DOSEN PENGAMPU:
Dr. KHOIRAWATI. M.Ag
Disusun oleh :
INTAN HERYENI ( 1720210049 )
Sebagai Syarat Tugas Mata Kuliah Metodologi Pendidikan
Adapun tujuan penulisan laporan penelitian ini adalah sebagai tugas akhir
pada mata metodologi pnelitian, Program Studi Pendidikan Islam Anak Usia
Dini(PIAUD)Universitas Islam Negeri Raden Fatah Palembang. Penulis
menyadari bahwa laporan ini tidak akan terwujud tanpa adanya bantuan dan
saran dari berbagai pihak.Untuk itu,penulis menyampaikan terimakasih kepada:
Penyusun
Intan Heryeni
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.......................................................................................................2
DAFTAR ISI......................................................................................................................3
BAB 1 PENDAHULUAN.............................................................................................4
A. Latar belakang.....................................................................................................4
B. Identifikasi Masalah............................................................................................6
C. Pembatasan Masalah...........................................................................................7
D. Tujuan Penelitian................................................................................................7
E. Manfaat Penelitian.............................................................................................7
BAB II KAJAIAN TEORI.............................................................................................8
A. Kreativitas anak usia dini..................................................................................8
B. Membuat Bentuk Dengan Media Bermain Plastisin......................................23
C. Hubungan antara Kreativitas dengan Plastisin.............................................26
BAB III METODOLOGI PENELITIAN.....................................................................27
A. Jenis Penelitian.................................................................................................27
B. Tempat dan Waktu Penelitian.........................................................................27
C. Sember Data......................................................................................................28
D. Teknik Pengumpulan Data...............................................................................29
E. Instrumen Penelitian.......................................................................................29
F. Teknik Analisis Data.........................................................................................30
G. Validitas............................................................................................................30
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN.............................................32
A. Profil Sekolah...................................................................................................32
B. Karakteristik Anak...........................................................................................36
BAB V.........................................................................................................................45
A. Simpulan...........................................................................................................45
B. Saran..................................................................................................................45
DAFTAR FUSTAKA..................................................................................................46
LAMPIRAN.................................................................................................................47
DAFTAR LAMPIRAN
Hal
Lampiran 1. Tabel Nama-Nama
Anak ...........................................
Lampiran 2. Tabel Observasi Keseluruhan Anak
Lampiran 3. Tabel Kegiatan 1
Lampiran 4. Tabel Kegiatan 2
Lampiran 5. Tabel Kegiatan 3
Lampiran 6. Tabel Kegiatan 4
DAFTAR GAMBAR
Hal
Gambar 1.
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, identifkasi
masalah dalam penelitian ini yaitu sebagai berikut:
D. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah penelitian, maka tujuan
penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan upaya
meningkatkan kreativitas anak melalui permainan plastisin di RA
perwanida 2.
E. Manfaat Penelitian
1. Teoristis
2. Praktis
a. Bagi akademisi
Bagi akademisi penelitian ini diharapkan menambah
pengetahuan penelitian mengenai krativitas anak usia dini,
selain itu, penelitian juga dapat menjadi litelatur bagi akademisi
lain yang ingin mengkaji lebih jauh menganai kreatvitas anak.
b. Bagi guru
Bagi guru khususnya bagi pembaca, penelitian ini
diharapkan dapat pengetahuan mengenai kreativitas anak usia
dini.
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Kreativitas anak usia dini
1. Kreativitas
Kreativitas menurut Santrock yaitu kemampuan untuk memikirkan sesuatu
dengan cara-cara yang baru dan tidak biasa serta melahirkan suatu solusi yang
unik terhadap masalah-masalah yang dihadapi. Mayesty menyatakan bahwa
kreativitas adalah cara berpikir dan bertindak atau menciptakan sesuatu yang
original dan bernilai/berguna bagi orang tersebut dan orang lain. Sejalan dengan
yang dikemukakan oleh Gallagher (dalam Munandar) mengungkapkan bahwa
kreativitas berhubungan dengan kemampuan untuk menciptakan, mengadakan,
menemukan suatu bentuk baru dan atau untuk menghasilkan sesuatu melalui
keterampilan imajinatif , hal ini berarti kreativitas berhubungan dengan
pengalaman mengekspresikan dan mengaktualisasikan identitas individu dalam
bentuk terpadu dalam hubungan dengan diri sendiri dengan alam dan orang lain.
Kemudian Freeman dan Munandar (dalam Suyanto) mengemukakan bahwa
kreativitas ialah ekspresi seluruh kemampuan anak2. Oleh karena itu, kreativitas
hendaknya sudah dikembangkan sedini mungkin semenjak anak dilahirkan.
Selanjutnya Semiawan dan Munandar berpendapat bahwa kreativitas merupakan
kemampuan untuk memberikan gagasan-gagasan baru dan menerapkannya dalam
pemecahan masalah. Secara rinci Drevdahl (dalam Hurlock) mengungkapkan
bahwa kreativitas adalah kemampuan seseorang untuk m enghasilkan komposisi,
produk atau gagasan apa saja yang pada dasarnya baru dan sebelumnya tidak
dikenal pembuatnya. Ia dapat berupa kegiatan imajinatif atau sintesis pemikiran
yang hasilnya bukan hanya perangkuman, ia mungkin mencakup pembentukan
pola baru dan gabungan informasi yang diperoleh dari pengalaman sebelumnya
dan pencakokan hubungan lama ke situasi baru dan mungkin mencakup
2
Munandar, Utami , Dasar-Dasar Pengembangan Kreativitas Anak Berbakat (Jakarta:
Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi, 1995) Hlm 11
pembentukan korelasi baru , ia harus mempunyai maksud atau tujuan yang
ditentukan, bukan fantsi semata, walaupun merupakan hasil yang sempurna dan
lengkap, iamungkin dapat berbentuk produk seni, kesusasteraan, produk ilmiah
atau mungkin bersifat prosedural atau metodologis. Pada intinya kreativitas adalah
kemampuan seseorang untuk melahirkan sesuatu yang baru, baik berupa gagasan
maupun karya nyata, yang relatif berbeda dengan apa yang telah ada sebelumnya.
Selaras dengan yang dikemukakan oleh Moreno dalam Slameto yang penting
dalam kreativitas itu bukanlah penemuan sesuatu yang belum pernah diketahui
orang sebelumnya, melainkan bahwa produk kreativitas itu merupakan sesuatu
yang baru bagi diri sendiri dan tidak harus merupakan sesuatu yang baru bagi
orang lain atau dunia pada umumnya. (Hartiti:30).3
Dengan demikian, disimpulkan bahwa kreativitas ialah kemampuan yang
dimiliki oleh seseorang untuk menghasilkan suatu ide/produk yang baru/original
yang memiliki nilai kegunaan, dimana hasil dari ide/produk tersebut diperoleh
melalui proses kegiatan imajinatif atau sintesis pemikiran yang hasilnya bukan
hanya perangkuman, tetapi mencakup pembentukan pola baru dan gabungan
informasi yang diperoleh dari pengalaman sebelumnya. Proses belajar kreatif
sebagai keterlibatan dengan sesuatu yang berarti, rasa ingin tahu dan mengetahui
dalam kekaguman, ketidak lengkapan, kekacauan, kerumitan, ketidakselarasan,
ketidakteraturan dan sebagainya. Kesederhanaan dari struktur atau mendiagnosis
suatu kesulitan dengan mensintesiskan informasi yang telah diketahui,
membentuk kombinasi dengan menciptakan alternatif-alternatifbaru,
kemungkinan-kemungkinan baru, dan sebagainya. Mempertimbangkan, menilai,
memeriksa, dan menguji kemungkinan-kemungkinan baru, menyisihkan,
memecahkan yang tidak berhasil, salah dan kurang baik, memilih pemecahan
yang paling baik dan membuatnya menarik atau menyenangkan secara estesis,
mengkomunikasi hasil-hasilnya kepada orang lain”. Dengan demikian dalam
belajar kreatif harus melibatkan komponen-komponen pengalaman belajar yang
paling menyenangkan dan paling tidak menyenangkan lalu menemukan bahwa
3
Mulyani, Novi, Mengembangkan Kreativitas Anak Usia Dini (Bandung: PT Remaja
Rosda Karya) hlm. 33
pengalaman dalam proses belajar kreatif sangat mungkin berada di antara
pengalaman-penglaman belajar yang sangat menenangkan, pengalama-
pengalaman yang sangat memberikan kepuasan kepada kita dan yang sangat
bernilai bagi kita. Jadi kreativitas dapat diartikan sebagai kemampuan guru dalam
menciptakan hal-hal baru pada pembelajaran baik berupa kemampuan
mengembangkan kemampuan formasi proses belajar mengajar yang berupa
pengetahuan sehingga dapat membuat kombinasi yang baru dalam belajarnya.
Berdasarkan beberapa definisi yang diuraikan, disimpulkan bahwa kreativitas
merupakan suatu proses mental individu yang melahirkan gagasan, proses,
metode ataupun produk baru yang efektif yang bersifat imajinatif, fleksibel,
suksesi, dan diskontinuitas, yang berdaya guna dalam berbagai bidang untuk
pemecahan suatu masalah. Jadi kreativitas merupakan bagian dari usaha
seseorang. Kreativitas akan menjadi seni ketika seseorang melakulan kegiatan.
Dari pemikiran yang sederhana itu, penulis melakukan semua aktivitas yang
bertujuan untuk memacu atau menggali kreativitas.
2. Tujuan Pengembangan Kreativitas
Menurut Munandar ada alasan mengapa kreativitas penting untuk
dimunculkan, dipupuk dan dikembangkan dalam diri anak, antara lain: Pertama,
dengan berkreasi anak dapat mewujudkan dirinya. Perwujudan diri adalah salah
satu kebutuhan pokok manusia. Kedua, kemampuan berpikir kreatif dapat melihat
berbagai macam penyelesaian suatu masalah. Mengekspresikan pikiran-pikiran
yang berbeda dari orang lain tanpa dibatasi pada hakikatnya akan mampu
melahirkan berbagai macam gagasan. Ketiga, bersibuk secara kreatif akan
memberikan kepuasan kepada individu tersebut. Hal ini penting untuk
diperhatikan karena tingkat ketercapaian kepuasan seseorang akan mempengaruhi
perkembangan sosial emosinya. Keempat, dengan kreativitas memungkinkan
manusia meningkatkan kualitas hidupnya. Gagasan-gagasan baru sebagai buah
pemikiran kreatif akan sangat diperlukan untuk menghadapi masa depan yang
penuh tantangan. Jadi tujuan mengembangkan kreativitas pembelajaran adalah
sebagai berikut;
a. Mengenal cara mengekspresikan diri melalui hasil karya dengan
menggunakan teknik-teknik yang dikuasainya.
b. Mengenalkan cara dalam menemukan alternatif pemecahan masalah.
c. Membuat anak memiliki sikap keterbukaan terhadap berbagai pengalaman
dengan tingkat kelenturan dan toleransi yang sangat tinggi terhadap
ketidakpastian.
d. Membuat anak memiliki kepuasan diri terhadap apa yang dilakukannya
dan sikap menghargai hasil karya orang lain.4
Dapat kita ketahui bahwa kecerdasan dan kreativitas
memiliki kaitan yang erat walaupun diantara keduanya tidak ada
hubungan mutlak. Orang kreatif dapat dipatikan adalah orang
yang cerdas, tetapi tidak selalu orang yang cerdas itu kreatif.
Menurut penjelasan Hurlock, hal ini terciptanya sebuah karya
kratifmembutuhka lebih dari kecerdasan. Misalnya banyak anak
pandai mencapai keberhasilan akademis, tetapi hanya sedekit
yang menunjukkan cara berfikir kreatif, yang tidak hanya
sekedar diberikan oleh guru. Gardner menyatakan bahwa
kecerdasan merupakan kemampuan untuk menyelesaikan
masalah, menciptakan prodek yang berharga dalam stu atau
beberapa lingkungan budaya masyarakat. Ia memiliki pandangan
mengenai pemikiran, tetang kecerdasan yang harus mengakui
bahwa setiap orang mempunyai kekuatan pemahaman berbeda-
beda, menerima bahwa rang mempunyai kekuatan berbeda dan
gaya pemahaman yang kontraks. Titik tekan teori kecerdasan
jamak adalah pada kemampuan menyelesaikan masalah dan
untuk menciptakan suatu produk atau karya. Secara terperinci
kecerdasan merupakan:
4
Mulyani, Novi, Mengembangkan Kreativitas Anak Usia Dini (Bandung: PT Remaja
Rosda Karya) hlm. 11.
a. Kemampuan untuk menciptakan suatu produk yang efektif
atau menyumbangkan pelayananyang bernilai dalam
suatau budaya
b. Sebuah perangkat keterampilan menemukan atau
meciptakan seseorang dalam memecahkan permasalahan
dalam hidupnya.
c. Potensi untuk menemukan jalan keluar dari
masalahmasalah yang dilibatkan.
a. Animisme
Anismisme adalah kecendrungan untuk menganggap
benda mati sebagai benda hidup.
b. Bermain drama
Dalam bermain drama anak menirukan perilaku orang lain,
biak itu petani, ayah, ibu, dokter, atau yang lainnya, dan
juga menirukan situasi kehidupan tertentu seperti sedang
lapar, marah, dan lainya.
c. Bermain konstuktif
Anak bermain atau meniru apa saja yang dilihatnya dalam
kehidupan sehari-hari.
d. Teman imajiner
Anak pemalu atau yang pernah mengalami pengalaman
sosial dini yang tidak menyenangkan mungkin lebih
menyukai teman imajiner dari pada teman yang
sesunggunya
e. Melamun
Melamun merupakan permainan mental, yang biasanya
disebut dengan berkhayal.
f. Melucu
Kemampuan untuk mempersepsikan kelucuan dan
kemampuan melucu. Kedua aspek ini dapat menunjang
penerimaan sosial karena membantu menciptakan kesan
bahwa anak itu cukup menyenangkan dalam pergaulan
dan suport
g. Bercerita
Pada mulanya cerita yang dibawakan oleh anak-anak
sifatnya repoduktif. Dengan kata lain mereka menceritakan
hal-hal yang telah mereka dengar.5
Media,2012)Hlm. 51.
rumah, yang dibuat dari kursi yang dibalik dan ditutupi selimut atau gambar
seekor anjing. Dan tidak ada yang lebih mengurangi harga dirinya daripada kritik
atau ejekan terhadap kreasi itu atau pertanyaan apa sesungguhnya bentuk yang
dibuatnya itu.
b. menjadi kreatif penting bagi anak kecil untuk menambah bumbu dalam
permainannya pusat kegiatan hidup mereka, jika kreativitas dapat membuat
permainan menyenangkan, mereka akan merasa bahagia dan puas, ini sebaliknya
akan menumbuhkan penyesuaian pribadi dan sosial yang baik. c) prestasi
merupakan kepentingan utama dalam penyesuaian hidup mereka, maka kreativitas
membantu mereka untuk mencapai keberhasilan di bidang yang berarti bagi
mereka dan dipandang baik oleh orang yang berarti baginya akan menjadi sumber
kepuasan ego yang besar . d) nilai kreativitas yang penting dan sering dilupakan
ialah kepemimpinan, pada setiap tingkatan usia pemimpinharus menyumbangkan
sesuatu pada kelompok yang penting artinya bagi anggota kelompok, sumbangan
itu mungkin dalam bentuk usulanbagi kegiatan bermain yang baru dan berbeda
atau berupa usulan mengenaibagaimana tanggung jawab khusus terhadap
kelompok8. Kemudian Munandar (dalam Susanto) mengungkapkan mengeni
manfaat kreativitas bagi anak yaitu kreativitas yang memungkinkanmanusia
meningkatkan kualitas hidupnya, dalam era pembangunanini tidak dapat
dipungkiri bahwa kesejahteraan dan kejayaan masyarakatdan negara bergantung
pada sumbangan kreatif , berupa ide-ide baru, penemuan-penemuan baru, dan
teknologi baru dari anggota masyarakatnya,untuk mencapai hal itu, perlulah sikap
dan perilaku kreatif dipupuk sejak dini, agar anak didik kelak tidak hanya menjadi
konsumen pengetahuan baru dan pencari kerja, tetapi mampu menciptakan
pekerjaan baru (wiraswasta) Lebih rinci dikemukakan bahwa kreativitas perlu
dipupuk sejak dini dalam diri peserta didik agar:9
Pertama: karena dengan berkreasi orang dapat perwujudan
diri/aktualisasi, dimana hal ini merupakan kebutuhan pokok pada tingkatketujuh
8
B, E, Hurlock, Psikologi Perkembangan Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Usia
(Jakarta: Erlangga, 1999)Hlm 90
9
Munandar, Utami , Dasar-Dasar Pengembangan Kreativitas Anak Berbakat (Jakarta:
Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi, 1995)hlm. 93.
dari delapan kebutuhan dalam kehidupan manusia. Kreativitas merupakan
manifestasi dari ndividu yang berfungsi sepenuhnya. Maslow menggambarkannya
sebagai berikut:Kebutuhan pada tingkat dasar adalah kebutuhan fisiologis (
Physiologicalneeds), yaitu kebutuhan akan udara,makanan, minuman, sex ,
pakaiandan tidur . Kebutuhan pada hierarki yang kedua adalah kebutuhan
rasaaman ( Safetyneeds). Kebutuhan ini terdiri atas keamanan fisik, rasa amanada
pekerjaan, rasa aman pada keluarga, rasa aman pada tempat tingga. Kebutuhan
pada hierarki yang ketiga adalah persahabatan ( Belongingness & Love needs)
yaitu kebutuhan akan cinta dan dicintai. Kebutuhan berikutnyaadalah kebutuhan
harga diri (Esteemneeds). Misalnya, kebutuhan akan penghargaan, rasa percaya
diri. Kebutuhan pada hierarki selanjutnya adalah kebutuhan untuk pengetahuan
(Needtoknow&Understand) yaitu kebutuhan untuk memahami diri sendiri dan
dunia. Berikutnya adalahkebutuhan kreativitas dan estetis (Aestheticneeds) yaitu
kebutuhan untukmenggunakan pengetahuan dan mengembangkan bakat.
Kebutuhanmanusia pada tingkat yang lebih abstrak adalah kebutuhan aktualisas
idiri (Selfactualization) yaitu kebutuhan untuk menyadari makna hidup. Terakhir
adalah kebutuhan transendensi (Transcendence) yaitu kebutuhan untuk menyatu
dan memiliki makna yang hakiki sebagai bagian dari dunia .Kebutuhan
transendensi memungkinkan individu untuk mengorientasikandiri pada
kepentingan dunia dibanding dengan kepentingan dirinya sendiri.
K edua: kreativitas atau berpikir kreatif sebagai kemampuan untukmelihat
bermacam-macam kemungkinan penyelesaian terhadap suatumasalah, merupakan
bentuk pemikiran yang sampai saat ini masih kurang mendapat perhatian dalam
pendidikan. Di sekolah yang terutama dilatihadalah penerimaan pengetahuan,
ingatan dan penalaran.
K etiga: bersibuk diri secara kreatif tidak hanya bermanfaat (bagidiri
pribadi dan bagi lingkungan) tetapi juga memberikan kepuasanpada individu. Dari
wawancara terhadap tokoh-tokoh yang telah mendapatpenghargaan karena
berhasil menciptakan sesuatu yang bermakna, yaitupara seniman, ilmuwan, dan
ahli penemu, ternyata faktor kepuasan iniamat berperan bahkan lebih dari
keuntungan material semata-mata.
K eempat: kreativitaslah yang memungkinkan manusia meningkatkan
kualitas hidupnya. Dalam era pembangunan ini kesejahteraan dan kejay a a
nmmasyarakat dan negara bergantung pada sumbangan kreatif , berupaide-ide
baru, penemuan-penemuan baru, dan teknologi baru. Untuk mencapaihal itu
perlulah sikap pemikiran dan perilaku kreatif dipupuk sejak dini 10.
Dari penjelasan di atas, disimpulkan bahwa pengembangan kreativitas
harus dilakukan sejak usia dini agar kelak mereka dapat menciptakansuatu hal
yang baru dikemudian hari, baik itu berupa produk dalam bentukgagasan yang
dapat diterapkan untuk pemecahan masalah, atau sebagaikemampuan untuk
melihat unsur-unsur yang sudah ada sebelumnya.Di samping itu anak dapat
mengaktualisasikan dirinya yang merupakankebutuhan pokok tertinggi dalam
hidup manusia. Namun sebaliknya,orang yang kurang kreatif tidak akan mampu
menciptakan suatu hal yang baru dan kurang dapat mengaktualisasikan dirinya
dalam kehidupan.Sebagaimana yang diungkapkan oleh Spock bahwa orang yang
sangat berpikir literal mempunyai kegunaan terbatasbagi dunia dan kemampuan
terbatas untuk memperoleh kegembiraan.
6. Metode pengembangan kreativitas
kreativitas bukanlah sesuatu yang mandiriatau berdiri sendiri, atau
bukanlah semata – mata kelebihan yang dimilikiseseorang, lebih dari itu
kreativitas merupakan bagian dari buah usaha seseorang. Kreativitas akan menjadi
seni ketika seseorang melakukankegiatan.Kreativitas salah satu sumber dari
keberbakatan. Keberbakatanmempunyai persamaan dengan genius karena
keduanya biasanyaberkaitan dengan kualitas intelektual, namun keberbakatan
seperti halnyatalent belum tentu terwujud dalam suatu karya unggul yang
mendapatpengakuan universal. Jadi tidak semua anak berbakat merupakan anak
genius, sedangkan anak yang cerdas lebih mengandung pengertian sebagai anak
yang memiliki intelegensi dan kecerdasan yang tinggi.11
Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi, 1995)hlm. 93.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
14
Dewantara, Ki, Hadjar, Dewantara Bagian Pertama Pendidikan (Yigyakarta: Uts-
Press,2013)Hlm. 82.
metodologi kualitatif sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data
deskriptif berupa kata, baik kata tertulis maupun lisan dari orang-orang dan
perilaku yang dapat diamati. Pendekatan ini diarahkan pada latar dan individu
tersebut secara holistik (utuh). Jadi, dalam hal ini tidak boleh mengisolasikan
individu atau organisasi ke dalam variabel atau hipotesis, tetapi perlu
memAndangnya sebagai bagian dari suatu keutuhan. Penelitian deskriptif
kualitatif ini bertujuan untuk mendeskripsikan apa-apa yang saat ini berlaku. Di
dalamnya terdapat upaya mendeskripsikan, mencatat, menganalisis, dan
menginterpretasikan keadaan yang saat ini terjadi. Dengan kata lain penelitian
deskriptif kualitatif ini bertujuan untuk memperoleh informasi-informasi
menganai keadaan yang ada. Dalam penelitian ini, peneliti ingin mengetahui
informasi mengenai upaya meningkatkan kreativitas anak melalui permainan
plastisin.
1. Temapat
Tempat penelitian yang diambil dalam penelitian ini adalah di kota
Palembang. maka peneliti menentukan beberapa tempat yang lebih spesifik dalam
melakukan penelitian ini yaitu dijadikan sebagai tempat penelitian ini berdasarkan
hasil rekomendasi dari dosen pengampu dan prodi.
2. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada tangga 29 september sampai dengan 30
november, pada ada umunya penelitian kualitatif membutuhkan waktu yang lama,
karena tujuan penelitian kualitatif adalah penemuan, bukan sekedar pembuktian
hipotesis. Namun demikian penelitian kualitatif juga bisa berlangsung dalam
jangka waktu yang pendek asalkan sudah ditemukan data yang sudah jenuh.
C. Sember Data
1. Observasi
Nautiom dalam Sugiyono menyatakan bahwa, observasi adalah dasar
semua ilmu pengetahuan. Para ilmuan hanya dapat bekerja berdasarkan data, yaitu
fakta mengenai dunia kenyataan yang diperoleh melalui observasi. Data itu
dikumpulkan dan sering dengan bantuan alat yang sangat canggih, sehingga
benda-benda yang sangat kecil (proton dan elektron) maupun yang sangat jauh
(benda ruang angkasa) dapat diobservasi dengan jelas.
15
Lexsy, J, Moleong, Metodologi Penelitian Kualitativ (Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2014)Hlm.156.
Teknik observasi ini digunakan supaya peneliti melihat langsung keadaan di
Banjarnegara terkait mengenai pendidikan anak usia dini dan keluarga muda
melalui proses pengamatan dan pencatatan. Peneliti melihat dan mengamati
sendiri kemudian mencatat perilaku dan kejadian sebagaimana yang terjadi pada
keadaan sebenarnya.
2. Wawancara
Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu. Percakapan
tersebut dilakukan oleh dua belah pihak yaitu pewawancara (interviewer) yang
mengajukan pertanyaan dan terwawancara (interviewee) yang memberikan
jawaban atas pertanyaan itu. Teknik wawancara digunakan untuk memperoleh
data dan informasi dari narasumber terkait upaya meningkatkan kreativutas anak
melalui permaninanplastisin di RA Perwanida 2 palembang. Selain itu, dengan
wawancara peneliti dapat mengetahui hal-hal yang lebih mendalam dari
narasumber.
E. Instrumen Penelitian
Pada teknik analisis data, peneliti menggunakan teknik analisis data selama
di lapangan berdasarkan model Miles dan Huberman. Model ini terdiri dari tiga
tahap yaitu sebagai berikut:
1. Reduksi Data
Data yang diperoleh di lapangan jumlahnya cukup banyak, maka dari itu
perlu dilakukan reduksi data yang berarti merangkum, memilih hal-hal yang
pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, serta dicari tema dan polanya.
Dengan demikian data yang diperoleh dapat lebih jelas dan mempermudah
peneliti untuk mencari data selanjutnya.
2. Penyajian Data
Data direduksi, langkah selanjutnya adalah menyakinkan data. Penyajian
data bisa berupa uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori atau pun
sejenisnya. Penyajian data ini dilakukan untuk memudahkan peneliti memahami
apa yang tejadi dan merencanakan kerja selanjutnya.
3. Penarikan Kesimpulan (Verifikasi)
Dalam penelitian kualitatif, kesimpulan awal dapat bersifat sementara, dan
dapat berubah apabila tidak ditemukan bukti-bukti kuatyang mendukung pada
tahap pengumpulan data berikutnya. Namun apabila telah ditemukan bukti yang
mendukung, kesimpulan dapat dijadikan sebuah temuan baru yang sebelumnya
belum pernah ada.
G. Validitas
Dalam penelitian kualitatif, temuan atau data dapat dinyatakan valid apabila
tidak ada perbedaan antara yang dilaporkan peneliti dengan apa yang
sesungguhnya terjadi pada obyek yang diteliti. Namun pada penelitian kualitatif,
kebenaran realitas data tidak bersifat tunggal, tetapi jamak dan tergantung pada
konstruksi manusia, dibentuk dalam diri seseorang sebagai hasil proses mental
tiap individu dengan berbagai latar belakangnya. Dalam penelitian ini peneliti
menggunakan beberapa macam teknik untuk menguji kebenaran data, yaitu
sebagai berikut:
1. Ketekunan pengamatan
Dalam penelitian kualitatif, ketekunan pengamatan bagi peneliti
merupakan hal yang penting. Peneliti harus cermat dan berkesinambungan.
Dengan cara tersebut maka kepastian data dan urutan peristiwa akan dapat
direkam secara pasti dan sistematis. Dengan meningkatkan ketekunan, peneliti
dapat melakukan pengecekan kembali apakah data yang telah ditemukan itu salah
atau tidak sehingga data yang diperoleh menjadi akurat. Untuk meningkatakan
ketekunan peneliti, dapat dilakukan dengan cara membaca berbagai referensi buku
maupun hasil penelitian atau dokumentasi-dokumentasi yang terkait dengan
temuan yang diteliti yaitu terkait pendidikan anak usia dini dan keluarga muda.
Dengan membaca ini maka wawasanpeneliti akan semakin luas dan tajam,
sehingga dapat digunakan untuk memeriksa data yang ditemukan itu benar atau
dapat dipercaya atau tidak .
2. Menggunakan bahan referensi
Dalam hal ini, yang dimaksud menggunakan bahan referensi adalah
adanya pendukung untuk membuktikan data yang ditemukan oleh peneliti. Bahan
referensi yang dijadikan pendukung dapat berupa data tentang interaksi manusia,
atau gambaran suatu keadaan yang perlu didukung oleh foto-foto, alat-alat bantu
perekam data dalam penelitian kualitatif, seperti kamera, handycam, atau alat
rekam suara sangat diperlukan untuk mendukung kredibilitas data yang telah
ditemukan oleh peneliti.
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Profil Sekolah
1. Lokasi Lembaga
2. Sejarah Lembaga
a. Visi
Unggul dalam prestasi, Akhlakulkarimah dalam prilaku serta bebas
buat baca hurup AL Quran.
b.Misi
a) Menciptakan situasi belajar mengajar yang kondusif
b) Menanamkan nilai-nilai moraldan agama pada anak sejak dini
c) Mengenalkan dan memberikan pembelajaran iqro pada anak
d) Meningkatakan dan mengembangkan kegiatan ekstra kulikuler dan
keagamaan
c. Tujuan
a) Terciptanya suaana yang menyenangkan dalam proses bermain
sambil belajar.
b) Terbentuknya Akhlakulkarimah pada anak.
c) Anak mampu membaca dan menulis huruf Al Quran.
d) Menghasilkan lulusan yang berkualitas, berpengetahuan, rajin
ibadah, cerdas, produktif, jujur, adil, berdisiplin, bertoleransi
(Tsasamuh) berakhlakul karimah dan bertaqwa keapadabAllah
Subhanallahta’ala.
Dikelas ini saya mengamati kreativtas anak yang mana saya mengajak
anak di kelas B3 bermain plastisin, untuk mengetahui perkembangan dan
kekreativan anak, selaian mengetahui perkembangan motorik, perkembangan
sosial emosional, kognitif dan seni dapat kita lihat dalam anak bermain pelastisin,
dan juga kreativitas anak dalam berfikir dan mengembangankan imajinasinya.
Tidak seluruh anak di kelas B3 ini memiliki motorik yang bagus ada lima anak
yang saya lihat masih belum berkembang seperti motorik, kognitif, sosial
emosional nya, maka dengan ini saya mengajak anak-anak di kelas B3 ini bermain
plastisin guna melihat kreativitas anak, dengan demikian melatih motorik,
kognitif, sosial emosional, dan seni anak, agar anak aktif dalam bermain plastisin
dan juga kretivitas anak dalam mengembangkan imajinasinya.
B. Karakteristik anak
Dikelas B3 ini saya meliahat anak –anak tertarik bermain plastisin secara
tidak langsung anak tertarik dan tidak juga mengikat, anak-anak menikmati
permainan plastisin tersebut.
2. Nama-Nama Anak
Kelas B3
No Indikator Skor
BB MB BSH BSB
1 Apakah anak dikelas
B mampu mengikuti
intruksi guru dalam
proses permaninan
plastisin
2 Bagaimana keaktifan
anak dalam proses
bermain plastisin
3 Ketertarikan anak di
kelas B dalam proses
permainan plastsin
4 meremas plastisin
dengan menggunakan
tangan lima jari atau
sepuluh jari
5 Anak bertanya apa
yang akan mereka
buat
6 Anak menunjukan
hasil yang mereka
buat dari bermain
plastisin kepada guru
7 Bagaimana seni anak
dalam proses
permainan plastisin
8 Perkembengan fikir
anak dalam proser
bermain plastisin
9 Memahami gambar
yang mereka buat
dari plastisin tersebut
10 Apakah anak di kelas
B ini sudah bisa
meremas,
menggulung plastisin
dengan lima atau
sepuluh jari
11 Menghargai karya
yang dibuat oleh
dirinya sendiri
12 Menghargai karya
temannya
Daftar Tabel II: Penilainan Onservasi Keseluruhan
Ket ;
BB : Belum Berkembang
MB : Mulai Berkembang
BSH : Berkembangan Sesuai Harapan
BSB : Berkembangn Sesuai Harapan
Hasil dari penilaian obsevasi keseluruhan anak di kelas B3 ini rata-rata
mulai berkembang dan berkembang sesuai harapan, dapat kita lihat kretivitas
anak di kelas B3 ini memlalui permainan plastisin karena permainan plastisin ini
guna untuk mengembangkan kretivitas anak-anak.
Hasil Observasi Kretivitas Anak kegiata I
No Nama Indikator
6 M . fadal ubaidillah
7 M . maulana
8 M . arka
9 M . razqo
10 M . sekhi zaidan
11 Naura dellia
12 Neng sri asusti
Ket : hasil observasi kegiatan I ini yang mana meremas plastisin dengan
lima jari atau sepuluh jari di kegiatan ini anak anak berkembang sesuai harapan
walaupun ada beberapa yang mulai berkembang, mereka tida kesulitan dalam
meremas plastisin namun hanya bisa dipukul-pukul dan di tekan-tekan.
No Nama Indikator
3 M . Abidimas
4 M . alfarizhi
5 M . awwad chulashy
6 M . fadal ubaidillah
7 M . maulana
8 M . arka
9 M . razqo
10 M . sekhi zaidan
11 Naura dellia
12 Neng sri asusti
14 Said al fatih
15 Ahmad raihan
16 Shafira riski
17 Syafiqoh al – husna
18 Syakira akifah neila
Daftar Tabel IV: Hasil Kegiatan 2
Ket : hasil observasi kegiatan II ini saya tidak menemukan anak yang
mengalami kesulitan dalam membuat nama nya sendiri kenapa di kegiatan II ini
saya memberi penilain kebanyakan mulai berkembangn dari pada berkembangan
sesuai harapan karena meraka rata-rata bisa membuat namanya sendiri walaupun
terbalik atau kelru membuat huruf dari plastisin, selain itu mereka harus diarahkan
karena jika tidak diarah kan anak akan diam atau malah membuat sesuatu yang
lain.
No Nama Indikator
6 M . fadal ubaidillah
7 M . maulana
8 M . arka
9 M . razqo
10 M . sekhi zaidan
11 Naura dellia
12 Neng sri asusti
14 Said al fatih
15 Ahmad raihan
16 Shafira riski
17 Syafiqoh al – husna
18 Syakira akifah neila
Daftar Tabel V: Hasil Kegiatan 3
Ket : pada hasil kegiatan III ini sesuai yang diinginkan anak karena jika
tentukan membuat segitiga atau membuat bunga dari plastisin, membuat anak
terikat maka dari itu di kegiatan III ini membuat sesuai keingan mereka, dan juga
disi kita dapat melihat mana anak yang kretivitas daya fikirnya berkembang,
sebagian mulai bisa berkembang sesuai harapan dan banyak yang mulai
berkembang.
No Nama Indikator
3 M . Abidimas
4 M . alfarizhi
5 M . awwad chulashy
6 M . fadal ubaidillah
7 M . maulana
8 M . arka
9 M . razqo
10 M . sekhi zaidan
11 Naura dellia
12 Neng sri asusti
14 Said al fatih
15 Ahmad raihan
16 Shafira riski
17 Syafiqoh al – husna
Ket : pada kegiatan empat ini kenapa semuanya mulai berkembang karena
saya mengamati bahwa anak-anak di kelas B3 ini keseluruhan anak hanya dapat
membuat bentuk lonjong yang berbeda – beda ada yang membuat lingkaran
berbentuk donat tetapi walaupun anak hanya membuat bentuk seperti itu
kretivitasnya mulai berkembang selain kretivitas perkembangan kognitif,
emosional, motorik, dan seni anak juga mulai berkembang, jadi di kelas B3 ini
saya mengapresiasi hasil dari kegiatan anak bermain plastisin.
BAB V
A. Simpulan
DAFTAR FUSTAKA
Dewantara, Ki, Hadjar, 2013. Dewantara Bagian Pertama Pendidikan (Yigyakarta: Uts-
Press)
Habisa S. Rahman,2002, Konsep Dasar Pendidikan Anak Usia Dini
( Yogyakarta: PGTKI Press)
Munandar, Utami ,1995. Dasar-Dasar Pengembangan Kreativitas Anak
Berbakat (Jakarta: Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan Direktorat Jendral
Pendidikan Tinggi)
Mulyani, Novi, 2019. Mengembangkan Kreativitas Anak Usia Dini (Bandung:
PT Remaja Rosda Karya)
Lexsy, J, Moleong, 2014. Metodologi Penelitian Kualitativ (Bandung: PT
Remaja Rosdakarya, )
Rochayah, S, 2012. Mengembangkan Kreativitas Anak Melalui Bermain
Plastisin Pada Sisiwa Kelompok B TK Masyitoh 02 (Perwokerto)
LAMPIRAN
Bermain Plastisin
Gambar II: Plastisin yang di gunakan