Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

PERKEMBANGAN JIWA KEAGAMAAN PADA ANAK DAN REMAJA

(Diajukan untuk memenuhi mata kuliah Psikologi Agama )


Dosen pengampu :

Dr. Muhammad Jadid Khadavi, S.Psi,M,si

Disusun oleh:

1. Khoridatul Husnia (225011047)


2. Fitria (225011048)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


SEKOLAH TINGGI MUHAMMADIYAH PROBOLINGGO
TAHUN 2023
KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah atas segala limpahan karunia Allah SWT, dapat


menyelesaikan makalah ini tepat waktu. Tak lupa pula kirimkan shalawat serta salam
kepada junjungan kita Nabi Besar Muhammad SAW.Beserta keluargaNya,para
sahabatNya,dan seluruh ummat-Nya yang senantiasa istiqomah hingga akhir zaman.

Penulisan makalah ini bertujuan untuk memenuhi tugas mata kuliah


”Psikologi Anak”Saya mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah
membantu dalam penyusunan makalah ini,khususnya kepada Dr. Muhammad Jadid
Khadavi, S.Psi,M,siSelaku Dosen mata kuliah psikologi agama yang telah
memberikan tugas ini kepada kami.

Akhirul kalam, saya menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna,
baik pada teknis penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan yang kami
miliki, karena itu saya mengharapkan saran dan kritik konstruktif demi perbaikan
makalah di masa mendatang. Harapan kami semoga makalah ini bermanfaat dan
memenuhi harapan berbagai pihak.

Demikian makalah ini kami susun,semoga bisa memberikan manfaat kepada


pembaca.

Probolinggo, 20 Oktober2023

Pemakalah

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................................................................................

DAFTAR ISI................................................................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN ...........................................................................................................................

A. Latar Belakang.............................................................................................1
B. Rumusan Masalah........................................................................................1
C. Tujuan Masalahs..........................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN ............................................................................................................................

A. Perkembangan jiwa keagamaan pada anak .................................................4


B. Faktor yang mempengaruhi perkembangan jiwa
keagamaan…………………4
C. Perkembangan jiwa keagamaan pada remaja.............................................6
D. Faktor yang mempengaruhi perkembangan jiwa keagamaan pada remaja. 9

BAB III PENUTUP.....................................................................................................................................

A. Kesimpulan................................................................................................10
B. Saran..........................................................................................................10

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................................................

ii
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah

Manusia dilahirkan dalam keadaan lemah, fisik maupun psikis. Dengan


berjalannya waktu manusia tumbuh dan Walaupun dalam keadaan yang seperti itu
manusia telah memiliki kemampuan bawaan yang bersifat laten. Potensi bawaan ini
memerlukan pengembangan melalui bimbingan dan pemeliharan yang baik lebih-
lebih pada usia dini .

Menurut para ahli anak di lahirkan bukan sebagai makhluk yang religious.
Adapula yang berpendapat sebaliknya bahwa anak dilahirkan telah membawa fitrah
keagamaan. Fitrah itu baru berfungsi di kemudian hari melalui proses bimbingan dan
latihan setelah berada pada tahap kematangan.

Dalam perkembangan keberagamaan manusia mulai dari anak-anak hingga


lanjut usia mengalami perkembangan agama yang selalu mengikuti seperti pada saat
manusia itu dilahirkan pasti akan mengikuti agama yang dianut oleh orang tuanya
karena hanya orang tuanya yang menjadikan anak itu islam, yahudi, atau Nasrani.
Masa remaja merupakan periode peralihan sebagai usia bermasalah, masaa mencari
identintas Ketika manusia itu sudah menginjak usia reemaja maka dia akan mulai
berfikir bagaimana cara mengimplementasikan ajaran agama yang di anutnya dalam
kehidupan sehari-hari

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Perkembangan Jiwa Keagamaan pada Anak.
2. Faktor apa yang Mempengaruhi Perkembangan Keagamaan Anak
3. Bagaimana Perkembangan Jiwa Keagamaan pada Remaja
4. Faktor apa yang Mempengaruhi Perkembangan Keagamaan Remaja

1
C. Tujuan Masalah

1. Untuk Mengetahui Perkembangan Jiwa pada Anak


2. Untuk Mengetahui Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Keagamaan
Anak
3. Untuk Mengetahui Perkembangan Jiwa pada Remaja
4. Untuk Mengetahui Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Keagamaan
Remaja

2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Perkembangan Jiwa keagamaan Pada Anak
Perkembangan agama pada masa anak, terjadi melalui pengalaman pengalaman
yang bersifat agama (sesuai dengan ajaran agama) semakin banyak unsur agama,
maka sikap, tindakan, kelakuan dan caranya menghadapi hidup akan sesuai dengan
ajaran agama. Seorang anak yang pada masa anak itu tidak mendapat didikan agama
dan tidak pula mempunyai pengalaman agama, maka ia nanti dewasanya cenderung
kepada sikap negatif terhadap agama. Seharusnya agama masuk kedalam pribadi anak
bersama dengan pertumbuhan pribadinya, yaitu sejak lahir, bahkan lebih dari itu sejak
dalam kandungan. Karena menurut pengalaman ahli jiwa terhadap orang-orang yang
mengalami kesukaran kejiweaan, nampaknya bahwa keadaan dan sikap orang tua
ketika si anak dalam kandunagn telah mempunyai pengaruh terhadap pertumbuhan
jiwa si anak dikemudian hari. Menurut peneliti Ernest Harms perkembangan agama
anak-anak melalui beberapa fase (tingkatan). Dalam bukunya Development of
Religious on Children mengatakan ada tiga tingkatan perkembangan agama pada
anak yaitu:

1. The fairy tale stage (fase dongeng) Tingkat ini dimulai pada usia anak 3- 6
tahun, Pada masa ini, anak menghayati konsep ketuhanan sesuai dengan
tingkat intelektual, emosi dan fantasinya. Bahkan besarnya pengaruh
fantasi tersebut, turut mempengaruhi tanggapan anak terhadap agama yang
kerap diliputi oleh dongengdongeng yang kurang masuk akal. Perihal ini
Daradjat (2010:46) memberikan perumpamaan bahwa cerita-cerita dalam
kitab suci (kendati bukan sebuah dongeng) dapat menarik perhatian anak-
anak, seperti mereka tertarik akan cerita-cerita hantu dan sebagainya.
2. The realistic stage (fase kenyataan) Tingkat ini dimulai pada usia anak
masuk SD hingga masa usia adolesense (remaja). Pada masa ini ide
ketuhanan sudah tampak didasari oleh konsep-konsep yang realistis
(nyata). Konsep ini timbul melalui lembaga-lembaga keagamaan dan
pendidikan agama dari orang dewasa lainnya. Ide keagamaan pada masa

3
ini didasari oleh dorongan emosional yang melahirkan konsep ketuhanan
yang formalis. Pada masa ini juga ditandai oleh ketertarikan dan minat
anak untuk belajar dan tindak (amal) keagamaan sesuai dengan yang
diikuti dan dipelajarinya di lembaga pendidikan/sekolah.
3. The individual stage (fase individu) Pada tingkat ini anak telah memiliki
tingkat kepekaan emosi yang tinggi sesuai dengan usianya. Pengenalan
agama pada anak usia ini, menurut Ilyas (2009:187-188) dengan alasan
anak telah memiliki minat beragama, perilaku anak membentuk suatu pola
perilaku, mengasah potensi positif diri sebagai individu, makhluk sosial
dan hamba Allah swt. Agar minat anak tumbuh subur, harus dilatih
dengan cara yang menyenangkan agar anak tidak merasa terpaksa dalam
melakukan kegiatan keagamaan. Dengan demikian konsep keagamaan
anak terbagi ke dalam tiga kategori berikut
a. Konsep ketuhanan konvensional dan konservatif dengan
dipengaruhi sebagian kecil fantasi karena pengaruh luar.
b. Konsep ketuhanan lebih murni; yang dinyatakan dalam pandangan
yang bersifat personal (perorangan).
c. Konsep ketuhanan humanistik. Disini agama telah menjadi etos
humanis dalam diri anak dalam menghayati ajaran-ajaran agama .

B. Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Jiwa Keagamaan pada Anak


Perubahan ini setiap tingkatan dipengaruhi oleh faktor internal, yaitu
perkembangan usia dan faktor eksternal berupa pengaruh luar yang dialaminya.
Orang tua adalah pembina pribadi yang pertamal dalam hidup anak. Kepribadian
orang tua, sikap dan cara hidup mereka, merupakan unsur-unsur pendidikan yang
tidak langsung,yang dengan sendirinya akan masuk ke dalam pribadi anak yang
sedang bertumbuh itu. peran orangtua dalam pengembangan jiwa agama anak dapat
ditinjau dari sejak anak dalam kandungan sampai ia dilahirkan sebagai berikut:

1. Sebelum kelahiran (pra natal) Saat dalam kandungan: isi, warna dan corak
perkembangan keberagamaan anak sangat dipengaruhi oleh:

4
a. Keimanan, Sikap atau tingkah laku keagamaan dan kejiwaan orang
tuanya (ibu) sudah berpengaruh terhadap perkembangan jiwa anak sejak
iya masih janin dalam kandungan.Anak yang dilahirkan dari orang tua
yang baik berpotensi untuk menumbuhkan sifat-sifat baik dalam dirinya.
Namun apabila anak tinggal dalam lingkungan yang rusak sejak kecil
atau diserahkan kepada orang-orang yang berperilaku buruk dan
berakhlak rendah,niscaya sang anak akan berperilaku serupa
dikarenakan sifat-sifat keturunan dan kemuliaan keluarga tidak mampu
menghadapi kekuatan pendidikan (lingkungan).
b. Makanan yang dikonsumsi orangtua. Selain faktor keimanan, Falsafi
(2002:96) menegaskan bahwa sikap/tingkah laku keagamaan dan
kejiwaan orangtua, perkembangan keberagamaan anak juga dipengaruhi
oleh bahan-bahan kimia yang dikeluarkan dari darah sang ibu ke dalam
tubuhnya saat masih dalam kandungan. Semua faktor yang berpengaruh
terhadap jasad dan ruhani sang ibu juga berpengaruh terhadap
pertumbuhan dan perkembangan sang anak.
2. Setelah kelahiran
a. Faktor hereditas (genetik, keturunan, warisan sifat orangtua) Faktor
genetik tidak hanya berperan dalam membentuk sifat keagamaan anak
pada masa dalam kandungan saja. Dalam psikologi dikenal istilah
hereditas, yaitu potensi warisan orangtua dari gen-gen yang turut
mempengaruhi perkembangan jiwa agama anak setelah ia dilahirkan.
b. Makanan yang Dikonsumsi Anak Makanan yang dikonsumsi anak pasca
natal juga turut berpengaruh dalam perkembangan jiwa agama anak.
Makanan/minuman yang baik dan halal, tidak hanya berpengaruh pada
pertumbuhan fisik anak; akan tetapi turut mempengaruhi kualitas
keagamaan dan kepribadiannya bahkan sebagai pembangkit amal shalih.
c. Faktor Lingkungan Lingkungan, terutama teman dan orangorang terdekat
dengan anak juga berdampak signifikan dalam menentukan

5
perkembangan jiwa agama anak. Saat ini, faktor lingkungan justru
berperan sangat dominan membentuk keagamaan anak, seperti:
1) Media tontonan yang kerap dijadikan tuntunan dan gaya hidup;
kendati bertentangan dengan ajaran-ajaran Islam. Contohnya:
film Krisna, Nina Sahabat Sejati, Jin dan Jun, Karma, Iih
Seram, dll.
2) Dominasi waktu interaksi dengan teman sebaya dibandingkan
orangtua, sehingga akhlak dan keimanan teman lebih
berpengaruh pada anak. Sebagaimana sebuah hadits yang
menyatakan bahwa kepribadian seseorang akan mencerminkan
siapa teman/orangorang terdekatnya.
3) Masyarakat yang kurang mempedulikan nilai-nilai agama
untuk keteladanan bagi anak. Salah satu contoh: masih banyak
masyarakat yang berkumpul di warung kopi, kendati telah
masuk waktu magrib
4) Keluarga selain ayah dan ibu, seperti: kakek-nenek, paman-
bibi, karib kerabat lainnya. Keimanan dan perilaku keluarga
yang jauh dari nilai-nilai agama juga turut berpengaruh
terhadap konsistensi keagamaan anak. Sebagai contoh:
ayah/ibu di rumah menunjukkan/membiasakan makan sambil
duduk dan menggunakan tangan kanan, akan tetapi anggota
keluarga lainnya menunjukkan hal sebaliknya.(Intan et al.,
2021)

C. Perkembangan Jiwa Keagamaan pada Remaja

Perkembangan jiwa keagamaan di usia remaja sangat dipengaruhi oleh per


kembangan jasmani dan rohani. Maksud nya penghayatan para remaja terhadap
ajaran agama dan tindak keagamaan yang tampak pada remaja banyak berkaitan
dengan faktor perkembangan tersebut. Banyak hal yang terjadi pada masa remaja,
seperti emosi yang kurang stabil, sering tidak percaya diri, merasa selalu benar, ingin

6
mandiri karena sudah merasa dewasa, ingin selalu tampil menarik, ingin dilirik, dan
sebagainya. Semua yang di alami dimasa remaja sudah lumrah karena sudah
ketentuannya sesuai dengan tahap perkembangan, untuk itu remaja memerlu kan
agama dalam menghadapi semua itu, namun tidak semua remaja menyadari
pentingnya agama dalam menghadapi segala persoalan yang remaja hadapi. Masa
remaja merupakan periode dimana individualisme semakin menam pakkan wujudnya,
pada masa tersebut memungkinkan mereka untuk menerima tanggung jawab atas
perilaku mereka sendiri dan menjadi sadar terlibat pada perkara hal, keinginan, cita-
cita yang mereka pillih.

Menurut W. Starbuck (dalam Jalaluddin, 2016:65) perkembangan agama yang terjadi


pada remaja terjadi dalam beberapa aspek, antara lain :

1. Pertumbuhan spiritual dan intelektual. Mengenai perkembangan intelektual


dan spiritual pada masa remaja lebih baik dibandingkan pada masa kanak-
kanak, sehingga gagasan dan landasan keyakinan agama yang diterima pada
masa kanak-kanak sudah tidak menarik lagi ketika memasuki usia remaja.
Hingga sifat kritis terhadap ajaran agama mulai muncul. Selain masalah
agama, remaja juga mulai peduli terhadap masalah budaya, sosial, ekonomi
dan standar hidup lainnya.
2. Perkembangan emosional. Sentimen sosial, moral, dan estetika mendorong
remaja untuk menjalani kehidupan yang biasa mereka jalani di
lingkungannya. Kehidupan beragama akan cenderung lebih dekat dengan
kehidupan beragama begitu pula sebaliknya. Dengan demikian, remaja yang
kurang mendapat pendidikan dan paparan ajaran agama akan lebih besar
kemungkinannya untuk terjerumus pada hal-hal negatif.
3. Pertimbangan Sosial. Gaya religius remaja juga ditandai dengan kepedulian
sosial. Dalam kehidupan beragama sering muncul konflik antara persoalan
moral dan persoalan materi, generasi muda sangat kebingungan dalam
menentukan kedua pilihan tersebut. Karena kehidupan duniawi lebih
dipengaruhi oleh pentingnya harta benda, maka remaja lebih cenderung

7
berjiwa materialistis, termasuk keuntungan finansial, kebahagiaan pribadi, dan
rasa hormat yang berkaitan dengan kehidupan beragama.
4. Pembinaan moral yang baik akan menunjang perkembangan spiritual
keagamaan pada remaja. Pepatah dapat diartikan sebagai moralitas yang dapat
mengatur perilaku anak yang sedang tumbuh. Agar remaja tidak melakukan
hal-hal yang merugikan, bertentangan dengan keinginan dan pandangan
masyarakat.
5. Sikap dan Minat.Sikap dan Minat.Sikap dan minat remaja terhadap masalah
keagamaan boleh dikatakan sangat kecil dan hal ini tergantung dari kebiasaan
masa kecil serta lingkungan agama yang memengaruhi merekasangat kecil
dan hal ini tergantung dari kebiasaan masa kecil serta lingkungan agama yang
memengaruhi mereka.
6. Ibadah. Pada masa remaja pandangan terhadap ibadah seperti sholat, puasa,
sadakah, dan kebaikan-kebaikan lainnya tergolong sedikit. Namun pada saat-
saat tertentu remaja membutuhkan sholat, do’a, dan kebaikan-kebaikan karena
setiapa manusia mempuanyai naluri beragama.

D. Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Jiwa Keagamaan Pada Anak

Beberapa pakar ilmu jiwa telah banyak membicarakan tentang factor-faktor yang
mempengaruhi perkembangan jiwa agama pada remaja. Abu Ahmadi dan Munawar
Sholeh, mengemukakan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan
adalah faktor keturunan (warisan) dan faktor lingkungan.

1. Faktor Keturunan
Keturunan memiliki peranan penting dalam pertumbuhan dan perkembangan
anak. Dimana ia lahir ke dunia ini membawa berbagai ragam warisan yang
berasal dari kedua ibubapak atau nenek dan kakek. Warisan (turunan atau
pembawaan) tersebut yang terpenting, antara lain bentuk

8
tubuh, raut muka, warna kulit, intelegensi, bakat, sifat-sifat atau watak dan
penyakit. Warisan atau turunan yang dibawa anak sejak dari kandungan
sebagian besar berasal dari kedua orang tuanya dan selebihnya berasal dari
nenek dan moyangnya kedua belah pihak (ibu dan ayahnya).
2. Faktor Lingkungan
Lingkungan sangat berperan dalam pertumbuhan dan perkembangan anak.
Lingkungan itu adalah keluarga yang mengasuh dan membesarkan anak,
sekolah tempat mendidik, masyarakat tempat anak bergaul juga bermain
sehari-hari dan keadaan alam sekitar dengan iklimnya, flora dan faunanya.
a. Keluarga
Keluarga tempat anak diasuh dan dibesarkan, berpengaruh besar
terhadap pertumbuhan dan perkembangannya, misalnya tingkat
pendidikan orang tua besar pengaruhnya terhadap perkembangan
rohaniah anak, terutama kepribadian dan kemajuan pendidikannya.
b. Sekolah
Sekolah merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi
pertumbuhan dan perkembangan anak terutama untuk kecerdasannya.
Anak yang tidak pernah sekolah akan tertinggal dalam berbagai hal.
c. Masyarakat
Masyarakat adalah lingkungan tempat tinggal anak. Mereka juga
termasuk temanteman anak diluar sekolah. Kondisi orangorang di desa
atau kota tempat tinggal ia juga turut mempengaruhi perkembangan
jiwanya.
d. Keadaan alam sekitar
Keadaan alam sekitar tempat anak tinggal juga berpengaruh bagi
pertumbuhan dan perkembangan anak. Keadaan alam sekitar adalah
lokasi tempat anak bertempat tinggal, di desa atau di kota, tepi pantai
atau pengunungan.(Abdul Kholik Munthe, 2015)

9
10
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Perkembangan agama pada masa anak, terjadi melalui pengalaman
hidupnya sejak kecil, dalam keluarga dilingkungan sekolah dan
masyarakat.Seorang yang pada masa anaknya itu tidak mendapat didikan
agama dan tidak pula mempunyai pengalaman agama, maka ia nanti
dewasanya cenderung kepada sikap negatif terhadap agama. Faktor yang
mempengaruhi adalah faktor internal, yaitu perkembangan usia dan faktor
eksternal berupa pengaruh luar yang dialaminya. Orang tua adalah pembina
pribadi yang pertamal dalam hidup anak.
Perkembangan spiritualitas keagamaan pada masa remaja sangat
dipengaruhi oleh perkembangan jasmani dan rohani. Banyak hal yang terjadi
di masa remaja, seperti emosi yang tidak stabil, sering tidak percaya diri,
merasa selalu benar, ingin mandiri karena merasa dewasa, ingin selalu
berpenampilan menarik, dan ingin dilihat. Faktor yang mempengaruhi
perkembangan jiwa keagamaan pada remaja adalah faktor keturunan,faktor
lingkungan yang meliputi keluarga ,sekolah , masyarakat dan alam sekitar.

B. Saran
Demikian makalah yang dapat kami sajikan, semoga dapat menambah
pengetahuan, wawasan serta bermanfaat bagi kita semua. Kami menyadari
akan ketidak sempurnaan makalah ini, untuk itu kritik dan saran yang
membangun dari teman-teman sangat bermanfaat untuk memperbaiki makalah
selanjutnya.

11
DAFTAR PUSAKA

Mubarok, A. 2014 “Perkembangan Jiwa agama.” Jurnal Kopertais Wilayah XI


Kalimantan 12(22): 91-105.

Herawati,C.I Hayati, dan M.Salman. 2021 “Perkembangan Jiwa Agama Pada Masa
Anak-Anak.”Journal of Education Science 7(2): 99-118.

Khodijah. 2020 “Perkembangan Jiwa Keagamaan Pada Remaja.” Jurnal Al-Taujih


6(1): 1-9.

Munthe, A. 2020 “Perkembangan Jiwa Agama Pada Masa Remaja” Al-Murahiqah


IV(2): 1-10.

12

Anda mungkin juga menyukai