Anda di halaman 1dari 75

I Pendidikan Dan llmu Pendidikan UNP I

LAPORAN PENELlTlAN
I - x-3

STUD1 DESKRlPTlF TENTANG PENGEMBANGAN


SlKAP PRILAKU ANAK Dl TK PLANET KIDS LUBUK
MINTURUN PADANG

Oleh:

Nurhafizah, MPd NIP. 197314102006042001

Wima Novita NIM: 01460

Silvia Ningsih NIM: 01476

Dibiayai DlPA UNP


Nomor : 06641023-04.2.01/03/2012
Tanggal 9 Desember 201 1
Universitas Negeri Padang

JURUSAN PENDIDIKAN GURU PENDIDIKAN ANAK USlA DIN1


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2012
HALAMAN PENGESAHAN

Judul : Studi Deskriptif tentang Pengembangan Sikap Prilaku


Anak di TK Planet Kids Lubuk Minturun Padang

Ketua Peneliti :Nurhafuah, MPd

Jurusan :Pendidikan guru pendidikan anak usia dini (PG-PAUD)

Padang, November 20 12

Disetujui Oleh

Periview. Peneliti

Dr. Rakimahwati. MPd Nuhafizah. ME(^


NIP. 19580305198003 2 003 NIP. 1973 1 0 1 4200604200 1
ABSTRAK

Sikap perilaku anak bermacam-macam mulai dari sikap perilaku baik


sampai pada sikap perilaku yang menyimpang. Agar tidak terjadi sikap
perilaku anak menyimpang maka setiap anak perlu mendapatkan didikan
dari orang dewasa yang bertanggung jawab kepadanya seperti orangtua
dan guru. Sebagai pendidik, orangtua dan guru harus memberikan contoh
keteladanan kepada anak, apalagi pada anak usia dini misalnya anak TK,
dimasa-masa usia tersebut merupakan masa atau periode meniru atau
periode imitasi. Jika pendidik berlaku salah maka prilaku salah tersebutlah
yang akan ditiru anak. Di sekolah seorang guru perlu menstimulasi sikap
prilaku anak agar sikap perilaku tersebut berkernbang ke arah perilaku
yang lebih baik. Sikap guru sebagai seorang pendidik berbeda-beda
dalam menghadapi perilaku anak. Ada guru yang sabar rnenghadapi
perilaku anak, dengan memberikan nasehat serta motivasi dengan
berbagai cara agar sikap perilaku anak berubah ke arah yang lebih baik.
Namun ada juga guru dalam mengahadapi anak tidak memiliki sikap
sabar, tidak rnerespons perilaku anak dan tidak memberikan rnotivasi agar
anak dapat rnerubah perilakunya. Padahal pengembangan sikap prilaku
merupakan ha1 yang sangat penting dalam membentuk pembiasaan-
pembiasaan baik pada anak. pembiasaan berprilaku baik tersebut
selayaknya dilakukan sejak usia dini sebagai pondasi awal bagi
pengembangan sikap prilaku anak selanjutnya agar anak memiliki karakter
positif di kemudian hari. Taman Kanak-kanak merupakan jenjang
pendidikan anak usia dini yang dapat menjadi wadah bagi pengembangan
sikap prilaku tersebut.

Kata Kunci: Pengembangan; Sikap Prilaku; Anak, Taman Kanak-kanak


KATA PENGANTAR

Puji Syukur peneliti ucapkan kehadiran Allah Yang Maha Esa Yang

telah memberikan rahmat dan karunia-Nya, sehingga peneliti dapat

menyelesaikan penelitian ini dengan judul, "Studi Deskriptif tentang

Pengembangan Sikap Prilaku Anak di Tk Planet Kids Lubuk Minturun

Padang". Pada kesempatan ini peneliti ingin menyampaikan ucapan

terimakasih kepada:
-
.

1: Ibu Dr. Hj. Rakimahwati, M.Pd selaku Sekretaris Jurusan memegang

kuasa Ketua-Jurusan PG-PAUD Fakultas llmu Pendidikan sekaligus

selaku revier.

2. Bapak Prof. Dr. H. Firman MS,Kons selaku Dekan Fakultas llmu

Pendidikan.

3. Ibu Kepala sekolah dan guru kelas di TK Planet Kids Lubuk Minturun

Padang yang telah berkenan memberi izin untuk melakukan penelitian.

Peneliti menyadari bahwa laporan ini belum pada tahap sempurna.

Untuk itu peneliti menerima saran, masukan dan kritikan yang positif serta

bermanfaat untuk kesempumaan laporan penelitian ini, semoga laporan

penelitian ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan dapat memberikan

sumbangar) untuk pengembangan ilmu pengetahuan.

Padang, September 201 1

Peneliti
DAFTAR IS1

ABSTRAK ............................................................................................ i

KATA PENGANTAR ...........................................................................ii


...
DAFTAR IS1.....................
............................................................111

BAB l PENDAHULUAN

A. Latar belakang masalah ...................................................... 1


B. Fokus Penelitian ................................................................. 5
C. Perumusan masalah ............................................................ 5
D. Tujuan penelitian ................................................................. 5
E. Manfaat penelitian ...............................................................6

BAB I1ACUAN TEORlTlK

A. Hakikat anak usia dini ......................................................... 7


B. Urgensi stimulasi sejak usia dini .......................................... 10
C. Hakekat Pengembangan sikap prilaku anak ........................ 10
D. Peran guru dalam mengembangkan prilaku anak ............... 15

BAB Ill METODE PENELITIAN

A. Latar. Entri dan Kehadiran Penelitian .................................. 19


B. lnforrnan .............................................................................. 19
C. lnstrumentasi ......................................................................20
D. Teknik Pengumpulan Data ............................................. 2 1
E. Teknik Analisis Data ........................................................... 22
F. Teknik Pengabsahan Data ................................................23

BABIV TEMUAN-TEMUAN DAN HASIL PENELITIAN

A . Temuan hasil pengamatan deskriptif ................................... 24


B. Analisis data .................................................................. 43
C . Pembahasan........................................................................ 46

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A . Kesinipulan ..........................................................................49
B. lmplikasi ......................................................................... 50
C . Saran ...................................................................................54
REFERENSI
A. Daftar Pustaka ................................. . . .............................. 53
B. Apendix ...............................................................................54
BAB l

PENDAHULUAN

A. Lafar Belakang Masalah

Anshar (2005: 39) Pendidikan pada dasarnya bertujuan untuk

membantu individu mencapai perkembangan yang optimal sesuai dengan

potensi yang dimilikinya. Tentu saja pendidikan itu kita mulai pada masa

awal yaitu pada masa usia dini.

Setiap anak terlahir dengan sifatnya yang unik, tidak ada dua anak

yang sama sekalipun kembar siam. Setiap anak terlahir dengan potensi

yang berbeda-beda, memiliki kelebihan, bakat dan minat tersendiri. Anak

pada masa usia dini sedang berada dalam masa keemasan (golden age)

yaitu masa-masa dimana seorang anak mengalami kecerdasan yang

sangat tinggi. Pada masa inilah seorang anak mulai dididik agar potensi

yang dibawa sejak lahir itu dapat berkembang secara optimal. Setelah

mereka besar diharapkan dapat menjadi orang yang berguna bagi

masyarakat, bangsa dan negara serta dapat membahagiakan orangtua

dan keluarga yang telah susah payah membesarkannya dengan cinta dan

per~uh kasih sayang. Lingkungan keluarga khususnya orangtua

merupakan dasar pertama bagi pernbentukan pribadi anak.

Setiap individu yang lahir perlu ditumbuh kembangkan potensi yang

dimilikinya itu secara optimal. Untuk memperoleh pengenibangan potensi

maka orangtua harus memulai pendidikan terhadap anak dari kecil,


sebagaimana yang dikemukakan Kartini (1995: 15) "orangtua menjadi

pendidik pertama bagi anak keturunannya dan orang dewasa secara

kodrati memikul tanggung jawab untuk membantu pertumbuhan dan

perkembangan anak manusia dengan jalan mendidik".

Peniliti Otak, Marian Diamond mengatakan bahwa melatih

kecerdasan otak manusia itu tidak ada batas waktunya, tapi membangun

prilaku dan etika moral anak itu ada batas waktunya, dan jika batas itu

terlampaui maka akan sulit sekali merubahnya. Tujuan di bentukanya

instiitusi sekolah adalah untuk membangun kehidupan moral dan etika

prilaku bangsa yg lebih baik. Sekolah adalah agen perubahan yg harus

bisa mengubah prilaku anak menjadi baik, selain orangtuanya dirumah.

Berdasarkan kutipan diatas jelaslah bahwa upaya pengembangan

potensi individu ini merupakan tugas besar yang harus dilaksanakan oleh

pendidik diantaranya oleh orangtua di dalam keluarga dan guru di

sekolah. O!eh karena itu dibutuhkan pola asuh yang tepat agar anak

tumbuh dan berkembang secara optimal terutama sikap prilakunya.

Selain peran orangtua, lembaga Pendidikan Formal seperti Taman

Kanak-kanak (TK) dan lembaga PAUD adalah sebuah lembaga untuk

memberikan stimulus dalam membantu perkembangan anak. Orangtua

membutuhkan lembaga seperti Taman Kanak-kanak dalam membantu

pertumbuhan dan perkembangan anaknya baik fisik maupun psikis.

Pendidik atau guru pada Taman Kanak-kanak jug% berperan sebagai

orangtua bagi anak, dengan kata lain tugas guru adalah mendidik.

MILIN PERPUSTAKAAM 1
Mendidik anak dengan baik dan benar berarti

menumbuhkembangkan totalitas potensi anak secara wajar. Potensi

jasmaniah anak diupayakan pertumbuhannya secara wajar melalui

pemenuhan kebutuhan sandang, pangan dan papan oleh orangtua anak.

Sedangkan potensi rohaniah anak diupayakan pengembangannya secara

wajar melalui usaha pembinaan intelektual, perasaan dan budi pekerti. Hal

ini sangat sesuai dengan tujuan Taman Kanak-kanak menurut Depdiknas

(2004: 7) yaitu "membantu anak didik mengembangkan berbagai potensi

baik psikis yang meliputi moral dan nilai-nilai agama, sosial, emosional,

kognitif, bahasa, fisik 1 motorik, kemandirian, dan seni untuk siap

memasuki pendidikan dasar".

Tujuan tersebut akan terwujud dengan adanya guru sebagai

pendidik di Taman Kanak-kanak. Seorang guru hendaknya sudah memiliki

pengetahuan dan pemahaman dalam cara mendidik anak agar tujuan

tersebut dapat dicapai, tentu saja dengan bantuan dari berbagai pihak

dalam bidang pendidikan anak usia dini. Guru di TK berperan sebagai

teladan bagi anak didik artinya sikap guru dan semua yang ditunjukkan

oleh guru daiam perilakunya akan menjadi contoh bagi anak. Anak

biasanya mengidolakan orang-orang yang disukainya termasuk juga guru

yang akan diidolakan oleh seorang anak. Karena pada kenyataanya

banyak sekali anak yang mengidolakan gurunya di sekolah.

Menjadi figur seorang guru hendaknya adalah figur seorang guru

yang disukai oleh anak dan membawa anak ke arah yang baik.
Penampilan seorang guru juga menjadi perhatian bagi anak. Jika anak

menyukai penampilan gurunya, anak senang dengan gurunya, maka anak

juga akan senang ketika guru memberikan pembelajaran. Pendidikan

yang diberikan oleh seorang guru dengan tulus dan penuh kasih sayang

akan membuat anak merasa tentram, jika anak sudah merasa tentram

jiwanya dan merasa tidak dipaksa anak merasa senang dalam

pembelajaran.
- Setiap guru memiliki sikap atau respons yang berbeda antara guru

yang satu dengan guru yang lain. Ada guru yang menerapkan sikap

seperti mau mendengarkan pendapat anak, memberi kesempatan kepada

anak untuk bertanya, jika anak melakukan kesalahan guru akan

menasehati anak dengan lemah lembut. Guru yang kasar kepada anak

akan membuat anak menjadi takut. Tidak mau mendengarkan pendapat

anak bahkan ada yang mengabaikan anak didik seperti guru asyik saja

dengan kesibukannya sendiri sehingga anak kurang diperhatikan.

Berdasarkan penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa setiap guru

memiliki cara yang berbeda dalam mendidik anak.

Perzlbahan perilaku tidak akan menjadi masalah bagi guru apabila

anak tidak menunjukkan tanda penyimpangan. Akan tetapi apabila anak

telah menunjukkan tanda- tanda yang mengarah ke ha1 yang negatif akan

membuat cemas para guru. Perilaku menyimpang atau perilaku buruk

pada anak usia dini seperti berbohong, suka' menggangu teman dan suka

merusak barang-barang yang ada di sekolah dan sebagainya sering


terjadi pada anak. Perilaku seperti itu jika dibiarkan saja dan tidak disikapi

atau ditindak lanjuti akan terbawa oleh anak sampai anak dewasa nanti.

Berdasarkan ha1 tersebut maka sangat diperlukan peranan guru

dalam menyikapi perilaku anak. Pada masa usia dini inilah masa yang

paling tepat untuk mengembangkan sikap perilaku anak karena jika

perilaku buruk sudah menjadi suatu kebiasaan pada anak maka saat

dewasa nanti akan lebih sulit untuk mengatasinya.

- B. Fokus Penelitian

Penelitian ini di fokuskan pada hal-ha1 berikut:

1. Sikap Prilaku yang ditunjukkan oleh anak Taman Kanak-kanak.

2. Usaha guru untuk mengembangkan sikap prilaku anak di Taman

Kanak-kanak

C. Perurnusan masalah

Adapun rumusan perrnasalahan dalam penelitian ini antara lain:

1. Pentingnya pengembangan sikap prilaku anak sedini mungkin.

2. Peran guru dalam mengembangkan sikap prilaku anak di Taman

Kanak-kanak.

3. Pengembangan sikap prilaku anak, dalam kegiatan bercerita,

pembiasaan-pembiasaan baik dalam berbicara, dan bersikap.

D. Tujuan peneiitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk melihat dan dapat

mendeskripsikan sampai sejauh mana guru di sekolah dapat


mengembangkan sikap prilaku anak. Dengan adanya deskripsi tentang

pengembangan sikap prilaku di Taman Kanak-kanak diharapkan juga

menjadi masukan bagi guru dalam pengelolaan strategi pembelajaran

khususnya dalam pengembangan sikap prilaku anak taman kanak-kanak.

E. Manfaat penelitian
Adapun luaran dan kontribusi dari penelitian ini diharapkan dapat

membantu:

a. Anak, agar anak tahu bagaimana berprilaku baik pada diri sendiri, ban

pada orang lain sehingga sikap prilaku anak berkembang dengan

baik, sikap prilaku tersebut dijadikan sebagai kebiasaan dalam

kehidupan sehari-hari. Sehingga anak dapat tumbuh menjadi anak

yang memiliki karakter positif.

b. Guru, dapat memberikan masukan dan informasi baru untuk

memperbaiki metode pembelajaran khususnya pengembangan sikap

prilaku anak dalam proses pembelajaran sesuai dengan pertumbuhan

anak.

c. Orang tua, sebagai pedoman dalam mengembangkan sikap prilaku

anak ketika berada dalarn pengawasan orangtua, bagairnana

memberikan motivasi kepada anak untuk selalu berprilaku baik

sehingga terciptanya suatu kerja sama yang menunjang atara

pendidikan dirumah dengan pendidikan disekolah


F

1
1)
BAB II

ACUAN TEORlTlK
I'
I?
t!
A. Hakekat Anak Usia Dini
k
li Sesuai dengan pasal28 Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20
n
Tahun 2003 Ayat 1, yang termasuk anak usia dini adalah anak yang rnasuk dalarn

i -
rentang usia 0-6 tahun. Ketika berada dalam kandungan anak terus mengalami

perkembangan baik fisik maupun psikisnya, sebagaimana yang dinyatakan oleh

Dewantara (dalam Nugraha, 2005: 53) anak (manusia) adalah titah Tuhan yang

terdiri atas unsur badan kasar (jasmani) dan badan halus (rohani). Frobel (dalam

Nugraha, 2005: 53) berpendapat bahwa anak pada dasamya berpembawaan baik

dan berpotensi kreatif.

Erikson (dalam Nugraha, 2005: 53) anak adalah makhluk yang aktif dan

penjelajah yang adaptif selalu berupaya untuk mengontrol lingkungannya. Masa

kanak-kanak merupakan gambaran bagi seseorang manusia tempat dimana

kebaikan dan keburukan berkembang dan mewujudkan jati diri sesuai dengan tahap

perkembangannya.

Batasan anak usia dini dibagi oleh Beecler dan Snowman (dalam Sumantri,

2005: 12) berdasarkan (approach) pentahapan yang menggambarkan proses

ataupun urutan tahapan perkembangan, setiap tahap perkembangan mempunyai

karakteristik tertentu yang berbeda dengan tahapan yang lainnya. Anak usia dini

adalah anak dalam rentang usia 0-6 tahun. Berada dalam masa emas

perkembangan, yaitu saat yang paling baik untuk mengoptimalkan fungsi otak anak

melalui pemberian stimulasi pendidikan dan pengalaman dari lingkungan oleh guru

ataupun orang tua.


Anak mengalami beberapa tahap perkembangan dimulai pada saat anak

berada dalam kandungan dan setelah lahir anak masih mengalami berbagai

pertumbuhan dan perkembangannya. Dimana pertumbuhan dan perkembangan fisik

maupun mental anak pada saat itu berkembang sangat pesat. Setiap tahap

perkembangan tersebut anak selalu mengalami perubahan pada seluruh

kemampuan atau kecerdasan yang dimilikinya. Pertumbuhan dan perkembangan itu

terjadi pada fisik motarik anak, perkembangan moral (meliputi kepribadian, watak

dan akhlak), sosial, emosional, intelektual dan bahasa anak. Oleh karena itu pada

masa usia emas (golden age) inilah anak- anak mendapat perhatian-danpendidikan

yang baik agar anak dapat berkembang sesuai dengan bakat dan kemampuan yang

dimilikinya.

Kemampuan yang berkembang pada anak usia dini atau usia TK adalah

kecerdasan jamaknya atau kemampuan dasar pada anak antara lain kemampuan

kognitif, bahasa, fisik motorik, seni dan sosial emosional, nilai moral dan agama.

Perkembangan kemampuan tersebut tidak sama pada setiap anak, tetapi

perkembangan tersebut tidak berkembang secara sendiri-sendiri atau terpisah

namun berkembang secara menyeluruh pada diri anak.

Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No 26 tahun 2003 tentang

batasan Pendidikan Anak Usia Dini, batasan pembinaan pendidikan anak usia dini

adalah suatu pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai usia enam

tahun ( 0- 6 tahun) yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk

membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki

kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut.

Suyanto (2005: 7) "Pendidikan Anak Usia Dini bertujuan untuk membimbing

dan mengembangkan potensi setiap anak agar dapat berkembang secara optimal
sesuai dengan tipe kecerdasannya". Depdiknas (2004: 6) "Taman Kanak-kanak

sebagai salah satu bentuk satuan pendidikan anak usia dini pada jalur pendidikan

formal yang menyelenggarakan program pendidikan bagi anak usia empat sampai

enam tahunn. fungsi pendidikan Taman Kanak-kanak ini adalah sebagai berikut: a)

Mengenalkan peraturan, menanamkan disiplin pada anak, b) Mengenalkan anak

dengan dunia sekitar, c) Menumbuhkan sikap dan perilaku yang baik, d)

Mengembangkan kemampuan berkomunikasi dan bersosialisasi, e)

Mengembangkan keterampilan dan kreativitas anak, f) Menyiapkan anak untuk

memasuki pendidikan dasar. . .

Masitoh (dalam Aisyah, 2007: 1.3) mengemukakan bahwa dalam kegiatan

pembelajaran di Taman Kanak-kanak mengutamakan bermain sambil belajar dan

belajar seraya berrnain. Moeslichatoen (dalam Aisyah, 2007: 1.4) berpendapat

bahwa: a) Sebaiknya memberikan situasi pendidikan yang memberikan rasa aman

dan menyenangkan kepada anak, b) Dapat berbentuk kegiatan belajar yang dapat

membentuk anak untuk berperilaku yang baik, melalui pembiasaan yang terwujud

dalam kegiatan sehari-hari, c) Merupakan pengembangan berbagai kemampuan

dasar anak.

Depdiknas (2004: 6) prinsip pembelajaran di Taman Kanak-kanak yaitu: a)

Pembelajaran berorientasi pada prinsip-prinsip perkembangan anak, b) Berorientasi

pada kebutuhan anak, c) Bermain sambil belajar dan belajar seraya bermain, d)

Menggunakan pendekatan tematik, e) Kreatif dan inovatif, f) Lingkungan kondusif, g)

Mengembangkan kecakapan hidup.


8. Urgensi stimulasi sejak usia dini

Stimulasi atau rangsangan terhadap berbagai potensi yang dimiliki anak

sedini mungkin sangatlah penting. Pentingnya stimulasi dilakukan sedini mungkin

bahkan dilakukan sejak dari kandungan. Hal tersebut telah diteliti oleh beberapa ahli,

yang menyatakan bahwa anak-anak dapat distimulasi sejak usia kandungan empat

bulan karena pada masa tersebut anak sudah dapat mendengar maka stimulasi

belajar misalnya dengan mengajak anak bicara atau bercerita dimungkinkan untuk

dilakukan.

Stimulasi anak menurut modul perkembangan anak -Depdiknas adalah suatu

bentuk kegiatan yang dilakukan oleh pendidik bertujuan untuk mendorong potensi

perkembangan anak usia dini, mencakup: perkembangan motorik kasar, motorik

halus, kognitif (bicara dan bahasa) sosial-emosional, dan nilai-nilai moral agama.

Peniliti Otak, Marian Diamond mengatakan bahwa melatih kecerdasan otak

manusia itu tidak ada batas waktunya, tapi membangun prilsku dan etika moral anak

itu ada batas waktunya, dan jika batas itu terlampaui maka akan sulit sekali

merubahnya. Tujuan di bentukanya institusi sekolah adalah untuk membangun

kehidupan moral dan etika prilaku bangsa yg lebih baik. Sekolah adalah agen

perubahan yg harus bisa mengubah prilaku anak menjadi baik, selain orangtuanya

dirumah.

C. Hakekat Pengembangan Sikap Prilaku

Colman (dalam Hanurawan, 2010: 64) mengemukakan bahwa sikap sebuah


>
pols yang menetap berupa respons evaluatif tentang orang, benda atau isu. Baron

dan Byrne (dalam Hanurawan, 2010: 64) sikap adalah penilaian subjektif seseorang
terhadap suatu objek sikap. Dapat dikatakan bahwa sikap adalah emosi yang berupa

respons kepada objek sikap seperti orang, keadaan atau situasi dan sebagainya.

Respons ini ada yang posiff dan ada yang negatif, ada berupa suka atau tidak suka

dan sebagainya.

Manstead dan Strickland (dalam Hanurawan, 2010: 65) terdapat tiga

komponen sikap yaitu: 1) Komponen respons evaluatif kognitif, 2) Komponen

respons evaluatif afektif dari sikap adalah perasaan atau emosi yang dihubungkan

dengan suatu objek sikap, 3) Komponen respons evaluatif perilaku dari sikap adalah

berperilaku pada cara-cara tertentu terhadap objek 'sikap.

Komponen kognitif artinya pikiran seseorang tentang suatu objek, komponen

afektif perasaan atau emosi meliputi kecemasan, kasihan, benci, marah dan

sebagainya, komponen perilaku dari sikap kecenderungan untuk berperilaku

menurut cara-cara tertentu pada objek sikap tersebut. Ketiga komponen tersebut

secara bersama merupakan penentu bagi keseluruhan sikap dalam diri seseorang.

D. Katz (dalam Hanurawan, 2010: 66) menjelaskan fungsi sikap ada empat

yaitu: 1) Fungsi penyesuaian diri, 2) Fungsi pertahanan diri dan bersifat melindungi,

3) Fungsi ekspresi nilai bahwa sikap membantu ekspresi positif nilai-nilai dasar

seseorang, memamerkan citra dirinya, 4) Fungsi pengetahuan berarti bahwa sikap

membantu seseorang menetapkan standar evaluasi terhadap sesuatu hal.

Adapun makna dari prilaku adalah suatu kegiatan atau aktivitas makhluk

hidup, ditinjau dari aspek biologis. Aktivitas itu ada yang dapat diamati oleh orang

lain dan ada pula yang tidak dapat diamati oleh orang lain. Wujud dari perilaku dapat

berupa gerakan at& sikap, tidak hanya badan dan ucapan tetapi juga keseluruhan

gerakan.
Skiner merumuskan bahwa perilaku merupakan respon atau reaksi

seseorang terhadap stimulus. Karakteristik individu meliputi berbagai unsur seperti

motif, nilai-nilai, sifat kepribadian dan sikap yang saling berinteraksi satu sama lain

/i
I
dan kemudian berinteraksi pula dengan faktor-faktor lingkungan dalam menentukan

perilaku. Faktor lingkungan memiliki kekuatan besar dalam menentukan perilaku,

bahkan kadang-kadang kekuatannya lebih besar daripada karakteristik individu.

Adapun lingkungan dapat berupa lingkungan rumah maupun lingkungan sekolah

tempat anak belajar.

lstilah perilaku dapat disamakan dengan ". tingkah laku". Wirawan

berpendapat bahwa tingkah laku merupakan pembeda antara diri manusia dengan

1 makhluk lain. Ciri-ciri tingkah laku manusia antara lain:

a. Kepekaan sosial, yaitu kemampuan untuk menyesuaikan tingkah laku

dengan harapan dan pandangan orang lain, sehingga perilaku biasanya

berhubungan dengan lingkungan.

b. Keberlangsungan tingkah laku. Tingkah laku tidak tejadi begitu saja, tetapi

selalu ada kesinambungan.

1 c. Orientasi kepada tugas.

d. Usaha dan pejuangan. Manusia memiliki aspirasi yang harus

diperjuangkan, berbeda dengan hewan yang hanya berjuang untuk

memperoleh sesuatu yang diberi tuhan.

Dengan demikian sikap prilaku seseorang dapat menyesuaikan diri

dimanapun dan kapanpun serta dalam situasi baru. Sikap juga berfungsi sebagai

usaha dalam n'iempertahankan diri dari bahaya yang akan mengancam bagi dirinya

sendiri. Sikap adalah ekspresi nilai artinya melalui sikap inilah seseorang dapat

menunjukkan ciri khas dirinya sendiri yang menjadikannya berbeda dari orang lain.
Ciri khas tersebut dapat ditunjukkan melalui kecerdasannya, kebaikan tingkah

I
I
lakunya dan sebagainya. Sikap juga berfungsi sebagai pengetahuan maksudnya
I
I melalui sikap tersebut seseorang dapat merniliki standarisasi terhadap sesuatu
I

benda, keadaan ataupun kejadian.

Adapun domain kecerdasan sosial emosional terkait karakteristik

pengembangan prilaku anak menurut Syamsu yusuf yang diadopsi dari Goleman,

dalam Ali Nugraha (2005:7.9)


seperti tabel dibawah ini:

ASPEK KARAKTERISTIK PRILAKU

1. Kesadaran diri a. Mengenaldan merasakan ernosi sendiri

b. Memahami penyebab perasaan yang timbul

c. Mengenal pengaruh perasaan terhadap tindakan

2. Mengelola emosi a. Bersikap toleran terhadap frustasi dan mampu

mengelola amarah dengan lebih baik.

b. Lebih marnpu rnengungkapkan amarah dengan

tepat tanpa berkelahi

c. Dapat mengendalikan prilaku agresif yang

merusak diri sendiri dan orang lain.

d. Memiliki perasaan yang positif tentang diri sendiri,

sekolah dan keluarga.

e. Memiliki kemampuan untuk mengatasi ketegangarl

jiwa (stress)

f. Dapat mengurangi perasaan kesepian dan cernas


)
dalam pergaulan.

3. Memanfaatkan emosi a. Merniliki rasa tanggung jawab


secara produktif b. Mampu memusatkan perhatian pada tugas yang

dikerjakan

c. Mampu mengendalikan diri dan tidak bersifat

impulsif.

4. Empati a. Mampu menerima sudut pandang orang lain

b. Memiliki sikap empati atau kepekaan terhadap

perasaan orang lain.

c. Mampu mendengarkan orang lain

5. Membina hubungan a. Memiliki pemahaman dan kemampuan untuk

menganalisis hubungan dengan orang lain.

b. Dapat menyelesaikan konflik dengan orang lain.

c. Memiliki kemarnpuan berkomunikasi dengan orang

lain.

d. Memiliki sikap bersahabat atau mudah bergaul

dengan teman sebaya.

e. Memiliki sikap tenggang rasa dan perhatian

terhadap orang lain.

f. Memperhatikan kepentingan sosial (senang

menolong orang lain) dan dapat hidup selaras

dengan kelompok.

g. Bersikap senang berbagi rasa dan bekerjasama

h. Bersikap demokratis dalam bergaul dengan orang

lain.
Menurut Salovey dan John Mayer, domain pengembangan sosial emosional

meliputi empati, mengungkapkan dan memahami perasaan, mengalokasikan rasa

marah, kernandirian, kernampuan menyesuaikan diri, disukai kemampuan

memecahkan masalah antar pribadi, ketekunan, kesetiakawanan, kesopanan dan

sikap hormat.

Domain pengembangan sosial emosional rnenurut Daniel Geleman adalah

mampu memotivasi diri sendiri, mampu bertahan menghadapi frustasi, lebih fokus

pada cara untuk menjalankan jaringan informalnya, mampu mengendalikan


. -
dorongan hati, cukup luwes untuk menemukan cara agar sasaran tetap tercapai,

memiliki kepercayaan diri yang tinggi bahwa segala sesuatunya akan terselesaikan

ketika menghadapi tahap yang sulit, memiliki empati yang tinggi, mempunyai

keberanian untuk rnemecahkan tugas yang berat dan menjadikannya tugas yang

kecil yang mudah ditangani, dan cukup banyak aka1 untuk menemukan cara dalam

meraih tujuan.

D. Peran guru dalam mengembangkan prilaku anak

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No 59 Tahun

2009 Tentang Standar Pendidikan Anak Usia Dini menjelaskan bahwa: Pendidik

anak usia dini adalah profesional yang bertugas merencanakan, melaksanakan

proses pembelajaran, dan menilai hasil pembelajaran, melakukan pembimbingan,

perlindungan dan pengasuhan anak didik. Pendidik PAUD pada jalur formal terdiri

atas guru dan guru pendamping.

Abdul Majid mengatakan bahwa, ketika seorang anak masuk sekolah, telah

bergumul dan tercelup ke dalam tiga pihak, antara lain (1) orangtua, (2) lingkungan

bermain, dan (3) lingkungan pergaulan. Ke-4 barulah bertemu dengan pendidik.
Tantangannya ialah apakah tiga pembentuk awal akan bersinergi secara positif

dengan pihak pendidik dan sekolahnya. Sebab sebelumnya anak sudah

terkontaminasi dengan pola asuh, permainan, dan lingkungan pergaulannya sehari-

hari.

Guru adalah seorang yang memberikan ilmu pengetahuan kepada peserta

didik. Aisyah (2007: 3.9) "Guru dalam pandangan masyarakat adalah orang yang

melaksanakan pendidikan di tempat-tempat tertentu". Dengan demikian maka guru

berperan sebagai pendidik bagi anak usia dini. Sebagai pendidik, tugas guru pada

dasamya adalah mendidik, yaitu membantu anak didik mengembangkan pribadinya,

memperluas pengetahuan dan memberikan bimbingan kepada anak didik..

Johnshon dan Medinnus (dalam Munandar, 1999: 69) mengemukakan bahwa

tokoh gurulah yang dapat memberikan inspirasi kepada pemimpin-pemimpin masa

depan, generasi baru, dan melalui anak-anak ini mempengaruhi masa depan dunia.

Betapa pentingnya peranan guru dalam membantu anak di sekolah dan juga

mempengaruhi masa depan anak. Perhatian dan dorongan guru berpengaruh

terhadap diri anak untuk memilih dan mempertimbangkan dalam mengambil suatu

keputusan. Sjarkawi (2006: 34) Seorang guru juga dapat memberikan pendidikan

budi pekerti kepada anak, "pendidikan budi pekerti adalah proses pendidikan yang

ditujukan untuk mengembangkan nilai, sikap dan perilaku yang memancarkan akhlak

mulia atau budi pekerti luhur".

Guru harus bertanggung jawab atas segala sikap, tingkah laku dan

perbuatannya dalam rangka membina jiwa dan watak anak didik. Wens Tarllain

(dalam Aisyah, 2007: 3.10) mengemukakan bahwa guru yang bertanggung jawab

adalah: a) Menerima dan mematuhi nilai dan norma kemanusiaan, b) Memikul tugas

dengan bebas, berani, gembira, dan bukan menjadi beban baginya, c) Sadar akan
nilai yang berkaitan dengan perbuatannya serta akibat-akibat yang ditimbulkannya,

d) Menghargai orang lain, e) Bijaksana dan hati-hati, bertaqwa terhadap Tuhan Yang

Maha Esa.

Sebagai pendidik semakin memperjelas bahwa semua sikap atau perilaku

yang ditunjukkan oleh seorang guru dapat menjadi sorotan dan sangat diperhatikan

oleh anak didik, karena seorang guru adalah figur seorang pemimpin. Sebagai

seorang guru bertugas untuk membentuk dan membangun kepribadian anak didik.

Aisyah (2007: 3.10) menyatakan bahwa tugas-tugas guru yaitu: a) Tugas profesi

yang menuntut seorang . guru - untuk mengembangkan profesionalitas sesuai

perkembangan IPTEK, b)Tugas kemanusiaan, dimana guru harus terlibat melalui

interaksi sosial dengan masyarakat, c) Tugas kemasyarakatan yaitu mendidik dan

mengajar masyarakat untuk menjadi warga negara indonesia yang berrnoral

pancasila. Tugas dan tanggung jawab seorang guru dalam interaksi edukatif begitu

berat. Agar dapat menjalankan tugas tersebut hendaknya seorang guru harus

memiliki keterampilan dalam mendidik anak usia dini.

Sikap seseorang dalam menghadapi sesuatu masalah pasti akan berbeda,

karena setiap orang memiliki pengetahuan, pemahaman, dan cara tersendiri dalam

menanggapi serta menghadapi setiap masalah. Begitu juga dengan sikap setiap

guru akan berbeda juga dalam menghadapi setiap masalah anak didiknya. Dewi

(2005: 38) mengungkapkan bahwa "sikap guru Taman Kanak-kanak menghadapi

anak bermasalah dengan bermacam-macam cara. Guru perlu mengenal batas-batas

apakah perilaku anak masih wajar atau sudah bermasalah". Untuk itu guru perlu

mengenal ciri atau gejala anak yang bermasalah sehingga guru dapat membantu

anak yang bermasalah dalam perkembangannya.


Dewi (2005:44) menyatakan bahwa sikap guru dalam menghadapi anak yang

bermasalah dalam perilakunya yaitu sebagai berikut: 1) Menghargai emosi anak baik

negatif maupun positif, 2) Sabar menghadapi anak yang sedih, marah atau

ketakutan dan tidak menjadi marah jika menghadapi emosi anak, 3) Tidak bingung

dan cemas dalam menghadapi emosi anak, 4) Peka terhadap keadaan emosi anak,

5) Tidak menanggapi dengan lucu atau rneremehkan perasaan negatif anak.

Sikap yang ditampilkan oleh guru diatas akan memberikan pengalaman

belajar bagi anak untuk mempercayai perasaannya sendiri, mengatur emosi sendiri,

dan menyelesaikan masalah-masalahnya. Melalui cara ini anak akan memiliki

kepercayaan diri dan belajar bergaul dengan orang lain dengan cara yang baik.
jil BAB Ill

11.1 METODE PENELlTlAN


I:,

A. Latar, Entri dan Kehadiran Peneliti

Penelitian ini dilaksanakan di TK Planet Kids Lubuk Minturun, Padang.

t Adapun jenis penelitian ini menggunakan metode kualitatif. Menurut Bogdan dan

Taylor dalam Moleong (2009:4) bahwa metodologi kualitatif sebagai prosedur

penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata- kata tertulis atau lisan dari

orang-orang dan perilaku yang diamati.


- -

Sejalan dengan itu menurut Sugiyono (2009: 1) metode penelitian kualitatif

sering disebut metode penelitian naturalistik karena kondisinya dilakukan pada

kondisi yang alamiah (natural setting), dan disebut metode kualitatif karena data

yang terkumpul dan analisisnya lebih bersifat kualitatif. Data utama yang dibutuhkan

yaitu berupa kata- kata dan perilaku yang ditunjukkan oleh anak yang berprilaku

menyimpang tersebut serta hasil wawancara dan dokumentasi (foto anak sedang

menunjukkan kegiatan perilaku tertentu). Penelitian ini akan dilakukan dalam waktu *
2 bulan yaitu pada bulan Juli-September 2012.

B. lnforman

Menurut Bungin (2008: 269-270) inforrnan dalam penelitian kualitatif adalah

responden dan berfungsi untuk menjaring sebanyak-banyaknya data dan informasi

yang akan bermanfaat bagi bahan analisis. Hal itu berguna bagi pembentukan

konsep dan proposisi sebagai temuan penelitian. lnforman dalam penelitian ini

adalah pendidik di TK Planet Kids Lubuk Minturun, Padang. Yriteria subjek dalam

penelitian ini adalah: 1) anak- anak TK Kelompok B laki- laki dan perempuan, 2) usia

5-6 tahun, 3) anak yang diasuh oleh orangtua.


C. lnstrumentasi

Menurut Sugiyono (2009:59) Dalam penelitian kualitatif, yang menjadi

instrument atau alat dalam penelitian adalah peneliti itu sendiri. Namun untuk

melengkapi data dan membandingkan data maka juga digunakan instrumentasi yang

lain yaitu observasi dan wawancara.

1. Pedoman Observasi

Dalam pedoman o b s e ~ a s iini penulis menggunakan daitar cek, menurut

Guba dan Lincoln dalam Moleong (2009: 182) daftar cek bertujuan untuk

meningkatkan pengamat apakah seluruh aspek informasi sudah"diperoleh atau

belum. Selain itu digunakan sebagai pembimbing bagi pengamat dan sebagai jadwal

waktu dan isi inforrnasi yang akan dijaring.

Pedoman observasi ini berisi macam- macam daftar perilaku yang ditunjukkan

oleh anak usia dini dan indikator pola guru mengembangkan prilaku anak yang

mungkin akan muncul dan akan diamati. Peneliti akan memberi tanda cek pada

kolom tempat prilaku yang muncul. Dalam ha1 ini peneliti berperan juga sebagai

instrument dan peneliti juga membuat catatan lapangan.

2. Pedoman Wawancara

Menurut Sugiyono (2009: 73) ada beberapa jenis wawancara yaitu:

wawancara terstruktur, wawancara semi terstruktur dan wawancara tak terstruktur.

Menurut Susan stainback dalarn Sugiyono (2009: 72) dengan wawancara maka

peneliti akan mengetahuihal-ha1 yang lebih mendalam, dimana ha1 ini tidak

ditemukan melalui observasi.

Pedoman wawancara yang penulis gunakan adalah berisi garis- garis besar

dari pennasalahannya saja. Melalui garis- garis besar inilah nantinya penulis akan
t

/I mengembangkan berbagai pettanyaan jika penulis merasa bahwa masih

.i
,I
membutuhkan hasil yang lebih komplit lagi.

11 3. Alat Dokumentasi
Ii
11
Ii
Menurut Guba dan Lincoln dalam Moleong (2009: 216) mendefenisikan

dokumen ialah setiap bahan tettulis ataupun film. Dalam penelitian ini penulis

menggunakan alat dokumentasi yaitu camera digital untuk mengambil foto anak

pada saat anak rnelakukan perilaku tertentu, kegiatan anak sehari-hari baik

disekolah, kegiatan pengawhan oleh guru kepada anak, serta biodata anak.
. -
D. Teknik Pengumpulan Data .

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini dalam penelitian ini adalah:

/1 observasi. Menurut Yusuf (2005: 292) teknik observasi digunakan untuk mengetahui

atau menyelidiki tingkah laku non verbal. Sedangkan menurut Marshall dalam

Sugiyono (2009: 64) melalui observasi peneliti belajar tentang perilaku dan makna

dari perilaku tersebut.

2. Wawancara

Wawancara menurut Yusuf (2005: 238) menyatakan ada 3 bentuk pertanyaan

wawancara yaitu: wawancara terencana- terstruktur, terencana tidak terstruktur dan

wawancara bebas. Menurut susan stainback dalam Sugiyono (2009: 72) dengan
i
I
wawancara maka peneliti akan mengetahui hal-ha1 yang lebih mendalam, dimana ha1

ini tidak ditemukan melalui observasi.


1

Wawancara penutis lakukan dengan cara tak terstruktur dengan


I
menggunakan pedoman wawancara berisi garis-garis besar permasalahan yang
akan ditanyakan. Hal ini dilakukan oleh informan secara langsung dan menggunaka

alat bantu rekam dan buku catatan lapangan.

Wawancara dalam penelitian ini dimaksudkan untuk memperoleh data atau

informasi verbal secara langsung dari guru. Alat yang digunakan untuk pengumpul

data adalah pedoman wawancara. Adapun yang akan diwawancarai adalah guru.

3. Dokumentasi

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2003: 272) dokumentasi adalah

pemberian dan pengumpulan bukti dan keterangan seperti gambar, kutipan,

'guntingan. koran, dan bahan. referensi lain. Menurut Sukardi (2008: 81) teknik

dokumentasi adalah memperoleh informasi dari bermacam-macam sumber tertulis

atau dokumen yang ada pada responden atau dimana responden bertempat tinggal

dan melakukan kegiatan sehari-harinya. Data yang akan digunakan yaitu data anak,

dan foto anak yang menunjukkan perilaku tertentu.

E. Teknik Analisis Data

Analisis data merupakan suatu proses penyusunan data agar dapat

ditafsirkan. Menurut Arikunto (1993: 331) mengemukakan dat yang bersifat kualitatif

digambarkan dengan kata- kata atau kalimat, dipisahkan menurut kategori untuk

memperoleh kesimpulan. Menurut Moleong (2009: 288) secara umum proses

analisis data meliputi: reduksi data, kategorisasi, sintesisasi, dan menyusun hipotesis

kerja.

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

1. Observasi

Selama proses observasi berlangsung pen~lisberpedoman pada daftar cek.

Apabila subjek penelitian memperlihatkan gejala tertentu yang telah terdapat

dalam daftar, maka penulis memberikan tanda ceklis pada daftar tersebut.
7
1'

I\l
IJ
Selanjutnya hasil dari kegiatan observasi itu penulis analisis dengan cara

menarasikan daftar cek observasi.

2. Wawancara

Si Berdasarkan pedoman wawancara dan hasil rekaman saat melakukan

wawancara, hasilnya akan dianalisis dengan cara menarasikan pendapat dan

keterangan yang diperoleh dari informan. Keseluruhan hasil analisis tersebut


/li
disajikan dalam bentuk narasi.

1 F. Teknik Pengabsahan Data

Teknik pengabsahan data berhubungan dengaii tingkat kebenaran dari data

yang telah penulis peroleh dan kumpulkan. Teknik pengabsahan data yang penulis

/
1.1
ir
gunakan dalam penelitian ini adalah triangulasi. Menurut Moleong (2009: 330)

triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu

yang lain. Di luar data itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding

terhadap data itu. Teknik triangulasi ini adalah pemeriksaan melalui sumber lainnya.

Hal itu dapat dicapai dengan jalan: membandingkan data hasil pengamatan

dengan data hasil wawancara serta catatan lapangan.


BAB IV

TEMUAN-TEMUAN PENELlTlAN

A. Temuan hasil pengamatan deskriptif

a. Deskripsi Taman Kanak-kanak Planet Kids Lubuk Minturun

Berdasarkan hasil pengamatan deskriptif ditemukan beberapa aspek terkait

dengan lingkungan fisik dan profil Taman Kanak-Kanak Planet Kids Lubuk Minturun,

tujuan pelaksanaan disana, pelaku yang terlibat dalam situasi penelitian, siapa saja
. -

yang terlibat dalam kegiatan belajar, aktivitas apa saja yang terjadi selama

melakukan penelitian, waktu d a n penjadwalan kegiatan dilatar penelitian dan

tindakan yang dilakukan subjek, dan data ini masih bersifat umum.

Adapun latar belakang pendidikan guru yang ada di Tarnan Kanak-kanak

tersebut antara lain dari D3 Akuntansi, D2 PGTK, D2 PGSD dan juga lulusan dari S1

PG-PAUD FIP UNP. Kelasnya terdiri dari satu kelas A dan dua kelas B yakni kelas

B1 dan B2. Yang peneliti jadikan objek penelitian adalah kelas B2. Guru kelas B2

bemama Novenia Usman lulusan dari S1 PG-PAUD FIP UNP. Jumlah murid pada

masing - masing kelas di kelas B adalah 14 anak ditangani oleh satu guru.

Terna yang telah dibahas hingga terakhir peneliti melakukan observasi atau

pengamatan adalah tema diri sendiri, tema lingkunganku, dan tema kebutuhanku.

Adapun pengembangan sikap prilaku termasuk pada indikator: nilai -nilai agama

dan moral (NAM), dan sosial emosional dan kemandirian (SEK). lndikator yang

terkait pengembangan sikap prilaku psda aspek nilai-nilai agama dan moral yang

telah dilakukan di semester ini antara lain: berbicara dengan sopan, selalu

mengucapkan terima kasih jika memperoleh sesuatu, senang bermain dengan


teman, suka menolong. Dan indikator aspek sosial emosional dan kemandirian

antara lain: dapat bekerjasama dengan teman, mau bermain dengan teman, mau

meminjamkan miliknya, mau berbagi dengan teman, saling membantu bersama

teman, sabar menunggu giliran, mentaati aturanltata tertib di kelas.

b. Visi, Misi Dan Tujuan

1) Visi

Menumbuhkembangkan potensi dan bakat yang ada dalam diri anak didik

dengan motto bermain sambil belajar, menjadikan anak berakhlakul qarimah dan
. -

Islami.

2) Misi

a) Mengoptimalkan peraturan dan menanamkan disiplin dan percaya diri pada

anak.

b) Menumbuhkan sikap dan perilaku islami .

c) Mengembangkan kemampuan berkomunikasi dan bersosialisasi serta

keterampilan (kreativitas) yang dimiliki anak.

d) Menyiapakn sumber daya manusia yang ber-lmtaq dan Iptek.

e) Mempersiapkan anak memasuki pendidikan dasar.

3) Tujuan

Adapun tujuan dari Taman Kanak-Kanak Planet Kids Lubuk Minturun Padang

adalah:

a) Menjadikan peserta didik menjadi pribadi muslim yang baik serta bertanggung

jawab.

b) Sehat dan sejahtera baik jasmani maupun rohani.


c) Mengembangkan peserta didik berupa pengetahuan, keterampilan, sikap dan

nilai-nilai yang diperlukan untuk mengabdi kepada Allah YME, berbakti kepada

orang tua, bergaul dan berkomunikasi dimasyarakat dan lingkungan.

d. Gambaran Umum Aktivitas Taman Kanak-kanak

Kegiatan di Taman kanak-kanak Planet Kids Lubuk Minturun Padang pada

umumnya dimulai dari guru datang untuk menunggu anak jam 07.00. setiap anak

yang datang bersalaman dengan guru. Anak berbaris pukul 07.45, setelah itu

melakukan senam sampai pukul 08.30. setelah melakukan senam kesegaran

jasmani anak masuk keias dan mulai' melakukan kegiatan pembelajaran yaitu

kegiatan pembukaan.

Kegiatan pembukaan tersebut yaitu, membaca do'a pembuka hati, do'a

sebelum belajar, do'a kedua orang tua, do'a keselamatan di dunia dan di akhirat,

do'a sebelum berwudhu, do'a sesudah berwudhu, do'a sesudah adzan, do'a iftitah,

surat pendek dan bacaan sholat serta diakhiri dengan ayat kursi. Setelah membaca

do'a guru masuk pada tema yang akan diajari, guru menjelaskan tentang sub tema

dan melakukan percakapan dengan anak untuk menggali pengetahuan anak.

Selanjutnya kegiatan inti, dilakukan selama 60 menit. Dalam kegiatan inti ini guru

menjelaskan terlebih dahulu tentang apa kegiatan yang akan dikejakan anak. Dalam

satu hari anak mempunyai 3 kegiatan yang akan dikerjakan. Sekitar pukul 10.15

anak istirahat atau bermain bebas diluar. Adapun alat permainan yang ada di luar

adalah, pelosotan, panjat tali, bola dunia, jungkat-jungkit. Di saat anak bermain guru

selalu mengawasi serta ikut bermain dengan anak.

Sekitar pukul 10.30 an3k masuk kelas kembali dan bersiap untuk makah.

Sebelum makan anak membaca do'a masuk dan keluar kamar kecil. Setelah itu

anak mencuci tangan secara bergantian dan anti mengambil makanan. Selesai
mengambil makan anak mulai siap untuk berdoa, anak membaca do'a sebelum

makan, kemudian guru mempersilahkan anak untuk makan. Selesai makan anak

membaca do'a sesudah makan dan meletakkan tempat makannya ke dalam baskom

serta mengantarkannya langsung ke dapur.

Pukul 11.00 anak pun pulang sekolah, sebelum pulang anak membaca do'a

keluar rumah dan do'a naik kendaraan serta bernyanyi. Kemudian anak bersalarnan

dengan guru dan pulang.Guru pun mengawasi dan mengantarkan anak langsung ke

mobil jemputan serta menunggu orang tua anak di depan gerbang sekolah bagi anak

yang tidak naik rnobil jemputan. Anak pun tidak diperbolehkan pulang sebelurn orang

tuanya datang menjemput. ltulah aktivitas Taman Kanak-Kanak Planet Kids Lubuk

Minturun, Padang.

1.Temuan Khusus

Pada bab ini akan disajikan berturut-turut temuan penelitian yang rnencakup

tentang potret pengembangan sikap prilaku anak di dalam kegiatan pembelajaran di

TK Planet Kids Lubuk Minturun, Padang. Data dalam penelitian ini adalah data

kualitatif, deskripsi data penelitian dilakukan berdasarkan lembar observasi,

dokumentasi, dan wawancara mengenai potret pengernbangan sikap prilaku anak

didalam kegiatan pembelajaran di TK Planet Kids Lubuk minturun, Padang. Peneliti

memfokuskan penelitian pada anak usia 5 - 6 tahun (kelompok B) dengan jumlah 20

orang anak yang berada di kelas B4 dengan asuhan 1 orang guru yang akan

memberikan informasi lebih lanjut bagi peneliti (informan).

Pada penelitian ini yang diteliti adalah potret pengembangan sikap prilaku

anak didalam kegiatan pernbelajaran pada kelompok B di kelas B2 di dalam kdgiatan

pembelajaran, faktor- faktor yang mempengaruhi berbagai sikap prilaku yang


ditunjukkan anak di dalam kegiatan pembelajaran dan usaha guru dalam mengatasi

berbagai sikap prilaku anak di dalam kegiatan pembelajaran.

Pengembangan sikap prilaku sangat penting bagi anak kegiatan

pembelajaran. Jika anak tidak berprilaku baik pada saat kegiatan pembelajaran akan

dimulai maka proses pembelajaran tidak akan dapat berjalan dengan baik, karena

yang menjadi kunci utama bagi anak untuk dapat menerima pembelajaran dan

melakukan kegiatan yang diberikan oleh guru adalah sikap prilaku yang baik dengan

demikian anak dapat memusatkan perhatiannya. Bila anak sudah mampu

memusatkan perhatiannya maka pembelajaran dapat dilakukan oleh anak secara

efektif dan efesien. Oleh sebab itu jika ada anak yang memiliki sikap prilaku tidak

baik dapat berpengaruh pada kegiatan pembelajaran, misalnya ada anak yang

menjahili teman, atau ada anak yang mau melakukan kegiatan yang sehanrsnya

dilakukan, kurang bertanggung jawab atau suka merampas alat tulis atau peralatan

temannya yang lain maka kegiatan pembelajaran secara umum akan terganggu.

Untuk memperoleh informasi data, dilakukan wawancara dengan mengajukan

pertanyaan. Sedangkan data yang berupa gambar diperoleh langsung pada saat

dilakukan observasi dan wawancara dengan informan. Deskripsi data penelitian

dibuat berdasarkan cacatan hasil observasi dan wawancara mengenai

pengembangan prilaku Anak Didalam Kegiatan Pembelajaran.

a. Temuan Khusus Berdasarkan Observasi

Pada temuan khusus observasi ini yang telah peneliti lakukan di kelas B2

mengenai pengembangan sikap prilaku Anak di dalam Kegiatan Pembelajaran pada

kelompok B terhadap tiga komponen yaitu.


1) Penyebab Rendahnya sikap prilaku Anak Didalam Kegiatan Pembelajaran

Dari hasil pengamatan atau observasi yang telah peneliti lakukan dikelompok

B pada kelas B2 tentang rendahnya sikap prilaku Anak Didalam Kegiatan

Pembelajaran disebabkan oleh kurang menariknya media yang digunakan oleh guru,

penguasaan maupun pengelolaan kelas yang lemah, metode yang digunakan oleh

guru hanya rnetode bercakap-cakap, serta kurangnya ketrampilan yang dimiliki oleh

guru kelas tersebut.

Selanjutnya pada saat kegiatan pembelajaran berlangsung, mulai dari

berbaris sampai anak mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru anak selalu tidak

fokus, anak lebih cenderung bercerita, bermain, bergelut, berbicara, mencolek

temannya, bahkan sibuk dengan dirinya sendiri. Hal ini tidak begitu mendapat

tanggapan oleh guru sehingga anak rnerasa apa yang dilakukannya adalah benar.

Didalam kegiatan berbaris ha1 ini disebabkan oleh kurangnya perhatian yang

diberikan kepada anak, dimana guru sibuk dengan aktivitasnya sendiri. Didalam

berbaris anak tidak ditemani oleh gurunya, sedang anak pada kelas lain dalam

berbaris ditemani oleh gurunya. Sehingga anak tidak ada yang mengawasi dan

memberikan perhatian pada saat tersebut yang mengakibatkan anak bercerita,

berbicara, berrnain, dan sibuk sendiri, dan tidak mendengarkan guru yang memimpin

kegiatan pagi diluar kelas seperti membaca iqrar, do'a- do'a, surat pendek, dan

pelaksanaan senam.

Kemudian pada pelaksanaan kegiatan pembelajaran didalam kelas guru

cenderung terlambat masuk kedalam kelas karena guru sarapan, terlebih dahulu,

bahkan terkadang guru berdiam diri seperti memikirkan sesuatu sehingga membuat

anak mempergunakan waktu tersebut untuk bermain dan bercerita, ribut, bercanda

yang mengakibatkan anak sulit untuk diajak duduk dan belajar karena perhatian
anak sudah tidak fokus terhadap kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan

maupun terhadap tugas yang diberikan oleh guru.

Berdasarkan hasil observasi yang peneliti lakukan separuh atau 50 % dari

anak kelas B2 tidak mendengarkan dan memperhatikan guru dan temannya

berbicara didepan. Kemudian anak juga tidak fokus mengikuti kegiatan pembelajaran

tersebut yang disebabkan oleh anak melihat banyaknya temannya yang bermain,

berbicara dan bercanda, serta media yang digunakan oleh guru tidak menarik. Dan

kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh guru pun kurang menarik bagi anak yang

menimbulkan kejenuhan dan bosan. Hal ini dikarenakan guru hanya menggunakan

media cetak berupa majalah yang dipergunakan setiap harinya.

2) Faktor- faktor yang Mempengaruhi kurang baik sikap prilaku Anak Didalam

Kegiatan Pembelajaran

Adapun hasil observasi yang peneliti lakukan di kelompok B pada kelas B2

faktor utama yang menyebabkan kurang baik sikap prilaku anak di dalam kegiatan

pembelajaran adalah latar belakang guru yang belum berpengalaman, baru setahun

belakangan diberikan kepercayaan untuk memegang kelas atau mengajar anak

didalam kelas serta tidak siapnya guru dalam mengajar dan ha1 ini terlihat pada

perencanaan kegiatan pembelajaran yang berupa RKH tidak dipersiapkan dan tidak

adanya guru membuat RKH.

Kemudian selain penguasaan dan pengelolaan kelas yang kurang serta

kurangnya pengalaman serta tidak adanya perencanaan didalam kegiatan

pembelajaran, membuat kelas menjadi tidak kondusif, tidak terkontrol, dan kegiatan

pembelajarai yang dilakukanpun tidak menarik bagi anak sdhingga anak cepat

merasa bosan dan jenuh dengan pembelajaran yang dilakukan oleh guru.
F/j Faktor lain yang juga mempengaruhi sikap prilaku anak adalah seringnya guru

keluar pada saat kegiatan sedang berlangsung dan duduk di kantor maupun di luar

kelas. Hal ini disebabkan oleh keadaan guru yang kurang stabil dan seperti adanya
I!
1 tekanan dalam diri ibuk itu sendiri. Kemudian minat belajar dari dalam diri anak juga

,il kurang. dikarenakan oleh kurang termotivasinya anak untuk melakukan kegiatan

pembelajaran serta pembehan penguatan pada diri anak juga kurang Kemudian

rasa jenuh, bosan dan penat muncul pada diri guru itu sendiri yang membuat minat

belajar anak menjadi hilang.

Selain faktor di atas, ha1 lain yang mempengaruhi kurang baiknya sikap

prilaku anak adalah adanya anak yang berkebutuhan khusus seperti anak hiperaktif,

gangguan mental, dan sikap anak - anak ini juga dapat mengalihkan perhatian

teman-temannya atau anak yang lain yang sedang fokus mengikuti kegiatan

pembelajaran. Berdasarkan hasil dari observasi yang peneliti lakukan lebih dari

separuh anak kelas B2 tidak mendengarkan dan memperhatikan guru menjelaskan

serta tidak fokus didalam kegiatan pembelajaran yang sedang berlangsung.

1 3) Usaha yang Dilakukan Guru Dalam Mengembangkan sikap prilaku Anak

il Didalam Kegiatan Pembelajaran

il Berdasarkan hasil observasi yang telah peneliti lakukan dikelompok B pada

il kelas B2 terhadap usaha yang dilakukan oleh guru dalam mengembangkan sikap

I
prilaki~anak di dalam kegiatan pembelajaran yaitu dengan cara memanggil anak

yang bercanda, berbicara atau yang sedang berrnain, dan membelai anak seperti

II
memegang kepala anak, memegang pundak. Kemudian ha1 lain yang juga dilakukan

oleh guru adalah menyuruh anak untuk mengulang kalimat'yang telah disampaikan

atau yang didengar oleh anak dan selanjutnya guru juga memberikan perintah
kepada anak, seperti bercerita ke depan, bernyanyi. Dan mengajak anak untuk

bertepuk tangan dengan berbagai gaya atau pola dan dengan yel-yelnya.

Berdasarkan data dari hasil pedoman observasi dapat disimpulkan bahwa

anak yang mampu mendengarkan dan memperhatikan temannya berbicara hanya

50% saja, anak yang memperhatikan guru dalam menjelaskan pembelajaran hanya

20%. anak yang dapat menjawab pertanyaan sesuai dengan materi pembelajaran

40%, anak yang dapat melakukan 2-3 perintah hanya 55%, anak yang fokus dengan

kegiatan yang dilakukannya 25%, anak yang dapat menirul mengulang kalimat yang

telah didengamya 75%, dan anak yang dapat melakukan gerakan sesuai dengan

irama music 25%, sedangkan anak yang dapat menyelesaikan tugasnya hanya 50%

saja.

Jadi dapat disimpulkan bahwa anak kelompok B pada kelas B2 lebih dari

separuh anak perlu diperbaiki sikap prilakunya agar dapat memusatkan perhatiannya

didalam kegiatan pembelajaran yang dilakukan supaya dapat berjalak dengan baik

dan efektif.

2. Temuan Khusus Berdasarkan Wawancara

Didalam penelitian ini wawancara yang dilakukan oleh peneliti tentang Potret

pengembangan sikap prilaku anak didalam kegiatan pembelajaran digunakan teknik

wawancara bebas terarah di kelompok B pada kelas B2 dengan guru kelas yaitu Ibu

NU dan kepala sekolah yaitu Ibu NS.

Berikut ini akan diuraikan hasil penelitian dengan berpedoman pada format

hasil wawancara tentang penyebab rendahnya pengembangan sikap prilaku anak di

dalsm kegiatan pembelajaran di TK Planet Kids Lubuk klinturun, Padang yang dilihat

dari pemahaman guru terhadap sikap anak didalam kegiatan pernbelajaran baik
dalam mendengar dan memperhatikan temannya dan penyebab rendahnya sikap

prilaku anak di dalam kegiatan pembelajaran.

a. Penyebab Rendahnya sikap prilaku Anak Di Dalam kegiatan Pembelajaran.

Rendahnya sikap prilaku anak dalam di dalam kegiatan pembelajaran

merupakan salah satu faktor penghambat bagi anak untuk dapat menerima

pembelajaran yang diberikan. Sikap prilaku anak di dalam kegiatan pembelajaran

merupakan ha1 pokok bagi anak yang tidak bisa diabaikan karena tanpa sikap yang

baik misalnya kurang perhatian, anak tidak dapat menerima pembelajaran yang telah

dilakukair dan dapat menghambat perkembangan anak. . .

Berdasarkan hasil wawancara pewawancara dengan narasumber 1 yaitu guru

kelas B2 Ibu NU pada tanggal 10 September 2012 sebagai berikut: "sikap anak di

dalam kegiatan pembelajaran sudah cukup tenang dan bisa terkontrol." Berdasarkan

hasil wawancara pewawancara dengan narasumber 2 yaitu kepala sekolah pada

tanggal 17 September 2012. Hal yang lain juga diungkapkan oleh kepala sekolah Ibu

NS sebagai berikut: "sikap anak didalam kegiatan pembelajaran anak masih kurang

memperhatikan atau sering mengganggu teman."

Dari uraian di atas dapat dilihat bahwa sikap anak di dalam kegiatan

pembelajaran ada perbedaan. Menurut guru kelas anak sudah dapat untuk fokus,

sedangkan menurut pengamatan dari kepala sekolah masih adanya anak yang

kurang mampu untuk memperhatikan dan dalam ha1 ini pernyataan kepala sekolah

sesuai dengan hasil pengamatan dari peneliti.

Berdasarkan hasil wawancara pewawancara dengan narasumber 1 guru

kelas B2 Ibu NU pada tanggal 20 September 2012 sebagai berikut: " ha1 yang

menyebabkannya yaitu dikarenakan anak telah jenuh untuk belajar." Berdasarkan

hasil wawancara pewawancara dengan narasumber 2 yaitu kepala sekolah pada


tanggal 22 September 2012. Hal yang hampir serupa juga disampaikan oleh lbu NS
1!1

I(
i,
sebagai berikut: "anak sudah mulai jenuh didalam kegiatan pembelajaran serta minat

I
171
dan motivasi dalam belajar yang lemahmn

Dari uraian diatas dapat digambarkan bahwa ha1 yang menyebabkan anak
11

tidak mau mendengarkan temannya ketika berbicara ketika pembelajaran sedang

berlangsung dikarenakan anak sudah mulai merasa jenuh untuk belajar serta minat

1 belajar yang lemah dan motivasi yang kurang diberikan kepada anak.

Berdasarkan hasil wawancara pewawancara dengan narasumber 1 guru

kelas 82 lbu NU pada tanggal 24 September 2012 sebagai berikut: ' hal yang

menyebabkan anak kurang memperhatikan dikarenakan adanya anak yang

I berkebutuhan khusus serta kejenuhan yang ada pada diri anak." Berdasarkan hasil

I wawancara pewawancara dengan narasumber 2 yaitu kepala sekolah Ibu NS pada

1 tanggal 26 September 2012. Hal yang berbeda diungkapkan oleh kepala sekolah

I sebagai berikut: " selain kejenuhan yang ada didalam diri anak juga disebabkan oleh

r keadaan kelas yang tidak kondusif serta perhatian yang kurang didapatkan oleh

anak dikarenakan oleh latar belakang guru yang masih kurang berpengalaman."

Dari uraian di atas dapat digambarkan bahwa ha1 yang menyebabkan anak

Q tidak fokus didalam kegiatan pembelajaran menurut guru kelas yaitu dikarenakan

adanya anak yang berkebutuhan khusus dan jenuh dengan metode pembelajaran

yang itu-itu saja (kurang menarik), sehingga anak kurang memperhatikan bahkan

terkadang mengganggu temannya dalam kegiatan pembelajaran. Sedangkan

menurut kepala sekolah berdasarkan pengamatannya yaitu selain kejenuhan dan

anak yang berkebutuhan khusus hat tersebut"juga disebabkan oleh keadaan kelas

yang tidak kondusif, latarbelakang pengalaman yang dimiliki oleh guru kelas tersebut

masih kurang, sehingga sulit menguasai kelas.


Berdasarkan hasil observasi atau pengamatan yang dilakukan oleh peneliti

terhadap rendahnya sikap prilaku anak didalam kegiatan pembelajaran dapat ditarik

kesimpulan bahwa rendahnya sikap prilaku anak disebabkan oleh keadaan kelas

yang kurang kondusif, adanya anak yang hiperaktif, kurang menariknya media yang

digunakan, seringnya guru keluar di saat kegiatan sedang berlangsung, kurang

/i semangatnya guru dalarn rnelaksanakan kegiatan serta keadaan guru yang kurang

1
11
I)Il
efektif atau dalam kondisi yang kurang stabil yang disebabkan oleh pemlasalahan

yang sedang dialami oleh guru kelas tersebut, dan latarbelakang pengalaman yang
11;
dirniliki oleh guru kelas tersebut.
11

1 b. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Rendahnya Sikap Prilaku Anak Di

!I Dalam Kegiatan Pembelajaran.

Dari hasil penelitian dapat dikefahui bahwa adanya faktor- faktor yang

mempengaruhi rendahnya sikap prilaku anak di dalam kegiatan pembelajaran. Hal

ini dapat dilihat dari hasil wawancara peneliti dengan responden sebagai berikut:

I Berdasarkan hasil wawancara pewawancara dengan narasumber 1 yaitu guru kelas

B2 Ibu NU pada tanggal 10 September 2012 sebagai berikut: " faktor utamanya yaitu

keberadaan anak berkebutuhan khusus dan rasa bosan yang mulai dirasakan oleh

1 anak pada saat kegiatan dilakukan." Berdasarkan hasil wawancara pewanwancara

I dengan narasumber 2 yaitu kepala sekolah pada tanggal 17 September 2012. Hal

I yang lain juga diungkapkan oleh kepala sekolah Ibu NS sebagai berikut: " faktor

utama yaitu keadaan guru yang kurang stabil, penguasaan kelas yang kurang, dan

kurangnya pengalaman dari guru tersebut."

Dari uraian di atas dapat diketahui'bahwa pernyataan berbeda diberikan oleh

guru kelas dan kepala sekolah terhadap faktor utama yang mempengaruhi
pembelajaran. Dimana guru kelas menyatakan bahwa faktor yang mempengaruhinya

adalah keberadaan anak yang berkebutuhan khusus dan anak yang sudah mulai

bosan dalam mengikuti kegitan pembelajaran. Sedangkan kepala sekolah

menyampaikan bahwa faktor utamanya adalah penguasaan kelas yang kurang,

keadaan guru yang tidak stabil, serta pengalaman yang belum cukup dimiliki oleh

\I guru.
ti'
)i
Berdasarkan hasil wawancara pewawancara dengan narasumber Iyaitu guru

F~i kelas B2 Ibu NU pada tanggal 20 September 2012 sebagai berikut: " masih ada anak

yang -tidak rnemperhatikan ternannya di dalarn kegiatan pembelajaran- atau

perhatiaanya belum fokus atau terkontrol, mengganggu teman dalam belajar

dikarenakan oleh adanya anak yang hiperaktif yang tidak bisa mengontrol emosi dan

selalu membuat anak yang lain terganggu."

Berdasarkan hasil ,wawancara pewawancara dengan narasumber 2 yaitu

kepala sekolah pada tanggal 17 September 2012. Hal yang sama juga diungkapkan

kepala sekolah Ibu NS sebagai berikut: " masih ada beberapa orang karena kurang

adanya minat dari anak dan kurang terrnotivasinya anak di dalam kegiatan

pembelajaran dan juga disebabkan oleh adanya anak yang hiperaktif." Dari uraian di

atas dapat diketahui bahwa masih ada anak yang kurang memperhatiakan gurunya

didalam kegiatan pembelajaran ha1 ini disebabkan oleh dua ha1 diantaranya yaitu

adanya anak hiperaktif dan kurang berminatnya anak serta kurangnya motivasi yang

diberikan kepada anak.

Berdasarkan wawancara pewawancara dengan narasumber 1 yaitu guru

kelas B2 Ibu NU pada tanggal 10'September 2012 sebagai berikut: " ada yang

menjawab dan ada yang tidak, anak yang dapat menjawab karena anak tersebut

mendengarkan guru menerangkan materi pembelajaran sedangkan anak yang tidak


dapat menjawab di karenakan anak tersebut tidak mendengarkan guru menjelaskan

materi atau kegiatan yang akan dilakukan."

Berdasarkan hasil wawncara pewawancara dengan narasumber 2 yaitu

kepala sekolah pada tanggal 17 September 2012. Hal yang hampir sama juga

diungkapkan oleh kepala sekolah Ibu NS sebagai berikut: " ada, karena diwaktu

penyajian materi guru dapat memusatkan perhatiannya dan hanya sebagian kecil

yang tidak dapat menjawab pertanyaan yang diberikan, anak lebih suka

memperhatikan yang lain" Dari uraian di atas dapat diketahui bahwa sebagian besar

anak ada yang menjawab pertanyaan yang diberikan. namun -ada juga sebagian

kecil anak tidak menjawab pertanyaan yang di berikan.

Berdasarkan hasil wawancara pewawancara dengan narasumber 1 yaitu guru

kelas B2 Ibu NU pada tanggal 20 September 2012 sebagai berikut: " kalau ada

temannya yang menganggu atau mengajak berbicara atau bercanda tentu ada anak

yang ikut berbicara namun ada juga anak yang tidak mau dan marah ketika

temannya mengajak berbicara."

Berdasarkan hasil wawancara pewawancara dengan narasumber 2 yaitu

kepala sekolah pada tanggal 17September 2012. Hal yang sama juga diungkapkan

oleh kepala sekolah Ibu NS sebagai berikut: " kalau ada temannya yang

mengganggu atau mengajaknya berbicara atau bercanda tentu ada anak yang ikut

juga berbicara namun ada juga beberapa orang anak yang marah."

Dari uraian di atas dapat diketahui bahwa sebagian besar anak keurang

perhatian dalam belajar, anak kurang fokus dan mudah teralihkan dengan kegiatan

lain atau perhatiaanya muciah terganggu. Berdasarkan hasil wawancara

pewawancara dengan narasumber 1 yaitu guru kelas B2 Ibu NU pada tanggal 20

September 2012 sebagai berikut: " di dalam melakukan perintah ada anak yang
fokus dan ada yang tidak, yang tidak disebabkan karena anak tidak mendengarkan

dan cenderung bermain atau bercanda dengan temannya seperti yang disampaikan

tadi sehingga pada saat guru anak melakukan perintah anak tidak dapat

melakukannya."

Berdasarkan hasil wawancara pewawancara dengan narasumber 2 yaitu

kepala sekolah pada tanggal 17 September 2012. Hal yang sama juga diungkapkan

oleh kepala sekolah IbuNS sebagai berikut: " ada anak yang memperhatikan dan

ada yang tidak. Dikarenakan seperti yang disampaikan bahwa masih ada anak yang

berbicara, bercanda, dan bermain." Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa

anak yang bercerita, bercanda dan bermain dapat memberikan dampak yang

mengakibatkan anak tidak dapat melakukan perintah yang diperintahkan oleh guru.

Dan tentunya hanya sebagian kecil anak yang mampu untuk meiakukan perintah

tersebut."

Berdasarkan hasil wawancara pewawancara dengan narasumber 1 yaitu guru

kelas B2 Ibu NU pada tanggal 20 September 2012 sebagai berikut: "ada, namun ada

juga yang tidak mendengarkan dan memperhatikan, dikarenakan anak berbicara."

Berdasarkan hasil wawancara pewawancara dengan narasumber 2 yaitu kepala

sekolah pada tanggai 17 September 2012. Hal yang lain juga diungkapkan oleh

kepala sekolah ibu NS sebagai berikut: " Ada, namun ada juga yang tidak karena

belum memperhatikan dan masih belum fokusnya anak dalam belajar serta

pengelolaan kelas yang kurang maksimal."

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa pada saat guru menyampaikan

atau menjelaskan materi' masih ada anak yang tidak mendengarkan dan

memperhatikan guru berbicara di depan. Menurut guru kelas dikarenakan oleh masih

adanya anak yang berbicara. Sedangkan menurut pengamatan kepala sekolah hat
ini disebabkan oleh anak belum memperhatikan di dalam kegiatan pembelajaran.

Apa yang disampaikan oleh kepala sekolah sesuai dengan hasil pengamatan dari
P
peneliti."
fi
6 Berdasarkan hail wawancara pewawancara dengan narasumber 1 yaitu guru
fI kelas B2 Ibu NU pada tanggal 20 September 2012 sebagai berikut: " didalam
I:,
L~
kegiatan senam atau menari, ha1 tersebut disebabkan oleh lemahnya motivasi dan
!'IH
penguatan yang diberikan serta pada kegiatan tari itu hanya di peruntukkan bagi

anak yang berminat saja." Berdasarkan hasil wawancara pewawancara dengan

narasumber 2 yaitu kepaia sekolah pada tanggal 17-September 2012. Hal yang

hampir sama juga diungkapkan oleh kepala sekolah Ibu NS sebagai berikut: "

didalam kegiatan senam atau menari ha1 tersebut disebabkan kurangnya motivasi

dan semangat yang diberikan oleh guru atau instruktumya, sedangkan pada anak

yang menari itu hanya diperuntukkan bagi anak yang berminat saja."

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa didalam kegiatan senan maupun

menari sebagian besar anak bemain. Hal ini dikarenakan pada kegiatan menari

hanya di peruntukkan pada anak yang berminat saja sedangkan pada kegiatan

senam yaitu lemahnya motivasi dan semangat yang diberikan kepada anak oleh

guru sehingga mengakibatkan banyak anak yang bermain dalam melalukan kegiatan

tersebut. Hal tersebut sesuai dengan hasil pengamatan peneliti, dimana didalam

kegiatan menari hanya anak yang berminat saja yaitu ada dua orang anak yang ikut

menari. Sedangkan anak yang lainnya tidak, selain tidak berminat juga kurang

mampunya anak untuk meniru gerak yang dicontohkan oleh gurunya.

Berdasarkan hasil observasi atau pengamatan dan wawancara yang

dilakukan oleh peneliti terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi sikap prilaku anak

dapat digambarkan yaitu: a) kurang menariknya media yang digunakan. Dimana


media yang digunakan dalam kegiatan pembelajaran tersebut hanya berupa majalah

dan tugas yang diberikan kepada anak hanya apa yang ada di majalah tersebut

serta kesetiap harinya anak sealalu mewarnai sehingga menimbulkan kejenuhan

bagi anak itu sendiri; b) kondisi guru yang kurang stabil; c) kurangnya minat dari

anak, yang mana anak lebih cendrung bermain, bercerita, bahkan ada anak yang

didalam kegiatan berlangsung tidur-tiduran; d) kurangnya motivasi yang diberikan

kepada anak; e) lemahnya penguatan atau hampir sama sekali tidak adanya

penguatan yang dilakukan atau yang diberikan kepada anak; f) didalam kelas

adanya anak yang berkebutuhan khusus;g) kurangnya penguasaan kelas;h)

dikarenakan gurunya baru memegang kelas setahun belakangan yang pada

mulanya guru tersebut adalah tenaga administrasi atau tata usaha yang kurang

berpengalaman dalam mengajar.

c. Usaha Guru Dalam Mengatasi sikap prilaku Anak Di Dalam Kegiatan


Pembelajaran

Didalam kegiatan pembelajaran tentu ada hambatan- hambatan yang muncul

pada saat kegiatan tersebut berlangsung, salah satunya yaitu dalam ha1 kurangnya

perhatian anak. Namun, bagaimanapun hambatan- hambatan tersebut muncul tentu

ada cara untuk mengatasinya dan usaha yang dilakukan agar hambatan tersebut

dapat teratasi. Berdasarkan hasil wawancara pewawancara dengan narasumber 1

yaitu guru kelas B2 pada tanggal 20 September 2012 sebagai berikut. " iya, ada

anak yang dapat melakukan perintah, karena anak mendengarkan apa yang

diperintahkan. Bagi yang tidak karena anak tidak mengerti apa yang diperintahkan."

Berdasarkah hasil wawancara pewawancara dengan narasumber 2 yaitu

kepala sekolah pada tanggal 17 September 2012. Hal yang sama juga diungkapkan

oleh kepala sekolah Ibu NS sebagai berikut: " iya, ada yang dapat karena

Anda mungkin juga menyukai