Anda di halaman 1dari 18

CRITICAL JOURNAL REVIEW

MK. KETERAMPILAN
PENDIDIKAN KONSEP PAUD

PRODI S1 PGSD-FIP

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI


KETERLAMBATAN PERKEMBANGAN ANAK
TAMAN KANAK-KANAK
(Moonik P, Dkk)

Nama Mahasiswa : Humairoh Purba


Nim : 1193311062
Jurusan : Pendidikan Pra Dan Sekolah Dasar
Prodi : Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Kelas : H Pgsd
Dosen Pengampu :Santa Murni Situmorang, SE, M.Pd
Mata Kuliah : Keterampilan Pendidikan Konsep
PAUD

PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN GURU


SEKOLAH DASAR
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN –
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
MEDAN
NOVEMBER
2019
2
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkatnya saya dapat
menyelesaikan tugas critical journal report ini. Di sini saya mengkritik sebuah jurnal yang
berjudul “FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KETERLAMBATAN
PERKEMBANGAN ANAK TAMAN KANAK-KANAK ” yang di tulis oleh Moonik P,Dkk.
Saya mengucapkan terimakasih kepada dosen pengampu Santa Murni Situmorang,
SE, M.Pd sebagai dosen mata kuliah “Keterampilan Pendidikan Konsep PAUD”.
Saya telah berusaha dengan segenap tenaga dan pikiran, tetapi karena kemampuan
pengetahuan dan pengalaman yang masih sangat terbatas maka dengan kerendahan hati saya
menyadari bahwa tulisan ini masih jauh sempurna, baik isi, susunan maupun tata bahasa.
walaupun demikian harapan saya tentang tulisan ini dapat berguna dan bermanfaat bagi yang
membaca.
Oleh sebab itu saya mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari
semua pihak demi kesempurnaan tulisan ini.

Medan, November 2019

Penulis
Humairoh Purba
1193311062

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR....................................................................................................i
DAFTAR ISI ..................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN ..............................................................................................1
A. RASIONALISASI PENTINGNYA CBR...........................................................1
B. TUJUAN PENULISAN CBR.............................................................................1
C. MANFAAT CBR................................................................................................1
D. IDENTITAS BUKU YANG DIREVIEW..........................................................1

BAB II RINGKASAN ISI ARTIKEL............................................................................3


Review Jurnal 1...............................................................................................................3
A. ABSTRAK..........................................................................................................3
B. PENDAHULUAN..............................................................................................3
C. DESKRIPSI ISI..................................................................................................4

Review Jurnal 2...............................................................................................................7


A. PENDAHULUAN..............................................................................................7
B. DESKRIPSI ISI .................................................................................................9

BAB III PEMBAHASAN...............................................................................................11


A. KELEBIHAN DAN KEKURANGAN...............................................................11

BAB IV PENUTUP........................................................................................................13
A. KESIMPULAN...................................................................................................13
B. SARAN...............................................................................................................13

DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................14

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. RASIONALISASI (LATAR BELAKANG) PENTINGNYA CJR

Sering kali kita bingung memilih referensi jurnal untuk kita baca dan pahami.
Terkadang kita memilih satu jurnal,namun kurang memuaskan hati kita. Misalnya dari segi
analisis bahasa, pembahasan tentang perkembangan anak usia dini.
Oleh karena itu, penulis membuat Critical Jurnal Review ini untuk mempermudah
pembaca dalam memilih referensi jurnal, terkhusus pada pokok bahasan tentang Faktor-
Faktor Yang Mempengaruhi Keterlambatan Perkembangan Anak Taman Kanak-Kanak dan
memberikan pengetahuan kepada pembaca tentang kelebihan dan kekurangan jurnal yang
dipilih

B. TUJUAN PENULISAN CJR


1. Menumbuh kembangkan pengetahuan dan wawasan akan ilmu pengetahuan tentang
Perkembangan Anak Usia Dini
2. Menjelaskan tentang konsep-konsep penting yang berhubungan dengan
Perkembangan Anak Usia Dini

C. MANFAAT CJR

Manfaat yang ingin dicapai penulis dalam critical journal review ini adalah untuk
mengajak pembaca lebih memahami secara mendalam mengenai kelebihan dan kekurangan
jurnal yang berjudul Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Keterlambatan Perkembangan Anak
Taman Kanak-Kanak.

D. IDENTITAS JURNAL YANG DIREVIEW

Jurnal 1
1. Judul Artikel : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Keterlambatan
Perkembangan Anak Taman Kanak-Kanak
2. Nama jurnal : Jurnal e-Clinic (eCl)
3. Pengarang Artikel : Moonik P, Dkk

1
4. Penerbit : Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi
Manado
5. Tahun Terbit : 2015
6. Volume dan Nomor : Volume 3, Nomor 1
7. Halaman : 9 halaman
8. Nomor ISSN :-
9. Alamat Situs : file:///D:/jurnal/6752-13208-1-SM.pdf

Jurnal 2

1. Judul Artikel : Metode Stimulasi dan Perkembangan Emosi Anak


Usia Dini
2. Nama Journal : JURNAL PSIKOLOGI
3. Pengarang Artikel : Wisjnu Martani
4. Penerbit : Fakultas Psikologi Universitas Gadjah Mada
5. Tahun Terbit : 2012
6. Volume dan Nomor : Volume 39, Nomor 1
7. Halaman : 9 halaman
8. Nomor ISSN :-
9. Alamat Situs :
file:///D:/jurnal/Metode_Stimulasi_dan_Perkembangan_Emosi.pdf

2
BAB II
RINGKASAN ISI ARTIKEL
Review Jurnal 1
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KETERLAMBATAN
PERKEMBANGAN ANAK TAMAN KANAK-KANAK
A. ABSTRAK

Perkembangan adalah bertambahnya kemampuan dan keterampilan dalam struktur


fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam pola yang teratur dan dapat diramalkan, sebagai
hasil proses pematangan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor apa saja yang
mempengaruhi keterlambatan perkembangan pada anak taman kanak-kanak. Penelitian ini
merupakan penelitian deskriptif analitik dengan desain penelitian potong lintang. Sampel
penelitian adalah 94 anak yang memenuhi kriteria inklusi di Taman Kanak-Kanak Kecamatan
Passi Timur Kabupaten Bolaang Mongondow bulan oktober–november 2014. Perkembangan
di nilai dengan menggunakan KPSP, dengan nilai ≤ 6 dikatakan keterlambatan. Analisis data
dilakukan dengan analisis bivariate dengan uji statistic chi square test.Hasil penelitian
memperlihatkan infeksi ibu pada masa prenatal, status gizi, pemberian ASI, perawatan
kesehatan, pendapatan orangtua, pendidikan orangtua dan jumlah saudara tidak memiliki
hubungan bermakna terhadap keterlambatan perkembangan anak dimana nilai (p=0,05).
Berat lahir rendah berisiko 2,4 kali lipat untuk mengalami keterlambatan perkembangan (KI
95%: 0,9-0,7; p=0,042). Kepadatan hunian berisiko 3,8 kali lipat untuk mengalami
keterlambatan perkembangan (KI 95% :0,8-17,6; p=0,038). Simpualn: Berat lahir rendah dan
kepadatan hunian berhubungan dengan keterlambatan perkembangan anak. Kata kunci:
Perkembangan, berat lahir rendah, kepadatan hunian.

B. PENDAHULUAN

Anak merupakan dambaan setiap keluarga. Selain itu, setiap keluarga juga
mengharapkan anaknya kelak bertumbuh kembang optimal (sehat fisik, mental/kognitif, dan
sosial), dapat dibanggakan serta berguna bagi nusa dan bangsa. Sebagai aset bangsa, anak
harus mendapat perhatian sejak mereka masih di dalam kandungan sampai mereka menjadi
manusia dewasa.
Perkembangan adalah perubahan yang bersifat kuantitatif dan kualiatif.
Perkembangan adalah bertambahnya kemampuan dan keterampilan dalam struktur fungsi

3
tubuh yang lebih kompleks dalam pola yang teratur dan dapat diramalkan, sebagai hasil
proses pematangan. Perkembangan menyangkut adanya proses diferensiasi dari sel-sel tubuh,
jaringan tubuh, organ-organ, dan sistem organ yang berkembangan sedemikian rupa sehingga
masing-masing dapat memenuhi fungsinya. Termasuk juga perkembangan emosi, intelektual,
dan tingkah laku sebagai hasil interaksi dengan lingkungannya.
Perkembangan merupakan perubahan yang bersifat progresif, terarah dan
terpadu/koheren. Progresif mengandung arti bahwa terdapat hubungan yang pasti antara
perubahan yang terjadi pada saat ini, sebelumnya dan berikutnya.
Pada umumnya anak memiliki pola perkembangan normal yang merupakan hasil
interaksi banyak faktor yang mempengaruhi perkembangan anak. Faktor-faktor tersebut
adalah faktor genetik dan faktor lingkungan diantaranya biofisiko-psikososial, yang bisa
menghambat dan mengoptimalkan perkembangan anak. Faktor lingkungan secara garis besar
di bagi menjadi faktor lingkungan prenatal, faktor lingkungan perinatal dan faktor lingkungan
pascanatal.
Pengaruh lingkingan terhadap tumbuh kembang anak sangat kompleks, tidak hanya
keluarga, melainkan juga masyarakat disekitar anak, lingkungan biologis, lingkungan fisik,
ekonomi-politik, serta sosial budaya. Perkembangan anak juga mengacu pada terpenuhinya
kebutuhan anak akan ASUH, ASIH, dan ASAH.

C. DESKRIPSI ISI

METODE PENELITIAN
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif analitik dengan desain penelitian cross
sectional (potong lintang). Penelitian ini bertempat di taman kanak-kanak yang berada di
wilayah Kecamatan Passi Timur Kabupaten Bolaang Mongondow. Waktu penelitian
dilakukan pada bulan Oktober-November 2014. Populasi penelitian adalah semua anak-anak
di wilayah Kecamatan Passi Timur Kabupaten Bolaang Mongondow dan semua orang tua
yang bersedia mengikuti penelitian dengan menandatangani informed consent. Sampel adalah
anak yang mengalami keterlambatan perkembangan di wilayah Kecamatan Passi Timur
Kabupaten Bolaang Mongondow yang termasuk kriteria inklusi. Data yang diperoleh
kemudian dikumpulkan, diolah dan disusun dengan menggunakan program Microsoft Office
Word dan SPSS (Statistical Program for Social Science). Analisis data dilakukan dengan
analisis bivariate dengan uji statistic chi square test berdasarkan variabel gizi, pemberian ASI,

4
perawatan kesehatan, kepadatan hunian, pekerjaan/pendapatan keluarga, pendidikan
ayah/ibu, jumlah saudara dan perkembangan anak.

BAHASAN
Penelitian ini dilaksanakan di taman kanak-kanak yang berada di wilayah Kecamatan
Passi Timur Kabupaten Bolaang Mongondow. Sampel adalah anakanak dengan usia 4-5
tahun dan orangtua yang bersedia mengikuti penelitian, dan tercatat sebanyak 94 sampel.
Dari 94 sampel, 51 diantaranya adalah perempuan 54,3% dan laki-laki 45,7%. Dari 94
sampel tersebut, diperoleh 69 anak dengan presentase 73,4 mengalami perkembangan sesuai
usia dan 25 anak (26,6%) mengalami keterlambatan perkembangan.
Berdasarkan uji Pearson Chi-Square hasil penelitian didapatkan bahwa infeksi ibu
pada masa prenatal tidak memiliki hubungan bermakna terhadap keterlambatan
perkembangan anak dimana p = 0,349. Hasil penelitian yang peroleh tidak bermakna karena
nilai p > 0,05. Hasil penelitian ini dibandingkan dengan teori yang menyatakan bahwa;
Infeksi intrauterine yang sering menyebabkan cacat bawaan ialah TORCH (toxoplasmosis,
rubella, cytomegalovirus, herpes simplex). Sedangkan, infeksi lainnya yang juga dapat
menyebabkan penyakit pada janin adalah varisella, coxsakie, echovirus, malaria, sifilis, HIV,
polio, campak, listeriosis, leptospira, mikoplasma, virus influenza, dan virus hepatitis.
Tidak didapatkanya hubungan bermakna karena dalam penelitian ini peneliti tidak
melakukan pemeriksaan serologi untuk menunjang diagnosis TORCH. Peneliti hanya
melakukan anamnesis mengenai beberapa gejala seperti demam, merah dikulit dan keputihan
yang banyak. Jadi, mungkin infeksi yang dialami ibu bukan disebabkan karena TORCH.
Berdasarkan uji Pearson Chi-Square hasil penelitian didapatkan bahwa berat lahir
anak memiliki hubungan bermakna terhadap keterlambatan perkembangan anak dimana p =
0,042, dengan OR = 2,4. Hasil penelitian sebelumnya menyatakan bahwa 55,6% anak usia
prasekolah memiliki status gizi waktu lahir baik dan sebanyak 44,4% anak usia prasekolah
memiliki status gizi dengan BBLR.
Pada saat ini mereka sedang mengalami proses pertumbuhan relatif pesat, dan
memerlukan zat-zat gizi dalam jumlah relatif besar. Pertumbuhan yang relatif pesat misalnya
pertumbuhan fisik dan perkembangan kecerdasan.18Menurut Gutama (2004) anak yang lahir
dengan BBLR akan mengalami gangguan fungsi kognitif dan kecerdasan intelegtual pada
usia pra sekolah.
Berdasarkan uji Fisher’s Exact Test hasil penelitian didapatkan bahwa status gizi anak
tidak memiliki hubungan bermakna terhadap keterlambatan perkembangan anak dimana p =

5
0,463. Hasil penelitian ini dibandingkan dengan penelitian sebelumnya menyatakan bahwa
prevalensi gangguan pertumbuhan pada anak usia sekolah di Indonesia sebesar 32% di
pedesaan dan 18% di wilayah perkotaan. Anak yang kurang gizi akan berpotensi mengalami
gangguan pertumbuhan fisik dan perkembangan mentalnya.
Berdasarkan uji Pearson Chi-Square hasil penelitian didapatkan bahwa pemberian
ASI tidak memiliki hubungan bermakna terhadap keterlambatan perkembangan anak dimana
p = 0,316. Hasil penelitian ini tidak sebanding dengan penelitian yang dilakukan oleh Ni
Made di Puskesmas Karanganyar tahun 2010 bahwa terdapat hubungan yang signifikan
antara pemberian ASI dengan perkembangan bayi.
Penelitian Novita dkk (2007) di lingkungan Cigondewah, Bandung menyimpulkan
bahwa aspek kognitif pada bayi yang mendapat ASI eksklusif memberi hasil yang baik
dibandingkan dengan bayi yang tidak mendapat ASI eksklusif.21 Hubungan pemberian ASI
tidak bermakna dengan keterlambatan perkembangan mungkin disebabkan oleh kualitas dan
kuantitas pemberian ASI yang tercapai dengan baik.
Berdasarkan uji Fisher’s Exact Test hasil penelitian didapatkan bahwa perawatan
kesehatan anak tidak memiliki hubungan bermakna terhadap keterlambatan perkembangan
anak dimana p = 0,172. Hubungan perawatan kesehatan tidak bermakna dengan
keterlambatan perkembangan mungkin disebabkan oleh semakin tingginya tingkat kesadaran
perawatan kesehatan oleh orangtua ketika anak sakit, imunisasi yang rutin, termasuk
pemantauan pertumbuhan, dengan menimbang anak secara rutin setiap bulan.
Berdasarkan uji Pearson Chi-Square hasil penelitian didapatkan bahwa kepadatan
hunian memiliki hubungan bermakna terhadap keterlambatan perkembangan anak dimana p
= 0,038, dengan OR = 3,8. Jadi, tingkat kepadatan hunian mempunyai hubungan yang
bermakna secara statistik dengan kejadian keterlambatan perkembangan. Hasil penelitian ini
sama seperti teori yang menyatakan bahwa keadaan perumahan yang layak, dengan
konstruksi bangunan yang tidak membahayakan penghuninya, serta tidak penuh sesak, akan
menjamin kesehatan penghuninya. Kesehatan penghuninya berarti mencakup aspek
perkembangan anak.
Berdasarkan uji Pearson Chi-Square hasil penelitian didapatkan bahwa pendapatan
keluarga tidak memiliki hubungan bermakna terhadap keterlambatan perkembangan anak
dimana p = 0,057. Itu mungkin disebabkan karena pendapatan masyarakat diatas rata-rata
yang berimplikasi kepada pemenuhan segala bentuk kebutuhan yang berdampak kepada
pertumbuhan anak yang baik.

6
Berdasarkan uji Pearson Chi-Square hasil penelitian didapatkan bahwa pendidikan
orangtua tidak memiliki hubungan bermakna terhadap keterlambatan perkembangan anak
dimana p = 0,124. Hubungan pendidikan orangtua tidak bermakna dengan keterlambatan
perkembangan mungkin.

Review Jurnal 2
METODE STIMULASI DAN PERKEMBANGAN EMOSI ANAK USIA DINI
A. PENDAHULUAN

Masa usia dini merupakan “golden age period”, artinya merupakan masa emas untuk
seluruh aspek perkembangan manusia, baik fisik, kognisi emosi maupun sosial. Salah satu
aspek perkembangan yang penting bagi anak usia dini adalah aspek emosi. Merangkum
pendapat Goleman, Izard dan Ackerman, Le Doux, (Hansen & Zambo 2007) emosi adalah
perasaan yang secara fisiologis dan psikologis dimiliki oleh anak dan digunakan untuk
merespons terhadap peristiwa yang terjadi disekitarnya. Emosi bagi anak usia dini merupakan
hal yang penting, karena dengan emosi anak dapat memusatkan perhatian, dan emosi
memberikan daya bagi tubuh serta mengorganisasi pikir untuk disesuaikan dengan
kebutuhan. Lebih lanjut Hansen dan Zambo (2007) menjelaskan tentang contoh fungsi emosi
dalam kehidupan anak usia dini, misal: takut adalah salah satu emosi yang digunakan untuk
”survival”. Pada saat emosi takut muncul pada anak, maka anak menjadi sadar terhadap
lingkungan dan menimbulkan sikap hati-hati pada diri anak. Senyum merupakan ekspresi
emosi senang, dengan senyum anak akan mampu memberikan tanda kepada sekitarnya
tentang situasi yang dialami dan kebutuhan untuk melakukan hubungan antar pribadi. Singkat
kata emosi membantu anak sepanjang waktu untuk bertahan dan berkomunikai dengan
lingkungan. Emosi berkembang sepanjang waktu, emosi pada anak usia dini berkembang dari
yang sederhana menjadi ke suatu kondisi yang lebih kompleks. Emosi berkembang sebagai
hasil interaksi dengan lingkungan. Menurut Bronfenbreuner (Santrock, 2006) ada sejumlah
sistem yang berpengaruh terhadap perkembangan anak yaitu mikrosistem, mesosistem,
eksosistem, makrosistem dan kronosistem. Salah satu sistem yang paling kuat dan langsung
pengaruh nya terhadap perkembangan anak adalah mikrosistem. Adapun yang dimaksud
dengan lingkungan mikro oleh Bronfenbreuneur adalah situasi lingkungan yang
menyebabkan anak dapat melakukan kontak langsung dan saling mempengaruhi. Lingkungan
mikro mempunyai peran khusus dalam perkembangan anak, karena dalam mikrossitem ini
terdapat unsur orangtua, guru dan juga mencakup kuantitas.dan kualitas pengasuhan.

7
Anak berkembang melalui interaksi dengan lingkungan. Salah satu lingkungan yang
berperan adalah orang tua. Namun pada tahun terakhir jumlah orang tua terutama ibu yang
bekerja semakin meningkat; pada saat yang bersamaan muncul kelompok atau lembaga yang
menyelenggarakan pendidikan di luar rumah untuk anak usia dini. Kondisi ini seolah gayung
bersambut dengan kebutuhan orangtua untuk tetap dapat mendapatkan cara yang dianggap
sesuai untuk perkembangan anak. Orang tua berharap bahwa di Taman Kanak-kanak (TK)
anak akan mendapatkan stimulasi yang memadai bagi perkembangan anak. Pada lingkungan
belajar di luar rumah atau di TK, anak akan belajar dan mendapat stimulasi. Melton (dalam
Ben-Arieh, et al, 2009) berpendapat bahwa sekolah merupakan lingkungan utama bagi proses
perkembangan anak, dan berperan dalam menciptakan kegiatan untuk kesejahteraan anak.
Namun pada kenyataannya tidak semua anak mendapatkan perkembangan yang optimal,
bahkan anak mengalami developmental delay atau developmental problems.
Lickona (dalam Woolfolk, 2006) mengatakan bahwa variasi dalam situasi akan
menghasilkan variasi dalam perilaku. Suasana yang dibangun dalam satu situasi yang
mendekati kehidupan yang sebenarnya, dapat menyebabkan anak menjadi kaya akan
pengalaman. Anak tidak saja berpikir dan bertindak dari sisi kognitifnya saja, namun juga
menggunakan atau mengasah ranah non kognitifnya. Dengan demikian mereka dapat
berkembang secara optimal menjadi manusia seutuhnya (secara horisontal dan vertikal).
Pendidikan anak usia dini merupakan suatu bentuk stimulasi yang pada dasarnya
adalah upaya-upaya intervensi yaitu menciptakan lingkungan sekitar anak usia dini agar
mampu menstimulasi seluruh aspek perkembangan anak. Intervensi merupakan sejumlah
informasi yang diatur melalui pembelajaran tertentu untuk pertumbuhan, perkembangan
maupun perubahan perilaku. Menurut Mashar (2007), mengutip pendapat Foot et al
mengatakan bahwa anak yang mengalami hambatan ataupun problema perkembangan, tidak
akan berkembang secara optimal. Terjadinya problema dalam perkembangan emosi pada
anak usia dini salah satunya dipengaruhi oleh guru. Penelitian Mashar (2007) menunjukkan
bahwa guru yang telah dilatih untuk mendampingi anak, ternyata anak mampu berperilaku
dengan baik. Penelitian yang dilakukan oleh Puspitasari (2009) juga menunjukkan bahwa
guru yang dilatih dapat meningkatkan kemampuan berkomunikasi pada anak usia dini, dan
dalam mengurangi terjadinya problema perkembangan pada anak.

8
B. DESKRIPSI ISI

METODE
Pada penelitian ini sejumlah 30 orang guru TK menjadi subjek penelitian. Guru
yang menjadi subjek penelitian berjenis kelamin perempuan, dengan latar belakang
pendidikan yang bervariasi. Ada guru yang latar belakang pendidikannya SMA, SPG, dan
Sarjana. Pengalaman menjadi guru TK cukup bervariasi, minimal telah berpengalaman lima
tahun dan paling lama 33 tahun. Subjek penelitian adalah guru dari tiga TK yang berada di
Kota Yogyakarta, mereka semua mengampu kelas, yang dalam setiap kelas terdiri 12 anak
sampai dengan 25 anak.
Cara pengumpulan data Data dikumpulkan melalui:
1. Wawancara. Untuk memperoleh informasi tentang pemahaman guru terhadap cara
stimulasi dan perkembangan emosi anak., digunakan wawancara: secara individual
terhadap guru. Wawancara dilakukan berdasarkan panduan wawancara yang telah
disusun.
2. Observasi dilakukan untuk memperoleh data tentang perilaku dan kegiatan subjek
dalam proses pembelajaran dan pemberian stimulasi yang dilakukan di kelas.
Observasi data ini digunakan juga untuk checking terhadap hasil wawancara dan self
report.

Pelaksanaan penelitian dilakukan melalui tahap persiapan yang meliputi penentuan,


penyusunan pedoman wawancara dan self report. Subjek diperoleh dengan mendatangi
beberapa TK yang ada di Kota Yogyakarta dan sekitarnya. Berdasarkan kesediaan mereka
terpilih 30 orang guru TK. Setelah itu dilakukan pelaksanaan penelitian dengan
menggunakan wawancara untuk mengumpulkan informasi tentang pengertian guru terhadap
capaian perkembangan emosi anak usia dini, dan tentang cara memberi stimulasi pada anak.
Selain itu dilakukan pula pengisian self report untuk mengumpulkan informasi tentang
pemahaman guru terhadap stimulasi emosi, bentuk dan cara memberikan stimulasi. Setelah
data terkumpul dilakukan analisis.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif deskriptif.
Analisis dilakukan dengan pendekatan fenomenologis, observasi dan self report.

BAHASAN
Berdasarkan informasi yang diberikan oleh subjek penelitian melalui wawancara dan
self report (isian kuesioner terbuka), diperoleh hasil sebagai berikut:

9
1. Pemahaman guru tentang stimulasi Subjek penelitian mengatakan paham tentang
stimulasi dan pemberian stimulasi dalam memberikan stimulasi di sekolah,
disampaikan dalam tujuan kurikulum dengan membuat persiapan untuk kegiatan
belajar mengajar pada hari itu atau yang dikenal sebagai SKH, serta mempersiapan
alat peraga yang akan digunakan pada hari itu, mempersiapkan evaluasi untuk anak
usia dini.
2. Guru memahami emosi sebagaimana aspek perkembangan yang lain, namun mereka
kurang memahami bahwa ada keunikan dan variasi dalam perkembangan emosi anak,
kalau anak menunjukkan emosi yang berbeda dengan anak yang lain di kelas maka
anak tersebut dinilai sebagai anak yang sedang mengalami masalah. Sebenarnya guru
cukup mampu mengenali masing-masing anak yang berada di kelasnya, dan guru
membutuhkan waktu sekitar 2-4 minggu untuk mengenal masing-masing murid, dan
melalui amatan mereka mengenali kondisi murid. Namun mereka lebih pada
kemampuan kognitif saja, karena data dilapangan menunjukkan bahwa anak dikenali
sebagai anak yang mempunyai masalah apabila anak tidak menunjukkan perilaku
ataupun kinerja sebagaimana anak yang lain.
3. Upaya guru untuk menstimulasi perkembangan emosi anak. Subjek penelitian
menyatakan bahwa cara yang dipakai untuk menstimulasi perkembangan emosi tidak
ada yang spesifik, dan mereka menggunakan cara sebagaimana yang telah ditetapkan
dalam panduan. Mereka menyiapkan kegiatan menggambar sebagai sarana untuk
mengekspresikan pikiran dan perasaan anak. Dari penelitian diketahui pula bahwa
guru banyak menggunakan benda dan permainan yang berupa balok-balok, buku
ceritera, kaset/CD untuk berceritera dan mendengarkan lagu dan alasan yang
dikemukakan oleh guru, karena media tersebut dapat untuk meningkatkan
kemampuan bahasa dan keterampilan anak dalam membaca, yang notabene
merupakan bentuk dari prestasi akademis atau lebih cenderung mengasah kemampuan
kognitif saja.

10
BAB III
PEMBAHASAN
A. KELEBIHAN DAN KEKURANGAN
1. Kelebihan

Jurnal 1
Jurnal yang ditulis oleh Moonik P, Dkk yang berjudul Faktor-Faktor Yang
Mempengaruhi Keterlambatan Perkembangan Anak Taman Kanak-Kanak ini menurut saya
sudah sangat lengkap. Jurnal ini juga sesuai dengan apa yang sedang saya pelajari pada saat
ini, yaitu tentang pertumbuhan dan perkembangan anak usia dini.
Pada bagian bahasa pada jurnal ini juga sudah sangat baik dan materi di jelaskan
secara terperinci. Selain itu, menurut saya jika bahasanya mudah di pahami itu akan
menambah nilai plus tersendiri, karena jika bahasanya mudah dipahami maka materi yang
sudah di jelaskan pun juga akan lebih mudah kita mengerti.

Jurnal 2
Jurnal yang di buat oleh Wisjnu Martani mengenai Metode Stimulasi dan
Perkembangan Emosi Anak Usia Dini ini sudah sangat bagus.
Materi-materi yang di muat dalam jurnal ini juga sesuai dengan materi yang saya
pelajari di mata kuliah Keterampilan Penerapan Konsep PAUD. Bahasa yang di gunakan oleh
penulis juga mudah di pahami sehingga memudahkan saya ketika membacanya dan kita bisa
langsung mengerti apa yang di maksud kata-kata di dalam jurnal ini.

11
2. Kekurangan

Jurnal 1
Pada Jurnal yang ditulis oleh Moonik P, Dkk yang berjudul Faktor-Faktor Yang
Mempengaruhi Keterlambatan Perkembangan Anak Taman Kanak-Kanak ini dalam
bahasanya memang sudah bagus tetapi memang masih ada beberapa kata yang bahasanya
sangat sulit di mengerti. Tetapi selebihnya jurnal pertama ini sudah bagus.

Jurnal 2
Jurnal yang di buat oleh Wisjnu Martani mengenai Metode Stimulasi dan
Perkembangan Emosi Anak Usia Dini ini belum begitu jelas, dan jurnal ini memiliki abstrak
bahasa ingris tidak menggunakan bahasa indonesia.

12
BAB IV
PENUTUP
A. KESIMPULAN

Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa berat lahir rendah dan kepadatan
hunian berhubungan dengan keterlambatan perkembangan anak. Berdasarkan temuan dalam
penelitian ini dapat disimpulkan bahwa pemahaman guru terhadap cara memberikan stimulasi
untuk perkembangan emosi anak usia dini masih belum memadai, karena guru lebih
menekankan pada pentingnya kemampuan kognisi pada anak, dan cenderung mengabaikan
perkembangan emosi pada anak, sehingga sangat memungkinkan terjadinya problem
perkembangan pada anak. Namun hal yang harus diperhatikan adalah kondisi ini terkait
dengan nilai dan budaya yang ada disekitarnya. Karena faktor nilai dan budaya merupakan
hal yang ikut menentukan orientasi pendidikan untuk anak usia, dan secara mempengaruhi
penentuan standar perilaku dan cara mendidik anak.

B. SARAN
1. Perlu adanya pencegahan terhadap risiko kelahiran bayi dengan berat lahir rendah.
2. Perlu adanya perhatian orangtua mengenai kepadatan hunian.
3. Perlu penelitian lebih lanjut tentang faktor-faktor yang mempengaruhi
keterlambatan perkembangan pada anak.

13
DAFTAR PUSTAKA

file:///D:/jurnal/6752-13208-1-SM.pdf
file:///D:/jurnal/Metode_Stimulasi_dan_Perkembangan_Emosi.pdf

14

Anda mungkin juga menyukai