagi Allah) adalah pengakuan
tauhid rububiyah. Ucapan "la ilaha illallah" (tiada tuhan selain Allah] adalah
pengakuan tauhid uluhiyah. Sedangkan ucapan "Allahu akbar" (Allah Maha
Besar) adalah pengakuan tauhid mulkiyah yang berarti Allah lebih pantas ditakuti
dan diharapkan balasannya.
Serta hadits dari Abu Barzah Al-Aslamí la berkata:
"Jika Rasulullah SAW hendak bangun dari suatu majelis beliau membaca:
Subhanakallahumma wabihamdika asyhadu alla ilaha illa anta astaghfiruka wa
atubu ilaika (Maha suci Engkau Ya Allah, dan segala puji bagi-Mu, aku bersaksi
tiada tuhan selain Engkau, aku memohon ampun dan bertaubat kepada-Mu).
Seorang sahabat berkata: "Ya Rasulullah, engkau telah membaca bacaan yang
dahulu tidak biasa engkau baca?" Beliau menjawab: "Itu sebagai penebus dosa
yang terjadi dalam sebuah majelis." (HR. Tirmidzi, Abu Dawud dan Ahmad)
Dimana ucapan "subhanakallahumma" (Maha suci Engkau Ya Allah) adalah
pengakuan tauhid asma wa sifat. Ucapan "Wabihamdika" (segala puji bagi-Mu)
adalah pengakuan tauhid rububiyah. Ucapan "asyhadu alla ilaha illa anta" (aku
bersaksi tiada tuhan selain Engkau) adalah pengakuan tauhid uluhiyah. Serta
ucapan "astaghfiruka wa atubu ilaika" (aku memohon ampun dan bertaubat
kepada-Mu) adalah pengakuan tauhid mulkiyah. Oleh karena itu, hendaklah
ketika kita berdzikir disertai dengan kekhusyukan dan mendalami makna
ketauhidannya.

17
BAB III
PENUTUP

1. Kesimpulan

Ketauhidan dalam Kehidupan Keluarga yang telah terbentuk menjadi pandangan


hidup bagi seorang anak, sehingga anak akan melahirkan perilaku yang positif baik
ketika sendirian maupun ada orang lain, karena ada atau tidak ada yang melihat, anak
yang memiliki ketauhidan yang benar akan merasakan bahwa dirinya selalu berada dalam
penglihatan dan pengawasan Allah, sehingga amal dan perilaku positif yang dilakukan
benar-benar karena mencari ridho Allah SWT.
Manfaat fungsi tauhid di dalam kehidupan sehari-hari yaitu dapat kembali ke
jalan yang lurus, membawa keberkahan bagi dunia dan akhirat, tidak gampang putus asa,
serta terciptanya masyarakat yang aman, damai, dan terjauh dari sifat-sifat yang tidak
terpuji.
Jika manusia tidak bertauhid menyebabkan bahaya bagi kelangsungan hidup
antara lain : Hidupnya akan berakhir dalam keadaan ia tidak tahu mengapa ia memulai
hidup. Ia keluar dari dunia tanpa tahu mengapa ia dulu masuk ke dalamnya, masyarakat
menjadi cerai berai, interaksi dan hubungan sesama anggota masyarakat menjadi rusak,
mereka saling membenci dan memerangi, serta turunnya hukuman Allah swt atas umat
Islam yang mengabaikan atau meninggalkan prinsip agama mereka.

2. Saran
Dengan adanya penjelasan tentang urgensi Tauhid dalam kehidupan social ini
penulis dapat mengetahui lebih mendalam tentang penerapan – penerapan apa saja yang
ada didalam kehidupan social dengan bertauhid dan mengesakan Allah, serta penulis
berharap dengan adanya karya tulis ini dapat bermanfaat bagi pelajar, mahasiswa serta
semua pihak yang membaca karya ilmiah ini. Melalui makalah ini supaya penulis dapat

18
memahami lebih mendalam lagi sehingga dapat membentuk generasi yang cerdas dan
berbudi pekerti yang baik.
Penulis menyadari dalam pembuatan makalah ini masih banyak terdapat
kesalahan dan jauh dari kesempurnaan. Maka penulis meng harapkan kritik dan saran
yang membangun dari semua pihak, untuk dapat menulis karya ilmiah yang lebih baik
lagi kedepannya.

19
DAFTAR PUSTAKA

Bialangi, Mursito S. Pengembangan Sikap Sosial dalam Pembelajaran Biologi Kajian


Potensi Pembelajaran Kooperatif. Procceding Biology Education Conference, Volume 15,
Nomor 1, p- ISSN: 2528- 5742, https://jurnal.uns.ac.id.

Hawassy, Ahmad. Kajian Tauhid Dalam Bingkai Aswaja. Jakarta: Naraya Elaborium
Optima. 2020.

https://www.uin-antasari.ac.id

Mahmud, Latief dan Karimullah. Ilmu Tauhid. Jawa Timur: Duta Media Publishing.
2017.

Muda, Teungku Muhammad Ali. Pengantar Tauhid. Jakarta: Kencana. 2019.

Syafaruddin. Pendidikan dan Pemberdayaan Masyarakat. Jakarta: Perdana Publishing.


2012.

Wijaya, Aden. Manajemen Keluarga Islami. Sleman: Diandra Kreatif. 2017.

https://muslim.or.id/41194-urgensi-tauhid.html

Maulana Muhammad Ali, Arti Iman, Jakarta, Darul Kutubil Islamiyah, 2011.

Kramer, J. d. 2006

Iyas Al – Jakarti, Pengenalan Hakikat akaehidupan, Jakarta, Padri Baru

20

Anda mungkin juga menyukai