DISUSUN OLEH :
ITA FATMAWATI
B. Rumusan Masalah............................................................................................. 1
A. Kesimpulan ....................................................................................................... 10
B. Saran ................................................................................................................. 10
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................... 11
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Perkembangan rohani si anak dikembangkan sejak dari rumah. Pelajaran agama
memang telah diajarkan disekolah. Namun dasar pelajaran paling kuat yaitu orang
tuanya. Bagaimana orang tua menanamkan pendidikan agama pada kehidupan anak
dirumah?
Untuk anak-anak sediakan secara kusus yang bersifat agama, yaitu buku-buku
cerita. Bacakanlah buku- buku cerita itu pada saat tertentu. Usahakan buku agama
jangan diperlakukan dengan buku yang lain yang dapat diambil dengan sembarang
waktu. Tanamkan sejak dini rasa hormat dan menghargai dalam diri anak itu terhadap
buku bacaan agama melebihi dari buku bacaan yang lain.
Dengan dikenalkanya konsep- konsep keagamaan kepada anak maka otomatis akan
mempengaruhi segi perkembangan afektifnya, kemudian anak akan akan mempunyai
sikap yang baik dalam melakukan keseharianya. Anak- anak pun akan mengetahui hal
apa yang harus dilakukan, dan menjauhi perbuatan yang negative.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Konsep dasar metode pengembangan agama dan afektif
2. Teori pendidikan afektif
3. Pendekatan dan metode pengembangan nilai- nilai agama melalui amalan praktis,
doa, nyanyian religius untuk anak usia dini
4. Permasalahan dalam pengembangan dan solusi dalam pembelajaran afeksi pada
anak usia dini
BAB II
PEMBAHASAN ISI
Perilaku adalah cerminan kepribadian seseorang yang tampak dalam perbuatan dan
interaksi terhadap orang lain dalam lingkungan sekitarnya. Oleh karena itu, masa usia
dini adalah masa yang peka untuk menerima pengaruh dari lingkungan
· Nyanyian Religius
Bekerjasama sambil berdendang sudah menjadi kebiasaan para sahabat pada
zaman rasullullah SAW baik dalam sebuah perjalanan, perang maupun dalam acara
pernikahan. Rasullullah juga membolehkan anak- anak perempuan untuk menyanyi
seperti disebutkan dalam sebuah riwayat bahwa rasullullah pernah melihat seorang anak
perempuan yang mendendangkan sebuah lagu pada hari raya sambil memukul rebana
dan beliau tidak melarangnya. Bahkan ketika anak tersebut bernadzar untuk memukul
rebananya lagi jika beliau pulang dari medan pertempuran dengan selamat, maka beliau
mengijinkannya untuk melakukan nadzar itu[7].
Sebagian besar anak kecil cenderung untuk menyukai lagu- lagu yang
indah dan suara yang merdu, terutama jika menggunakan kata- kata yang mudah
dihafal. Lagu- lagu tersebut dapat diperoleh dengan cara lisan atau melalui kaset.
Adapun tema dari lagu tersebut adalah tema- tema yang dapat membantu dan
memudahkan sianak dalam memperoleh pengetahuan, seperti kisah yang terdapat dalam
alqur’an, dan perbuatan- perbuatan yang baik seperti jujur, membaca alqur’an dan
ketulusan.
Akan tetapi satu hal yang perlu diperhatikan adalah lagu tersebut harus menggunakan
nada yang enak didengar dan kata- kata yang sesuai dengan usia maupun akal
mereka[8].
A. Kesimpulan
Anak usia dini merupakan anak yang memiliki karakteristik suka bergerak (tidak suka
diam), mempunyai rasa ingin tahu (curiosity) yang tinggi, senang bereksperimen dan
menguji, mampu mengekspresikan diri secara kreatif, mempunyai imajinasi, dan senang
berbicara. Anak memerlukan dan menuntut untuk bergerak yang melibatkan Anak Usia
Dini (AUD) mengkoordinasikan otot kasar. Anak juga memerlukan kesempatan untuk
menggunakan tenaga sepenuhnya saat melakukan kegiatan. Oleh karena itu diperlukan
ruang yang luas serta sarana dan prasarana (peralatan) yang memadai. Setiap guru akan
menggunakan metode sesuai dengan gaya melaksanakan kegiatan.
B. Saran
Dalam mendesain pendekatan pembelajaran nilai-nilai moral dan agama bagi anak usia
dini,terlebih dahulu seorang guru harus melihat kesesuaian pendekatan dengan tingkat
perkembangan kebutuhan anak, agar pendekatan yang digunakan dapat digunakan
dengan maksimal bdan dapat mengembangkan berbagai aspek perkembangan pada diri
anak, terutama aspek perkembangan nilai moral dan agama AUD.
Guru hendaknya juga mempertimbangkan suatu pendekatan apakah sudah merngacu
pada kurikulum yang sesuai untuk anak usia dini dan berorientasi pada anak. Sebelum
mendesain syuatu kegiatan pembelajaran, guru hendaknya terlebih dahulu mengetahui
langkah-langkah kegiatan yang akan diajarkan pada anak. Kegiatan yang dilakukan
hendaknya mengacu pada tujuan dan hasil belajar yang nyata sehingga memperlihatkan
bahwa kegiatan tersebut bermanfaat bagi anak.
DAFTAR PUSTAKA
[1] Mansur, MA, Pendidikan Anak Usia Dini Dalam Islam, Pustaka Pelajar, Jogjakarta,
2009 hlm 47
[2] Ibid hlm 48
[3] Imam Chousman, M. Ed, Pendekatan- pendekatan Alternative Pendidikan Anak
Usia Dini, PT Rineka Cipta, Jakarta, 2011 hlm 45
[4] Ibid hlm 46
[5]Ibid hlm 95
[6] Syamsu Yusuf LN, M. Pd, Psikologi Perkembangan Anak Dan Remaja, PT Remaja
Rosdakarya, Bandung 2010 hlm 161
[7] Ibid hlm 145
[8] Muhammad Sa’id Mursy, Seni Mendidik Anak, Arroyan, Jakarta 2001, hlm 144.
[9] Danar Santi, Pendidikan Anak Usia Dini Antara Teory Dan Praktek, PT Indeks,
Jakarta Barat 2009 hlm 81