Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

TIPE PENGASUHAN BERDASARKAN BUDAYA


Disusun untuk memenuhi tugas
Mata Kuliah : Pendidikan Keluarga
Dosen Pengampu : Ibu. Fahrunnisa, M.Psi., Psikolog.

Oleh :
1. Isfi Zahroum Mu’ashomah 21104030065
2. Siti Arum Dwi Kumala Puspa 21104030066
3. Zalifa Kunsyaharanti 21104030067
4. Siti Masira Ismail 21104030068

KELAS B
PRODI PENDIDIKAN ISLAM ANAK USIA DINI
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga
kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul Tipe Pengasuhan Berdasarkan
Budaya ini tepat pada waktunya. Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk
memenuhi tugas Mata Kuliah Pendidikan Keluarga dengan Dosen Pengampu Ibu Fahrunnisa,
M.Psi,. Psikolog. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang
tipe-tipe pengasuhan bagi para pembaca dan juga bagi penulis.
Saya mengucapkan terima kasih kepada Ibu Fahrunnisa, M.Psi,. Psikolog, selaku Dosen
Pengampu Mata Kuliah Pendidikan Keluarga dan juga semua pihak yang telah berkontribusi
dalam penyelesaian makalah ini. Saya menyadari, makalah yang saya tulis ini masih jauh dari
kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan saya nantikan demi
kesempurnaan makalah ini.

22 Oktober 2022

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................................................... 2


DAFTAR ISI.......................................................................................................................................... 3
BAB I ...................................................................................................................................................... 4
PENDAHULUAN ................................................................................................................................. 4
A. Latar Belakang ............................................................................................................................ 4
B. B. Rumusan Masalah .................................................................................................................. 4
C. Tujuan ......................................................................................................................................... 4
BAB II .................................................................................................................................................... 5
PEMBAHASAN .................................................................................................................................... 5
A. Pengertian Pengasuhan ............................................................................................................... 5
B. Tipe-Tipe Pengasuhan................................................................................................................. 5
C. Budaya Pengasuhan anak dalam Keluarga. ................................................................................ 8
D. Pengaruh Budaya pada Pola Asuh Anak..................................................................................... 8
E. Apa aja contoh dari gaya pengasuhan ......................................................................................... 9
BAB III................................................................................................................................................. 11
PENUTUP ............................................................................................................................................ 11
A. Kesimpulan ............................................................................................................................... 11
B. Saran ............................................................................................ Error! Bookmark not defined.
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................................................... 11
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Yang membuat aspek R anak sangatlah rendah. Jika anak berhasil tidak dipuji,
sebaliknya jika anak gagal diberi sanksi. Tidak memberi kebebasan kepada anak-anak
mereka untuk melakukan eksplorasi, yang ada tugas dan tanggung jawab. Lalu
berdasakan survey, anak yang mengalami pengasuhan dengan gaya ini cenderung
menjadi anak kurang berprestasi, pemarah, pemurung, wajahnya dingin dan tidak
memiliki sifat kreatif . Mereka selalu mendukung sepenuhnya terhadap anak, namun
tanpa permintaan pertanggung jawaban dari anak. Selalu bersikap hangat kepada anak-
anaknya, apapun yang dilakukan anak tidak pernah marah. Selalu mendukung apapun
tindakan yang dilakukan anak. Selalu memenuhi apapun yang diminta anak. Tidak
pernah memberikan batasan yang jelas terhadap apa saja yang boleh dan tidak boleh
dilakukan anak. Memberikan kesempatan anak untuk melakukan eksplorasi seluas-
luasnya tentang apa yang ingin dilakukan anak. Hampir tidak pernah menuntut anak
untuk bertanggung jawab terhadap tingkah laku anak-anak mereka. Jika ada
pertengkaran antara anak mereka dengan anak lainnya, maka anaknyalah yang benar
sedangkan anak-anak lainnya yang salah. Dalam pengasuhan ini, akan menghasilkan
anak dengan karakter kompetensi sosial yang rendah, tanggung jawab pribadi dan sosial
juga yang rendah. Tidak pernah atau jarang memberi batasan-batasan perilaku kepada
anak-anaknya. Tidak pernah atau jarang meminta anak-anaknya untuk bertanggung
jawab terhadap perbuatan yang dilakukan. Dalam survey anak-anak yang dalam
pengasuhan orang tua demikian ketika remaja atau dewasa anak-anak mereka
cenderung gugup dan apatis.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian pengasuhan?
2. Ada berapa tipe pengasuhan?
3. Apa saja tipe pengasuhan berdasarkan budaya?
4. Apa aja contoh dari gaya pengasuhan

C. Tujuan
1. Mendeskripsi pengertian pengasuhan
2. Mendeskripsi tipe-tipe pengasuhan
3. Mendeskripsi tipe pengasuhan berdasarkan budaya
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Pengasuhan
Untuk memahami apa itu pengasuh atau parenting. Istilah parenting sendiri berasal dari
bahasa Latin 'parere' yang artinya to bring forth (menghasilkan, mengembangkan atau
mendidik). Dari Istilah ‘parenting’ lebih merujuk pada suatu aktivitas untuk
mengembangkan dan mendidik, bukan sekedar siapa yang melakukannya (Clarke-
Stewart, 2006).
Dalam Kementrian Pendidikan dan Budaya, mengatakan bahwa Pengasuhan dapat
diartikan sebagai Proses interaksi antara orang tua dan anak dalam mendukung
perkembangan fisik, emosi, sosial, intelektual, dan spiritual sejak anak dalam
kandungan sampai dewasa. Dalam pengasuhan ada perilaku yang bernama Parental
Responsiveness (R) yang terkenal dengan pengasuhan mendukung dan Parental
Demandingness (D) yang terkenal dengan pengasuhan yang menuntut. Responsiveness
mengacu pada sejauh mana orangtua menanggapi kebutuhan-kebutuhan anak dengan
sikap menerima dan mendukung. Sedangkan demandingness mengacu pada sejauh
mana orang tua menuntut anak-anak mereka untuk berperilaku secara matang dan
bertanggung jawab.
Dengan demikian fungsi keluarga sebagai pusatnya untuk mempersiapkan anak akan
mengenal dan menghargai nasional dan budaya yang menjadikan makhluk yang
berbudaya. Oleh karena itu, anak-anak akan mengalami proses yang diharapkan dan
standar sosial yang telah ditetapkan untuk membuat anak akan berusaha secara mandiri
untuk mengatur hidupnya. Orang tua harus mendukung dan melakukan hal yang efektif
dan konstruktif saat mengasuh anak dalam masa-masa pertumbuhan dan perkembangan
(Halpenny, 2010:6). Secara umum, pengasuhan mencangkup segala aktivitas yang
dilakukan oleh orang tua supaya mencapai perkembangan yang diharapkan pada anak-
anak.

B. Tipe-Tipe Pengasuhan
1. Pengasuhan Gaya Autoritatif
Dalam pengasuhan ini, kedua orangtua dalam mengasuh anak cenderung
menggunakan perilaku R dan D yang sama-sama tinggi. Ciri-ciri orangtua yang
menggunakan Gaya Autoritatif antara lain :
a. Menerima anak-anaknya apa adanya
b. Selalu mendorong anak-anak mereka untuk berkembang, dengan memberi
kesempatan kepada anak-anak mereka untuk melakukan eksplorasi perilaku
yang sedang mereka kembangkan.
c. mendukung dengan memberi fasillitas yang memadai sesuai dengan
kebutuhannya, d. menyampaikan harapan-harapan mereka kepada anak-anak
mereka.
d. Disamping itu juga memberikan batasan-batasan yang jelas perilaku apa saja
yang boleh dan apa saja yang tidak boleh.
e. Jika ada perbedaan pendapat orang tua yang autoritatif mengajak anak-anak
mereka untuk berdiskusi, dan
f. Selain memberi kesempatan anak-anak mereka untuk melakukan eksplorasi,
orang tua yang menerapkan gaya pengasuhan autoritatif ini membantu anak-
anak mereka untuk mengembangkan sikap komitmennya, dengan cara
meminta pertanggung jawaban kepada anak-anak mereka tentang apa saja
yang telah dilakukan anak-anak mereka. Tidak dibiarkan saja sampai lupa,
tetapi anak diingatkan tentang apa yang telah dilakukan, dan sekarang anak
berbuat apa sebagai wujud tanggung jawab mereka.
Gaya pengasuhan ini adalah gaya pengasuhan yang dianggap paling ideal
dikalangan masyarakat. Karena anak yang berkembang menggunakan gaya
pengasuhan ini cenderung melakukan memiliki disiplin tinggi, berprestasi dan juga
bertanggungjawab dengan apa yang sudah dia lakukan. Maka jarang dijumpai anak
dengan gaya pengasuhan ini melakukan kenakalan remaja dan memiliki sikap
sosial buruk.

2. Pengasuhan Gaya Autoritarian


Dalam gaya pengasuhan ini, aspek D yang dijalankan sangatlah tinggi. Yang
membuat aspek R kepada anak sangatlah rendah. Berikut ciri-ciri orangtua dengan
gaya pengasuhan autoritarian :
a. Selalu menuntut dan ketundukan total tanpa perlu bertanya.
b. Membenci tanda-tanda atau sifat kelemahan.
c. Selalu kaku dan tidak mentolerir kedwiartian atau ambiguitas.
d. Jika anak berhasil tidak dipuji, sebaliknya jika anak gagal diberi sanksi.
e. Tidak memberi kebebasan kepada anak-anak mereka untuk melakukan
eksplorasi, yang ada tugas dan tanggung jawab.
f. Jika ada perbedaan pendapat, orang tua memaksakan pendapatnya kepada
anak-anak mereka, tidak ada diskusi
Lalu berdasakan survey, anak yang mengalami pengasuhan dengan gaya ini
cenderung menjadi anak kurang berprestasi, pemarah, pemurung, wajahnya dingin
dan tidak memiliki sifat kreatif .

3. Pengasuhan Gaya Indulgent


Pengasuhan orang tua dengan gaya ketiga didominasi praktek-praktek
pengasuhan cenderung kepada aspek Responsiveness tinggi. Mereka selalu
mendukung sepenuhnya terhadap anak, namun tanpa permintaan pertanggung
jawaban dari anak. Jadi aspek R tinggi sementara aspek D rendah. Ciri-ciri
orangtua dengan gaya pengasuhan ini antara lain:
a. Selalu bersikap hangat kepada anak-anaknya, apapun yang dilakukan anak
tidak pernah marah.
b. Selalu mendukung apapun tindakan yang dilakukan anak.
c. Selalu memenuhi apapun yang diminta anak
d. Tidak pernah memberikan batasan yang jelas terhadap apa saja yang boleh
dan tidak boleh dilakukan anak.
e. Memberikan kesempatan anak untuk melakukan eksplorasi seluas-luasnya
tentang apa yang ingin dilakukan anak.
f. Hampir tidak pernah menuntut anak untuk bertanggung jawab terhadap
tingkah laku anak-anak mereka. Jika ada pertengkaran antara anak mereka
dengan anak lainnya, maka anaknyalah yang benar sedangkan anak-anak
lainnya yang salah.
Dalam pengasuhan ini, akan menghasilkan anak dengan karakter kompetensi
sosial yang rendah, tanggung jawab pribadi dan sosial juga yang rendah. Tidak
disukai teman-temannya. Sering menimbulkan masalah sosial, bahkan menurut
Santrock, ketika remaja mereka yang merasal dari keluarga indulgent mereka
memiliki self control yang rendah, yakni kebanyakan mereka tidak memiliki
kemampuan yang cukup untuk mengendalikan dirinya dari perbuatanperbuatan
yang tidak terpuji. Mereka mudah terjerumus kedalam tindakan tercela.
Disekolahsekolah mereka tidak mampu berprestasi, daya juangnya rendah. Suka
menimbulkan keributan dan pertengkaran dan sulit menerima kesalahan yang telah
dia lakukan. Mereka cenderung bertindak “semau gue”. Perilaku santun tidak
banyak ditemukan dari keluarga yang orangtuanya menerapkan gaya pengasuhan
demikian.

4. Pengasuhan Gaya Indifferent


Orang tua bergaya pengasuhan teakhir ditandai dengan kebingungan penuh
sehingga mengabaikan hampir seluruh aspek pengasuhan. Baik aspek R maupun D
sama-sama rendahnya. Orang tua demikian tidak jelas orientasi hidupnya. Ciri-
cirinya orangtua dengan gaya pengasiuhan ini antara lain :
a. Tidak pernah mendorong anaknya
b. Tidak pernah menyampaikan harapannya kepada anaknya
c. Tidak pernah atau jarang memberi batasan-batasan perilaku kepada anak-
anaknya.
d. Tidak pernah atau jarang meminta anak-anaknya untuk bertanggung jawab
terhadap perbuatan yang dilakukan.
Dalam survey anak-anak yang dalam pengasuhan orang tua demikian ketika
remaja atau dewasa anak-anak mereka cenderung gugup dan apatis. Hidupnya
tidak teratur suram, dan tidak memuaskan.
C. Budaya Pengasuhan anak dalam Keluarga.
Budaya adalah cara hidup seseorang yang diturunkan dari generasi ke generasi
melalui berbagai proses pembelajaran untuk menciptakan cara hidup tertentu yang
paling cocok dengan lingkungannya. Sedangkan gaya pengasuhan anak adalah cara
orang tua menunjukkan serangkaian sikap untuk menciptakan iklim emosi yang
melingkupi interaksi orang tua dan anak. (Sri Lestari:49). Gaya pengasuhan anak yang
telah dibiasakan orang tua (menjadi kebiasaan) dinamakan budaya pengasuhan. Budaya
pengasuhan anak dalam keluarga di tunjukkan oleh kebiasan orang tua dalam
pengasuhan anak dirumah atau keluarga.

D. Pengaruh Budaya pada Pola Asuh Anak


Vygotsky menunjukkan bahwa pengetahuan manusia berakar pada budaya,
yang berarti sebagian besar apa yang diketahui anak-anak berasal dari keluarga mereka,
seperti cara berdiri dan berjalan, makan makanan, dan bagaimana berperilaku baik di
tempat-tempat umum. Pada banyak kesempatan, perilaku anak-anak sebagian besar
didasarkan pada harapan dan tuntutan orang tua mereka. Nilai-nilai dan cita-cita suatu
budaya diturunkan ke generasi berikutnya melalui praktik pengasuhan anak. Oleh
karena itu, anak-anak dalam konteks budaya yang berbeda dapat dikembangkan oleh
orang tua mereka untuk berperilaku berbeda. Dalam hal ini, perlu untuk
mempertimbangkan pentingnya budaya ketika mengevaluasi perilaku pengasuhan
anak.

Jauh lebih tepat untuk memeriksa gaya pengasuhan dan artinya dalam konteks
budaya. Budaya berteori untuk memberikan makna yang berbeda terhadap perilaku
(misalnya, pengasuhan anak) dan memiliki efek yang berbeda pada anak-anak dan
remaja di berbagai budaya yang berbeda". Penelitian menyebutkan bahwa anak-anak
akan menerima perilaku pengasuhan yang konsisten dengan nilai-nilai budaya.

Jadi, budaya dapat mempengaruhi gaya pengasuhan orang tua. Tapi kembali
lagi kepada orang tua. Apakah orang tua bersedia menurunkan budaya-budaya yang
telah nenek moyang turunkan, ataukah lebih memilih pengasuhan moderen yang sama
sekali tidak melibatkan budaya dalam pengasuhan terhadap anak.

E. Apa aja contoh dari gaya pengasuhan


1. Gaya pengasuhan Authoritative/otoritatif
Pada pengasuhan ini menekankan pada komunisaki dua arah antara anak dan
orang tua. Orang tua dalam pengasuhan ini menerapkan beberapa ciri yaitu, seperti
bertanggung jawab, medukung, dan cenderung tidak kasar. Komunikasi dua arah
yakni melibatkan anak dalam komunikasi yang ada dalam keluarga. Misalnya,
ketika orang tua menerapkan sebuah aturan, orang tua tidak hanya meminta anak
untuk mematuhinya saja, namun mereka juga menjelaskan mengapa aturan tersebut
diberlakukan, seperti menjelaskan dampak negatif dan positif dari aturan-aturan
tersebut.
2. Gaya pengasuhan Authoritarian/otoriter
Gaya asuh ini sama halnya dengan gaya asuh otoritatif, gaya otoriter juga
memberikan kehangatan, dukungan, dan tanggung jawab kepada anak. Namun,
orang tua cenderung menuntut anak untuk menuruti keinginannya. Misalnya,
ketika melarang anak bermain handphone, orang tua mengatakan, “Pokoknya kanu
nggak boleh mainan HP! Kamu nggak boleh ngebantah!”.
3. Gaya pengasuhan permissive-indulgent
Gaya asuh ini digambarkan dengan orang tua yang sangat terlibat, hadir, dan
bertanggung jawab terhadap anaknya, namum mereka sedikit menerapkan tuntutan
atau aturan kepada anak. Orang tua mendidik anak dengan membiarkan mereka
melakukan apa yang mereka mau dan inginkan. Dengan kata lain, ini dapat disebut
dengan gaya asuh yang memanjakkan. Misalnya, ketika anak meminta dibelikan
sebuah handphone, orang tua akan menurutinya dengan cepat, tanpa
mempertimbangkan banyak hal, seperti berapa usia yang tepat untuk anak
bermain gadget atau apa saja syarat agar anak tersebut dibelikan handphone, nilai
yang baik misalnya.
4. Gaya pengasuhan univoled-neglectful
Bagi orang tua tipe ini, aspek-aspek kehidupan, seperti pekerjaan, karir,
ataupun kekayaan merupakan hal yang lebih penting ketimbang anak mereka
sendiri (Santrock, 2018). Orang tua tipe ini cenderung tidak mencukupi kebutuhan
anaknya, baik kebutuhan biologis maupun psikis. Bisa dikatakan, anak dari gaya
asuh ini merupakan anak yang “ditelantarkan”. Gambaran sederhananya adalah
orang tua luweh-ora-luweh kepada anaknya. Mungkin terdengar kasar, namun
dapat dikatakan bahwa orang tua tipe ini tidak peduli dengan anak mereka sendiri.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Istilah ‘parenting’ lebih merujuk pada suatu aktivitas untuk mengembangkan dan
mendidik, bukan sekedar siapa yang melakukannya. Sedangkan gaya pengasuhan anak
adalah cara orang tua menunjukkan serangkaian sikap untuk menciptakan iklim emosi
yang melingkupi interaksi orang tua dan anak. . Gaya pengasuhan anak yang telah
dibiasakan orang tua dinamakan budaya pengasuhan. Pengetahuan manusia berakar
pada budaya, yang berarti sebagian besar apa yang diketahui anak-anak berasal dari
keluarga mereka, maka budaya dapat mempengaruhi gaya pengasuhan orang tua.

DAFTAR PUSTAKA
- https://lm.psikologi.ugm.ac.id/2020/07/gaya-asuh-dan-pengaruhnya-pada-
perkembangan-anak/
- http://repository.uin-suska.ac.id/6988/3/BAB%20II.pdf

Anda mungkin juga menyukai