Prodi/Semester: PAI/IV
Dosen Pembibing:
ANDI YAHYA
ABU MANSUR MUSTARIDI
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM (STAI)
MUARA BUNGO
2017
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah Swt. yang telah memberikan kita berbagai
macam nikmat, sehingga aktifitas hidup yang kita jalani ini akan selalu membawa
keberkahan, baik kehidupan di alam dunia ini, lebih-lebih lagi pada kehidupan
akhirat kelak, sehingga semua cita-cita serta harapan yang ingin kita capai
menjadi lebih mudah dan penuh manfaat.
Terima kasih sebelum dan sesudahnya kami ucapkan kepada Dosen serta
teman-teman sekalian yang telah membantu, baik bantuan berupa moriil maupun
materil, sehingga makalah ini terselesaikan dalam waktu yang telah ditentukan.
Selain itu, kami berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
Aamien.
Pemakalah
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL............................................................................................... i
KATA PENGANTAR............................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Kesimpulan.................................................................................................... 11
B. Saran.............................................................................................................. 11
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana pendidikan agama dalam pendidikan Islam?
2. Bagaimana pengaruh pendidikan terhadap jiwa keagamaan?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui pendidikan agama dalam pendidikan Islam.
2. Untuk mengetahui pengaruh pendidikan terhadap jiwa keagamaan.
3
Jalaluddin, Psikologi Agama ( Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2009), hlm.279-
282
2. Pendidikan di Masyarakat
Masyarakat merapakan lapangan pendidikan yang ketiga. Para pen-
didik umumnya sependapat bahwa lapangan pendidikan yang ikut
mempengaruhi perkembangan anak didik adalah keluarga, kelembagaan
pendidikan, dan lingkungan masyarakat. Keserasian antara ketiga lapangan
pendidikan ini akan memberi dampak yang positif bagi perkembangan
anak, termasuk dalam pembentukan jiwa keagamaan mereka.
Seperti diketahui bahwa dalam keadaan yang ideal, pertumbuhan
seseorang menjadi sosok yang memiliki kepribadian terintegrasi dalam
berbagai aspek mencakup fisik, psikis, moral, dan spiritual. Makanya,
menurut Wetherington, untuk mencapai tujuan itu perlu pola asuh yang
serasi. Menurutnya ada lima aspek dalarn mengasuh pertumbuhan itu,
yaitu:
1) Fakta-fakta asuhan
2) Alat-alatnya
3) Regularitas
4) Perlindungan, dan
5) Unsur waktu.
Wetherington memberi contoh mengenai fakta asuhan yang dibe-
rikan kepada anak kembar yang diasuh di lingkungan yang berbeda.
Hasilnya ternyata menunjukkan bahwa ada perbedaan antara keduanya
sebagai hasil pengaruh lingkungan. Selanjutnya, ia mengutip hasil pene-
litian Newman tentang adanya perbedaan dalam lingkungan sosial dan
pendidikan menghasilkan perbedaan-perbedaan yang tak dapat disangkal.
Dengan demikian menurutnya, kehidupan rumah (keluarga) yang baik
dapat menimbulkan perubahan-perubahan yang penting dalam per-
tumbuhan psikis (kejiwaan) dan dalam suasana yang lebih kaya pada suatu
sekolah perubahan-perubahan semacam itu akan lebih banyak lagi.
Selanjutnya, karena asuhan terhadap pertumbuhan anak harus ber-
langsung secara teratur dan terus-menerus. Oleh karena itu, lingkungan
masyarakat akan memberi dampak dalam pembentukan pertumbuhan itu.
Jika pertumbuhan fisik akan berhenti saat anak mencapai usia dewasa,
namun pertumbuhan psikis akan berlangsung seumur hidup. Hal ini
menunjukkan bahwa masa asuhan di kelembagaan pendidikan (sekolah)
hanya berlangsung selama waktu ternentu. Sebaliknya, asuhan oleh
masyarakat akan berjalan seumur hidup. Dalam kaitan ini pula terlihat
besarnya pengaruh masyarakat terhadap pertumbuhan jiwa keagamaan
sebagai bagian dari aspek kepribadiaan terintegrasi dalam pertumbuhan
psikis. Jiwa keagamaan yang memuat norma-norma kesopanan tidak akan
dapat dikuasai hanya dengan mengenal saja. Menurut Emerson, norma-
norma kesopanan menghendaki adanya norma-norma kesopanan pula pada
oranng lain.
Dalam ruang lingkup yang lebih luas dapat diartikan bahwa
pembentukan nilai-nilai kesopanan atau nilai-nilai yang berkaitan dengan
aspek-aspek spiritual akan lebih efektif jika seseorang berada dalam
lingkungan yang menjunjung tinggi nilai-nilai tersebut. Dengan demikian,
fungsi dan peran masyarakat dalarn pembentukan jiwa keagamaan akan
sangat tergantung dari seberapa jauh masyarakat tersebut menjunjung
norma-norma keagamaan itu sendiri.4
3. Pendidikan Kelembagaan
Yang dimaksud dengan pendidikan sekolah di sini adalah pendidikan
yang diperoleh seseorang di sekolah secara teratur, sistematis, bertingkat,
dan dengan mengikuti syarat-syarat yang jelas dan ketat (mulai dari Taman
kanak-kanak sampai perguruan tinggi).
Ada beberapa karakteristik proses pendidikan yang berlangsung di
sekolah ini, yaitu sebagai berikut :
1) Pendidikan diselenggarakan secara khusus dan dibagi atas jenjang
yang memiliki hubungan hierarkis
2) Usia anak didik di suatu jenjang pendidikan relative homogen.
4
http://psikologiagama-pengaruhpendidikan.blogspot.co.id/2013/12/makalah-
pengaruh-pendidikan-terhadap.html Di akses pada Rabu 08 Maret 2017 pukul 21.45 wib.
3) Waktu pendidikan relative lama sesuai dengan program pendidikan
yang harus diselesaikan
4) Materi atau isi pendidikan lebih banyak bersifat akademis dan umum
5) Adanya penekanan tentang kualitas pendidikan sebagai jawaban
terhadap kebutuhan dimasa yang akan dating.
Fungsi sekolah dalam kaitan dengan pembentukan jiwa keagamaan
pada anak, antara lain sebagai lanjutan pendidikan agama di lingkungan
keluarga atau membentuk jiwa keagamaan pada diri anak yang tidak
menerima pendidikan agama dalam keluarga . dengan kata lain sekolah
berfungsi sebagai pembantu keluarga dalam mendidik anak-anak di
sekolah dengan memberikan pendidikan dan pengajaran.
Dalam perspektif islam, fungsi sekolah sebagai media realisasi
pendidikan berdasarkan tujuan pemikiran, aqidah dan syariah dalam upaya
penghambaan diri terhadap Allah SWT. dan mentauhidkanNya sehingga
manusia terhindar dari penyimpangan fitrahnya. Artinya perilaku anak
diarahkan agar tetap mempertahankan naluri keagamaan tidak keluar dari
bingkai normativisme islam.5
Setiap guru agama pada sekolah dasar, hars menyadari betul bahwa
anak didik yang dihadapinya itu telah membawa bekal agama dalam
pribadinya masing-masing, sesuai dengan pengalaman hidup yang
dilaluinya dalam keluarga.
Pendidikan agama disekolah ditujukan pada pembentukan sikap,
pembinaan kepercayaan agama dan pembinaan akhlak, atau dengan
ringkas dikatakan pembinaan kepribadian di samping pembinaan
pengetahuan agama anak. Guru agama yang ideal, adalah yang dapat
menunaikan dua fungsi sekaligus, yaitu sebagai guru dan sebagai dokter
jiwa yang dapat membekali anak dengan pengetahuan agama, serta dapat
membina kepribadian anak, menjadi seorang muslimyang dikehendaki
oleh ajaran agama.
5
https://irmaalhanaah.wordpress.com/2015/04/11/ilmu-jiwa-agama-pengaruh-
pendidikan-terhadap-jiwa-keagamaan/ Di akses pada Rabu 08 Maret 2017 pukul 21.55 wib.
Hubungan sosial anak semakin erat pada masa sekolah ini, maka
perhatiannya terhadap agama juga, banyak dipengaruhi oleh teman-
temnnya, kalau teman-temannya pergi mengaji, mereka akan ikut mengaji,
temannya ke masjid mereka akn senang pula ke masjid. Oleh karena itu
perbanyaklah kegiatan-kegiatan keagamaan yang dapat dilakukan bersama
oleh anak-anak, sehingga semua anak dapat ikut aktif.6
6
Zakiah Daradjat, Ilmu Jiwa Agama, (Jakarta : Bulan Bintang, 1970), hlm.114
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pendidikan sangatlah berpengaruh terhadap jiwa keagamaan seseorang,
khususnya dalam pembentukan pribadi atau pembentukan watak. Semakin
tinggi pendidikan seseorang maka akan semakin baik tingkat kecerdasan
dalam melaksanakan ibadah kepada Allah SWT. Oleh karena itu pengaruh
pendidikan terhadap jiwa keagamaan sangatlah penting untuk diketahui guna
untuk menanamkan rasa keagamaan pada seorang anak didik. Diantara
pengaruhnya adalah Pendidikan Keluarga, Pendidikan Kelembagaan, dan
Pendidikan di masyarakat.
Pendidikan keluarga merupakan pendidikan dasar bagi pembentukan
jiwa keagamaan. Perkembangan agama menurut W.H.Clark, berjalin dengan
unsur-unsur kejiwaan sehingga sulit di identifikasi secara jelas, karena masalh
menyangkut kejiwaan, manusia begitu rumit dan kompleksnya. Di sini
terlihat hubungan antara llingkungan dan sikap masyarakat terhadap nilai-
nilai agama. Di lingkungan masyarakat sendiri barangkali akan lebih
memberi pengaruh bagi pendidikan jiwa keagamaan dibandingkan dengan
masyarakat lain yang memiliki ikatan yang longgar terhadap norma-norma
keagamaan.
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
Assalaamu’alaikum wr.wb.
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat beserta
hidayah-Nya kepada kita semua. Dan juga yang telah melimpahkan kekuatan pada
pemakalah sehingga kami bisa menyelesaikan makalah ini. Shalawat beserta
salam tak bosan-bosanya pemakalah kirimkan kepada Allah SWT untuk
disampaikan kepada Nabiyuna Muhammad SAW, yang mana beliau telah
membawa umat manusia dari zaman jahiliyah kepada zaman yang penuh dengan
Ilmu pengetahuan seperti saat sekarang ini.
Pada makalah ini kami akan membahas tentang “Pengaruh Pendidikan
Terhadap Jiwa Keagamaan” yang mencakup pada “Pendidikan Keluarga,
Pendidikan Kelembagaan dan Pendidikan Masyarakat”