Dosen Pengampu:
Dr. Halida S.Pd, M.Pd
Oleh:
Dilla Rosita Febriana_ NIM F1121221017
i
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur kita panjatkan kehadirat allah swt, tuhan yang maha esa.
Karena berkat rahmat-nyalah penulisan makalah ini dapat terselesaikan dengan
baik. tidak lupa penulis ucapkan terimakasih kepa ibu Dr. Halida, M.Pd selaku
dosen pengampu mata kuliah pendidikan anak dalam keluarga yang senantiasa
membimbing penulis hingga dapat menyelesaikan tugas wawancara ini.
Penulisan penelitian mini ini membahas mengenai apa saja dan bagaimana pola
asuh orang tua yang lengkap dalam mengasuh anak nya menggunakan pola asuh
demokratis dengan metode wawancara secara langsung. Penyusun menyadari
dengan sepenuhnya bahwa penulisan ini dapat diselesaikan karena berkat dukungan
dan bantuan dari semua pihak. Oleh karena itu, penulis banyak mengucapkan
terimakasih kepada semua pihak yang secara langsung maupun tidak langsung
memberikan kontribusi dalam penyelesaiannya.
Penulis
Nim.F1121221017
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................ii
DAFTAR ISI...........................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1
A. Latar Belakang.............................................................................................1
B. Kajian Teori.................................................................................................2
C. Metodologi penelitian .................................................................................3
BAB IV PENUTUP...............................................................................................11
A. Simpulan....................................................................................................11
B. Saran .........................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................12
LAMPIRAN..........................................................................................................13
iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pola pengasuhan adalah proses mendidik anak dari lahir hingga anak
memasuki usia dewasa. Pola suh merupakan suatu cara yang dilakukan
dalam mendidik dan menjaga anak secara terus menerusdari waktu ke waktu
sebagai perwujudan rasa tanggung jawab orang tua terhadap anak. Orangtua
mempunyai peranan yang sangat penting dalam kehidupan dan tumbuh
kembang anak. Orang tua memiliki tanggung jawab penuh dalam
membimbing dan mengawasi serta melindungi anaknya unruk tumbuh dan
berkembang optimal sesuai dengan potensi yang dimiliki setiap anak.
Menurut, R.A. Kosnan “ Anak-anak yaitu manusia muda dalam umur
muda dalam jiwa dan perjalanan hidupnya karena mudah terpengaruh untuk
keadaan sekitarnya”. Oleh karena itu anak-anak perlu diperhatikan secara
sungguh-sungguh dalam pengasuhan.
Masing-masing orang tua memiliki cara tersendiri untuk membesarkan
anaknya, termasuk cara pola asuh. Namun, terkadang ada orang tua yang
tidak menyadari pola asuh seperti apa yang sebenarnya diterapkan, padahal
pola asuh adalah bagian terpenting dalam pembentukan tingkah laku dan
kecerdasan anak. Menurut Harlock (2013:98) orang tua adalah orang
dewasa yang membawa anak ke tahap dewasa, terutama dalam masa
perkembangan. Tugas orang tua melengkapi dan mempersiapkan anak
menuju ke fase kedewasaan dengan memberikanbimbingan dan pengarahan
yang dapat membantu anak dalam menjalani kehidupan. Dalam
memberikan bimbingan dan pengarahan kepada anakakan berbeda pada
masing-masingorang tua karenasetiap keluarga memiliki kondisi-kondisi
tertentu yang berbeda corak dan sifatnya antara keluargayang satu dengan
keluarga yang lain.
1
Dalam penelitian ini orang tua melakukan pengasuhan dengan pola asuh
demokratis. Dimana pola pengasuhan demokratis merupakan suatu bentuk
pola asuh yang memperhatikan dan menghargai kebebasan anak, namun
kebebasan itu tidak mutlak, orang tua memberikan bimbingan yang penuh
perhatian kepada anak. Pengasuhan ini memberikan kebebasan anak untuk
mengeukakan pendapat, melakukan apa yang di inginkannya dengan tidak
melewati batas-batas atau aturan yang telah ditetapkan orang tua. Dalam
pola asuh ini ditandai sikap terbuka antara orang tua dengan anak. Anak
diberi kebebasan untuk mengemukakan pendapat,perasaan dan
keinginannya. Jadi dalam pola asuh ini terdapat komunikasi yang baik
antara orang tua dengan anak.
B. Kajian Teori
Pola asuh demokratis merupakan salah satu pola asuh yang kerap
diterapkan oleh orang tua kepada anak-anaknya. Menurut Hurlock (2004)
dia berpendapat bahwa pola asuh demokratis menekankan pada aspek
edukatif atau pendidikan dalam membimbing anak sehingga orang tua lebih
sering memberikan pengertian, penjelasan dan penalaran untuk membantu
anak mengerti mengapa perilaku tersebut di harapkan. Hurlock (2004) juga
menambahkan bahwa pola pengasuhan demokratis ditandai dengan ciri-ciri
bahwa anak-anak diberi kesempatan untuk mandiri dan mengembangkan
kontrol internalnya, anak diakui keberadaanya oleh orang tua, anak
dilibatkan dalam pengambilan keputusan.
Menurut Hurlock (2006) bahwa orang tua yang menerapkan pola asuh
demokratis memperlihatkan ciri-ciri adanya kesempatan anak untuk
berpendapat mengapa anak melanggar peraturan sebelum hukuman
dijatuhkan, hukuman diberikan kepada perilaku salah, dan memberi pujian
ataupun hadiah kepada perilaku yangbenar. Pola asuh demokrati ditandai
dengan ciri-ciri; 1) aturan dibuat bersama oleh seluruh anggota keluarga
(anak dan orang tua), 2) orang tua memperhatikan keinginan dan pendapat
anaknya, 3) anak diajak mendiskusikan untuk mengambil keputusan, 4) ada
2
bimbingan dan kontrol dari orang tua, 5) anak mendapat kesempatan untuk
mengemukakan pendapatnya, 6) anak diberi kepercayaan dan
tanggungjawab.
C. Metodologi Penelitian
Dalam penelitian ini penulis menggunakan penelitian dengan metode
pendekatan kualitatif, yaitu dengan melakukan wawancara secara langsung
dan dokumentasi. Wawancara ini di laksanakan di rumah narasumber
langsung yakni di perumahan kurni grup, jalan adi sucipto, pada hari
senin,22 mei 2023. Penulis melakukan wawancara dengan narasumber atas
nama Ibu Puji lestari dan subjek penelitian penulis yaitu anak beliau dengan
inisial AC yang berusia kurang lebih 5 tahun.
Penelitian dengan teknik wawancara merupakan teknik pengumpulan
data kualitatif dengan menggunakan instrumen yaitu pedoman wawancara.
Wawancara adalah untuk mengkontruksi mengenai orang, kejadian,
kegiatan, organisasi, perasaan, motivasi, tuntunan, dan kepedulian tentang
situasi sosial (setting social). Sedangkan metode dokumentasi merupakan
pengmpulan informasi dengan mempelajari dokumen-dokumen untuk
memperoleh informasi yang berkaitan dengan masalah yang sedang
dipelajari.
Berdasarkan penjelasan diatas, penulis akan membahas tentang pola
asuh apa yang digunakan dalam mengasuh anak dan bagimana peran kedua
orang tua dalam mengasuh anak dan dampak pola asuh yang diterapkan
pada perkembangan anak.
Pada penelitian ini alat yang digunakan dalam pengumpulan data
penelitian yaitu handphone untuk memvidio langsung kegiatan wawancara
yang dilakukanoleh penulis dan narasumber.
3
BAB II HASIL DAN PEMBAHASAN
4
akan memperlakukan anaknya dengan ketat dan otoriter. Lalu yang terakhir
adalah jumlah anak. Orang tua yang memiliki anak hanya 2 sampai 3 orang
cenderung lebih intensif pengasuhannya, dimana interaksi antara orang tua
dan anak lebih menekankan pada perkembangan pribadi dan kerja sama
antar anggota keluarga.
Menurut Megawangi (2003), anak-anak akan tumbuh menjadi pribadi
yang berkarakter apabila dapat tumbuh pada lingkungan yang berkarakter,
sehingga fitrah setiap anak yangdilahirkan suci dapat berkembang segara
optimal. Mengingat lingkungan anak bukan saja lingkungan keluarga yang
sifatnya mikro, maka semua pihak baik keluarga, sekolah, media massa,
komunitas bisnis, dan sebagainya turut berpengaruh dalam perkembangan
karakter anak. Dengan kata lain, mengembangkan generasi penerus bangsa
yang berkarakter baik adalah tanggung jawab semua pihak.
Dalam memberikan pengasuhan dan pendidikan kepada anak, setiap
keluarga memiliki pola asuh yang tidak sama antara satu keluarga dengan
keluarga lainnya. Menurut Gunarsa Singgih dalam buku psikologi remaja,
Pola asuh orang tua adalah sikap dan cara orang tua dalam mempersiapkan
anggota keluarga yang Lebih muda termasuk anak supaya dapat mengambil
keputusan sendiri dan bertindak sendiri sehingga mengalami perubahan dari
keadaan bergantung kepada orang tua menjadi berdiri sendiri dan
bertanggung jawab sendiri. Monks dkk memberikan pengertian pola asuh
sebagai cara, yaitu ayah dan ibu dalam memberikan kasih sayang dan cara
mengasuh yang mempunyai pengaruh besar bagaimana anak melihat
dirinya dan lingkungannya.
5
yang telah saya wawancara juga mengasuh anak-anak nya dengan pola asuh
demokratis. Pola asuh demookratis ini biasa dipilih sebagai pola
pengasuhan anaknya karena pola asuh ini bisa membuat anak mau
menerima kritik, bisa menghargai orang lain, mempunyai kepercayaan diri
tinggi dan mampu bertanggung jawab terhadap kehidupan sosialnya.
Menurut Diana Baumrind (dalam Mulyani, 2018: 87) mengatakan bahwa
pola asuh orang tua demokratis merupakan bentuk pola asuh yang
mendorong anak untuk menjadi mandiri, tetapi masih menempatkan pada
batasan dan kontrol atas tindakan mereka. Anak-anak yang orangtuanya
menerapkan pola asuh demokratis sering gembira, terkendali dan mandiri
serta berorientasi pada prestasi. Apriastuti (2013:4) berpendapat bahwa pola
asuh orang tua demokratis merupakan bentuk pengasuhan orang tua yang
memberikan perhatian penuh terhadap anak dan pola asuh ini diharapkan
dapat menghasilkan anak yang mandiri, dapat mengontrol diri, mempunyai
minat terhadap hal-hal baru dan koperatif terhadap orang-orang lain.
Orang tua dengan sikap demokratis menerapkan pola asuhnya dengan
cara memberikan kebebasan kepada anak untuk memilih dan melakukan
suatu tindakan, dan pendekatannya kepada anak bersifat hangat dan pola
asuh ini tetap menanamkan kendali yang tinggi pada anak, namun disertai
dengan sikap yang demokratis. Orang tua memberikan kesempatan kepada
anak untuk mengemukakan pendapatnya dan dibebaskan memilih apa yang
disukainya (Haryono, dkk. 2018:2).
Baumrind (dalam Haryono, dkk, 2018:2) juga berpendapat bahwa pola
asuh demokratis diterapkan orang tua dengan beroientasi pada tujuan dan
cita-cita anak sehingga anak berkembang menurut keinginannya, namun
tetap ada bimbingan dan pengawasan yang dilakukan secara tegas tetapi
tetap tidak terlalu membatasi. Orang tua dengan pola asuh ini bersikap
realistis terhadap kemampuan anak dan tidak berharap yang berlebih yang
melampaui kemampuan.
Menurut Hurlock (dalam Rahman, 2008:77) pola asuh demokratis
memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
6
a. Orang tua yang hangat, ditandai dengan adanya pemberian perhatian
penuh, kasih sayang dan kesediaan untung terus-menerus memberikan
bimbingan dan arahan kepada anak
b. Memiliki peraturan dan disiplin, yang ditandai dengan orang tua
menetapkan batasan yang jelas tanpa kaku dengan kegiatan anak,
penetapan aturan secara konsisten, melatih kemandirian dan tanggung
jawab
c. Orang tua menjadi model bagi anaknya, yakni orangtua memberikan
contoh yang baik terhadap anak. Selain memberikan pengarahan kepada
anak, orang tua juga berperan memperagakan hal-hal yang anak
butuhkan dan hal-hal yang belum dipahami oleh anak sehingga anak
mampu melihat dan melakukan apa yang dilakukan oleh orang tuanya.
d. Adanya pemberian hadiah dan hukuman, yakni orang tua memberikan
respon positif terhadap prestasi anak, sebaliknya memberikan hukuman
terhadap kesalahan anak.
C. Hasil Penelitian
Nama Ibu : Puji Lestari
Tempat Wawancara : Perumahan kurnia grup, Jl. Adi Sucipto.
7
Waktu : 12.50
Hari/tanggal : Senin, 22 mei 2023
Hasil Wawancara :
Keterangan: P : penulis
N : Narasumber
1. P: Asssalamualikum bu
N: Waalaikumussalam
2. P: Perkenalkan ibu saya Dilla Rosita Febriana, dari prodi PG-PAUD
semester 2, nah tujuan saya berada disini yaitu ingin mewawancarai ibu
tentang pola asuh yang ibu berikan kepada anak-anak ibu. Apakah boleh
bu?
N : owh, iya boleh
3. P: kalau boleh tau nama ibu siapa?
N: nama saya Puji Lestari
4. P: kalau boleh tau ibu mempunyai berapa orang anak dan usia nya
berapa ya?
N: owhh, saya punya 3 anak, yang paling besar cowok kelas 1 SMA,
yang kedua itu cowok juga udah kelas 4 SD, nah yang terakhir ini
cewek.
5. P: owh,kalo boleh tau anak terakhir ibu ini umur berapa ya?
N: 5 tahun 3 bulan
6. P: baik bu,kalo boleh tau bagaimana ibu dalam mengasuh anak ibu yang
terakhir?
N: owhh dari kecil yaa, mungkin yaa yang wajar seperti biasa,karna
masih manja, jadi mengajarkan anak untuk mandiri, bertanggung
jawab atas kesalahan, jadi anak belajar meminta maaf,dan lainnya.
7. P: baik bu, lalu apakah ada aturan yang ibu terapkan untuk anak anak
ibu?
N: owh ada, seperti anak boleh main hp tapi ada batas waktu nya, lalu
ini AC kan masih kecil jadi harus tidur awal. Kalau untuk abang-abang
nya juga ndak boleh tidur terlalu malam.
8
8. P: owh gitu ya bu, kalo untuk putri ibu apakah anak nya tipe yang
pemalu atau percaya diri.
N: kalo AC ini berani siih, paling di awal jak malu nya, kalo udah kenal
yaa mudah bergaul.
9. P: owhh baik bu, mungkin sekian wawancara saya, terimakasih.
N: owh iya sama-sama.
Pola asuh demokratis ditandai dengan adanya diskusi antara orang tua
dengan anak-anak nya. Hal ini juga diterapkan oleh ibu puji terhadap anak
nya, seperti pada saat anak-anak bu puji sudah kembali dari sekolah, bu puji
akan menanyakan bagaimana kegiatan anak-anak nya disekolah, terlebih
lagi anak pertama bu puji yang cukup berprestasi karena sering mengikuti
olimpiade sains. Lalu untuk diskusi dengan anak nya yang masih kecil yaitu
subjek penelitian saya AC,beliau menerapkan diskusi seperti apa yang akan
dilakukan oleh sang anak maka harus meminta pendapat dari orang tua nya
terlebih dahulu hal ini juga diterpkan kepada abang-abang nya AC.
Selain itu orang tua juga menerapkan bahwa anak harus bisa mandiri,
seperti AC yang diajarkan sedari kecil untuk terbiasa makan, minum dan
mandi sendiri. Kemandirian ini diterapkan oleh ibu puji agar ketika anak
memasuki usia anak-anak dan remaja, anak sudah bisa mengontrol dirinya.
9
Terlebih zaman sekarang yang sangat serba modern yang bisa
mempengaruhi anak ke hal-hal yang tidak baik.
10
BAB IV PENUTUP
A. Simpulan
Keluarga adalah kelompok kecil yang memiliki pemimpin dan anggota,
mempunyai pembagian tugas dan kerja, serta hak dan kewajiban bagi
masing-masing anggotanya. Keluarga adalah tempat pertama dan yang
utama dimana anak-anak belajar. Dari orang tua (ayah dan ibu) anak belajar
tentang nilai-nilai keyakinan, etika, norma-norma ataupun keterampilan
hidup. Dengan saudara anak dapat belajar berbagi, bertenggang rasa, saling
menghormati, dan menghargai. Di lingkungan keluarga lah tempat pertama
kali seorang anak mendapatkan pendidikan.
Pola pengasuhan yang diterapkan dalam orang tua mendidik anak-anak
nya harus tepat dan sesuai,karena pola asuh akan menentukan bagaimana
karakter anak akan terbentuk. Salah satu penerapan pola asuh yang baik
yaitu pola asuh demokrasi yang telah diterapkan oleh ibu puji lestari kepada
anak-anaknya. Karena pola asuh ini menurut saya sangat tepat bila
diterapkan oleh sebuah keluarga, dengan memberikan kebebasan kepada
anak namun tetap mengawasi anak, akan membuat anak merasa nyaman dan
tidak tertekan, karena apabila anak sampai merasa tertekan dalam
pengasuhan sebuah keluarga maka yang akan terganggu adalah
perkembangan diri anak itu sendiri. Oleh karenanya parenting sejak usia
dini ini harus dilakukan untuk mengubah pola asuh yang salah dilingkungan
masyarakat dan demi terciptanya generasi emas bangsa.
B. Saran
Demikianlah laporan penelitian yang dapat penulis buat, semoga dapat
bermanfaat bagi penulis dan pembaca kedepannya. Disini penulis
menyadari sepenuhnya bahwa dalam penulisan penelitian ini masih terdapat
kesalahan dalam penulisan maupun pemilihan kata. Oleh karena itu penulis
mengharapkan kririk dan saran yang membangun dari pembaca untuk
kesuksesan tugas-tugas selanjutnya.
11
DAFTAR PUSTAKA
Apriastuti, D.A., 2013. Analisis Tingkat Pendidikan dan Pola Asuh Orang
Tua dengan Perkembangan Anak Usia 48-60 Bulan. Jurnal Ilmiah
Kebidanan, 4(1), pp.1-14.
Djamarah, Syaiful. 2014. Pola Asuh Orang Tua dan Komunikasi dalam
Keluarga. Jakarta: Rineka Cipta.
Gunarsa, Singgih. 1990. Dasar dan Teori Perkembangan Anak. Jakarta:
BPK Gunung Mulia.
Haryono Emmanuel, dkk. 2018. Pengaruh pola asuh orang tua terhadap
kemandirian dan kemampuan regulasi emosi anak usia dini. Jurnal
pendidikan dan pembelajaran anak usia dini. 3(1): 1-9
Hurlock,B. Elizabeth. 2000 Perkembangan Anak/Child Development.
Jakarta: Erlangga.
Hurlock, Elizabeth B. 1997. Psikologi Perkembangan Suatu pendekatan
Rentang Kehidupan. Jakarta: Erlangga
Koesnan, R.A.. Susunan Pidana dalam Negara Sosialis Indonesia, Sumur,
Bandung, 2005 hal 99
Megawangi, Ratna. 2003. Pendidikan Karakter Untuk Membangun
Masyarakat Madani. IPPK Indonesia Herritage Foundation
Morrison, G. 2016. Pendidikan Anak Usia Dini Saat Ini. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar.
Rahmat Stephanus. 2018. Pola Asuh Yang Efektif Untuk Mendidik Anak Di
Era Digital. Jurnal pendidikan dan kebudayaan Missio. 10(2): 137-
273
Suteja, J., & Yusriah, Y. (2017). Dampak pola asuh orang tua terhadap
perkembangan sosial-emosional anak. AWLADY: Jurnal
Pendidikan Anak, 3(1).
12
LAMPIRAN
A. Foto Wawancara
Ini adalah beberapa foto yang saya ambil saat wawancara:
13
B. Vidio Wawancara
Ini link vidio wawancara yang telah saya laksanakan:
https://youtu.be/xxLnIsr5DW0
14